Anda di halaman 1dari 37

REFERAT

AMBLIOPIA
Pembimbing: dr. Sihol Enades, SpM
Disusun oleh: Evelyne Yolita (00000012178)
PENDAHULUAN
• Otak dan mata bekerja bersama untuk menghasilkan penglihatan. Cahaya
memasuki mata dan diubah menjadi sinyal saraf yang berjalan di
sepanjang saraf optik ke otak.

• Ambliopia adalah istilah medis yang digunakan ketika penglihatan di salah


satu mata berkurang karena mata dan otak tidak bekerja bersama dengan
benar. Mata itu sendiri terlihat normal, tetapi tidak digunakan secara
normal karena otak lebih menyukai menggunakan mata yang lain.
PENDAHULUAN
• Prevalensi ambliopia di seluruh dunia sekitar 1% sampai 5%. Penyebab ambliopia
adalah anisometropia (50%), strabismus (19%), anisometropia dan strabismus
(27%), dan visual deprivation (4%).
• Biasanya ambliopia disebabkan oleh kurangnya rangsangan untuk meningkatkan
perkembangan penglihatan.

• Beratnya ambliopia berhubungan dengan lamanya mengalami kurangnya


rangsangan untuk perkembangan penglihatan makula.

• Kegagalan untuk mendiagnosis dan mengobati ambliopia sebelum usia 8 tahun


dapat menyebabkan gangguan penglihatan seumur hidup.
FISIOLOGI MATA
JALUR PENGLIHATAN
TAJAM PENGLIHATAN

• Sistem optik bola mata ini bersifat transparan dan terdiri atas kornea,
humor akuos, lensa, korpus atau badan vitreus, serta retina.

• Tajam penglihatan (visual acuity) adalah kemampuan untuk mengenali


dua objek sebagai objek-objek yang terpisah secara spatial, atau pada
prinsipnya merupakan kemampuan resolusi sistem penglihatan.

• Tajam penglihatan yang dianggap standar atau normal adalah 6/6


(dalam satuan meter) atau 20/20 (dalam satuan feet) atau lebih baik.
TAJAM PENGLIHATAN
• Tajam penglihatan dapat dibedakan menjadi tajam penglihatan jauh dan
dekat. Tajam penglihatan jauh biasanya diukur secara subjektif
menggunakan kartu/papan Snellen.

• Apabila pasien tidak bisa mengidentifikasi huruf terbesar pada papan


Snellen (<6/60), tajam penglihatan dapat diukur dengan memeriksa
pada jarak lebih dekat atau kurang dari 6 meter, dengan meminta pasien
menghitung jari.
TAJAM PENGLIHATAN
• Jika sedekat 1 meter pun pasien tidak dapat menghitung jari, dilakukan
tes lambaian tangan (pada jarak 1 meter). Pasien yang mampu
mengidentifikasi arah lambaian tangan dinyatakan memiliki tajam
penglihatan 1/300 (hand movement).

• Tajam penglihatan yang lebih buruk daripada lambaian tangan diukur


dengan tes persepsi cahaya (light perception), dengan meminta pasien
membedakan gelap atau terang dari sinar senter yang diberikan.
TAJAM PENGLIHATAN
Ketajaman penglihatan anak baru dapat diukur secara kuantitatif pada
usia 2 tahun. Perkembangan penglihatan berkembang cepat sampai usia
2 tahun dan mencapai penglihatan normal pada usia 5 tahun.
PENGLIHATAN TUNGGAL BINOKULAR
• Setiap mata memandang suatu objek dari sudut pandang yang sedikit
berbeda, walaupun tumpang tindih. Area tumpang tindih yang dilihat
oleh kedua mata pada saat yang sama dikenal sebagai penglihatan
binokular (penggunaan dua mata secara bersamaan).

• Penglihatan binokular dapat memperluas lapang pandangan dan


membangun penglihatan stereoskopik.
PENGLIHATAN TUNGGAL BINOKULAR
Sebagai konsekuensinya adanya input dari dua mata, jika kita memandang
sebuah objek, sesungguhnya otak kita dihadapkan pada dua gambar yang
terpisah secara fisik. Akan tetapi, meskipun memang terdapat dua gambar
fisik terpisah, hanya ada satu objek yang dipersepsikan atau “terlihat”.
Kemampuan untuk mempersepsi atau “melihat” dua input gambar
binokular tadi secara serentak sebagai satu gambar tunggal dikenal sebagai
kemampuan penglihatan tunggal binokular.
PENGLIHATAN TUNGGAL BINOKULAR
• Jika gambar tidak dapat dilebur (fusi) dengan baik karena belum jatuh
tepat di fovea, otak akan mengarahkan otot agar lebih segaris dengan
objek. Gerakan kedua bola mata untuk menyegariskan diri kearah objek
yang dituju adalah fusi motorik.

• Fusi motorik ini merupakan syarat untuk terjadinya fusi sensorik, yaitu
proses neurofisiologik di area sensorik visual otak untuk
mengintergrasikan data visual dari dua mata menjadi satu.
PENGLIHATAN TUNGGAL BINOKULAR
Terkadang kedua gambar tidak berhasil digabungkan. Kondisi ini dapat
terjadi karena dua alasan :

- Kedua mata tidak terfokus pada objek yang sama secara bersamaan
karena kelumpuhan otot mata eksternal kedua mata

- Informasi binokular tidak terintegrasi dengan benar selama pemrosesan


visual
PENGLIHATAN TUNGGAL BINOKULAR
• Jika diplopia terjadi dalam kurun waktu usia hingga 7-8 tahun, otak bisa
melakukan adaptasi sensorik untuk mengatasi diplopia tersebut dan
mempertahankan fusi. Pada orang dewasa, adaptasi sensorik tidak bisa
lagi terjadi.

• Bentuk adaptasi bisa berupa:

- Supresi

- Anomalous retinal correspondence (ARC)


AMBLIOPIA
DEFINISI

• Ambliopia atau dikenal juga dengan “lazy eye” atau mata malas
adalah penurunan ketajaman penglihatan yang disebabkan oleh
pengalaman visual abnormal yang berkepanjangan pada anak-anak
dibawah umur 7 tahun, dapat terjadi unilateral atau bilateral (jarang),
tanpa ditemukannya kelainan pada mata ataupun jalur visualnya.

• Ketajaman visual bisa 20/200 atau lebih buruk


EPIDEMIOLOGI
• Ambliopia sangat umum terjadi selama masa kanak-kanak, dengan
prevalensi di seluruh dunia berkisar antara 0,2% dan 6,2%.

• Secara total, 5,8–11,6% populasi Amerika Serikat, Eropa Barat, dan


Australia menderita hipermetropia dan 16,4–26,6% menderita miopia
FAKTOR RISIKO
• Faktor risiko ambliopia lebih sering terjadi pada anak-anak yang
prematur, kecil untuk usia kehamilan, mengalami keterlambatan
perkembangan, atau memiliki anggota keluarga yang mengalami
ambliopia.

• Faktor lingkungan, termasuk ibu yang merokok dan penggunaan


narkoba atau alkohol selama kehamilan masih kontroversial.
MANIFESTASI KLINIS
Tanda ambliopia dapat dilihat dari kebiasaan pasien sehari-hari dalam melihat
objek, seperti:
- Memiringkan kepala pada saat melihat objek
- Duduk terlalu dekat dengan objek
- Menutup satu mata saat membaca
- Mata terasa lelah
- Memanfaatkan jari telunjuk pada saat membaca
KLASIFIKASI (berdasarkan etiologi)

a. Ambliopia Strabismik

 Bentuk paling umum ambliopia ini terjadi pada mata yang mengalami
strabismus (juling), dimana kedudukan bola mata tidak sejajar sehingga
hanya satu mata yang diarahkan pada benda yang dilihat.

 Ambliopia strabismik ini dapat terjadi karena penglihatan binokular yang


abnormal, dimana terjadi penglihatan monokular yang terus menerus
pada mata yang menyimpang.
KLASIFIKASI (berdasarkan etiologi)

 Ambliopia strabismik
ditemukan pada penderita
esotropia (juling ke dalam) dan
jarang pada mata dengan
eksotropia (juling keluar).
 Bila mata baru mengalami
juling akan terjadi keluhan
Pada ambliopia strabismik dapat terjadi ambliopia diplopia atau penglihatan
supresi akibat proses mental dimana bayangan
pada satu mata diabaikan. ganda.
KLASIFIKASI (berdasarkan etiologi)

b. Ambliopia Anisometropia

 Ambliopia anisometropia terjadi akibat terdapatnya kelainan refraksi


kedua mata yang berbeda jauh.

 Ambliopia yang terjadi akibat ketidakmampuan mata berfusi, perbedaan


refraksi antara kedua mata, dan astigmat unilateral yang mengakibatkan
bayangan benda menjadi kabur.
KLASIFIKASI (berdasarkan etiologi)

c. Ambliopia Deprivasi
 Ambliopia deprivasi terjadi jika terdapat hambatan di manapun di sepanjang
sumbu penglihatan (kekeruhan media refraksi), sehingga terjadi
deprivasi/kekurangan stimulus sehingga menyebabkan terjadinya penurunan
pembentukan bayangan yang akhirnya menimbulkan ambliopia.
Penyebab utama adalah katarak kongenital atau katarak pada usia dini (katarak
juvenilis), selain itu juga dapat disebabkan oleh kekeruhan kornea dan
perdarahan vitreus.
KLASIFIKASI (berdasarkan etiologi)

d. Ambliopia (iso)ametropia
 Pada ambliopia ametropia atau iso-ametropia, penurunan visus ringan pada
kedua mata terjadi akibat kelainan refraksi yang relative hampir berimbang
antara kedua mata, yang tidak terkoreksi pada masa anak-anak sehingga
menyebabkan bayangan kabur di retina dan selanjutnya proses perkembangan
visual yang buruk.
 Ambliopia ametropia bilateral dapat terjadi akibat kesalahan refraktif simetris
yang tinggi.
DIAGNOSIS

Diagnosis ambliopia ditegakkan jika terdapat penurunan tajam


penglihatan (yang bukan disebabkan kelainan pada struktur bola mata)
yang tidak dapat dikoreksi secara maksimal menggunakan kacamata.
DIAGNOSIS
Terdapat beberapa tanda pada mata dengan ambliopia, seperti:

- Adanya anisokoria
-Berkurangnya penglihatan satu mata
- Tidak mempengaruhi penglihatan
-Menurunnya tajam penglihatan
warna
terutama pada fenomena crowding
- Biasanya daya akomodasi menurun
(tanda khas dari ambliopia) - ERG (Electroretinography) dan EEG
-Hilangnya sensitivitas kontras (Electroencefalography) penderita

- Mata mudah mengalami fiksasi ambliopia selalu normal yang berarti


tidak terdapat kelainan organik pada
eksentrik
retina maupun korteks serebri
PEMERIKSAAN AMBLIOPIA
a. Uji Crowding Phenomenon

Penderita diminta membaca huruf pada Snellen Chart sampai huruf


terkecil yang dibuka satu persatu atau yang diisolasi, kemudian isolasi
huruf dibuka dan pasien disuruh melihat sebaris huruf yang sama. Bila
terjadi penurunan tajam penglihatan dari huruf isolasi ke huruf dalam
baris maka ini disebut adanya fenomena ‘crowding’ pada mata tersebut.
Mata ini menderita ambliopia.
PEMERIKSAAN AMBLIOPIA
b. Uji Densiti Filter Netral
Diketahui bahwa pada mata yang ambliopia secara fisiologik berada dalam
keadaan beradaptasi gelap, sehingga bila pada mata ambliopia dilakukan uji
penglihatan dengan intensitas sinar yang direndahkan (memakai filter density
netral) tidak akan terjadi penurunan tajam penglihatan.
Dilakukan dengan memakai filter yang perlahan-lahan digelapkan sehingga
tajam penglihatan pada mata normal turun 50% pada mata ambliopia
fungsional tidak akan atau hanya sedikit menurunkan tajam penglihatan pada
pemeriksaan sebelumnya.
PEMERIKSAAN AMBLIOPIA
c. Uji Worth’s Four Dot

Uji untuk melihat penglihatan


binokular, adanya fusi,
korespondensi retina abnormal,
supresi pada satu mata dan
juling (strabismus).
PEMERIKSAAN AMBLIOPIA
d. Visuskop

Alat untuk menentukan letak fiksasi. Dengan melakukan visuskopi dapat


ditentukan bentuk fiksasi monokular pada ambliopia.
PENATALAKSANAAN

a. Oklusi mata yang sehat

Oklusi mata yang sehat untuk mendorong penggunaan mata yang


menderita ambliopia adalah pengobatan yang paling efektif.
Pemakaiannya sepanjang waktu atau paruh waktu, tergantung pada usia
pasien dan tingkat keparahan amblopia.
PENATALAKSANAAN
b. Penalisasi

Penalisasi, dimana penglihatan mata normal dikaburkan dengan atropine, ini


adalah metode alternatif. Ini mungkin bekerja dalam pengobatan ambliopia
sedang (6/24 atau lebih baik). Patch occlusion cenderung menghasilkan
respons yang lebih cepat daripada atropine. Atropine digunakan sebagai
cadangan jika pemakaian patch occlusion tidak teratur.
Follow-up

Secara umum, follow up harus dilakukan 2 sampai 3 bulan setelah


memulai pengobatan, tetapi waktunya akan bervariasi sesuai dengan
intensitas perawatan dan usia anak.
DIAGNOSIS BANDING
a) Gangguan refraksi tanpa ambliopia

Anak-anak pada gangguan refraksi dapat menyipitkan mata menciptakan efek


lubang jarum dan dapat memperbaiki penglihatan. Dalam ambliopia, visus
tidak membaik dengan menyipitkan mata dan juga tidak meningkatkan hasil
pada jarak pengujian tertentu.

b) Esotropia akomodatif

Esotropia akomodatif refraktif ini dapat ditatalaksana dengan kacamata sferis


positif koreksi penuh.
PROGNOSIS
Prognosis ambliopia sangat tergantung dari tingkat keparahan dan usia
saat mengalami ambliopia. Pada anak kecil dibawah usia 6 tahun,
pengobatan ambliopia dapat meningkatkan penglihatan dan dapat
mendorong perkembangan penglihatan binokular. Namun apabila
ambliopia gagal untuk didiagnosis dan diobati sebelum usia 8 tahun dapat
menyebabkan gangguan penglihatan seumur hidup.
PENCEGAHAN
Skrining penglihatan penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi ambliopia. Semakin dini kesalahan refraksi dan strabismus
yang terdeteksi dan diobati, semakin besar kemungkinan untuk
mencegah ambliopia.
THANKYOU 

Anda mungkin juga menyukai