Anda di halaman 1dari 18

Miopia

Pembimbing : dr. Lucia Sutedja, Sp. M FIACLE

1
Definisi
• Miopia/ rabun jauh adalah bentuk
kelainan refraksi. Dimana sinar- sinar
yang sejajar aksis visua tampa
akomodasi difokuskan pada satu titik
di dpn retina.

• Prof.Dr.H. Sidarta Ilyas. Kelainan refraksi dan kacamata- ed 2.FK UI;2006


2
Etiologi
• Berdasarkan penyebabnya, miopia dapat dibedakan menjadi miopia
aksial dan refraktif.

• Miopia Aksial: kekuatan refraksi mata normal, kurvatura kornea dan lensa
normal dan posisi lensa juga berada pada lokasi yang normal. Karen panjang
bola mata lebih panjang dari mata normal, maka sinar yang masuk akan jatuh
di titik fokus di depan retina.
• Miopia refraktif: dadius kurvatura kornea dan lensa yang lebih besar dari
normal, ukuran bola mata normal.

• Gilmartin B. Myopia: precedents for research in the twenty-first century. Clinical and experimental opthalmology. 2004;32:305-24
• Budiono S, Saleh TT, Moestidjab, Eddyanto. Buku ajar ilmu Kesehatan mata. Surabaya: Airlangga University Press, 2013. 3
Epidemiologi
• Studi epidemiologis menemukan miopia lebih sering terjadi di daerah perkotaan, mayoritas dialami oleh
pekerja profesional, pasien terpelajar, pengguna komputer, dan mahasiswa

• Cooper J, Tkatchenko AV. A review of current concepts of the etiology and treatment of myopia. Eye Contact Lens 2018;44(4):231–47.
• Tkatchenko AV, Tkatchenko TV, Guggenheim JA, Verhoeven VJM, Hysi PG, Wojciechowski R, et al. APLP2 regulates refractive error and myopia development in mice and humans. PLoS Genet. 2015;11(8):e1005432.
4
Klasifikasi
Menurut etiologinya:
1. Miopia refraktif/indeks/bias adalah miopia dimana bertambahnya indeks bias media
penglihatan.
2. Miopia aksial adalah miopia yang terjadi akibat bertambah panjang sumbu bola mata, dengan
kelengkungan kornea dan lensa yang normal.

Menurut derajat beratnya:


3. miopia ringan: 1-3 dioptri.
4. miopia sedang: 3-6 dioptri.
5. miopia berat atau tinggi: > 6 dioptri.

5
Menurut perjalanan:
1. Miopia stasioner: miopia yang menetap setelah dewasa atau tidak
ada penambahan ukuran lensa negatif seiring dengan bertambahnya
usia setelah dewasa.
2. Miopia progresif: miopia yang terjadi penambahan terus-menerus
ukuran lensa negatif pada uasia dewasa, akibat bertambah
panjangnya sumbu bola mata.

6
Manifestasi klinis
• Gejala terpenting adalah melihat jauh buram
• Mata cepat lelah,berair dan pusing-pusing
• Kecenderungan menjadi juling saat melihat jauh
• Pasien lebih jelas melihat dekat

7
Diagnosis
• Dalam menegakkan diagnosis miopia, harus dengan anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
• Pada pemeriksaan opthalmologis dilakukan pemeriksaan refraksi yang
dapat dilakukan dengan dua cara:
1.Cara subjektif : optotipe snellen dan trial lenses
2.Cara objektif : autorefraktometer, oftalmoskopi direk dan retinoskopi

8
Terapi Optik
• Kacamata
miopia dapat disebabkan karena panjang bola mata yang lebih panjang dari rata-rata atau kekuatan refraksi
yang lebih kuat (seperti pada kornea yang lebih cembung), yang menyebabkan banyangan jatuh atau
difokuskan di depan retina. Kacamata sferis minus yang diresepkan pada miopia merupakan kacamata lensa
konkaf atau lensa cekung, yang menyebabkan cahaya dibiaskan sehingga bayangannya jatuh tepat ke retina
• Orthokeratologi (ortho-k)
Orthokeratology (ortho-k) adalah lensa kontak keras khusus yang dikenakan pada malam hari untuk mencapai
pengurangan dan kontrol myopia. Dalam kondisi mata tertutup, lapisan air mata di bawah lensa yang
mengendur menciptakan gaya positif dan negatif pada kornea untuk mengubah kemanjuran pengobatan. Gaya
positif diberikan untuk meratakan kornea sentral, dan gaya negatif dikeluarkan terhadap kornea pertengahan
perifer. Dengan dua kekuatan ini, sel-sel epitel didorong dari pusat ke tengah kornea perifer, menghasilkan
lentikula epitel negatif untuk mengurangi miopia. Efek myopic ortho-k dihasilkan dari pendataran kornea
sentral dan pendalaman kornea parasentral.

• Sutter E, Foster A, Francis V. Optics & refraction. Community Eye Health. 2000;13(33):8. PMID: 17491945; PMCID: PMC1705958
• Saw SM, Matsumura S, Hoang QV. Prevention and management of myopia and myopic pathology. Investig Ophthalmol Vis Sci. 2019;60(2):488–99. 9
• Charm J. Orthokeratology: clinical utility and patient perspectives. Clin Optom (Auckl). 2017 Feb 7;9:33-40. doi: 10.2147/OPTO.S104507. PMID: 30214358; PMCID: PMC6095568.
• Lensa kontak
lensa kontak ini bersifat meratakan kornea, sehingga titik fokus yang
semula berada di depan retina, dapat berpindah tepat ke retina.
Jenis lensa kontak
Berdasarkan Bahan: Berdasarkan Jadwal pemakaian: Berdasarkan Jadwal pergantian:
Lensa kontak hybrid:
• Daily wear (dibuka saat • Daily disposable (untuk
• Lunak memiliki pusat RGP yang
malam) sehari)
• Keras atau Rigid Gas • Extended wear (bisa dibawa • Planned Replacement (ganti melekat pada bagian luar
Permeable (RGP) tidur beberapa malam) baru per 7-30 hari) yang terbuat dari bahan lensa
kontak lunak

Lensa kontak Sklera: lensa Lensa kontak Dekoratif:


Orthokeratology/Ortho-K: lensa
kontak keras atau RGP, yang lensa kontak untuk
kontak keras untuk mengubah
bertumpu pada sklera dan bukan
bentuk kornea, diresepkan untuk
kornea. diresepkan untuk pasien
meningkatkan atau
dipakai saat tidur, dilepas di pagi mengubah warna mata,
dengan kornea rusak atau pasien
hari dan tidak dipakai di siang tersedia dengan dan tanpa
dengan kondisi mata kering yang
hari.
parah koreksi penglihatan

• Saw SM, Matsumura S, Hoang QV. Prevention and management of myopia and myopic pathology. Investig Ophthalmol Vis Sci. 2019;60(2):488–99.
• CDC. Contact lens types. 2022. https://www.cdc.gov/contactlenses/contact-lens-types.html

10
• Meningkatkan aktivitas luar ruangan
Beberapa studi menyarankan kegiatan luar ruangan mampu
memperlambat onset dan progresivitas miopia pada anak, berhubungan
dengan waktu yang dihabiskan melihat benda dalam jarak dekat di
dalam ruangan dan aktivitas fisik yang membantu memperlambat
perkembangan miopia

• Guggenheim JA, Northstone K, McMahon G, Ness AR, Deere K, Mattocks C, et al. Time outdoors and physical activity as predictors of incident myopia in childhood: A prospective cohort study. Investig Ophthalmol
Vis Sci. 2012;53(6):2856–65.
• Walline JJ. Myopia Control: A Review. Eye Contact Lens. 2016 Jan;42(1):3-8. doi: 10.1097/ICL.0000000000000207. PMID: 26513719.
• Chassine T, Villain M, Hamel CP, Daien V. How can we prevent myopia progression? Eur J Ophthalmol. 2015 Jul-Aug;25(4):280-5. doi: 10.5301/ejo.5000571. Epub 2015 Feb 3. PMID: 25655598. 11
Terapi farmakologi
• atropine
Atropin 0.01% dapat menjadi pilihan terbaik untuk pencegahan
perkembangan miopia pada anak-anak terutama usia 6-12 tahun.
• 7-methylxanthine
Pengobatan sistemik dengan 7-methylxanthine memperlambat perpanjangan aksial
dan perkembangan miopia di antara anak-anak rabun.

• https://www.researchgate.net/publication/340585436_Atropine_001_as_a_Potential_Myopia_Prevention_in_Children_with_Dosage_Effectivity_Comparison_a_Literature_Review/fulltext/
5e92fdf1299bf1307991c294/Atropine-001-as-a-Potential-Myopia-Prevention-in-Children-with-Dosage-Effectivity-Comparison-a-Literature-Review.pdf
• https://link.springer.com/article/10.1007/s12177-008-9013-3

12
Terapi Operatif
• Photorefractive keratectomy (PRK)
Menggunakan laser eksimer yang di tembakkan langsung ke lapisan bowman dan stroma kornea untuk
memodifikasi kurvatura kornea shg mengurangi kekuatan refraksi mata
• Laser in situ keratectomy (Lasik)
Merupakan evolusi tehknik bedah refraktif selanjutnya setelah RPK, merupakan insisi tepat pada lapisan stroma
kornea dan membentuk flap.
• Laser epithelial keratomileusis (Lasek)
Pada LASEK lapisan epitel kornea dipisahkan dari lapisan bowman dibawahnya dengan mengaplikasikan
larutan alkohol absolut dilusi 20% selama 20-30 menit ke daerah yang akan di de-epitelisasi, shg terbentuk flap

• Reinstein DZ, Cantab MA, Archer TJ, Oxon MA, Cantab D, Gobbe M, et al. The History of LASIK. 2012;28:291–8.
13
Komplikasi
• Ablasi retina
• Strabismus esotropia

14
Prognosis
• Tidak ada angka kejadian berdasarkan penelitian yang menjelaskan
bahwa kontak lensa atau latihan mata dapat menghentikan
progresifitas dari miopi.
• Pemeriksaan secara teratur sangat penting untuk penderita degeneratif
miopi karena mereka mempunyai faktor resiko untuk terjadinya ablasi
retina, degenerasi retina atau masalah lainnya

15
Myiopia Control
Penurunan perkembangan miopia :
 Undercorrection of myopia : nebgurangi koreksi myopia -0.5 D sampai -0.75 D dari yang seharusnya,
dianggap mengurangi upaya akomodatif atau kesalahan yang dikaitkan dengan miopia dan
perkembangannya
 Penggunaan kacamata multifokal: kacamata multifokal dianggap mengurangi upaya akomodatif atau
kesalahan untuk memperlambat perkembangan miopia. Sebagian besar investigasi menemukan
perlambatan perkembangan miopia yang signifikan secara statistik dengan kacamata multifokal, namun
hanya sedikit yang menemukan perlambatan perkembangan miopia yang bermakna secara klinis, sehingga
tidak cukup untuk diresepkan secara rutin untuk anak-anak dengan myopia
 Lensa kontak Ortokeratologi: banyak studi menemukan bahwa memakai lensa kontak orthokeratology
(dengan atau tanpa tambahan kacamata) memperlambat pertumbuhan mata, dibandingkan dengan yang
hanya memakai kacamata saja

• Walline JJ. Myopia Control: A Review. Eye Contact Lens. 2016 Jan;42(1):3-8. doi: 10.1097/ICL.0000000000000207. PMID: 26513719.
• Chassine T, Villain M, Hamel CP, Daien V. How can we prevent myopia progression? Eur J Ophthalmol. 2015 Jul-Aug;25(4):280-5. doi: 10.5301/ejo.5000571. Epub 2015 Feb 3. PMID: 25655598.
16
 Soft bifocal contact lenses: penggunaan lensa kontak bifocal menunjukan perlambatan progresifitas miopi
dan pemanjangan bola mata lebih sedikit dibandingkan lensa kontak lensa tunggal

 Antimuscarinic agents: Baik pirenzepin dan atropin telah terbukti memperlambat perkembangan miopia.
Atropin adalah antagonis reseptor muskarinik nonspesifik yang menyebabkan sikloplegia dan midriasis, dan
pirenzepin adalah antagonis reseptor muskarinik spesifik reseptor M1. Reseptor M1 sangat terkonsentrasi
di retina dan jarang ditemukan di badan siliar atau iris, sehingga menyebabkan jauh lebih sedikit gejala
terkait sikloplegik dan mydriatik. Studi di Amerika Serikat dan Singapura menunjukkan bahwa pirenzepin
memperlambat perkembangan miopia masing-masing sebesar 51% dan 77%. Namun penggunaan obat-
obat ini punya efek samping yang membuat dokter mata jarang meresepkan mereka. Efek samping salep
pirenzepin adalah konjungtivitis papiler asimtomatik; dan sangat sedikit yang melaporkan kesulitan dengan
fotofobia atau kabur saat membaca. Agen pengontrol miopia yang paling efektif adalah atropin 1,0%, tetapi
memiliki efek samping fotofobia dan efek samping hampir buram. Meskipun efek samping atropin
tampaknya menghalangi praktisi perawatan mata untuk secara rutin meresepkannya untuk kontrol miopia,
atropin konsentrasi rendah dapat memberikan kontrol miopia yang cukup dengan efek samping yang lebih
sedikit.

• Walline JJ. Myopia Control: A Review. Eye Contact Lens. 2016 Jan;42(1):3-8. doi: 10.1097/ICL.0000000000000207. PMID: 26513719.
• Chassine T, Villain M, Hamel CP, Daien V. How can we prevent myopia progression? Eur J Ophthalmol. 2015 Jul-Aug;25(4):280-5. doi: 10.5301/ejo.5000571. Epub 2015 Feb 3. PMID: 25655598.
17
Pencegahan timbulnya myopia :
 Menghabiskan Waktu di Luar Ruangan: Mutti et al. pertama kali melaporkan hubungan antara waktu di
luar ruangan dan kemungkinan kesalahan refraksi miopiayang lebih rendah, dan efek tersebut telah
dilaporkan dalam beberapa penelitian berikutnya. Menghabiskan waktu di luar ruangan tampaknya
mengurangi timbulnya miopia, sedangkan pendapat tentang apakah menghabiskan waktu di luar
ruangan dapat mengurangi perkembangan pada subjek yang sudah menderita miopia atau tidak
bervariasi.

 Pemberian dosis rendah atropine: Anak-anak antara usia 6 dan 12 tahun dengan +1,00 D dan 21.00 D
spherical equivalent, kesalahan refraktif sikloplegik diikuti setidaknya selama 12 bulan dan dimasukkan
dalam perbandingan retrospektif anak-anak yang menerima atropin 0,025% dan mereka yang tidak.
Hanya 21% anak yang menerima atropin menjadi miopia, dibandingkan dengan 54% anak yang tidak
menerima atropin. Mengingat kurangnya keluhan terkait dengan pemberian atropine dosis rendah, dan
onset miopia yang lebih rendah, atropin konsentrasi rendah dapat dipertimbangkan untuk penelitian
lebih lanjut terkait pencegahan miopia.

• Walline JJ. Myopia Control: A Review. Eye Contact Lens. 2016 Jan;42(1):3-8. doi: 10.1097/ICL.0000000000000207. PMID: 26513719.
• Chassine T, Villain M, Hamel CP, Daien V. How can we prevent myopia progression? Eur J Ophthalmol. 2015 Jul-Aug;25(4):280-5. doi: 10.5301/ejo.5000571. Epub 2015 Feb 3. PMID: 25655598.
18

Anda mungkin juga menyukai