Anda di halaman 1dari 27

Mekanisme Kelaparan dan Hubungannya dengan

Pola dan Gizi Seimbang


Delpi Elta Putri Zebua (102012145)

Angelia Yohana Kakauhe (102013217)

Kent Wiranata (102014006)

Vivian Chau (102014036)

Ery Lione Nanulaitta (102014052)

Jean Rosdiantoro (102014095)

Joshua Tjandra (102014131)

Dinda Puspita Dewi (102014166)


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Terusan Arjuna utara, No 6, Jakarta 11510

Pendahuluan

Berbagai makanan yang selama ini kita kenal ternyata mempunyai khasiat-khasiat
kesehatan yang luar biasa. Jika dulu kita makan hanya untuk sekadar kenyang, maka kini konsep
makan sudah berkembang lebih luas. Makan adalah upaya untuk mendapatkan kesehatan yang
optimal. Kesehatan ini yang akhirnya menentukan produktivitas kita dan membuat harapan hidup
menjadi lebih panjang. 1

Makanan adalah ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi, makanan dapat mendatangkan
keuntungan bagi tubuh karena kandungan gizinya. Namun di sisi lain makanan akan
mendatangkan bahaya penyakit bila dikonsumsi berkurang atau berlebihan. Oleh karena itu,
menerapkan konsep gizi seimbang dalam pola makan sehari-hari adalah cara terbaik untuk
mendapatkan hidup sehat sepanjang masa. Di samping itu juga kita mendapat energi dari

Page 1 of 27
makanan. Jika kita kurang makan atau makan makanan yang kurang gizinya, kita akan menjadi
lemah dan senang untuk mendapat penyakit. Jadi pentingnya untuk kita makan secukupnya dan
makan makanan yang seimbang gizinya sejak dari kecil supaya pembesaran tubuh badan sehat
dan seimbang.1

Pembahasan
Skenario :
Seorang laki-laki berusia 42 tahun, datang dengan keluhan penurunan berat badan selama
beberapa bulan terakhir. Pasien tersebut mengeluh sangat pemilih dalam mengonsumsi makanan,
sering terlambat makan karena sibuk dan makan sedikit. Pasien membenarkan cara makan
karena tidak dapat menghindari hal-hal tersebut. Pasien tersebut diduga mengalami
ketidakseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan energy.

Gizi
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan unsur gizi atau nutrient yang diperlukan tubuh dalam jumlah
besar untuk menghasilkan energi atau tenaga. Kebutuhan yang besar akan karbohidrat terjadi
karena nutrient ini terpakai habis dan tidak didaur ulang. Karbohidrat yang tidak terpakai karena
asupannya melebihi jumlah pengeluaran energy akan diubah menjadi simpanan karbohidrat yang
dinamakan glikogen. Jika simpanan glikogen dalam hati dan otot sudah penuh, karbohidrat yang
berlebihan dapat pula menjadi lemak tubuh yang merupakan simpanan energy tubuh yang
terbesar. Baik glikogen maupun lemak tubuh merupakan simpanan energy yang merupakan
asupan energi dari makanan berkurang atau ketika kebutuhan energy meningkat. Glikogen
disimpan dengan jumlah kecil di dalam hati yaitu 75 gram dan otot 175 gram, sementara
simpanan energy yang sangat besar terdapat sebagai lemak bawah kulit dan lemak di sekitar
organ tubuh yang beratnya dapat mencapai 17 kg.

Page 2 of 27
Karbohidrat merupakan sumber energy yang bersih bagi tubuh karena dalam keadaan
cukup oksigen, limbah metabolismenya hanya berupa karbon dioksida dan air yang masing-
masing dengan mudah dapat dibuang keluar lewat paru-paru dan ginjal. Metabolisme karbohidrat
yang menghaslkan energy berlangsung di bawah kendali hormon insulin dan glukagon yang
disekresikan oleh pulau-pulau Langerhans disebut pula sebagai endokrin pancreas. Pada saat
kadar insulin meningkat dan glukagon menurun, karbohidrat akan dimetabolisir sebagai bahan
bakar untuk menghasilkan energi. Sebaliknya pada saat kadar insulin menurun dan glukagon
meningkat, bahan bakar yang dipakai untuk menghasilkan energy adalah lemak. Satu gram
karbohidrat akan menghasilkan energy sebesar 4 kcal (16 kilojoule) ketika teroksidasi dlaam
tubuh. Tanpa asupan karbohidrat dari makanan, tubuh dapat mengalami ketoasidosis sebagai
akibat dari oksidasi lemak yang merupakan sumber energy alternative dalam keadaan
kekurangan karbohidrat. Keadaan ini terlihat pada DM tipe satu yang tidak mampu memproduksi
insulin untuk metabolism karbohidrat.

Sebagai senyawa kimia, karbohidrat tersusun dari tiga jenis atom yaitu karbon, oksigen
dan hydrogen. Ketiga atom inilah yang jika teroksidasi akan menghasilkan energy. Jika di dalam
rumus bangunnya terdapat gugus keton, karbohidrat tersebut dinamakan ketosa dan bila gugus
yang ada di dalamnya adalah aldehid dinamakan aldosa. Berdasarkan ukuran molekulnya
karbohidrat dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu monosakarida, disakakrida dan
polisakarida. Monosakarida merupakan bentuk karbohidrat yang paling sederhana sehingga
dinamakan pula sebagai gula sederhana (simple sugar). Bentuk ini tidak dapat dipecah menjadi
unit yang lebih kecil lagi. Tubuh manusia akan menyerap monosakarida lewat saluran cernanya.
Umumnya satu molekul gula sederhana memiliki lima hingga tujuh atom karbon. Berdasarkan
jumlah atom karbon, kita mengenal triosa ( monosakarida dengan tiga atom karbon), tetrosa
(empat atom karbon), pentose (lima atom karbon) heksosa (enam atom karbon) dan heptosa
(tujuh atom karbon).

Disakarida terbentuk lewat penggabungan dua molekul monosakarida. Jika jumlah


molekul monosakarida yang bergabung lebih dari dua molekul, yaitu antara dua dan sepuluh
buah molekul, karbohidrat ini dinamakan oligosakarida. Jenis disakarida yang penting meliputi
sukrosa, laktosa dan maltosa. Sultosa terbentuk dari gabungan glukosa dan fruktosa, laktosa dari

Page 3 of 27
gabungan glukosa dan galaktosa, dan maltose terbentuk dari gabungan dua molekul glukosa.
Sukrosa dikenal sebagai gula pasir, dan jenis gula ini umumnya diproduksi dari gula tebu. Di
samping itu sukrosa juga terdapat dalam beberapa jenis sayur dan buah. Berdasarkan rasa
manisnya sukrosa menempati tempat kedua setelah fruktosa. Urutan kemanisan selanjutnya
ditempati masing-masing oleh glukosa, maltosa, galaktosa dan laktosa. Laktosa ditemukan dalam
susu sehingga dianamakan pula gula susu. Intoleransi laktosa sering dijumpai di antara orang
Indonesia dan terjadi karena tidak adanya atau kurangnya enzim lactase yang dihasilkan oleh
duodenum. Maltosa ditemukan dalam produk bijian yang sedang bertunas dan terbentuk dalam
proses pembuatan bir (malt fermentation).

Polisakarida dibentuk lewat penggabungan lebih dari sepuluh molekul monosakarida.


Salah satu contoh polisakarida yang paling penting dalam gizi manusia adalah pati (starch). Ada
dua jenis pati, yaitu amilosa dan amilopektin. Kedua jenis pati ini banyak terdapat dalam biji-
bijian, padi-padian, buah-buah yang belum masak dan umbi- umbian seperti kentang, ubi, ketela
serta talas. Dalam buah yang masak, pati kan terurai menjadi glukosa dan fruktosa sehingga
keadaaan ini menjelaskan mengapa buah yang masak terasa lebih manis daripada buah yang
mentah. Keadaan sebaliknya terjadi pada sayuran yang masih segar terasa lebih manis daripada
sayuran yang sudah layu. Polisakarida juga mengandung serat pangan seperti pektin dan selulosa
sehingga jenis karbohidrat ini kerapkali dinamakan pula karbohidrat kompleks. Sedangkan
monosakarida dan disakarida disebut karbohidrat sederhana.

Sumber glukosa adalah daripada buah-buahan terutama anggur. Fruktosa pula dapat
dijumpai dalam madu dan juga buah-buahan. Fruktosa juga dipanggil gula buah. Gula yang kita
sentiasa guna setiap hari adalah sukrosa yang dihasilkan dari tebu dan juga dari beberapa buah
dan sayuran. Laktosa pula senang didapat di dalam susu hewan mamalia. Maltosa pula
digunakan untuk pembuatan bir. Pati adalah simpanan karbohidrat dari tumbuhan seperti potato,
keladi, kacang dan banyak lagi.

Fungsi Karbohidrat adalah:

Page 4 of 27
Di samping sebagai sumber energi dan panas utama utntuk mempertahankan suhu tubuh,
karbohidrat juga dapat
1. Dijadikan simpanan energi dalam bentuk glikogen yang ada di dalam hati dan otot
2. Dijadikan trigliserida dan simpanan energi dalam bentuk lemak tubuh
3. Diubah menjadi asam-asam amino nonesensial

Selain itu, karbohidrat memiliki pula beberapa fungsi lain yaitu


1. Menjaga agar protein tidak dijadikan sumber energy (protein sparter)
2. Menjadi bagian dari banyak senyawa didalam tubuh seperti DNA serta RNA yang
merupakan material genetic, galaktolipin yang merupakan bagian dari jaringan saraf,
imunopolisakarida yang merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh terhadap
infeksi dan banyak lagi lainnya
3. Meningkatkan pertumbuhan bakteri usus dalam bentuk senyawa prebiotik misalnya
fruktooligosakarida(FOS); dan
4. Mempertahankan motilitas gastrointestinal dalam bentuk resistant polysaccharides serta
serat pangan seperti selulosa dan hemiselulosa.2

Lemak dan Minyak


Lemak dan minyak merupakan makronutrien kedua yang penting sebagai bahan bakar
untuk memberikan energi kepada sel-sel tubuh. 1 gram lemak memberikan 9 kcal atau sekitar 36
kJ. Lemak mempunyai fungsi lain yang tidak dimiliki oleh karbohidrat sperti pembentukan
komponen mebran sel, hormone dan vitamin larut lemak. Berdasarkan bentuknya, lemak
dibedakan dengan minyak, yaitu minyak yang berbentuk cair. Lemak atau minyak yang terdapat
dalam tubuh disebut pula lipid.

Lipid (lemak dalam plasma darah) merupakan substansi atau zat dengan rumus bangun
yang beragam. Unsur C,H dan O dalam rumus bangunnya membuat nutrient ini dapat dijadikan
sebgai sumber energy. Perbedaannya dengna karbohidrat adalah bahwa lemak dan minyak
mempunyai gugus karboksil. Lemak dapat didefinisikan sebagai substansi atau zat yang hanya
larut dalam pelarut organic tetapi tidak larut dalam air. Sifatnya yang insolubel ini menjelaskan

Page 5 of 27
mengapa lemak atau lipid di dalam plasma darah yang mengandung air harus dibawa dalam
bentuk ikatan kimia dengan protein plasma yang bersifat hidrofilik dan berukuran relative besar.

Lemak dan minyak berasal dari dua sumber yaitu hewan dan tanaman. Sumber lemak
hewani adalah susu, lemak sapi, dan minyak ikan. Manakal sumber lemak nabati pula adalah
minyak kelapa sawit, minyak kedelai, minyak jagung, minyak biji bunga matahari, minyak biji
kapas, minyak zaitun dan lain-lain.

Setiap sumber mempunyai porsi berbeda dalam kandungan asam lemaknya, misalnya
lemak hewan, kecuali minyak ikan banyak mengnandung asam lemak jenuh (saturated fatty
acids =SFA), lemak nabati banyak mengandung campuran asam lemak jenuh, asam lemak tidak
jenuh tunggal (monounsaturated acids =MUFA) dan asam lemak tak jenuh ganda
(polyunsaturated fatty acids = PUFA). Khusus ikan, banyak mengandung PUFA omega 3 dan
DHA.

Lemak dan minyak merupakan nutrient kedua yang digunakan tubuh sebagai bahan bakar
untuk menghasilkan energy. Di samping sebagai sumber energi , lemak juga memiliki fungsi lain
yang penting, yaitu untuk membentuk komponen structural membrane sel. Kelompok lemak
tubuh atau lipid mencakup pula hormone steroid dan vitamin yang larut lemak. Jadi, fungsi
lemak bagi tubuh adalah;
1. Bahan bakar metabolic untuk memberikan energy kepada sel-sel tubuh;
2. Komponen structural membrane sel;
3. Komponen pembentukan insulator untuk mengurangi kehilangan panas tubuh dan
meredam dan meredam dampak organ pada tubuh;
4. Komponen pembentukan hormone (fungsi endokrin) dan vitamin yang larut lemak.
Sebagai organ endokrin, jaringan lemak menghasilkan lebih dari sepuluh jenis hormone
seperti leptin, resistin dan adinopektin dan keseluruhan hormone tersebut masih
merupakan pengetahuan terbaru tentang jaringan lemak tubuh.

Dalam makanan, lemak dan minyak memiliki manfaat lain seperti


1. Memperbaiki citarasa makanan karena menyerap aroma dan rasa bahan pangan

Page 6 of 27
2. Memberikan rasa tersendiri yang khas, seperti minyak kacang dan zaitun akan
memberikan rasa yang lebih tajam sementara minyak jagung dan kanola memberikan
rasa yang lebih ringan
3. Membuat makanan terasa lebih lembut dan gurih.

Protein
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh
sesudah air. Terdapat berbagai fungsi protein dalam tubuh antara lain untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan jaringan tubuh, pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh, pembentukan antibodi,
sumber energy. Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah
maupun mutu, seperti telur, susu, daging, unggas, ikan, dan kerang. Sumber protein nabati
adalah kacang kedelai dan hasilnya, seperti tempe dan tahu, serta kacangkacangan lainnya. Padi-
padian dan hasilnya relatif rendah dalam protein, tetapi karena dimakan dalam jumlah banyak,
memberi sumbangan besar terhadap konsumsi protein sehari. Menurut Biro Pusat Statistik tahun
1999, rata-rata 51,4% konsumsi protein sehari berasal dari padi-padian.

Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial-ekonomi rendah.


Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan kwashiorkor pada anak-anak
dibawah lima tahun. Kekurangan protein sering ditemukan secara bersamaan dengan
kekurangan energi yang menyebabkan kondisi yang dinamakan marasmus. Sedangkan, Protein
secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi
lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Kelebihan protein biasanya memberatkan ginjal
dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen. Batas yang
dianjurkan untuk konsumsi protein adalah dua kali Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk
protein.2,3

Mekanisme Kelaparan

Page 7 of 27
Metabolisme Energi
Kebutuhan energi seseorang, menurut FAO/WHO (1985) adalah konsumsi energi
berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi seseorang bila ia
mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat aktivitas yang sesuai dengan kesehatan
jangka-panjang dan yang memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan secara
sosial dan ekonomi. Kebutuhan energi total orang dewasa diperlukan untuk: (1) metabolisme
basal; (2) aktivitas fisik, dan (3) efek makanan atau pengaruh dinamik khusus (Spesific
Dynamic Action/SDA). Kebutuhan energi terbesar pada umumnya diperlukan untuk
metabolisme basal. Sumber energi berkonsentrasi tinggi adalah bahan makanan sumber lemak,
seperti lemak/minyak, kacang-kacangan dan biji-bijian. Selain itu, bahan makanan sumber
karbohidrat seperti padi-padian, umbi-umbian, dan gula. Semua makanan yang dibuat dari dan
dengan bahan makanan tersebut merupakan sumber energi. Kekurangan energi terjadi bila
konsumsi energi melalui makanan kurang dari energi yang dikeluarkan. Akibatnya, berat badan
kurang dari berat badan seharusnnya (ideal). Bila terjadi pada bayi dan anak-anak akan
menghambat pertumbuhan dan pada orang dewasa menyebabkan penurunan berat badan dan
kerusakan jaringan tubuh. Sebaliknya, Kelebihan energi terjadi bila konsumsi energi melalui
makanan melebihi energi yang dikeluarkan. Kelebihan energi ini akan diubah menjadi lemak
tubuh, akibatnya terjadi berat badan lebih atau kegemukan. Kegemukan bisa disebabkan oleh
kebanyakan makan, dalam hal karbohidrat, lemak, maupun protein, tetapi juga karena kurang
bergerak.

Glikolisis

Glikolisis berlangsung di dalam sitosol semua sel. Lintasan katabolisme ini adalah proses
pemecahan glukosa menjadi:

1. asam piruvat, pada suasana aerob


2. asam laktat, pada suasana anaerob

Page 8 of 27
Glikolisis merupakan jalur utama metabolisme glukosa agar terbentuk asam piruvat, dan
selanjutnya asetil-KoA untuk dioksidasi dalam siklus asam sitrat (Siklus Kreb’s). Selain itu
glikolisis juga menjadi lintasan utama metabolisme fruktosa dan galaktosa.

Keseluruhan persamaan reaksi untuk glikolisis yang menghasilkan laktat adalah:

Glukosa + 2ADP +2Pi  2L(+)-Laktat +2ATP +2H2O

Secara rinci, tahap-tahap dalam lintasan glikolisis adalah sebagai berikut:

1. Glukosa masuk lintasan glikolisis melalui fosforilasi menjadi glukosa-6 fosfat dengan
dikatalisir oleh enzim heksokinase atau glukokinase pada sel parenkim hati dan sel Pulau
Langerhans pancreas. Proses ini memerlukan ATP sebagai donor fosfat. ATP bereaksi
sebagai kompleks Mg-ATP. Terminal fosfat berenergi tinggi pada ATP digunakan,
sehingga hasilnya adalah ADP.
Reaksi ini disertai kehilangan energi bebas dalam jumlah besar berupa kalor, sehingga
dalam kondisi fisiologis dianggap irrevesibel. Heksokinase dihambat secara alosterik oleh
produk reaksi glukosa 6-fosfat.

Mg2+
Glukosa + ATP  glukosa 6-fosfat + ADP

2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 6-fosfat dengan bantuan enzim fosfoheksosa
isomerase dalam suatu reaksi isomerasi aldosa-ketosa. Enzim ini hanya bekerja pada
anomer -glukosa 6-fosfat.
-D-glukosa 6-fosfat  -D-fruktosa 6-fosfat

3. Fruktosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 1,6-bifosfat dengan bantuan enzim


fosfofruktokinase. Fosfofruktokinase merupakan enzim yang bersifat alosterik sekaligus
bisa diinduksi, sehingga berperan penting dalam laju glikolisis. Dalam kondisi fisiologis
tahap ini bisa dianggap irreversible. Reaksi ini memerlukan ATP sebagai donor fosfat,
sehingga hasilnya adalah ADP.
-D-fruktosa 6-fosfat + ATP  D-fruktosa 1,6-bifosfat

Page 9 of 27
4. Fruktosa 1,6-bifosfat dipecah menjadi 2 senyawa triosa fosfat yaitu gliserahdehid 3-fosfat
dan dihidroksi aseton fosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim aldolase (fruktosa 1,6-
bifosfat aldolase).

D-fruktosa 1,6-bifosfat D-gliseraldehid 3-fosfat + dihidroksiaseton fosfat

5. Gliseraldehid 3-fosfat dapat berubah menjadi dihidroksi aseton fosfat dan sebaliknya
(reaksi interkonversi). Reaksi bolak-balik ini mendapatkan katalisator enzim fosfotriosa
isomerase.
D-gliseraldehid 3-fosfat  dihidroksiaseton fosfat

6. Glikolisis berlangsung melalui oksidasi Gliseraldehid 3-fosfat menjadi 1,3-bifosfogliserat,


dan karena aktivitas enzim fosfotriosa isomerase, senyawa dihidroksi aseton fosfat juga
dioksidasi menjadi 1,3-bifosfogliserat melewati gliseraldehid 3-fosfat.

D-gliseraldehid 3-fosfat + NAD+ + Pi 1,3-bifosfogliserat + NADH + H+

Enzim yang bertanggung jawab terhadap oksidasi di atas adalah gliseraldehid 3-fosfat
dehidrogenase, suatu enzim yang bergantung kepada NAD.
Atom-atom hidrogen yang dikeluarkan dari proses oksidasi ini dipindahkan kepada NAD+
yang terikat pada enzim. Pada rantai respirasi mitokondria akan dihasilkan tiga fosfat
berenergi tinggi.

Karena fruktosa 1,6-bifosfat yang memiliki 6 atom C dipecah menjadi Gliseraldehid 3-


fosfat dan dihidroksi aseton fosfat yang masing-masing memiliki 3 atom C, dengan
demikian terbentuk 2 molekul gula yang masing-masing beratom C tiga (triosa). Jika
molekul dihidroksiaseton fosfat juga berubah menjadi 1,3-bifosfogliserat, maka dari 1
molekul glukosa pada bagian awal, sampai dengan tahap ini akan menghasilkan 6P

7. Energi yang dihasilkan dalam proses oksidasi disimpan melalui pembentukan ikatan sulfur
berenergi tinggi, setelah fosforolisis, sebuah gugus fosfat berenergi tinggi dalam posisi 1
senyawa 1,3 bifosfogliserat. Fosfat berenergi tinggi ini ditangkap menjadi ATP dalam

Page 10 of 27
reaksi lebih lanjut dengan ADP, yang dikatalisir oleh enzim fosfogliserat kinase. Senyawa
sisa yang dihasilkan adalah 3-fosfogliserat.
1,3-bifosfogliserat + ADP  3-fosfogliserat + ATP

Karena ada dua molekul 1,3-bifosfogliserat, maka energi yang dihasilkan adalah 2P.

8. 3-fosfogliserat diubah menjadi 2-fosfogliserat dengan dikatalisir oleh enzim fosfogliserat


mutase. Senyawa 2,3-bifosfogliserat (difosfogliserat, DPG) merupakan intermediate dalam
reaksi ini.
3-fosfogliserat  2-fosfogliserat

9. 2-fosfogliserat diubah menjadi fosfoenol piruvat (PEP) dengan bantuan enzim enolase.
Reaksi ini melibatkan dehidrasi serta pendistribusian kembali energi di dalam molekul,
menaikkan valensi fosfat dari posisi 2 ke status berenergi tinggi.
Enolase dihambat oleh fluoride, suatu unsur yang dapat digunakan jika glikolisis di dalam
darah perlu dicegah sebelum kadar glukosa darah diperiksa. Enzim ini bergantung pada
keberadaan Mg2+ atau Mn2+.
2-fosfogliserat  fosfoenol piruvat + H2O

10. Fosfat berenergi tinggi PEP dipindahkan pada ADP oleh enzim piruvat kinase sehingga
menghasilkan ATP. Enol piruvat yang terbentuk dalam reaksi ini mengalami konversi
spontan menjadi keto piruvat. Reaksi ini disertai kehilangan energi bebas dalam jumlah
besar sebagai panas dan secara fisiologis adalah irreversible.
Fosfoenol piruvat + ADP  piruvat + ATP

Karena ada 2 molekul PEP maka terbentuk 2 molekul enol piruvat sehingga total hasil
energi pada tahap ini adalah 2P.

11. Jika keadaan bersifat anaerob, reoksidasi NADH melalui pemindahan sejumlah unsur
ekuivalen pereduksi akan dicegah. Piruvat akan direduksi oleh NADH menjadi laktat.
Reaksi ini dikatalisir oleh enzim laktat dehidrogenase.

Page 11 of 27
Piruvat + NADH + H+  L(+)-Laktat + NAD+

Dalam keadaan aerob, piruvat diambil oleh mitokondria, dan setelah konversi menjadi
asetil-KoA, akan dioksidasi menjadi CO2 melalui siklus asam sitrat (Siklus Kreb’s).
Ekuivalen pereduksi dari reaksi NADH + H+ yang terbentuk dalam glikolisis akan diambil
oleh mitokondria untuk oksidasi melalui salah satu dari reaksi ulang alik (shuttle).

Siklus asam sitrat

Siklus ini juga sering disebut sebagai siklus Kreb’s dan siklus asam trikarboksilat dan
berlangsung di dalam mitokondria. Siklus asam sitrat merupakan jalur bersama oksidasi
karbohidrat, lipid dan protein.

Siklus asam sitrat merupakan rangkaian reaksi yang menyebabkan katabolisme asetil
KoA, dengan membebaskan sejumlah ekuivalen hidrogen yang pada oksidasi menyebabkan
pelepasan dan penangkapan sebagaian besar energi yang tersedia dari bahan bakar jaringan,
dalam bentuk ATP. Residu asetil ini berada dalam bentuk asetil-KoA (CH3-COKoA, asetat
aktif), suatu ester koenzim A. Ko-A mengandung vitamin asam pantotenat.

Fungsi utama siklus asam sitrat adalah sebagai lintasan akhir bersama untuk oksidasi
karbohidrat, lipid dan protein. Hal ini terjadi karena glukosa, asam lemak dan banyak asam
amino dimetabolisir menjadi asetil KoA atau intermediat yang ada dalam siklus tersebut.

Selama proses oksidasi asetil KoA di dalam siklus, akan terbentuk ekuivalen pereduksi
dalam bentuk hidrogen atau elektron sebagai hasil kegiatan enzim dehidrogenase spesifik. Unsur
ekuivalen pereduksi ini kemudian memasuki rantai respirasi tempat sejumlah besar ATP
dihasilkan dalam proses fosforilasi oksidatif. Pada keadaan tanpa oksigen (anoksia) atau
kekurangan oksigen (hipoksia) terjadi hambatan total pada siklus tersebut.

Enzim-enzim siklus asam sitrat terletak di dalam matriks mitokondria, baik dalam bentuk
bebas ataupun melekat pada permukaan dalam membran interna mitokondria sehingga
memfasilitasi pemindahan unsur ekuivalen pereduksi ke enzim terdekat pada rantai respirasi,
yang bertempat di dalam membran interna mitokondria.

Reaksi-reaksi pada siklus asam sitrat diuraikan sebagai berikut:

Page 12 of 27
1. Kondensasi awal asetil KoA dengan oksaloasetat membentuk sitrat, dikatalisir oleh enzim
sitrat sintase menyebabkan sintesis ikatan karbon ke karbon di antara atom karbon metil pada
asetil KoA dengan atom karbon karbonil pada oksaloasetat. Reaksi kondensasi, yang
membentuk sitril KoA, diikuti oleh hidrolisis ikatan tioester KoA yang disertai dengan
hilangnya energi bebas dalam bentuk panas dalam jumlah besar, memastikan reaksi tersebut
selesai dengan sempurna.
Asetil KoA + Oksaloasetat + H2O  Sitrat + KoA

2. Sitrat dikonversi menjadi isositrat oleh enzim akonitase (akonitat hidratase) yang
mengandung besi Fe2+ dalam bentuk protein besi-sulfur (Fe:S). Konversi ini berlangsung
dalam 2 tahap, yaitu: dehidrasi menjadi sis-akonitat, yang sebagian di antaranya terikat pada
enzim dan rehidrasi menjadi isositrat.

Sitrat Sis-akonitat Isositrat


(terikat enzim)

H2O H2O

Reaksi tersebut dihambat oleh fluoroasetat yang dalam bentuk fluoroasetil KoA mengadakan
kondensasi dengan oksaloasetat untuk membentuk fluorositrat. Senyawa terakhir ini
menghambat akonitase sehingga menimbulkan penumpukan sitrat.

3. Isositrat mengalami dehidrogenasi membentuk oksalosuksinat dengan adanya enzim isositrat


dehidrogenase. Di antara enzim ini ada yang spesifik NAD+, hanya ditemukan di dalam
mitokondria. Dua enzim lainnya bersifat spesifik NADP+ dan masing-masing secara
berurutan dijumpai di dalam mitokondria serta sitosol. Oksidasi terkait rantai respirasi
terhadap isositrat berlangsung hampir sempurna melalui enzim yang bergantung NAD+.
Isositrat + NAD+  Oksalosuksinat  –ketoglutarat + CO2 + NADH + H+
(terikat enzim)

Kemudian terjadi dekarboksilasi menjadi –ketoglutarat yang juga dikatalisir oleh enzim
isositrat dehidrogenase. Mn2+ atau Mg2+ merupakan komponen penting reaksi dekarboksilasi.
Oksalosuksinat tampaknya akan tetap terikat pada enzim sebagai intermediate dalam
keseluruhan reaksi.

Page 13 of 27
4. Selanjutnya –ketoglutarat mengalami dekarboksilasi oksidatif melalui cara yang sama
dengan dekarboksilasi oksidatif piruvat, dengan kedua substrat berupa asam –keto.
–ketoglutarat + NAD+ + KoA  Suksinil KoA + CO2 + NADH + H+

Reaksi tersebut yang dikatalisir oleh kompleks –ketoglutarat dehidrogenase, juga


memerlukan kofaktor yang idenstik dengan kompleks piruvat dehidrogenase, contohnya
TDP, lipoat, NAD+, FAD serta KoA, dan menghasilkan pembentukan suksinil KoA (tioester
berenergi tinggi). Arsenit menghambat reaksi di atas sehingga menyebabkan penumpukan
–ketoglutarat.

5. Tahap selanjutnya terjadi perubahan suksinil KoA menjadi suksinat dengan adanya peran
enzim suksinat tiokinase (suksinil KoA sintetase).

Suksinil KoA + Pi + ADP  Suksinat + ATP + KoA

Dalam siklus asam sitrat, reaksi ini adalah satu-satunya contoh pembentukan fosfat berenergi
tinggi pada tingkatan substrat dan terjadi karena pelepasan energi bebas dari dekarboksilasi
oksidatif –ketoglutarat cukup memadai untuk menghasilkan ikatan berenergi tinggi
disamping pembentukan NADH (setara dengan 3P.

6. Suksinat dimetabolisir lebih lanjut melalui reaksi dehidrogenasi yang diikuti oleh
penambahan air dan kemudian oleh dehidrogenasi lebih lanjut yang menghasilkan kembali
oksaloasetat.
Suksinat + FAD  Fumarat + FADH2

Reaksi dehidrogenasi pertama dikatalisir oleh enzim suksinat dehidrogenase yang terikat
pada permukaan dalam membrane interna mitokondria, berbeda dengan enzim-enzim lain yang
ditemukan pada matriks. Reaksi ini adalah satu-satunya reaksi dehidrogenasi dalam siklus asam
sitrat yang melibatkan pemindahan langsung atom hydrogen dari substrat kepada flavoprotein
tanpa peran NAD+. Enzim ini mengandung FAD dan protein besi-sulfur (Fe:S). Fumarat
terbentuk sebagai hasil dehidrogenasi. Fumarase (fumarat hidratase) mengkatalisir penambahan
air pada fumarat untuk menghasilkan malat.

Page 14 of 27
Fumarat + H2O  L-malat

Enzim fumarase juga mengkatalisir penambahan unsure-unsur air kepada ikatan rangkap fumarat
dalam konfigurasi trans.

Malat dikonversikan menjadi oksaloasetat dengan katalisator berupa enzim malat dehidrogenase,
suatu reaksi yang memerlukan NAD+.

L-Malat + NAD+  oksaloasetat + NADH + H+

Enzim-enzim dalam siklus asam sitrat, kecuali alfa ketoglutarat dan suksinat dehidrogenase juga
ditemukan di luar mitokondria. Meskipun dapat mengkatalisir reaksi serupa, sebagian enzim
tersebut, misalnya malat dehidrogenase pada kenyataannya mungkin bukan merupakan protein
yang sama seperti enzim mitokondria yang mempunyai nama sama (dengan kata lain enzim
tersebut merupakan isoenzim).4,5

Glikogenolisis
Merupakan proses pemecahan glikogen menjadi glukosa di hati dan otot. Di hati apabila
terjadi glikogenolisis, kadar glukosa darah akan meningkat. Di otot, apabila berlaku
glikogenolisis, akan membentuk piruvat dan laktat. Enzim yang berperan dalam proses ini adalah
fosforilase, transferase, dan debranching enzyme.

Fosforilase merupakn enzim regulator bagi mengkatalisis pemecahan ikatan glikosidik/


fosforilisis (pemecahan dengan fosfat). Oleh fosforilase, tiap 1 molekul glukosa pada rantai lurus
dilepaskan menjadi glukosa 1-P sampai tinggal kurang lebih 4 molekul glukosa dari cabang.
Glukan transferase memindahkan kurang lebih 3 segmen glukosa dari 4 sisa glukosa ke rantai
lurus yang berdekatan dan meninggalkan 1 glukosa pada cabang tersebut. Debranching enzim
pula menghidrolisis tempat percabangan, memutus 1 molekul glukosa pada cabang tersebut
menghasilkan glukosa bebas dan meniadakan cabang 1,6. Glikogen fosforilase terdapat dalam
bentuk aktif apabila berikatan dengan fosfat dan menjadi tidak aktif dalam bentuk defosfor.
Glukagon dan epinefrin akan meningkatkan glikogenolisis di hati dan otot manakala insulin akan
menurunkannya.

Page 15 of 27
Glukoneogenesis

Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka
tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah
memecah protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai pembangun
tubuh.

Jadi bisa disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa dari
senyawa-senyawa non karbohidrat, bisa dari lipid maupun protein.

Senyawa precursor glukoneogenesis antara lain adalah :

i. Laktat
ii. Gliserol
iii. Asam propionate
iv. Asam amino glukogenik (semua kecuali asn, leu dan lys)

Secara ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan sebagai
berikut:

1. Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol. Asam lemak
dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk dalam siklus Kreb’s.
Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis.
2. Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam siklus Kreb’s.6

Metabolisme lemak

Setelah mengalami pencernaan di usus, molekul lemak akan diabsorpsi. Namun molekul lemak
tidak dapat diabsorpsi begitu saja. Hal ini dkarenakan sifat lemak yang hidrofobik. Sehingga
harus ada molekul pembawa yaitu khilomikron. Khilomikron akan membawa asam lemak
bersama 2 monogliserida ke dalam limfe kemudian beredear dalam darah. Selain menggunakan
khilomikron, bentuk transportasi lemak yang lain di dalam darah ialah VLDL, HDL, LDL, IDL,
dan FFA yang terikat albumin. Jalur metabolism lemak akan dimulai ketika asam lemak masuk
ke dalam sel.2

Page 16 of 27
Metabolisme lemak di dalam tubuh meliputi:

1. Asam lemak jenuh

Asam lemak jenuh dapat masuk ke dalam sel untuk mengalami oksidasi. Di dalam sel, oksidasi
salam lemak akan terjadi di dalam mitokondria. Namun asam lemak yang masuk ke dalam
mitokondria umumnya berukuran kecil. Bila jumalh atom C pada asam lemak lebih dari 12,
makan ada molekul pembawa yang disebut sebagai karnitin yang akan membawa asam lemak ini
masuk untuk mengalami oksidasi di dalam mitokondria. Di dalam mitokondria, jenis oksidasi
asam lemak jenuh ini ialah oksidasi beta. Oksidasi ini merupakan oksidasi utama yang terjadi di
dalam mitokondria. Senyawa awal dari metabolism ini iaalah hasil ko-A yang meruapakn bentuk
aktivasi dari molekul asam lemak bebas. Pada prosed oksidasi ini memerlukan koenzim NAD
dan FAD yang akan menghasilkan energy melalui rantai pernapasan. Oksidasi asam lemak jenuh
dapat menghasilkan asetil ko-A dan propionil ko-A(bila jumlah atom C ganjil). Asetil ko-A
dapat masuk ke dalam siklus asam sitrat.2

Selain itu proses oksidasi asam lemak jenuh dapat berlangsung di perksisom. Namun
proses ini tidak dapat menghasilkan ATP. Asam lemak rantai panjang umumnya mengalami
oksidasi di peroksisom. Pada oksidasi ini dihasilkan oktanoil ko-A dan asetil ko-A. proses
oksidasi alfa asam lemak dapat berlangsung di jaringan otak. Proses ini juga tidak menghasilkan
ATP dan tidak perlu pengaktifan oleh asil ko-A.

Oksidasi omega berlangsung di hepar. Dimana proses oksidasi ini memerlukan NADPH dan
dikatalisis oleh sitokrom P-450 serta dapat menghasilkan asam dikarbolsilat.

2. Asam lemak tidak jenuh

Pada reaksi ini jumlah ATP yang dihasilkan lebih sedikit disbanding asam lemak jenuh. Hal ini
dikarenakan akan dipakai 2 ATP pada reaksi oksidasi beta yang merupakan bagian dari reaksi
yang menghasilkan FADH. Produk oksidasinya sama dengan oksidasi asam lemak jenuh, akan
tetapi jumlah ATP berbeda.

Asam lemak juga dapat disintesis dengan menggunakan jalur sintesis de novo maupun
pemanjangan gugus asam lemak. Jalur sintesis de novo merupakan jalur ekstramitokondria yang
mengubah asetil ko-A menjadi asam palmitat. Jalur ini akan berlangsung bila ada kelebihan

Page 17 of 27
kalori makanan. Salur utama jalur ini ialah karbohidrat. Melalui proses glikolisis dan oksidasi
piruvat akan dihasilkan asetil ko-A. awalnya asetil ko-A akan diubah ke malonil ko-A dengan
bantuan asetil ko-A karbolsilase. Selanjutnya malonil ko-A akan masuk ke komppleks enxim
untuk menghasilkan asam palmitat. Kompleks enzim ini terdiri dari 7 enzim yang akan
menambah 2 atom C pada setiap kerja enzimnya.2,5

3. Eikosanoat

Merupakan sejenuh nyawa yang berasal dari asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak disini
bersifat essensial yaitu asam linoleat, asam alfa linoleat dan asamarakhidonat. Sintesis eikianoat
melalui jalan metabolism sikloosigenasi dan lipokigenasi. Akan menghasilkan leukotriene,
prostaglandin, prostasiklin dan tromboksan.2

4. Triasilgliserol

Sintesis triasilgliserol terjadi di hati, jaringan adipose dan mukosa usus. Proses ini terutama di
mikrosom.

Proses di mukosa usus terjadi melalui reaksi berikut:

2-monoasilgliserol + 2 asil ko-A triasilgliserol + 2 ko-A


Triasilgliserol diangkut dalam khilomikron ke limfe untuk masuk ke dalam darah.

Proses di hati terjadi melalui reaksi berikut:

Gliserol 3-P + asil ko-A triasilgliserol + 3koA + Pi


Gliserol 3-P bisa didapat melalui gliserol maupun lukosa melalui proses glikosis. Namun gliserol
disini tidak dapat dipakai karena keaktifan glikokinase yang rendah.
Proses di jaringan adipose melalui:
Gliserol 3-P + 3 asil ko-A triasilgliserol = 3koA +Pi
Tidak seperti di hati dan mukosa usus, triasilgliserol yang terbentuk disini akan disimpan di
jaringan adipose.
Sedangkan proses katabolisme triasilgliserol terutama terjadi di jaringan adipose dengan
jalan memotong asam lemak satu per satu hingga tersisa gliserol. Enzim yang berperan yaitu
triasil gliserol lipase, diasil gliserol lipase dan monoasil gliserol lipase. Sedangkan triasilgliserol

Page 18 of 27
yang terdapat di dalam VLDL dan khilomikron dihidrolisis oleh lipoprotein lipase yang terdapat
pada dinding pembuluh darah.2

5. Benda keton
Proses ketagenesis terjadi di mitokondria dan hati. Proses ini memakai asetil ko-A
sebagai bahan baku. Pada proses ini dibutuhkan enzim tiolase, HMG-koA sintase, HMG-ko-A
liase dan beta 3-OH butirat.
Jenis benda keton yang dihasilkan aseton, asam asetoasetat dan asam beta 2-OH butirat.
Kedua asam ini bisa saling interkonversi.
Benda keton yang terbentuk bisa dibawa darah ke jaringan ekstrahepatik untuk diaktifkan
menjadi asetil ko-A. sementara aseton akan keluar melalui udara pernapasan.2
Ketagenesis meningkat pada peningkatan asam lemak bebas dalam darah yang bisa
terjadi pada keadaan kelaparan. DM tidak terkontrol, diet tinggi lemak dan hormone yang
meningkatkan lipolysis, akibat peningkatan ketogenesis dapat menyebabkan ketosis dan asidosis
metabolik.

6. Lipoprotein
Lemak dalam darah ditranspor dalam bentuk lipoprotein. Lipoprotein di dalam darah
dapat dipisahkan dengan cara ultrasentrifugasi dan elektrofosa. Bila dipisahkan lipoprotein akan
tersusun dari yang memiliki berat molekul terkecil hingga berat molekul terbesar. Dengan cara
ultrasentrifugasi didapat susubab dari atas ke awash ialah khilomikron, VLDL, LDL, dan HDL.
Khilomikron disintesis dalam sel usus dengan menggunakan protein apo-B48 dalam
ribosom dan retikulum endoplasma kasar serta sintesis lipid di retikulum endoplasma halus.
Setelah itu terjadi penggabungan antara komponen lipid dan protein di retikulum endoplasma
halus. Kemudian terjadi sintesisapo-AI dan apo-AII membentuk khilomikron yang belum
sempurna.tambahan apo-C dan apo-E akan menyempurnakan khilomikron. Pada badan golgi
dapat terjadi penambahan karbohidrat pada lipoprotein ini.2
VLDL disintesis bagian proteinnya menggunakan apo-B100 di ribosom dan retikulum
endoplasma kasar sedangkan lipid disintesis di retikulum endoplasma halus. Dalam retikulum
endoplasma halus juga akan bergabung membentuk VLDL nascent seperti khilomikron.
Kemudian akan mendapat penambahan apo-E dan apo-C serta karbohidrat.

Page 19 of 27
HDL disintesis dengan menggunakan apo A1 . HDL awaalnya berbentuk discoid hingga
menjadi sferis yang merupakan HDL sempurna. Dalam HDL terdapat banyak fosfolipid.
7. Kolesterol
Kolesterol adalah lipid amfipatik yang merupakan komponen struktural esensial pada
membaran dan lapisan luar lipoprotein plasma. Senyawa ini disintesis di banyak jaringan dari
asetil-koA dan merupakan prekusor semua steroid lain didalam tubuh.
.
Pembentukan kolesterol
Pembentukan kolenterol dari lanosterolberlangsung diretikulum endoplasma dan melibatkan
pertukaran-pertukaran di inti steroid dan rantai samping membentuk demosterol, danakhirnya
membentuk koleterol.
- ekskresi kolesterol
Kolesterol dieksresikan dari tubuh di dalam empedu sebagai kolesterol atau asam (garam)
empedu. Asam empedu primer disintesi dihati dari kolesterol. 7alfa-hidroksilasi adalah tahan
regulatorik pertama dan terpenting dalam biosintesis asam empedu dikatalisis oleh
kolesterol7alfa-hidroksilase (merupakan mooksigense dan perlu NADPH dan sit450. Tahap-
tahap selanjutnya juga dikatalisis oleh enzim-enzim monooksigenas menghasilkan asam empedu
primer. Sebagaian asam empedu primer di usus mengalami perubahan lebih lanjut akibat
aktivitas bakteri usus yang mencakup dekonjugasi dan 7alfa-dehidroksilasi yang menghasilkan
asam empedu sekunder, asam deoksilat dan asam litokolat. Asam empedu primer dan sekunder
diserap di ileum dan 98-99% dikembalikan kehati melalui sirkulasi porta (sirkulasi
enterohepatik). Sebagian kecil asam empedu yang lolos dari absorbsi dikeluarkan melalui tinja.5

Metabolisme protein
Protein yang dimakan dalam tubuh akan dihidrolisis menggunakan enzim-enzim tertentu.
Adapun enzim yang bekerja ialah pepsin dengan bantuan HCl di lambung. Setelah mencapai
usus halus, maka pancreas akan mensekresikan tripsin, kimotripsin dan karboksipeptidase yang
juga bekerja untuk memotong protein menjadi polipetida. Yang bertugas sebagai pemecah
terakhir ialah peptidase dan aminopeptidase. Setelah terbentuk asam amino, melalui transport
mediated aktif dengan bantuan ion natrium, asam amino akan dibawa ke dalam darah melalui
lumen usus halus. Vitamin B6 membantu kerja ion natrium ini.2

Page 20 of 27
Asam amino dapat disintesis dalam tubuh dan didapatkan dari makanan. Seperti yang
telah dibahas diatas, asam amino yang disintesis tubuh disebut sebagai asam amino non esensial.
Total terdapat 12 asam amino non esensial. 9 diantaranya disintesis dari komponen siklus asam
sitrat, sedangkan 3 yang lain didapatkan dari asam amino esensial.
Biosintesis asam amino non esensial :
1. α- Ketoglutarat asam glutamate
2. Asam Glutamat Glutamin
3. Glutamat Prolin Hidroksi Prolin
4. Piruvat Alanin
5. Oksaloaseat Aspartat Alanin
6. D-3 Fosfogliserat Serin
7. Glioksilat dan Kolin Glisin
8. Metionin dan Serin Sistein
9. Phenilanin Tirosin
10. Lisin Hidroksi Lisin
Setelah asam amino disintesis, maka di ribosom asam amino akan dirangkai membentuk
protein. Protein tubuh mempunyai masa turn over dan dapat dikatabolisme. Lisosom merupakan
tempat utama katabolisme protein, sedangkan sitosol merupakan tempat katabolisme protein
yang memiliki masa kerja pendek dan protein yang abnormal. Setelah dikatabolisme, bentuk
ekskresi terutama dari protein ialah urea melalui urin. Urea disintesis melalui empat tahap, yaitu :
1. Transminasi
Pada transminasi dengan bantuan piruvat dan α-ketoglutarat, berbagai macam asam
amino akan diubah kedalam bentuk keto sedangkan piruvat akan membentuk alanine dan α-
ketoglutarat akan membentuk glutamate. Caranya ialah dengan melepas gugus amina dari asam
amino. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
 Piruvat + Asam amino α- Alanin + asam amino α-keto (ALA transaminase)
 α-ketoglutarat + asam amino α-glutamat + asam amino α-keto (glutamate transaminase)
Namun pemusatan asam amino lebih bekerja untuk pembentukan asam glutamate dibanding
alanin. Reaksi transminasi tidak terjadi pada asam amino lisin, threonine, prolin, dan hidroksi
prolin. Glutamat hasil proses transminasi dapat mengalami proses deaminasi oksidatif untuk
menghasilkan amoniak.

Page 21 of 27
2. Deaminasi Oksidatif
Pada proses ini glutamate akan melepas gugus amina yang akan beraksi dengan ion
hydrogen membentuk amoniak.
L-glutamat + NAD+/ NADP+ α-ketoglutarat + NH3 + NADH/ NADPH + H+

3. Transpor Amonia
Amoniak ditranspor dalam darah menuju ke hati untuk mengalami intoksikasi. Kadar
amoniak yang normaldalam darah ialahh berkisar10-20 µg/dL. Kadar amoniak yang tinggi dapat
menyebakan gangguan bicara, penglihatan kabur hingga koma. Hal ini dapat dijumpai pada
sirosis hati. Selain hasil katabolisme, amoniak darah juga berasal dari senyawa N di kolon akibat
aktivitas bakteri usus.
Setelah sampai di hati, amoniak dapat digunakan untuk sintesis urea ataupun
pembentukan asam amino.

4. Sintesis Urea
Terjadi di hati. Dalam hepatosit, proses ini terjadi mitokondria dan sitosil. Enzim
pengatur pada siklus urea ialah karbamoil fosfat sintase I. Senyawa awal yang dibutuhkan ialah
NH4+ dan CO2. Nitrogen disini dapat dibawa oleh asam amino citrulin, ornitin, arginine, arginine
suksinat dan aspartate. Kondisi patologis seperti diabetes melitus tidak terkontrol dapat
mendorong peningkatan sintesis urea. Kelainan pada siklus urea dapat menyebabkan intoksikasi
ammonia yang dapat menyebabkan retardasi mental.3

GIZI SEIMBANG
Untuk memenuhi energi dan gizi yang baik, maka dicetuskan tiga belas pesan dasar yang
disusun atas rekomendasi dari Kongres Gizi Internasional yang diselenggarakan pada tahun 1992
di Roma yang menganjurkan setiap negara menyusun Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS).
kemudian, penyusunan PUGS dibahas dalam Widyakarya Pangan dan Gizi V pada bulan April
1993 yang hasilnya dijadikan landasan untuk menyusun program pangan dan gizi nasional. Hasil

Page 22 of 27
pembahasan tersebut adalah tersusunnya materi “13 Pesan Dasar Gizi Seimbang”. Inti dari 13
Pesan Dasar Gizi Seimbang adalah sebagai berikut:7

1. Makanlah makanan yang beraneka ragam


Makanan yang beraneka harus mengandung karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral dan bahkan serat makanan dalam jumlah dan proporsi yang
seimbang menurut kebutuhan masing-masing kelompok (bayi, balita, anak,
remaja, ibu hamil dan menyusui, orang dewasa dan lansia).

2. Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi


Energi dan tenaga dapat diperoleh dari makanan sumber kabohidrat, lemak,
serta protein. Energi dibutuhkan untuk metabolisme dasar (seperti untuk
menghasilkan panas tubuh serta kerja organ-organ tubuh) dan untuk aktivitas
sehari-hari seperti belajar, bekerja serta berolahraga. Kelebihan energi akan
menghasilkan obesitas (kegemukan) sementara kekurangan energi dapat
menyebabkan kekurangan gizi seperti marasmus.

3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi


Karbohidrat sederhana, seperti gula dan makanan manis sebaiknya
dikonsumsi dengan memperhatikan azas tepat waktu, tepat indikasi dan tepat
jumlah. Makanan ini sebaiknya dimakan pada siang hari ketika kita akan atau
sedang melakukan aktivitas dan jumlahnya tidak melebihi 3-4 sendok makan
gula/hari. Karbohidrat kompleks sebaiknya dikonsumsi bersama makanan
yang merupakan sumber unsur gizi lain seperti protein, lemak/minyak,
vitamin, dan mineral. Seyogyanya 50-60% dari kebutuhan energi diperoleh
dari karbohidrat kompleks.

4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi
Konsumsi lemak dan minyak yang berlebihan, khususnya lemak/minyak
jenuh dari hewan, dapat berisiko kegemukan atau dislipidemia pada orang-
orang yang mempunyai kecenderungan ke arah tersebut. Dislipidemia atau
eknaikan kadar lemak (kolesterol atau trigliserida) dalam darah merupakan
Page 23 of 27
faktor risiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke. Konsumsi
lemak/minyak dianjurkan tidak melebihi 20% dari total kalori dan perlu
diingat bahwa unsur gizi ini juga memiliki peran tersendiri sebagai sumber
asam lemak essensial serta membantu penyerapan beberapa vitamin yang larut
lemak (A, D, E, K).

5. Gunakan garam beryodium


Penggunaan garam beryodium dapat mencegah Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY). Namun, penggunaan garam yang berlebihan juga tidak
dianjurkan karena garam mengandung natrium yang bisa meningkatkan
tekanan darah. Sebaiknya konsumsi garam tidak melebihi 1 sendok teh per
hari.

6. Makanlah makanan sumber zat besi


Makanan seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging
banyak mengandung zat besi dan perlu dikonsumsi dalam jumlah yang cukup
untuk mencegah anemia gizi.

7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai berumur 4 bulan


Untuk dapat memberikan ASI dengan baik, ibu menyusui harus meningkatkan
jumlah dan mutu gizi makanannya selama hamil dan menyusui. Makanan
pendamping ASI (PASI) hanya boleh diberikan setelah usia bayi lebih dari
empat bulan dan pemberiannya harus bertahap menurut umur, pertumbuhan
badan serta perkembangan kecerdasan.

8. Biasakan makan pagi


Makan pagi dengan makanan yang beraneka ragam akan memenuhi
kebutuhan gizi utnutk mempertahankan kesegaran tubuh dan meningkatkan
produktivitas dalam bekerja. Pada anak-anak, makan pagi akan memudahkan
konsentrasi belajar sehingga prestasi belajar bisa lebih ditingkatkan

9. Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya


Air minum harus bersih dan bebas kuman. Minumlah air bersih sampai dua
liter per hari sehingga metabolisme tubuh kita bisa berjalan lancar mengingat

Page 24 of 27
air sangat dibutuhkan sebagai perlarut unsur gizi bagi keperluan metabolisme
tersebut. Konsumsi air yang cukup dapat menghindari dehidrasi dan akan
menurunkan risiko infeksi serta batu ginjal.

10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga yang teratur


Kegiatan ini akan membantu mempertahankan berat badan normal di samping
meningkatkan kesegaran tubuh, memperlancar aliran darah dan mencegah
osteoporosis khususnya pada lansia.

11. Hindari minum minuman beralkohol


Alkohol bersama-sama rokok, dan obat-obat terlarang lainnya harus dihindari
karena dapat membawa risiko untuk terjadinya berbagai penyakit degeneratif,
vaskuler, dan kanker.

12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan


Makanan yang tidak tercemar, tidak mengandung kuman atau parasit lain,
tidak tercemar, tidak mengandung bahan kimia berbahaya dan makanan yang
diolah dengan baik sehingga unsur gizi serta citarasanya tidak rusak,
merupakan makanan yang aman dan baik bagi kesehatan.

13. Bacalah label pada makanan yang dikemas


Label pada makanan kemasan harus berisikan tanggal kadaluwarsa,
kandungan gizi dan bahan aditif yang digunakan. Konsumen yang berhati-hati
dan memperhatikan label tersebut akan terhindar dari makanan yang rusak,
tidak bergizi dan makanan yang berbahaya. Selain itu, konsumen dapat
menilai halal tidaknya makanan tersebut.

Page 25 of 27
Gambar 1. Piramida Makanan Konsumsi Sehari-hari8

Kesimpulan

Konklusinya, kita makan bukan semata-mata hanya untuk kenyang tetapi ada sebab yang
jauh lebih penting yaitu untuk mendapatkan nutrisi-nutrisi yang cukup untuk tubuh badan kita
guna supaya proses metabolisme dalam tubuh kita berjalan dengan lancar. Selain itu, nutrisi-
nutrisi itu juga diperlukan untuk proses tumbuh kembang tubuh kita agar pertumbuhan dan
pembesaran tubuh badan serta otak kita bisa sehat dan produktif. Dengan makanan juga kita bisa
mendapat energi. Energi ini juga sangat diperlukan untuk proses metabolisme tubuh. Jadi jika
kita kurang makan, kita akan merasa lemah dan tidak berdaya untuk melakukan apa-apa
pekerjaan karena tubuh kita kurang energi. Jadi, pola makan yang seimbang harus kita amalkan

Page 26 of 27
supaya tubuh kita mendapat asupan gizi yang cukup dan energi yang cukup agar tubuh badan,
serta otak bisa menjalankan fungsinya dengan baik dan kita bisa hidup sehat.

Daftar Pustaka
1. Khomsan A, Anwar F. Sehat itu mudah: wujudkan hidup sehat dengan makanan tepat.
Bandung : Mizan Media Utama (MMU) ; Juni 2008.
2. Hartono A. Terapi gizi dan diet rumah sakit. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC ; 2006.h.18-36.
3. Universitas Sumatera Utara. Konsep dasar gizi seimbang. Diunduh dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20338/4/Chapter%20II.pdf,
22 ktober 2012.
4. Garrett RH. Grisham CM. Biochemistry. 4th Ed. Brooks/ Cole Cengange Learning;
2010.p.542-45.
5. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Harper’s Illustrated biochemistry. 27th Ed. Mc
Graw Hill; 2006.p.132-253.
6. Hartono A. Terapi gizi dan diet rumah sakit. Edisi kedua. Jakarta: EGC; 2006. p.160-2,
266-9
7. The Obese Solution. Piramida makanan [Gambar dari internet]. 1 Maret. [Diakses 15
Oktober 2013]
Diakses dari: http://obesesolution.wordpress.com/2011/03/01/saatnya-ubah-pola-makan-
kita/
8. Dunford M, Doyle JA. Nutrition for sport and exercise [internet]. Belmont: Thomson
Wadsworth; 2008. h.39-40. [Diakses 15 Oktober 2013]
Diakses dari: books.google.co.id/books?isbn=0495014834

Page 27 of 27

Anda mungkin juga menyukai