HIFEMA TRAUMATIKA
Oleh
Preseptor:
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena dengan nikmat dan
yang berjudul “Hifema Traumatika” sebagai salah satu syarat dalam mengikuti
kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan Mata RSUP Dr. M. Djamil Padang
kepaniteraan klinik senior di bagian Ilmu Kesehatan Mata RSUP Dr. M. Djamil
klinik senior ini beserta seluruh jajarannya dan semua pihak yang telah membantu
Penulis menyadari bahwa CRS ini jauh dari sempurna, maka dari itu
sangat diperlukan saran dan kritik untuk kesempurnaan CRS ini. Penulis berharap
agar CRS ini bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan terutama bagi penulis
sendiri dan bagi teman-teman dokter muda yang tengah menjalani kepaniteraan
klinik. Akhir kata, semoga CRS ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Tujuan Penulisan 5
1.3 Batasan Masalah 5
1.4 Metode Penulisan 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
2.1.1 Anatomi iris 6
2.1.2 Anatomi Korpus Silier 6
2.1.3 Anatomi Bilik Mata Depan 7
2.2 Hifema
2.2.1 Definisi 8
2.2.2 Epidemiologi 8
2.2.3 Etiologi dan Faktor Risiko 9
2.2.4 Patofisiologi 10
2.2.5 Diagnosis 15
2.2.6 Tatalaksana 12
2.2.7 Komplikasi 17
2.2.8 Prognosis 18
BAB 3 LAPORAN KASUS 19
BAB 4 DISKUSI 24
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Hifema adalah suatu keadaan dimana terdapat darah di dalam bilik mata
depan yang diakibatkan oleh robeknya pembuluh darah iris atau badan siliar.1
Insidens tertinggi hifema terjadi pada populasi muda (70%) dengan usia rata-rata
akibat trauma, hifema iatrogenic dan hifema spontan. Hifema akibat trauma
merupakan hifema yang paling sering ditemui. Trauma yang terjadi umumnya
disebabkan oleh benda tumpul seperti peluru mainan, mainan proyektil, batu,
bola, paint ball, air bags, peluru pistol BB dan tinju. Sekitar 75% dari laki-laki
terjadi. Pemakaian pelindung mata pada mata yang terkena, pembatasan aktivitas,
dan elevasi kepala merupakan tatalaksana konservatif dari hifema. Penderita harus
dimonitor ketat dalam beberapa hari setelah kejadian karena risiko terjadinya
perdarahan ulang. Pemberian aspirin atau obat anti inflamasi non steroid (NSAID)
4
1.2 Batasan Masalah
Case Report Session ini membahas tentang anatomi bilik mata depan dan
tentang hifema.
1.4 MetodePenulisan
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
depan dari bilik mata belakang. Iris memiliki permukaan pipih dengan pupil
dibagian tengahnya. Perdarahan iris didapat dari sirkulus mayor iris. Kapiler-
kapiler iris mempunyai lapisan endotel yang tidak berlubang sehingga normalnya
dimana korpus siliaris terdiri atas zona anterior yang berombak-ombak, pars
plikata, zona posterior yang datar dan pars plana. Prosesus siliaris berasal dari
pars plikata dan terutama terbentuk dari kapiler dan vena yang bermuara ke vena-
Serat sirkular berfungsi untuk mengerutkan dan relaksasi serat-serat zonula. Serat
6
2.1.3 Anatomi Bilik Mata Depan
Merupakan ruangan diantara iris dan kornea. Humor akuos yang dihasilkan
oleh badan siliaris akan mengalir dari bilik mata belakang menuju bilik mata
depan.7 Anatomi iris, korpus siliaris, dan sudut bilik mata depan secara jelas dapat
7
Gambar 2. Pembuluh darah pada Mata
2.2 Hifema
2.2.1 Definisi
Hifema adalah darah yang terdapat dalam bilik mata depan yang
diakibatkan oleh robeknya pembuluh darah iris atau badan siliar. Penyebab
terbanyak hifema adalah trauma dan umumnya trauma ini selalu dikaitkan dengan
2.2.2 Epidemiologi
orang. Hifema yang sering terjadi merupakan hifema akibat trauma pada mata.
Trauma yang terjadi umumnya disebabkan oleh trauma akibat benda tumpul,
8
misalnya bola, batu, peluru mainan, paint ball dan tinju. Laki-laki memiliki risiko
hifema terjadi pada populasi muda dengan kisaran umur 10-20 tahun. Hifema
merupakan salah satu faktor risiko terjadinya hifema akibat trauma, dimana
olahraga yang berisiko tinggi meliputi baseball, softball, basketball, bola dan paint
ball.2,3,4
b. Hifema iatrogenik
komplikasi pada bedah mata. Hifema dapat terjadi sebagai kejadian tidak
diharapkan setelah prosedur laser mata akan tetapi umumnya hifema ini
c. Hifema spontan
9
Umumnya hifema ini sulit dibedakan dengan hifema traumatika.
2.2.4 Patofisiologi
Trauma merupakan penyebab tersering dari hifema. Oleh karena itu hifema
sering terutama pada pasien yang berusia muda. Trauma tumpul pada kornea atau
limbus dapat menimbulkan tekanan yang sangat tinggi, dan dalam waktu yang
singkat di dalam bola mata terjadi penyebaran tekanan ke cairan badan kaca dan
dan robekan pada kornea, sklera sudut iridokornea, badan siliar sehingga
dari pembekuan darah terjadi cepat, sehingga pembuluh darah tidak mendapat
lagi.8
primer atau perdarahan terjadi 5-7 hari setelah trauma yang disebut perdarahan
buruk. Perdarahan spontan dapat terjadi pada mata dengan rubeosis iridis, tumor
pada iris, retinoblastoma, dan kelainan darah yang mungkin diakibatkan karena
penyembuhan, hifema dikeluarkan dari bilik mata depan dalam bentuk sel darah
merah melalui sudut bilik mata depan atau kanal scelemn dan permukaan depan
10
iris. Penyerapan melalui dataran depan iris dipercepat oleh enzim proteolitik yang
Sementara itu darah dalam bilik mata depan tidak sepenuhnya berbahaya,
namun bila jumlahnya memadai maka dapat menghambat aliran humor aquos ke
2.2.5 Diagnosis
2.2.5.1 Anamnesis
Adanya riwayat trauma yang mengenai mata dapat menjadi poin penting
ditanyakan waktu kejadian, proses terjadi trauma dan bahan benda yang
mengenai mata tersebut, apakah terbuat dari kayu, besi, atau bahan lainnya.
11
Jika kejadian kurang dari satu jam maka perlu ditanyakan adanya penurunan
Pasien akan mengeluh nyeri pada mata disertai dengan mata yang berair.
berbatas tegas yang terlihat dengan mata telanjang bila jumlahnya cukup
banyak. Bila pasien duduk, hifema akan terlihat terkumpul di bagian bawah
COA, dan hifema dapat memenuhi seluruh ruang COA. Otot sfingter pupil
mengganggu media refraksi. Darah yang mengisi kamera okuli ini secara
12
bertambahnya isi COA oleh darah. Kenaikan tekanan intra okuler ini disebut
glaucoma sekunder. Glaukoma sekunder juga dapat terjadi akibat massa darah
aqueous yang berada di COA. Selain itu akibat darah yang lama berada di
kerusakan kornea.2,10
13
Gambar 5. Ilustrasi hifema (Grd I) Gambar 6. Hifema pada ⅓ COA (Grd II)
visus dapat menurun akibat kerusakan kornea, aqueous humor, iris dan
retina.
d. Pemeriksaan oftalmoskopi
14
2.2.6 Tatalaksana
1. Tirah baring (Bed Rest Total). Pasien hifema sebaiknya diistirahatkan dan
dielevasikan 30-60 derajat. Hal ini akan mengurangi tekanan darah pada
perbedaan pendapat dari ahli mengenai tirah baring ini sebagai tindakan
3. Pemberian agen sikloplegik (seperti atropin 1% tetes, satu kali sehari) dapat
secara oral maupun parenteral seperti vit K. Pada hifema yang baru dan terisi
15
darah segar diberi obat anti fibrinolitik seperti asam tranexamat dengan
malam hari), dorzolamide 2% dua atau tiga kali sehari, atau apraclonidine
0,5% tiga kali sehari. Terapi oral dengan acetazolamide 250 mg per oral
empat kali sehari, dan obat hiperosmotik (manitol, gliserol, dan sorbitol)
6. Bedah
a. Parasentesis
atau nanah dari bilik mata depan. Hifema harus dievakuasi secara bedah
bila tekanan intraokular tetap tinggi (> 35 mmHg selama 7 hari atau 50
b. Irigasi COA
bekuan yang terdapat di sudut bilik mata depan atau di jaringan iris.
16
c. Viskoelastik
Cara ini dilakukan dengan membuat sebuah insisi kecil di limbus untuk
dorong keluar.6
Glaukoma onset lambat dapat timbul setelah beberapa bulan atau tahun,
terutama bila terdapat penyempitan sudut bilik mata depan lebih dari satu
kuadran. Pada sejumlah kasus yang jarang, bercak darah di kornea menghilang
pelindung saat bekerja di tempat terbuka atau saat berolahraga dapat mengurangi
2.2.7 Komplikasi
perdarahan pertama. Faktor risiko meliputi penyakit anemia sel sabit, pada
b. Pewarnaan darah kornea (corneal blood staining). Kelainan ini paling baik
yang rendah, faktor risiko yang paling penting adalah TIO yang terus
17
meningkat. Pasien dengan TIO tinggi harus dipantau ketat, dan intervensi
bedah harus lebih awal jika tanda-tanda pewarnaan darah kornea muncul.
d. Sinekia posterior. Keadaan ini jarang terjadi jika pasien ditangani dengan
mengevakuasi hifema.10
e. Sinekia posterior perifer. Sering pada pasien yang ditangani secara medis
hifema masih tertinggal dalam waktu yang cukup lama, biasanya lebih dari
9 hari. Disebabkan iritis yang terjadi cukup lama karena trauma awal
2.2.8 Prognosis
okuli anterior. Biasanya hifema dengan darah yang sedikit dan tanpa disertai
glaukoma, prognosisnya baik karena darah akan diserap kembali dan hilang
sempurna dalam beberapa hari. Pasien yang enderita hifema yang telah
telah mencapai 1/60 atau lebih rendah maka prognosis penderita adalah buruk
18
BAB 3
LAPORAN KASUS
Keluhan Utama:
Mata kiri kabur sejak 8 jam sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya mata
kiri terkena lentingan peluru mainan. Mata kiri terasa nyeri, merah dan berair.
Padang karena terdapat darah dalam bola mata kirinya, pasien dirujuk dalam
Tidak ada riwayat kelainan pada mata sebelumnya dan pasien juga tidak
19
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Tekanan Darah :-
Nadi : 84x/menit
Nafas : 24x/menit
Suhu : afebris
Berat badan : 24 kg
Kepala : normocephal
20
Torak :
Status Oftalmikus
STATUS
OD OS
OFTALMIKUS
Refleks fundus + +
21
Injeksi konjungtiva (-) Injeksi konjunktiva (+)
Fundus :
Bulat, batas tegas, c/d 0,3- Bulat, batas tegas, c/d 0,3-
- Papil
0,4 0,4
- Pembuluh
aa:vv = 2:3 aa:vv = 2:3
darah
22
Gambar
Diagnosis Kerja
Terapi :
Vit. K 2x1
Prognosis :
23
BAB 4
DISKUSI
pada mata. Dari anamnesis didapatkan pasien merasa mata kirinya kabur, nyeri,
berair, dan terdapat gumpalan darah di bola mata bagian bawah. Sebelumnya
pasien terkena lentingan peluru mainan ke mata kirinya ketika bermain. Hal ini
pembuluh-pembuluh darah di iris atau badan siliar dan merusak sudut bilik mata
depan. Akibat robeknya pembuluh darah, darah di dalam aquos humor dapat
Gejala klinis yang dikeluhkan pasien sesuai dengan gejala yang terjadi pada
hifema, yaitu pasien akan mengeluh sakit pada mata yang terkena, desertai
ketika pasien duduk (kepala ditinggikan) akan terlihat darah terkumpul di bagian
24
bawah bilik mata depan, dan hifema dapat memenuhi seluruh ruang bilik mata
depan tergantung derajat keparahannya.8 Manifestasi klinis lain yang dapat terjadi
berdasarkan kecepatan dan kekuatan trauma tergantung kepada bagian mata yang
Pemeriksaan fisik yang didapatkan pada pasien ini, status generalis dalam
mata kiri 6/6 f, pada konjuntiva bulbi terdapat injeksi siliar dan injeksi
konjungtiva yang menandakan adanya proses inflamasi, dan pada kamera okuli
anterior terdapat koagulum ±3mm (<1/3 COA). Hal ini dapat mendukung dalam
Grading Hifema
proses absorbsi dari hifema, hal ini sesuai dengan tujuan terapi secara umum dari
25
perdarahan sekunder dan menurunkan resiko terjadinya corneal blooad staining
obat Metil prednisolon 4 x 4 mg, 1 minggu tapp off, Prednisolon asetat 1% ED, 4
x 1 tetes OS, Atropin sulfat 1% ED, 4 x 1 tetes OS, Asam traneksamat 4 x 250 mg
dan Vit. K 2x1. Bed rest dengan kepala di dielevasikan 30-60 derajat. Hal ini akan
mengurangi tekanan darah pada pembuluh darah iris serta mempermudah evaluasi
koagulansia ini dapat diberikan secara oral maupun parenteral seperti vit K.2
Prognosis hifema bergantung pada jumlah darah dalam bilik mata depan.
1uo ad sanationam (dubia ad bonam). Hal ini didasari bila darah sedikit dalam
bilik mata, maka darah akan terserap dan jernih dengan sempurna. Sedangkan bila
darah lebih dari setengah tingginya bilik mata depan, maka prognosis buruk dan
dapat disertai beberapa penyulit.12 Mata sebaiknya diperiksa secara berkala untuk
glaukoma, atau adanya bercak darah di kornea akibat pigmen besi. Waktu
terjadinya perdarahan berulang 25% kasus terjadi pada 2-5 hari.6 Prognosis pada
pasien ini baik dikarenakan derajat hifema pada derajat I atau banyaknya darah
26
DAFTAR PUSTAKA
FKUI: Jakarta.
http://emedicine.medscape.com/article/1206635-overview#showall
4. Nash DL. Hyphema. [Internet]. Updated: 2016 Dec 14, diakses pada 31
overview#a6
5. Gregory WO. Hyphema. [Internet]. Updated: 2015 Jan 6, Cited: 2017 May
223
7. Connie S. 1982. The eye and visual nervous system: anatomy, physiology
21-25.
27
10. Shaik N, Arora J, Liao J, Rizzuti AE. Trauma to the anterior Chamber
28