PENDAHULUAN
Katarak adalah kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi lensa,
denaturasi protein lensa, ataupun keduanya. Katarak dapat terjadi akibat pengaruh
penyakit mata dapat mengakibatkan katarak, seperti glaucoma, ablasi, uveitis dan
retinitis pigmentosa.1
juta populasi dunia mengidap kebutaan yang disebabkan oleh katarak dan
dijangka menjelang tahun 2020, angka ini akan meningkat menjadi empat puluh
juta. Katarak senilis merupakan jenis katarak yang paling sering ditemukan
lensa diganti dengan kacamata afakia, lensa kontak atau lensa tanam intraocular.
selama, dan post operasi, diharapkan penganganan katarak dapat lebih diperluas
1
1.2 Batasan masalah
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.1.1 Katarak
Katarak berasal dari kata yunani katarrhakies, inggris cataract, dan latin
cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana
setiap keadaan kekeruhan dilensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan
Katarak Senilis adalah setiap kekeruhan lensa yang tedapat pada usia lanjut
2.2 Epidemiologi
Katarak senilis sampai saat ini masih menjadi penyebab terbanyak gangguan
penglihatan dan kebutaan dari data statistik yang didapatkan 33% dari semua
penyakit mata di Denmark adalah katarak, dan dapat mencapai 86% di India.
Sebanyak 1.2 % penduduk benua Afrika mengalami kebutaan dengan 36% akibat
3
2.3 Anatomi dan Fisiologi Lensa
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tak bewarna dan hampir
oleh zonula zinii dan prosesus siliaris (ligamentum suspensorium lentis), yang
Zonula zinii berasal dari lamina basal epitel tidak berpigmen prosesus siliare.3
anterior. Di sebelah anterior lensa terdapat humor akuos dan disebelah posterior
terdapat korpus vitreus. Lensa di liputi oleh kapsula lentis, yang bekerja sebagai
depan lensa terdapat selapis tipis epitel subkapsuler. Nukleus lensa lebih tebal dari
Lensa dapat membiaskan cahaya karena indeks biasnya sekitar 1,4 pada
sentral dan 1,36 pada perifer. Hal ini berbeda dengan humor akuos dan vitreus
kekuatan 15 20 Dioptri dari sekitar 60D kekuatan konvergen bias mata manusia
rata-rata.1
Lensa terdiri dari 65% air dan 35% protein (tertinggi kandungannya dari
seluruh tubuh). Dan sedikit sekali mineral. Kandungan kalium lebih tinggi pada
lensa dibanding area tubuh lainnya. Tidak terdapat serat yeri, pembuluh darah
4
Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina. Untuk
serat zonula zinii dan memperkecil diameter anteroposterior lensa sampai ukuran
terkecil. Dalam posisi ini daya refraksi lensa diperkecil sehingga berkas cahaya
antara korpus siliaris, zonula dan lensa untuk memfokuskan benda jauh pada
retina dikenal denga akomodasi. Hal ini berkurang seiring bertambahnya usia.4
2.4 Patologi
Katarak terkait disebabkan oleh usia paling sering ditemukan pada kelainan
usia multifactor dan belum sepenuhnya dimengerti. Berdasarkan usia lensa, terjadi
Sebagai lapisan baru serat kortical berbentuk konsentris, akibatnya nucleus dari
5
lensa mengalami penekanan dan pergeseran (nucleus sclerosis). Cristalisasi
(protein lensa) adalah perubahan yang terjadi akibat modifikasi kimia dan
protein secara tiba tiba mengalami fluktuasi refraktif index pada lensa, cahaya
Tiga tipe katarak terkait usia adalah nuclear, kortical, dan subkapsular
posterior katarak. Pada beberapa pasien penggabungan dari beberapa tipe juga
ditemukan.
Pada dekade keempat dari kehidupan, tekanan yang dihasilkan dari fiber
menjadi batas tepi dari coklat kemerahan hingga mendekati perubahan warna
diplopia monocular.4
6
Gambar 2. Katarak nuklear
cembung dan terjadi miopisasi akibat perubahan indeks refraksi lensa. Pada
dekat pada usia yang bertambah. Katarak nuclear sering dihubungkan dengan
perubahan pada kortek lensa. Ini penting untuk dicatat bahwa pasien dengan
katarak nuclear.4
2. Water fissure: pola rarial dari fissure yang terisi cairan yang akan terlihat
diantara fiber. Lamella yang terpisah: tidak sesering water fissureI, ini
berisi suatu zona cairan diantara lamella (biasanya antara lamella clear dan
7
fiber kortikal).
pandangan baca menurun. Banyak ditemukan pada pasein diabetes, pasca radiasi,
dan trauma.4
8
Gambar 4. Katarak subcapsular posterior
Ada beberapa jenis klasifikasi yang telah sering digunakan untuk menilai
Klasifikasi katarak yang paling luas penggunannya adalah LOCS versi III
et.al.,pada tahun 1993. Klasifikasi ini melihat gambaran nukleus yang disebut
nuclear opalescence (NO), nuclear color (NC), cortical cataract (C) serta
memang sangat baik tetapi kurang praktis untuk penggunaan klinis sehari-hari
kawan-kawan.6
9
Buratto membagi densitas kekerasan lensa menjadi 5 jenis dimana grade 1
adalah katarak yang paling lunak sedangkan grade 5 adalah katarak yang sangat
a. Grade 1 : Nukleus lunak. Pada katarak grade 1 biasanya visus masih lebih
baik dari 6/12, tampak sedikit keruh dengan warna agak keputihan. Reflek
fundus mudah diperoleh dan biasanya pada pasien kurang dari 50 tahun.
mulai sedikit berwarna kekuningan, visus antara 6/12 sampai 6/30. Refleks
fundus juga masih mudah diperoleh dan katarak jenis ini paling sering
kecoklatan, usia pasien biasanya lebih dari 65 tahun. Visus biasanya antara
3/60 sampai 1/60, dimana refleks fundus maupun keadaan fundus sudah
sulit dinilai.
e. Grade 5 : Nukelus sangat keras. Pada katarak jenis ini nukleus sudah
Visus hanya 1/60 atau lebih buruk dan usia penderita diatas 65 tahun.
Katarak ini sangat keras dan disebut juga brunescent cataract atau black
cataract.
10
Katarak senilis secara klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu insipien, imatur,
1. Katarak Insipien
posterior.
2. Katarak Imatur
atau shadow test, akan terlihat bayangan iris pada lensa, sehingga hasil uji
3. Katarak Matur
terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh sehingga uji bayangan iris
negatif.
4. Katarak Hipermatur
yang mengalami degenerasi akan mencair dan keluar melalui kapsul lensa.
11
Bila proses katarak berjalan lanjut disertai kapsul yang tebal, maka korteks
yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka dapat mengakibatkan
positif. Cairan / protein lensa yang keluar dari lensa tersebut menimbulkan
reaksi inflamasi dalam bola mata karena di anggap sebagai benda asing.
cairan / protein lensa itu sendiri yang menghalangi aliran cairan bola mata.
keluar)
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik Mata Normal Dangkal Normal Dalam
Depan
Sudut Bilik Normal Sempit Normal Terbuka
Mata
Shadow Test Negatif Positif Negatif Pseudopositif
Visus (+) < << <<<
Penyulit - Glaukoma - Uveitis+glaucoma
Table 1. Perbedaan stadium katarak senil1
12
-
Penurunan visus, merupakan keluhan yang paling sering dikeluhkan
kontras terhadap cahaya terang atau silau pada siang hari hingga silau
dekat mereka dan kurang membutuhkan kaca mata baca, keadaan ini
refraktil pada bagian tengah dari lensa, yang sering memberikan gambaran
2.7 Tatalaksana
seluruh lensa bersama kapsul. Dapat dilakukan pada zonula zinni yang
telah rapuh atau berdegenerasi dan mudah putus. Karena alasan tersebut,
teknik ini tidak dapat digunakan untuk pasien yang lebih muda dimana
zonula kuat. ICCE dapat dilakukan antara usia 40-50 tahun dengan
13
menggunakan enzim alpha-chymotripsyn (yang akan menguraikan
Zonula). ICCE telah dilakukan pengetesan dari waktu ke waktu dan telah
dilakukan secara umum sekitar 50 tahun yang lalu diseluruh dunia. Saat
pilihan operasi untuk semua tipe dari dewasa sampai anak-anak kecuali
3. Phaco Emulsification.
lensa intraokuler yang dapat dilihat. Jika digunakan lensa intraokuler yang
diperoleh dari tindakan bedah insisi kecil adalah kondisi intraoperasi lebih
14
2.8 Komplikasi
Komplikasi katarak yang tersering adalah glaukoma yang dapat terjadi karena
1. Fakolitik
-
Pada lensa yang keruh terdapat lerusakan maka substansi lensa
timbul glaukoma.10
2. Fakotopik
-
Berdasarkan posisi lensa
-
Oleh karena proses intumesensi, iris, terdorong ke depan sudut
3. Fakotoksik
-
Substansi lensa di kamera okuli anterior merupakan zat toksik bagi
15
2.9 Prognosis
Bila tidak ada penyakit penyerta yang disebabkan oleh postoperasi seperti
chart.7
BAB 3
16
KESIMPULAN
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tak bewarna dan hampir
oleh zonula zinii dan prosesus siliaris. Katarak Senilis adalah setiap kekeruhan
lensa yang tedapat pada usia lanjut diatas usia 50 tahun. Katarak senilis sampai
saat ini masih menjadi penyebab terbanyak gangguan pengihatan dan kebutaan di
dunia.
Katarak terkait disebabkan oleh usia paling sering ditemukan pada kelainan
usia multifactor dan belum sepenuhnya dimengerti. Berdasarkan usia lensa, terjadi
tipe katarak terkait usia adalah nuclear, kortical, dan subkapsular posterior
katarak. Pada beberapa pasien penggabungan dari beberapa tipe juga ditemukan.
adalah katarak yang paling lunak sedangkan grade 5 adalah katarak yang sangat
keras. Katarak senilis secara klinik juga dikenal dalam 4 stadium yaitu insipien,
Cataract Extraction (ECCE) dan Phaco Emulsification. Bila tidak ada penyakit
17
nervus optikus, ECCE atau fakoemulsifikasi biasanya memberikan penambahan
DAFTAR PUSTAKA
18
1. Ilyas S. (2007). Ilmu Penyakit Mata. Tajam penglihatan, kelainan refraksi
dan penglihatan warna hal 72-75. Edisi 3. Balai Penerbit Fakultas
kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta.
2. Ocampo V, Foster C, Senile Cataract. 2016. Available at Emedicine Artikel
www.emedicine.com/ last update March 1st 2016.
3. Murril A.C standfield L.D, Vanbrocklin D.m, Bailey L.I,denbeste P.B,
Diloma C.R et aal.(2004). Optometric clinical practice guideline.
American optometric association:U.S.A) dan (Vaugan G.D, Asbury T,Eva
R.P. (2000). Oftalmologi umum. Bab 20 lensa hal 401- 4006.Edisi 14.
Widya medika : Jakarta.
4. Vaugan dan Skuta G.L, Cantor L.B, Weiss J.S. 2013. Basic and clinical
science course. American Academy of Ophtalmology 2013-2014.Section
11.Bab 4 p.39-45.
5. Khairullah A.2010.Patologi dan penatalaksanaan pada katarak
senilis.published december 2010. Hal 2.
6. Soekardi Istiantoro. Transisi Menuju Fakoemulsifikasi. Jakarta: Granit ;
2004.
7. Victor,Vicente.2016. Senile Cataract. Available from :
http://emedicine.medscape.com/article/1210914
8. Khurana AK, editor. Comprehensive Ophthalmology. In: Diseases of the
lens. 4th Edition. New Delhi: New Age International; 2007.p.167-201.
9. Lang G. Lens. In Ophthalmology: A Short Textbook. Thieme Stuttgart :
Germany. 2000.
10. American Academy of Opthalmology. Lens and Cataract. Section 11. San
Fransisco: MD Association, 2005-2006
19