Anda di halaman 1dari 46

Case Report Session

HIFEMA TRAUMATIKA

Preseptor:
dr. Havriza Vitresia, Sp.M (K)

Oleh:
Dio Rancha Pratama
Dian Arfan As Bahri

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS


2017
PENDAHULUAN
• Darah di COA
• robeknya pembuluh darah iris atau
Hifema badan siliar
• Laki-laki, usia muda

• Trauma (>>> trauma tumpul)


Etiologi • iatrogenic
• spontan

• Tujuan : cegah komplikasi


• pelindung mata, bed rest, dan
Tatalaksana elevasi kepala
• Pemberian obat
Batasan Masalah
definisi, epidemiologi, etiologi, faktor risiko, klasifikasi, patofisiologi, patogenesis,
manifestasi klinis, diagnosis, tatalaksana, komplikasi dan prognosis hifema

Tujuan Penulisan
menambah wawasan tentang hifema.

MetodePenulisan
tinjauan berbagai literature yang relevan terkait hifema
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
HIFEMA
• darah di COA
• Oleh robeknya pembuluh darah iris atau
Hifema badan siliar.
• Penyebab terbanyak hifema adalah
trauma

• 17 kasus dari 100.000 orang


• Laki-laki : perempuan = 3:1
Epidemiologi •

Usia muda (10-20 tahun)
anak-anak  bermain
• dewasa  kecelakaan

• trauma
Etiologi • iatrogenik
• spontan
Perdarahan :
• Primer : perdarahan segera
• Sekunder : setelah perdarahan pertama
reda atau muncul setelah beberapa hari
• Oleh gangguan pembekuan darah atau
penyerapan yang terlalu cepat
Diagnosis
• Semua riwayat
Anamnesis • Keluhan utama hingga kemungkinan komplikasi yang
sudah timbul

• perdarahan pada COA (langsung atau dengan slit


lamp)
Gejala Klinis • Mata kabur
• penglihatan ganda, blefarospasme, edema palpebra,

• Visus
• Slit lamp : tumpukan darah di COA
Pemeriksaan • Setelah tenang : pemeriksaan lengkap untuk melihat
komplikasi
Grading
(Edward Layden)
• Grade I : Darah mengisi
kurang dari sepertiga COA
• Grade II : Darah mengisi sepertiga
hingga setengah COA
• Grade III : Darah mengisi hampir total
COA
• Grade IV : Darah memenuhi seluruh
COA
• Mikroskopik: :Hanya terlihat dengan
mikroskop, tidak terlihat makroskopik
Pemeriksaan Penunjang
VISUS

Tonografi: mengkaji tekanan intra okuler.

Slit Lamp Biomicroscopy: untuk menentukan kedalaman COA


dan irido corneal contact, aqueous flare, dan synechia posterior.

Pemeriksaan oftalmoskopi

UBM (Ultrasound Biomicroscopic) untuk menyingkirkan adanya


perdarahan vitreus atau ablasio retina
Tatalaksana
Tujuan :
• Menghentikan perdarahan dan mencegah
perdarahan ulang
• Mengeluarkan darah dari COA
• Mengendalikan tekanan intra okular
• Mencegah terjadinya imbibisi kornea
Bed Rest Total, elevasi kepala 30-60 derjat

Pemberian steroid topikal dan sistemik (grd >2)

sikloplegik (mencegah terbentuknya sinekia) : atropin 1% tetes, satu kali sehari

koagulansia (menekan dan menghentikan pendarahan),


vit K Antifibrinolitik, asam tranexamat 4 kali 250 mg selama maksimal 5 hari

Obat Glaukoma
Bedah
• mengeluarkan darah atau nanah dari
bilik mata depan.
Parasentesis • Evakuasi segera, (> 35 mmHg selama 7
hari atau 50 mmHg selama 5 hari)

• dengan masukkan alat irigasi dan probe


mekanis di sebelah anterior limbus
Irigasi COA

• insisi kecil di limbus untuk menyuntikkan


bahan viskoelasti
Viskoelastik • insisi yang lebih besar berjarak 180
derajat (dari insisi pertama) untuk
memungkinkan hifema di dorong keluar.
Komplikasi
• Perdarahan berulang

• Pewarnaan darah kornea (corneal blood staining).

• Glaukoma sekunder

• Sinekia posterior

• Sinekia posterior perifer.


Prognosis
• Bergantung pada :
• banyaknya darah yang tertimbun pada
kamera okuli anterior.
• Komplikasi yang timbul
• Komplikasi (+) : glaukoma : bergantung
pada seberapa besar glaukoma
tersebut menimbulkan defek pada
ketajaman penglihatan.
LAPORAN KASUS
Seorang laki-laki berusia 9 tahun dirawat di bangsal Mata
RSUP Dr. M. Djamil Padang dengan:

Keluhan Utama: Mata kiri kabur sejak 8 jam sebelum


masuk rumah sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang:
• Mata kiri kabur sejak 8 jam sebelum masuk
rumah sakit. Sebelumnya mata kiri terkena
lentingan peluru pistol mainan. Mata kiri terasa
nyeri, merah dan berair.
• Pasien merasakan sakit kepala, tidak ada mual
dan muntah
• Pasien berobat ke RSUD Pariaman kemudian
dirujuk ke RSUP Dr M Djamil Padang karena
terdapat darah dalam bola mata kirinya, pasien
dirujuk dalam keadaan kepalanya ditinggikan.
• Mata merah (+), Mata berair (+), Nyeri (+)
• Bengkak (-), Gatal (-), Sekret (-)
• Mual (-), Muntah (-)
• Keluar darah dari mata (-)
• Trauma tempat lain (-)
Riwayat Penyakit Dahulu
• Tidak ada riwayat kelainan pada mata
sebelumnya dan
• Riwayat memakai kacamata sebelumnya
tidak ada
• Riwayat trauma kepala sebelumnya tidak
ada
• Riwayat operasi sebelumnya tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga
• Tidak ada keluarga yang menderita
keluhan yang sama.
PEMERIKSAAN FISIK
• Pemeriksaan Umum
• Keadaan umum : tampak sakit sedang
• Kesadaran : komposmentis kooperatif
• Tekanan Darah :-
• Nadi : 84x/menit
• Nafas : 24x/menit
• Suhu : afebris
• Keadaan gizi : baik
• Tinggi badan : 120 cm
• Berat badan : 24 kg
• Sianosis : tidak ada
• Edema : tidak ada
• Anemis : tidak ada
• Ikterus : tidak ada
• Kelenjar Getah Bening : tidak ditemukan pembesaran
• Kepala : normocephal
• Rambut : hitam, tidak mudah rontok
• Mata : Status ophtalmikus
• THT : tidak ada kelainan
• Gigi dan mulut : tidak ada kelainan
• Leher : tidak ada kelainan
• Torak :
• Paru : auskultasi vesikuler, ronki (-), wheezing (-)
• Jantung : bunyi jantung murni, teratur, bising (-)
• Abdomen : Distensi (-), Bising usus (+) normal
• Punggung : tidak ada kelainan
• Alat kelamin : tidak diperiksa
• Anus : tidak diperiksa
• Ekstremitas : Defisit neurologis (-), edema (-)
Oculi sinistra
• Diagnosis Kerja : Hifema Traumatika grade I OS

• Terapi :
• Bed rest, kepala ditinggikan 45o
• Metil prednisolon 4 x 4 mg, 1 minggu tapp off
• Prednisolon asetat 1% ED, 4 x 1 tetes OS
• Atropin sulfat 1% ED, 4 x 1 tetes OS
• Asam traneksamat 4 x 250 mg
• Vit. K 2x1

• Prognosis :
• Quo ad vitam : bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
DISKUSI
Penegakan diagnosis hifema
traumatika grade I

Pemeriksaan
Anamnesis
fisik

Pemeriksaan
penunjang
Anamnesis
Terdapat
Mata kabur, gumpalan darah
nyeri, berair di bola mata
bagian bawah

Riwayat trauma
Robek
pembuluh Darah di
Lentingan Trauma
darah iris COA :
peluru mata
atau badan hifema
siliar
Mekanisme Perdarahan akibat
Trauma Tumpul Mata
Grading hifema

Hifema traumatika grade I


OS
Rujukan pasien hifema

Kepala Darah
dielevasikan mengendap

Percepat
proses
absorbsi
Tujuan tatalaksana

Mencegah
Mencegah
corneal blood
rebleeding
staining

Mencegah
atrofi optik
Bed rest dengan kepala di
dielevasikan 30-60 derajat

↓ Tekanan darah pada


pembuluh darah iris

Mempermudah evaluasi
jumlah perdarahan
Steroid oral dan topikal

Mengurangi
komplikasi iritis dan
perdarahan sekunder
Sikloplegik

Mencegah
terbentuknya
sinekia
Koagulansia

Menekan dan
menghentikan
pendarahan
Prognosis

Quo ad vitam Quo ad functionam


(bonam) : tidak (dubia ad bonam) :
mempengaruhi gumpalan darah
fungsi vital diserap sempurna

Quo ad sanationam
(dubia ad bonam) :
25% rebleeding
dalam 2-5 hari
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai