Anda di halaman 1dari 24

Case Based Discussion

Mata Merah
TAMARA ANNADIA VITYASARI- 1915057
Pembimbing: dr. Amaranita Sukanto, Sp.M

Bagian Ilmu Kesehatan Mata


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
Rumah Sakit Immanuel
Bandung
2020
Identitas Pasien
 Nama : Ny. T
 Umur : 50 th
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Tanggal Periksa : 1 juni 2020
Anamnesis
 KU : Mata merah dan berair pada mata kanan
Anamnesis khusus
Pasien datang dengan keluhan mata merah dan berair pada mata kanan sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan
disertai penglihatan buram, rasa sakit, sekresi air mata berlebih, pasien juga mengeluh lebih sensitif ketika melihat
cahaya dan apabila melihat bayangan seperti pelangi, Keluhan disertai mual, muntah, nyeri kepala. Pasien baru
pertama kali mengalami hal seperti ini, dan belum diobati. Keluhan timbul langsung pada mata kanan.
Keluhan tidak disertai banyak kotoran mata, terasa ada benda asing di mata,terasa seperti ada pasir di mata,
gatal,bengkak, sulit membuka mata.
Pasien menyangkal terkena benda/terbentur/ terkena cipratan sebelum gejala, dan menyangkal sering menggosok
mata. Menyangkal akhir-akhir ini dirawat/ ada riwayat operasi.
DD mata merah visus turun:
RPD : Baru pertama kali seperti ini • Glaukoma sudut tertutup
RPK : - • Uveitis anterior
• Keratitis
RB : Belum pernah diobati
• Ulkus korena
RA : tidak ada alergi, tidak ada riwayat asma • Endoftalmitis
• Panoftalmitis
RPP : tidak ada penyakit penyerta (HT, DM, Penyakit autoimun sickle cells)
• Trauma kimia
• Hifema
Lanj. Status

• Pemeriksaan Fisik: TTV dan status generalis DBN


• Status Ophtalmologi:
Pemeriksaan Visus OD OS
Visus Dasar 3/60 6/6
Lanj. Status
• Pemeriksaan Eksterna

OD OS
Konjungtiva Bulbi Injeksi siliar DBN
Kornea Keruh DBN
COA Dangkal, disertai flare & cells DBN
Pupil Mid-dilatasi DBN
Iris Sebagian atrofi DBN
Lensa keruh DBN
Lanj. Status
 Pemeriksaan Penunjang:
 TIO : 40 mmHg

Diagnosis
Glaukoma akut sudut tertutup ocullus dextra
Lanj. (alasan menolak DD)
• Uveitis anterior
Pasien menyangkal sekret mata berlebihan,adanya penyakit autoimun.
• Keratitis, ulkus kornea
Pasien menyangkal menggaruk-garuk mata sebelum keluhan muncul, sekret mata berlebihan, tidak ada
flu like syndrome, sekret mata hijau kekuningan, ataupun riwayat terkena ranting pohon atau berpergian
sebelum gejala, tidak ada riwayat penyakit kronis sebelumnya
• Endoftalmitis, Panoftalmitis
Pasien menyangkal sekret mata purulen, melihat bayangan-bayangan di mata (floaters), tidak ada
riwayat operasi atau rawat inap dalam waktu dekat sebelum kejadian.
• Trauma kimia
Tidak terkena cipratan cairan-cairan sebelum gejala
• Hifema
Tidak ada riwayat terbentur sebelum gejala, riwayat penyakit keluarga(-), tidak ada riwayat penyakit
penyerta (sickle cells)
Penatalaksanaan
Tujuan: Menurunkan TIO
Pilih salah satu:
Beta blockers  Timolol 0.25% (2x 1 tetes/hari) Pada kasus gawat darurat ketiga
Alpha 2 agonist  brimonidine 0.1% (3x 1 tetes/hari) obat dapat diberikan dengan
Analog protaglandin  latanoprost 0.005% (1x 1tetes/ hari) interval 15 menit
Parasimpatomimetik  pilocarpine 2% (3x sehari)

Inhibitor karbonik anhydrase  acetazolamide 4 x 250mg


 KCL 0,5 gram 3x/hari  mencegah efek parestesi dari acetazolamide
Agen hiperosmotik
 oral gliserol 50%,  1 mL/kgBB dalam 50% jus lemon
 manitol 20%  1-2g/kgbb IV dalam 1 jam

Steroid topical  prednisolone acetate 1% (1 x 1-2 tetes/hari)  menurunkan inflamasi oculer


Cek TIO dalam 1 jam  ulangi pemberian agen hiperosmotik & obat topical bila belum turun
Laser iridotomy  dilakukan jika ada blok pupil, lensa jernih, COA jernih (biasanya 1-5 hari setelah serangan)
Prognosis

Prognosis:
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam: dubia ad malam
Quo ad sanationam: dubia ad bonam
Glaukoma akut sudut tertutup
Definisi: Neuropati optic kronis, disertai kelainan discus opticus, diikuti penurunan lapang
pandang secara progresif, dan biasanya berhubungan dengan kenaikan TIO
Trias Glaukoma: TIO naik, perubahan C/D ratio, lapang pandang turun
Klasifikasi :
• Primary glaukoma : • Congenital glaukoma : akibat perkembangan
abnormal okuler, akibat perkembangan abnormal
• glaukoma sudut terbuka
ekstra-okuler
• Glukoma sudut terbuka primer
• Glukoma tekanan normal • Secondary glaukoma: Pigmentary glaukoma,
Exfoliation syndrome, akibat perubahan lensa
• glaukoma sudut tertutup
(phacogenic), trauma, post-operasi, dll
• Akut
• Subakut (durasi singkat dan rekuren) • glaukoma absolute: akibat glaukoma yang tidak
terkontrol
• Kronis (asymptomatis)
Faktor Risiko
• Faktor Risiko:
• Keadaan anatomis dimana COA angle sempit
• Wanita (2-4x lebih tinggi dari pria)
• Usia (>40 tahun)
• Predisposisi genetik
• Hipermetropia tinggi  axis mata lebih pendek

Mekanisme Kenaikan TIO:


› Sudut terbuka: ada penyumbatan aliran aqueous humor pada trabekulla
meshwork
› Sudut tertutup: aliran aqueous humor sebelum trabekulla meshwork terhambat
Fisiologi aqueous humor

• 80% disekresi oleh epitel non pigmen proc. Cilliaris


• 20% dihasilkan secara pasif sebagai ekstrafiltrasi dan difusi.
• Aliran:
Badan siliaris  COP  melewati pupil  COA  90% (trabekula
meshwork, canalis schlem, v.episklera) 10% (via uveasklera,corpus
cilliaris, spatium subarachnoid, vena corpus silier)
Patogenesis glaukoma sudut tertutup
Menghalangi
Iris terdorong ke depan
aliran aqueous
Blokade pupil menghalangi aliran HA
humor dari COP
ke trabekula meshwork
ke COA

Sinekia posterior
Tekanan pada TIO naik
(perlengkatan
COP naik
iris ke lensa)

Tidak ada sinekia anterior bagian


Menghalangi aliran HA TIO naik
blokade pupil perifer (iris menempel pada
ke trabekula meshwork
kornea)
Lanj.
Gejala Klinis akut:
Pemeriksaan fisik:
◦ Mata merah
◦ nyeri • TIO naik
◦ Menjalar ke temporal dan kepala • Injeksi siliar
◦ Mual muntah
◦ halo • COA dangkal
• Kornea keruh
• Lensa keruh
• Pupil mid-dilatasi
• Atrofi iris
Patofisiologi
 peradangan pada arteri siliaris anterior  injeksi siliar
 Peradangan membuat kebocoran kapiler  protein leakage ke COA  COA keruh  flare COA
 lapisan endotel kornea tertekan  cairan masuk sampai stroma  kornea terlihat keruh  cairan
dalam kornea  Halo
 menekan m. Sphincter pupillae  paralisis  Pupil midriasis
TIO Naik
 menekan iris ke depan  pigmen iris terlepas Atrofi iris (pucat), pigmen menempel pada
endotel kornea (krukenberg spindle)
 menekan lensa  cairan masuk ke kapsul anterior hingga korteks (mengandung jaringan nekrotik
epitel dan korteks lensa)  lensa keruh (glaukomatous flecken)
 Naiknya kadar protein akibat inflamasi intraocular  terlihat flare pada pemeriksaan slit lamp,
sedangkan terlihat cells yang merupakan sel radang pada HA
 menekan n.vagus  mual & muntah
Tanda post serangan akut glaukoma
- Kornea  krukenberg spindle
- COA  flare & cell  protein dan sel sel radang melayang
- Iris  atrofi, spiral like configuration
- Pupil  semidilatasi sampai fixed dilatation
- Lensa  glaukomatous Flecken
- TIO  subnormal, normal ,atau meningkat
Pemeriksaan penunjang

• Tonometri  mengukur TIO (saat serangan akut TIO dapat


mencapai 60-80 mmHg)
• Gonioskopi  melihat besar irido-corneal angle (COA angle)

• Sudut tertutup: schwalbe’s line


tidak terlihat
• Sudut terbuka: scleral spur
terlihat
Lanj.

• Funduskopi
Akibat TIO naik  menipisnya dinding retina 
meningkatkan bentuk cupping di sekitar disc  C/D ratio > 0,5
• Tes lapang pandang
Terapi
 Prinsip terapi : menurunkan produksi humor aqueous,
meningkatkan ekskresi humor aqueous
Menurunkan produksi Meningkatkan ekskresi
Beta blocker Analog PG
Alfa 2 adrenergik Parasimpatomimetik
CAI Simpatomimetik
  Hiperosmotik agen
 
Lanj.
• Analog prostaglandin
• Alfa 2 agonis
Contoh: latanoprosst 0.005%
Brimonidine 0.2% 2dd
KI: hamil
menghambat masuk dan keluarnya HA
• Parasimpatomimetik •Inhibitor karbonik anhydrase
Contoh: pilocarpine 0.5% Contoh: dorzolamid, brinzolamide,
meningkatkan kontraksi m. Ciliaris, acetazolamide 4 x 250mg
digunakan pada glaukoma tanpa blokade KI: alergi sulfa
pupil
• Beta blocker
• Agen hiperosmotik
Contoh: Betaxolol 0.25% and 0.5%, 2dd
cara kerja: menarik air keluar dari badan vitreus
KI : asma
cth: oral gliserol 50%,  1 mL/kgBB dalam
Hati-hati: jantung, hipertensi 50% jus lemon
KI: diabetes
• Alfa 2 agonis
Contoh: apraklonidin 0,5% 3dd,
KI: sering alergi
Lanj.
 Treatment surgical dan laser:
• Laser peripheral iridotomy
Teteskan pilocarpine  pupil konstriksi  iris lebih tidak tertekan 
anestesi drops  iris dilubangi  TIO di cek 1 jam setelah laser
• Surgical peripheral iridectomy
Mengangkat sebagian iris
• Argon laser peripheral iridoplasty
Menghilangkan iris perifer untuk melebarkan sudut COA
Komplikasi dan Prognosis
 Komplikasi:
› Glaukoma absolut:
 Light perception –
 Reflex pupil hilang
 Stone like appearance
 Sangat nyeri

Prognosis:
› Quo ad vitam : ad bonam
› Quo ad functionam: dubia ad malam
› Quo ad sanationam: dubia ad bonam
Sumber

• https://www.aao.org/munnerlyn-laser-surgery-center/angleclosure-
glaukoma-19
• Vaugan and Asbury’s General Ophthalmology
• The Wills Eye Manual: Office and Emergency Room Diagnosis
and Treatment of Eye Disease
• Permenkes nomor 5 tahun 2014
• https://
www.britannica.com/science/eye-disease/glaukoma#ref953692

Anda mungkin juga menyukai