Anda di halaman 1dari 82

OFTALMOLOGI 2

MATA TENANG VISUS TURUN MENDADAK


Masalah Lensa Masalah Vitreous
• Subluksasi • Perdarahan
• Dislokasi vitreous

Masalah Retina Masalah N. Optikus


• Ablatio retina • Neuritis optik
• Oklusi arteri retina
• Papil oedema
• Oklusi vena retina
Ektopia Lentis
Subluksasi Ruptur sebagian ligamentum suspensorium lentis
Displacement dari lensa Dislokasi anterior : lensa di COA
Dislokasi Ruptur total;
Dislokasi posterior : lensa di vitreous

• Manifestasi Klinis : penurunan visus mendadak,


diplopia
• Komplikasi : uveitis, glaucoma sekunder
• Tatalaksana : penggunaan kacamata, pembedahan

Tanda subluksasi : iridodonesis/tremulous lens


Sumber: Sidarta, Ilyas. 2010. Ilmu Penyakit
(iris bergoyang saat bola mata bergerak) Mata ed.III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Oklusi Arteri Retina Sentral
• Sumbatan aliran darah  menyebabkan iskemia retina
Arteritik : Arteritis temporal
• Etiologi
Non Arteritik : Emboli, atherosclerosis
• Manifestasi klinik
‒ Mata tenang visus turun mendadak (no light perception)
‒ Tidak nyeri
‒ Funduskopi : cherry red spot (kekeruhan pada area retina superficial kecuali pada area
macula  macula tidak memiliki ganglion, sehingga mempertahankan warna aslinya)
‒ Papil pucat dan batas kabur
• Tatalaksana : pemberian O2, menurunkan TIO (mannitol IV + massage intermittent),
antikoagulan, steroid
CRAO vs BRAO CRVO vs BRVO
(Central Retinal Artery Occlusion vs Branch (Central Retinal Vein Occlusion vs Branch Retinal
Retinal Artery Occlusion) Vein Occlusion)
Opasitas superficial Opasitas superficial Perdarahan difus Perdarahan superfisial
pada polus posterior pada distribusi cabang (splashed-tomato pada cabang vena yang
arteri yang defek appearance) defek (flame
hemorrhage)
Cherry red spot
Ablasio Retina
• Lepasnya lapisan sensoris retina (sel batang dan sel kerucut) dari
lapisan epitel pigmen retina.
• Keluhan:
– Bintik hitam pada lapangan penglihatannya (floaters)
– Sensasi kilatan kilatan cahaya (fotopsi)
– Penglihatan seperti tertutup tirai atau bahkan gelap sama sekali.
– Funduskopi: terlihat retina yang terangkat berwarna pucat. Bila
bola mata bergerak akan terlihat retina yang terlepas bergoyang.
Ablasio Retina
• Ada 3 jenis :
– Rhegmatogen : robekan/ lubang
pada retina  miopia tinggi (>6)
– Traksional : tarikan terhadap retina
 komplikasi pada kasus
Retinopathy DM
– Eksudatif : ada cairan di antara
lapisan retina, sering merupakan
komplikasi penyakit lain misalnya
adanya tumor, hipertensi,
peradangan.
Tipe-Tipe Ablasio Retina
Ablasio Retina Rhegmatogen

• Faktor Resiko : miopia, afakia, trauma.


• Didahului robekan pada retina
• Manifestasi : floater, flashes, fotopsia
defek lapangan dari tepi menjadi central.
Ablasio Retina Non-Rhegmatogen
TRAKSIONAL
• Etiologi : Post trauma, diabetic retinopati proliferative,
retinopathy of prematurity, sickle cell retinopathy
• Manifestasi Klinis : Penurunan visus dan lapang pandang,
tampak adanya vitreoretinal bands.

EKSUDATIF
• Etiologi : Hipertensi, koroiditis.
• Manifestasi Klinis : Penurunan visus atau lapang
pandang tanpa floater dan fotopsia, area yg detached
berubah sesuai posisi (shifting fluid).
NEURITIS OPTIK
• Merupakan sebuah
inflamasi demielinisasi
pada nervus optikus
Neuritis optik SKDI
• Radang saraf optic
• Etiologi : idiopatik, infeksi, multiple sclerosis
• Manifestasi klinis : Mata tenang penurunan visus mendadak!, nyeri, unilateral
Gangguan penglihatan, buta warna, defek lapang pandang
Relative afferent pupillary defect (Marcus Gunn pupil)
Reaksi pupil asimetris ketika dilakukan
pemeriksaan light swing antara kedua mata

Wilhelm, H., & Schabet, M. (2015). The Diagnosis and Treatment of Optic Neuritis. Deutsches Arzteblatt international, 112(37), 616–626.
TATALAKSANA
• Tidak ada tatalaksana spesifik pada keadaan
ini
• Visus akan membaik dalam 1 minggu.
• Kortikosteroid (metilprednisolone dosis tinggi
IV selama 3 hari)
Soal No. 1
Seorang laki-laki usia 48 tahun, mengeluhkan pandangan mata kanan tiba-tiba buram, seperti
tertutup tirai hitam. Pasien sempat mengeluhkan adanya bintik-bintik hitam melayang yang
ikut bergerak pada lapang pandangnya. Riwayat trauma disangkal. Keluhan lain disangkal.
Pasien memiliki riwayat menggunakan kacamata lensa negatif berukuran – 8.0 D. Pada
pemeriksaan fisik didapati TD : 140/70 mmHg, HR : 68 x/menit, RR : 14 x/menit, suhu afebris.
Kondisi yang dialami oleh pasien tersebut adalah…
a. Pendarahan Vitreus
b. Age-Related Macular Degeneration
c. Ablasio Retina Traksional
d. Ablasio Retina Eksudatif
e. Ablasio Retina Rhegmatogen
Soal No. 2
Seorang laki-laki berusia 24 tahun datang dengan keluhan pandangan mata kiri
kabur disertai mata merah sejak 1,5jam yang lalu setelah terkena bola tenis .
Dari hasil pemeriksaan didapatkan Visus OS 1/60 dan ditemukan tremorous
lens. Diagnosis pada pasien ini adalah?
a. Subluksasi Lensa
b. Ektopia lentis
c. Katarak traumatik
d. Hifema
e. Glaukoma akut
Soal No. 3
Seorang perempuan berusia 40 tahun datang dengan keluhan mata kiri kabur
mendadak sejak 3 hari yang lalu. Sebelumnya sering melihat bintik hitam
melayang-layang dan sering melihat kilatan cahaya. Pasien memiliki riwayat DM
dan HT. Dari hasil pemerikaan didapatkan Visus 1/60. Pemeriksaan funduskopi
didapatkan A/V crossing,perdarahan retina dan eksudat. Tampak juga retinal
fold. TD 200/100 mmHg, nadi 108 x/menit, RR 20 x/menit, Tax 37,0 C. Diagnosa
pasien tersebut adalah…..
a. Hipertensi Retinopati
b. Diabetik Retinopati
c. Rhegmatogenous Retinal Detachment
d. Tractional Retinal Detachment
e. Exudative Retinal detachment
Soal No. 4
Seorang perempuan berusia 24 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
mata kanan buram sejak 2 hari yang lalu dengan disertai nyeri gerak bola mata.
Pada pemeriksaan didapatkan visus 6/60 tidak maju dengan pinhole. Segmen
anterior normal. Didapatkan relative afferent pupil defect pada mata kiri.
Ditemukan skotoma sekosentral dan buta warna merah hijau pada mata kanan.
Apakah penyebab paling sering dari kelainan pada pasien ini?
A. inflamasi pada nervus optikus
B. iskemik nervus optikus
C. perdarahan pada nervus optikus
D. kompresi pada nervus optikus
E. trauma pada nervus optikus
Soal No. 5
Ny. S berusia 50 tahun datang dengan mengeluh mata kabur mendadak sejak 1
hari yang lalu. Tidak nyeri, tidak merah, riwayat hipertensi tak terkontrol dan
hiperkolesterolemia. Funduskopi tampak flame hemorrhage pada keempat
kuadran, disertai hard exudate dan cotton wool spot. Diagnosis pada pasien ini
adalah…
A.Central retinal vein occlusion
B.Central retinal artery occlusion
C.Retinopati hipertensi
D.Ablatio retina
E.Retinopati Diabetikum
Mata Tenang Visus Turun Perlahan

GANGGUAN LENSA
REFRAKSI • Katarak
• Myopia
• Hypermetropia RETINA
• Astigmatisma • Retinopati diabetika
GLAUKOMA • Retinopati hipertensif
• Primary open • Retinitis pigmentosa
angle glaukoma • Age related macular
degeneration.
Mata Tenang Visus Turun Perlahan

Kabur? Berkabut DM/Hipertensi

• Katarak • Neovaskularisasi : DM
• Jauh : miopi
• Silver/copper wire :
• Dekat : hipermetropi
hipertensi
• Bergelombang :
astigmatisma
• >40 tahun : presbiopia
KLASIFIKASI
• Miopia simplex : mulai 7-9 tahun,
MIOPIA berhenti usia 20 tahun.
• Miopia progresif : bertambah secara
cepat (±4.0D/tahun)
Bayangan di depan retina.

KLASIFIKASI SFERIS
LOW <3.00 D
MEDIUM 3.00-6.00 D
HIGH >6.00 D
Tatalaksana

Lensa sferis negatif


terkecil yang
memberikan visus
terbaik, miopi tinggi
diberikan pengurangan
2/3 koreksi penuh
HIPERMETROPIA
Kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang masuk ke mata dalam keadaan istirahat (tanpa akomodasi) akan
dibias membentuk bayangan di belakang retina.

Jenis hipermetropia :
• Aksial  sumbu aksial mata lebih pendek dari normal.
• Kurvatura  kurvatura kornea/lensa lebih lemah dari
normal.
• Index  index bias mata lebih rendah

KLASIFIKASI
• Hipermetropia ringan : +0,25 sampai +3.00
• Hipermetropia : +3,25 sampai +6.00
• Hipermetropia : +6,25 atau lebih
Akomodasi Tanpa Dengan
sikloplegik sikloplegik

Total hypermetropia is
the total amount of
refractive error, which is
estimated after complete
cycloplegia with atropine
Hipermetropia fakultatif:
Hipermetropia manifes :
• hipermetropia yang dapat diimbangi
• hipermetrop yang dapat dikoreksi dengan akomodasi atau dengan lensa
dengan lensa positif maksimal yang positif.
memberikan tajam penglihatan • Penderita yang hanya memiliki
normal, tidak ada akomodasi sama hipermetropia fakultatif, penglihatannya
normal walau tidak memakai kacamata
sekali (koreksi yang IDEAL) positif
Hipermetropia absolut : Hipermetropia laten:
• hipermetrop yang dikoreksi dengan • hipermetropia tanpa siklopegia yang dapat
lensa positif minimal yang diimbangi dengan akomodasi
memberikan tajam penglihatan Hipermetropia total:
normal, penderita masih ada
• hipermetropia yang ukurannya didapatkan
kemampuan akomodasi sesudah pemberian siklopegia
Skema Hipermeteropia
HIPERMETEROPIA TOTAL

HIPERMETEROPIA MANIFES
HIPERMETEROPIA
LATEN
HIPERMETEROPIA HIPERMETEROPIA
ABSOLUT FAKULTATIF

HILANG DENGAN AKOMODASI


HILANG DENGAN KACAMATA

Kelainan Refraksi dan Kacamata, Prof. Sidarta


Ilyas
CONTOH PASIEN HIPERMETROPIA

• Tajam penglihatan 6/20


– Dikoreksi dengan sferis +3.00 D  6/6
– Dikoreksi dengan sferis +3.50 D  6/6
– Diberikan siklopegia, dikoreksi +5.00 D  6/6

Sumber: Iyas S. Ilmu Penyakit Mata 3rd ed. Fakultas Kedokteran Universitas indonesia, 2004
PRESBIOPIA
Berkurangnya akomodasi mata sesuai dengan meningkatnya umur. Akibat perubahan
keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga lensa menjadi cembung.

5 0,5
ASTIGMATISMA Simple astigmatisma  satu fokus di retina,
yang lainya tidak pada retina
• Astigmatisma miopikus simplex (C-)
• Astigmatisma hipermetrop simplex (C+)

Compound astigmatisma  kedua meridian terletak


pada depan dan belakang retina.
• Miopikus kompositus (C-, S-)
• Hipermetrop kompositus (C+,S+)
Syarat : S>C

Mixed astigmatisma  Satu titik di depan


satu titik di belakang, S dan C berlainan tanda
(+/-) dengan syarat C>S
AMBLIOPIA
Tidak mencapai optimal sesuai usia dan intelegensinya walaupun sudah
dikoreksi kelainan refraksinya.

KHAS
Mata yang apabila
dikoreksi lensa tidak
mencapai 6/6.

ETIOLOGI
• Anisometropia  suatu kondisi dimana terdapat perbedaan refraksi pada kedua mata
• Miopia : Selisih >3D
• Hipermetropia  Selisih >2D
• Astigmatisma  Selisih >2D
Maka untuk koreksi kacamata beda dioptric harus disesuaikan agar tidak terjadi amblyopia.
PRESBIOPIA
Berkurangnya akomodasi mata sesuai dengan meningkatnya umur. Akibat perubahan
keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga lensa menjadi cembung.

5 0,5
Katarak
• Kekeruhan lensa akibat penambahan cairan lensa, denaturasi protein lensa, atau keduanya
• Keluhan :
‒ Silau (fotofobia)
‒ Melihat halo disekitar sinar
‒ Penurunan visus
• Klasifikasi :
Kongenital : Rubella
Sekunder : jaringan fibrosis pasca operasi

Komplikata : akibat penyakit lain/sistemik (paling sering : DM)


Acquired
Traumatika
Senilis : Kekeruhan lensa pada usia >50 tahun
Snowflake
Katarak Senilis
Katarak senilis adalah kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun
Stadium : Insipien, imatur, matur, hipermatur
Gejala : Distorsi penglihatan, penglihatan kabur seperti berkabut atau berasap, mata tenang
Penyulit : glaukoma dan uveitis
Shadow Test
Katarak Traumatika
Gambaran khas : stelata
• Kekeruhan lensa yang terjadi setelah trauma
tajam/tumpul yang mengganggu fiber lensa
• Risiko komplikasi : glaucoma, uveitis, retinal
detachment, rupture choroid
• Tatalaksana : ekstraksi lensa  ganti
dengan pemasangan IOL

Sumber: Sidarta, Ilyas. 2010. Ilmu Penyakit Mata ed.III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
RETINOPATI DIABETIKA

Rule of NPDR

4
Microaneurisma 4
kuadran

2
Venous Beading 2
kuadran

1
IRMA di minimal 1
kuadran
Diabetic Retinopathy
Retinopati Hipertensi
Temuan funduskopi
• Akut  hard exudate, retinal edema, cotton wool, flame shaped, papilledema
• Kronik  AV-nicking, copper/silver wire/ghost vessel, macro aneurism, macular star.

Silver/copper wire
Macular star
Retinitis Pigmentosa
o Kelainan genetic (mutasi gen rhodopsin) yang
menyebabkan kerusakan retina terutama sel
batang
o Diturunkan autosoman dominan, resesif,
maupun x-linked
o Klinis : niktalopia (gangguan melihat pada
kondisi gelap) dan lapang pandang perifer
menyempit (tunnel vision)
o Pemeriksaan penunjang
• Perimetri : lapang pandang perifer
menyempit
• Funduskopi : bone spicule (deposit pigmen
epitelium di bagian perifer)
Sumber: Sidarta, Ilyas. 2010. Ilmu Penyakit Mata ed.III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
XEROPTHALMIA (Gangguan Vitamin A)

Bitot spot dan fundus


xerophtalmia
Retinoblastoma
• Keganasan yang bermula di retina  mutasi lengan panjang kromosom 13
• Klinis:
‒ Nyeri, kemerahan pada mata dengan glaukoma
‒ Penurunan kemampuan penglihatan
‒ Leukokoria (Cat’s eye)
‒ Strabismus (eso/eksotropia)
• Pemeriksaan penunjang : USG Mata, CT scan, MRI
• Komplikasi : Glaukoma, ablasio retina, ptisis bulbi

Sumber: Sidarta, Ilyas. 2010. Ilmu Penyakit Mata ed.III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
AGE RELATED MACULAR DEGENERATION (diatas 59 tahun)

Tipe Gejala Tanda Terapi


↓tajam penglihatan sentral, ↓visus, makula lbh Vit C, vit E, beta
ARMD ↓membaca krn skotoma pucat, macular karoten, zinc,
Dry (non parasentral, ↓sensitivitas DRUSEN keras dan cupric oxide, sayur
eksudatif)
adaptasi gelap, ↓kontras lunak, atrofi hijau. TX RF (HT,
dislipidemia, rokok).

Gangguan penglihatan Scarring, ↓visus,


ARMD Wet sentral,↓visus, DRUSEN dan
(eksudatif) mikropsia, makropsia, cairan subretinal Amsler Grid
Anti-VEGF
skotoma sentral dan choroidal
neovascularization
Gambaran khas degenerasi
makula  badan drusen

Patofisiologi : deposit (drusen) di bawah retina, dan


terkadang disertai neovaskularisasi di retina
Soal No. 6
Seorang pasien laki-laki berusia 17 tahun datang dengan keluhan pandangan
buram dan kerap memicingkan mata saat melihat benda yang jauh.
Pemeriksaan mata Visus OD 6/18, OS 6/24. Koreksi dengan pinhole didapatkan
visus OD 6/9, OS 6/12. Koreksi dengan lensa spheris -1,00 D ODS 6/6, -1,25D
ODS 6/6, -0,5D ODS 6/9, -1,5D ODS 6/9. Lensa yang diberikan adalah?
a. S - 0,50 D
b. S - 0,75 D
c. S - 1,00 D
d. S - 1,25 D
e. S - 1,50 D
Soal No. 7
Seorang perempuan, usia 23 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sulit
melihat jarak jauh. Pada pemeriksaan fisik didapatkan VOD 6/20 dengan koreksi
S+0.5 C-1.0 aksis 90, visus menjadi 6/6. VOS 6/12 dengan koreksi S-1.0 C-0.5
aksis 40, visus menjadi 6/6. Apakah diagnosis dari pasien tersebut?
a. OD Astigmatisma miopia simpleks, OS Astigmatisma mixtus
b. OD Astigmatisma mixtus, OS Astigmatisma miopia kompositus
c. OD Astigmatisma mixtus, OS Astigmatisma miopia simpleks
d. OD Astigmatisma hipermetropi simpleks, OS Astigmatisma miopia simpleks
e. OD Astigmatisma hipermetropi simpleks, OS Astigmatisma miopia
kompositus
Soal No. 8
Seorang wanita berusia 50 tahun datang dengan keluhan pandangan
kabur perlahan. Pasien memiliki riwayat DM tidak terkontrol. Pada
pemeriksaan segmen posterior didapatkan cotton wool pada retina,
soft dan hard exudate, tidak didapatkan neovaskularisasi. Apakah
diagnosis pasien ini?
a. DM retinopati proliferatif
b. DM retinopati non-proliferatif
c. HT retinopati proliferatif
d. HT retinopati non-proliferatif
e. Ablasio retina
Soal No. 9
Tn. A 60 tahun datang ke dokter dengan keluhan buta mendadak ketika bangun
pagi hari. Pasien merupakan penderita diabetes dengan pengobatan tidak
terkontrol. Pada funduskopi terdapat cherry red spot (+). Apa diagnosis yang
tepat pada pasien ini?
A. Oklusi arteri retina sentral
B. Oklusi vena retina sentral
C. Retinopati diabetikum
D. Ablasio retina
E. Perdarahan vitreus
Soal No. 10
Seorang perempuan, berusia 8 tahun, datang ke dokter dengan keluhan mata
kiri juling sejak kecil dan pandangan ganda. Riwayat memakai kacamata
sebelumnya disangkal. Dari pemeriksaan Hirschberg didapatkan cahaya jatuh
tepat di tengah pupil pada mata kanan, dan sinar jatuh di limbus bagian
temporal pada mata kiri. Didapatkan adanya shifting (+) pada pemeriksaan
cover test. Diagnosa yang tepat adalah?
a. OS Eksotropia
b. OD Eksotropia
c. OS Esotropia
d. OD Esotropia
e. Epikantus
Soal No. 11
Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang dengan keluhan penurunan
penglihatan sejak 2 tahun yang lalu. Makin lama makin berat. Sering berjalan
nabrak-nabrak. Nyeri dirasakan hilang timbul. Pasien pernah periksa ke dokter
dan didiagnosa katarak namun pasien menolak untuk dioperasi. Dari
pemeriksaan didapatkan lensa keruh mencembung dan tampak mendorong iris,
COA dangkal, Funduskopi didapatkan CD Ratio 0,8, TIO 38 mmHg. Diagnosis?
a. Katarak imatur dengan glaukoma fakomorfik
b. Katarak matur dengan glaukoma fakolitik
c. Katarak hipermatur dengan glaukoma fakolitik
d. Katarak imatur dengan subluksasi lensa
e. Katarak hipermatur dengan subluksasi lensa
Shadow test +
Cara membedakan katarak imatur
dan hipermatur?
Soal No. 12
Seorang perempuan berusia 25 tahun datang dengan keluhan pandangan kabur
untuk melihat. Dari pemeriksaan visus didapatkan koreksi ODS S +1.50 6/9;
S+1.75 6/9; S+2.00 6/6; S+2.50 6/6. Kemudian dilakukan pemeriksaan dengan
menetesi sikloplegik lalu visus diperiksa kembali dan didapatkan koreksi S+3.00
6/6. Berapakah ukuran kacamata yang tepat diberikan pada pasien?
a. S+1.50
b. S+1.75
c. S+2.00
d. S+2.50
e. S+3.00
Soal No. 13
Laki-laki berusia 2 bulan datang dibawa ibunya karena anaknya mengeluarkan
air mata pada matanya. Bagian hitam mata sudah tidak tampak dan hanya
bagian keruh kornea yang tampak. Pada pemeriksaan mata didapatkan ukuran
kornea anak tersebut 16 mm dan TIO 40 mmHg. Menurut dokter jika kelainan
ini tidak dikoreksi akan menyebabkan kebutaan permanen. Kebutaan permanen
tersebut disebabkan oleh...
A.Kerusakan kornea
B.Kerusakan Iris
C.Kerusakan badan siliar
D.Kerusakan retina
E.Kerusakan nervus optikus
Soal No. 14
Seorang pria berusia 42 tahun datang ke Poiklinik denga keluhan bila melihat
dekat serta membaca buram, sedangkan melihat jauh jelas sejak sebulan yang
lalu. Pemeriksaan opthalmologi : Virus OD : 6/6, Virus os : 6/6, Addisi
S+1.25.ODS : segmen anterior tak ada kelainan. Fundus ODS : dalam batas
normal. Dokter mendiagnosis sebagai presbyopia. Apakah penyebab kalainan
tersebut?
A. Ketidakmampuan lensa mata mencekung
B. Ketidak mampuan bola mata melakukan divergensi
C. Proses akomodasi yang berkurang karena bertambahnya usia
D. Diameter anteroposterior bola mata yang memendek karena usia
E. Diameter anteroposterior bola mata yang memanjang karena usia
STRABISMUS

• HeteroTROPIA : (strabismus manifes)


• HeteroFORIA (strabismus laten)
Hirchberg Test

Cover-Uncover Test
GANGGUAN AIR MATA
DAKRIOADENITIS DAKRIOSISTITIS
• Radang pada glandula lakrimalis •Infeksi pada saluran air mata
• Sering pada anak sebagai komplikasi penyakit •Manifestasi  epifora, eksudat, uji
sistemik seperti morbili, pada dewasa oleh
regurgitasi (+), merah, nyeri tekan
karena trauma
• Manifestasi klinis  nyeri dan •Etio  S. aureus, s. pneumonia, H.
bengkak di orbita bag temporal influenza
ANEL TEST
• Uji patensi saluran lakrimalis dengan cara memasukkan jarum tumpul ke punctum
lakrimal ke dalam sakus lakrimal, kemudian larutan garam fisiologis disemprotkan.
• Tes Anel + bila ada rasa asin di tenggorokan dan Tes Anel – bila tidak ada asing
(ada gangguan patensi).
Keratoconjungtivitis Sicca
• Keluhan mata gatal, berpasir, silau, penglihatan kabur, bisa terjadi erosi kornea.
• Tatalaksana : artificial tear + terapi etiologi (Sjogren sindrom, keratitis dll)
SKDI
Anopsia
• Anopsia = kebutaan total
• Hemianopsia  salah satu bagian lapangan pandang pada kedua mata mengalami gangguan

Hemianopsia homonim
Bagian lapangan pandang yang mengalami
gangguan terjadi pada sisi yang sama Hemianopsia homonym dextra
(kerusakan nervus optikus kiri)

Hemianopsia bitemporal/binasal
Sisi temporal/nasal kedua lapangan Hemianopsia bitemporal Hemianopsia binasal
pandang terganggu (lesi pada chiasma
opticum)
Letak lesi
‒ Lesi 1 : nervus optikus
‒ Lesi 2 : chiasma opticum
‒ Lesi 3 : perichiasma
‒ Lesi 4 : traktus optikus
‒ Lesi 5,6,7 : radiatio optica
‒ Lesi 8 : lobus occipital

Sumber: Sidarta, Ilyas. 2010. Ilmu Penyakit Mata


ed.III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Gerakan Bola Mata

N. IV (Trochlearis) : Oblique Superior


N. VI (Abdusen) : Rectus Lateral
N. III (Occulomotor) : Sisa otot lainnya

ChleO Super
(troChlearis = Oblique Superior
6A ReLa!
(nervus 6 = Abdusen = Rectus Lateral

Sumber: Sidarta, Ilyas. 2010. Ilmu Penyakit Mata ed.III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Gerakan Bola Mata
Gerakan mata ke atas  Rectus superior + Oblique inferior
Gerakan mata ke bawah  Rectus inferior + Oblique Superior
Gerakan mata ke luar  Rectus lateral
Gerakan mata ke dalam  Rectus medial

Oblik = Kebalik
(Kalau gerakan ke atas  oblik bawah! (inferior)
dan sebaliknya

Pada kasus : ketika mata melirik ke kanan  mata kanan tidak bergerak
Mata kanan bergerak ke kanan = Gerak ke luar = Rectus Lateral (N. VI)  rusak
Kesimpulan : N. III dan N. IV masih intak
Soal No. 15
Wanita 60 tahun dengan riwayat DM tipe 2 datang dengan keluhan mata sering
merah, perih, terasa mengganjal, dan berpasir pada kedua mata. Penurunan
penglihatan (-). Pekerjaan sering di depan komputer dan memakai kontak lensa.
Dari pemeriksaan didapatkan injeksi konjungtiva, injeksi siliar ODS. Pada
pemeriksaan schimmer test didapatkan hasil 8mm dan. Diagnosis yang
diberikan pada pasien tersebut adalah…..
a. Skleritis
b. Episkleritis
c. Sindrome mata kering
d. Pterigium iritatif
e. Pingueculitis
Soal No. 16
Seorang Laki-laki usia 55 tahun datang dengan keluhan mata merah
sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan disertai gatal, tidak nyeri dan keluar
air mata terus- menerus. Dari pemeriksaan oftamologi didapatkan
kongesti konjungtiva terutama di kantus media. Dari pemeriksaan
penunjang didapatkan regurgitasi (+). Diagnosis pasien adalah?
a. Konjungtivitis akut
b. Dakriosistitis akut
c. Dakriosistitis kronik
d. Dakrioadenitis kronik
e. Dry eye
Soal No. 17
Seorang perempuan usia 27 tahun datang ke poli mata karena merasa pandangan ganda.
Pasien mengalami kecelakaan 2 hari lalu dan terbentur pada bagian mata hingga sulit
membuka mata selama 2 hari karena bengkak. Pasien mengatakan menjadi pusing dan
melihat ganda saat melirik kearah kanan. Riwayat penyakit kronis sebelumnya disangkal.
Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal, pemeriksaan fisik mata visus kedua mata 6/6,
segmen mata anterior dan posterior tidak ada kelainan. Pada saat pasien diminta melihat
kearah kanan, didapati gambar dibawah ini:
Pernyataan yang tepat dibawah ini adalah...
a. N.IV kanan pasien mengalami cedera
b. N.IV dan N.III kanan pasien mengalami cedera
c. N.III dan N.IV kanan pasien masih intak
d. N.VI kanan pasien masih intak
e. N.VI dan N.III kanan pasien masih intak
Soal No. 18
Seorang laki-laki 50 tahun, datang ke poli mata dengan keluhan tidak dapat melihat objek
pada bagian kanan tubuhnya. Keluhan dirasakan sejak 2 bulan yang lalu dan semakin
memburuk. Keluhan kelemahan anggota gerak disangkal. Pasien memiliki riwayat DM tidak
terkontrol sejak 5 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somnolen,
tanda-tanda vital TD: 140/90 mmHg, HR: 80 x/menit, RR: 19 x/menit, suhu afebris.
Pemeriksaan status neurologis umum dalam batas normal. Pada saat dilakukan pemeriksaan
fisik mata, dalam tes lapang pandang, pasien tidak dapat melihat objek yang diilustrasikan
pada gambar dibawah ini. Letak kelainan pada pasien adalah pada…
a. Nervus opticus dextra
b. Nervus opticus sinistra
c. Chiasma opticus
d. Tractus opticus dextra
e. Tractus opticus sinsitra
Soal No. 19
Dokter Aryo melakukan pemeriksaan mata pada seorang pasien. Pada
pemeriksaan refleks pupil didapatkan hasil refleks langsung mata kanan (-)
dan langsung mata kiri (+). Refleks tak langsung mata kanan (+) dan tak
langsung mata kiri (-). Nervus manakah yang mengalami kelainan?
A. N II kiri Intinya:
B. N III kiri kalau rusak n.2,
C. N II kanan PASTI
D. N II dan III kanan refleks langsung ipsilateral (-)
E. N II dan III kiri refleks tidak langsung
kontralateral (-)
Soal Campuran
Soal No. 20
Tn. Yudhis, 65 tahun datang dengan keluhan pandangan kabur saat melihat
dekat. Pasien adalah seorang tukang reparasi jam. Visus ODS normal.
Pemeriksaan segmen anterior dalam batas normal. Dilakukan pemeriksaan
dengan kartu baca Jaeger dengan hasil terdapat penurunan kemampuan
membaca dekat. Koreksi lensa yang tepat diberikan pada kasus tersebut adalah?
A. +1.50 SD
B. +2.00 SD
C. +2.50 SD
D. +3.00 SD
E. +3.50 SD
Soal No. 21
Seorang perempuan berusia 15 tahun datang dengan keluhan pandangan kedua
mata kabur ketika melihat jauh. Dari pemeriksaan visus didapatkan koreksi
S+1.00 menjadi 6/6, dengan S+2.00 menjadi 6/6. Kemudian dilakukan
pemeriksaan dengan menetesi obat sikloplegik lalu diperiksa visus kembali
dengan S+2.50 menjadi 6/6. Disebut hipermetropia apa dengan koreksi S+2.00?
a. Hipermetropia fakultatif
b. Hipermetropia laten
c. Hipermetropia absolut
d. Hipermetropia manifes
e. Hipermetropia total
Soal No. 22
Seorang anak perempuan berusia 12 tahun datang ke Puskesmas dengan
keluhan kedua mata kabur ketika melihat jauh. Setelah dilakukan pemeriksaan
visus didapatkan VODS 6/60. Setelah dikoreksi VOD S-2,00 menjadi 6/6 dan VOS
S-5,00 menjadi 6/6. Diagnosis yang tepat untuk kasus tersebut adalah?
a. Anisometropia
b. Antimetropia
c. Myopia
d. Hipermetropia
e. Ambliopia
Soal No. 23
Seorang wanita berusia 55 th datang dengan keluhan sulit untuk membaca jauh
dan dekat. Hasil dari pemeriksaan snellen chart didapatkan VODS 6/30 dikoreksi
dengan S -2,50 →6/6. Dari pemeriksaan Jaeger didapatkan koreksi S+2,50. Pada
pemeriksaan segmen anterior normal dan tidak ditemukan kelaianan pada
pemeriksaan funduskopi. Jenis lensa kacamata yang digunakan pada pasien
adalah..
a) Lensa Konkaf-Konvek
b) Lensa Konvek-Konkaf
c) Lensa Bikonvek
d) Lensa Bikonkaf
e) Lensa Bifokal
Contoh penulisan resep kacamata
Soal No. 24
Seorang laki, usia 21 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sulit melihat
jarak jauh. Pada pemeriksaan fisik didapatkan VOD 6/20 dengan koreksi S+3 C-1
aksis 90, visus menjadi 6/6. VOS 6/12 dengan koreksi S+1 C-2 aksis 40, visus
menjadi 6/6. Apakah diagnosis dari pasien tersebut?
a. OD Astigmatisma miopia simpleks, OS Astigmatisma mixtus
b. OD Astigmatisma mixtus, OS Astigmatisma miopia kompositus
c. OD Astigmatisma mixtus, OS Astigmatisma miopia simpleks
d. OD Astigmatisma hipermetropi kompositus, OS Astigmatisma mixtus
e. OD Astigmatisma hipermetropi simpleks, OS Astigmatisma miopia
kompositus
Soal No. 25
Seorang pasien laki-laki berusia 50 tahun datang dengan keluhan tidak dapat
melihat sisi sebelah kiri sejak 2 bulan yang lalu. Pasien juga sering mengeluh
mengalami pusing disertai mual dan muntah proyektil. Dari pemeriksaan
perimetri didapatkan gambaran seperti gambar disamping. Dimanakah letak
kelainan tersebut?
a) Chiasma Optikum
b) Lobus Occipital kiri
c) Traktus Optikus Kanan
d) Traktus Optikus Kiri
e) Nervus Optikus

Anda mungkin juga menyukai