EKSUDATIF
• Etiologi : Hipertensi, koroiditis.
• Manifestasi Klinis : Penurunan visus atau lapang
pandang tanpa floater dan fotopsia, area yg detached
berubah sesuai posisi (shifting fluid).
NEURITIS OPTIK
• Merupakan sebuah
inflamasi demielinisasi
pada nervus optikus
Neuritis optik SKDI
• Radang saraf optic
• Etiologi : idiopatik, infeksi, multiple sclerosis
• Manifestasi klinis : Mata tenang penurunan visus mendadak!, nyeri, unilateral
Gangguan penglihatan, buta warna, defek lapang pandang
Relative afferent pupillary defect (Marcus Gunn pupil)
Reaksi pupil asimetris ketika dilakukan
pemeriksaan light swing antara kedua mata
Wilhelm, H., & Schabet, M. (2015). The Diagnosis and Treatment of Optic Neuritis. Deutsches Arzteblatt international, 112(37), 616–626.
TATALAKSANA
• Tidak ada tatalaksana spesifik pada keadaan
ini
• Visus akan membaik dalam 1 minggu.
• Kortikosteroid (metilprednisolone dosis tinggi
IV selama 3 hari)
Soal No. 1
Seorang laki-laki usia 48 tahun, mengeluhkan pandangan mata kanan tiba-tiba buram, seperti
tertutup tirai hitam. Pasien sempat mengeluhkan adanya bintik-bintik hitam melayang yang
ikut bergerak pada lapang pandangnya. Riwayat trauma disangkal. Keluhan lain disangkal.
Pasien memiliki riwayat menggunakan kacamata lensa negatif berukuran – 8.0 D. Pada
pemeriksaan fisik didapati TD : 140/70 mmHg, HR : 68 x/menit, RR : 14 x/menit, suhu afebris.
Kondisi yang dialami oleh pasien tersebut adalah…
a. Pendarahan Vitreus
b. Age-Related Macular Degeneration
c. Ablasio Retina Traksional
d. Ablasio Retina Eksudatif
e. Ablasio Retina Rhegmatogen
Soal No. 2
Seorang laki-laki berusia 24 tahun datang dengan keluhan pandangan mata kiri
kabur disertai mata merah sejak 1,5jam yang lalu setelah terkena bola tenis .
Dari hasil pemeriksaan didapatkan Visus OS 1/60 dan ditemukan tremorous
lens. Diagnosis pada pasien ini adalah?
a. Subluksasi Lensa
b. Ektopia lentis
c. Katarak traumatik
d. Hifema
e. Glaukoma akut
Soal No. 3
Seorang perempuan berusia 40 tahun datang dengan keluhan mata kiri kabur
mendadak sejak 3 hari yang lalu. Sebelumnya sering melihat bintik hitam
melayang-layang dan sering melihat kilatan cahaya. Pasien memiliki riwayat DM
dan HT. Dari hasil pemerikaan didapatkan Visus 1/60. Pemeriksaan funduskopi
didapatkan A/V crossing,perdarahan retina dan eksudat. Tampak juga retinal
fold. TD 200/100 mmHg, nadi 108 x/menit, RR 20 x/menit, Tax 37,0 C. Diagnosa
pasien tersebut adalah…..
a. Hipertensi Retinopati
b. Diabetik Retinopati
c. Rhegmatogenous Retinal Detachment
d. Tractional Retinal Detachment
e. Exudative Retinal detachment
Soal No. 4
Seorang perempuan berusia 24 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
mata kanan buram sejak 2 hari yang lalu dengan disertai nyeri gerak bola mata.
Pada pemeriksaan didapatkan visus 6/60 tidak maju dengan pinhole. Segmen
anterior normal. Didapatkan relative afferent pupil defect pada mata kiri.
Ditemukan skotoma sekosentral dan buta warna merah hijau pada mata kanan.
Apakah penyebab paling sering dari kelainan pada pasien ini?
A. inflamasi pada nervus optikus
B. iskemik nervus optikus
C. perdarahan pada nervus optikus
D. kompresi pada nervus optikus
E. trauma pada nervus optikus
Soal No. 5
Ny. S berusia 50 tahun datang dengan mengeluh mata kabur mendadak sejak 1
hari yang lalu. Tidak nyeri, tidak merah, riwayat hipertensi tak terkontrol dan
hiperkolesterolemia. Funduskopi tampak flame hemorrhage pada keempat
kuadran, disertai hard exudate dan cotton wool spot. Diagnosis pada pasien ini
adalah…
A.Central retinal vein occlusion
B.Central retinal artery occlusion
C.Retinopati hipertensi
D.Ablatio retina
E.Retinopati Diabetikum
Mata Tenang Visus Turun Perlahan
GANGGUAN LENSA
REFRAKSI • Katarak
• Myopia
• Hypermetropia RETINA
• Astigmatisma • Retinopati diabetika
GLAUKOMA • Retinopati hipertensif
• Primary open • Retinitis pigmentosa
angle glaukoma • Age related macular
degeneration.
Mata Tenang Visus Turun Perlahan
• Katarak • Neovaskularisasi : DM
• Jauh : miopi
• Silver/copper wire :
• Dekat : hipermetropi
hipertensi
• Bergelombang :
astigmatisma
• >40 tahun : presbiopia
KLASIFIKASI
• Miopia simplex : mulai 7-9 tahun,
MIOPIA berhenti usia 20 tahun.
• Miopia progresif : bertambah secara
cepat (±4.0D/tahun)
Bayangan di depan retina.
KLASIFIKASI SFERIS
LOW <3.00 D
MEDIUM 3.00-6.00 D
HIGH >6.00 D
Tatalaksana
Jenis hipermetropia :
• Aksial sumbu aksial mata lebih pendek dari normal.
• Kurvatura kurvatura kornea/lensa lebih lemah dari
normal.
• Index index bias mata lebih rendah
KLASIFIKASI
• Hipermetropia ringan : +0,25 sampai +3.00
• Hipermetropia : +3,25 sampai +6.00
• Hipermetropia : +6,25 atau lebih
Akomodasi Tanpa Dengan
sikloplegik sikloplegik
Total hypermetropia is
the total amount of
refractive error, which is
estimated after complete
cycloplegia with atropine
Hipermetropia fakultatif:
Hipermetropia manifes :
• hipermetropia yang dapat diimbangi
• hipermetrop yang dapat dikoreksi dengan akomodasi atau dengan lensa
dengan lensa positif maksimal yang positif.
memberikan tajam penglihatan • Penderita yang hanya memiliki
normal, tidak ada akomodasi sama hipermetropia fakultatif, penglihatannya
normal walau tidak memakai kacamata
sekali (koreksi yang IDEAL) positif
Hipermetropia absolut : Hipermetropia laten:
• hipermetrop yang dikoreksi dengan • hipermetropia tanpa siklopegia yang dapat
lensa positif minimal yang diimbangi dengan akomodasi
memberikan tajam penglihatan Hipermetropia total:
normal, penderita masih ada
• hipermetropia yang ukurannya didapatkan
kemampuan akomodasi sesudah pemberian siklopegia
Skema Hipermeteropia
HIPERMETEROPIA TOTAL
HIPERMETEROPIA MANIFES
HIPERMETEROPIA
LATEN
HIPERMETEROPIA HIPERMETEROPIA
ABSOLUT FAKULTATIF
Sumber: Iyas S. Ilmu Penyakit Mata 3rd ed. Fakultas Kedokteran Universitas indonesia, 2004
PRESBIOPIA
Berkurangnya akomodasi mata sesuai dengan meningkatnya umur. Akibat perubahan
keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga lensa menjadi cembung.
5 0,5
ASTIGMATISMA Simple astigmatisma satu fokus di retina,
yang lainya tidak pada retina
• Astigmatisma miopikus simplex (C-)
• Astigmatisma hipermetrop simplex (C+)
KHAS
Mata yang apabila
dikoreksi lensa tidak
mencapai 6/6.
ETIOLOGI
• Anisometropia suatu kondisi dimana terdapat perbedaan refraksi pada kedua mata
• Miopia : Selisih >3D
• Hipermetropia Selisih >2D
• Astigmatisma Selisih >2D
Maka untuk koreksi kacamata beda dioptric harus disesuaikan agar tidak terjadi amblyopia.
PRESBIOPIA
Berkurangnya akomodasi mata sesuai dengan meningkatnya umur. Akibat perubahan
keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga lensa menjadi cembung.
5 0,5
Katarak
• Kekeruhan lensa akibat penambahan cairan lensa, denaturasi protein lensa, atau keduanya
• Keluhan :
‒ Silau (fotofobia)
‒ Melihat halo disekitar sinar
‒ Penurunan visus
• Klasifikasi :
Kongenital : Rubella
Sekunder : jaringan fibrosis pasca operasi
Sumber: Sidarta, Ilyas. 2010. Ilmu Penyakit Mata ed.III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
RETINOPATI DIABETIKA
Rule of NPDR
4
Microaneurisma 4
kuadran
2
Venous Beading 2
kuadran
1
IRMA di minimal 1
kuadran
Diabetic Retinopathy
Retinopati Hipertensi
Temuan funduskopi
• Akut hard exudate, retinal edema, cotton wool, flame shaped, papilledema
• Kronik AV-nicking, copper/silver wire/ghost vessel, macro aneurism, macular star.
Silver/copper wire
Macular star
Retinitis Pigmentosa
o Kelainan genetic (mutasi gen rhodopsin) yang
menyebabkan kerusakan retina terutama sel
batang
o Diturunkan autosoman dominan, resesif,
maupun x-linked
o Klinis : niktalopia (gangguan melihat pada
kondisi gelap) dan lapang pandang perifer
menyempit (tunnel vision)
o Pemeriksaan penunjang
• Perimetri : lapang pandang perifer
menyempit
• Funduskopi : bone spicule (deposit pigmen
epitelium di bagian perifer)
Sumber: Sidarta, Ilyas. 2010. Ilmu Penyakit Mata ed.III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
XEROPTHALMIA (Gangguan Vitamin A)
Sumber: Sidarta, Ilyas. 2010. Ilmu Penyakit Mata ed.III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
AGE RELATED MACULAR DEGENERATION (diatas 59 tahun)
Cover-Uncover Test
GANGGUAN AIR MATA
DAKRIOADENITIS DAKRIOSISTITIS
• Radang pada glandula lakrimalis •Infeksi pada saluran air mata
• Sering pada anak sebagai komplikasi penyakit •Manifestasi epifora, eksudat, uji
sistemik seperti morbili, pada dewasa oleh
regurgitasi (+), merah, nyeri tekan
karena trauma
• Manifestasi klinis nyeri dan •Etio S. aureus, s. pneumonia, H.
bengkak di orbita bag temporal influenza
ANEL TEST
• Uji patensi saluran lakrimalis dengan cara memasukkan jarum tumpul ke punctum
lakrimal ke dalam sakus lakrimal, kemudian larutan garam fisiologis disemprotkan.
• Tes Anel + bila ada rasa asin di tenggorokan dan Tes Anel – bila tidak ada asing
(ada gangguan patensi).
Keratoconjungtivitis Sicca
• Keluhan mata gatal, berpasir, silau, penglihatan kabur, bisa terjadi erosi kornea.
• Tatalaksana : artificial tear + terapi etiologi (Sjogren sindrom, keratitis dll)
SKDI
Anopsia
• Anopsia = kebutaan total
• Hemianopsia salah satu bagian lapangan pandang pada kedua mata mengalami gangguan
Hemianopsia homonim
Bagian lapangan pandang yang mengalami
gangguan terjadi pada sisi yang sama Hemianopsia homonym dextra
(kerusakan nervus optikus kiri)
Hemianopsia bitemporal/binasal
Sisi temporal/nasal kedua lapangan Hemianopsia bitemporal Hemianopsia binasal
pandang terganggu (lesi pada chiasma
opticum)
Letak lesi
‒ Lesi 1 : nervus optikus
‒ Lesi 2 : chiasma opticum
‒ Lesi 3 : perichiasma
‒ Lesi 4 : traktus optikus
‒ Lesi 5,6,7 : radiatio optica
‒ Lesi 8 : lobus occipital
ChleO Super
(troChlearis = Oblique Superior
6A ReLa!
(nervus 6 = Abdusen = Rectus Lateral
Sumber: Sidarta, Ilyas. 2010. Ilmu Penyakit Mata ed.III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Gerakan Bola Mata
Gerakan mata ke atas Rectus superior + Oblique inferior
Gerakan mata ke bawah Rectus inferior + Oblique Superior
Gerakan mata ke luar Rectus lateral
Gerakan mata ke dalam Rectus medial
Oblik = Kebalik
(Kalau gerakan ke atas oblik bawah! (inferior)
dan sebaliknya
Pada kasus : ketika mata melirik ke kanan mata kanan tidak bergerak
Mata kanan bergerak ke kanan = Gerak ke luar = Rectus Lateral (N. VI) rusak
Kesimpulan : N. III dan N. IV masih intak
Soal No. 15
Wanita 60 tahun dengan riwayat DM tipe 2 datang dengan keluhan mata sering
merah, perih, terasa mengganjal, dan berpasir pada kedua mata. Penurunan
penglihatan (-). Pekerjaan sering di depan komputer dan memakai kontak lensa.
Dari pemeriksaan didapatkan injeksi konjungtiva, injeksi siliar ODS. Pada
pemeriksaan schimmer test didapatkan hasil 8mm dan. Diagnosis yang
diberikan pada pasien tersebut adalah…..
a. Skleritis
b. Episkleritis
c. Sindrome mata kering
d. Pterigium iritatif
e. Pingueculitis
Soal No. 16
Seorang Laki-laki usia 55 tahun datang dengan keluhan mata merah
sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan disertai gatal, tidak nyeri dan keluar
air mata terus- menerus. Dari pemeriksaan oftamologi didapatkan
kongesti konjungtiva terutama di kantus media. Dari pemeriksaan
penunjang didapatkan regurgitasi (+). Diagnosis pasien adalah?
a. Konjungtivitis akut
b. Dakriosistitis akut
c. Dakriosistitis kronik
d. Dakrioadenitis kronik
e. Dry eye
Soal No. 17
Seorang perempuan usia 27 tahun datang ke poli mata karena merasa pandangan ganda.
Pasien mengalami kecelakaan 2 hari lalu dan terbentur pada bagian mata hingga sulit
membuka mata selama 2 hari karena bengkak. Pasien mengatakan menjadi pusing dan
melihat ganda saat melirik kearah kanan. Riwayat penyakit kronis sebelumnya disangkal.
Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal, pemeriksaan fisik mata visus kedua mata 6/6,
segmen mata anterior dan posterior tidak ada kelainan. Pada saat pasien diminta melihat
kearah kanan, didapati gambar dibawah ini:
Pernyataan yang tepat dibawah ini adalah...
a. N.IV kanan pasien mengalami cedera
b. N.IV dan N.III kanan pasien mengalami cedera
c. N.III dan N.IV kanan pasien masih intak
d. N.VI kanan pasien masih intak
e. N.VI dan N.III kanan pasien masih intak
Soal No. 18
Seorang laki-laki 50 tahun, datang ke poli mata dengan keluhan tidak dapat melihat objek
pada bagian kanan tubuhnya. Keluhan dirasakan sejak 2 bulan yang lalu dan semakin
memburuk. Keluhan kelemahan anggota gerak disangkal. Pasien memiliki riwayat DM tidak
terkontrol sejak 5 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somnolen,
tanda-tanda vital TD: 140/90 mmHg, HR: 80 x/menit, RR: 19 x/menit, suhu afebris.
Pemeriksaan status neurologis umum dalam batas normal. Pada saat dilakukan pemeriksaan
fisik mata, dalam tes lapang pandang, pasien tidak dapat melihat objek yang diilustrasikan
pada gambar dibawah ini. Letak kelainan pada pasien adalah pada…
a. Nervus opticus dextra
b. Nervus opticus sinistra
c. Chiasma opticus
d. Tractus opticus dextra
e. Tractus opticus sinsitra
Soal No. 19
Dokter Aryo melakukan pemeriksaan mata pada seorang pasien. Pada
pemeriksaan refleks pupil didapatkan hasil refleks langsung mata kanan (-)
dan langsung mata kiri (+). Refleks tak langsung mata kanan (+) dan tak
langsung mata kiri (-). Nervus manakah yang mengalami kelainan?
A. N II kiri Intinya:
B. N III kiri kalau rusak n.2,
C. N II kanan PASTI
D. N II dan III kanan refleks langsung ipsilateral (-)
E. N II dan III kiri refleks tidak langsung
kontralateral (-)
Soal Campuran
Soal No. 20
Tn. Yudhis, 65 tahun datang dengan keluhan pandangan kabur saat melihat
dekat. Pasien adalah seorang tukang reparasi jam. Visus ODS normal.
Pemeriksaan segmen anterior dalam batas normal. Dilakukan pemeriksaan
dengan kartu baca Jaeger dengan hasil terdapat penurunan kemampuan
membaca dekat. Koreksi lensa yang tepat diberikan pada kasus tersebut adalah?
A. +1.50 SD
B. +2.00 SD
C. +2.50 SD
D. +3.00 SD
E. +3.50 SD
Soal No. 21
Seorang perempuan berusia 15 tahun datang dengan keluhan pandangan kedua
mata kabur ketika melihat jauh. Dari pemeriksaan visus didapatkan koreksi
S+1.00 menjadi 6/6, dengan S+2.00 menjadi 6/6. Kemudian dilakukan
pemeriksaan dengan menetesi obat sikloplegik lalu diperiksa visus kembali
dengan S+2.50 menjadi 6/6. Disebut hipermetropia apa dengan koreksi S+2.00?
a. Hipermetropia fakultatif
b. Hipermetropia laten
c. Hipermetropia absolut
d. Hipermetropia manifes
e. Hipermetropia total
Soal No. 22
Seorang anak perempuan berusia 12 tahun datang ke Puskesmas dengan
keluhan kedua mata kabur ketika melihat jauh. Setelah dilakukan pemeriksaan
visus didapatkan VODS 6/60. Setelah dikoreksi VOD S-2,00 menjadi 6/6 dan VOS
S-5,00 menjadi 6/6. Diagnosis yang tepat untuk kasus tersebut adalah?
a. Anisometropia
b. Antimetropia
c. Myopia
d. Hipermetropia
e. Ambliopia
Soal No. 23
Seorang wanita berusia 55 th datang dengan keluhan sulit untuk membaca jauh
dan dekat. Hasil dari pemeriksaan snellen chart didapatkan VODS 6/30 dikoreksi
dengan S -2,50 →6/6. Dari pemeriksaan Jaeger didapatkan koreksi S+2,50. Pada
pemeriksaan segmen anterior normal dan tidak ditemukan kelaianan pada
pemeriksaan funduskopi. Jenis lensa kacamata yang digunakan pada pasien
adalah..
a) Lensa Konkaf-Konvek
b) Lensa Konvek-Konkaf
c) Lensa Bikonvek
d) Lensa Bikonkaf
e) Lensa Bifokal
Contoh penulisan resep kacamata
Soal No. 24
Seorang laki, usia 21 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sulit melihat
jarak jauh. Pada pemeriksaan fisik didapatkan VOD 6/20 dengan koreksi S+3 C-1
aksis 90, visus menjadi 6/6. VOS 6/12 dengan koreksi S+1 C-2 aksis 40, visus
menjadi 6/6. Apakah diagnosis dari pasien tersebut?
a. OD Astigmatisma miopia simpleks, OS Astigmatisma mixtus
b. OD Astigmatisma mixtus, OS Astigmatisma miopia kompositus
c. OD Astigmatisma mixtus, OS Astigmatisma miopia simpleks
d. OD Astigmatisma hipermetropi kompositus, OS Astigmatisma mixtus
e. OD Astigmatisma hipermetropi simpleks, OS Astigmatisma miopia
kompositus
Soal No. 25
Seorang pasien laki-laki berusia 50 tahun datang dengan keluhan tidak dapat
melihat sisi sebelah kiri sejak 2 bulan yang lalu. Pasien juga sering mengeluh
mengalami pusing disertai mual dan muntah proyektil. Dari pemeriksaan
perimetri didapatkan gambaran seperti gambar disamping. Dimanakah letak
kelainan tersebut?
a) Chiasma Optikum
b) Lobus Occipital kiri
c) Traktus Optikus Kanan
d) Traktus Optikus Kiri
e) Nervus Optikus