Sumber: Sidarta, Ilyas. 2010. Ilmu Penyakit Mata ed.III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Oklusi Arteri Retina Sentral
• Sumbatan aliran darah ➔ menyebabkan iskemia retina
Arteritik : Arteritis temporal
• Etiologi
Non Arteritik : Emboli, atherosclerosis
• Manifestasi klinik
‒ Mata tenang visus turun mendadak (no light perception)➔ amaurosis fugax
‒ Tidak nyeri
‒ Funduskopi : cherry red spot (kekeruhan pada area retina superficial kecuali pada area
macula ➔ macula tidak memiliki ganglion, sehingga mempertahankan warna aslinya)
‒ Papil pucat dan batas kabur
• Tatalaksana : pemberian O2, menurunkan TIO (mannitol IV + massage intermittent),
antikoagulan, steroid
CRAO vs BRAO CRVO vs BRVO
(Central Retinal Artery Occlusion vs Branch (Central Retinal Vein Occlusion vs Branch Retinal
Retinal Artery Occlusion) Vein Occlusion)
Opasitas superficial Opasitas superficial Perdarahan difus Perdarahan superfisial
pada polus posterior pada distribusi cabang (splashed-tomato pada cabang vena yang
arteri yang defek appearance) defek (flame
hemorrhage)
Cherry red spot
Gangguan Pada Retina
EKSUDATIF
• Etiologi : Hipertensi, koroiditis.
• Manifestasi Klinis : Penurunan visus atau lapang
pandang tanpa floater dan fotopsia, area yg detached
berubah sesuai posisi (shifting fluid).
Neuritis optik
• Radang saraf optic
• Etiologi : idiopatik, infeksi, multiple sclerosis
• Manifestasi klinis : Mata tenang penurunan visus mendadak!, nyeri, unilateral
Gangguan penglihatan, buta warna
Relative afferent pupillary defect (Marcus Gunn pupil)
Reaksi pupil asimetris ketika dilakukan
pemeriksaan light swing antara kedua mata
• Jenis
Papillitis : peradangan papil saraf optik
Neuritis retrobulbar : radaang saraf optic dibelakang bola mata
Wilhelm, H., & Schabet, M. (2015). The Diagnosis and Treatment of Optic Neuritis. Deutsches
Arzteblatt international, 112(37), 616–626.
Papillitis SKDI
Klinis
vision loss (biasanya unilateral) dalam beberapa jam (rapid progresif), nyeri, diskromatopsia
(gangguan persepsi warna)
Pemeriksaan
visual acuity, pemeriksaan buta warna, funduskopi, MRI
Sumber: Sidarta, Ilyas. 2010. Ilmu Penyakit Mata ed.III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Neuritis Retrobulbar SKDI
• Inflamasi pada N. optikus
• Merupakan bagian dari neuritis optic
• “doctor sees nothing, patient sees nothing” ➔ pada funduskopi diskus tetap berbatas
tegas (seiring berjalannya waktu diskus optikus tampak pucat)
• Gejala yang dapat muncul :
‒ Pandangan buram dan meredup
‒ Skotoma
‒ Nyeri dengan pergerakan mata
‒ Nyeri pada mata akibat tekanan atau sentuhan
• Tatalaksana : Observasi – Metilprednisone 250 mg IV, disusul dengan prednisone tablet
Sumber: Sidarta, Ilyas. 2010. Ilmu Penyakit Mata ed.III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Diagnosis banding
Soal No. 1
Seorang perempuan berusia 50 tahun datang dengan pengelihatan kabur
mendadak sejak 2 hari. Sebelum merasakan keluhan pasien mengeluhkan
sering melihat bintik hitam melayang. Pasien memiliki riwayat DM (+) HT(+).
Pada pemeriksaan funduskopi terdapat A/V crossing, pendarahan retina,
eksudat dan retinal fold.
Diagnosis yang mungkin adalah ?
a. Ablasio Retina Regmatogen
b. Ablasio Retina Eksudatif
c. Ablasio Retina Traksional
d. Hipertensi Retinopati
e. Diabetik Retinopati
Soal TO AIPKI Regio V Batch I 2021
Soal No. 2
Seorang perempuan berusia 64 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan penurunan
penglihatan mata kiri secara mendadak sejak 3 jam SMRS. Riwayat serupa sebelumnya
disangkal. Pasien memiliki riwayat hipertensi yang tidak rutin minum obat. Pada
pemeriksaan didapatkan visus OD 6/18 dan OS hanya bisa melihat lambaian tangan. Pada
pemeriksaan funduskopi dijumpai gambaran seperti di bawah.
GANGGUAN LENSA
REFRAKSI • Katarak
• Myopia
• Hypermetropia RETINA
• Astigmatisma • Retinopati diabetika
GLAUKOMA • Retinopati hipertensif
• Primary open • Retinitis pigmentosa
angle glaukoma • Age related macular
degeneration.
Mata Tenang Visus Turun Perlahan
• Katarak • Neovaskularisasi : DM
• Jauh : miopi
• Silver/copper wire :
• Dekat : hipermetropi
hipertensi
• Bergelombang :
astigmatisma
• >40 tahun : presbiopia
Gangguan Refraksi
Emetropia adalah kondisi mata normal, dimana kekuatan refraksi mata adalah
+60D, +44 dari total didapat dari kornea dan +16D didapat dari lensa Kristalina.
Gangguan Refraksi KLASIFIKASI
• Miopia simplex : mulai 7-9 tahun,
berhenti usia 20 tahun.
• Miopia progresif : bertambah secara
cepat (±4.0D/tahun)
Bayangan di depan retina.
Tanpa Dengan
sikloplegik sikloplegik
Bayangan di
belakang retina.
Keratoplana
Klasifikasi etiologi
• Korneal
• Lentikular
• Total
CARA MUDAH
• Apabila S dan C memiliki tanda yang sama (kompositus) namun C>S, maka menjadi mictus.
• Apabila S dan C berlawanan tanda (mictus) namun S>C maka menjadi astigmatisma kompositus
X (X adalah komponen awal sferis, cth : apabila awal S+3 ➔ hypermetropi)
AMBLIOPIA
Tidak mencapai optimal sesuai usia dan intelegensinya walaupun sudah
dikoreksi kelainan refraksinya.
KHAS
Mata yang apabila
dikoreksi lensa tidak
mencapai 6/6.
ETIOLOGI
• Anisometropia ➔ suatu kondisi dimana terdapat perbedaan refraksi pada kedua
mata
• Miopia : Selisih >3D
• Hipermetropia ➔ Selisih >2D
• Astigmatisma ➔ Selisih >2D
Maka untuk koreksi kacamata beda dioptric harus disesuaikan agar tidak terjadi
amblyopia.
PRESBIOPIA
Berkurangnya akomodasi mata sesuai dengan meningkatnya umur. Akibat perubahan
keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga lensa menjadi cembung.
5 0,5
Soal No. 7
Pasien laki-laki 29 tahun, datang ke Rumah Sakit dengan keluhan mata kiri buram. Pada
pemeriksaan visus OD 6/6 OS 6/30, dilakukan koreksi kacamata S+2.25 visus menjadi 6/6.
Dengan S+2.50 visus tetap 6/6, dengan S+2.75 visus menjadi 6/75, dengan siklopegik
didapatkan visus 6/6 dengan S+3.50.
Berapakah hipermetrop laten pada pasien?
a. S+2.25
b. S+2.50
c. S+2.75
d. S+1.50
e. S+1.00
Soal No. 8
An. G berusia 14 tahun diantar orang tuanya ke puskesmas dengan keluhan
pandangan buram saat melihat benda yang jauh. Tanda-tanda vital dalam batas
normal. Pada pemeriksaan oftalmologis VOD 6/20 dan VOS 6/24, setelah
koreksi pinhole visus maju. Koreksi dengan lensa sferis -0,75D ODS 6/9; -1,00D
ODS 6/6; -1,25D ODS 6/6; -1,5D ODS 6/9. Apakah diagnosis yang tepat pada
pasien?
a. Miopia ringan
b. Miopia sedang
c. Miopia berat
d. Ambliopia
e. Astigmatisma
Soal TO AIPKI Agustus 2021
Soal No. 9
Pasien anak berusia 9 tahun dibawa oleh ibunya karena sering memincingkan matanya saat di
kelas sejak 4 bulan yang lalu. Berdasarkan anamnesis diketahui bahwa seluruh keluarga
menggunakan kacamata. Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan kelainan. Dari pemeriksaan
visus didapatkan VOD 6/60 koreksi optimal dengan S-2 C-0.25 axis 90° menjadi 6/8 dan VOS
6/90 koreksi optimal dengan S-3.5 C-0.5 axis 90° menjadi 6/12.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien di atas?
a. Miopia ringan
b. Miopia tinggi
c. Atigmatisma miopia mixtus
d. Anisometropia
e. Ambliopia
Soal No. 10
Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang dengan keluhan pandangan menjadi
buram sejak 1 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan refraksi didapatkan koreksi
kacamata mata kanan dengan menggunakan lensa S+2.00 = 5/15; dengan lensa
S+2.50 = 5/10; dengan lensa S+3.00 = 5/6; dengan lensa S+3.25 = 5/5; dengan
lensa S+3.50 = 5/5.
Berapakah koreksi kacamata yang paling tepat?
a. S +2.00
b. S +2.50
c. S +3.00
d. S +3.25
e. S +3.50
Rule of NPDR
4
Microaneurisma 4
kuadran
2
Venous Beading 2
kuadran
1
IRMA di minimal 1
kuadran
Diabetic Retinopathy
Retinopati Hipertensi
Temuan funduskopi
• Akut ➔ hard exudate, retinal edema, cotton wool, flame shaped, papilledema
• Kronik ➔ AV-nicking, copper/silver wire/ghost vessel, macro aneurism, macular star.
ChleO Super
(troChlearis = Oblique Superior
6A ReLa!
(nervus 6 = Abdusen = Rectus Lateral
Sumber: Sidarta, Ilyas. 2010. Ilmu Penyakit Mata ed.III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Gerakan Bola Mata
Gerakan mata ke atas ➔ Rectus superior + Oblique inferior
Gerakan mata ke bawah ➔ Rectus inferior + Oblique Superior
Gerakan mata ke luar ➔ Rectus lateral
Gerakan mata ke dalam ➔ Rectus medial
Oblik = Kebalik
(Kalau gerakan ke atas ➔ oblik bawah! (inferior)
dan sebaliknya
Pada kasus : ketika mata melirik ke kanan ➔ mata kanan tidak bergerak
Mata kanan bergerak ke kanan = Gerak ke luar = Rectus Lateral (N. VI) ➔ rusak
Kesimpulan : N. III dan N. IV masih intak
Hirchberg Test
Cover-Uncover Test
GANGGUAN AIR MATA
DAKRIOADENITIS DAKRIOSISTITIS
• Radang pada glandula lakrimalis •Infeksi pada saluran air mata
• Sering pada anak sebagai komplikasi penyakit •Manifestasi ➔ epifora, eksudat, uji
sistemik seperti morbili, pada dewasa oleh
karena trauma
regurgitasi (+), merah, nyeri tekan
• Manifestasi klinis ➔ nyeri dan •Etio ➔ S. aureus, s. pneumonia, H.
bengkak di orbita bag temporal influenza
ANEL TEST
• Uji patensi saluran lakrimalis dengan cara memasukkan jarum tumpul ke punctum
lakrimal ke dalam sakus lakrimal, kemudian larutan garam fisiologis disemprotkan.
• Tes Anel + bila ada rasa asin di tenggorokan dan Tes Anel – bila tidak ada asing
(ada gangguan patensi).
XEROPTHALMIA (Gangguan Vitamin A)
Waterfall Phenomenome
Tes Buta Warna
• Tes Ishihara ➔ menentukan angka atau pola yang ada pada kartu atau buku
dengan beragam warna
• Tes Holmgren ➔ menggunakan gulungan benang wol dan meminta pasien
untuk mencocokkan atau menemukan warna yang sesuai dengan contoh warna
yang diberikan
Tes Buta Warna
• Tes Farnsworth Munsell ➔ 4 set chips yang harus disusun sesuai dengan
progression of hue. Tes ini dapat membedakan tipe defisiensi penglihatan warna
dan mengevaluasi tingkat keparahan diskriminasi warna
• Uji Anomaloskop ➔ dengan test plate yang di bagian bawahnya terdapat warna
kuning yang sudauh disesuaikan kontrasnya. Pasein berusaha mencocokkan
dengan mencampur warna merah dan hijau diatasnya
Xanthelasma SKDI
Laftah, Z., & Al-Niaimi, F. (2018). Xanthelasma: An Update on Treatment Modalities. Journal of
cutaneous and aesthetic surgery, 11(1), 1–6. https://doi.org/10.4103/JCAS.JCAS_56_17
Soal No. 15
Ny. K berusia 53 tahun datang ke poli mata dengan keluhan penglihatan berkurang
secara perlahan sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan lain seperti mata merah, nyeri, gatal,
dan riwayat trauma disangkal. Pada pemeriksaan didapatkan mata tenang, VODS:
6/60, dengan pin hole tidak maju. Hasil funduskopi: mikroaneurisma (+), eksudat (+),
cotton wool spot (+), neurovaskularisasi (+).
Apakah kelainan yang terjadi pada pasien ini?
a. Retinopati hipertensi
b. Retinopati diabetikum proliferatif
c. Retinopati diabetikum nonproliferatif
d. Degenerasi macula
e. Retinitis pigmentosa