Anda di halaman 1dari 40

Mata Tenang Visus Turun

Mendadak
Neuritis Optik
Perempuan
(20-40 tahun)
Karakteristik

Tanda
unilateral
uhthoff

Penglihatan
Nyeri pada
warna
mata
terganggu
• Etiologi
Dicari
etiologinya
Terapi Dilakukan pemeriksaan
penunjang
Kortikosteroid
atau ACTH
antibiotik

Vasodilantasia atau
vitamin
Komplikasi
• Penyulit pailitis yang dapat terjadi yaitu ikut
meradangnya retina atau terjadinya neurorenitis. Bila
terjadi atropi papil pascapapilitis akan memperlihatkan
papil yang puscat dengan batas yang kabur akibat
terdapatnya jaringan fibrosis atau glia disertai dengan
arteri yang menciut berat dengan selubung
perivaskular.
• Pada proses penyembuhan kadang-kadang tajam
penglihatan sedikit lebih baik atau sama sekali tidak
ada perbaikan dengan skotoma sentral yang menetap.
Ablasio Retina
(Retinal Detachment) merupakan keadaan
terpisahnya bagian sensoris retina (fotoreseptor
dan laapisan jaringan dalam) dari retinal
pigment ephitelium (RPE)
Klasifikasi Rhegmatogen

Traksional Eksudatif
Ablasio Retina Rhegmatogen
Posterior vitreous detachment dan
berhubungan dengan myopia, afakia,
lattice degeneration, serta trauma
mata

Break (robekan) dapat juga terjadi


akibat atrofi lapisan retina

Adanya break mengakibatkan vitreus


yang mencair masuk menuju rongga
subretina
Diagnosis
Anamnesis Pem. Fisik Pem. Penunjang

• Fotopsia • Relative afferent • Ultrasonografi


• Floaters puppilary defect
• Defek Lapang • Tekanan
Pandang Intraokular
• Iritis ringan
• Tobacco dust
• Robekan retina
• Ablasio retina
baru
• Ablasio retina
lama
Tatalaksana
Pneumatic
retino pexy

Scleral
bucking

Vitrektomi
Ablasio Retina Eksudatif
Pem.
Anamnesis Pem. Fisik
Penunjang
• Penglihatan • Penurunan • USG mata
menurun visus • Pemeriksaan
seperti • Konfigurasi darah untuk
tertutup tirai ablasio yang uveitis
• Floaters konveks • Fluoresin
dapat dengan angiography
muncul permukaan
akibat vitritis licin
• Shifting fluid
• Ablasio Retina Traksional
Anamnesis Pem. Fisik Pem. Penunjang

• Mata tenang • Penurunan • Ultrasonografi


dengan visus visus paa media yang
turun • Konfigurasi keruh
• Dapat terjadi konkaf dari
fotopsi atau ablasio retina
floaters • Tidak
ditemukan
fenomena
shifting fluid
• Elevasi retina
yang paling
tinggi
Oklusi Vena Retina
• Penyumbatan vena retina yang
mengakibatkan gangguan perdarahan didalam
bola mata.
• Sering terjadi didaerah temporal atas atau
temporal bawah.
• Mudah terjado pada pasien dengan glaucoma,
diabetes mellitus, hipertensi, kelainan darah
dll.
Patogenesis Faktor predisposisi :
ateriolsklerosis atau
aterosklerosis

Kompresi pada vena-vena kecil

Oklusi vena
Faktor Predisposisi Hipertensi

Diabetes
Hiperlipidemia
Melitus

Usia

Merokok Pil KB

Peningkatan
TIO
Sering hanya
melibatkan
satu mata

Mata tidak
Tidak nyeri
merah
Manifestasi
Klinis
Pada CRVO
Visus bisa
defek lapang
normal/men
pandang
urun
umumnya
mendadak
sentral
Pemeriksaan Fisik
BRVO/CRVO RAPD Funduskopi

• Visus 6/6 • Vena tampak


sampai hanya dilatasi dan
menghitung jari berkelo-kelok
• CRVO berkisar • Oklusi terjadi
antara 6/60 pada tempat
sampai persilangan
lambaian tangan arteri-vena
• Flame-shape,
edema retina,
cotton wool
spot
• Neovaskularisasi
retina
• Pemeriksaan Penunjang
Angiografi Fluoresen
Optical Coherence Tomography
Terapi
Kontrol factor resiko
Ahli mata : fotokoaguluasi, injeksi anti VEGF atau
kortikosterois intraviteal dan vitrektomi
Oklusi Arteri Retina
• Keadaan terjadi hambatan atau sumbatan aliran
darah sehingga mengakibatkan iskemia retina
• Biasanya disebabkan oleh aterosklerosis dan
emboli karotis.
• Terapi :
Masase ocular three mirror contact lense selama
10 detik kemudian dilepas selama 5 detik
Parasentesis segmen anterior
Penggunaan agen hiperosmotik
asetazolamid
Kekeruhan dan perdarahan badan kaca
• Terjadi akibat penuaan serta degenerasi
berupa terjadinya koagulasi protein badan
kaca, biasanya disertai dengan pencairan
badan kaca bagian belakang.
• Dapat terjadi spontan pada DM, rutpur retina
ablasi badan kaca posterior, oklusi vena retina
dan pecahnya pembuluh darah neovaskular.
• Pada pemeriksaan fundus biasanya tidak terrlihat
adanya reflex fundus yang memberikan bayangan
hitam yang menutupi retina.
• Terapi : istirahat dengan kepala sakit lebih tinggi
paling sedikit selama 3 hari darah dikeluarkan
dari badan kaca bila terdapat bersama dengan
ablasi retina atau perdarahan yang lebih lama
dari 6 bulan, dan bila terjadi glaucoma hemolitik.
Ambliopia toksik
• Pada keracunan beberapa obat dapat
menyebabkan kebutaan mendadak.
• Pada uremia dapat terjadi amblyopia uremik
dimana penglihatan akan berkurang.
Berkurangnya penglihatan akibat keracunan
alcohol mengakibatkan amblyopia alcohol.
Hilangnya tajam penglihatan sentral bilateral
akibat keracunan metilalkohol san juga akibat
gizi buruk.
Okulopati iskemik
• Merupakan suatu sindrom yang terjadi akut
akibat oklusi arteri karotis yang
mengakibatkan iskemik seluruh bola mata.
• Pada mata menyebabkan keluhan sangat sakit,
edem kornea, suara pada cairan mata, pupil
dilatasi dan atrofi, rubeosiris, katarak,
hipotoni, mikroaneurisma, dan
neovaskularisasi.
Buta sentral bilateral
• Penglihatan sentral berkurang pada kedua
mata dapat terjadi akibat migran
(parasentral), keracunan atau obat (methanol,
etil alcohol), degenrasi macula, buta akibat
gerhana matahari, neuritis retrobulbar
bilateral, amblyopia nutrisional dan lesi
kortikal.
Histeria dan malingering
• Merupakan keadaan dimana pasien berpura-
pura sakit, biasanya untuk menarik perhatian
dan untuk bermalas-malasan ataupun unutk
mendapatkan suatu kompensasi gaji dan
asuransi.
• Terdapat beberapa uji untuk mengetahui
kepura-puraan ini :

Uji Posisi Schmidt-


Rimpler

Uji Prisma
Migren
• Nyeri kepala sebelah yang dapat juga dirasakan di
belakang kedua bola mata yang berdenyut
disertai mual, muntah, letih dan fotofobia.
• Migren klaster : nyeri kepala sebelah yang disertai
dengan gejala hipersekresi kelenjer air mata.
• Migren oftalmik : kelumpuhan saraf mata yang
terutama perifer saraf ke III sementara yang
kemudian menetap dan disertai dengan migren.
Retinopati serosa sentral
• Suatu keadaan lepasnya retina dari lapis
pigmen epitel di daerah macula akibat
masuknya cairan melalui membrane bruch
dan pigmen epitel yang inkompeten.
• Bersifat residif. Dijumpai pada penderita laki-
laki berusia 20-50 tahun atau wanita hamil
dan usia lebih 60 tahun.
• Akibat tertimbunnya cairan dibawah macula
akan terdapat gangguan fungsi macula
sehingga visus menurun disertai
metamorfosa, hipermetropia dengan skotoma
relative dan positif (kelainan pada uji amster
kisi-kisi).
• Biasanya menyembuh setelah kira-kira 8
minggu dengan tidak terdapatnya lagi
kebocoran.
• Terapi : dengan melihat letak kebocoran yang
kadang-kadang tidak perlu dilakukan segera
fotokoagulasi.
Amaurosis fugaks
• Atau buta sekejap satu mata yang berulang.
• Dapat terjadi akibat hipotensi ortostatik,
spasme pembuluh darah, aritmia, migren
retina, anemia, arteritis dan koagulopatia.
• Merupakan tanda yang paling sering pada
insufisiensi arteri karotis atau terdapatnya
emboli pada arteri oftalmik retina.
• Biasanya tidak ditemukan kelainan fundus
karena pendeknya serangan.
Uveitis posterior/koroiditis
• Peradangan lapis koroid bola mata yang dapat
terjadi dalam bentuk : Koroiditis
anterior

Koroiditis Kkoroiditis
juksta papil areolar

Koroiditis Koroiditis
eksudatif difusa
• Gejalanya berupa penglihatan kabur terutama
bila mengenai daerah sentral macula, bintik
terbang (floater), mata jarang menjadi merah
dan fotofobia.
• Pada mata akan ditemukan kekeruhan pada
badan kaca, infiltrate dalam retina dan koroid.
• Edem papil, perdarahan retina dan vascular
sheathing.

Anda mungkin juga menyukai