MENDADAK
Disusun oleh :
z
Fathur Rachman 121810034
Penglihatan turun mendadak tanpa tanda radang ekstraokular dapat disebabkan oleh
beberapa kelainan. Kelainan ini antara lain:
• Neuritis Optik
• Ablasio Retina
• Oklusi Arteri Retina Sentral
• Oklusi Vena Retina Sentral
• Perdarahan Badan Kaca
• Retinopati Serosa Sentral
• Ectopia Lentis
Segmen Posterior
Vitreus
Papila saraf optik
Makula lutea
Retina
Nervus Optikus
NEURITIS OPTIK
Definisi
Neuritis optik merupakan radang saraf optik dengan gejala penglihatan mendadak
turun pada saraf yang sakit.
Peradangan saraf optik yang dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti
demielinisasi, intoksikasi, radang dan lain-lain.
2 gambaran klinis:
Neuritis intraokular atau Papilitis
Neuritis Retrobulbar
Etiologi
Neuritis optic kehilangan penglihatan dalam beberapa jam sampai hari yang mengenai
satu atau kedua mata,sakit pada rongga orbita terutama pada pergerakkan mata,
penglihatan warna terganggu
Tanda
• Atrofi papil saraf optic parsial atau total.
• Tanda Uhthoff (penglihatan turun setelah olah raga atau suhu tubuh naik).
• Gangguan lapang pandangan sentral.
• Defek pupil aferen relative atau adanya Marcus Gunn pupil.
• Terdapat sel di dalam badan kaca
• Edem papil dengan perdarahan
• Eksudat macula (star figure)
• Neuritis Retrobulbar tidak terdapat kelainan pada fundus okuli
Tatalaksana
• Kortikosteroid atau ACTH.
• Antibiotik mengatasi infeksi penyebab
• Vitamin
• Mencari penyebab neuritis optic, foto sinar X kanal optik, sela
tursika, atau dilakukan pemeriksaan CT orbita dan kepala.
Prognosis
Pada keadaan ini sel epitel pigmen masih melekat erat dengan membrane Bruch.
Antara sel kerucut dan sel batang retina tidak terdapat suatu perlekatan structural
dengan koroid atau pigmen epitel, sehingga merupakan titik lemah yang potensial untuk
lepas secara embriologis.
Etiologi
• Robekan retina
• Tarikan dari jaringan di badan kaca
• Desakan tumor, cairan, nanah ataupun darah.
Patofisiologi
Lepasnya retina atau sel kerucut dan batang dari koroid atau sel
pigmen epitel akan mengakibatkan gangguan nutrisi retina dari
pembuluh darah koroid yang bila berlangsung lama akan
mengakibatkan gangguan fungsi yang menetap.
Klasifikasi
Ablasi terjadi akibat adanya robekan pada retina sehingga cairan masuk ke
belakang antara sel pigmen epitel dengan retina.
Pendorongan retina oleh badan kaca air (fluid vitreous) yang masuk melalui
robekan atau lubang pada retina ke rongga subretina sehingga
mengapungkan retina dan terlepas dari lapis epitel pigmen koroid.
Ablasi terjadi pada mata yang mempunyai factor predisposisi untuk terjadi
ablasi retina. Trauma hanya merupakan factor pencetus untuk terjadinya
ablasi retina pada mata yang berbakat.
Ablasi Retina Regmatogenosa
Faktor Resiko
• Myopia tinggi, paska retinitis, dan retina yang memperlihatkan degenerasi di bagian perifer, 50 %
ablasi yang timbul pada afakia terjadi pada tahun pertama.
Gejala
• Gangguan penglihatan yang kadang-kadang terlihat sebagai tabir yang menutup. Terdapatnya
riwayat adanya pijaran api (fotopsia) pada lapangan penglihatan.
Tanda
• Retina yang terangkat berwarna pucat dengan pembuluh darah di atasnya dan terlihat adanya
robekan retina berwarna merah.
• Bila bola mata bergerak akan terlihat retina yang lepas (ablasi) bergoyang.
Ablasi Retina Regmatogenosa
Tatalaksana
• Pembedahan
• Sebelum pembedahan pasien dirawat dengan mata tertutup.
• Pembedahan dilakukan secepat mungkin dan sebaiknya antara 1-2 hari.
• Pengobatan ditujukan untuk melekatkan kembali bagian retina yang lepas
dengan krioterapi atau laser.
Prognosis
• Tergantung dari keadaan makulanya, jika sudah terlepas biasanya hasil tidak
sempurna, tetapi jika macula masih melekat tindakan bedah harus segera
dilakukan dan akan mendapatkan hasil yang lebih baik.
Ablasi Retina Eksudatif
Terjadi akibat tertimbunnya eksudat di bawah retina dan
mengangkat retina.
Penimbunan cairan subretina sebagai akibat keluarnya cairan dari
pembuluh darah retina dan koroid (ekstravasasi).
Pafisiologi
• Terjadi akibat tarikan jaringan parut pada badan kaca yang akan mengakibatkan ablasi
retina dan penglihatan turun tanpa rasa sakit.
Tanda
• Jaringan fibrosis di korpus vitreus yang dapat disebabkan diabetes mellitus proliferatif, trauma dan
perdarahan badan kaca akibat bedah atau infeksi.
Tatalaksana
• Vitrektomi melepaskan tarikan jaringan parut atau fibrosis di dalam badan kaca.
Oklusi Arteri Retina Sentral
Oklusi Arteri Retina Sentral
Perdarahan dalam badan kaca dapat terjadi spontan pada diabetes mellitus,
rupture retina, ablasi badan kaca posterior, oklusi vena retina dan pecahnya
pembuluh darah neovaskular.
• Pengobatan berupa istirahat dengan kepala sakit lebih tinggi paling sedikit selama
tiga hari.
• Vitrektomi dilakukan untuk mendrainase darah yang tidak diabsorpsi
• Bila sedang minum obat maka hentikan obat seperti aspirin, anti radang non
steroid, kecuali bila sangat dibutuhkan.
• Penyulit dapat terjadi bila terjadi reaksi proliferasi jaringan (retinitis proliferans) yang
akan mengancam penglihatan. Bila terbentuk jaringan parut akan terjadi
perubahan bentuk badan kaca yang dapat mengakibatkan terjadi ablasi retinitis
Retinopati Serosa Sentral
Retinopati Serosa Sentral
Ditandai dengan terlepasnya lapisan sensoris retina akibat terjadinya hiperpermeabilitas
dari pembuluh darah koroid dan perubahan fungsi pompa dari lapisan pigmen retina.
Gejala:
• Gangguan fungsi macula sehingga visus menurun disertai
metamorfopsia
• Hipermetropia
• Skotoma relatif dan positif.
• Berkurangnya fungsi macula terlihat dengan penurunan kemampuan melihat warna.
Retinopati Serosa Sentral
• Normal dalam waktu 6 bulan setelah onset gejala. Beberapa pasien dapat mengalami
defek visual ringan yang permanen, seperti berkurangnya sensitivitas warna,
mikropsia, atau skotoma.
• Sekitar 80 kasus mengalami resorpsi spontan dan kembalinya visus normal dalam
waktu 6 bulan setelah onset gejala. Beberapa pasien dapat mengalami defek visual
ringan yang permanen, seperti berkurangnya sensitivitas warna, mikropsia, atau
skotoma.
• Glaucoma adalah komplikasi yang serius dan sering terjadi pada ectopia
lentis. Dalam kondisi ini, mekanisme terjadinya glaukoma bervariasi.
• Lensa dapat tetap berada di posisi normal, tetapi dapat terjadi dislokasi ringan ke
belakang yang menyebabkan kelainan refraksi minimal (myopia lenticular) karena
relaksasi atau kompensasi zonul yang berkurang. Lensa yang mengalami disposisi
dapat menjadi miring, menyebabkan miopi dan astigmatisma yang signifikan yang
sulit untuk dikoreksi secara optic.
• Jika disposisi lensa cukup berat sehingga menutupi sebagian besararea pupil,
diperlukan koreksi afakik.
Daftar Pustaka :