Anda di halaman 1dari 23

PAPILITIS

Catherine Dorinda Candawasa


11.2015.228

Narasumber : dr. Juniarti Victoria Pattiasina, Sp.M


_________________________________________

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA


RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT
GATOT SOEBROTO

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


KRISTEN KRIDA WACANA
PERIODE 15 APRIL 20 MEI 2017
Retina
Lapisan Lapisan Retina
1. Membran limitans interna merupakan membran
hialin antara retina dan badan kaca
2. Lapisan serat saraf . Di dalam lapisan-lapisan ini
terletak sebagian besar pembuluh darah retina
3. Lapisan sel ganglion merupakan lapisan badan sel
dari neuron kedua
4. Lapisan pleksiformis dalam merupakan lapisan
aseluler tempat sinaps sel bipolar, sel amakrin dengan
sel ganglion
5. Lapisan inti dalam Lapis ini mendapat metabolisme
dari arteri retina sentral
6. Lapisan pleksiformis luar merupakan lapisan
aseluler dan tempat sinaps sel fotoreseptor
dengan sel bipolar dan sel horizontal
7. Lapisan inti luar merupakan susunan lapis inti
sel batang dan sel kerucut
8. Membran limitans eksterna merupakan
membran ilusi
9. Lapisan sel kerucut dan sel batang (fotoreseptor)
merupakan lapisan terluar retina
10. Epitelium pigmen retina, merupakan
lapisan kubik tunggal dari sel epithelial berpigmen
Bagian Nervus Optikus
Nervus optikus memiliki panjang sekitar 47-50 mm

Intraocular (1 mm) : menembus sclera (lamina


kribrosa), koroid dan masuk ke mata sebagai papil disk.

Intraorbital (30 mm) : Sebagian serat otot rektus


superior berhubungan dengan selubung saraf nervus
optikus dan berhubungan dengan sensasi nyeri saat
menggerakkan mata pada neuritis retrobulbar. Secara
anterior, nervus ini dipidahkan dari otot mata oleh
lemak orbital.
Intrakanalikular (6-9 mm) : sangat dekat dengan
arteri oftalmika yang berjalan inferolateral dan
melintasi secara obliq, dan ketika memasuki mata
dari sebelah medial. Ini juga menjelaskan kaitan
sinusitis dengan neuritis retrobulbar.

Intracranial (10 mm) : melintas di atas sinus


kavernosus kemudian menyatu membentuk
kiasma optikum.
Papilitis
Definisi: Ditandai dengan:
Papilitis adalah inflamasi peradangan dan kerusakan
diskus optikus di bagian saraf optik yang
dikenal dengan diskus
Papilitis disebut juga optikus yang juga disebut
neuritis optik dengan bintik buta.
Epidemiologi
Neuritis optik sering Pada anak lebih umum
terjadi unilateral pada terkena bilateral, dan
usia dewasa muda (18 - timbul papilitis dengan
45 tahun), dengan usia kecenderungan menjadi
rata-rata 30 35 tahun, sklerosis multipel yang
dan lebih sering pada rendah.
wanita. Kasus neuritis optik pada
anak lebih jarang
dibandingkan kasus
neuritis optik pada
dewasa, kurang lebih 5%
kasus.
Etiologi
1. Demielinatif 4. Neuropati optik
(idiopatik, atau karena skerosis granulomatosa
multipel) (dapat terjadi idiopatik/ terjadi
pada seseorang dengan
2. Diperantarai imun sarkoidosis)
terjadi setelah adanya infeksi
virus (morbili, SLE, Guillain 5. Penyakit peradangan
Barre Syndrome) sekitar
(peradangan intraokular
3. pasca infeksi maupun intrakranial, diabetes
melitus, intoksikasi obat)
(herpes zoster virus,
cytomegalovirus, sifilis,
tuberkulosis)
Faktor Resiko
Faktor risiko dapat timbul karena kelainan
autoimun, termasuk :
1. usia, sering terjadi pada usia 20 40 tahun,
rata-rata 30 tahun
2. jenis kelamin, (pria : wanita = 2 : 1)
3. ras, lebih sering terjadi pada ras kulit putih
4. mutasi gen.
a). Demielinisasi pembengkakan
non spesifik tanpa perdarahan atau
exsudat.

b). Infektif neuroretinitis


pembengkakan diskus disertai
perdarahan dan eksudat macular
(macular star).

c). Neuritis optik viral


pembengkakan keseluruhan diskus
non spesifik.

d). Neuritis optik sifilis


pembengkakan kepala/pangkal
nervus optikus, hiperemia dan
perdarahan.
e). Neuritis optik terhubung
HIV pembengkakan
kepala/pangkal nervus optikus
masif, exudat yang luas dan
perdarahan.

f). Neuritis optik toxocara


dengan infiltrat,
pembengkakan dan distorsi
masif pada yang
kepala/pangkal nervus optikus
normal.
Patofisiologi
Penyebab Neuritis optikus Inflamasi pada endotel
paling sering inflamasi pembuluh darah retina
demielinisasi dari saraf dapat mendahului
optik. demielinisasi dan terkadang
terlihat sebagai retinal vein
Patologi yang terjadi sama sheathing.
dengan yang terjadi pada
multipel sklerosis (MS) akut, Dipercaya bahwa
yaitu adanya plak di otak demielinisasi yang terjadi
dengan perivascular cuffing, pada Neuritis optikus
edema pada selubung saraf diperantarai oleh imun,
yang bermielin, dan tetapi mekanisme spesifik
pemecahan mielin. dan antigen targetnya
belum diketahui.
Gejala Klinis
Gambaran Akut :

biasanya monokular. 60% pasien memiliki neuritis


Hilangnya penglihatan periode jam- retrobulbar dengan pemeriksaan
hari, mencapai puncak dalam 1-2 funduskopi yang normal.
minggu.
Perdarahan peripapil, sering
Nyeri semakin memberat bila bola
mata digerakkan. menyertai papilitis
Adanya defek pupil aferen ini Fotopsia sering dicetuskan oleh
dengan pemeriksaan swinging light pergerakan bola mata.
test (Marcus-Gunn pupil).
Buta warna pada mata yang terkena,
Defek lapang pandang pada ditandai
dengan skotoma sentral. terjadi pada 88% pasien.
Papilitis dengan hiperemia dan
edema diskus optik sehingga
membuat batas diskus tidak jelas.
Gambaran Kronik : Fenomena Uhthoff terjadinya
eksaserbasi temporer dari
Kehilangan penglihatan secara gangguan penglihatan yang
persisten. Kebanyakan pasien
neuritis optik mengalami timbul dengan peningkatan suhu
perbaikan penglihatan dalam 1 tubuh. Olahraga dan mandi
tahun. dengan air panas merupakan
pencetus klasik.
Defek pupil aferen relatif tetap
bertahan pada 25% pasien dua
tahun setelah gejala awal. Defek pupil aferen relatif tetap
bertahan pada 25% pasien dua
Desaturasi warna, terutama tahun setelah gejala awal.
warna merah. Pasien akan
melihat warna merah sebagai
pink, atau orange bila melihat
dengan mata yang terkena. Diskus optik mengecil dan
pucat, terutama didaerah
temporal.
Stadium Perubahan pada Neuritis
Optikus
a. Perubahan awal b. Papilitis yang mencapai
perkembangan yang lengkap
Papilitis tahap awal di
karakteristikkan dengan ditandai dengan adanya
adanya batas diskus yang pembengkakan, hilangnya
mengabur dan sedikit fisiologis cup, hiperemis dan
hiperemis. perdarahan yang terpisah.
Pembungkus vena biasanya
jarang terlihat. Pemeriksaan
dengan slit lamp untuk
melihat adanya sel pada
vitreous adalah hal yang
sangat penting.
c. Perubahan lanjut

Pada neuritis optikus


retrobulbar, diskus yang
normal dapat dijumpai selama
4-6 minggu, saat dimana pucat
dijumpai.
Papilitis yang berlanjut
didapati gambaran optik atropi
sekunder.
Pada stadium ini, serabut saraf
atropi dapat diamati pada
retina dengan perangkat
lampu hijau merah
Pemeriksaan Anjuran
1. Pemeriksaan CT(computerized tomography) orbita
dan kepala, untuk mencari penyebab neuritis optik
pada kanal optik.

2. MRI (Magnetic Resonance Imaging), melihat nervus


optikus dan korteks serebri. Dilakukan terutama pada
kasus yang diduga terdapat sklerosis multiple.

3. Pungsi lumbal dan pemeriksaan darah, Dilakukan


untuk melihat adanya proses infeksi atau inflamasi.
Penatalaksanaan
Pasien tanpa riwayat Multiple Sclerosis Hasil MRI bila 2 atau lebih lesi
atau Neuritis optikus : demielinasi :
Hasil MRI bila terdapat minimum 1
lesi demielinasi tipikal :
Menggunakan regimen yang
Regimen selama 2 minggu :
sama dengan yang di atas
3 hari pertama
Methylprednisolone 1kg/kg/hari
i.v Merujukan pasien ke spesialis
11 hari setelahnya dilanjutkan neurologi untuk terapi interferon
dengan Prednisolone -1 selama 28 hari
1mg/kg/hari oral
Tappering off 20 mg
Tidak menggunakan oral
prednisone oral untuk hari
pertama ( hari ke 15 sejak prednisolone sebagai terapi
pemberian obat ) dan 10 mg primer meningkatkan resiko
prednisone oral pada hari ke 2 rekuren atau kekambuhan
sampai ke 4
Dapat diberikan Ranitidine 150
mg oral untuk profilaksis gastritis
Penatalaksanaan
Dengan tidak ada lesi Pasien dengan riwayat Multiple
demielinasi dari hasil MRI : sclerosis atau Neuritis optikus
Intravena steroid dapat Observasi
digunakan untuk
mempercepatkan pemulihan Memeriksa pasien pada
visual minggu ke 4-6 setelah muncul
gejala dan pemeriksaan ulang
Biasanya tidak dianjurkan tiap 3-6 bulan kemudian
untuk terapi kecuali muncul
gangguan visual pada mata Pasien yang berisiko tinggi MS
kontralateral atau demielinisasi sistem saraf
pusat dari hasil MRI sebaiknya
MRI lagi dalam 1 tahun dirujuk ke spesialis neurologi
kemudian untuk evaluasi dan terapi
lanjutan.
Prognosis
Tanpa terapi penglihatan mulai membaik setelah 2-3
minggu sejak timbulnya gejala, kadang-kadang dapat
membaik dalam beberapa hari. Perbaikan visus
biasanya terjadi perlahan hingga beberapa bulan.

Visus yang jelek sewaktu episode akut biasanya akan


menunjukkan hasil perbaikan visus yang jelek.

Setiap kekambuhan akan menyebabkan pemulihan


yang tidak sempurna dan memperburuk penglihatan

Anda mungkin juga menyukai