0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
76 tayangan23 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang papilitis yang merupakan peradangan pada diskus optikus. Papilitis dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti demielinisasi, infeksi virus, dan autoimun. Gejalanya antara lain hilangnya penglihatan, nyeri mata saat digerakkan, dan pembengkakan serta hiperemia pada diskus optikus. Pemeriksaan seperti MRI dan CT diperlukan untuk mendiagnosis penyebabnya, se
Dokumen tersebut membahas tentang papilitis yang merupakan peradangan pada diskus optikus. Papilitis dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti demielinisasi, infeksi virus, dan autoimun. Gejalanya antara lain hilangnya penglihatan, nyeri mata saat digerakkan, dan pembengkakan serta hiperemia pada diskus optikus. Pemeriksaan seperti MRI dan CT diperlukan untuk mendiagnosis penyebabnya, se
Dokumen tersebut membahas tentang papilitis yang merupakan peradangan pada diskus optikus. Papilitis dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti demielinisasi, infeksi virus, dan autoimun. Gejalanya antara lain hilangnya penglihatan, nyeri mata saat digerakkan, dan pembengkakan serta hiperemia pada diskus optikus. Pemeriksaan seperti MRI dan CT diperlukan untuk mendiagnosis penyebabnya, se
Narasumber : dr. Juniarti Victoria Pattiasina, Sp.M
_________________________________________
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA
RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
KRISTEN KRIDA WACANA PERIODE 15 APRIL 20 MEI 2017 Retina Lapisan Lapisan Retina 1. Membran limitans interna merupakan membran hialin antara retina dan badan kaca 2. Lapisan serat saraf . Di dalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh darah retina 3. Lapisan sel ganglion merupakan lapisan badan sel dari neuron kedua 4. Lapisan pleksiformis dalam merupakan lapisan aseluler tempat sinaps sel bipolar, sel amakrin dengan sel ganglion 5. Lapisan inti dalam Lapis ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral 6. Lapisan pleksiformis luar merupakan lapisan aseluler dan tempat sinaps sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal 7. Lapisan inti luar merupakan susunan lapis inti sel batang dan sel kerucut 8. Membran limitans eksterna merupakan membran ilusi 9. Lapisan sel kerucut dan sel batang (fotoreseptor) merupakan lapisan terluar retina 10. Epitelium pigmen retina, merupakan lapisan kubik tunggal dari sel epithelial berpigmen Bagian Nervus Optikus Nervus optikus memiliki panjang sekitar 47-50 mm
Intraocular (1 mm) : menembus sclera (lamina
kribrosa), koroid dan masuk ke mata sebagai papil disk.
Intraorbital (30 mm) : Sebagian serat otot rektus
superior berhubungan dengan selubung saraf nervus optikus dan berhubungan dengan sensasi nyeri saat menggerakkan mata pada neuritis retrobulbar. Secara anterior, nervus ini dipidahkan dari otot mata oleh lemak orbital. Intrakanalikular (6-9 mm) : sangat dekat dengan arteri oftalmika yang berjalan inferolateral dan melintasi secara obliq, dan ketika memasuki mata dari sebelah medial. Ini juga menjelaskan kaitan sinusitis dengan neuritis retrobulbar.
Intracranial (10 mm) : melintas di atas sinus
kavernosus kemudian menyatu membentuk kiasma optikum. Papilitis Definisi: Ditandai dengan: Papilitis adalah inflamasi peradangan dan kerusakan diskus optikus di bagian saraf optik yang dikenal dengan diskus Papilitis disebut juga optikus yang juga disebut neuritis optik dengan bintik buta. Epidemiologi Neuritis optik sering Pada anak lebih umum terjadi unilateral pada terkena bilateral, dan usia dewasa muda (18 - timbul papilitis dengan 45 tahun), dengan usia kecenderungan menjadi rata-rata 30 35 tahun, sklerosis multipel yang dan lebih sering pada rendah. wanita. Kasus neuritis optik pada anak lebih jarang dibandingkan kasus neuritis optik pada dewasa, kurang lebih 5% kasus. Etiologi 1. Demielinatif 4. Neuropati optik (idiopatik, atau karena skerosis granulomatosa multipel) (dapat terjadi idiopatik/ terjadi pada seseorang dengan 2. Diperantarai imun sarkoidosis) terjadi setelah adanya infeksi virus (morbili, SLE, Guillain 5. Penyakit peradangan Barre Syndrome) sekitar (peradangan intraokular 3. pasca infeksi maupun intrakranial, diabetes melitus, intoksikasi obat) (herpes zoster virus, cytomegalovirus, sifilis, tuberkulosis) Faktor Resiko Faktor risiko dapat timbul karena kelainan autoimun, termasuk : 1. usia, sering terjadi pada usia 20 40 tahun, rata-rata 30 tahun 2. jenis kelamin, (pria : wanita = 2 : 1) 3. ras, lebih sering terjadi pada ras kulit putih 4. mutasi gen. a). Demielinisasi pembengkakan non spesifik tanpa perdarahan atau exsudat.
b). Infektif neuroretinitis
pembengkakan diskus disertai perdarahan dan eksudat macular (macular star).
c). Neuritis optik viral
pembengkakan keseluruhan diskus non spesifik.
d). Neuritis optik sifilis
pembengkakan kepala/pangkal nervus optikus, hiperemia dan perdarahan. e). Neuritis optik terhubung HIV pembengkakan kepala/pangkal nervus optikus masif, exudat yang luas dan perdarahan.
f). Neuritis optik toxocara
dengan infiltrat, pembengkakan dan distorsi masif pada yang kepala/pangkal nervus optikus normal. Patofisiologi Penyebab Neuritis optikus Inflamasi pada endotel paling sering inflamasi pembuluh darah retina demielinisasi dari saraf dapat mendahului optik. demielinisasi dan terkadang terlihat sebagai retinal vein Patologi yang terjadi sama sheathing. dengan yang terjadi pada multipel sklerosis (MS) akut, Dipercaya bahwa yaitu adanya plak di otak demielinisasi yang terjadi dengan perivascular cuffing, pada Neuritis optikus edema pada selubung saraf diperantarai oleh imun, yang bermielin, dan tetapi mekanisme spesifik pemecahan mielin. dan antigen targetnya belum diketahui. Gejala Klinis Gambaran Akut :
biasanya monokular. 60% pasien memiliki neuritis
Hilangnya penglihatan periode jam- retrobulbar dengan pemeriksaan hari, mencapai puncak dalam 1-2 funduskopi yang normal. minggu. Perdarahan peripapil, sering Nyeri semakin memberat bila bola mata digerakkan. menyertai papilitis Adanya defek pupil aferen ini Fotopsia sering dicetuskan oleh dengan pemeriksaan swinging light pergerakan bola mata. test (Marcus-Gunn pupil). Buta warna pada mata yang terkena, Defek lapang pandang pada ditandai dengan skotoma sentral. terjadi pada 88% pasien. Papilitis dengan hiperemia dan edema diskus optik sehingga membuat batas diskus tidak jelas. Gambaran Kronik : Fenomena Uhthoff terjadinya eksaserbasi temporer dari Kehilangan penglihatan secara gangguan penglihatan yang persisten. Kebanyakan pasien neuritis optik mengalami timbul dengan peningkatan suhu perbaikan penglihatan dalam 1 tubuh. Olahraga dan mandi tahun. dengan air panas merupakan pencetus klasik. Defek pupil aferen relatif tetap bertahan pada 25% pasien dua tahun setelah gejala awal. Defek pupil aferen relatif tetap bertahan pada 25% pasien dua Desaturasi warna, terutama tahun setelah gejala awal. warna merah. Pasien akan melihat warna merah sebagai pink, atau orange bila melihat dengan mata yang terkena. Diskus optik mengecil dan pucat, terutama didaerah temporal. Stadium Perubahan pada Neuritis Optikus a. Perubahan awal b. Papilitis yang mencapai perkembangan yang lengkap Papilitis tahap awal di karakteristikkan dengan ditandai dengan adanya adanya batas diskus yang pembengkakan, hilangnya mengabur dan sedikit fisiologis cup, hiperemis dan hiperemis. perdarahan yang terpisah. Pembungkus vena biasanya jarang terlihat. Pemeriksaan dengan slit lamp untuk melihat adanya sel pada vitreous adalah hal yang sangat penting. c. Perubahan lanjut
Pada neuritis optikus
retrobulbar, diskus yang normal dapat dijumpai selama 4-6 minggu, saat dimana pucat dijumpai. Papilitis yang berlanjut didapati gambaran optik atropi sekunder. Pada stadium ini, serabut saraf atropi dapat diamati pada retina dengan perangkat lampu hijau merah Pemeriksaan Anjuran 1. Pemeriksaan CT(computerized tomography) orbita dan kepala, untuk mencari penyebab neuritis optik pada kanal optik.
2. MRI (Magnetic Resonance Imaging), melihat nervus
optikus dan korteks serebri. Dilakukan terutama pada kasus yang diduga terdapat sklerosis multiple.
3. Pungsi lumbal dan pemeriksaan darah, Dilakukan
untuk melihat adanya proses infeksi atau inflamasi. Penatalaksanaan Pasien tanpa riwayat Multiple Sclerosis Hasil MRI bila 2 atau lebih lesi atau Neuritis optikus : demielinasi : Hasil MRI bila terdapat minimum 1 lesi demielinasi tipikal : Menggunakan regimen yang Regimen selama 2 minggu : sama dengan yang di atas 3 hari pertama Methylprednisolone 1kg/kg/hari i.v Merujukan pasien ke spesialis 11 hari setelahnya dilanjutkan neurologi untuk terapi interferon dengan Prednisolone -1 selama 28 hari 1mg/kg/hari oral Tappering off 20 mg Tidak menggunakan oral prednisone oral untuk hari pertama ( hari ke 15 sejak prednisolone sebagai terapi pemberian obat ) dan 10 mg primer meningkatkan resiko prednisone oral pada hari ke 2 rekuren atau kekambuhan sampai ke 4 Dapat diberikan Ranitidine 150 mg oral untuk profilaksis gastritis Penatalaksanaan Dengan tidak ada lesi Pasien dengan riwayat Multiple demielinasi dari hasil MRI : sclerosis atau Neuritis optikus Intravena steroid dapat Observasi digunakan untuk mempercepatkan pemulihan Memeriksa pasien pada visual minggu ke 4-6 setelah muncul gejala dan pemeriksaan ulang Biasanya tidak dianjurkan tiap 3-6 bulan kemudian untuk terapi kecuali muncul gangguan visual pada mata Pasien yang berisiko tinggi MS kontralateral atau demielinisasi sistem saraf pusat dari hasil MRI sebaiknya MRI lagi dalam 1 tahun dirujuk ke spesialis neurologi kemudian untuk evaluasi dan terapi lanjutan. Prognosis Tanpa terapi penglihatan mulai membaik setelah 2-3 minggu sejak timbulnya gejala, kadang-kadang dapat membaik dalam beberapa hari. Perbaikan visus biasanya terjadi perlahan hingga beberapa bulan.
Visus yang jelek sewaktu episode akut biasanya akan