Maintenance of health
care
Primary management (Pre-hospital)
Prinsip penanganan awal Immobilisasi menggunakan
1. Mencegah kerusakan berlebih cervical collar dan bed khusus
dan resusitasi untuk cedera spinal.
Resusitasi untuk mempertahankan
airway, saturasi o2 adekuat,
2. Asumsikan spine injuri sampai mempertahankan tekanan darah,
ada diagnosis lain terbuktikan mencegah bradycardia, evaluasi
ulang untuk mencegah iskemik
pada area cedera/spinal.
Secondary (Hospital management)
• Medical management • Surgical management
Konservatif (umum) 1. Surgical decompression
Konservatif (medical) 2. Surgical stabilization
3. Fixation of spine
4. Artificial disc implantation
Konservatif (umum)
Management awal, meliputi:
• Resusitasi sesuai dengan ATLS(Primary survey)
• Tentukan apakah ada cedera neurologis
• Mencegah penurunan kesadar
• Mencegah komplikasi
• Management awal SCI
Primary survey
AIRWAY
Pertahankan jalan nafas dengan Cervical collar
immobilization
CIRCULATION
Waspada hipotensi (curiga syok hypovolemic/ syok
neurogenik)
Jika hypovolemia (lihat sumber perdarahan+ganti
cairan)
Pada kasus SCI, cairan diberikan dengan CVC
DISABILITY Complete vs Incomplete injury
GCS/Pupil • Complete: tidak ada fungsi motoris
Lihat apakah didapatkan dan sensoris dibawah bagian cedera
paralisis/paresis/priapism/anal • Incomplete: masih ada respon
sphincter tone/ reflex seperti anterior cord syndrome,
bulbocavernusa central cord syndrome dan cauda
equina syndrome.
EXPORSURE/ENVIRONMENT
Dilanjutkan dengan secondary
survey oleh Orthopedis dan
Tetap hangat(pemberian selimut) neurologis.
Hospital management
• Immobilisasi Tambahan untuk primary surver :
• Pemeriksaan penunjang radiography • Siapkan rujukan(hubungi rumah
1. AP, lateral dan open mouth spine sakit dan jelaskan kondisi pasien)
films • Full non invasive monitoring
2. CT Scan
• ECG
3. MRI (untuk melihat ligament dan
spinal cord) • Bedsice FAST scan (sumber
• Apakah ada tanda deficit neurologis
perdarahan)
• Konsultasi bedah orthoped/bedah • NGT
saraf • Kateter
Tatalaksana pada Cervical Spinal Cord Injury
• Corticosteroid
pemberian methylprednisolone pada 8 jam pertama memberikan efek yang signifikan
untuk perbaikan fungsi motorik.
Methylprednisolone bolus 30mg/kg lalu maitenance 5.4mg/kg/h. Pemberian
maintenance diberikan selama 24 jam bila bolus diberikan di 3 jam setelah injury.
Diberikan selama 48 jam bila bolus diberikan 3 hingga 8 jam setelah injury. Diberikan
pada kasus terbukti NON-PENETRATING spinal cord injury
• Muscle Relaxant
Bila terjadi spastisitas otot, berikan: Diazepam 3x5/ 10 Mg/Hari, Baklopen 3x5 Mg
hingga 3x 20 Mg sehari. Spasmolitik otot atau relaksan secara tradisional digunakan
untuk mengobati gangguan muskuloskeletal yang menyakitkan.
• NSAID
Bila ada rasa nyeri bisa diberikan: Analgetika golongan NSAIDs (anti
inflamasi). Uji klinis menunjukan analgetik ini berguna sebagai
pengobatan untuk nyeri, namun penggunaan jangka panjang harus
dihindari karena sering terjadi efek samping yang merugikan pada
fungsi ginjal dan gastrointestinal.
• Antidepresan
Antidepresan trisiklik: digunakan dalam pengobatan nyeri kronik untuk
mengurangi insomnia, dan juga mengurangi sakit kepala.
Tindakan pembedahan
Pembedahan biasanya dilakukan • Timing pembedahan
untuk mengambil bekas 1. Emergensi : progressive
pecahan/fragment tulang, benda neurologic deficit
asing, herniated discs, atau
vertebra yang fraktur yang 2. Elektif : complete lesions (3-7
terkompresi. hari post cedera) cental cord
syndrome (2-3 weeks post
injury)
Indikasi : dekompresi spinal cord/
nerves
Stabilization of the spine
Alat ortotik
• Alat ortotik eksternal yang rigid (kaku), dapat menstabilisasi spinal dengan cara
mengurangi range of motion (ROM) dan meminimalkan beban pada spinal. Pada
umumnya penggunaan cervical collars (colar brace) tidak adekuat untuk C1, C2
atau servikotorak yang instabil