NAMA : Tn. D
UMUR : 30 Tahun
JENIS KELAMIN : Laki-laki
AGAMA : Islam
SUKU/BANGSA : Jawa
PEKERJAAN : Tukang Las
ALAMAT : Cibinong
TANGGAL PEMERIKSAAN : 10 mei 2017
CASE REPORT
II. ANAMNESA
1 bulan SMRS
Pada saat pasien bekerja sebagai tukang las,
2 minggu SMRS
pasien mengakui bahwa mata kanannya
terkena percikan las (gram), mata kanan Pasien mengatakan bahwa pasien
pasien langsung merah tetapi pasien tidak melakukan perjalanan cukup jauh dan
berobat ke klinik atau rumah sakit, pasien terpapar udara luar pada saat berkendara
hanya meneteskan matanya menggunakan menggunakan motor untuk mengunjungi
Insto selama 1 minggu dan merasa baikan, ibunnya di cibinong. Setelah itu pasien
tidak ada belekan/kotoran yang keluar dari mengeluh matanya sakit dan memerah
mata yang sakit, mual disangkal, pusing tetapi pasien mengira matanya hanya lelah
disangkal, dan demam disangkal. dan kurang tidur setelah perjalanan
tersebut.
CASE REPORT
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
1 hari SMRS
Bapak pasien juga bekerja sebagai tukang las, dan sehabis kerja jika
bapak pasien merasa tidak enak badan, bapak pasien hanya
meminum obat Bodrex
Riwayat DM disangkal
Riwayat HT disangkal
CASE REPORT
III. PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
KEADAAN UMUM : Baik
KESADARAN : Komposmentis
TANDA VITAL
TEKANAN DARAH : 120/80 mmHg
NADI : 88x/menit
SUHU : 36.5
FREKUENSI PERNAFASAN : 20x/menit
KEPALA : Normochepale
MATA : Conjungtiva anemis -/-, Sklera
ikterik -/-
CASE REPORT
IV. STATUS OFTALMOLOGI
edema (-), ptosis (-) hiperemis (-), edema (-), ptosis (-) hiperemis (-),
a. superior
hordeulum/chalazion (-) hordeulum/chalazion (-)
b. Tarsal Inf. hiperemis (+), folikel (-), Papil (-) hiperemis (-), folikel (-), Papil (-)
5. COA dalam, jernih, hypopion (-), hifema (-) dalam, hypopion (-), hifema (-)
6. Iris kripti (+), coklat kehitaman normal, kripti (+), coklat kehitaman
1 hari SMRS, Pasien mengeluh mata kananya semakin merah dan berair setelah
memakai obat salep dan penglihatannya menjadi buram, pasien juga mengeluh silau
jika mata kanannya terkena cahaya dan kadang-kadang mata kanannya terasa pegal.
Pasien datang ke Poli Klinik Mata RSUD Pasar Rebo dengan keluhan seperti diatas dan
pada pemeriksaan Oftalmologi didapatkan injeksi siliar pada konjungtiva bulbi OD,
kornea tidak jernih serta terdapat erosi pada kornea dan lesi satelit
CASE REPORT
SARAN
AD VITAM : ad bonam
AD COSMETICAN : ad malam
TINJAUAN PUSTAKA
ULKUS KORNEA
ULKUS KORNEA
DEFINISI
Sumber : Rajesh, S.K., Patel, D.N, Sinha, M. A Clinical Microbiological Study of Corneal Ulcer
Patients at Western Gujarat, India. Microbiological study of corneal ulcer. 2013;51(6):399.
ULKUS KORNEA
PATOFISIOLOGI
ULKUS KORNEA
ETIOLOGI
1. Infeksi
Sumber : http://www.oculist.net/
ULKUS KORNEA
KLASIFIKASI
d. Ulkus Pneumokokus
Terlihat sebagai bentuk ulkus kornea sentral yang dalam. Tepi ulkus akan terlihat
menyebar ke arah satu jurusan sehingga memberikan gambaran karakteristik yang
disebut ulkus serpen.
Ulkus terlihat dengan infiltrasi sel yang penuh dan berwarna kekuning-kuningan.
Penyebaran ulkus sangat cepat dan sering terlihat ulkus yang menggaung dan di daerah
ini terdapat banyak kuman.
Sumber :
http://www.oculist.net/
ULKUS KORNEA
KLASIFIKASI
Biasanya diawali rasa sakit pada kulit dengan perasaan lesu timbul 1-3 hari sebelum
timbulnya gejala kulit.
Pada mata ditemukan vesikel kulit dan edem palpebra, konjung-tiva hiperemis, kornea
keruh akibat terdapatnya infiltrat subepitel dan stroma.
Dendrit herpes zoster berwarna abu-abu kotor.
ULKUS KORNEA
KLASIFIKASI
b. Ulkus kornea Herpes Simplex
Biasanya gejala dini dimulai dengan tanda injeksi siliar yang kuat disertai terdapatnya
suatu dataran sel di permukaan epitel kornea disusul dengan bentuk dendrit atau
bintang infiltrasi.
Bentuk dendrit herpes simplex kecil, ulseratif, jelas diwarnai dengan fluoresein.
Sumber : Hartley, C.
Aetiology of corneal
ulcers assume FHV-1
unless proven
otherwise. J Feline
/ Med Surg. 2010
Jan;12(1):24-35.
ULKUS KORNEA
KLASIFIKASI
UlkuskorneaAcanthamoeba
Awal dirasakan sakit yang tidak sebanding dengan temuan kliniknya, kemerahan dan
fotofobia.
Tanda klinik khas adalah ulkus kornea indolen, cincin stroma, dan infiltrat perineural.
Sumber :
http://www.eyeworld.or
/ g/increasing-awareness-
of-acanthamoeba
ULKUS KORNEA
Manifestasi Klinis
Gejala klinis pada ulkus kornea secara
umum dapat berupa:
1. Gejala subjektif 2. Gejala objektif
a. Eritema pada kelopak mata dan a. Injeksi silier;
konjungtiva; b. Hilangnya sebagian kornea dan
b. Sekret mukopurulen; adanya infiltrat;
c. Merasa ada benda asing di mata; c. Hipopion.
d. Pandangan kabur;
e. Mata berair;
f. Bintik putih pada kornea, sesuai lokasi
ulkus;
g. Silau;
h. Nyeri
Sumber : Ilyas, S. 2010. Glaukoma (Tekanan Bola Mata Tinggi). Jakarta: Balai penerbit FK UI
ULKUS KORNEA
Diagnosis
Tanyakan riwayat pemakaian obat topikal oleh pasien seperti kortikosteroid yang
merupakan predisposisi bagi penyakit bakteri fungi, virus terutama keratitis
herpes simplek.
ULKUS KORNEA
Diagnosis
Injeksi siliar
Kornea edema
Infiltrat
Hilangnya jaringan kornea disertai adanya jaringan nekrotik.
Pada kasus berat dapat terjadi iritis yang disertai dengan hipopion
Pemeriksaan Mikrobiologik
Karena gambaran klinis tidak dapat digunakan untuk membuat diagnosis etiologik secara spesifik, diperlukan
pemeriksaan mikrobiologik, sebelum diberikan pengobatan empirik dengan antibiotika.
Pengambilan spesimen harus dari tempat ulkusnya, dengan membersihkan jaringan nekrotik terlebih dahulu;
dilakukan secara aseptik menggunakan spatula Kimura, lidi kapas steril, kertas saring atau Kalsium alginate swab.
Pemakaian media penyubur BHI (Brain Heart Infusion Broth) akan memberikan hasil positif yang lebih baik daripada
penanaman langsung pada medium isolasi.
Medium yang digunakan adalah medium pelat agar darah, media coklat, medium Sabaraud untuk jamur dan
Thioglycolat. Selain itu dibuat preparat untuk pengecatan gram. Hasil pewarnaan gram dapat memberikan informasi
morfologik tentang kuman penyebab yaitu termasuk kuman gram (+) atau Gram (-) dan dapat digunakan sebagai
dasar pemilihan antibiotika awal sebagai pengobatan empirik.
ULKUS KORNEA
Komplikasi
2. Prolaps iris;
3. Sikatrik kornea;
4. Katarak;
5. Glaukoma sekunder.
ULKUS KORNEA
Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan non-medikamentosa:
Antibiotik
Antibiotik yang sesuai dengan kuman penyebabnya atau yang berspektrum
luas diberikan dapat berupa salep, tetes atau injeksi subkonjungtiva.
Antibiotik
Antibiotik yang sesuai dengan kuman penyebabnya atau yang berspektrum
luas diberikan dapat berupa salep, tetes atau injeksi subkonjungtiva.
B. Anti jamur
C. Anti Viral
Untuk herpes zoster pengobatan bersifat simtomatik diberikan streroid
lokal untuk mengurangi gejala, sikloplegik, antibiotik spektrum luas untuk
infeksi sekunder, analgetik bila terdapat indikasi serta antiviral topika
berupa salep asiklovir 3% tiap 4 jam.
D. Anti acanthamoeba
Dapat diberikan poliheksametilen biguanid + propamidin isetionat atau
salep klorheksidin glukonat 0,02%.
ULKUS KORNEA
Penatalaksanaan bedah
a. Flap Konjungtiva
Indikasinya adalah situasi dimana terapi medis atau bedah mungkin gagal,
kerusakan epitel berulang dan stroma ulserasi.
Dalam situasi tertentu, flap konjungtiva adalah pengobatan yang efektif dan
definitif untuk penyakit permukaan mata persisten.
Keratoplasti
ULKUS KORNEA
Penatalaksanaan bedah
A. Keratoplasti penetrans