Anda di halaman 1dari 37

CASE REPORT SESSION (CRS)

GENERAL ANESTESI PADA TINDAKAN


OPERASI VP SHUNT ATAS INDIKASI
HYDROCEPHALUS

Oleh : Aldo Victoria


Pembimbing : dr. Widuri Astuti, Sp. An
Pendahuluan
Hidrosefalus adalah pembesaran ventrikel yang
abnormal karena akumulasi CSF yang berlebihan akibat
gangguan aliran, penyerapan atau, sekresi yang tidak
biasa.

Secara umum, pengobatan hidrosefalus adalah dengan


teknik shunt ventriculoperitoneal. Operasi dilakukan di
bawah anestesi umum

Anestesi umum adalah tindakan menghilangkan rasa


nyeri / sakit secara sentral disertai hilangnya kesadaran
dan dapat pulih kembali (reversible).
Laporan Kasus
Keluhan Utama :
Kepala yang semakin membesar
Nama / JK : AS / Pr

Riwayat Penyakit Sekarang


Usia : 07 bulan
Pasien datang dibawa oleh keluarganya
BB : 9 kg dengan keluhan kepala yang membesar

Diagnosis : Hidrocephalus
Pasien seorang anak, lahir spontan di
bantu oleh dokter

Tindakan : Pro VP Shunt


Pasien didiagnosis hydrocephalus oleh
dokter dan disarankan untuk dioperasi
Riwayat Penyakit


• Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Penyakit Dahulu
• Tidak ada anggota keluarga yang
• Riwayat Asma : (-)
mengalami keluhan seperti ini
• Riwayat Operasi : (-)
• Riwayat Alergi Obat : (-)

• Riwayat sosial, ekonomi, pribadi


Pasien lahir cukup bulan, secara normal,
dibantu oleh dokter.

4
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum :
Kesadaran :
tampak sakit TD : tidak diukur
compos mentis
sedang

Nadi : Berat Badan : 9


RR : 29 x/menit
100 x/menit kg
PEMERIKSAAN FISIK Kulit
Sawo matang, ruam (-)
Mata
Conjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (-),
Refleks cahaya (+/+) Kepala
Makrocephal LK = 54 cm
Hidung
Deviasi septum (-),
epistaksis (-) Telinga
Nyeri tekan tragus (-)
Leher Mulut
Mobile, Pembesaran Perdarahan (-), Mallampati
KGB (-) sulit dinilai

Paru
Inspeksi: Jantung
Simetris, spider naevi (-) retraksi (-) I: Iktus kordis tak terlihat
Palpasi:nyeri tekan (-) Fremitus taktil ka=ki P :Iktus kordis teraba di ICS
Perkusi: sonor V linea midclavicula sinistra
Auskultasi: vesikuler (+/+) Rhonki (-/-) Wh P :Batas jantung dbn
(-/-) A : BJ I/II reguler
Ekstremitas sup
Abdomen Akral hangat, CRT <2 detik
Inspeksi : Soepel, ruam kemerahan (-)
Auskultasi : BU (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Perkusi : Tympani

Ekstremitas inf
Akral hangat, CRT <2 detik,

PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN LABORATORIUM (07/04/20)

DARAH RUTIN Faal Hati


Jenis Hasil Normal Jenis Hasil Normal
Pemeriksaan Pemeriksaan
WBC 14,1 (4-10,0 103/mm3) SGOT 45 15-37 u/L
RBC 4,68 (3,5-5,5 106/mm3) SGPT 40 14-63 u/L

HGB 12,0 (11,0-16 g/dl) Albumin 4,2 3,4-5,0 g/dl


HCT 37,2 (35,0-50,0 %)
PLT 443 (100-300 103/mm3)
Faal Ginjal
CT 3,5 2-6 menit
Jenis Hasil Normal
BT 1 1-3 menit Pemeriksaan
Ureum 19 15-39 mg/dl
Kreatinin 0,16 0,55-1,3 mg/dl
Kesan
Leukositosis
CT- Scan Kepala Kesan : Hydrocephalus
Diagnosa
Hydrocephalus
PRA ANESTESI

Penentuan Status Fisik ASA: 1 / 2 / 3 / 4 / 5 / E


Mallampati: Sulit dinilai

Persiapan Pra
Persiapan Pra Anestesi:
Anestesi:

Informed consent
Informed consent keluarga
keluarga dan
dan persiapan
persiapan operasi
operasi

Persiapan Operasi:
Persiapan Operasi:

Puasa 66 jam
Puasa jam sebelum
sebelum operasi
operasi
Jadwal
Posisi: Supinasi Terapi cairan Pemberian
Anestesi Umum
Cairan
Maintenance: (M)
Premedikasi Infus: RL = 4 cc/KgBB/jam
Midazolam 0,2 mg/kgbb= 1,8 mg (IV) = 4cc x 9 kg/jam Jam I: ½ PP + M + SO
Ondansetron 4 mg (IV) = 36 cc/jam = cc
Operasi mulai: ½ ( 216 cc) + 36 cc + 36
Kebutuhan cairan selama
09:30 WIB
Medikasi operasi (1 jam) : 36 cc cc = 108 + 36 + 36 =180
Operasi selesai:
Analgetik : Fentanyl 20 mcg (IV) cc
10:50 WIB
Induksi : Propofol 30 mg (IV) Pengganti puasa: (PP) Jam II : ¼ PP + M + SO
Atracurium : 0,25 mg/KgBB (IV) = Puasa x Maintenance = cc
Pemeliharaan anestesi : O2 + N2O + Durasi operasi:
1 jam 30 menit = 6 jam x 36 cc/jam ¼ (216 cc) + 36 cc + 36
sevofluran 1,5 %
= 216 cc cc = 54 + 36 + 36 = 126
Puasa: 6 jam cc
SO TOTAL : 306 cc
EBV = body wt (kg) x = 4 cc/KgBB/jam (operasi
average blood volume sedang)
(ml/kg) = 4 cc x 9 kg/jam
EBV = 9 kg x 85ml/kgbb = 36 cc/jam
EBV = 765 ml  
ABL : EBV x (Ht – 30 ) / Ht
= 765 x (32,5 – 30) / 32,5
= 58,84 cc
Persiapan Alat

STATICS
STATICS

Scope
Scope :: Stetoskop
Stetoskop dan
dan Laringoskop
Laringoskop anak
anak
Tube
Tube :: ETT
ETT no
no 3,5
3,5
Airway
Airway :: Goodle
Goodle
Tape
Tape :: Plaster
Plaster Panjang
Panjang dan
dan pendek
pendek 22 buah
buah
Intorducer
Intorducer :: Mandrin
Mandrin
Connector
Connector :: Penyambung
Penyambung Pipa
Pipa
Suction
Suction :: Suction
Suction
TD awal = - , Nadi =130 x/menit, RR = 29 x/menit Monitoring
SpO Keterangan
Jam TD Nadi RR
2

 Pasien masuk ke kamar operasi, dan dipindahkan ke meja operasi


100  Pemasangan alat monitoring, saturasi, nadi, oksigen 2L
09 : 00 - 130 26
%  Diberikan cairan RL dan obat premedikasi (Midazolam 10 mg, ondansentron 4
mg, Asam tranexamat)

 Pasien dipersiapkan untuk induksi

100 
Pasien di berikan analgesik fentanil 20 mcg, induksi dengan Profofol 30 mg, cek
09 : 20 - 120 26 refleks bulu mata. Kemudian pasien dipasangkan sungkup dan mulai di
%
bagging, lalu diberikan relaksan yaitu atracurium 0,25 mg/kgbb IV.

 Setelah di bagging selama 5 menit pasien di intubasi dengan ETT no. 3,5
 Dilakukan auskultasi di kedua lapang paru untuk mengetahui apakah ETT
terpasang dengan benar.
100
09 : 30 - 120 26  ETT di hubungkan dengan ventilator.
%
 ETT difiksasi dengan plester.
 Diberikan maintenance yaitu sevoflurans 2% dan N2O 2L

100  Kondisi terkontrol


09 : 45 - 125 26
%
10 : 00 - 120 26 100%  Kondisi terkontrol
10 : 15 - 115 26 100%  Kondisi terkontrol
10 : 30 - 120 26 100%  Kondisi terkontrol
10 : 45 - 120 26 100%  Kondisi terkontrol
 Pasien napas spontan
 Dilakukan suction
10 : 45 - 125 26 100%  Refleks batuk ada
 Pasien di ekstubasi
 Diberikan oksigen kemudian cek saturasi.
KEADAAN INTRA ANESTESI
- Letak penderita : Supine
- Lama anestesi : ± 1 -2 jam
- Lama operasi : 1 jam 30 menit
Total asupan cairan :
- Kristaloid : 500 cc
- Koloid :-
- Darah :-
- Komponen darah :-
Total keluaran cairan :
- Perdarahan (EBL) : ± 50 cc
- Urin : ± 50 cc
- Cairan lain :

16
KEADAAN PASCA ANESTESI DIRUANG PEMULIHAN

Scoring Steward
Masuk jam : 10.55 WIB
Pergerakan (0-2) :2
Kesadaran: Compos mentis Pernafasan (0-2) :2
GCS : E4V5M6 Kesadaran (0-2) :2

Vital sign : Jumlah :6

Nadi : 120 x/menit


Intruksi post operasi
RR : 25 x/menit
• Observasi keadaan umum, Tanda-tanda vital dan
SpO2 : 99 % perdarahan / 15 menit
• Terapi lainnya sesuai dr. Rhonaz, Sp.BS

17
TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
Hydrocephalus
Definisi
Hidrosefalus adalah pembesaran ventrikel yang abnormal karena akumulasi CSF yang berlebihan
akibat gangguan aliran, penyerapan atau, sekresi yang tidak biasa.

Etiologi
Postnatal
Prenatal
• Kista arakhnoid dan kista
• stenosis akuaduktus sylvii,
• malfromasi Dandy Walker, neuroepitelial merupakan
• Holopresencephaly, dua hal terbanyak yang
• Myelomeningokel, dan mengganggu aliran likuor.
• Perdarahan, meningitis,
• Malformasi Arnold Chiari.
dan gangguan aliran vena
Gejala Klinis Hydrocephalus
1. Gagal untuk berkembang
2. Peningkatan lingkar kepala (dibandingkan dengan kurva pertumbuhan normal)
3. Fontanel anterior tegang
4. Suara `cracked pot‘ pada perkusi tengkorak
5. Transluminasi rongga tengkorak dengan cahaya yang kuat
6. Pada keadaan yang berat, terjadi gangguan kesadaran dan muntah
7. Tampak 'setting sun' karena retraksi kelopak mata dan gangguan pandangan ke
atas akibat tekanan ventrikel ke-3 pada tektum otak tengah
8. Scalp tipis dengan dilatasi vena
Penatalaksanaan Hydrocephalus
Secara umum, pengobatan hidrosefalus adalah shunt CSF atau ventrikulostomi ke-3.
Anestesi Umum
(General Anesthesia)

• Anestesi umum adalah tindakan menghilangkan rasa nyeri / sakit secara sentral
disertai hilangnya kesadaran dan dapat pulih kembali (reversible).

• Trias anestesi :
 Hipnotik
 Analgesi
 Relaksasi otot.
Anestesi Umum
Keuntungan Kerugian
Mengurangi kesadaran pasien intraoperatif Sangat mempengaruhi fisiologi. Hampir semua regulasi
tubuh menjadi tumpul dibawah anestesia umum

Memungkinkan relaksasi otot yang tepat untuk jangka Memerlukan pemantauan yang lebih holistik dan rumit.
waktu yang lama

Memfasilitasi kontrol saluran napas, pernapasan, dan Risiko komplikasi pasca bedah lebih besar
sirkulasi

Dapat diberikan dengan cepat dan reversibel Tidak dapat mendeteksi gangguan susunan saraf pusat

Dapat menyesuaikan untuk prosedur operasi dengan Memerlukan persiapan pasien yang lebih lama
durasi tak terduga
Klasifikasi ASA
Klasifikasi American Society of Anaesthesiologist
(ASA) Physical status (PS)

ASA I : Pasien sehat organik, fisiologik, psikiatrik, biokimia.


• Klasifikasi status fisik yang lazim
digunakan untuk menilai kebugaran
ASA II : Pasien dengan penyakit sistemik ringan atau sedang seseorang adalah berasal dari American
Society of Anesthesiologist (ASA)
ASA III : Pasien dengan penyakit sistemik berat hingga aktifitas rutin
untuk menilai keadaan penderita
terbatas. sebelum operasi

ASA IV : Pasien dengan penyakit sistemik berat dan tidak dapat


melakukan aktifitas rutin dan penyakitnya merupakan ancaman
kehidupannya setiap saat.

ASA V : Pasien sekarat yang diperkirakan dengan atau tanpa


pembedahan hidupnya tidak akan lebih dari 24 jam
Pramedikasi dan Tujuannya
Pramedikasi adalah tindakan pemberian obat - obatan
pendahuluan dalam rangka pelaksanaan anestesia

Tujuan Pramedikasi

Mengurangi Memperlancar Mengurangi Meminimalkan


kecemasan dan induksi dan sekresi ludah dan jumlah obat
ketakutan anesthesia bronkus anesthetic

Mengurangi Mengurangi
Menciptakan Mengurangi isi
mual dan muntah reflek yang
amnesia cairan lambung
pada pasca bedah membahayakan
Induksi Anestesi
Induksi anestesia adalah tindakan untuk membuat pasien dari sadar menjadi tidak sadar,
sehingga memungkinkan dimulainya anestesia dan pembedahan.

Persiapan Alat / STATICS

Scope Tube Airway Tape Introducer Connector Suction


Keseimbangan Cairan Perioperative
Airway Difficulty in Hydrocephalus
• Pada anak-anak umumnya intubasi sulit dilakukan, dikarenakan pada bagian oksipital
kepala yang besar sehingga membuat ekstensi kepala pada anak-anak menjadi lebih sulit,
khususnya saat akan mau dilakukan intubasi.
• Kesulitan tersebut dapat diatasi dengan meletakan bantal atau handuk dibawah bahu
pasien leher bisa lebih ekstensi
• Hal lain yang dapat dilakukan jika terjadi kesulitan pada saat ingin melakukan intubasi,
dapat melakukan Optimal Laryngeal Maneuver.
• Jika masih terjadi kegagalan dalam melakukan intubasi, intubasi dapat ditunda dahulu,
dan kembali menggunakan Face Mask Ventilation, Calling for Help.
• Telahdiperiksa seorang anak
perempuan usia 5 tahun 10
bulan dengan keluhan kepala
yang semakin membesar
ANALISIS KASUS • Dilakukanpemeriksaan CT-Scan
kepala dan didapatkan hasil
hydrocephalus
• Pasiendirencanakan untuk
dilakukan operasi pro vp shunt
Analisa Kasus

ASA II : Pasien dengan penyakit


sistemik ringan atau sedang

1. Anamnesis : Kepala yang semakin


Pemeriksaan pra anestesi
membesar
• Status fisik ASA: ASA II 2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Laboratorium
4. CT - Scan
Pramedikasi
Pramedikasi adalah tindakan pemberian obat-obatan pendahuluan dalam rangka
pelaksanaan anestesia

• Digunakan sebagai profilaksis, anti


Ondansetron mual dan muntah perioperatif.
4mg

• Diberikan untuk memberikan


Midazolam suasana nyaman bagi pasien, bebas
dari rasa cemas dan takut, sehingga
20mg pasien menjadi tidak peduli
terhadap lingkungannya
Intubasi

• Intubasi pasien berjalan lancar dengan menggunakan


ETT non-cuffed ukuran 3,5 pada posisi terlentang dengan
bantalan.

Posisi induksi anesthesia pada anak


dengan Hydrocephalus
Induksi dan Rumatan Anestesia
Induksi pasien berjalan lancar dengan menggunaan fentanyl dan propofol.

Pasien di induksi • Fentanyl adalah golongan analgesik opioid.


dengan fentanyl • Waktu untuk mencapai puncak analgesia lebih singkat

Rumatan anestesi • Idealitas Sevofluran : kelarutan gas darahnya yang


pasien menggunakan rendah dan baunya yang tidak menyengat, induksi
campuran N2O + O2 yang halus, tidak rumit dan cepat dalam munculnya
anestesi.
+ sevofluran 1.5%
Analisa Kasus

Kebutuhan cairan selama Operasi


Jam I: ½ PP + M + SO = cc
½ ( 216 cc) + 36 cc + 36 cc = 108 + 36 + 36 =180 cc
Jam II : ¼ PP + M + SO = cc Kebutuhan cairan pada pasien ini
¼ (216 cc) + 36 cc + 36 cc = 54 + 36 + 36 = 126 cc tercukupi.
TOTAL : 306 cc

Selama operasi jumlah cairan yang diberikan


adalah :
Input : RL 500 CC
Output :
Urin = ± 50 cc
Perdarahan = ± 50 cc
Analisa Kasus

Scoring Steward
Pergerakan (0-2) :2
Pasien dapat keluar dari RR apabila
Pernafasan (0-2) :2
Kesadaran (0-2) :2 sudah mencapai skor steward >5
Jumlah :6
Kesimpulan
Pemeriksaan pra anestesi memegang peranan
penting pada setiap operasi yang melibatkan
anestesi.

Dalam kasus ini selama operasi berlangsung,


tidak ada hambatan yang berarti baik dari segi
anestesi maupun dari tindakan operasinya.

Secara umum pelaksanaan operasi dan


penanganan anestesi berlangsung dengan baik
meskipun ada hal-hal yang perlu mendapat
perhatian.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai