Anda di halaman 1dari 85

DERMATOSIS

ERITROSKUAMOSA

dr. Herjuni Oematan, M.Biomed, Sp.KK


PSORIASIS VULGARIS
Psoriasis : penyakit kulit kronik dan residif
Ditandai Bercak-bercak eritema berbatas
tegas
 Skuama kasar berlapis-lapis
dan transparan, disertai
fenomena tetesan lilin, Auspitz
dan Köbner
Etiologi
Disangka autoimun
Pembentukan epidermis ( turn over time )
dipercepat menjadi 3-4 hari, sedangkan N
27 hari
Faktor herediter  dominan
Faktor psikis
Infeksi fokal
Gejala Klinis
KU : tidak dipengaruhi
Gatal ringan
Predileksi :
 kulit kepala
 perbatasan kulit kepala dan wajah / muka
 ekstensor ekstremitas terutama siku,
lutut, lumbosakral
Gambaran klinik
• Bentuk psoriasis yang paling banyak
Psoriasis • Plak eritematosa berbatas tegas dengan skuama berwarna keperakan
adalah karakteristik tetapi tidak harus ada
plakat • Daerah yang terkena biasanya pada siku, lutut , kepala, celah interglutea,
palmar dan plantar, kadang juga genitalia

• Onset mendadak dan biasanya terjadi setelah infeksi streptokokus B


hemolitikus dalam bentuk faringitis, laringitis atau tonsilitis
Psoriasis • Biasanya ditemukan pada badan dan ekstremitas dan kepala
guttata • Lesi papul eruptif berukuran 1-10 mm berwarna merah salmon dan
menyebar secara sentriprtal

• = psoriasis von zumbusch


• Secara khas: pustul steril yang mengenai sebagian besar area tubuh dan ekstremitas.
Psoriasis • kulit yang merah, meradang dengan pustul milier tersebar diatasnya. Pustul terletak
nonfolikuler, terasa nyeri dengan dasar eritomatosa.
pustulosa • Pustul dapat bergabung membentuk lake of pustules,
• Psoriasis pustulosa pada palmo-plantar menyerang daerah hipotenar dan tenar, sedangkan
pada daerah plantar mengenai sisi dalam telapak kaki.
• Keadaan ini dapat muncul bertahap dalam perjalanan psoriasis
plakat
• Lesi dibedakan menjadi bentuk psoriasis universalis dan bentuk
Psoriasis akur sebagai peristiwa mendadak vasodilatasi generalisata.
eritroderma • Pencetus : infeksi, tar, obat atau putus obat kortikosteroid sistemik
• Kulit pasien tampak eritema difus disertai demam menggigil dan
malase.

Psoriasis • Sering terkena pada kuku jari tangan dengan lesi berupa pits, oil
spots, onikolisis, kuku hiperkeratotik, crumbling, dan splinter
kuku haemorrhage.

• Bermanifestasi pada sendi sebesar 30%


Psoriasis • Sering dijumpai keluhan artritis perifer, entesitis, tenosenovitis,
nyeri tulang belakang, atralgia non spesifik, nyeri sendi persisten,
artritis bila terkena pada distal intrafalangeal sering diikuti dengan
psoriasis kuku.
Skuama berlapis-lapis, kasar, warna putih
seperti mika atau transparan
Psoriasis gutata : sebagian besar lentikular
Fenomena tetesan lilin
Skuama yang berubah warna menjadi putih
pada goresan --> disebabkan berubahnya
indeks bias
Cara menggores dengan pinggir gelas alas
Fenomena Auspitz
Tampak serum atau darah berbintik-bintik
disebabkan papilomatosis
Skuama berlapis-lapis dikerok dengan
pinggir gelas alas. Setelah skuama habis,
pengerokan harus perlahan-lahan. Jika
terlalu dalam : perdarahan yang merata
Fenomena Köbner
Trauma pada kulit penderita psoriasis,
misalnya : garukan, dapat menyebabkan
kelainan yang sama dengan kelainan
psoriasis
Fenomena Koebner
Komplikasi psoriasis
1. Kelainan kuku (50%)  pitting nail
berupa lekukan-lekukan miliar
2. Kelainan sendi : bersifat poliartikular
Predileksi : sendi interfalangs distal
Umur : 30-50 tahun
3. Eritroderma
Histopatologi
Gambaran khas : hiperkeratosis,
parakeratosis dan akantosis
Pada stratum spinosum terdapat kelompok
leukosit  abses monro
Kecuali itu terdapat pula : papilomatosis
dan vasodilatasi di sub epidermis
Diagnosis banding
Sifilis stadium II
Dermatitis seboroik
Dermatofitosis  psoriasis stadium
penyembuhan
Pengobatan Topikal
1. Preparat ter
efek : antiradang
asal : fosil  iktiol
kayu  oleum kadini dan oleum
ruski
batubara  liantral, LCD
Psoriasis menahun  ter dari batubara
Psoriasis akut  ter dari kayu
Konsentrasi 2-5%
Ditambah asam salisilat 3-5% 
meningkatkan penetrasi
2. Kortikosteroid  golongan potent
3. Ditranol (antralin)
4. Pengobatan penyinaran
Sinar UV  menghambat mitosis
** UVA + Psoralen
** UVA + Psoralen ter  Goeckman
5. Calcipotriol
6. Sintetik vitamin D  salap/krim
Pengobatan sistemik
1. Sitostatik : Metrotrexat 3 x 2.5 mg,
interval 12 jam dalam seminggu. Dosis
total 7.5 mg. Jika tidak ada perbaikan
dosis dinaikkan 2.5-5 mg permibggu.
Dodis 3 x 5 mg permibggu biasanya sudah
tanpak perbaikan
2. Levodopa 2 x 250 mg - 3x 500 mg
3. DDS 2 x 100 mg  psoriasis pustulosa
tipe barber
4. Etretinat (Tigason)
5. Siklosporin : efek  imunosupresif 
6 mg/KgBB
6. Kortikosteroid : Hanya digunakan pada
psoriasis eritroderma dan psoriasis
pustulosa generalisata  40 – 60 mg
Topikal Sistemik Agen Biologik

Kortikosteroid Metotreksat Recombinant


human cytokine
Kalsipotriol/kalsipotrien Asitretin Fusi protein
Retinoid topikal Siklosporin Antibodi
Ter & antralin monoklonal

Fototerapi
Psoriasis Dermatitis
seboroik
Psoriasis Dermatitis seboroik
Miliaria
Miliaria merupakan suatu bentuk yang
umum untuk suatu sumbatan saluran
keringat yang mengakibatkan air keringat
tertahan didalam kulit yaitu pada epidermis
dan papilla dermis, yang terjadi secara
mendadak dan menyebar secara alami
Miliaria dapat terjadi pada:
Pria dan Wanita
Semua Ras dan Semua Usia
Terjadi 3 gangguan dalam Miliaria:
terjadinya sumbatan saluran keringat oleh
keratin
robekan pada saluran
pembentukan vesikel yang berisi tahanan
keringat
Faktor lain yang mendukung terjadinya
Miliaria:

Pajanan Panas yang lama


Lingkungan yang lembab
Pekerjaan tertentu
Celana yang tertutup rapat
Bakteri normal kulit
Pembagian Jenis Miliaria
Miliaria Kristalina
Miliaria Rubra
Miliaria Pustulosa
Miliaria Profunda
Miliaria Kristalina
Bentuk ini biasanya terjadi pada neonatus yang
berumur kurang dari 2 minggu dan orang dewasa
yang sedang demam atau tinggal di daerah iklim
tropis
Lesi ini muncul secara bersamaan dalam beberapa
hari sampai beberapa minggu setelah terpapar
cuaca panas dan tidak hilang dalam beberapa jam
sampai beberapa hari
Umumnya tidak memberi keluhan dan sembuh
dengan sisik yang halus
Miliaria Kristalina
Miliaria Rubra
Lebih berat daripada miliaria kristalina
Terdapat pada badan dan tempat-tempat tekanan
atau gesekan pakaian
Terlihat papul merah atau papul vesikular
ekstrafolikular yang sangat gatal dan pedih
Terdapat pada orang yang tidak biasa pada daerah
tropik
Lesi dapat sembuh dalam beberapa hari, bila
pasien dipindahkan dari ruangan yang panas dan
lembab
Miliaria Rubra
Miliaria Profunda
Bentuk ini sering terjadi pada orang-orang yang
tinggal di daerah beriklim tropis, dan telah
mengalami miliaria rubra secara berulang
Lesi ini berkembang dalam beberapa menit sampai
beberapa jam setelah berkeringat, serta bersifat
asimptomatis
Lesi jenis ini cepat sembuh, biasanya kurang dari
satu jam setelah penyebab berkeringat dihilangkan
Miliaria Profunda
Miliaria Pustulosa
variasi dari miliaria rubra yang mengalami
respon inflamasi atau terjadi infeksi
sekunder
setelah terjadi berulang-ulang miliaria rubra
sehingga terbentuklah miliaria pustulosa
dengan gejala papul putih yang dalam,
sering terjadi pada iklim tropis
Miliaria Pustulosa
Pemeriksaan Penunjang
Pada miliaria tidak ditemukan hasil laboratorium
yang abnormal
Gambaran histopatologi pada miliaria kristalina
terlihat gelembung intera/subkorneal
Pada miliaria rubra, gambaran histopatologik
berupa gelembung terjadi pada stratum spinosum
sehingga menyebabkan peradangan pada kulit dan
perifer kulit di epidermis
Miliaria profunda, terlihat sumbatan pada daerah
taut dermoepidermal dan pecahnya saluran
keringat pada dermis bagian atas dan juga adanya
edema intraseluler periduktal pada epidermis
(spongiosis) serta infiltrat radang kronis
Miliaria pustulosa, terlihat campuran infiltrat
dengan sel-sel mononuklear dan lekosit
polimorfonuclear (PMN) dan sumbatan ekrin pada
taut dermoepidermal dengan gangguan pada
sistem ekrin dermal
Penegakan Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil
pemeriksaan fisik.
Pada pemeriksaan laboratorium tidak ada hasil
pemeriksaan laboratorium yang abnormal kecuali
saat cuaca sangat panas yang disebabkan retensi
keringat
Hasil biopsi memperlihatkan sumbatan saluran
keringat, pecahnya saluran keringat dan vesikel
berisi timbunan keringat pada lapisan kulit yang
menandakan tipe miliaria
Diagnosis Banding
Eritema toksikum neonatorum
Folikulitis
Herpes Simpleks
Penatalaksanaan
Perawatan Umum :
Penempatan Pasien pada lingkungan yang sejuk
Regulasi suhu yang baik
Pakaian tipis yang menyerap keringat
Terapi sistemik
Anti Histamin
Retinoid
Asam Askorbat Oral
Terapi Topikal
Antibiotik Topikal
Losion faberi dapat pula diberikan, dengan
komposisi :
Acid. Salicylic. 1 %
Talc. venetum 10 %
Oxyd. Zinc. 10 %
Amyl. Oryzae 10 %
Spiritus ad. 200 cc
Prognosa umumnya baik
PALMOPLANTAR
PUSTULOSA (PPP)
Pendahuluan
Merupakan bagian dari penyakit erupsi
pustular pada telapak tangan dan kaki
Adalah dermatosis pustular kronik yang
berlokasi hanya pada telapak tangan dan
kaki
Steril pustul
Resistensi yang tinggi terhadap pengobatan
Histologi : intraepidermal vesikel yang terisi
dengan neutrofil
Epidemiologi

PPP tersebar di seluruh dunia


Jarang
Perempuan > laki-laki  3 : 1
Umur 20 – 60 tahun
Etiologi
Belum diketahui
Pustul terjadi akibat ketidakseimbangan dari
sistem protease/antiprotease di kulit terdiri
dari penurunan aktivitas antileukoprotease
Insiden meningkat pada perokok ( > 20
batang/hari)
Faktor pencetus lain seperti penyakit tiroid,
infeksi oleh Helicobacter pylori, faktor
psikologis seperti kecemasan
Gejala Klinik

Rasa tertusuk atau terbakar


Pustula steril diameter ukuran
2 – 4 mm
Biasanya simetris tetapi unilateral
pada palmar dan plantar
Lesi tunggal kemudian
berkembang dikelilingi cincin
eritematous
Gejala Klinik

Kadang-kadang pustul menyebar


ke dorsum jari tangan, kaki, atau
bagian volar pergelangan
Pustul yang sudah lama berubah
warna dari kuning menjadi coklat
gelap
Hubungan dengan Penyakit
Lain

Merupakan bagian dari sindrom SAPHO


(synovitis, pustulosis, hyperostosis, osteitis)
Osteoarthritis pada dinding jantung anterior
Chronic reccurent multifokal osteomyelitis
Psoriasis ( berkaitan dengan gen PSORS1 :
HLA-CW6, HCR WWCC, dan CDSN 5 )
Histopatologi

Ruang intraepidermal yang terisi oleh


leukosit PMN dihubungkan dengan
perubahan spongious disekitar
epidermis
Eosinophil dan mast sel meningkat
pada biopsi dari lesi
Ruang
intraepidermal leukosit PMN
Pemeriksaan Laboratorium

Peningkatan WBC yang sedang


C reaktif protein meningkat pada pasien
dengan infeksi
Peningkatan anti-gliadin antibodi
Diagnosis Banding
Dyshidrotic eczematous dermatitis
(pompholyx) jika ada infeksi sekunder
sehingga terdapat pustul
Tinea
Skabies
Jarang  Vesikopustular mycosis
fungoides, pustular localized vasculitis
atau palmoplantar akibat psoriasis
pustular yang generalisata
Terapi

Sulit
Rekurensi tinggi
Drug of choice ; kortikosteroid poten
dan superpoten
Psoralen dan ultraviolet A light (PUVA)
dapat digunakan sendiri atau kombinasi
dengan retionoid sistemik
Topikal Fisik Sistemik
First line - Kortikosteroid Psoralen dan - Acitretin 0,5
poten dan PUVA 4 mg/kgbb/hari
superpoten kali/mgg
-Calcipotriol

Second - Anthralin - Methotrexate


line - Tazarotene 10-25 mg/mgg
- Siklosporin 3-5

mg/kg
- Fumaric acid

esters
Third - Efalizumab 1
line mg/kgbb/mgg
leukoplakia
Definisi

Leukoplakia didefenisikan sebagai bercak atau


plak putih pada mukosa yang menetap/ tidak bisa
dihapus
Lesi hiperkeratotik yang sering mencapai
permukaan mukosa yang berbentuk plak putih
Lesi premaligna pada mukosa mulut yang
potensial menjadi squamous cell carsinoma
Insiden
 Bercak putih disebabkan oleh peningkatan uptake
air epitelial
 Paling sering didapatkan pada mukosa oral,
anal & genital
 Hiperkeratosis mukosal dapat disebabkan iritasi
kronik yang diinduksi gigi palsu yang tidak
terpasang dengan baik & pipa rokok
Manifestasi Klinik
Secara Klinik dibagi manjadi 2 subtipe;
Homogenous dan Non homogenous oral
leukoplakia
Plak putih dapat muncul secara homogen,
verukosa, berbintik-bintik.
Warna lesi bervariasi dari putih sampai abu
ataupun eritematous
Manifestasi Klinik
Teksturnya dapat mengalami peninggian,
berfissura, berkerut, verukosa at halus .
Ukuran dan lokasi bervariasi, namun paling
sering mukosa pipi dan sudut mulut
Bila timbul pada lokasi resiko tinggi ca.sel
squamous ( dasar mulut, lidah
ventrolateral, palatum mole) maka lesi ini
harus diwaspadai
Histopatologi
Polanya dapat beragam dari tanpa displasia
menjadi displasia dan menjadi penyakit
Bowen lalu ca. sel squamosa invasif
Pada epitel didapatkan hiperplasia dengan
akantosis, hiperkeratosis dan parakeratosis
Leukoplakia
Diagnosis
Diagnosis leukoplakia dapat ditegakkan
apabila lesi / bercak putih menetap pada
mukosa mulut dan tidak dapat diidentifikasi
sebagai penyakit lain.
Masalah klinis ad. Bagaimana
membedakan lesi-lesi yang preneoplastik
dan neoplastik dari hanya melihat plak putih
yang sederhana
Differential Diagnosis
 Lichen planus
 Lupus eritematosus
 Kandidiasis oral
Prognosis
Sekali ditegakkan diagnosis oral
leukoplakia maka resiko transformasi ke
arah oral ca.sel squamous bervariasi 0-20 %
sehingga perlu dievaluasi.
Terapi dan Pencegahan
Belum ada terapi yang direkomendasikan,
dianjurkan diangkat tergantung dari lokasi,
ukuran, gambaran histopatologinya.
Pencegahan dengan melakukan
pemeriksaan standar, klinis dan
histopatologi untuk memprediksi
kemungkinan premaligna transformasi atau
lesi oral prekanker.

Anda mungkin juga menyukai