Anda di halaman 1dari 27

PAPER

Tindakan Anestesi
Spinal pada Sectio
Caesarea

Deilla Dwi Wanda


Elsa Novita
Dwi Nur Saputri
Nindy Novela Ritonga

Pembimbing :
Dr. Aldreyn Asman Aboet, Sp.An
PENDAHULUAN

Sectio cesarea merupakan suatu tindakan pembedahan


melalui dinding abdomen dan uterus untuk
mengeluarkan janin.

Anestesi merupakan suatu tindakan untuk


menghilangkan rasa sakit ketika dilakukan
pembedahan dan berbagai prosedur lain yang
menimbulkan rasa sakit. (Sabiston, 2011).
SECTIO CAESAREA
DEFINISI

 Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin


dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding
rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di
atas 500 gram (Sarwono, 2009).

 Tindakan operasi Sectio Caesarea dilakukan untuk mencegah


kematian janin dan ibu karena adanya suatu komplikasi yang akan
terjadi kemudian bila persalinan dilakukan secara pervaginam.
INDIKASI

Terdapat beberapa indikasi seorang ibu harus menjalani SC :

 Disproporsi kepala panggul


 PEB (Pre-Eklamsi Berat).
 KPD (Ketuban Pecah Dini).
 Bayi Kembar
 Faktor Hambatan Jalan Lahir.
 Kelainan Letak Janin.
ANESTESI SPINAL
DEFINISI

Spinal anestesi atau Subarachniod Blok (SAB) adalah salah


satu teknik anestesi regional yang dilakukan dengan cara
menyuntikkan obat anestesi lokal ke dalam ruang
subarachnoid untuk mendapatkan analgesi setinggi
dermatom tertentu dan relaksasi otot rangka.
INDIKASI

 Operasi ektrimitas bawah, meliputi jaringan lemak,


pembuluh darah dan tulang.
 Operasi daerah perineum termasuk anal, rectum
bawah dan dindingnya atau pembedahan saluran
kemih.
 Operasi abdomen bagian bawah dan dindingnya atau
operasi peritoneal.
 Operasi obstetrik vaginal deliveri dan section
caesaria.
KONTRAINDIKASI

ABSOLUT  RELATIF
a. Pasien menolak a) Infeksi sistemik (sepsis atau
b. Infeksi tempat suntikan bakterimia)
c. Hipovolemik berat, syok b) Kelainan neurologis
d. Gangguan pembekuan darah, c) Kelainan psikis
mendapat terapi antikoagulan d) Pembedahan dengan waktu
e. Tekanan intracranial yang lama
meninggi e) Penyakit jantung
f. Hipotensi, blok simpatik f) Nyeri punggung
menghilangkan mekanisme g) Anak-anak karena kurang
kompensasi kooperatif dan takut rasa baal
g. Fasilitas resusitasi minimal atau
tidak memadai
TEKNIK ANESTESI

Posisikan pasien dalam keadaan


duduk → Identifikasi L3-L4 →
Desinfeksi dengan menggunakan
povidoiodine dan bersihkan dengan
alkohol 70% → Insersi dengan
spinocaine 25 g → cairan csf (+)
dan darah (-)→ induksi dengan
bupivacaine 20 mg → Blok setinggi
T6.
PERSIAPAN PRE-OPERATIF
Kelas Definisi

ASA 1 pasien penyakit bedah tanpa disertai penyakit sistemik.

ASA 2 pasien penyakit bedah dengan disertai dengan penyakit sistemikringan

sampai sedang

ASA 3 pasien penyakit bedah dengan disertai dengan penyakit sistemik berat

yang disebabkan karena berbagai penyebab tetapi tidak mengancam

nyawa.

ASA 4 pasien penyakit bedah dengan disertai dengan penyakit sistemik berat

yang secara langsung mengancam kehidupannya.

ASA 5 pasien penyakit bedah dengan disertai dengan penyakit sistemik berat

yang sudah tidak mungkin ditolong lagi, dioperasi ataupun tidak dalam24

jam pasien meninggal.

ASA 6 pasien mati batang otak yang akan menjalani transplantasi organ untuk

donor.

E Jika prosedur merupakan prosedur emergensi, maka status pemeriksaan


Lanjutan..
1. Masukkan Oral
2. Terapi Cairan
3. Premedikasi
a) Meredakan kecemasan dan ketakutan
b) Memperlancar induksi anestesi
c) Mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus
d) Meminimalkan jumlah obat anestetik
e) Mengurangi mual muntah pasca bedah
f) Menciptakan amnesia
g) Mengurangi isi cairan lambung
h) Mengurangi reflek yang membahayakan
Contoh: Metoclopramide. Ranitidine, diazepam, petidine
DURANTE OPERATION

A. Persiapan Pasien
B. Pemakaian Obat Anestesi
C. Terapi Cairan
D. Monitor
POST OPERATIF

A.Pemindahan Pasien dari Kamar Operasi ke tempat pemulihan


B.Perawatan Post Anestesi di tempat pemulihan

 Observasi klinis harus dilakukan dengan pemantauan seperangkat


alat berikut :
I.Pulse oximeter
II.Non-invasive blood pressure monitor
III.Elektokardiograf
IV.Nerve stimulator
V.Pengukur suhu
LAPORAN KASUS
IDENTITAS

 Nama : Tami Gustia Amanda


 Jenis Kelamin : Wanita
 Umur : 30 tahun
 Agama : Islam
 Alamat : Jl. Bahari Pulosarok
 Pekerjaan : PNS
 Status Perkawinan : Menikah
 No RM : 33.06.88
ANAMNESA
 Keluhan Utama : Keluar cairan, darah dan lendir dari vagina
 Telaah : Pasien datang ke Rumah Sakit Haji Medan dengan keluhan sudah
keluar cairan darah dan disertai lendir. Pasien juga mengeluhkan sakit perut (+)
mulas-mulas. Pasien mengatakan ini kehamilan ke 2, dan anak yang pertama
juga dilakukan sectio caesarea.
 Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak Ada
 Riwayat Penyakit Keluarga :
• Tidak ada yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien
 Riwayat Alergi : Tidak Ada
 Riwayat Pengobatan : Tidak Ada
 Riwayat Psikososial :
• Merokok (-)
• Alkohol (-)
PEMERIKSAAN FISIK

• Status Present
• Keadaan Umum :
Tampak sakit sedang

Vital Sign

Nyeri : Positif
Tekanan Darah : 110/80 mmHg

Nadi : 77x/menit
RR : 18x/menit
Suhu : 370C
Tinggi Badan : 150cm
Berat Badan : 53 kg
PEMERIKSAAN FISIK
 Kepala - Leher  Thorax
 Paru
 Kulit : Sianosis (-), Ikterik (-), Turgor
(baik) • Inspeksi :Pergerakan dada simetris ,retraksi
costae -/-
 Kepala : Normocephali • Palpasi : Sistem fremitus kiri = kanan
 Mata : Anemis -/-, Ikterik -/-, Edema • Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
palpebra -/- • Auskultasi: Vesikuler seluruh lapang paru
 Hidung : Tidak terdapat cairan, septum  Jantung
dalam batas normal
• Perkusi : Batas jantung normal
 Telinga : Tidak ada secret/bau/perdarahan • Auskultasi : Bunyi regular, bising (-),
pada telinga.
 Abdomen
 Mulut : Hiperemis pharing (-), • Inspeksi : Perut Membesar, diserai strie
Pembesaran tonsil (-) gravidarum

 Leher : Pembesaran KGB (-) • Palpasi: Perut soepel, TFU 2 jari dibawah
processus xiphoideus, kepala bayi terletak di
bawah, ekstremitas bayi disebelah kiri pasien.
• Perkusi : Tidak dilakukan
• Auskultasi : Peristaltik (+) normal,
DJJ 152 x/i
• Ekstremitas: Edema pretibial -/-
LANJUTAN..

 Genitalia :tidak di lakukan


pemeriksaan
 Extremitas Atas-Axilla
• Dingin (-), edema (-).
• Deformitas (-)
• Motorik dan sensibilitas
baik
 Extremitas Bawah
• Dingin (-), edema (-)
• Deformitas (-)
• Motorik dan sensibilitas
baik
 STATUS KEHAMILAN
• GRAVIDA : II PARA : I
ABORTUS : 0
• HPHT : Os tidak ingat
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hasil Laboratorium
Darah Rutin
Hb : 9,6 g/dl (11,7 – 15,5 g/dl)

HT : 29,0 % (35 – 47 %)

Eritrosit : 3,1 x 106/µL (3,8 – 5,2 x 106/µL)


Leukosit : 7.010 / µl (4000 – 11.000 / µL)
TrombosiT : 302.000/µl (150.000 – 450.000 / µL)

Hitung Jenis Leukosit


Eosinofil : 1% (1-3 %)
Basofil : 0% (0-1 %)
N. Stab : 0% (2-6 %)
N. Seg : 67% (53-75 %)
LimfosiT : 26% (20-45 %)
Monosit : 6% (4-8 %)

Glukosa Darah
Glukosa darah sewaktu: 64 mg/dL ( <140 mg/dL)

Diagnosis : G2P1A0
RENCANA TINDAKAN

 Tindakan : Sectio caesaria


 Anesthesi : RA - SAB
 PS-ASA : 1 (Tidak ada
penyakit sistemik)
 Posisi : Supinasi
 Pernapasan : Spontan dengan
menggunakan nasal kanul
TINDAKAN PRA-BEDAH
B1 (Breath) B4 (BLADDER)
Airway : Clear Urine Output : 500 cc
RR : 18x/menit Kateter : terpasang
SP : Vesikuler ka=ki
ST : Tidak Ada

B2 (Blood) B5 (BOWEL)
Akral : Hangat Abdomen : Soepel teraba bayi
TD : 110/80 mmHg Peristaltik : 7x/i
HR : 77x/menit Mual/Muntah : (-)/(-)
Puasa (+)

B3 (Brain) B6 (Bone)
Sensorium : Compos Mentis Oedem : (-)
Pupil : Isokor, ka=ki 3mm/3mm
RC : (+)/(+)
PERSIAPAN OBAT SPINAL
 Premedikasi
• Tidak ada
 Medikasi
Perdarahan
• Bupivacaine : 20 mL Kassa Basah : 8 x 10 = 80 cc
• Efedrin : 250 mg Kassa 1/2 basah : 5 x 5 = 25 cc
Suction : 250 cc
• Ketorolac : 30 mg Jumlah : 355 cc
EBV : 53 x 65 = 3445 cc
• Ranitidine : 25 mg
EBL
• Ondansentrone : 2 mg 10 % = 344.5 cc
% = 689 cc
• Oksitoksin : 10 iu 30 % = 1033,5 cc
• Methylergometrinmeleat : 0.4 mg Durasi Operatif
Lama Anestesi = 10.40 – selesai
 Jumlah Cairan WIB
• PO : RL 350 ml Lama Operasi = 10.48 – 11.30
WIB
• DO : RL 900 ml
• Produksi Urin : 500 ml
POST OPERASI
Operasi berakhir pukul : 11.30 WIB
Setelah operasi selesai pasien di
PERAWATAN POST OPERASI
observasi di Recovery Room. Tekanan
Setelah operasi selesai, pasien dibawa
darah, nadi dan pernapasan dipantau
ke ruang pemulihan setelah dipastikan
selama 2 jam, yaitu setiap 15 menit pada
pasien pulih dari anestesi dan keadaan
1 jam pertama dan setiap 30 menit pada
umum, kesadaran serta vital sign stabil,
1 jam berikutnya.
pasien dipindahkan ke bangsal dengan
Pasien boleh pindah ke ruangan bila
anjuran untuk bedrest 24 jam, makan
Alderette score > 9
dan minum sedikit demi sedikit apabila
Pergerakan :2
pasien sudah sadar penuh dan peristaltik
Pernapasan :2
normal
Warna kulit :2
Tekanan darah :2
Kesadaran :2
TERAPI POST-OPERATIF

 Istirahat sampai pengaruh obat anestesi hilang


 Minum sedikit-sedikit bila sadar penuh dan peristaltik (+)
Normal
 IVFD RL 30 gtt/menit
 Inj. Ceftriaxone 1gr/8jam IV
 Inj. Ketorolac 10mg/8jam IV
 Inj. Metergin 0,2mg/8jam IV
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai