Anda di halaman 1dari 7

DIARE

A. Vibrio Cholera
Diare enterotoksigenik (kolera) adalah
penyakit infeksi yang terjadi di saluran
pencernaan yang disebabkan oleh bakteri
gram negative Vibrio cholera.

Morfologi
• bakteri batang gram-negatif
• berbentuk koma dan menyebabkan diare
yang menimbulkan dehidrasi berat, kematian
dapat terjadi setelah 3 – 4 jam pada pasien
yang tidak dirawat.
• Toksin kolera dapat mempengaruhi transport
cairan pada usus halus dengan meningkatkan
cAMP, sekresi, dan menghambat absorpsi
cairan.
• Penyebaran kolera dari makanan dan air yang
terkontaminasi.
Manifestasi klinis
 Gejala awal adalah distensi abdomen dan muntah
 secara cepat menjadi diare berat, tinja yang semula berwarna dan
berbau feses berubah menjadi cairan putih keruh yang mirip air
cucian beras (rice water stool). Cairan ini mengandung mucus dan
sel epithelial.
 Pasien kekurangan elektrolit dan volume darah. Demam ringan
dapat terjadi.
 Kimia darah terjadi penurunan elektrolit dan cairan dan harus
segera digantikan yang sesuai. Kalium dan bikarbonat hilang
dalam jumlah yang signifikan, dan penggantian yg tepat harus
diperhatikan. Biakan feses dapat ditemukan V.cholera
Patofisiologi

Vibrio cholera termakan dengan jumlah yang banyak



Sensitifitas asam lambung menurun,karena pasien
menggunakan obat penurun asam lambung.

Kolonisasi di usus halus tergantung motilitas

Produksi toxin

Kehilangan banyak cairan dan elektrolit dalam jumlah
besar(tidak ada darah,sel darah putih pada feses)
Pengobatan
 Target utama terapi adalah penggantian cairan dan
elektrolit yang agresif. Kebanyakan kasus dapat diterapi
dengan cairan oral.
 Kasus yang parah memerlukan cairan intravena.
 Antibiotik dapat mengurangi volume dan masa
berlangsungnya diare. Tetrasiklin 500 mg tiga kali sehari
selama 3 hari, atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis
tunggal, merupakan pilihan pengobatan.
 Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan menurunkan
angka kematian ( biasanya < 1 %). Vaksin kolera oral
memberikan efikasi lebih tinggi dibandingkan dengan
vaksin parenteral.
B. Shigella
Shigella adalah penyakit yang
ditularkan melalui makanan atau air.
Organisme Shigella menyebabkan
disentri basiler dan menghasilkan
respons inflamasi pada kolon
melalui enterotoksin dan invasi
bakteri.
Morfologi
1. Bentuk : Batang ramping, bulat,
transparan dengan pinggir-pinggir
utuh
2. Sifat : Tidak berkapsul, tidak
bergerak, tidak membentuk sporan
dan gram negatif
3. Diameter : 2 mm dalam 24 jam
Manifestasi klinis
1. Gejala awal terdiri dari demam, nyeri abdomen, dan diare cair tanpa darah
2. kemudian feses berdarah setelah 3 – 5 hari kemudian
3. Muntah-muntah
4. Anoreksia
5. Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB
6. Kadang-kadang disertai gejala menyerupai ensephalitis dan sepsis ( kejang, sakit
kepala dan letargi )
7. Pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 – 4 minggu dapat menyerupai kolitis
ulseratif, dan status karier kronis dapat terjadi.
8. Pulasan cairan feses menunjukkan polimorfonuklear dan sel darah merah.

Penularan
Bakteri ini sangat menular. Seseorang dapat terinfeksi melalui kontak dengan
sesuatu yang terkontaminasi oleh tinja yang terinfeksi. Termasuk mainan,
permukaan di toilet, dan bahkan makanan yang disiapkan oleh orang yang terinfeksi.
Shigella bahkan dapat dibawa dan disebarkan oleh lalat yang kontak terhadap tinja
yang terkontaminasi.
Pengobatan
Kultur feses dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi dan
sensitivitas antibiotik.
Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena,
tergantung dari keparahan penyakit. Derivat opiat harus dihindari. Terapi
antimikroba diberikan untuk mempersingkat berlangsungnya penyakit dan
penyebaran bakteri. Trimetoprim-sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua
kali sehari selama 3 hari merupakan antibiotik yang dianjurkan.

Anda mungkin juga menyukai