Somatoform
ZULQAIDANDY RAHMAN
Gangguan Somatoform
• Dari bahasa yunani, soma=tubuh.
• Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan
yang memiliki gejala fisik (sebagai contohnya, nyeri, mual,
dan pusing) dimana tidak dapat ditemukan penjelasan medis
yang adekuat (Kaplan & Sadock’s).
• Adanya gejala fisik yang menunjukkan kondisi medis dasar,
tapi kondisi medis tidak ditemukan sepenuhnya untuk tingkat
penurunan fungsional (DSM IV).
• Keluhan gejala fisik yang berulang disertai dengan permintan
pemeriksaan medis (PPDGJ III).
Macam Gangguan Somatoform (DSM IV-TR
• Gangguan konversi Gejala fisik biasanya terbatas pada
satu organ / sistem dan gejala meniru kondisi neurologis.
• Gangguan somatisasi Ada beberapa, samar, disertai
keluhan fisik.
• Hypochondriasis Keyakinan menderita penyakit serius.
• Gangguan nyeri Adanya perasaan nyeri pada fisik.
• Gangguan dismorfik tubuh Perhatian berlebih dan
menganggap cacat dalam penampilannya.
• Gangguan somatoform tak terinci meliputi gangguan
somatoform yang tidak begitu dapat dijelaskan yang telah
hadir selama 6 bulan atau lebih.
• Gangguan somatoform YTT kategori gejala somatoform
yang tidak memenuhi diagnosis gangguan somatoform selain
diatas.
Gangguan Konversi
• Sebuah disabilitas yang tidak memiliki penyebab fisik
tampaknya berhubungan dengan masalah psikologis
(masalah psikologis "dikonversi" menjadi penyakit fisik) dan
biasanya satu gejala yang menonjol.
• Simtom-simtom tersebut tidak dibuat dengan sengaja
• Simtom fisik biasanya timbul dengan tiba-tiba pada situasi
penuh tekanan.
• Contoh: Kelumpuhan, kebutaan, tuli, kejang, kehilangan
perasaan, atau kehamilan palsu (otot dan saraf utuh).
Etiologi:
- Peningkatan dalam merasakan sensasi somatik
- Untuk mendapat keringanan sebagai “si sakit”
- Berhubungan dgn gg depresif dan kecemasan
- Gejala pengalihan
Ciri-ciri Diagnostik Hipokondriasis
Terapi
- Obat spesifik serotonin menurunkan 50% gejala, e.g:
fluoxetin, clomipramine
- Mengobati gg pskiatri lain yang menyertai
- Lama pengobatan setelah gejala menghilang
belum diketahui
Gangguan Somatisasi
• Merupakan gangguan yang melibatkan berbagai keluhan
yang muncul berulang-ulang yang tidak dapat dijelaskan
oleh penyebab fisik apapun.
• Biasanya bermula sebelum usia 30 tahun, biasanya pada saat
remaja.
• Simtom gangguan bertahan paling tidak selama beberapa
tahun.
• Berakibat menuntut perhatian medis.
• Mengalami hendaya yang berarti dalam memenuhi peran
sosial atau pekerjaan.
• Keluhan-keluhan tampak meragukan atau dibesar-besarkan
dan sering menerima perawatan medis dari sejumlah dokter
terkadang pada saat yang sama.
Etiologi: - Faktor psikososial
- Faktor Biologis
Diagnostik Somatisasi dalam DSM IV
A. Riwayat banyak keluhan fisik yang dimulai sebelum usia 30
tahun yang terjadi selama periode beberapa tahun dan
menyebabkan terapi yang dicari atau gangguan
bermakna dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi
penting lain.
B. Tiap kriteria berikut ini harus ditemukan dengan gejala
individual yang terjadi pada sembarang waktu selama
perjalanan gangguan:
1. Empat gejala nyeri: riwayat nyeri yang berhubungan
dengan sekurangnya 4 tempat atau fungsi yang
berlainan (misalnya kepala, perut, punggung, sendi,
anggota gerak, dada, rektum (ujung usus besar),
selama menstruasi, selama hubungan seksual atau
selama miksi (kencing)
2. Dua gejala gastrointestinal: riwayat sekurangnya 2
gejala gastrointestinal selain dari nyeri (misalnya mual,
kembung, muntah selain dari selama kehamilan, diare
atau intoleransi terhadap beberapa jenis makanan)
Diagnostik Somatisasi dalam DSM IV
3. Satu gejala seksual: riwayat sekurangnya 1 gejala
seksual atau reproduktif selain nyeri (misalnya
indiferensi (tidak condong) seksual, disfungsi erektif
atau ejakulasi, menstruasi yang tidak teratur,
perdarahan menstruasi yang berlebihan, muntah
sepanjang kehamilan)
4. Satu gejala pseudoneurologis: riwayat sekurangnya 1
gejala atau defisit yang mengarahkan pada kondisi
neurologis yang tidak terbatas pada nyeri (misalnya
gejala konversi seperti gangguan kordinasi atau
keseimbangan, paralisis (kelumpuhan) setempat, sulit
menelan atau benjolan di tenggorokan, afonia
(kehilangan suara karena gangguan pita suara),
retensi urin (tertahannya urin), halusinasi, hilangnya
sensasi sentuh atau nyeri, pandangan ganda,
kebutaan, ketulian, kejang, gejala disosiatif seperti
amnesia atau hilangnya kesadaran selain pingsan)
Diagnostik Somatisasi dalam DSM IV
C. Salah satu dari poin 1 atau 2:
1. Setelah penelitian yang diperlukan, tiap gejala
dalam kriteria B tidak dapat dijelaskan sepenuhnya
oleh sebuah kondisi medis umum yang dikenal atau
efek langsung dari suatu zat (misalnya efek cidera,
medikasi, obat atau alkohol)
2. Jika terdapat kondisi medis umum, keluhan fisik
atau gangguan sosial atau pekerjaan yang
ditimbulkan adalah melebihi apa yang diperkirakan
dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik atau
temuan laboratorium
D. Gejala tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-
buat (seperti pada gangguan buatan atau pura-pura)
Prognosis dan Terapi
Prognosis:
- Gangguan kronis menyebabkan ketidakmampuan
- Stressor = peningkatan gejala
Terapi:
- Disediakannya 1 dokter dalam mengelola
kesehatannya
- Kunjungan dokter yang teratur
- Pemeriksaan singkat, dan hindari px laboratorium dan
px penunjang lain
- Psikoterapi
- Farmakoterapi dipilih jika ada gejala penyerta spt gg
mood atau gg kecemasan
Gangguan Nyeri (Pain disorder)
Terapi
- Tidak dimungkinkan untuk menurunan nyeri
- Edukasi penyebab nyeri baik fisik maupun psikogenik
- Farmakoterapi: antinyeri tidak banyak membantudan
rawan penyalahgunaan, begitu pun obat sedatif dan
antiansietas
- Antidepresan: amitriptyline; imipramine; doxepine.
- Antidepresan serotonergik: clomipramine; fluoxetine
- Terapi perilaku
- Psikoterapi
- Pengendalian nyeri
Terima kasih