Anda di halaman 1dari 22

GANGGUAN

SOMATOFORM

KELOMPOK 8
GANGGUAN SOMATOFORM
 Gangguan somatoform berasal dari kata “soma”
berarti tubuh. Merupakan kelompok gangguan
yang meliputi simtom fisik yang tidak ditemukan
penjelasan secara medis. Gejala gangguan ini
adalah gangguan fisik yang tampak seperti
disebabkan adanya kelainan fisik tetapi
Somatisasi
sebenarnya kelainan tersebut tidak ada

 Ciri utama ganggua ini adanya keluhan fisik yang


berulang-ulang di sertai dengan permintaan
pemeriksaan medik, meskipun sudah berulang
ulang terbukti hasilnya negatif dan juga sudah di
jelaskan oleh dokternya bahwa tidak di temukan
kelainan yang menjadi dasar keluhannya.
DSM IV
1. GANGGUAN SOMATISASI, di tandai dengan banyak
keluhan fisik yang mengenai banyak sistem organ
2. GANGGUAN KONVERSI, di tandai dengan 1 atau 2
keluhan neurulogis
3. HIPOKONDRIASIS, di tandai dengan lebih sedikit folus
gejala daripada keyakinan pasien bahwa mereka
memiliki suatu penyakit spesifik
4. GANGGUAN DISMORFIK TUBUH, di tandai dengan
keyakinan yang salah atau persepsi yang berlebihan
bahwa suatu bagian tubuh cacat
5. GANGGUAN NYERI, di tandai dengan gejala nyeri
yang hanya yang hanya di sebabkan atau secara
signifikan di pereberat faktor psikologis
F45.0 GANGGUAN SOMATISASI
Diagnosis ganguan somatisasi berdasarkan PPDGJ III:
1.      Ada banyak dan berbagai gejala fisik yang tidak
dapat dijelaskan adanya kelainan fisik yang sudah
berlangsung sekitar 2 tahun.
2.      Selalu tidak mau menerima nasehat atau
penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak ada
kelainan fisik yang dapat menjelaskan keluhan-
keluhannya.
3.      Terdapat disabilitas dalam fungsinya di
masyarakat dan keluarga, yang berkaitan dengan sifat
keluhan-keluhannya dan dampak dari perilakunya
Kriteria diagnostik untuk Gangguan Somatisasi
A. Keluhan fisik dimulai sebelum usia 30 tahun, terjadi selama periode
beberapa tahun
B. Tiap kriteria berikut ini harus ditemukan,
4 gejala (G) nyeri: sekurangnya empat tempat atau fungsi yang berlainan
(misalnya kepala, perut, punggung, sendi, anggota gerak, dada, rektum,
selama menstruasi, selama hubungan seksual, atau selama miksi)
2 G gastrointestinal: sekurangnya dua gejala selain nyeri (misalnya mual,
kembung, muntah selain dari selama kehamilan, diare, atau intoleransi
terhadap beberapa jenis makanan)
1 G seksual: sekurangnya satu gejala selain dari nyeri (misalnya
indiferensi seksual, disfungsi erektil atau ejakulasi, menstruasi tidak
teratur, perdarahan menstruasi berlebihan, muntah sepanjang kehamilan).
1 G pseudoneurologis: sekurangnya satu gejala atau deficit yang
mengarahkan pada kondisi neurologis yang tidak terbatas pada nyeri
(gangguan koordinasi atau keseimbangan, paralisis, sulit menelan, retensi
urin, halusinasi, hilangnya sensasi atau nyeri, pandangan ganda,
kebutaan, ketulian, kejang; gejala disosiatif seperti amnesia; atau
hilangnya kesadaran selain pingsan).
C. Salah satu (1)atau (2):
Setelah penelitian yang diperlukan, tiap gejala dalam
kriteria B tidak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh
sebuah kondisi medis umum yang dikenal atau efek
langsung dan suatu zat (misalnya efek cedera,
medikasi, obat, atau alkohol)
Jika terdapat kondisi medis umum, keluhan fisik atau
gangguan sosial atau pekerjaan yang ditimbulkannya
adalah melebihi apa yang diperkirakan dari riwayat
penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan
laboratorium.
D.      Gejala tidak ditimbulkan secara sengaja atau
dibuat-buat (seperti gangguan buatan atau pura-pura).
GANGGUAN KONVERSI
 Ditandai dengan suatu perubahan besar dalam
fungsi fisik atau hilangnya fungsi fisik, meski tidak
ada temuan medis yang dapat ditemukan sebagai
penyebab simtom atau kemunduran fisik tersebut.
 Simtom-simtom tersebut tidak dibuat dengan
sengaja
 Simtom fisik biasanya timbul dengan tiba-tiba
pada situasi penuh tekanan. Misalnya tangan
tentara yang tiba-tiba lumpuh saat pertempuran
hebat.
 Beberapa simtom yang muncul al: kelumpuhan,
epilepsi, masalah dengan koordinasi, kebutaan,
tunnel vision (hanya bisa melihat apa yang berada
tepat di depan mata), tuli, tidak bisa membaui
LANJUTAN
Simtom yang ditemukan biasanya tidak
sesuai dengan kondisi medis yang
mengacu. Misalnya orang yang menjadi
“tidak mampu” berdiri atau berjalan di lain
pihak dapat melakukan gerakan kaki
lainnya secara normal.

Biasanya menunjukkan fenomena LA BELLE


INDEFERENCE (ketidakpedulian yang indah)
yaitu suatu kata dalam bhs Prancis yang
menggambarkan kurangnya perhatian
terhadap simtom-simtom yang ada pada
KONVERSI DALAM DSM IV
Paling tidak terdapat satu simtom atau
defisit yang melibatkan fungsi motoriknya
volunter (dikerjakan sesuai dengan
kehendak) atau fungsi sensoris yang
menunjukkan adanya gangguan fisik.
Faktor psikologis dinilai berhubungan
dengan gangguan tersebut karena onset
atau kambuhnya simtom fisik terkait
dengan munculnya stresor psikososial atau
situasi konflik.
Orang tersebut tidak dengan sengaja
menciptakan simtom fisik tersebut atau
berpura-pura memilikinya dengan tujuan
tertentu.
KONVERSI DALAM DSM IV

Simtom tidak dapat dijelaskan sebagai suatu


ritual budaya atau pola respons, juga tidak
dapat dijelaskan dengan gangguan fisik apapun
melalui landasan pengujian yang tepat.

Simtom menyebabkan distres emosional yang


berarti, hendaya dalam satu atau lebih area
fungsi seperti fungsi sosial atau pekerjaan, atau
cukup untuk menjamin perhatian medis.

Simtom tidak terbatas pada keluhan nyeri atau


masalah pada fungsi seksual, juga tidak dapat
disebabkan oleh gangguan mental lain.
HIPOKONDRIASIS

Ciri utamanya adalah fokus atau


ketakutan bahwa simtom fisik yang
dialami seseorang merupakan akibat dari
suatu penyakit serius yang mendasarinya,
seperti kanker atau masalah jantung.

Penderita tidak secara sadar berpura-pura


akan simtom fisiknya.
LANJUTAN
Umumnya mengalami ketidaknyamanan
fisik, seringkali melibatkan sistem
pencernaan atau campuran antara rasa
sakit dan nyeri, tapi tidak melibatkan
kehilangan atau distorsi fungsi fisik.
Penderita sangat peduli dengan simtom
yang muncul -> memunculkan ketakutan
yang luar biasa akan efek dari simtom
tersebut.
Menjadi sangat peka terhadap perubahan
ringan dalam sensasi fisik seperti sedikit
KRITERIA DSM-IV-TR
A. Preokupasi dengan rasa takut atau gagasan bahwa seseorang
memiliki penyakit serius berdasarkan kesalahan interpretasi
seseorang terhadap gejala
B. Preokupasi tetap ada walaupun telah dilakukan evaluasi dan
penjelasan medis yg sesuai
C.Keyakinan pada kriteria A tidak memiliki intensitas waham dan
tidak terbatas pada kekhawatiran terbatas mengenai penanpilan
D. Preokupasi ini menimbulkan penderitaan yang secara klinis
bermakna atau hendaya di dalam fungsi sosial, pekerjaa, dan are
penting lainnya
E. Durasi gangguan sedikitnya 6 bulan
F. Preokupasi ini tidak lebih mungkin disebabkan oleh gangguan
anxietas menyeluruh, gangguan obsesif kompulsif, gangguan
panik, episode depresif, anxietas perpisahan, atau gangguan
somatoform lainnya.
HIPOKONDRIASIS LANJUTAN…..
Untuk diagnosis pasti, kedua hal ini harus ada
A. Keyakinan yang memetap sekurang-
kurangnya satu penyakit fisik yang serius yang
melandasi keluhan-keluhannya, meskipun
pemeriksaan yang berulang tidang menunjang
adanya alasan fisik yang memadai , atau
adanya preokupasi yang menetap kemungkinan
deformitas atau perubahan bentuk
fisiknya(tidak sampai waham)
B.Tidak mampu menerima nasihat atau
dukungan penejlasan dari beberapa dokter
bahwa tidak di temukan penyakit-penyakit atau
abnormalitas fisik yang melandasi keluhannya.
CIRI-CIRI DIAGNOSTIK HIPOKONDRIASIS

Orang tersebut terpaku pada Ketakutan terhadap suatu


ketakutan memiliki penyakit penyakit fisik, atau
serius atau pada keyakinan keyakinan memiliki suatu
bahwa dirinya memiliki penyakit fisik yang tetap
penyakit serius. Orang ada mesti telah
tersebut menginterpretasikan diyakinkan secara medis
sensasi tubuh atau tanda-
tanda fisik sebagai bukti dari (ket : bahwa itu tidak
penyakit fisiknya. ada).
Keterpakuan tidak ada Keterpakuan
intensitas khayalan (orang
itu mengenali menyebabkan distres
kemungkinan bahwa emosional yang
ketakutan dan keyakinan signifikan atau
ini terlalu dibesar-besarkan mengganggu satu atau
atau tidak mendasar) dan lebih area fungsi yang
tidak terbatas pada
kekhawatiran akan penting, seperti fungsi
penampilan. sosial atau pekerjaan.
GANGGUAN DISMORFIK TUBUH
Kriteria diagnostik yang diperlukan
:
 Ada gejala bangkitan otonomik ex, palpitasi, berkeringat,
tremor, muka panas, yang sifatnya menetap dan
mengganggu

 Gsubjektif tambahan mengacu pada sistem atau organ


tertentu (tidak khas)

 Preokupasi dengan penderitaan mengenai kemungkinan


adanya gangguan yang serius yang menimpanya, yang
tidak terpengaruh oleh hasil Px maupun penjelasan dari
dokter
kriteria ke 5, ditambahkan : F.45.30 = JANTUNG DAN SISTEM
KARDIOVASKULAR
                                           F.45.31 = SALURAN PENCERNAAN
BGN ATAS
                                            F.45.32 = SALURAN PENCERNAAN
BGN BAWAH
                                             F.45.33 = SISTEM PERNAPASAN
                                             F.45.34 = SISTEM GENITO-URINARIA
                                             F.45.38 = SISTEM  ATAU ORGAN
LAINNYA
 
KRITERIA DIAGNOSTIK GANGGUAN
DISMORFIK TUBUH (DSM IV)
1. Preokupasi mengenai defek khayalan
terhadap penampilan. Jika terdapat sedikit
anomali tubuh, kekhawatiran orang tersebut
adalah berlebihan dengan nyata.
2. Preokupasi menyebabkan penderitaan
yang bermakna secara klinis atau gangguan
dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi
penting lainnya.
3. Preokupasi ini tidak lebih mungkin
disebabkan oleh gangguan jiwa lainnya
(misalnya ketidakpuasan dengan bentuk
tubuh dan ukuran tubuh pada anoreksia
 Gangguan harus memiliki suatu faktor psikologis
yang dianggap secara bermakna dalam gejala nyeri
dan permasalahannya.

 Seringkali penderita memiliki riwayat perawatan


medis dan bedah yang panjang, mengunjungi banyak
dokter dan meminta banyak medikasi.

 Memiliki keinginan kuat untuk melakukan


pembedahan

 Sering mengatakan bahwa nyeri sebagai sumber dari


semua kesengsaraannya dan menyangkal adanya
permasalahan psikologis serta menyatakan hidup
mereka bahagia kecuali nyerinya.
F45.4 GANGGUAN NYERI
SOMATORORM MENETAP
 Keluhan utama adalah nyeri berat, menyiksa, dan
menetap yang tidak dapat di jelaskan sepenuhnya
atas dasar proses fisiologik maupun adanya gangguan
fisik
 Nyeri timbul dalam hubungannya dengan adanya
konflik emlosional atau problem psikosial yang cukup
jelas unyuk dapat di jadikan alasan dalam
mempengaruhi terjadinya gangguan tersebut
 Dampaknya adalah meningkatnya perhatian dan
dukungan baik personal maupun medis untuk yang
bersagkutan.
DSM IV
A. Nyeri pada satu atau lebih tempat anatomis
merupakan pusat gambaran klinis dan cukup parah
untuk memerlukan perhatian klinis.
B. Nyeri menyebabkan penderitaan yang bermakna
secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial,
pekerjaan atau fungsi penting lain.
C. Faktor psikologis dianggap penting dalam onset,
eksaserbasi (membuat lebih buruk/bertambah
parahnya suatu penyakit), keparahan, atau
bertahannya nyeri.
D. Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara sengaja
atau dibuat-buat (seperti pada gangguan buatan
atau berpura-pura).
E. Nyeri tidak dapat diterangkan lebih baik oleh
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai