Anda di halaman 1dari 13

DERILIUM YANG TIDAK DIINDUKSI

OLEH ZAT ALKOHOL


ATAU PSIKOAKTIF LAINNYA

SUCI ANNISA KURNIA


N 111 17 073

PEMBIMBING KLINIK
dr. Nyoman Sumiati, Sp. KJ
A. DEFINISI
 Delirium adalah sindrom mental organik akut
atau subakut ditandai dengan gangguan
kesadaran, gangguan kognitif global,
disorientasi, perkembangan gangguan persepsi,
defisit perhatian, penurunan atau peningkatan
aktivitas psikomotor (tergantung pada jenis
delirium), gangguan siklus tidur-bangun, dan
fluktuasi dalam presentasi.
 Derilium adalah kondisi medis yang ditandai
dengan onset mendadak dari kebingungan dan
perubahan status mental
B. EPIDEMIOLOGI
 Sekitar 30 sampai 40 persen pasien rawat
inap yang berusia di atas 65 tahun
mengalami satu episode delirium
 Sekitar 10 sampai 15 persen lansia
mengalami delirium saat masuk rumah sakit.
C. ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI
ETIOLOGI
1. Penyakit susunan saraf pusat (seperti epilepsi)
2. Penyakit sistemik (seperti gagal jantung)
3. Intoksikasi maupun keadaan putus obat dari zat farmakologis atau toksik.
FAKTOR PREDISPOSIS
 Usia muda (yaitu anak)
 Kerusakan otak yang telah ada sebelumnya (contohnya demensia, penyakit
serebrovaskuler, tumor),
 Riwayat delirium
 Ketergantungan alkohol
 Diabetes
 Kanker
 Gangguan sensorik (contohnya kebutaan), dan malnutrisi.
 Jenis kelamin pria merupakan faktor risiko independen untuk delirium
menurut DSM-IV-TR.
PATOFISIOLOGI
 Defisiensi neurotransmitter asetilkolin sering
dihubungkan dengan sindrom delirium.
Penyebabnya antara lain gangguan
metabolism oksidatif di otak yang dikaitkan
dengan hipoksia dan hipoglikemia. Faktor lain
yang berperan meningkatnya sitokin otak
pada penyakit akut. Gangguan atau defisiensi
asetilkolin atau neurotransmitter serta
second messenger system. Pada gilirannya,
kondisi tadi akan memunculkan gejala-gejala
serebral dan aktivitas psikomotor yang
terdapat pada sindrom delirium
Manifestasi Klinis

Gangguan
Gangguan
Memori dan Agitasi Apatis
atensi
Disorientasi

Emosi yang Gangguan Tanda-tanda


Gangguan tidur
labil persepsi neurologis
DIAGNOSIS
DELIRIUM, BUKAN AKIBAT ALKOHOL DAN ZAT
PSIKOAKTIF LAINNYA
Pedoman Diagnostik
 Gangguan kesadaran dan perhatian :
 Dari taraf kesadaran berkabut sampai dengan koma;
 Menurunnya kemampuan untuk mengarahkan, memusatkan
mempertahankan, dan mengalihkan perhatian;
 Gangguan kognitif secara umum :
 Distorsi persepsi, ilusi dan halusinasi-seringkali visual;
 Hendaya daya pikir dan pikiran abstrak, dengan atau tanpa
waham yang bersifat sementara, tetapi sangat khas terdapat
inkoherensi yang ringan;
 Hendaya daya ingat segera dan jangka pendek, namun daya ingat
jangka panjang relatif masih utuh;
 Disorientasi waktu, pada kasus yang berat, terdapat juga
disorientasi tempat dan orang;
 Gangguan psikomotor :
 Hipo- atau hiper-aktivitas dan pengalihan aktivitas yang tidak terduga
dari satu ke yang lain;
 Waktu bereaksi yang lebih panjang;
 Arus pembicaraan yang bertambah atau berkurang;
 Reaksi terperanjat meningkat;
 Gangguan siklus tidur-bangun :
 Insomnia atau, pada kasus yang berat, tidak dapat tidur sama sekali
atau terbaliknya siklus tidur-bangun; mengantuk pada siang hari;
 Gejala yang memburuk pada malam hari;
 Mimpi yang mengganggu atau mimpi buruk, yang dapat berlanjut
menjadi halusinasi setelah bangun tidur;
 Gangguan emosional :
 Misalnya depresi, anxietas atau takut, lekas marah, euforia, apatis,
atau rasa kehilangan akal.
 Onset biasanya cepat, perjalanan penyakitnya hilang timbul sepanjang
hari, dan keadaan itu berlangsung kurang dari 6 bulan.
DIAGNOSIS BANDING

 Diagnosis banding delirium adalah sebagai


berikut:
 Sindrom organik lain, seperti demensia
 Gangguan psikotik akut dan sementara
 Skizofrenia dalam keadaan akut
 Gangguan afektif + confuntional features
 Derilium akibat alcohol/zat psikoaktif lain
 Gangguan stress akut
Penatalaksanaan

Dalam mengobati delirium, tujuan utamanya adalah mengatasi


penyebab yang mendasari.

Terapi Farmakologi (Psikofarmaka)


Dua gejala utama delirium yang mungkin memerlukan pengobatan
farmakologis adalah psikosis dan insomnia.
1. Obat antipsikosis:
• Haloperidol (Haldol), yaitu obat antipsikotik golongan butirofenon.
• Droperidol (Inapsine) adalah butirofenon yang tersedia sebagai
2. Insomnia:
Benzodiazepine yang memiliki waktu paruh pendek
Terapi Non Farmakologi (Pencegahan)
Panduan Intervensi Tindakan Keluaran P
 Pasang jam dinding
Reorientasi Memulihkan orientasi 0,04
 Kalender
 Padamkan lampu
 Minum susu hangat atau the herbal
Memulihkan siklus tidur Tidur tanpa obat 0,001
 Musik yang tenang
 Pemijata (massage) punggung
 Latihan lingkup gerak sendi
Mobilisasi  Mobilisasi bertahap Pulihnya mobilisasi 0,06
 Batasi penggunaan restrain
 Kenakan kacamata Meningkatkan kemampuan
Penglihatan 0,27
 Menyediakan bacaan dengan huruf berukuran besar penglihatan

 Bersihkan serumen prop Meningkatkan kemampuan


Pendengaran 0,10
 Alat Bantu dengar pendengaran

 Diagnosis dini rehidrasi


Rehidrasi BUN/Cr < 18 0,04
 Tingkatkan asupan cairan oral kalau perlu per infuse
Prognosis

Awitan delirium yang akut, gejala


prodromalnya seperti gelisah dan perasaan
takut mungkin muncul pada awal awitan.
Bila penyebabnya telah diketahui dan dapat
dihilangkan maka gejala-gejalanya akan
hilang dalamwaktu 3-7 hari dan akan hilang
seluruhnya dalam waktu dua minggu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai