Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN MANAJEMEN DESEMBER 2018

MANAJEMEN RUANG TINDAKAN


PUSKESMAS TOAYA

Disusun Oleh :
Nisrina rihhadatul Aisy
N 111 17 088

Pembimbing :

dr. Indah P. Kiay Demak, M.Med, Ed

dr. Ni Luh Gede Feryantini. W, M.Kes(MARS)

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksana teknik Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan Pembangunan
kesehatan suatu atau sebagian wilayah kecamatan. Dan Puskesmas sebagai unit organisasi
fungsional dibidang kesehatan dasar yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan,
membina peran serta masyarakat dan pelayanan kesehatan dasar secara menyeluruh dan
terpadu.1
Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan
untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tampa mengabaikan
mutu pelayanan kepada perorangan. Pengelolaan Puskesmas biasanya berada dibawah Dinas
Kesehtan Kabupaten dan Kota. Puskesmas adalah unit pelayanan kesehatan di tingkat
kecamatan dan merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Upaya pelayanan yang diselenggarakan adalah:2
a. Pelayanan kesehatan masyarakat, yaitu upaya promotif dan preventif pada masyarakat
di wilayah kerja Puskesmas
b. Pelayanan medik dasar yaitu upaya kuratif dan rehabilitatif dengan pendekatan individu
dan keluarga melalui upaya perawatan yang tujuannya untuk menyembuhkan penyakit
untuk kondisi tertentu.
Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara bermutu. Program Puskesmas merupakan
program kesehatan dasar yang dikemas dalam “basic six” meliputi:
a. Promosi kesehatan
b. Kesehatan lingkungan
c. KIA & KB
d. Perbaikan gizi
e. Pemberantasan penyakit menular
f. Pengobatan yang terdiri dari rawat jalan, rawat inap, penunjang medik (laboratorium
dan farmasi).2
1.2. Gambaran Umum Puskesmas Toaya
Puskesmas Toaya merupakan salah satu puskesmas di Kecamatan Sindue kabupaten
donggala. Terletak pada garis lintang -0.6068654 dan garis bujur 199.794007, yang
mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Kecamatan sindue Tombusabora
 Sebelah Selatan : Kecamatan Labuan
 Sebelah Timur : Kec. Ampibabo Kab. Parigi Moutong
 Sebelah Barat : Selaat Makasar

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan laporan manajemen ini antara lain;
1. Sebagai bahan pembelajaran dalam manajemen pengelolaan Puskesmas
2. Sebagai syarat penyelesaian tugas di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat
3. Untuk mengetahui manajemen ruang tindakan di Puskesmas Toaya
4. Untuk mengetahui kelengkapan sarana prasarana dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan
5. Untuk mengetahui hambatan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Puskesmas


2.1.1. Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional yang secara profesional
melakukan upaya pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan peran serta
masyarakat secara aktif untuk dapat memberikan pelayanan secara aktif untuk dapat
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya.3
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan.
Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografi dan keadaan infrastruktur
lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja
puskesmas.
Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000
penduduk. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu
ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yaitu Puskesmas
Pembantu dan Puskesmas Keliling.2,4

2.1.2. Fungsi Puskesmas


1. Sebagai pusat pembangunan wilayah berwawasan kesehatan
Puskesmas sebagai kepanjangan tangan pelaksana tugas operasional dinas
kesehatan kabupaten/ kota menjamin bahwa kebijakan yang ditetapkan
kabupaten/kota dapat terlaksana.
2. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas sebagai pusat pemberdayaan masyarakat melakukan upaya
penggerakkan dan peningkatan kapasitas agar individu, kelompok dan
masyarakat memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri dan
masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentingan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
3. Sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer
Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat publik
(public goods) dengan tujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.
4. Sebagai pusat pelayanan kesehatan perorangan primer
Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat individual
(private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan
kesehatan tanpa mengabaikan pemeliharaan dan pencegahan penyakit.2
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama sebagaimana dimaksud
dilaksanakan dalam bentuk:
a. Rawat jalan;
b. Pelayanan gawat darurat;
c. Pelayanan satu hari (one day care);
d. Home care; dan/atau
e. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.4

2.2. Manajemen Puskesmas


2.2.1. Pengertian Manajemen Puskesmas
Manajemen puskesmas adalah proses rangkaian kegiatan yang dilaksanakan
secara sistematik di Puskesmas untuk menghasilkan keluaran yang efektif dan efisien
untuk semua pekerjaan kegiatan. Beberapa kegiatan Manajemen di Puskesmas rawat
jalan meliputi:3
1. Jenis pelayanan
2. Pendelegasian pengobatan dasar
3. Hak dan kewajiban pasien
4. Hak dan kewajiban penyedia layanan

Tujuan manajemen ini adalah untuk melaksanakan fungsi Puskesmas, salah satu
diantaranya yaitu sebagai pusat pelayanan kesehatan perorangan primer. Dalam
melaksanankan fungsinya tersebut, Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu
dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan perorangan tingkat pertama yang
menjadi tanggung jawab Puskesmas adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private
goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Untuk melaksanakan kegiatan ini dibentuklah uraian tugas. Uraian tugas adalah
pernyataan tertulis untuk setiap tingkat jabatan dalam unit kerja yang mencerminkan
fungsi, tanggung jawab dan kualitas yang dibutuhkan. Uraian tugas merupakan dasar
utama untuk dapat memahami dengan tepat tugas dan tanggung jawab serta
akuntabilitas setiap petugas di Puskesmas dalam melaksanakan peran dan fungsinya.
Setiap petugas di Puskesmas harus mempunyai uraian tugas yang memuat tangungg
jawab, wewenang dan hubungan kerja antar sesama petugas. Uraian tugas dibuat dan
dipantau pelaksanaan tugasnya oleh Kepala Puskesmas.3

2.2.2. Fungsi Manajemen Puskesmas


1) Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas
untukmengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Rencana
tahunan dibedakan atas dua macam, pertama rencana tahunan upaya kesehatan
wajib dan rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan.
a. Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Jenis upaya kesehatan wajib adalah untuk setiap Puskesmas sama yakni
program Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu dan
Anak termasuk Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan
dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Pengobatan.
b. Perencanaa Upaya Kesehatan Pengembangan
Jenis upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya
kesehatan Puskesmas yang telah ada, atau upaya inovasi yang dikembangkan
sendiri. Langkah-langkah perencanaan upaya kesehatan pengembangan yang
dilakukan oleh Puskesmas mencakup sebagai berikut : (1) identifikasi upaya
kesehatan pengembangan, (2) menyususn usulan kegiatan, (3) mengajukan
usulan kegiatan, (4) menyusun rencana pelaksanaan kegiatan.
2) Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan,
pemantauan serta penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan
Puskesmas, baik rencana tahunan upaya kesehatan wajib maupun rencana
tahunan upaya kesehatan pengembangan , dalam mengatasi masalah kesehatan
di wilayah kerja Puskesmas. Langkah-langkah pelaksanaan dan pengendalian
adalah sebagai berikut : (1) pengorganisasian, (2) penyelenggaraan, (3)
pemantauan , (4) penilaian.
3) Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertanggungjawaban adalah proses memperoleh suatu
kepastian atas kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan Puskesmas
terhadap rencana dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban
yang berlaku.
4) Penerapan Manajemen Puskesmas
Menurut Muninjaya, untuk dapat melaksanakan usaha pokok Puskesmas
secara efisien, efektif, produktif, dan berkualitas, pimpinan Puskesmas harus
memahami dan menerapkan prinsip-prinsip manajemen. Manajemen bermanfaat
untuk membantu pimpinan dan pelaksana program agar kegiatan program
Puskesmas dilaksanakan secara efektif dan efisien.

2.2.3. Standar Keberhasilan Program Puskesmas


Secara kualitatif keberhasilan program diukur dengan membandingkan standar
prosedur kerja untuk masing-masing kegiatan program dengan penampilan
(kemampuan) staf dalam melaksanakan kegiatan masing-masing program. Cakupan
program dapat dianalisis secara langsung oleh staf Puskesmas dengan menganalisis
data harian setap kegiatan program. Perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat (effect program) dan dampak program (impact) seperti tingkat kematian,
kesakitan (termasuk gangguan gizi), tingkat kelahiran, dan kecacatan tidak diukur
secara langsung oleh Puskesmas. Impaca program diukur setiap lima tahun melalui
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) atau Surkesnas (Survei Kesehatan
Nasional) Depkes.3
2.3. Ruang Tindakan
2.3.1. Gambaran Umum Ruang Tindakan di Puskesmas
Ruang Tindakan di tingkat Puskesmas lebih sederhana daripada di rumah sakit,
baik dari kasus maupun peralatan yang tersedia. Kasus-kasus yang ditangani di
puskesmas sesuai dengan standar kompetensi puskesmas sebagai penyedia pelayanan
klinik tingkat pertama sehingga kasus yang ditanganipun terbatas. Meski ruang
tindakan di puskesmas sebatas melayani pasien dengan kasus-kasus terbatas di
penyedia pelayanan klinik tingkat pertama, tetapi pelayanannya menjadi sangat
penting karena merupakan pintu gerbang paling awal dalam menangani pasien di
daerah yang terpencil dan aksesnya jauh dari rumah sakit. Pada PERMENKES
NO.75 tahun 2004 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat juga mengatur mengenai
ruang pelayanan Puskesmas non-rawat inap yaitu ruang tindakan juga digunakan
untuk pelayanan gawat darurat.4,5
Pasal 32 Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan menyebutkan bahwa dalam keadaan darurat, sebuah fasilitas pelayanan
kesehatan baik pemerintah maupun swasta, wajib memberikan pelayanan kesehatan
bagi penyelamatan nyawa pasien dan mencegah kecacatan terlebih dahulu. Dalam
memberikan pelayanan kesehatan itu harus tersedia peralatan medis dan non-medis
yang lengkap dan memadai sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan dan
memenuhi standar mutu, keamanan, dan keselamatan serta memiliki izin edar sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.
Sistem penanggulangan penderita gawat darurat bertujuan untuk tercapainya
suatu pelayanan kesehatan yang optimal, terarah dan terpadu bagi setiap anggota
masyarakat yang berada dalam keadaan gawat darurat. Upaya pelayanan kesehatan
pada penderita gawat darurat pada dasarnya mencakup suatu rangkaian kegiatan yang
harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu mencegah kematian atau
cacat yang mungkin terjadi.4
Cakupan pelayanan kesehatan yang perlu dikembangkan meliputi:
1. Penanggulangan penderita di tempat kejadian
2. Transportasi penderita gawat darurat dan tempat kejadian kesarana kesehatan
yang lebihmemadai.
3. Upaya penyediaan sarana komunikasi untuk menunjang kegiatan
penanggulangan penderitagawat darurat.
4. Upaya rujukan ilmu pengetahuan,pasien dan tenaga ahli
5. Upaya penanggulangan penderita gawat darurat di tempat rujukan (Unit Gawat
Darurat dan ICU).
6. Upaya pembiayaan penderita gawat darurat.
2.3.2. Status Kegawatan Pasien
Status kegawatan pasien Instalasi gawat Darurat terdiri dari :6
a) Pasien gawat darurat
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi
cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
b) Pasien gawat tidak darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan
darurat, misalnya kanker stadium lanjut.
c) Pasien darurat tidak gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam nyawa
dan anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal.
d) Pasien tidak gawat tidak darurat
Misalnya pasien dengan ulcus tropicum, TBC kulit, dan sebagainya.

2.3.3. Kejadian Kegawatdaruratan6


a. Kecelakaan (accident)
suatu kejadian dimana interaksi berbagai faktor yang datangnya
mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera (fisik,mental dan
sosial). Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
1. Tempat kejadian :
a) Kecelakaan lalu lintas;
b) Kecelakaan di lingkungan rumah tangga;
c) Kecelakaan dilingkungan pekerjaan;
d) Kecelakaan di sekolah;
e) Kecelakaan di tempat-tempat umum lain seperti halnya tempat rekreasi,
perbelanjaan, di arena olahraga, dan lain-lain.
2. Mekanisme kejadian :
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat,
terbakar baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
3. Waktu kejadian :
a) Waktu perjalanan (travelling/transport time);
b) Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain-lain.
b. Cedera
Masalah kesehatan yang didapat/ dialami sebagai akibat kecelakaan.
c. Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau
manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta
benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta
menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat
dan pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Input
Ruang tindakan pasca gempa dialihkan di luar gedung puskesmas tepatnya di parkiran
mobil. Jumlah tempat tidur 3 buah, 1 buah meja dokter/perawat, 1 buah tabung oksigen besar,
1 buah tabung oksigen kecil, 1 buah lampu tindakan, alat minor set, 1 buah lemari peralatan,
2 buah alat tensimeter, 1 buah alat EKG potable, USG portable, syok anafilaksis set.
Berdasarkan kondisi yang ada, terdapat beberapa kekurangan yaitu kurang lengkapnya obat-
obat yang sering digunakan pada kasus kegawat daruratan, dan tidak terdapat alat Bantuan
Hidup Dasar sehingga penanganan kegawat daruratan pada ruang tindakan Puskesmas Toaya
juga menjadi kendala tidak terdapatnya area cuci tangan. Pengolahan sampah pada puskesmas
ini sudah cukup baik di mana terdapat tempat sampah khusus jarum, sampah infeksius dan
non-infeksius.
Berdasarkan PERMENKES NO.75 tahun 2004 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
juga mengatur mengenai ruang pelayanan Puskesmas non-rawat inap yaitu ruang tindakan
juga digunakan untuk pelayanan gawat darurat.4 Pada pasal 32 Undang-Undang tentang
kesehatan Republik Indonesia No 36 tahun 2009 menyebutkan bahwa jika dalam keadaan
gawat darurat, maka fasilitas pelayanan kesehatan, entah itu milik pemerintah atau swasta,
wajib melakukan pelayanan kesehatan guna usaha menyelamatkan nyawa pasien dan
pencegahan perburukan penyakit hingga kecacatan. Disinilah peran penting ilmu manajemen
fasilitas di ruang tindakan puskesmas non rawat inap untuk mengantisipasi adanya kasus
kegawatan yang tidak bisa diprediksi.
Menjaga standar kualitas pelayanan dan menjamin kualitas yang diberikan adalah yang
terbaik dengan mempertimbangkan hal diatas. Menurut Soekanto tahun 2007, manajemen
ruang, tata kelola, SDM dan prosedur pelayanan yang baik di puskesmas diharapkan akan
mendapat mutu pelayanan yang baik. Maka setidaknya sebagai unit pelayanan kesehatan,
puskesmas harus memperhatikan:
1. Peralatan, Sarana dan Prasarana
2. Sumber daya manusia
3. Administrasi dan Manajemen
Puskesmas Toaya memiliki 1 tenaga dokter umum yang bertugas di polik umum dan
juga merangkap sebagai dokter di ruang tindakan. Dan juga terdapat. Tenaga kesehatan di
ruang tindakan berjumlah 2-3 orang dan merupakan pegawai tetap. Tetapi kendala yang terjadi
bahwa pada shift siang dan malam tidak terdapatnya dokter jaga yang stand by di tempat.
Sumber pembiayaan dan pengadaan alat bahan pada kegiatan di ruang tindakan
Puskesmas Toaya berasal dari bantuan Dinas Kesehatan Kota Palu. Cara pasien melakukan
pembayaran tindakan yang dilakukan di ruangan ini yaitu menggunakan BPJS/JAMKESMAS
atau membayar sesuai harga tindakan yang telah di tetapkan UPTD Puskesmas bagi pasien
umum pada jam dinas tetapi di luar jam dinas semua pelayanan kesehatan gratis.
3.2 Proses
Berdasarkan hasil diskusi dengan pemegang program ini, ruang tindakan Puskesmas
Toaya menggunakan model manajemen yang sederhana yaitu meliputi 3 fungsi: perencanaan,
implementasi dan evaluasi. Model manajemen ini biasa disebut juga model PIE. Perencanaan
dilakukan diakhir tahun dengan pengadaan rapat perencanaan kegiatan yang akan dilakukan
selama setahun yang tertuang dalam bentuk Rencana Kerja dan Anggaran (RKA). Untuk
implementasinya sangat di perlukan kerja sama dari tenaga kesehatan yang bertugas dan
ketersediaan alat dan bahan yang di perlukan. Evaluasi juga dilakukan sama pada saat
dilakukannya evaluasi program lainnya, namun dari ruang tindakan sendiri biasa melakukan
evaluasi kerja per triwulan atau setiap 3 bulan.

3.3 Output
Pelayanan yang diberikan pada ruang tindakan di Puskesmas Toaya masih berupa
perawatan luka, penanganan awal kecelakaan, debridement luka, penanganan luka gigitan
anjing, aff hecting, penanganan syok, sirkumsisi, eksisi soft tissue tumor, rujukan pasien
emergency dan non emergency, penanganan pasien dengan penyakit infeksi. Adapun
pelaksanaan kegiatan di ruang tindakan Puskesmas Toaya belum berlangsung dengan baik hal
tersebut dikarenakan kurangnya sumber daya manusia dan sarana maupun prasarana yang
dibutuhkan sehingga menghambat pelayanan yang ada di ruang tindakan Puskesmas Toaya.
Adapun pelaksanaan kegiatan di ruang tindakan Puskesmas Kawatuna mengacu pada SOP
(standar operasional) yang telah ditetapkan oleh kepala UPTD Puskesmas. Sebagian besar
kegiatan diatas telah dilakukan sesuai dengan protab SOP, namun pada pelaksanaan kegiatan
penyimpanan obat emergency belum sesuai dengan peraturan PERMENKES N0.30 tahun
2014 yaitu menyimpan obat pada lemari penyimpanan sesuai dengan jenis obat, stabilitas,
mudah/tidaknya meledak, narkotik/psikotropika, obat penanganan syok yang disimpan dalam
lemari khusus dan mengontrol ketersediaan obat dengan kartu stok yang ada.
Ketidaktersediaan obat emergency dalam ruang tindakan, hal ini dapat menyebabkan
terhambatnya penanggulangan penderita di tempat kejadian.
Keterbatasan sarana prasarana, alat bahan, dan tenaga kesehatan merupakan beberapa
hambatan yang masih dapat ditemukan di bagian ruang tindakan Puskesmas Toaya. Adapun
alur permintaan alat bahan dari ruang tindakan ke Dinas Kesehatan Kota Palu yaitu bagian
ruang tindakan membuat laporan dan mendata alat dan bahan yang belum tersedia/habis yang
dilakukan pada setiap triwulan, kemudian permintaan dimasukkan ke bagian tata usaha dan
akan diteruskan pihak Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota Palu untuk dilakukan pengadaan.
Berdasarkan PERMENKES NO.75 tahun 2004 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat,
Puskesmas wajib melaksanakan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam
bentuk fasilitasi, konsultasi, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan
guna meningkatkan mutu pelayanan, namun keterbatasan dana menjadi salah satu hambatan
upaya pembinaan sumberdaya yang dimiliki Puskesmas.4
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pada laporan manajemen ini, beberapa hal yang dapat disimpulkan diantaranya:
1. Masalah yang ditemui dalam pelayanan di ruang tindakan yang dilaksanakan Puskesmas
Toaya yaitu kendala ketersediaan alat, bahan, sarana dan prasarana berupa tempat
penyimpanan obat-obatan emergency di ruang tindakan.
2. Serta jumlah tenaga kesehatan yang belum memadai yang dapat berdampak pada kurang
maksimalnya penanganan pasien.

4.2 Saran

1. Sebaiknya terdapat tempat peyimpanan sendiri obat-obatan emergency di ruang tindakan.


2. Sebaiknya pihak puskesmas dapat menambah jumlah petugas di ruang tindakan sehingga
pelayanan di ruang tindakan dapat memberikan pelayanan yang maksimal.

Anda mungkin juga menyukai