KASUS
CARCINOMA CERVIX
PEMBIMBING KLINIK
– IDENTITAS
Nama : Ny. M Nama Suami : Tn. D
Umur : 51 tahun Umur : 64 tahun
Alamat : Ds. Solua Alamat : Ds. Solua
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
– Riwayat menstrusasi :
– Menstruasi pertama saat usia 14 tahun, menopause saat usia 46 tahun.
– Riwayat pernikahan :
– Pasien menikah 1 kali, dengan suami sekarang sudah 35 tahun.
– Riwayat Obstetri
– Gravid : - partus : 2 abortus : -
– Anak pertama : perempuan, lahir tahun 1990, lahir spontan ditolong bidan,
BBL 2500 gram, hidup.
– Anak kedua : Perempuan, lahir tahun 1995, lahir spontan ditolong bidan, BBL 3100
gram, hidup.
– Riwayat Kontraspesi :
– Suntik 3 bulan, tahun (lupa), lama penggunaan (lupa).
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
– Inspeksi : tampak cembung, jejas (-/-).
– Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal
– Perkusi : timpani
– Palpasi : distensi (-), nyeri tekan (+) suprapubic
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Ekstremitas
– Atas : akral hangat (+/+), edema (-/-).
– Bawah : akral hangat (+/+), edema (-/-).
Pemeriksaan ginekologi
Pemeriksaan luar
– Inspeksi : pengeluaran darah dari dalam vagina (+), bercak
darah pada pembalut (+).
– Palpasi : uterus tidak teraba.
– Inspekulo : tidak dilakukan
Pemeriksaan dalam vagina
– Vaginal toucher : teraba massa (+) konsistensi padat, berbenjol
benjol, handscoon tampak darah (+) sedikit.
Pemeriksaan Penunjang
Tanda vital didapatkan Tekanan Darah 90/60 mmHg, Nadi 96x/menit. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan Konjungtiva Anemis (+/+) dan pada palpasi abdomen
didapatkan nyeri tekan suprapubic (+), pada pemeriksaan pemeriksaan genitalia :
inspeksi tampak bercak darah pada pembalut (+), pemeriksaan dalam teraba massa
(+) dengan konsistensi padat, berbenjol benjol, handscoon tampak darah (+) sedikit.
Pemeriksaan laboratorium darah rutin didapatkan Hemoglobin 7,3 gr/dL, Trombosit
543x103/mm3.
DIAGNOSIS
Susp. Carcinoma Cerviks
PENATALAKSANAAN
– IVFD RL : Dex 5% : Nacl 0,9% 28 tpm
– Transfusi PRC 1 labu, transfusi lanjut sampai Hb ≥ 10
– Inj. Ranitidin 1amp/8jam/IV
– Inj. Dexamethason 1 amp/8 jam/IV
– Drips Ketorolac 1 amp tiap ganti cairan
– Hemafort tab 1x1
FOLLOW UP Hari - 1 (7 Juli 2018) – Hasil Laboratorium (7 Juli 2018)
FOLLOW UP
Darah rutin:
S : Nyeri perut (+), Perdarahan per vaginam (+) banyak, tidak
bergumpal, Pusing (+) kadang kadang, Nyeri ulu hati (-) , Mual (-), – Leukosit : 3,32 x103/mm3
muntah (-), BAB (-), BAK (+) – Eritrosit : 4,35 x106/mm3
O:
– KU
Kesadaran
: Stabil
: Compos mentis
09/05/2018 –
–
Hemoglobin
Platelet
: 8,7 gr/dl
: 310 x103/mm3
– TD : 100/60 mmHg
A : Susp. Carsinoma Cervix
– N : 88x/menit
– S : 36,5 P :
FOLLOW UP
S : Nyeri perut (+), Perdarahan per vaginam (+) sedikit, tidak
bergumpal, Pusing (+), Nyeri ulu hati (-) , Mual (-), muntah (-), – Eritrosit : 4,37 x106/mm3
BAB (+), BAK (+) – Hemoglobin : 10,8 gr/dl
O:
10/05/2018 – Platelet : 312 x103/mm3
– KU : Stabil Mikriskopik :
– Sediaan jaringan menunjukkan fragment-fragment
– TD : 130/90 mmHg
jaringan ikat sebagian nekrosis, yang diantaranya
– N : 84x/menit tampak sarang-sarang tumor umumnya tersusun
solid (>50%), sebagian menyerupai struktur
– S : 36,7
viloglandular dan beberapa focus masih tampak
– P : 20x/menit struktur kelenjar dengan dilapisi sel-sel tumor
– Edema ekstremitas inferior -/- tersusun berlapis-lapis, inti atipik, pleomorfik,
kromatin kasar, dan nucleoli prominent. Ditemukan
– Nyeri tekan abdomen (+) banyak mitosis.
Kesimpulan : Adenokarsinoma Cervix, Poorly
FOLLOW UP Hari – 3 (9 Juli 2018)
A : Carcinoma Cervix
S : Nyeri perut (+) kadang-kadang, Perdarahan per vaginam
P : FOLLOW UP
(+) sedikit, Pusing (-), Nyeri ulu hati (-) , Mual (-), muntah (-),
BAB (+), BAK (+)
10/05/2018
– IVFD RL 28 tpm
– Inj. Asam Tranexamat 1amp/8jam/iv O:
– Inj. Ketorolac 1amp/8jam/iv – Kesadaran : Compos mentis
– Hemafort tab 1x1 – KU : Stabil
– TD : 110/70 mmHg
– N : 84x/menit
– S : 36,7
– P : 20x/menit
– Edema ekstremitas inferior -/-
– Nyeri tekan abdomen (+) berkurang
A : Carcinoma Cervix
P :
– Aff Infus
– Hemafort Tab. 1x1
PEMBAHASAN
– Pada dasarnya carsinoma cervix merupakan penyakit yang sering menyerang wanita
yang aktif secara seksual, dan lebih sering muncul pada wanita dengan status
sosioekonomi rendah. Selain itu, carsinoma serviks juga berhubungan dengan usia
dini saat pertama kali melakukan hubungan seksual dan memiliki banyak pasangan
seksual.
– Secara umum, terapi karsinoma cervix dilakukan berdasarkan stadium saat kanker
ditemukan. Secara umum pengobatan kanker servix dapat dilakukan dengan
operasi, radioterapi dan kemoterapi.
– Pasien didiagnosis dalam stadium IIIB sehingga terapi yang dianjurkan adalah
dengan kemoterapi. Pada pasien diberikan injeksi asam tranexamat untuk
menghentikan perdarahan pada jalan lahir.
PEMBAHASAN
Displasia
KARSINOMA SERVIKS
INSIDENS
Penyebab kematian terbanyak dari seluruh kanker ginekologi.
Insiden lebih tinggi pada negara berkembang dibandingkan di negara maju.
Pada negara maju : urutan ketiga setelah kanker payudara dan endometrium.
Di Indonesia : urutan teratas dari 10 jenis kanker ginekologi
> 50% ditemukan pada stadium lanjut
Usia rata-rata adalah 51,4 tahun
Dapat ditemukan lebih dini, bila Pap Smear teratur
Jenis kanker ganas pertama yang berhasil diobati.
FAKTOR RISIKO
Berhubungan erat dengan tingkah laku atau kebiasaan seksual.
A. UTAMA
1. Umur : terutama pada usia reproduksi
2. Ras : insiden pada wanita kulit putih lebih tinggi
3. Status ekonomi : terutama pada sosio-ekonomi rendah
4. Faktor reproduksi dan sosial :
- usia pertama kali berhubungan seksual
- sering berganti pasangan
- multiparitas
5. Perokok
B. RELATIF
3. Infeksi HIV
3. Mixed epithelial Ca
4. Neuroendocrine Ca
STADIUM
3-B
4-A
GEJALA
Tergantung pada stadium tumor
• Stadium awal : asimptomatik. Dapat disertai vaginal discharge
yang berbau disertai dengan perdarahan.
• Perdarahan abnormal merupakan gejala yang tersering
• Postcoital bleeding = perdarahan pasca sanggama
• Menorrhagia
• Intermenstrual dan postmenopausal bleeding
• Jika perdarahan kronik : kelelahan dan anemia
• Lesi tingkat lanjut, terjadi nekrosis, keluar cairan berbau busuk
disertai nyeri pelvik
• Jika v. urinaria & rektum sudah terkena, memberikan gejala
hematuria, hematokezia, perdarakan rektal dan obstruksi
• Metastasis dapat ditemukan pada paru-paru, hati, tulang dan
kavum peritoneum
DIAGNOSIS
• Pemeriksaan Pap Smear sebagai upaya deteksi dini terutama pada tahap lesi
prakanker/preklinik.
• Pap smear yang positif ditindaklanjuti dengan melakukan pemeriksaan kolposkopi
untuk menentukan lokasi lesi.
• Bila ditemukan gambaran yang abnormal dilakukan biopsi terarah.
• Pemeriksaan histopatologi merupakan penentu diagnosis.
• Pemeriksaan fisis termasuk palpasi hati, supraklavikuler untuk mengetahui
terjadinya metastasis.
TERAPI
I A1 : Bila tidak terdapat invasi ke limfovaskuler, dapat dilakukan :
• Cone biopsi bila menginginkan anak
• Histerektomi total bila fungsi reproduksi tidak diperlukan lagi