Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN

KASUS

CARCINOMA CERVIX

Rezky Purnama Ananda


N 111 17 054

PEMBIMBING KLINIK

dr. Daniel Saranga, Sp.OG (K)


PENDAHULUAN
Kanker serviks merupakan penyakit ginekologik yang memiliki tingkat keganasan
yang cukup tinggi dan menjadi penyebab kematian utama dan terbanyak akibat
penyakit kanker pada wanita terutama di negara-negara berkembang. Kanker
serviks merupakan keganasan yang terjadi pada leher rahim dan disebabkan
oleh infeksi virus Human Papiloma Virus (HPV) dengan manifestasi klinis yang
tidak khas pada stadium dini sehingga sulit untuk terdeteksi cepat pada stadium
awal.
Kanker serviks biasanya ditandai dengan fluor albus (keputihan) yang berlebihan
dari vagina. Keputihan selanjutnya akan berbau busuk oleh karena infeksi dan
nekrosis jaringan. Selain itu, akan terjadi post coital bleeding (perdarahan setelah
senggama) yang kemudian berlanjut ke perdarahan yang abnormal. Selain itu,
dapat terjadi perdarahan post menopause bila kanker serviks terjadi pada usia tua.
Adanya nyeri pada daerah panggul (pelvic) atau pada daerah perut bagian bawah
dapat terjadi bila disertai peradangan pada panggul. Pada stadium lanjut, badan
menjadi kurus karena kekurangan gizi, edema pada kaki, timbul iritasi pada
kandung kemih dan poros usus besar bagian bawah (rectum), terbentuknya
viskelvaginal dan rektovaginal, atau timbul gejala-gejala lain yang disebabkan oleh
metastasis jauh dari kanker serviks itu sendiri.
Laporan Kasus

– IDENTITAS
Nama : Ny. M Nama Suami : Tn. D
Umur : 51 tahun Umur : 64 tahun
Alamat : Ds. Solua Alamat : Ds. Solua
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

– Tanggal pemeriksaan : 6 Juli 2018


– Tempat : RSUD Undata Palu
Anamnesis
– Keluhan utama :
Nyeri perut
– Riwayat penyakit sekarang :
– Pasien perempuan usia 51 tahun dengan PIIA0 datang ke IGD kebidaan Rumah Sakit Umum
Daerah Undata Palu dengan keluhan neyeri perut bagian bawah dan menjalar ke pinggang
yang dirasakan sejak ± 4 minggu dan hilang timbul. Keluhan disertai dengan keluar darah dari
jalan lahir berwarna merah segar dan terkadang keputihan dan juga berbau, yang dialami sejak
kurang lebih 3 hari sebelum masuk rumah sakit.. Keluhan serupa sudah beberapa kali dialami
oleh pasien dan pernah dirawat di RSUD Undata ± 1 minggu yang lalu dengan keluhan yang
sama. Pasien sudah pernah diambil jaringan untuk pemeriksaan PA. Mual (-), muntah (-),
pusing (-), nyeri kepala (-), nyeri uluhati (-), BAK (+) lancar.
Anamnesis
– Riwayat penyakit dahulu :
– Hipertensi (-), diabetes melitus (-), penyakit jantung (-), asma (-), alergi (-).

– Riwayat penyakit keluarga :


– Hipertensi (-), diabetes melitus (-), penyakit jantung (-), asma (-), alergi (-).

– Riwayat menstrusasi :
– Menstruasi pertama saat usia 14 tahun, menopause saat usia 46 tahun.

– Riwayat pernikahan :
– Pasien menikah 1 kali, dengan suami sekarang sudah 35 tahun.
– Riwayat Obstetri
– Gravid : - partus : 2 abortus : -
– Anak pertama : perempuan, lahir tahun 1990, lahir spontan ditolong bidan,
BBL 2500 gram, hidup.
– Anak kedua : Perempuan, lahir tahun 1995, lahir spontan ditolong bidan, BBL 3100
gram, hidup.

– Riwayat Kontraspesi :
– Suntik 3 bulan, tahun (lupa), lama penggunaan (lupa).
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan tanda vital


– Kesadaran : kompos mentis, GCS = 15 (E4, M6, V5)
– Tekanan darah : 90/60 mmHg
– Pernapasan : 20 kali/menit
– Nadi : 96 kali/menit, reguler
– Suhu : 36,6 °C
Pemeriksaan Fisik
Kepala – Leher :
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), edema wajah (-), perbesaran KGB (-), perbesaran kelenjar tiroid (-).
Thorax : Inspeksi : Kesan Simetris Bilateral, Normochest
Palpasi : Vocal Fremitus Simetris Bilateral, Massa (-), Nyeri Tekan (-).
Perkusi : Perkusi Paru Sonor ka-ki, Perkusi Jantung Pekak, Batas Jantung dbn
Auskultasi : Rhonki (-/-), wheezing (-/-). Bunyi jantung I, II murni reguler, Bunyi Tambahan (-)
Pemeriksaan Fisik

Abdomen
– Inspeksi : tampak cembung, jejas (-/-).
– Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal
– Perkusi : timpani
– Palpasi : distensi (-), nyeri tekan (+) suprapubic
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Ekstremitas
– Atas : akral hangat (+/+), edema (-/-).
– Bawah : akral hangat (+/+), edema (-/-).
Pemeriksaan ginekologi
Pemeriksaan luar
– Inspeksi : pengeluaran darah dari dalam vagina (+), bercak
darah pada pembalut (+).
– Palpasi : uterus tidak teraba.
– Inspekulo : tidak dilakukan
Pemeriksaan dalam vagina
– Vaginal toucher : teraba massa (+) konsistensi padat, berbenjol
benjol, handscoon tampak darah (+) sedikit.
Pemeriksaan Penunjang

Darah Rutin (6 Juli 2018) Kimia Darah


– Leukosit : 7,7 x103/mm3 – HbsAg : non reaktif
– Eritrosit : 3,43 x106/mm3 – Anti HIV : non reaktif
– Hemoglobin : 7,9 gr/dl
– Platelet : 563 x103/mm3
RESUME

Pasien perempuan usia 51 tahun dengan PIIA0 datang ke IGD


kebidaan Rumah Sakit Umum Daerah Undata Palu dengan keluhan
neyeri perut bagian bawah dan menjalar ke pinggang yang dirasakan
sejak ± 4 minggu dan hilang timbul. Keluhan disertai dengan keluar
darah dari jalan lahir berwarna merah segar dan terkadang keputihan
dan juga berbau, yang dialami sejak kurang lebih 3 hari sebelum
masuk rumah sakit.. Keluhan serupa sudah beberapa kali dialami oleh
pasien dan pernah dirawat di RSUD Undata ± 1 minggu yang lalu
dengan keluhan yang sama. Pasien sudah pernah diambil jaringan
untuk pemeriksaan PA.
RESUME

Tanda vital didapatkan Tekanan Darah 90/60 mmHg, Nadi 96x/menit. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan Konjungtiva Anemis (+/+) dan pada palpasi abdomen
didapatkan nyeri tekan suprapubic (+), pada pemeriksaan pemeriksaan genitalia :
inspeksi tampak bercak darah pada pembalut (+), pemeriksaan dalam teraba massa
(+) dengan konsistensi padat, berbenjol benjol, handscoon tampak darah (+) sedikit.
Pemeriksaan laboratorium darah rutin didapatkan Hemoglobin 7,3 gr/dL, Trombosit
543x103/mm3.
DIAGNOSIS
Susp. Carcinoma Cerviks

PENATALAKSANAAN
– IVFD RL : Dex 5% : Nacl 0,9% 28 tpm
– Transfusi PRC 1 labu, transfusi lanjut sampai Hb ≥ 10
– Inj. Ranitidin 1amp/8jam/IV
– Inj. Dexamethason 1 amp/8 jam/IV
– Drips Ketorolac 1 amp tiap ganti cairan
– Hemafort tab 1x1
FOLLOW UP Hari - 1 (7 Juli 2018) – Hasil Laboratorium (7 Juli 2018)

FOLLOW UP
Darah rutin:
S : Nyeri perut (+), Perdarahan per vaginam (+) banyak, tidak
bergumpal, Pusing (+) kadang kadang, Nyeri ulu hati (-) , Mual (-), – Leukosit : 3,32 x103/mm3
muntah (-), BAB (-), BAK (+) – Eritrosit : 4,35 x106/mm3

O:
– KU
Kesadaran
: Stabil
: Compos mentis
09/05/2018 –

Hemoglobin
Platelet
: 8,7 gr/dl
: 310 x103/mm3

– TD : 100/60 mmHg
A : Susp. Carsinoma Cervix
– N : 88x/menit
– S : 36,5 P :

– P : 20x/menit – IVFD RL 28 tpm

– Anemis : -/- – Transfusi PRC 1 labu


– Inj. Asam Tranexamat 1amp/8jam/iv
– Nyeri tekan abdomen (+)
– Inj. Ranitidine 1amp/8jam/iv
– Edema ekstremitas inferior : -/-
– Inj. Ketorolac 1amp/8jam/iv
– Hemafort tab 1x1
– Menunggu hasil biopsi
Hasil Laboratorium (8 Juli 2018)
FOLLOW UP Hari – 2 (8 Juli 2018)
– Leukosit : 7,2 x103/mm3

FOLLOW UP
S : Nyeri perut (+), Perdarahan per vaginam (+) sedikit, tidak
bergumpal, Pusing (+), Nyeri ulu hati (-) , Mual (-), muntah (-), – Eritrosit : 4,37 x106/mm3
BAB (+), BAK (+) – Hemoglobin : 10,8 gr/dl

O:
10/05/2018 – Platelet : 312 x103/mm3

– Kesadaran : Compos mentis Hasil Biopsi PA :

– KU : Stabil Mikriskopik :
– Sediaan jaringan menunjukkan fragment-fragment
– TD : 130/90 mmHg
jaringan ikat sebagian nekrosis, yang diantaranya
– N : 84x/menit tampak sarang-sarang tumor umumnya tersusun
solid (>50%), sebagian menyerupai struktur
– S : 36,7
viloglandular dan beberapa focus masih tampak
– P : 20x/menit struktur kelenjar dengan dilapisi sel-sel tumor
– Edema ekstremitas inferior -/- tersusun berlapis-lapis, inti atipik, pleomorfik,
kromatin kasar, dan nucleoli prominent. Ditemukan
– Nyeri tekan abdomen (+) banyak mitosis.
Kesimpulan : Adenokarsinoma Cervix, Poorly
FOLLOW UP Hari – 3 (9 Juli 2018)
A : Carcinoma Cervix
S : Nyeri perut (+) kadang-kadang, Perdarahan per vaginam

P : FOLLOW UP
(+) sedikit, Pusing (-), Nyeri ulu hati (-) , Mual (-), muntah (-),
BAB (+), BAK (+)

10/05/2018
– IVFD RL 28 tpm
– Inj. Asam Tranexamat 1amp/8jam/iv O:
– Inj. Ketorolac 1amp/8jam/iv – Kesadaran : Compos mentis
– Hemafort tab 1x1 – KU : Stabil
– TD : 110/70 mmHg
– N : 84x/menit
– S : 36,7
– P : 20x/menit
– Edema ekstremitas inferior -/-
– Nyeri tekan abdomen (+) berkurang
A : Carcinoma Cervix

P :
– Aff Infus
– Hemafort Tab. 1x1
PEMBAHASAN

– Pada dasarnya carsinoma cervix merupakan penyakit yang sering menyerang wanita
yang aktif secara seksual, dan lebih sering muncul pada wanita dengan status
sosioekonomi rendah. Selain itu, carsinoma serviks juga berhubungan dengan usia
dini saat pertama kali melakukan hubungan seksual dan memiliki banyak pasangan
seksual.
– Secara umum, terapi karsinoma cervix dilakukan berdasarkan stadium saat kanker
ditemukan. Secara umum pengobatan kanker servix dapat dilakukan dengan
operasi, radioterapi dan kemoterapi.
– Pasien didiagnosis dalam stadium IIIB sehingga terapi yang dianjurkan adalah
dengan kemoterapi. Pada pasien diberikan injeksi asam tranexamat untuk
menghentikan perdarahan pada jalan lahir.
PEMBAHASAN

NEOPLASIA INTRAEPITELIAL SERVIKS = NIS


CERVICAL INTRAEPITHELIAL NEOPLASIA =
CIN

Lesi preinvasif yang berasal dari epitel


serviks skuamosa dengan karateristik
hiperproliferasi dan sel yang abnormal.
Ada 3 tingkatan :
1. NIS I (mild dysplasia = displasia ringan) :
kelainan terbatas pada lapisan basal.
2. NIS II ( moderate dysplasia = displasia
sedang) : lesi melebihi separuh lapisan epitel.
3. NIS III (severe dysplasia = displasia berat/Ca
insitu) : seluruh lapisan epitel terlibat
Klasifikasi berdasarkan Sistem Bethesda :

– LSIL ( Low Grade Squamous Intraepithelial


Lesion) : Infeksi oleh HPV dan NIS I
– HISL (High Grade Squamous Intraepithelial
Lesion) : NIS II dan NIS III
NIS  erat hubungannya dengan infeksi
HPV tipe 6 dan 11.
Ca in situ dan karsinoma serviks invasif
 infeksi HPV tipe 16 dan 18

Faktor rIsiko yang penting dalam terjadinya


NIS adalah usia pada saat pertama kali
melakukan hubungan seksual.
PATOGENESIS
Ph vagina yang rendah menyebabkan terjadinya
metaplasia skuamous yang merupakan faktor pre-
disposisi pertumbuhan neoplasia serviks.
Adanya faktor lingkungan eksternal misalnya virus
menyebabkan terjadinya metaplasia atipik sehingga
terjadi perubahan abnormal pada zona transformasi.
Jika respon imunologik tubuh inadekuat dapat terjadi
proses displasia yang bersifat progresif menjadi Ca
insitu atau Ca Invasif.
TERAPI
1. Destruksi Lokal :
 Krioterapi : terutama pada NIS II dengan
lesi yang teratas
 Elektrokauter : terutama dilakukan pada NIS I
 Diatermi elektrokoagulasi : terutama pada
NIS I - II dengan batas lesi yang masih
dapat ditentukan
 Terapi laser : terutama laser CO2, pemusnahan
jaringan lebih tepat baik luas maupun
kedalamanya.
2. Terapi Eksisi :
 Eksisi dengan Loop diatermi : lesi derajat tinggi, dengan ukuran
> 2,5 cm
 Konisasi : NIS III, batas konus bebas dari daerah abnormal
 Histerektomi total : pada keadaan
 NIS III dengan cukup anak
 Bersama dengan kelainan patologi lain, mis : mioma uteri
 PA terdapat NIS pada batas konus setelah konisasi
 Lesi NIS pada puncak vagina
Cerviks Normal

Displasia
KARSINOMA SERVIKS
INSIDENS
Penyebab kematian terbanyak dari seluruh kanker ginekologi.
Insiden lebih tinggi pada negara berkembang dibandingkan di negara maju.
Pada negara maju : urutan ketiga setelah kanker payudara dan endometrium.
Di Indonesia : urutan teratas dari 10 jenis kanker ginekologi
> 50% ditemukan pada stadium lanjut
Usia rata-rata adalah 51,4 tahun
Dapat ditemukan lebih dini, bila Pap Smear teratur
Jenis kanker ganas pertama yang berhasil diobati.
FAKTOR RISIKO
Berhubungan erat dengan tingkah laku atau kebiasaan seksual.

A. UTAMA
1. Umur : terutama pada usia reproduksi
2. Ras : insiden pada wanita kulit putih lebih tinggi
3. Status ekonomi : terutama pada sosio-ekonomi rendah
4. Faktor reproduksi dan sosial :
- usia pertama kali berhubungan seksual
- sering berganti pasangan
- multiparitas
5. Perokok
B. RELATIF

1. Pemakaian kontrasepsi oral yang lama

2. Defisiensi nutrisi, terutama vitamin C

3. Infeksi HIV

4. Penyakit akibat hubungan seksual selain


HPV : HSV 2
KLASIFIKASI

1. Ca sel skuamous : 85 - 95% dari semua jenis Ca


Serviks

2. Adenokarsinoma : ditemukan sekitar 5%.

3. Mixed epithelial Ca

4. Neuroendocrine Ca
STADIUM

0 : Karsinoma in situ, NIS III

I : Proses terbatas pada serviks

A : Ka invasif preklinik, diagnosis ditegakkan dengan


mikroskop
A1 : Invasi ke stroma 3 mm dan lebar 7 mm
A2 : Invasi ke stroma antara 3 mm dan 5 mm dan lebar 7 mm

B : Secara klinik lesi jelas terlihat pada serviks


B1 : Diameter lesi kurang dari 4 cm
B2 : Diameter lesi lebih dari 4 cm
II : Proses keluar dari serviks dan menyebar ke vagina atau
parametrium tetapi belum mencapai 1/3 distal vagina dan
tidak sampai ke dinding pelvis
A : Penyebaran belum mencapai parametrium
B : Penyebaran sudah sampai ke parametrium
III : Penyebaran mencapai 1/3 distal vagina dan dinding pelvis
Terjadi hidronefrosis dan afungsi ginjal
A : Penyebaran ke 1/3 distal vagina, belum mencapai dinding
pelvis
B : Meluas sampai ke dinding pelvis atau terjadi hidronefrosis
dan afungsi ginjal
IV : Tumor mencapai mukosa vesika urinaria dan rektum atau
meluas ke pelvis
A : Penyebaran ke organ sekitar
B : Metastasis jauh
1-B
2-A
2-B
3-A

3-B
4-A
GEJALA
Tergantung pada stadium tumor
• Stadium awal : asimptomatik. Dapat disertai vaginal discharge
yang berbau disertai dengan perdarahan.
• Perdarahan abnormal merupakan gejala yang tersering
• Postcoital bleeding = perdarahan pasca sanggama
• Menorrhagia
• Intermenstrual dan postmenopausal bleeding
• Jika perdarahan kronik : kelelahan dan anemia
• Lesi tingkat lanjut, terjadi nekrosis, keluar cairan berbau busuk
disertai nyeri pelvik
• Jika v. urinaria & rektum sudah terkena, memberikan gejala
hematuria, hematokezia, perdarakan rektal dan obstruksi
• Metastasis dapat ditemukan pada paru-paru, hati, tulang dan
kavum peritoneum
DIAGNOSIS
• Pemeriksaan Pap Smear sebagai upaya deteksi dini terutama pada tahap lesi
prakanker/preklinik.
• Pap smear yang positif ditindaklanjuti dengan melakukan pemeriksaan kolposkopi
untuk menentukan lokasi lesi.
• Bila ditemukan gambaran yang abnormal dilakukan biopsi terarah.
• Pemeriksaan histopatologi merupakan penentu diagnosis.
• Pemeriksaan fisis termasuk palpasi hati, supraklavikuler untuk mengetahui
terjadinya metastasis.
TERAPI
I A1 : Bila tidak terdapat invasi ke limfovaskuler, dapat dilakukan :
• Cone biopsi bila menginginkan anak
• Histerektomi total bila fungsi reproduksi tidak diperlukan lagi

A2 : Bila terdapat invasi ke limfovaskuler, dilakukan histerektomitotal ekstrafasial.


Bila invasi 3 - 5 mm, dilakukan limfadenektomi pelvis dan histerektomi radikal.

I B : Histerektomi radikal dan limfedenektomi pelvis


Reseksi sebagian besar kelenjar para-aorta

II B - IV A : Terapi radiasi dan atau kemoterapi

IV B : Kemoterapi atau kombinasi dengan radiasi lokal


PROGNOSIS
Ditentukan oleh :
• Umur penderita
• Keadaan umum
• Stadium
• Gambaran histologik sel tumor
• Kemampuan ahli dalam pengobatan
• Sarana pengobatan yang ada
Penderita dengan pengobatan primer mempunyai rekurensi :
• 1 tahun : sekitar 50%
• 2 tahun : lebih dari 80%
Rekurensi > 70% mempunyai pemeriksaan sitologi serviks dan vagina yang abnormal
Angka harapan hidup setelah pengobatan :

• Karsinoma in situ 100%


• Stadium mikroinvasif 98%
• Karsinoma invasif :
- Stadium I 75 - 90%
- Stadium II 40 - 60%
- Stadium III 20 - 25%
- Stadium IV 5 - 10%
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai