Oleh :
Ni Made Wahyu Surya Aryantini
16710100
1
LATAR BELAKANG
Endometriosis adalah adanya stroma atau
kelenjar endometrial (juga seringkali disertai
dengan sel-sel otot) di luar lokasi fisiologis yang
seharusnya misalnya di luar kavum uteri.
Penyakit ini sering tidak disertai dengan gejala
yang berarti
Tidak adanya marker non-invasif yang spesifik
terhadap penyakit endometriosis menyebabkan
prevalensinya masih diperdebatkan
Sulitnya mendiagnosis endometriosis, akan
dapat menyebabkan penatalaksanaan terhadap
2
penyakit ini belum maksimal
TINJAUAN PUSTAKA
3
DEFINISI ENDOMETRIOSIS
Endometriosis adalah implan jaringan (sel-sel
kelenjar dan stroma) abnormal mirip
endometrium (endometrium like tissue) yang
tumbuh di sisi luar kavum uterus, dan memicu
reaksi peradangan menahun
4
5
EPIDEMIOLOGI ENDOMETRIOSIS
Keseluruhan prevalensi endometriosis masih
belum diketahui secara pasti
Kebanyakan perkiraan prevalensi endometriosis
berkisar antara 5%-20% pada para wanita
penderita nyeri pelvik, dan antara 20%-40% pada
wanita subfertil.
Prevalensi umum berkisar antara 3%-10%
terutama pada wanita dalam usia reproduktif
Endometriosis jarang ditemui pada gadis yang
berada pada tahap menjelang haid
(premenarched), tetapi dapat diidentifikasi pada
minimal 50% gadis atau wanita muda berusia
kurang dari 20 tahun yang mempunyai keluhan- 6
keluhan seperti nyeri pelvic dan dyspareunia
FAKTOR RESIKO
Wanita yang ibu atau saudara perempuannya
menderita endometriosis
Wanita usia produktif yaitu 15–44 tahun.
Wanita dengan siklus menstruasi kurang dari 28
hari atau siklus menstruasi 28-34 hari.
Usia menars yang lebih awal dari normal
Lama waktu menstruasi kurang dari 6 hari atau
lebih dari 6 hari
Adanya orgasme ketika menstruasi
Terpapar toksin dari lingkungan
Defek Anatomi
Mengkonsumsi alkohol
Pernah mengkonsumi kontrasepsi oral 7
PATOFISIOLOGI
Teori Implantasi dan Regurgitasi (John A. Simpson)
Teori Metaplasia
Teori Induksi
Teori Imunologik
Teori Iatrogenik
Teori Neurologik
Teori Genetik
8
GEJALA KLINIS
Dismenorea
Dispareunia
Nyeri pelvis
Infertilitas
Penyumbatan Intestinal
9
KLASIFIKASI
Menurut Acosta (1973)
Ringan :
Endometriosis menyebar tanpa perlekatan pada anterior atau posterior
kavum Douglas atau permukaan ovarium atau peritoneum pelvis.
Sedang :
Endometriosis pada satu atau kedua ovarium disertai parut dan
retraksi atau endometrioma kecil.
Perlekatan minimal juga di sekitar ovarium yang mengalami
endometriosis.
Endometriosis pada anterior atau posterior kavum Douglas dengan
parut dan retraksi atau perlekatan, tanpa implantasi di kolon sigmoid.
Berat :
Endometriosis pada satu atau dua ovarium, ukuran lebih dari 2 x 2 cm2
Perlekatan satu atau dua ovarium atau tuba atau kacum Douglas
karena endometriosis.
Implantasi dan perlekatan usus dan/ atau traktus urinarius yang
nyata.
10
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
11
12
13
DIAGNOSIS BANDING
Kelainan Ginekologi :
Pelvic Inflammatory Disease, tubo-ovarian
abscess, salpingitis, endometritis, perdarahan
kista ovarium, torsio uteri, dismenorea primer,
degenerating leiomyoma.
Kelainan Non Ginekologi :
15
PEMBERIAN ANALGESIK
16
TERAPI HORMONAL
Sebagai dasar pengobatan hormonal
endometriosis ialah bahwa pertumbuhan fungsi
jaringan endometriosis, seperti jaringan
endometrium yang normal, dikontrol oleh
hormon-hormon steroid.
Hal ini didukung oleh data klinik maupun
laboratorium. Data klinik itu adalah :
Endometriosis sangat jarang timbul sebelum
menarche
Menopause, baik alami maupun karena
Estran :
Linestrenol + ++ +
(Endometri) - ++ +
Norelisteron
(Primolut N)
Gonan :
Norgestrel - +++ ++
Desogestrel - +++ -
19
PEMBEDAHAN
20
PROGNOSIS
Operasi definitif tidak dapat memberikan
kesembuhan total, sekalipun resiko relaps
(kambuh) sangat rendah yaitu hanya 3%.
Setelah dilakukan operasi konservatif, tingkat
kekambuhan dilaporkan sangat bervariasi.
Jumlah kasus yang terjadi rata - rata melebihi
10% dalam tiga tahun dan 35 % dalam lima
tahun
21
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH
22