A. A. N. Anantasika
TATALAKSANA
• Gangguan ovulasi
• Gangguan tuba
• Endometriosis
• Infertilitas Idiopatik
TATALAKSANA GANGGUAN
OVULASI
KLASIFIKASI ANOVULASI WHO
1 Hipogonadotropin-hipogonadism
FSH dan E2 rendah
2 Normogonadotropin-normogonadism
FSH dan E2 normal SOPK
Hipergonadotropin-hipogonadism
3
FSH tinggi dan E2 rendah
4 Hiperprolaktinemia
PRL tinggi
RI (+) RI (-)
Penangananhipotiroid MRI
Bromokriptin Penekananchiasmaopticum
Mulai 2.5-7.5 mg
Pembedahan
Compliance baik Compliance buruk
Tidakrespon
Makroadenoma: bilahamil,
Anovulasi Ovulasi Konsepsi agonisdopamindilanjutkan
Penghentianagonisdopamin :
1. Setelah 2-3 tahunpengobatan, kadarprolaktin normal, dosisagonisdopaminbisaditurunkanperlahan
2. Bilaselama 1 tahunkadarprolaktin normal dengandosisagonisdopamin yang telahditurunkan, pengobatanbisadihentikan
WHO kelas IV
• Hiperprolaktinemia
• Pemberian agonis dopamin
(bromokriptin atau
kabergolin) dapat membuat
pasien hiperprolaktinemia
menjadi normoprolaktinemia
TATALAKSANA GANGGUAN TUBA
• Tidak ada peningkatan laju
kehamilan pada tindakan
hidrotubasi pasca operasi,
hidrotubasi dengan steroid,
atau hidrotubasi dengan
antibiotik
• Tindakan bedah mikro atau
laparoskopi pada kasus
infertilitas tuba derajat
ringan dapat
dipertimbangkan sebagai
pilihan penanganan.
TATALAKSANA ENDOMETRIOSIS
• Terapi medisinalis terbukti
dapat mengurangi rasa nyeri
namun belum ada yang
dapat meningkatkan
fertilitas.
• Penggunaan progestin dan
agonis GnRH tidak dapat
meningkatkan fertilitas
pasien endometriosis derajat
INFERTILITAS ringan sampai sedang.
NYERI
KISTA
TATALAKSANA ENDOMETRIOSIS
• Laju kehamilan pasien endometriosis derajat
ringan sampai sedang dalam 1-2 tahun = bila
diberikan agonis GnRH selama 6 bulan.
• Pengobatan dengan obat penekan ovulasi
(medroksi-progesteron, gestrinone, pil kombinasi
oral, dan agonis GnRH) pada perempuan
infertilitas yang mengalami endometriosis tidak
meningkatkan kehamilan dibandingkan kelompok
tanpa pengobatan atau dengan danazol
TATALAKSANA INFERTILITAS
IDIOPATIK
Manajemen ekspektatif