Anda di halaman 1dari 3

Subinvolusio Uterus

Deviana Sariputri
Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto
Departemen Obstetri dan Ginekologi
Pendahuluan
Sub involusi adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal involusi atau
proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses
pengecilan uterus terhambat.1 Keadaan ini merupakan salah satu dari penyebab
umum perdarahan postpartum. Faktor risiko dari sub involusi uterus diantaranya
usia, paritas, status gizi, menyusui, komplikasi persalinan, nutrisi, anestesi dan
tidak menutup kemungkinan faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi
terjadinya subinvolusi uterus.1,2 Selain itu, penyebab subinvolusi uterus lainnya
yaitu infeksi, retensi sisa plasenta dan pemulihan arteri uteroplasenta yang kurang
baik.2
Anamnesis
Gejala klinis subinvolusio uterus yaitu perdarahan per vaginam yang berbau
menyengat dengan jumlah bervariasi, lochia pada masa nifas dapat memanjang
dengan interval yang tidak teratur, demam dan nyeri punggung serta nyeri pada
pelvik.2 Selain itu, perlu ditanyakan kepada pasien, jumlah darah yang keluar
(jumlah ganti pembalut/tampon), riwayat keputihan.1,2
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan keadaan umum, pasien tampak lemah dan pucat.
Peningkatan suhu tubuh mengindikasikan terjadinya infeksi. Pada pemerikan
bimanual, didapatkan ukuran uterus lebih besar dan lunak. Letak fundus uteri
tetap tinggi atau penurunan fundus uteri lambat. Uterus tidak berkontraksi atau
kontraksi buruk.2
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan

penunjang

yang

dapat

dilakukan

yaitu

pemeriksaan

laboraturium darah, meliputi hemoglobin, leukosit, hitung jenis leukosit dan


faktor pembekuan darah. Selain itu dapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi
serta pemeriksaan patologi jaringan endometrium.1,2

Diagnosis Kerja
Subinvolusio uterus
Penatalaksanaan
Untuk mengatasi penyebab infeksi, terapi empiris yang digunakan yaitu
antibiotik azitromisin dan doksisiklin. Uterotonika diberikan untuk memperbaiki
kontraksi uterus sehingga perdarahan dapat dihentikan. Uterotonika yang dapat
diberikan yaitu methylergometrin (methergine) atau oksitosin. Untuk mencegah
terjadinya anemia defisiensi besi, dapat diberikan tablet suplemen fe. Jika
perdarahan cukup banyak hingga menyebabkan Hb <10 g/dL, dapat dilakukan
transfusi.2
Algoritma Penanganan Subinvolusio Uterus

ANAMNESIS : nyeri, perdarahan


per vaginam, lochia memanjang

-Infeksi
-Retensi sisa plasenta
-Sirkulasi uteroplasenta
yang kurang baik

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan penunjang:
-Lab. Darah: Hb, Ht, Leukosit

-Usia
-Paritas
-Status gizi,
-Menyusui,
-dll.

-USG, pemeriksaan patologi endometrium

Diagnosis sementara

Diagnosis sementara
Penatalaksanaan:
-Antibiotik
-Uterotonika
-Suplemen Fe
-Transfusi jika perlu

Diagnosis Banding

Penutup
Sub involusi adalah kegagalan uterus mengikuti pola normal involusi atau
proses involusi rahim tidak berjalan normal, sehingga proses pengecilan uterus
terhambat. Hal ini dapat dipengaruhi berbagai faktor, antara lain status gizi ibu
kurang baik,.Ibu tidak menyusui, usia, paritasf, Terdapat bekuan darah yang tidak
keluar,

terdapat sisa plasenta

dan

selaputnya

dalam uterus,

infeksi pada

endometrium, inflamasi dan mioma uteri. Diagnosis dapat ditegakan melalui


gejala (demam, perdarahan pervaginam, lochia memanjang) dan tanda klinik
(febris, keadaan umum lemah, pucat, anemia dan leukositosis). Prinsip
penanganan subinvolusio uterus yaitu dengan pemberian antibiotik, uterotonika,
suplemen Fe dan transfusi jika anemia cukup berat.

Daftar Pustaka
1. Aisyah S, Masruroh A. Post Partum dengan Sub Involusi Uteri. Jurnal
Midpro. Desember 2014; 6 (2): 1-2
2. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et.al, William Obstetric 24 th
Edition. New York: Mc Graw-Hill; 2014.

Anda mungkin juga menyukai