Referat
Oleh:
Cita Laelika Novialianti Putri (19360047)
Eka Kartika Mandalawati (19360050)
Isma Nurfaridza (163100147)
Preceptor:
dr. Fonda Octarianingsih S., Sp.OG
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan kekuatan dan
kemampuan kepada penyusun sehingga penyusunan Referat yang berjudul
“PRESENTASI BOKONG” ini dapat diselesaikan.
Referat ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat dalam mengikuti dan
menyelesaikan kepaniteraan klinik SMF Obstetri dan Ginekologi di RS
Pertamina Bintang Amin Lampung. Dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. dr. Fonda Octarianingsih S., Sp.OG selaku dokter pembimbing.
2. Para Bidan dan Pegawai di Bagian SMF Obstetri dan Ginekologi RS
Pertamina Bintang Amin Lampung.
3. Teman-teman sejawat dokter muda di lingkungan RS Pertamina Bintang
Amin Lampung.
Segala daya upaya telah di optimalkan untuk menghasilkan referat yang baik
dan bermanfaat, dan terbatas sepenuhnya pada kemampuan dan wawasan berpikir
penulis. Pada akhirnya penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca
agar dapat menghasilkan tulisan yang lebih baik di kemudian hari.
Akhir kata penulis mengharapkan referat ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca, khususnya bagi para dokter muda yang memerlukan panduan dalam
menjalani aplikasi ilmu.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Penulis
BAB I
LATAR BELAKANG
1. Definisi
Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) di mana
bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus
uteri sedangkan bokong merupakan bagian terbawah (di daerah pintu atas
panggul/simfisis).6
• Telapak kaki berada paling dekat dengan kepala dan bokong menempati
segmen bawah uterus
4. Footling Breech
• Terdiri dari satu atau kedua kaki berada paling rendah.5
2. Epidemiologi
Kejadian presentasi bokong ditemukan sekitar 3-4% dari seluruh
persalinan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (≥ 37 minggu).
Presentasi bokong adalah suatu keadaan pada letak janin memanjang
dimana presentasi bokong dengan atau tanpa kaki merupakan bagian
terendahnya. Beberapa peneliti lain seperti Greenhill melaporkan kejadian
persalinan presentasi bokong sebanyak 4-4,5%. Mortalitas perinatal pada
presentasi bokong 13 kali lebih tinggi daripada kematian perinatal pada
presentasi kepala. Sedangkan morbiditas perinatal 5-7 kali lebih tinggi
daripada presentasi kepala. Gambaran ini dipengaruhi usia kehamilan, berat
janin, dan jenis presentasi bokong.
Sebab utama kematian perinatal pada presentasi bokong : hipoksia,
trauma persalinan, prematuritas dan kelainan kongenital. Kelainan
kongenital terdapat 6-18% pada presentasi bokong, dibandingkan 2-3%
pada presentasi kepala.5
3. Etiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin
terhadap ruangan di dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32
minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan
janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan
diri dalam presentasi kepala, presentasi bokong atau letak lintang. Karena
berbagai sebab yang belum diketahui begitu jelas, menjelang kehamilan
aterm, kavum uteri telah mempersiapkan janin pada posisi longitudinal
dengan presentasi belakang kepala. Presentasi bokong umumnya terjadi
pada akhir trimester kedua kehamilan atau mendekati aterm.
Faktor predisposisi untuk presentasi bokong selain usia kehamilan
adalah relaksasi uterus yang dapat disebabkan oleh multiparitas, bayi
multipel, hidramnion, oligohidramnion, hidrosefalus, anensefalus, presentasi
bokong sebelumnya, anomali uterus dan berbagai tumor dalam panggul juga
pada plasenta yang terletak didaerah kornu fundus uteri.
Fianu dan Vacclanova (1978) mendapatkan dengan pemeriksaan USG
bahwa prevalensi letak sungsang tinggi pada implantasi plasenta pada
cornu-fundal. Lebih dari 50 % kasus tidak ditemukan faktor yang
menyebabkan terjadinya letak sungsang.9 Ada beberapa situasi akan
mendapatkan kemungkinan untuk terjadinya letak sungsang:
Kelahiran prematur. Bila lahir saat bayi masih berukuran kecil untuk
bergerak secara bebas didalam uterus.
Plasenta terletak di daerah fundus. Plasenta mengambil ruang dari bagian
atas uterus sehingga fetus mempunyai ruang yang lebih sempit.
Bentuk irreguler dari uterus ibu, atau terdapat jaringan fibroid di bagian
bawah dari uterus.
Fetus yang berjumlah lebih dari satu (seperti kembar)
Multiparitas
Terlalu sedikit atau terlalu banyak cairan amnion.
Kelainan bentuk kepala, hidrocepal atau anencepal karena kepala kurang
sesuai dengan pintu atas panggul
4. Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin
terhadap ruangan di dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32
minggu, jumlah air ketuban relative lebih banyak, sehingga memungkinkan
janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan
diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang. Pada
kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air
ketuban relative berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai yang
terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati
ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada dalam
ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus.7
6. Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan jika masih ada keraguan dari pemeriksaan luar dan
dalam, sehingga harus di pertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan
ultrasonografik atau M R I (Magnetic Resonance Imaging ).
Pemeriksaan ultrasonografik diperlukan untuk konfirmasi letak janin,
bila pemeriksaan fisik belum jelas, menentukan letak placenta,
menemukan kemungkinan cacat bawaan. Pada foto rontgen (bila perlu)
untuk menentukan posisi tungkai bawah, konfirmasi letak janin serta fleksi
kepala, menentukan adanya kelainan bawaan anak.5
7. Diagnosis
Diagnosis letak sungsang pada umumnya tidak sulit. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan keluhan subyektif dan pemeriksaan fisik atau
penunjang yang telah dilakukan.
1. Anamnesis
Dari anamnesis didapatkan kalau ibu hamil akan merasakan perut
terasa penuh dibagian atas dan gerakan anak lebih banyak di bagian
bawah rahim. Dari riwayat kehamilan mungkin diketahui pernah
melahirkan sungsang.
2. Pemeriksaan Abdomen
Pemeriksaan abdomen yang dilakukan, antara lain:
1) Palpasi dengan perasat Leopold didapatkan, yaitu:
Leopold I : Kepala janin yang keras dan bulat dengan balotemen
menempati bagian fundus uteri
Leopold II : Teraba punggung berada satu sisi dengan abdomen
dan bagian-bagian kecil berada pada sisi yang lain.
Leopold III : Bokong janin teraba di atas pintu atas panggul
selama engagement belum terjadi.
2) Auskultasi
Denyut jantung janin biasanya terdengar paling keras pada daerah
sedikit diatas umbilikus, sedangkan bila ada engagement kepala
janin, denyut jantung janin terdengar di bawah umbilikus.
3. Pemeriksaan Dalam
Untuk mengetahui bokong dengan pasti, kita harus meraba os sacrum,
tuber ossis ischii, anus.
4. Pemeriksaan Penunjang
Apabila masih ada keraguan harus dipertimbangkan untuk melakukan
pemeriksaan ultrasonografik atau MRI.5
8. Diagnosis Banding
Presentasi muka
Presentasi muka didiagnosa melalui pemeriksaan dalam (vaginal
touche) dan palpasi bagian muka yang jelas seperti mulut dan hidung, tulang
pipi dan terutama tonjolan tulang orbita. Pemeriksaan radiologi
menunjukkan kepala bayi dalam posisi hiperekstensi dan tulang-tulang
muka yang berada pada atau sedikit dibawah pintu atas panggul merupakan
gambaran yang cukup khas.
Presentasi dahi
Dapat diketahui dengan palpasi abdomen bila oksiput atau dagu
dapat diraba dengan mudah tapi pemeriksaan dalam (vaginal touche) juga
penting dilakukan.
Letak lintang
Biasanya mudah ditegakkan, bahkan sering hanya dengan inspeksi
saja. Pada inspeksi ditemukan abdomen biasannya melebar dan fundus uteri
membentang hingga sedikit diatas umbilicus. Bagian bayi tidak ditemukan
di fundus dan balotement kepala teraba pada salah satu fossa iliaka dan
bokong di fossa iliaka yang lain. Pada vaginal touché : teraba dada bayi
dikenali dengan adanya rasa bergerigi dari tulang rusuk. Bila dilatasi
semakin besar, scapula dan klavikula pada sisi thorax yang lain akan dapat
dibedakan.
Presentasi ganda
Menumbungnya satu ekstremitas disisi bagian terbawah janin dan
kedua bagian ini sekaligus berada didalam panggul.5,7
9. Penatalaksanaan
1. Dalam Kehamilan
Pada umur kehamilan 28-30 minggu, mencari kausa dari
pada letak sungsang yakni dengan USG; seperti plasenta previa,
kelainan kongenital, kehamilan ganda, kelainan uterus. Jika tidak
ada kelainan pada hasil USG, maka dilakukan knee chest
position atau dengan versi luar (jika tidak ada
kontraindikasi). 5
Skor 0 1 2 3
Dilatasi 0 cm 1-2 cm 3-4 cm 5-6 cm
Pendataran 0-30% 40-50% 60-70% 80%
Konsistensi Kaku kenyal lunak -
Posisi Posterior medial anterior -
Turunnya kepala -3 -2 -1 s.d 0 +1 sd +2
Artinya: Keberhasilan 0% jika nilai <2 dan 100 % jika nilai >9.
2. Dalam Persalinan
Menolong persalinan letak sungsang diperlukan lebih banyak
ketekunan dan kesabaran dibandingkan dengan persalinan
letak kepala. Pertama-tama hendaknya ditentukan apakah
tidak ada kelainan lain yang menjadi indikasi seksio, seperti
kesempitan panggul, plasenta previa atau adanya tumor dalam
rongga panggul.
1) Persalinan bokong
a. Bokong masuk ke pintu atas panggul dalam posisi
melintang atau miring.
b. Setelah trokanter belakang mencapai dasar panggul,
terjadi putaran paksi dalam sehingga trokanter depan berada
di bawah simfisis.
c. Penurunan bokong dengan trokanter belakangnya berlanjut,
sehingga distansia bitrokanterika janin berada di pintu bawah
panggul.
d. Terjadi pers alinan bokong, dengan trokanter depan
s ebagai hipomoklion.
e. Setelah trokanter belakang lahir, terjadi fleksi lateral janin
untuk persalinan trokanter depan, sehingga seluruh
bokong janin lahir.
f. Terjadi putar paksi luar, yang menempatkan punggung
bayi ke arah perut ibu.
g. Penurunan bokong berkelanjutan sampai kedua tungkai bawah
lahir.
2) Persalinan bahu
a. Bahu janin memasuki pintu atas panggul dalam posisi
melintang atau miring.
b. Bahu belakang masuk dan turun sampai mencapai dasar
panggul.
c. Terjadi putar paksi dalam yang menempatkan bahu depan
dibawah simpisis dan bertindak sebagai hipomoklion.
d. Bahu belakang lahir diikuti lengan dan tangan belakang.
e. Penurunan dan persalinan bahu depan diikuti lengan dan
tangan depan sehingga seluruh bahu janin lahir.
f. Kepala janin masuk pintu atas panggul dengan posisi
melintang atau miring.
g. Bahu melakukan putaran paksi dalam.
3) Persalinan kepala janin
a. Kepala janin masuk pintu atas panggul dalam keadaan
fleksi dengan posisi dagu berada dibagian posterior.
b. Setelah dagu mencapai dasar panggul, dan kepala bagian
belakang tertahan oleh simfisis kemudian terjadi putar paksi
dalam dan menempatkan suboksiput sebagai hipomiklion.
c. Persalinan kepala berturut-turut lahir: dagu, mulut, hidung,
mata, dahi dan muka seluruhnya.
d. Setelah muka, lahir badan bayi akan tergantung
sehingga seluruh kepala bayi dapat lahir.
e. Setelah bayi lahir dilakukan resusitasi sehingga jalan
nafas bebas dari lendir dan mekoneum untuk
memperlancar pernafasan. Perawatan tali pusat seperti
biasa. Persalinan ini berlangsung tidak boleh lebih dari
delapan menit.
Skor 0 1 2
Paritas Primigravida Multigravida -
Masa Gestasi ≥ 39 minggu 38 minggu ≤ 37 minggu
TBJ ≥ 3130 gr 3629-3175 gr ≤ 3175 gr
Riwayat Presbo - 1x 2x
Station -3 -2 -1 atau lebih
rendah
Pembukaan < 2 cm 3 cm >4 cm
Keterangan:
< 4 : Sectio caesaria
4 : Reevaluasi
> 4 : Pervaginam
Persalinan Pervaginam
Keuntungan :
Dapat mengurangi terjadinya bahaya infeksi oleh karena tangan
penolong tidak ikut masuk ke dalam jalan lahir. Dan juga
cara ini yang paling mendekati persalinan fisiologik, sehingga
mengurangi trauma pada janin.
Kerugian :
2. Cara Mueller
Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara Mueller ialah
melahirkan bahu dan lengan depan lebih dulu dengan ekstraksi, baru
kemudian melahirkan bahu dan lengan belakang. Bokong janin
dipegang dengan femuro-pelvik yaitu kedua ibu jari penolong
diletakkan sejajar spina sakralis media dan jari telunjuk pada krisat
iliaka dan jari-jari lain mencengkram bagian depan. Kemudian badan
ditarik ke curam ke bawah sejauh mungkin sampai bahu depan tampak
di bawah simpisis dan lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan
bawahnya. Setelah bahu depan dan lengan lahir, tarik badan janin ke
atas sampai bahu belakang lahir. Tangan penolong tidak masuk ke
dalam jalan lahir sehingga mengurangi infeksi.
3. Cara lovset
Prinsip melahirkan persalinan secara Lovset ialah memutar badan
janin dalam setengah lingkaran bolak-balik sambil dilakukan traksi
curam ke bawah sehingga bahu yang sebelumnya berada di belakang
akhirnya lahir dibawah simpisis dan lengan dapat dilahirkan.
Keuntungannya yaitu sederhana dan jarang gagal, dapat dilakukan
pada semua letak sungsang, minimal bahay infeksi. Cara lovset tidak
dianjurkan dilakukan pada sungsang dengan primigravida, janin besar,
panggul sempit.
4. Cara Bickhenbach
Prinsip melahirkan ini merupakan kombinasi antara cara Mueller
dengan cara klasik.
2. Cara Naujoks
Teknik ini dilakukan apabila kepala masih tinggi sehingga jari
penolong tidak dimasukkan ke dalam mulut janin. Kedua tangan
penolong yang mencengkeram leher janin menarik bahu curam
kebawah dan bersamaan dengan itu seorang asisten mendorong kepala
janin kearah bawah. Cara ini tidak dianjurkan lagi karena
menimbulkan trauma yang berat.
10. Komplikasi
Komplikasi persalinan letak sungsang antara lain:
1. Dari faktor ibu:
- Perdarahan oleh karena trauma jalan lahir atonia uteri, sisa placenta.
- Infeksi karena terjadi secara ascendens melalui trauma (endometritits)
- Trauma persalinan seperti trauma jalan lahir, simfidiolisis.
2. Dari faktor bayi:
-Perdarahan seperti perdarahan intracranial, edema intracranial,
perdarahan alat intra-abdominal.
-Infeksi karena manipulasi
8. Mauren Boyle, Micheal, J., Kreo. Kedauratan dalam persalinan. 2008. Jakarta:
EGC, 111-28.