Sainaf Fatmawati
NIM: 1250018009
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi dari kelainan letak sungsang.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis dari kelainan letak sungsang.
3. Untuk mengetahui apa saja komplikasi yang berisiko dialami ibu dan bayi
pada persalinan dengan kelainan letak sungsang.
4. Untuk mengetahui apa etiologi dari kelainan letak sungsang.
5. Untuk mengetahui bagaimana menegakkan diagnosis pada kelainan letak
sungsang.
6. Untuk mengetahui penanganan dari persalinan dengan kelainan letak
sungsang.
7. Untuk mengetahui sejauh mana peran bidan dalam menangani persalinan
letak sungsang.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Letak Sungsang
Definisi dari kelainan letak sungsang adalah kondisi dimana presentasi janin
dalam uterus terutama bokong janin lebih dulu memasuki rongga panggul, terletak
memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bawah kavum uteri.
(Manuaba, 2010).
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan
kepala di fundus uteri dan bokong berada dibawah bagian cavum uteri. Letak
sungsang salah satu jenisnya yaitu presentasi bokong dengan angka kejadian sekitar
2-4% (Prawirohardjo, 2006).
3. Kepala
1) Penurunan dan masuk panggul: Pada saat bahu ada di PBP, kepala mencapai
panggul. Ia mencapai panggul dengan sutura sagitalis pada diameter oblique
kiri. UUK ada dikuadran kanan depan panggul.
2) Flexi: Flexi kepala terjadi seperti pada presentasi lain penting bahwa flexi
ini dipertahankan
3) Putaran Paksi dalam: Kepala sampai disasar panggul dan mengadakan
putaran paksi dalam sehingga ia mencapai pintu bawah panggul dengan
sutura sagitalis pada diameter anteroposterior, sudah pada lengkung sakrum
dan UUK dibawah sympisis. Sakrum berputar kearah pubis sehingga
punggung didepan.
4) Kepala lahir dengan flexi: Diameter – diameternya sama dengan kedudukan
UUK depan tetapi dalam arah yang sebaliknya. Tengkuk menjadi titik putar
dibawah symphisis dan dagu, mulut, hidung, dahi, bregma, dan UUK
dilahirkan diatas perineum dengan gerakan flexi.
Terdapat 3 metode umum persalinan presentasi bokong melalui vagina :
Persalinan spontan (spontaneous breech)
Janin di lahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri. Cara ini disebut cara
Bracht. Pada persalinan spontan bracht ada 3 tahapan yaitu tahapan pertama yaitu
fase lambat, fase cepat, dan fase lambat.
1. Tahap pertama : fase lambat, yaitu mulai melahirkan bokong sampai pusat
(skapula depan). Disebut fase lambat oleh karena tahapan ini tidak perlu
ditangani secara tergesa-gesa mengingat tidak ada bahaya pada ibu dan anak
yang mungkin terjadi.
2. Tahap kedua: fase cepat, yaitu mulai dari lahirnya pusat sampai lahirnya
mulut. Pada fase ini, kepala janin masuk panggul sehingga terjadi oklusi
pembuluh darah tali pusat antara kepala dengan tulang panggul sehingga
sirkulasi uteroplasenta terganggu. Disebut fase cepat oleh karena tahapan ini
harus terselesaikan dalam 1 – 2 kali kontraksi uterus (sekitar 8 menit).
3. Tahap ketiga: fase lambat, yaitu mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala
lahir. Fase ini disebut fase lambat oleh karena tahapan ini tidak boleh
dilakukan secara tergesa-gesa untuk menghidari dekompresi kepala yang
terlampau cepat yang dapat menyebabkan perdarahan intracranial
Berikut ini teknik melahirkan secara bracht :
Pegang bokong dengan telunjuk pada spina ischiadika anterior superior dan
ibu jari menekan sacrum, kemudian tarik curam kebawah sampai skapula
tampak, lalu transi kearah atas untuk melahirkan bahu dan lengan belakang,
kemudian lengan depan.
Cara Mueller
Tidak jauh berbeda dari cara klasik, perbedaaanya adalah lengan depan
dilahirkan lebih dulu kemudian lengan belakang. Caranya tarik janin vertikal
ke bawah lalu dilahirkan bahu dan lengan depan. Cara melahirkan bahu lengan
depan bisa spontan atau diikat dengan satu jari menyapu muka. Lahirkan bahu
belakang dengan menarik kaki ke atas lalu bahu dan lengan belakang diikat
menyapu kepala.
Cara lovset
Bahu janin diputar 900 disertai tarikan sehingga dengan putaran tersebut bahu
dapat dilahirkan.
3) Tahap ketiga : Melahirkan kepala pada persalinan dengan presentasi bokong
melalui salah satu perasat berikut ini, yaitu :
Perasat Wigand-Martin
Badan bayi diletakkan pada tangan penolong, jari tengah kanan tersebut
ditaruh pada mulut bayi, dan jari telunjuk dan jari manis pada maxilla. Tujuan
jari berada di mulut tidak untuk traksi tetapi untuk mengusahakan dan
mempertahankan fleksi. Kemudian dengan tangan lainnya melakukan
dorongan suprapubik pada kepala melalui perut ibu.
Perasat Mauriceau-Smellie-Veit
Posisinya sama dengan perasat Wigand-Martin, dengan satu jari dimulut dan
dua jari pada maxilla. Perbedaannya penolong meletakkan tangannya yang lain
mengangkang diatas bahu bayi dan dengan cara ini melakukan traksi. Efisiensi
prosedur ini meningkat dengan dorongan suprapubik pada kepala oleh asisten
ketika penolong mengerjakan perasat Mauriceau.
After coming head adalah kesulitan saat melahirkan kepala. Setelah
umbilicus lahir, kepala anak mulai masuk ke rongga panggul sehingga tali
pusat tertekan antara kepala dan dinding panggul (Martaadisoebrata, 2013).
Bayi akan mengalami asfiksia apabila umbilicus telah lahir dan tidak ada
kemajuan, untuk mengantisipasinya penolong tidak boleh menunggu terlalu
lama dan melakukan pertolongan secara manual aid agar kelahiran dari
umbilikus sampai janin lahir seluruhnya berlangsung < 8 menit (Mochtar,
2013).
Cunam piper pada kepala menyusul
Sediakan cunam piper sebagai antisipasi bila terdapat kesulitan saat
melahirkan kepala (WHO, 2013 dan Mochtar, 2013). Traksi pada tindakan
cunam piper langsung dikerjakan pada kepala untuk menghindari kerusakan
struktur pada leher bayi.
Perasat prague terbalik
depan
Gambar 19 Untuk memperkuat traksi bokong, dilakukan traksi dengan
menggunakan kedua tangan seperti terlihat pada gambar.
Oleh karna itu, Sebelum melakukan sectio caesarean, petugas diwajibkan untuk
melakukan pemeriksaan USG ulang untuk memastikan bahwa presentasi masih
bokong. Hati-hati saat melakukan pembukaan uterus untuk mencegah cedera pada
bayi karena pisau bedah yang mungkin terjadi pada presentasi sungsang. Insisi
uterus dengan ukuran yang tepat, terutama pada kelahiran prematur untuk
mencegah penjepitan dan pelahiran traumatik pada kepala bayi (Endozien, 2013).
Menurut Saifuddin (2011) sectio ceaesaria lebih aman dan direkomendasikan
pada:
1) Presentasi kaki ganda
2) Panggul sempit
3) Bekas sectio ceaesaria dengan indikasi disproporsi sefalopelvik
4) Kepala hiperekstensi atau defleksi
5) Janin sangat besar
6) Plasenta previa
7) Keterlambatan penurunan bokong setelah pembukaan lengkap.
8) Primigravida (Oxorn, 2010).
2.7 Peran Bidan Dalam Persalinan Sungsang
1. Mendukung ibu dalam kemampuan alamiahnya melahirkan bayi.
2. Meyakinkan bahwa ia mempunyai dukungan kuat untuk dirinya sendiri
bidan lain yang berpengalaman dalam psikologi, persalinan dan kelahiran non
-medis.
3. Meyakinkan dan mempertahankan pengetahuan keterampilan dan teknik yang
prima untuk membantu kelahiran sungsang.
4. Bidan harus mampu mengenali, mengkaji dan merespon bila terjadi masalah
dalam kelahiran sungsang.
BAB III
SOAP TEORI
3.1 Kala I Fase Laten
A. Subjektif
a. Keluhan utama. Keluhan yang sering dirasakan ibu pada saat mau
melahirkan yaitu, keluar lendir bercampur darah(blood show), keluar cairan
dari jalan lahir (air ketuban), perut mulas sering dan teratur. (KIA, 2011)
b. Pola kebutuhan sehari-hari, terutama :
1) Pola nutrisi : memberikan ibu makan ketika tidak dalam keadaan
his dan berikan minuman sesering mungkin agar tidak mengalami
dehidrasi.
2) Pola Eliminasi : memberikan saran untuk berkemih sesering
mungkin, karena kandung kemih yang penuh dapat menghambat
penurunan bagian terendah janin.
3) Pola Aktivitas : apabila kepala janin telah masuk sebagian ke dalam
PAP serta ketuban pecah, klien dianjurkan duduk atau berjalan-jalan
disekitar ruangan.
4) Pola Istirahat : ibu dapat melakukan aktivitas seperti biasanya,
terbatas pada aktivitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, tidak
membuat klien cepat lelah, dan cepat lesu (Marmi, 2012).
1. Objektif
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : composmentis
3) Tanda-tanda vital :
a) Tekanan darah, untuk mengetahui kemungkinan preeclampsia
yaitu bila tekanan darah >140/90 mmHg. Nilai normal 110/70-
140/90 mmHg.Pada persalinan kala I, tekanan darah diukur tiap
4 jam normal 110/70-120/80 mmHg. (Rohani, Reni Sarwita dan
Marisah,2011)
b) Denyut nadi, nilai normal 60-100x/menit. Nadi diukur setiap 0,5-
1 jam.
c) Suhu, nilai normal 36,5-37,5 C. Suhu diukur tiap 2-4 jam.
d) Pernafasan, nilai normal 16-24x/menit.Pernapasan diperiksa 30
menit sekali. (Rohani,2011)
b. Pemeriksaan fisik
1) Wajah, tidak pucat, tidak oedem.
2) Mata, konjungtiva merah muda, sklera putih, palpebra tidak oedem.
3) Payudara, bersih dan menonjol (puting susu yang datar dan tenggelam
membutuhkan perawatan payudara untuk persiapan menyusui), tidak ada
benjolan atau massa (jika ada benjolan atau massa diwaspadai kanker
payudara), adanya kolustrum (kolostrum mulai diproduksi pada UK 12
minggu dan mulai akan keluar pada UK 20 minggu).
4) Abdomen, inspeksi meliputi pembesaran uterus, luka bekas operasi, dan
melakukan palpasi abdomen berdasarkam Manuver leopod, yang terdiri
dari leopod I-IV. Pada leopod IV dilakukan dengan cara perlimaan. 5/5
jika bagian bawah janin seluruhnya teraba di atas simpisis, 4/5 jika
sebagian (1/5) bagian terbawah janin telah memasuki pintu atas panggul,
3/5 jika sebagian (2/5) bagian terbawah janin telah masuk pintu atas
panggul, 2/5 jika sebagian (3/5) bagian terbawah janin telah masuk
pangggul, dan sudah tidak bisa digerakan, 1/5 jika hanya 1 dari 5 bagian
yang masih dapat teraba diatas simpisis dan 4/5 bagian sudah masuk
panggul, 0/5 jika bagian terbawah janin tidak di raba dari pemeriksaan
luar dan seluruh bagian terbawah janin sudah masuk rongga
panggul.pemeriksaan DJJ tiap 1 jam normalnya antara 120-160 x/menit
dan terdengar jelas di puntum maksimum bayi, pemantauan kontraksi
uterus tiap 30 menit, his pada kala I fase laten normalnya berdurasi 1-2x
dalam 10 menit lamanya 10-20 detik).
5) Genetalia, apakah ada pengeluaran lendir, darah atau air ketuban.
Dilakukanpemeriksaan Vagina Toucher (VT) : Ø 0-3 cm, eff 25–50%,
selaput ketuban (+) atau (-), presentasi, denominator UUK kiri kanan atau
belakang, adakah molase, HI-HIV, adakah bagian kecil janin disekitar
presentasi.
6) Anus, meliputi ada tidaknya hemoroid
7) Ekstremitas atas, meliputi gerakan tangan, ada tidaknya oedem. (Rohani,
Reni saswita dan Marisah, 2011).
8) Eksttremitas bawah, meliputi gerakan kaki, ada tidaknya odem, kondisi
refleks patella. (Rohani, Reni saswita dan Marisah, 2011)
2. Analisa data
G...PAPAH UK aterm 37-40 minggu, hidup, tunggal, letak kepala,
intrauteri, kesan jalan lahir, keadaan ibu dan janin baik intrapartu kala I
fase laten
3. Penatalaksanaan
A. Menyusun satu rencana secara menyeluruh dan melaksanakan asuhan-asuhan
secara efisien dan aman serta mengevaluasi asuhan yang di berikan. Pada
tahap ini melakukan observasi TD tiap 4 jam, suhu tiap 2 jam, nadi tiap 30-
60 menit, DJJ tiap 1 jam, UC tiap 30 menit, pembukaan serviks tiap 4 jam,
penurunan kepala, warna cairan amnion tiap 4 jam.Pastikan tali pusat atau
bagian terkecil janin tidak teraba pada saat pemeriksaan dalam.
3.3 Kala II
1. Subjektif
Keluhan utama pada persalinan kala II yang biasa dirasakan oleh ibu
seperti ingin meneran dengan terjadinya kontraksi dan ibu akan merasakan
makin meningkatnya tekanan pada rektum (seperti ingin BAB). (Jenny J.S
Sondakh, 2013)
2. Objektif
3. Analisa Data
G...PAPAH, UK aterm 37 – 40 minggu, hidup, tunggal, letak kepala,
intrauterine, kesan jalan lahir normal, keadaan ibu dan janin baik inpartu
kala II fisiologis.
4. Penatalaksanaan
Menggambarkan pendokumentasian, perencananan berdasarkan asuhan
persalinan normal (kala II), meliputi pimpin ibu meneran, menolong
persalinan sesuai APN 58 langkah, melakukan IMD, cek TFU.
4. Penatalaksanaan
Menggambarkan pendokumentasian, perencanaan berdasarkan manajemen aktif
kala III.
3.5 Kala IV
1. Subjektif
Keluhan utama pada persalinan kala IV yang dialami ibu setelah melewati proses
persalinan, ibu merasa lega, lelah dan terkadang terasa lapar dan haus karena
banyak tenaga yang telah digunakan oleh ibu saat persalinan.
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : komposmentis
3) Tanda-Tanda Vital: Tekanan darah, nadi dan pernafasan harus menjadi
stabil pada level prapersalinan selama jam pertama pasca persalinan. Suhu
ibu berlanjut sedikit meningkat tetapi biasanya dibawah 38 0C. (Varney,
2007)
1. Subjektif
Ibu mengatakan perutnya terasa mules sejak tanggal 31 Maret 2020, nyeri
punggung menjalar ke perut bagian bawah tidak disertai lendir bercampur darah.
HPHT 25 Juni 2019, TP 01 April 2020. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama
UK 9 bulan, lama menikah 2 tahun. Ibu dan keluarga tidak pernah dan tidak punya
riwayat penyakit menular. Terakhir makan pukul 07.00 WIB habis setengah porsi
dengan nasi, lauk, sayur, minum air putih ± 5 gelas. BAK dan BAB terakhir pukul
05.00 WIB.
2. Objektif
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik.
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 65x/Menit
Suhu : 36,9°C
RR : 28 x/Menit
b. Pemeriksaan Fisik
Muka : Tidak odem, tidak pucat.
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih, palpebra tidak
odema
Abdomen : Tampak pembesaran uterus, TFU sesuai usia kehamilan
Leoplod : TFU 3 Jari bawah Prossesus xifoideus (36 cm), teraba
keras bulat melenting (kesan kepala). Bagian kiri teraba
keras, panjang, datar, seperti papan (kesan punggung),
bagian kanan teraba ekstremitas, diatas simpisis teraba
keras, bulat, kurang melenting (kesan bokong) tidak dapat
digoyangkan (masuk PAP), divergen
Auskultasi DJJ : 150 x/menit
TBJ : (36-11) x 155 = 3.875 gram
His dalam 10 menit : 3 x 30”
Ekstremitas : Atas dan bawah tidak odema
Genetalia : Tidak ada kondiloma akuminata dan lata, tidak terdapat
lendir bercampur darah
VT 08.00 WIB : Ø 3 cm, eff 25%. Ket (+), HI, Letsu, UUK kidep, tidak
teraba bagian kecil disamping presentasi
3. Analisis data
G1 P0000 Uk 38 minggu inpartu kala 1 fase laten
4. Penatalaksanaan
Tanggal: 01 April 2020
08.15 WIB a. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
bahwa keadaan ibu dan janin baik, ibu dan keluarga merespons
baik hasil pemeriksaan.
b. Menganjurkan ibu untuk tetap makan dan minum, ibu bersedia
c. Mengajari ibu teknik relaksasi, ibu melakukan teknik relaksasi
d. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi, ibu jalan-jalan disekitar
tempat tidur
e. Melakukan observasi pemeriksaan kemajuan persalinan, hasil
terlampir di lembar observasi
f. Mengajarkan ibu doa memperlancar persalinan, ibu besedia
1. Subjektif
Ibu mengatakan perutnya kenceng – kenceng semakin sering
2. Objektif
a. Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Baik.
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/Menit
Suhu : 36,5°C
RR : 20 x/Menit
b. Pemeriksaan Fisik
Auskultasi DJJ : 140 x/menit
TFU Mc. Donald : (36-11) x 155 = 3.875 gram
His dalam 10 menit : 4 x 40”
Ekstremitas : Atas dan bawah tidak odema
c. Pemeriksaan dalam
VT tanggal 01 April 2020 Pukul 12.00 WIB : Ø 5 cm, eff 100%, Ket (+), Letsu,
penurunan 0/5, mollase 0, tidak ada bagian kecil disekitar presentasi
3. Analisis data
G1 P0000 Uk 38 minggu kala I fase aktif deselerasi
4. Penatalaksanaan
Tanggal: 01 April 2020
a. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa
keadaan ibu dan janin baik, ibu dan keluarga merespon baik hasil
permeriksaan
b. Memberikan dukungan emosional pada ibu, ibu merasa tenang
c. Memfasilitasi informed consent, ibu dan keluarga menyetujui
persalinan normal
d. Menyiapkan alat partus set, alat sudah disiapkan dan didekatkan
12.30 WIB: Mengobseravasi keadaan ibu dan janin serts kemajuan persalinan
dalam partograf, hasil terlampir dalam lembar partograf
KALA II
Tanggal : 27 November 2019
Tempat : Laboratorium Unusa Kampus A
Waktu : 15.00 WIB
Petugas : Sainaf Fatmawati
1. Subjektif
Ibu mengeluh kenceng-kenceng semakin sering dan ingin meneran
2. Objektif
Keadan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/70 mmHg
N : 70x / Menit
RR : 20x / Menit
HIS : 4x 45”
DJJ : 140x / Menit
Genetalia : Terdapat tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva
membuka, terdapat lendir darah
VT 14.25 WIB : Ø 10 cm, eff 100%, ketuban (+), presentasi bokong, mollase
0, hodge IV, tidak teraba bagian kecil disamping presentasi
3. Analisis data
G1 P0000 Uk 39-40 minggu, hidup, tunggal, presentasi bokong, kala II
patologis
4. Penatalaksanaan
Tanggal : 01 April 2020
15.50 WIB a. Menjelaskan kepada ibu bahwa ibu akan segera melahirkan,
ibu mengerti
b. Mengajurkan ibu memilih posisi persalinan, ibu memilih
litotomi
c. Menganjurkan kepada keluarga untuk mendampingi ibu agar
memberikan support mental, suami bersedia menemani ibu
d. Mendekatkan alat partus set dan memasang alas bokong,
sudah disiapkan
e. Melakukan pertolongan persalinan sungsang dengan metode
bracht. Setelah bokong membuka vulva suntikkan oksitosin
2-5 unit IM, segera setelah bokong lahir bokong dicekam
dengan cara bracht dengan ibu jari berada di sepanjang paha
dan keempat jari berada di krista iliaka. Setelah adanya his
ibu dipimpin mengejan, setelah tali pusat lahir regangkan.
Setelah angulus scapula inferior berada dibawah simpisis
suruh asisten melakukan ekspresi kristeller. Ikuti gaya berat
janin sehingga punggung janin mendekati perut ibu.
Lakukan hiperlordosis sehingga lahirlah berturut-turut mulai
dari dagu, mulut, hidung, mata, dan lahirlah kepala secara
keseluruhan
f. Mengeringkan tubuh bayi kecuali telapak tangan, sudah
dilakukan
g. Mengecek TFU memastikan tidak ada janin kedua, TFU
setinggi pusat dan tidak ada janin kedua
Kala III
Tanggal : 01 April 2020
Tempat : Laboratorium Unusa Kampus A
Waktu : 15.60 WIB
Petugas : Sainaf Fatmawati
1. Subjektif
Ibu merasa lelah setelah melahirkan
2. Objektif
Keadaan umum ibu : Baik
Kesadaran : Composmentis
Abdomen : TFU setinggi pusat, UC, keras, kandung kemih
kosong
Genetalia : Tampak mengeluarkan darah.
3. Analisis data
P1001 Kala III patologis
4. Penatalaksanaan
Tanggal : 01 April 2020
16. 00 WIB : Memberitahu ibu akan dilakukan penyuntikan oksitosin,
oksitosin telah disuntikkan
16.01 WIB : Melakukan penjepitan tali pusat dan pengguntingan tali pusat,
tali pusat telah di klem dan di gunting
16.02 WIB : Melakukan IMD pada bayi, IMD sudah dilakukan bayi
diselimuti dan dipakaikan topi
16.03 WIB : Memindahkan klem 5-10 cm di depan vulva, mengobservasi
tanda-tanda pelepasan plasenta
16.04 WIB : Memberikan minum kepada ibu, ibu telah diberikan minum
16.05 WIB : Melihat adanya tanda-tanda pelepasan plasenta, melakukan PTT
16.06 WIB : Melakukan massase uterus, massase telah dilakukan. TFU 3 jari
dibawah pusat, kontraksi baik, kandung kemih kosong
16.07 WIB : Mengecek adanya laserasi, tidak ada laserasi
16.08 WIB : Mengecek kelengkapan plasenta, pengecekan telah dilakukan
Kala IV
Tanggal : 01 April 2020
Tempat : Laboratorium Unusa Kampus A
Waktu : 16.08 WIB
Petugas : Sainaf Fatmawati
1. Subjektif
Ibu merasa takut dijahit
2. Objektif
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/70 mmHg
N : 85x / Menit
Suhu : 36,9°C
RR : 20x/menit
Abdomen : Kontraksi baik, TFU 3 jari dibawah pusat, kandung kemih
kosong
Genetalia : Tidak terdapat laserasi, dan tidak ada perdarahan aktif.
3. Analisis data
P1001 Kala IV Patologis
4. Penatalaksanaan
Tanggal : 01 April 2020
16.08 WIB : Merapikan tempat tidur ibu dan membuat ibu nyaman, tempat tidur
sudah dirapikan dan ibu nyaman
16.09 WIB : Mengajari ibu cara massase, ibu dapat melakukan massase
16.10 WIB : Melakukan observasi 2 jam post partum, hasil terlampir
16.11 WIB : Melakukan perawatan BBL dengan pertimbangan BB 3500 gr, PB
50 cm, memberikan salep mata, menyuntikkan Vit K pada kaki kiri
bayi, telah dilakukan perawatan BBL
17.11 WIB : Memberikan suntik hepatitis B pada kaki kanan bayi, suntikan telah
diberikan dan sudah menghangatkan bayi
17.12 WIB : Memberikan HE kepada ibu tentang cara menyusui dan tanda
bahaya kala IV, ibu mengerti
17.13 WIB : Memindahkan ibu ke ruang nifas, ibu dipindahkan dan dilakukan
perawatan bersama dengan bayinya
17.14 WIB : Melakukan pendokumentasian pada lembar partograf, hasil
terlampir
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan materi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kelainan
pada letak sungsang merupakan kondisi dimana presentasi janin dalam uterus
terutama bokong janin lebih dulu memasuki rongga panggul, terletak memanjang
dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bawah kavum uteri. (Manuaba,
2010).
Kelainan pada letak sungsang dapat dibagi dalam beberapa tipe, yaitu :
Frank Breech (Presentasi bokong murni)
Complete Breech ( Presentasi bokong sempurna)
Incomplete Breech (Presentasi bokong tidak sempurna)
Kemudian pertolongan pada persalinan dengan letak sungsang dapat ditolong
melalui jalan lahir (per vaginam) dan sectio caesarian (per abdomen). Baik
keduanya memiliki risikonya masing-masing apabila diterapkan, baik risiko untuk
ibu maupun janin.
5.1 SARAN
Seorang bidan memang tidak memiliki wewenang untuk menolong persalinan
sungsang kecuali, dalam kondisi-kondisi tertentu. Oleh karna itu sebagai calon
tenaga kesehatan yang bergerak dalam pelayanan kebidanan, alangkah baiknya
sebagai seorang mahasiswi bidan untuk mempelajari dan memahami semua hal
yang berkaitan dengan persalinan sungsang.