Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pelayanan kesehatan ibu merupakan hal penting yang harus diberikan baik selama
masa kehamilan, persalinan ataupun nifas untuk memantau pertumbuhan dan
perkembangan ibu dan bayinya dalam keadaan normal. Upaya pelayanan tersebut
merupakan salah satu upaya pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada
seorang ibu. Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, ibu merupakan anggota keluarga
yang perlu mendapatkan prioritas dan perhatian khusus, sehingga upaya peningkatan
kesehatan ibu penting untuk dilakukan pemantauan. Hal tersebut dikarenakan Angka
Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang peka dalam menggambarkan
kesejahteraan masyarakat di suatu Negara (Kemenkes RI, 2014).
Selama kehamilan fisiologis dan biokimia banyak perubahan ini dimulai segera
setelah pembuahan dan berlanjut selama kehamilan, dan sebagian besar terjadi sebagai
respon terhadap rangsangan fisiologis yang ditimbulkan oleh janin dan plasenta, yang
juga mencolok adalah bahwa wanita hamil akan kembali hampir secara sempurna
kekeadaan prahamil setelah melahirkan dan menyusui (Cuningham, 2014:112).
Selama kehamilan normal, hampir semua sistem organ mengalami perubahan
anatomis dan fungsional yang dapat mengubah, secara bermakna, kriteria untuk
mendiaknosis dan mengobati penyakit. Karena itu, pemahaman atas berbagai adaptasi
selama kehamilan ini masih merupakan tujuan utama ilmu obstetri, dan tanpa
pengetahuan ini, proses-proses penyakit yang dapat mengancam ibu selama kehamilan
hampir mustahil dipahami (Cuningham, 2014:112).
Wanita selama kehamilannya memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan
berbagai perubahan yang terjadi dalam dirinya. Perubahan-perubahan yang terjadi
selama kehamilan umumnya menimbulkan ketidaknyamanan dan kekhawatiran bagi
sebagian besar ibu hamil. Persentase ketidaknyamanan pada trimester I pada kehamilan
2-8 minggu terjadi pada 50-75% ibu hamil dikarenakan mual dan muntah sehingga
sering terjadi syok, dan pada trimester II 50% ibu hamil mengalami telapak tangan
merah, pada trimester III 60% terjadi ketidaknyamanan karena sesak nafas. Beberapa
ketidaknyamanan trimester III pada Ibu hamil diantaranya sering buang air kecil 50%,
keputihan 15 %, konstipasi 40%, perut kembung 30%, bengkak pada kaki 20%, kram
pada kaki 10%, sakit kepala 20%, striae gravidarum 50%, hemoroid 60%, sesak nafas
60% dan sakit punggung 70% (Astuti, 2009:2).
Salah satu keluhan yang sering dirasakan oleh ibu hamil adalah nyeri bagian
punggung. Sebagian besar ibu hamil mengalami nyeri punggung, mulai dirasakan pada
trimester pertama sampai beberapa bulan setelah melahirkan. Jika sebelum hamil tidak
mengeluh nyeri punggung, kemungkinan besar nyeri punggung ini akan hilang setelah
melahirkan. Nyeri punggung lazim terjadi pada kehamilan dengan insiden yang
dilaporkan bervariasi dari kira-kira 50% di Inggris dan Skandinavia sampai mendekati
70% di Australia. Mantle melaporkan bahwa 16% wanita yang diteliti mengeluh nyeri
punggung hebat dan 36% di wilayah Indonesia mencapai 60-80% dalam kajian Ostgaard
et al. melaporkan nyeri punggung yang signifikan (Rakernas, 2016).
Nyeri merupakan masalah yang sangat sering terjadi pada kehamilan khususnya
pada trimester II dan III kehamilan. Fenomena nyeri saat ini telah menjadi masalah
kompleks yang didefinisikan oleh International Society for The Study of Pain sebagai
“pengalaman sensorik dan emosi yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan,
baik aktual maupun potensial”. Nyeri menyebabkan ketakutan dan kecemasan sehingga
dapat meningkatkan stres dan perubahan fisiologis yang drastis selama kehamilan.
Nyeri dan kecemasan bekerja secara sinergis, yang saling memperburuk satu sama
lain. Fenomena nyeri pada bagian punggung ibu hamil adalah salah satu keluhan yang
paling sering dilaporkan di kalangan ibu hamil, bervariasi dari 50% sampai 80%,
berdasarkan pada penelitian di berbagai negara sebelumnya, bahkan 8% diantaranya
mengakibatkan kecacatan berat. Saat ini hanya ada sedikit bukti empiris yang
menunjukkan bahwa hal ini telah berdampak di bidang perawatan individu yang
menderita nyeri, nyeri akut yang ditangani dengan buruk meningkatkan risiko rasa sakit
terus-menerus, mengurangi kualitas hidup dan meningkatkan penggunaan layanan
kesehatan yang bersifat kuratif.
Meskipun angka kejadiannya cukup tinggi, masih sedikit para ibu hamil yang
mencari informasi mengenai masalah yang timbul pada nyeri punggung bawah selama
kehamilan dan dampaknya. Tersedianya informasi mengenai nyeri selama kehamilan dan
permasalahannya, khususnya nyeri punggung bawah pada trimester trimester II dan III
III merupakan hal yang penting untuk perkembangan pelayanan kesehatan bagi ibu
hamil.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah bagaimanakah sikap
dan tindakan bidan tentang manajemen asuhan kebidanan antenatal dengan nyeri
punggung di Puskesmas Rawasari ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
menggunakan manajeman kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian data pada ibu hamil
b. Mampu merumuskan diagnosa kebidanan pada ibu hamil
c. Mampu mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi pada ibu hamil
d. Mampu mengidentifikasi perlunya tindakan segera secara mandiri, kolaborasi,
dan rujukan pada ibu hamil
e. Mampu merencanakan asuhan yang efektif berdasarkan kebutuhan pada ibu
hamil
f. Mampu melaksanakn asuhan secara efisien dan aman pada ibu hamil
g. Mampu mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan pada ibu hamil
h. Menganalisis jurnal yang sesuai dengan asuhan yang diberikan pada ibu hamil
i. Melakukan evaluasi pada hasil asuhan yang diberikan pada ibu hamil

D. Manfaat
1. Bagi Fasilitas Kesehatan
Hasil laporan ini merupakan suatu masukan bagi pihak fasilitas kesehatan
setempat untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan terutama bagi ibu hamil.
Hasil laporan ini juga semoga dapat menambah motivasi masyarakat sendiri untuk
dapat meningkatkan kesadaran setiap ibu hamil tentang pengetahuan risiko kehamilan
dan manfaat dari kunjungan ANC.
2. Bagi Ibu Hamil
Hasil laporan ini semoga dapat meningkatkan pemahaman dan wawasan ibu
hamil tentang kehamilan dan manfaat kunjungan ANC, sehingga dapat
mengidentifikasi sendiri risiko yang mungkin terjadi selama masa kehamilan.
3. Bagi Pendidikan
Hasil laporan ini diharapkan menjadi sumbangan ilmiah dan bahan bacaan untuk
mahasiswa kebidanan lainnya yang berkenaan dengan kehamilan
4. Bagi mahasiswa
Hasil laporan ini diharapkan menambah wawasan mahasiswa mengenai
pentingnya pelayanan antenatalcare serta pemberian asuhan sesuai dengan kebutuhan
ibu hamil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Kehamilan Fisiologis


1. Pengertian
Proses kehamilan merupakan merantai yang bersinambungan dan terdiri dari
ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implamentasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil
konsepsi sampai aterm. Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh
sistem hormonal yang kompleks.Pembentukan spermatozoa merupakam proses yang
kompleks. Seperti matogonium berasal dari sel primitive tubulus, menjadi spermatosit
pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid, akhirnya spermatozoa
(Manuaba, 2010:75).
2. Perubahan fisiologis kehamilan
Menurut Manuaba (2010:85) dengan terjadinya kehamilan maka seluruh
sistem genetalia wanita mengalami perubahan yang membesar sehingga dapat
menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta dalam
perkembangannya mengeluarkan hormone somatomamotropin, estrogen dan
progesterone yang menyebabkan perubahan pada bagian-bagian tubuh dibawah ini:
a. Uterus
Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram
akan mengalami hipertrofi dan hyperplasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram
saat akhir kehamilan. Otot rahim mengalami hyperplasia dan hipertrofi menjadi
lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan
janin. Perubahan pada isthumus uteri rahim (rahim) menyebab isthmus menjadi
lebih panjang dan lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari
dapat saling sentuh. Perlunakan isthumus disebut tanda hegar. Hubungan antara
besarnya rahim dan usia kehamilan penting untuk diketahui karena kemungkinan
penyimpangan kehamilan seperti hamil kembar, hamil mola hidatidosa, hamil
dengan hidramnion yang akan teraba lebih besar.
b. Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena
pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna merah dan kebiru-biruan
(tanda chandwicks).
c. Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus
loteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang
sempurna pada usia 16 minggu. Kejadian ini tidak dapat lepas dari kemampuan
villi korealis yang mengeluarkan hormone korionik gonadotropin yang mirip
dengan hormon luteotropik hipofisis anterior.
d. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan
pemberian ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan
dari pengaruh hormone saat kehamilan, yaitu estrogen, progesterone, dan
somatomamotrofin. Fungsi hormone mempersiapkan payudara untuk pemberian
asi dijabarkan sebagai berikut :
1) Estrogen berfungsi menimbulkan hipertrofi sistem saluran payudara,
menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga payudara tampak
makin besar, tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air dan garam
menyebabkan rasa sakit pada payudara.
2) Progesterone berfungsi mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi dan
meningkat jumlah sel asinus.
3) Somatomamotrofin, berfungsi memengaruhi sel asinus untuk membuat kasien,
laktalbumin, dan laktoglabulin, penimbunan lemak disekitar alveolus payudara
dan merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan.
e. Sirkulasi darah ibu
Peradaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor, antara lain
meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan
perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim, terjadi hubungan lansung
antara arteri dan vena pada sirkulasi retroplasenter dan pengaruh hormone estrogen
dan progesterone makin meningkat.
3. Perubahan metabolise pada kehamilan
Menurut Manuaba (2010:95) terdapat beberapa perubahan metabolism pada
kehamilan yaitu :
a. Metabolisme basal naik sebesar 15 sampai 20dari semula, terutama pada
trimester ketiga.
b. Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 15.5 mEq per liter menjadi
145 mEq perliter disebabkan hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang
diperlukan janin.
c. Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan
perkembangan jaini, perkembangan organ kehamilan dan persiapan laktasi.
Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar 0.5 g/kg berat badan atau
sebutir telur ayam sehari.
d. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hail
e. Berat badan ibu hamil bertambah
4. Patofisiologi
Menurut Rukiah (2013:184) komplikasi ibu dan janin pada kehamilan adalah
sebagai berikut :
a. Tidak mau makan dan muntah terus
Kebanyakan ibu hamil dengan umur kehamilan 1-3 bulan sering merasa
mual dan kadang-kadang muntah. Keadaan ini normal dan akan hilang dengan
sendirinya pada kehamilan lebih dari 3 bulan. Tetapi jika ibu tetap tidak mau
makan, muntah terus menerus sampai lemah dan tidak dapat bangun maka
keadaan ini berbahaya bagi keadaan janin dan kesejahteraan ibu.
b. Berat badan wanita hamil
Selama kehamilan peningkatan ±9-12 kg karena adanya pertumbuhan
janin dan bertambahnya jaringan tubuh ibu karena kehamilan.Kenaikan terlihat
pada kehamilan berumur 4 bulan samapi menjelang persalinan. Bila berat badan
naik pada akhir bulan keempat kurang dari 45 kg pada akhir bulan ke enam,
pertumbuhan mungkin terganggu kehidupan janin terancam ibu mungkin
kekurangan gizi (kurang energy kronis), batuk menahun malaria dan lain-lain
yang perlu segera diobati.
c. Pendarahan
Perdarahan melalui jalan lahir sebelu 3 bulan disebabkan keguguran atau
keguguran mengancam.
d. Odema
Bengkak tangan, wajah, pusing-pusing dapat diikuti kejang-kejang
sedikit bengkak pada kaki atau tungkai bawah pada umur kehamilan 6 bulan
keatas mungkin masih dikatakan normal, tetapi sudah bengkak pada tangan dan
wajah serta tekanan darah tinggi dan sakit kepala. Pusing sangat berbahaya,
terjadi kejang-kejang disebut eklamsia atau keracunan kehamilan.Keadaan ini
bisa menyebabkan kematian ibu hamil dan bayi.
e. Kelainan letak-letak didalam rahim
f. KPSW (ketuban pecah sebelum waktu)
g. Penyakit-penyakit ibu

B. Nyeri
1. Pengertian
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat
subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau
tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi
rasa nyeri yang dialaminya. Berikut adalah pendapat beberapa ahli mengenai
pengertian nyeri :
a. Mc. Coffery mendefenisikan nyeri sebagai suatu keadaan yang mempengruhi
seseorang yang keberadaannya diketahui hanya jika orang tersebut pernah
mengalaminya
b. Wolf Weifsel Feurst mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu perasaan
penderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan
ketegangan.
c. Arthur C Curton mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme produksi
bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang dirusak dan menyebabkan individu
tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri.
d. Scrumum, mengartikan nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan
akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak
dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis dan emocional.
2. Fisiologi nyeri
Menurut Hidayat (2014:86) munculnya nyeri berikaitan erat dengan reseptor
dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan
ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki
myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian,
dinding arteri, hati dan kandung empedu.Reseptor nyeri dapat memberikan respons
akibat adanya stimulasi atau rangsangan.Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimiawi
seperti histamine, bradikinin, prostaglandin dan macam-macam asam yang dilepas
apabila terdaoat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi
yang laindapat berupa termal, listrik dan mekanis.
3. Klasifikasi nyeri
Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua yakni akut dan kronis.Nyeri
akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang yang tidak
melebihi enam bulan dan ditandai adanya peningkatan teganngan otot.Nyeri kronis
merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam
waktu yang cukup lama yaitu lebih dari enam bulan.Hal yang termasuk dalam nyeri
kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikomatis.Ditinjau dari
sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi kedalam beberapa kategori diantaranya nyeri
tertusuk dan nyeri terbakar.
Tabel 2.1
Perbedaan nyeri Akut dan Nyeri Kronis

Karakteristi Nyeri Akut Nyeri Kronis


k
Pengalaman Satu kejadian Satu situasi, status eksistensi
Sumber Sebab eksternal atau penyakit Tidak diketahui atau pengobatan
dari dalam yang terlalu lama
Serangan Mendadak Bias mendadak, berkembang dan
berselubung
Waktu Sampai enam bulan Lebih dari enam bulan sampai
bertahun-tahun
Pernyataan Daerah nyeri tidak diketahui Daerah nyeri sulit dibedakan
nyeri secara pasti intensitasnya sehingga sulit
diwvaluasi (perubahan perasaan)
Gejala-gejala Pola respons yang khas Pola respons yang bervariasi
klinis dengan gejala yang lebih jelas dengan sedikit gejala (adaptasi)
Pola Terbatas Berlangsung terus, dapat
bervariasi
perjalanan Biasanya berkurang setelah Penderitaan meningkat setelah
beberapa saat beberapa saat
Sumber : Long dalam Hidayat (2014:86)

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri


Menurut Hidayat (2014:89) pengalaman nyeri pada seseorang dapat
dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya sebgai berikut :
a. Arti nyeri. Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir
sebagian arti nyeri merupakan arti yang negative, seperti membahayakan,
merusak dan lain-lain.
b. Persepsi nyeri. Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat subjektif
tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluative kognitif). Persepsi ini
dipengaruhi oleh faktor yang dapat memicu stimulasi nociceptor.
c. Toleransi nyeri. Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang
dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat
memengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol, obat-obatan,
hipnotis, gesekan atau garukan, pengalihan perhatian, kepercayaan yang kuat, dan
sebagainya.
d. Reaksi terhadap nyeri. Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons
seseorang terhadap nyeri, seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis dan
menjerit.

C. Nyeri Dalam Kehamilan


a. Nyeri Pungung Pada ibu Hamil
Membesarnya rahim berpengaruh pada pusat gravitasi, membentang keluar
dan melemahkan otot-otot perut, mengubah postur tubuh serta memberikan tekanan
pada punggung. Hal ini juga dapat menyebabkan nyeri punggung apabila itu menekan
pada saraf. Selain itu, kelebihan berat badan anda tentunya akan sangat
mempengaruhi otot untuk lebih banyak bekerja sehingga mengakibatkan stres pada
sendi, bahkan punggung mungkin merasa lebih sakit pada saat malam hari. 
Perubahan hormon kehamilan dapat melonggarkan sendi dan ligamen yang
terjadi pada tulang panggul ke tulang belakang. Hal ini dapat membuat anda merasa
kurang stabil dan menyebabkan rasa sakit saat anda berjalan, berdiri, duduk dalam
waktu yang lama, berguling di tempat tidur, dan berdiri pada saat kita duduk dikursi
atau pada saat membersihkan bak mandi, berkendaraan, atau mengangkat suatu beban
yang berat.
b. Nyeri Punggung atas (non patologis)
Nyeri punggung bagian atas terjadi selama trimester pertama akibat
peningkatan ukuran payudara, yang membuat payudara menjadi berat.Hal ini
merupakan salah satu tanda praduga kehamilan.Pembesaran ini dapat mengakibatkan
tarikan otot jika payudara tidak disokokng adekuat.Metode untuk mengurangi nyeri
ini ialah dengan menggunakan bra yang baik.Dengan mengurangi mobilitas payudara,
pengokong yang berukuran tepat juga mengurangi ketidaknyamanan akibat nyeri
tekan pda payudara yang timbul karena pembesaran payudara (Varney, 2007:538).
c. Nyeri Punggung bawah (non patologis)
Nyeri punggung bawah merupakan nyeri punggung yang terjadi pada area
lumbosakral. Nyeri punggung bawah biasanya akanmeningkat intensitasnya seiring
pertambahan usiakehamilan karena nyeri merupakan akibat pergeseran pusat grativasi
wanita hamil dan postur tubuhnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh berat
uterus yang membesar,.Jika wanita hamil tidak memberikan perhatian penuh terhadap
postur tubuh kebelakang akibat peningkatan lordosis. Lengkung ini kemudian akan
meregangkan otot punggung dan menimbulkanrasa sakit atau nyeri (Varney,
2007:543).

Gambar 2.1 Perubahan Tulang Punggung Ibu Hamil

Masalah nyeri punggung memburuk jika terjadi otot-otot abdomen wanita


tersebut melemah sehingga gagal menopang uterus yang membesar. Tanpa sokongan
uterus akan mengendur, kondisi yang membuat lengkung pungung
semakinmemanjang. Kelemahan otot abdomen lebih umum terjadi pada wanita grand
multipara yang tidak pernah melakukan latihan dan memperoleh kembali tonus otot
abdomennya yang sangat baik karena otot-otot tersebut belum pernah mengalami
peregangan sebelumnya.Dengan demikian keparahan nyeri punggung bagian bawah
biasanya meningkat seiring paritas.
Nyeri punggung juga dapat merupakan akibat menmbungkuk berlebihan,
berjalan tanpa istirahat, dan angkat beban terutama bila salah satu atau semua kegiatan
dilakukan saat ibu hamil sedang lelah.Aktivitas-aktivitas ibu hamil menambah
peregangan pada punggung, mekanik tubuh yang tepat saat mengangkat beban sangat
penting diterapkan untuk menghindari peregangan otot (Varney, 2007:542).
d. Prinsip mengatasi nyeri punggung
Menurut varney (2007:542) berikut adalah dua prinsip penting yang sebaiknya
dilakukan :
a. Tekuk kaki ketimbang membungkung ketika mengangkat apapun (contoh :
mengangkat anak balita dab barang belanjaan) sehingga kedia tungkai (paha) yang
menopang berat badan dan meregang bukan punggung.
b. Lebarkan kedua kaki dan tempatkan satu kaki sedikit didepan kaki yang lain saat
menekuk kaki sehingga terdapat jarak yang cukup saat bangkit dari posisi setengah
jongkok.

Gambar 2.2 Posisi yang Tepat Untuk Mengangkat Barang

e. Cara mengatasi nyeri punggung


Menurut Varney (2007:542) cara mengatasi nyeri pungung adalah sebagai berikut :
a. Postur tubuh yang baik
b. Mekainik tubuh yang tepat saat mengangkat beban
c. Hindari membungkuk berlebihan, mengakat beban, dan berjalan tanpa istirahat
d. Ayunkan panggul/miringkan panggul
e. Gunakan sepatu tumit rendah, sepatu tumit tinggi tidak stabil dan memperberat
masalah pada pusat grativasi dan lordosis
f. Jika masalah bertambah parah, penggunaan penyokong abdomen eksternal
dianjurkan (contoh korset maternitas atau pengyokong “belly band” yang elastis)
g. Kompres hangat (jangan terlalu panas) pada punggung (contoh bantalan panas)
pada punggung (contoh batalan panas, mandi air hangat, duduk dibawah siraman
air hangat).
h. Kompres es pada punggung
i. Pijatan/usapan pada punggung
j. Untuk istirahat atau tidur : kasur yang menyokong dan posisikan badan dengan
menggunakan bantal sebagai pengganjal untuk meluruskan punggung dan
meringkan tarikan dan regangan.
Ada beberapa Keluhan yang muncul pada kehamilan yaitu :
1) Mual dan muntah, dapat muncul pada bulan ke-1 dan hilang setelah bulan ke-3,
mual muntah terjadi saat pagi hari yang disebut dengan morning sickness.
2) Sakit pinggang, sebagian besar dikarenakan perubahan sikap badan selama
kehamilan dan titik berat badan pindah kedepan disebabkan perut yang
membesar.
3) Varises, Dipengaruhi oleh factor keturunan, berdiri lama dan usia, ditambah
faktor hormonal (progesterone) dan bendungan dalam panggul.
4) Sakit kepala, biasa di rasakan pada ibu hamil muda yang sukar menyebutkan
penyebabnya.
5) Oedema adalah pembengkakan yang sering terjadi pada kaki dan tungkai bawah.
6) Sesak nafas yang disebabkan rahim membesar, mendesak diafragma ke atas
(Purwaningsih & Fatmawati, 2010).
Nyeri punggung bawah adalah ketidaknyamanan yang terjadi dibawah costa
dan di atas bagian inferior glueteal (Wahyuni & Prabowo, 2012). Menurut (Robson
& Jason, 2012) Nyeri punggung bawah adalah gangguan yang umum terjadi, dan ibu
hamil mungkin saja memiliki riwayat “ sakit punggung” dimasa lalu. Nyeri
punggung bawah sangat sering terjadi dalam kehamilan sehingga digambarkan
sebagai salah satu gangguan minor dalam kehamilan, gejala nyeri biasanya terjadi
antara 4-7 bulan usia kehamilan dan nyeri biasanya terasa di punggung bagian
bawah, terkadang menyebar ke bokong dan paha, dan terkadang turun ke kaki
sebagai siatika. Banyak ibu hamil yang mengalami nyeri punggung bawah selama
kehamilan.
Secara umum nyeri punggung bawah pada ibu hamil dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu :
1) Peningkatan berat badan dan fisiologi tulang belakang (Schroder et al, 2015).
2) Adanya kelengkungan tulang belakang ibu hamil yang meningkat kearah akhir
kehamilan dan perubahan postur tubuh (Yoo, Shin & Song, 2015).
3) Adanya 4 ketidakseimbangan antara otot agonis dan anatagonis, yaitu M. erector
spine dan kelompok neksor lumbalis. Keadaan atau posisi yang salah tersebut jika
berlangsung lama akan menimbulkan ketegangan pada ligament dan otot yang
menyebabkan kelelahan pada M. abdomanalis (Latief, 2016).
4) Uterus yang membesar akan memperbesar derajat lordosis sehingga sering
menyebabkan sakit pinggang (Siswosudarmo & Emilia, 2008). Meningkatnya
sakit pinggang terlihat ketika kehamilan berkembang (Johnson, 2014). Wanita
yang lebih tua, yakni yang mengalami gangguan punggung atau yang memiliki
keseimbangan yang buruk, dapat mengalami nyeri punggung bawah yang berat
selama hamil dan setelah hamil. Nyeri tersebut dapat menimbulkan kesulitan
berjalan (Fauziah & Sutejo, 2012).
Nyeri punggung ini dapat bersifat muskulosketal atau dapat berhubungan dengan
gangguan panggul seperti infeksi. Komplikasi lain dari nyeri pinggang adalah
Perburukan mobilitas yang dapat menghambat aktifitas seperti mengendarai
kendaraan, merawat anak dan mempengaruhi pekerjaan ibu, insomnia yang
menyebabkan keletihan dan iritabilitas. Penanganan dalam asuhan keperawatan
yaitu memberikan pendidikan individu dapat mengurangi gejala dengan
memberdayakan ibu untuk memahami kondisi mereka, memberikan perawatan
punggung, dianjurkan untuk mempertahankan tingkat aktifitas yang nyaman bagi
mereka (Robson & Jason, 2012).
Upaya untuk menganani nyeri pinggang ada farmakologis dan non farmakologis,
terapi farmakologis bisa dberikan dengan agen antiinflamasi non-steroid, analgesic,
relaksan otot. Untuk terapi non farmakologis dengan memberikan relaksasi,
imajinasi, kompres dingin atau hangat (Lukman & Ningsih, 2009).
D. Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Pengkajian
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber berkaitan dengan kondisi klien. Pengkajian data wanita
hamil terdiri atas anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.(Hani
dkk, 2014)
a. Identitas Pasien
Maksud pertanyaan ini adalah untuk identifikasi (mengenal) penderita dan
menetukan status sosial ekonominya yang harus diketahui, misalnya untuk
menetukan anjuran apa atau pengobatan apa yang akan diberikan. (Hani
dkk,2014)
b. Nama
Digunakan untuk membedakan antar klien yang satu dengan yang lain
(Marmi, 2012). Memanggil ibu sesuai dengan namanya, menghargai dan menjaga
martabatnya merupakan salah satu asuhan sayang ibu dalam proses persalinan
(Depkes RI, 2012).
c. Umur
Untuk mengetahui apakah ibu termasuk resiko tinggi atau tidak. Usia di
bawah 16 tahun atau di atas 35 tahun mempredisposisi wanita terhadap sejumlah
komplikasi. Usia di bawah 16 tahun meningkatkan insiden preeklamsia. Usia di
atas 35 tahun meningkatkan insiden diabetes, hipertensi kronis, persalinan lama,
dan kematian janin (Varney dkk, 2007).

d. Agama
Untuk menentukan bagaimana kita memberikan dukungan kepada ibu
selama memberikan asuhan (Marmi, 2012).
e. Pendidikan
Pendidikan berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling
sesuai dengan pendidikannya (Ambarwati dan Diah Wulandari, 2009).
f. Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan ibu, gunanya untuk mengetahui dan mengukur
tingkat sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien
tersebut (Ambarwati dan Diah Wulandari, 2009).
g. Suku Bangsa
Untuk menentukan adat istiadat atau budayanya (Marmi, 2012)
h. Alamat
Untuk mengetahui keadaan tempat tinggal (Marmi, 2012).
i. Data mengenai suami/ penanggung jawab
Hal ini akan memberikan jaminan jika saat persalinan ibu mengalami
kegawatdaruratan maka bidan sudah tahu harus dengan siapa bidan berunding.
Dan saat ibu mendapat pendampingan saat persalinan akan membuat psikologis
ibu membaik dan membuat motivasi dalam mengejan.
Anjurkan ibu untuk di temani suami dan/ atau anggota keluarga lain selama
persalinan dan kelahiran bayinya. Beberapa prinsip dasar asuhan sayang ibu
adalah dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan
dan kelahiran bayinya. Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa jika para ibu
diperhatikan dan diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi serta
mengetahui dengan baik mengenai proses persalinan dan asuhan yang akan
mereka terima, mereka akan mendapatan rasa aman dan hasil yang lebih baik.
Disebutkan pula bahwa hal tersebut diatas dapat mengurangi terjadinya
persalinan dengan vaakum, cunam, dan secsio sesar, dan persaalinan berlangsung
lebih cepat merupakan asuhan sayang ibu dalam proses persalinan (Depkes RI,
2012).
2. Data Subyektif
a. Alasan Datang
Alasan wanita datang ke tempat bidan/klinik, yang diungkapkan dengan
kata-katanya sendiri (Hani dkk, 2014).
b. Keluhan Utama
Keluhan utama dinyatakan untuk mengetahui alasan pasien dating ke
fasilitas pelayanan kesehatan (Sulistyawati, 2009). Pada kasus emesis gravidarum
keluhan yang muncul yaitu rasa mual, bahkan sampai muntah, nafsu makan
berkurang, mudah lelah, emosi yang cebderung tidak stabil (Manuaba, 2010).
c. Riwayat Kesehatan
Dikaji untuk membantu bidan mengidentifikasi kondisi kesehatan yang
dapat mempengaruhi kehamilan atau bayi baru lahir (Rukiyah, 2010).
1) Sistem Kardiovaskular
a) Penyakit Jantung
Perubahan fisiologis normal pada masa hamil meningkatkan curah
jantung wanita hingga mencapai 40 persen melebihi curah jantungnya
ketika tidak hamil saat ia berada pada keadaan istirahat. Peningkatan ini
terjadi pada awal kehamilan dan mencapai puncaknya pada usia
kehamilan 20 hingga 24 minggu. Peningkatan curah jantung selama
kehamilan, persalinan, dan pelahiran akan meningkatkan resiko
dekompensasi jantung pada wanita yang mempunyai riwayat penyakit
jantung.
b) Hipertensi
Wanita hipertensi yang dinyatakan hamil perlu mendiskusikan
dengan dokternya tentang pengobatan mana yang aman digunakan selama
mengandung. Selain itu, wanita dengan hipertensi yang sudah ada
sebelumnya mengalami peningkatan resiko terjadinya preeklampsia
selama kehamilan.
c) Anemia
Anemia disefinisikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah
atau penurunan konsentrasi hemoglobin di dalam sirkulasi darah. Definisi
anemia yang diterima secara umum adalah kadar Hb kurang dari 12,0
gram per 100 mililiter (12 gram/desiliter) untuk wanita tidak hamil dan
kurang dari 10,0 gram per 100 mililiter (10 gram/desiliter) untuk wanita
hamil.
d) Penyakit Von Willbrand
Penyakit genetik ini merupakan penyebab peningkatan resiko
perdarahan pada wanita. Selama kehamilan, resiko perdarahan
pascapartum meningkat.
2) Sistem Pernafasan
a) Asma
Wanita yang memiliki riwayat asma berat sebelum hamil tebukti
akan terus mengalaminya dan menjadi semakin buruk selama masa hamil.
Asma dihubungkan dengan peningkatan angka kematian perinatal,
hiperemesis gravidaru, pelahiran preterm, hipertensi kronis, preeklamsia,
bayi berat lahir rendah, dan perdarahan pervaginam.
b) TBC
Pada kehamilan pada infeksi TBC resiko prematuritas, IUGR dan
berat badan lahir rendah meningkat, serta resiko kematian perinatal
meningkat 6 x lipat. Keadaan ini terjadi akibat diagnosa yang terlambat,
pengobatan yang tidak teratur dan derajat keparahan lesi di paru. Infeksi
TBC dapat menginfeksi janin yang dapat menyebabkan tuberculosis
congenital (Prawirohardjo, 2009).

3) Sistem Endokrin
a) Diabetes Melitus
Faktor resiko utama diabetes maternal ini adalah berat badan
berlebih, peningkatan berat badan, dan kurangnya aktivitas fisik. Jelas hal
ini menjadi pertimbangan bagi semua bidan dalam menganjurkan pola
hidup sehat kepada wanita. Diabetes juga merupakan permasalahan yang
terus meningkat pada wanita usia subur. Oleh sebab itu, penapisan
diabetes harus dilakukan pada semua wanita hamil.
Diabetes dapat memberikan penyulit pada ibu berupa
preeklasia,polihidramnion, infeksi saluran kemih, persalinan seksio
sesarea, trauma persalinan akibat bayi besar. Bagi bayi dapat
menimbulkan makrosomia (bayi dengan berat badan berlebihan),
hambatan pertumbuhan janin, cacat bawaan, hipoglikemia, hipokalsemia
dan hipomagnesemia, Hiperbilirubinemia, asfiksia perinatal, dan sindrom
gawa nafas neonatal (Saifuddin, 2009).
b) Hipertiroid
Hipertiroid dalam kehamilan pada umumnya disebabkan oleh
penyakit Grave (struma difusa toksika). Insidensi penyakit Grave dalam
kehamilan di atas 20 minggu adalah 2%. Penyebab teranyak lainnya
adalah struma multinodosa, tetapi kelainan ini hanya terjadi pada
golongan usia di atas 40 tahun. Hipertiroid dalam kehamilan
menyebabkan resiko abortus dan janin mati dalam rahim 3 kali dari
kehamilan normal (Saifuddin, 2009).
c) Hepatitis B
Kehamilan tidak akan memperberat infeksi virus hepatitis, akan
tetapi jika terjadi infeksi akut pada kehamilan bisa menimbulkan
mortalitas tinggi pada ibu dan janin (Prawirohardjo, 2009).
4) Sistem Urogenital
Infeksi saluran kemih merupakan komplikasi medik utama pada wanita hamil.
Sekitar 15% wanita, mengalami paling sedikit satu kali serangan akut infeksi
saluran kemih selama hidupnya. Akibat infeksi ini dapat dapat mengakibatkan
masalah pada ibu dan janin. ISK berkaitan dengan kejadian anemia, hipertensi,
kelahiran prematur dan BBLR. (Saifuddin, 2009).
5) Sistem Reproduksi
Kista ovarium dalam kehamilan dapat menyebabkan nyeri perut oleh karena
putaran tangkai, pecah atau perdarahan (Saifuddin, 2009).
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
e. Riwayat Obstetri
1) Riwayat Haid
Anamnesis haid memberikan kesan tentang faal alat
reproduksi/kandungan meliputi hal-hal berikut ini.
a) Umur menarche
b) Frekuensi, jarak/siklus jika normal
c) Lamanya
d) Jumlah darah yang keluar
e) Karakteristik darah (misal bergumpal)
f) Dismenorhea
(Hani dkk, 2014)
2) Riwayat Kehamilan Sekarang
Riwayat kehamilan sekarang dikaji untuk menentukan umur
kehamilan dengan tepat. Setelah mengetahui umur kehamilan ibu, bidan
dapat memberikan konseling tentang keluhan kehamilan yang biasa terjadi
dan dapat mendeteksi adanya komplikasi dengan yang lebih baik.(Rukiyah,
2010)
3) Riwayat Kehamilan Persalinan dan Nifas yang Lalu
Jumlah kehamilan, anak yang lahir hidup, persalinan yang aterm,
persalinan yang premature, keguguran atau kegagalan kehamilan,
persalinan dengan tindakan (dengan forcep, atau dengan SC), riwayat
perdarahan pada kehamilan, persalinan atau nifas, sebelumnya, hipertensi
disebabkan kehamilan pada kehamilan seelumnya, berat bayi sebelumnya ,
2500 atau > 4000, masalah-masalah lain yang dialami, riwayat kebidanan
yang lalu membantu dalam mengelola asuhan pada kehamilan ini
(konseling khusus, test, tindak lanjut, dan rencana persalinan) (Rukiyah,
2010).
f. Perkawinan
1) Nikah atau tidak
2) Berapa kali menikah
3) Berapa lama menikah
Kalau orang hamil yang sudah lama menikah, nilai anak tentu besar
sekali dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan persalinan (anak mahal)
(Hani dkk, 2014).
g. Riwayat KB
KB terakhir yang digunakan jika pada kehamilan perlu juga ditanyakan
rencana KB setelah melahirkan (Hani dkk, 2014).
h. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
1) Pola Nutrisi
Dikaji untuk mengetahui seorang wanita hamil sudah memuaskan atau
belum dalam memenuhi tuntutan kehamilannya. Dengan bertanya, kita akan
menemukan setiap variasi dari kondisi idealnya dan wanita yang beresiko
dapat dirujuk ke bagian gizi/diet. (Farrer,2010)
Pada ibu hamil peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori per
hari, mengonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi, minum
cukup cairan (menu seimbang) (Saifuddin, 2009).

2) Pola Eliminasi
Berkaitan dengan adaptasi gastroinstestinal sehingga menurunkan tonus
dan motiliti lambung dan usus terjadi reabsorbsi zat makanan peristaltik usus
lebih lambat sehingga menyebabkan konstipasi.
Penekanan kandung kemih karena pengaruh Hormon estrogen dan
progesteron sehingga menyebabkan sering buang air kecil (Rukiyah, 2010).
3) Pola Aktivitas
Berhubungan dengan system muskuloskeletal : persendian sakro-iliaka,
sakro koksigia dan pubik yang akan meyebabkan adanya keretakan, pusat
graviasi berubah sehingga postur tubuh berubah, terjadi perubahan postur
tubuh menjadi lordosi fisiologis. Penekanan pada ligamen dan pelvic, cara
berbaring, duduk, berjalan, berdiri dihindari jangan sampai mengakibatkan
injuri karena jatuh. Wanita hamil boleh bekerja, tetapi jangan terlampau berat
(Rukiyah,2010).
4) Pola Istirahat dan Tidur
Berhubungan dengan kebutuhan kalori pada masa kehamilan, mandi air
hangat sebelum tidur, tidur dalam posisi miring ke kiri, letakkan beberapa
bantal untuk menyangga, pada ibu hamil sebaiknya banyak menggunakan
waktu luangnya untuk banyak istirahat atau tidur walau bukan tidur betulan
hanya baringkan badan untuk memperbaiki sirkulasi darah (Rukiyah, 2010).
5) Pola Seksual
Jika seorang wanita hamil memiliki riwayat abortus spontan atau
persalinan prematur maka sanggama tidak boleh dilakukan selama 2-3 bulan
pertama kehamilannya dan juga dalam bulan terakhir. Kalau tidak terdapat
riwayat seperti di atas, aktivitas seksual dapat dianjurkan untuk dilajutkan
menurut keinginan pasangan suami-isteri tersebut (Farrer, 2010).
Gaya gravitasi uterus (yang hamil) menyebabkan agar berhati-hati dalam
melakukan hubungan seksual (Saifuddin, 2009).
6) Pola Hygiene
Perlu dikaji karena kebersihan umum perorangan merupakan persoalan
penting. Infeksi kulit harus segara diobati (Farrer, 2010)
Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada,
daerah genitalia) dengan cara membersihkan dengan air dan dikeringkan
(Saifuddin, 2009).
Baju hamil yang praktis selama enam bukan kehamilan menggunakan
baju biasa yang longgar, pilihlah bahan yang tidak panas dan mudah menyerap
keringat, bagian dada harus longgar karena payudara akan membesar, bagian
pinggang harus longgar kalau perlu terdapat tali untuk menyesuaikan perut
yang terus membesar (Rukiyah, 2010).
7) Pola Hidup Sehat
Gaya hidup seperti perokok, mengonsumsi obat-obatan, alkohol adalah
hal yang sangat berbahaya bagi ibu dan janinnya. Semua benda tersebut dapat
teserap dalam darah ibu kemudian terserap dalam darah janin melalui sistem
sirkulasi plasenta selama kehamilan.
Sangat dianjurkan pada ibu hamil terutama selama trimester I untuk
menghindari rokok, minuman beralkohol dan obat-obatan yang tidak
dianjurkan oleh dokter atau bidan. (Rukiyah, 2010)
Merokok terbukti telah mengurangi kapasitas butir-butir darah merah
untuk megikat oksigen. Oksigen diperlukan dalam proses metabolisme,
terutama saat hamil (Saifuddin, 2009).
8) Data Psikososial Dan Spiritual
Dikaji untuk mengetahui bagaimana perasaan ibu dalam menjalani
kehamilan ini, dukungan keluarga, jenis kelamin yang diharapkan, kehamilan
ini direncanakan atau tidak, adakah pantangan makan selama kehamilan,
kebiasaan atau istiadat dalam kehamilan (Sulistyawati, 2009).
Riwayat sosial ekonomi ibu dapat membantu mengetahui sistem
dukungan terhadap ibu dan pengambil keputusan dalam keluarga sehingga
dapat membantu ibu dalam merencanakan persalinannya yang lebih baik
(Rukiyah,2010).
9) Data Pengetahuan
3. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik lengkap perlu dilakukan pada kunjungan awal wanita
hamil untuk memastikan apakah wanita hamil tersebut mempunyai abnormalitas
medis atau penyakit.
1) Pemeriksaan Umum :
a) Keadaan Umum
b) Kesadaran
c) BB Sebelum /Saat ini
Berat badan ibu hamil perlu dikontrol secara teratur paling tidak
setiap kali kunjungan pemeriksaan kehamilan. Pada trimester pertama,
biasanya belum menunjukkan peningkatan bahkan kadang-kadang
menurun, hal ini dikarenakan adanya keluhan ibu berupa mual dan muntah
yang dapat mengganggu konsumsi nutrisi pada masa kehamilan trimester
I. Selama trimester kedua dan ketiga pertambahan berat badan kurang
lebih ½ kg perminggu. Pertambahan lebih dari ½ kg perminggu pada
trimester ketiga harus diwaspadai kemungkinan mengalami preeklamsi.
Hingga akhir kehamilan pertambahan berat badan yang normal sekitar 9
kg sampai dengan 13,5 kg. Berat ini didapatkan dari berat badan janin
dalam kandungan, air ketuban dan plasenta. Jika berat badan ibu hamil
lebih dari batas normal kemungkinan janin besar, kehamilan hidramnion,
kehamilan ganda (Baety, 2012).
d) TB
Berkaitan dengan kmeungkinan panggul sempit, bila tinggi kurang
dari 150 cm (Manuaba, 2010).
e) LILA
Pentingnya dilakukan pengukuran LILA pada ibu hamil dapat
digunakan untuk memberi gambaran tentang status gizi ibu hamil, apakah
ibu tersebut mengalami KEP atau tidak (Baety, 2012).
f) Tanda Vital
(1) Tekanan Darah :
Tekanan darah pada ibu hamil tidak boleh mencapai 140 mmHg
sistolik atau 90 mmHg diastolik. Perubahan 30 mmHg sistolik dan 15
mmHg diastolik di atas tekanan darah sebelum hamil, menandakan
toxemia gravidarum (keracunan kehamilan) (Hani dkk, 2014).
(2) Nadi : Peningkatan denyut nadi dapat menunjukan infeksi, syok,
ansietas, atau dehidrasi
(3) Suhu/ T: Peningkatan suhu menunjukan proses ineksi atau dehidrasi.
(4) RR : Peningkatan frekuensi pernafasan dapat menunjukan syok
atau ansietas (Varney dkk, 2007).
2) Status Present
Pemeriksaan tidak hanya dilakukan secara pandang tetapi sekaligus dengan
rabaan, pemeriksaan diawali dari :
Kepala : mesocephal, rambut hitam, kulit rambut bersih
Muka : simetris pucat, oedema
Kelopak Mata : bengkak/tidak (Apabila kelopak mata
sesudah bengkak, kemungkinan terjadi pre eklamsi berat)
Conjungtiva : merah muda, pucat
Sklera : putih/kuning
Hidung : simetris, nafas cuping hidung, polip
Mulut : simetris, bibir kering/tidak, lidah stomatitis/tidak
Gigi : caries denti
Telinga : simetris, lecet
Leher : pergerakan, pembengkakan kelenjar tiroid/tidak
Dada : simetris, datar, retraksi dinding dada
Payudara : membesar, kebersihan, benjolan abnormal
Abdomen : kembung, benjolan abnormal
Kulit : turgor kulit, warna
Punggung : lordosis/kifosis/skoliosis
Vulva : odema/tidak, varises/tidak
Anus : hemoroid
Ekstremitas : simetris, sama panjang/tidak
(Baety, 2012)
Reflek Patela : Hiperrefleksia (3+ dan 4+) merupakan
salah satu tanda preeklamsi berat. Klonus biasanya terlihat
menjelang eklamsia atau pada eklamsia aktual. (Varney dkk,
2007).

3) Status Obstetrik
Pemeriksaan obstetrik digunakan untuk mengetahui kondisi pasien
berkaitan dengan kehamilan/persalinan. Pemeriksaan meliputi
a) Inspeksi / Periksa Pandang
Periksa pandang dimulai semenjak bertemu dengan pasien.Diperhatikan
bagaimana sikap tubuh dan cara berjalannya, apakah cenderung
membungkuk, berjalan pincang, atau yang lainnya.
Periksa pandang meliputi :
Muka : closma gravidarum, oedema, pucat
Mammae : puting susu, hiperpigmentasi areola, kolostrum
Abdomen : menegang/mengendur, pembesaran uterus
sesuai usia kehamilan/tidak, striae dan linea gravidarum
Vulva : perdarahan, cairan keputihan, tanda Chadwick
(Baety, 2012).
b) Palpasi
Leopold I : untuk menentukan tinggi fundus uteri dan
bagian janin yang terdapat di daerah fundus uteri.
Leopold II : untuk menentukan letak punggung janin
(pada letak membujur) dan kepala janin (pada letak
melintang).
Leopold III : Untuk menyimpulkan bagian janin yang
berada di bawah rahim.
Leopold IV : Untuk mengetahui apakah bagian terdepan
janin sudah masuk pintu atas panggul (PAP) atau
belum.
TFU : Apabila usia kehamilan di bawah 24
minggu pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi
apabila kehamilan di atas 24 minggu memakai
pengukuran mac donald yaitu dengan cara mengukur
tinggi fundus memakai cm dari atas simpisis ke fundus
uteri kemudian ditentukan sesuai rumusnya. (Rukiyah,
2010)

Tinggi Fundus
Usia kehamilan Menggunakan
Dalam cm
Penunjuk badan

12 minggu Teraba di atas


-
simpisis pubis

16 minggu Di tengah antara


- simpisis pubis dan
umbilikus

20 minggu 20 cm (±2 cm) Pada umbilikus

22-27 minggu Usia kehamilan


dalam minggu = cm -
(±2 cm)

28 minggu 28 cm (± 2 cm) Di tengah, antara


umbilikus dan
prosesus sifoideus
29-35 minggu Usia kehamilan
dalam minggu = cm -
(±2cm)

36 minggu 36 minggu (±2 cm) Pada prosesus


sifoideus.

(Rukiyah, 2010)

TBJ (Taksiran Berat Janin) gram


Rumus Johnson-Tausak : menentukan taksiran berat janin adalah:
BB = (Mac Donald-12)x155
(Rukiyah,2010)
c) Auskultasi :
Periksa dengar merupakan pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan untuk menilai kesejahteraan janin dalam kandungan
dengan menggunakan stetoskop atau bisa juga menggunakan doppler pada
perut ibu. Periksa dengar biasanya dimulai pada setiap pemeriksaan
kehamilan trimester II di mana denyut jantung janin bisa terdengar
menggunakan lennec pada usis kehamilan 20 minggu, tetapi bila
menggunakan doppler, pada usia kehamilan 12 minggu DJJ sudah mulai
dapat terdengar. Pemeriksaan DJJ harus dilakukan 1 menit penuh, dengan
nilai normal DJJ 120-160 x/menit (Baety, 2012).
d) Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan laboratorium sederhana adalah suatu pemeriksaan yang
dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang umum dan dikerjakan pada
pemeriksaan ibu hamil sebagai pemeriksaan penunjang untuk mendukung
suatu diagnosa.
(1) Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan urin ada 2 hal yang diperiksa yaitu kadar protein dan
gula dalam urine.
(2) Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah yang dilakukan pada ibu hamil terutama
adalah pemeriksaan kadar Hb dalam darah dan dapat dilakukan di
Pukesmas/RS. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi faktor
resiko kehamilan. Bila kadar Hb ibu kurang dari 10g% berarti ibu
dalam keadaan anemia, terlebih bila kadar Hb tersebut kurang dari 8 g
% berarti ibu anemia bera (Baety, 2012).
4. Assesment
Merupakan pendokumentasian hasil analisis dan intrepretasi (kesimpulan) dari
data subyektif dan objektif. Karena keadaan pasien pasien yang setiap saat bisa
mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data subjektif
maupun data objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Hal
ini juga menuntut bidan untuk sering melakukan analisis data yang dinamis tersebut
dalam rangka mengikuti perkembangan pasien dan analisis yang tepat dan akurat
mengikuti perkembangan data pasien akan menjamin cepat diketahuinya perubahan
pada pasien, dapat terus diikuti dan diambil keputusan/tindakan yang tepat. Analisis
data adalah melakukan interpretasi data yang telah dikumpulkan, mencakup
diagnosis/masalah kebidanan, diagnosis/masalah potensial dan tindakan segera
(Muslihatun dkk, 2009).

5. Pelaksanaan
Planning/perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan
datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan intrepretasi data.
Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien
seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraannya. Rencana asuhan ini harus
bisa mencapai kriteria tujuan yang ingin dicapai dalam batas waktu tertentu.Tindakan
yang akan dilaksanakn harus mampu membantu pasien mencapai kemajuan dan harus
sesuai dengan hasil kolaborasi tenaga kesehatan lain antara lain dokter.
P di SOAP juga mengandung Implementasi dan Evaluasi. Pelaksanaan asuhan
sesuai rencana yang telah disusun sesuai dengan keadaan dan dalam rangka mengatasi
masalah pasien. Pelaksanaan tindakan harus disetujui oleh pasien, kecuali bila
tindakan tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan pasien. Sebanyak
mungkin pasien harus dilibatkan dalam prosese implementasi ini. Bila kondisi pasien
berubah, analisis juga berubah, maka rencana asuhan maupun implementasinya pun
kemungkinan besar akan ikut berubah atau harus disesuaikan.
Dalam Planning ini juga harus mencantumkan Evaluation/evaluasi, yaitu
tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektivitas asuhan/hasil
pelaksanaan tindakan. Evaluasi berisi analisis hasil yang telah dicapai dan merupakan
fokus ketepatan nilai tindakan/asuahn. Jika kriteria tujuan tidak tercapai, proses
evaluasi ini dapat menjadi dasar untuk mngembangkan tindakan alternatif sehingga
tercapai tujuan yang diharapkan. (Muslihatun dkk, 2009).

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS DENGAN NYERI
PUNGGUNG PADA NY. U USIA 23 TAHUN G1 P0 A0
USIA HAMIL 35-36 MINGGUDI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI

PENGKAJIAN
Tanggal : 03 Februari 2020 Jam : 11.00 WIB

IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny. A 1. Nama : Tn. R
2. Umur : 26 Tahun 2. Umur : 28 Tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : S1 4. Pendidikan : S1
5. Pekerjaan : IRT 5. Pekerjaan : Swasta
6. Suku bangsa : Jambi, Indonesia 6. Suku Bangsa: Jambi, Indonesia
7. Alamat : RT 21 Rawasari 7. Alamat : RT 21 Rawasari

I. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang : Ibu ingin memeriksakan kehamilannya.
Keluhan Utama : Ibu mengatakan pegal-pegal.
Uraian keluhan utama : Ibu mengatakan nyeri pada punggungnya.

RIWAYAT KESEHATAN:
Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Ibu mengatakan tidak sedang menderita sakit apapun (seperti gula, asam urat, jantung,
penyakit kuning, dan lainnya).
Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Keluarga tidak sedang /memiliki riwayat penyakit apapun (seperti DM, gula, asam urat,
penyakit kuning, jantung, dan lainnya).

2. RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat Haid:
Menarche : 12 Tahun Nyeri Haid : Tidak ada
Siklus : 28 hari Lama : 5-6 hari
Warna darah : Merah agak gelap Leukhorea :-
Banyaknya : Kurang lebih 3 kali ganti pembalut dalam 1 hari
b. Riwayat Kehamilan sekarang :
1) G1P0A0Ah0
2) Usia kehamilan : 35-36 minggu
3) HPHT : 01-06-2019
4) HPL : 08-03-2020
5) Gerak janin
 Pertama kali : Pada uk 5-6 mg
 Frekuensi dalam 12 jam : 3-4 kali
6) Tanda bahaya
a) TM I : Tidak ada
b) TM II : Tidak ada
c) TM III : Tidak ada
7) Keluhan
a) Trimester I : Mual dan Muntah
b) Trimester II : Mual dan pusing
c) Trimester III : Pegel-Pegel
8) Riwayat terapi
a) Trimester I : Fe 60 mg, kalk 500 mg
b) Trimester II : Fe 60 mg, kalk 500 mg
c) Trimester III : Fe 60 mg, kalk 500 mg rr
9) Riwayat Alergi:
Ibu tidak memiliki riwayat alergi apapun baik dalam bentuk obat maupun
makanan.
10) Kekhawatiran khusus :
Ibu mengatakan sedikit khawatir dengan kehamilannya
11) Imunisasi / TT : T2
12) ANC :
ANC Suplement & TINDAKAN/P
Tanggal Tempat MASALAH
Ke Fe ENDKES
1 13-07-2019 BPM Fe 60 mg Mual Makan gizi
Kalk 500 mg seimbang,
porsi kecil tapi
sering

2 29-07-2019 PKM Fe 60 mg Mual Istirahat


Kalk 500 mg cukup,
Makan sedikit
tapi sering
3 29-08-2019 PKM Fe 60 mg Sakit kepala Konseling
Kalk 500 mg KIA
Hal 1-4
4 03-10-2019 PKM Fe 60 mg Pusing Istirahat yang
Kalk 500 mg cukup
5 07-11-2019 PKM Fe 60 mg Tidak ada Konseling
Kalk 500 mg keluhan KIA Hal 9-12
6 03-12-2019 PKM Fe 60 mg Tidak ada Konseling
Kalk 500 mg keluhan KIA Hal 9-12
7 06-1-2020 PKM Fe 60 mg Sakit Istirahat yang
Kalk 500 mg Pinggang cukup, senam
hamil
8 03-02-2020 PKM Fe 60 mg Sakit perut & Istirahat yang
Kalk 500 mg pinggang cukup, senam
hamil

c. Riwayat Kehamilan persalinan dan nifas yang lalu:


Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertamanya.

3. RIWAYAT KB : tidak pernah


a. Jika pernah :
Jenis Lama
Keluhan Alasan dilepas
Kontrasepsi Pemakaian
- - - -

b. Rencana Setelah Melahirkan :


Ibu ingin KB setelah melahirkan dengan suntik 3 bulan.
4. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI:
Sebelum hamil Selama Hamil
A. Nutrisi
1) Makan
Frekuensi makan 3 X/hari 3-4X/hari
pokok
Komposisi 3x @1 piring (sedang) 4x @ 1 piring (sedang)
Nasi
Lauk 3x @ 1 potong (sedang), 4x @ 2 potong (sedang),
jenisnya tempe, telur jenisnya telur , tempe
Sayuran 3 x @ 1 mangkuk sayur ; 4x @ 1 mangkuk sayur ;
jenis sayuran bayam, jenis sayuran bayam,
sawi kangkung, sawi
Buah 1 x sehari; jenis pisang 4x : jenis jeruk, pisang
Camilan 2 x sehari; jenis keripik 3 x sehari; jenis roti, keripik
singkong
Pantangan: Tidak ada Tidak ada
Keluhan: Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama Tidak ada Nafsu makan semakin
Hamil besar, porsi makan
bertambah.
2) Minum
Jumlah total 6 gelas perhari; jenis air 9 gelas perhari; jenis air
putih dan teh putih
Susu 0 gelas perhari; jenis 1 gelas perhari; jenis susu
susu
Jamu Tidak ada Tidak ada
Keluhan: Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama Tidak ada Semakin banyak minum
Hamil
b. Eliminasi
1) BAK
Frekuensi perhari 4x 5-6 x
Warna Kuning keruh Kuning keruh
Keluhan Tidak ada Sering buang air kecil
Konsistensi Lembek Lembek
2) BAB
Frekuensi perhari 1x 1x
Warna Agak kecoklatan
Konsistensi Lembek Lembek
Keluhan Tidak ada Tidak ada
C. Personal Hygine
Mandi 1 x sehari 1 x sehari
Keramas 3x seminggu 2x seminggu
Gosok Gigi 2 x sehari 2 x sehari
Ganti Pakaian 2 x sehari 2 x sehari
celana dalam 3 x sehari 3 x sehari
Kebiasaan memakai Jarang memakai kaos Jarang memakai kaos kaki
alas kaki kaki hanya pada saat hanya pada saat tertentu,
tertentu, Ibu pergi selalu Ibu pergi selalu memakai
memakai sandal apabila sandal apabila keluar rumah
keluar rumah
Keluhan Tidak ada Tidak ada
d. Hubungan
sexsual
Frekuensi 3x seminggu 1x seminggu
Contact bleeding Tidak ada Tidak ada
Keluhan lain Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama Tidak ada Tidak ada
hamil ini
e. Istirahat/Tidur
Tidur malam 7 jam 8 jam
Tidur siang 1 Jam 1 Jam
Keluhan/masalah Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama Tidak ada Tidak ada
hamil ini
f. Aktivitas fisik
dan olah raga
Aktivitas fisik Ibu mengurus rumah, Ibu mengurus rumah,
(beban pekerjaan) menyapu, mengepel, menyapu, mencuci baju
mencuci baju
Olah raga Jalan-jalan kecil Jalan-jalan kecil
Frekuensi 3x seminggu 2x seminggu
Perubahan selama Ibu masih kuat Ibu mudah capek apabila
hamil ini mengerjakan pekerjaan mengerjakan pekerjaan
rumah rumah
g. Kebiasaan yang
merugikan
kesehatan
Merokok aktif Tidak ada Tidak ada
Lingkungan perokok Ya Ya
Minuman Tidak Tidak
beralkohol
Obat-obatan Tidak ada Tidak ada
Napza Tidak ada Tidak ada
Aktifitas yang Tidak ada Tidak ada
merugikan

5. Riwayat Psikososial-spiritual
a. Riwayat perkawinan :
1) Status perkawinan : menikah, umur waktu menikah : 24 th
2) Pernikahan ini yang ke 1 sah lamanya 2 tahun
3) Hubungan dengan suami : Baik|
b. Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga;
Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : Kehamilan ini diharapkan
oleh suami, ibu dan keluarga
c. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) : Untuk memecahkan masalah biasanya
ibu berdiskusi dengan suaminya.
d. Ibu tinggal serumah dengan : Ibu tinggal bersama suami
e. Pengambil keputusan utama dalam keluarga :
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri.
f. Orang terdekat ibu: Suami
Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC : suami
g. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan : Ada 7 bulanan
h. Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan : BPM
i. Penghasilan perbulan: Cukup
j. Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan :
1) Kebiasaan puasa /apakah ibu berpuasa selama hamil ini?
Tidak
2) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :
 ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
nakes wanita maupun pria;
 tidak boleh menerima transfusi darah;
 tidak boleh diperiksa daerah genitalia,
 lainnya : ..................................................................................
k. Tingkat pengetahuan ibu :
Hal-hal yang sudah diketahui ibu : Ibu sudah paham perubahan fisiologi dalam
kehamilan, ibu sudah paham manfaat tablet Fe.
Hal-hal yang ingin diketahui ibu : Ibu ingin tahu tentang tanda bahaya trimester III.
l. Lingkungan:
Kebiasaan kontak dengan binatang : Tidak ada
m. Paparan dengan polutan : asap rokok

II. DATA OBYEKTIF:


1. PEMERIKSAAN FISIK:
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum : Baik Tensi : 110/70 mmHg
2) Kesadaran :Composmentis Nadi : 88 x/menit
3) BB Sebelum/ Sekarang: 50/63 Suhu : 36,50C
4) TB : 160 cm RR : 22 x/menit
5) LILA : 27 cm IMT : 24
b. Status present
Kepala : Rambut hitam, tidak ada ketombe, tidak ada kutu,
tidak rontok
Mata : mata simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera
tidak kuning
Hidung : simetris,bersih, tidak ada pengeluaran sekret, tidak ada
pembesaran polip
Mulut : Mulut tidak berbau, tidak pecah-pecah, tidak ada
stomatitis, gusi tidak epulsi, lidah bersih
Telinga : simetris, bersih, tidak ada pengeluaran
sekret/darah/nanah
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada
pembengkakan kelenjar limfe
Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : Hiperpigmentasi mamae dan papila mamae, kelenjar
Montgomery sudah tampak, kolostrum belum keluar
Perut : Besar perut : sesuai dengan usia kehamilan

1) Bentuk perut : Bulat melonjong


2) Bekas luka operasi : Tidak ada
3) Striae : Tidak ada
4) Linea : Nigra

Lipat paha : Tidak ada varises


Vulva : Tidak ada pengeluaran darah
Ekstremitas :
Atas : tidak ada oedema, tidak ada varises, kuku bersih
Bawah : tidak ada oedema, tidak ada varises, kuku bersih
Punggung : Tidak ada luka, bersih

Anus : tidak dilakukan

c. Status Obstetrik
1) Inspeksi:
a) Muka : Tidak ada kloasma gravidarum, muka tidak bengkak
b) Mamae : Pigmentasi mamae dan papila mamae, kelenjar montgomery
sudah tampak, kolostrum belum keluar
c) Abdomen :Tidak ada bekas luka operasi
d) Vulva : Tidak ada pengeluaran darah

2) Palpasi
a) Leoplod I : TFU pertengahan pusat-px, bagian fundus teraba agak bulat,
lunak, dan tidak melenting.
b) Leoplod II : bagian kanan ibu teraba bagian kecil-kecil janin, bagian kiri
ibu teraba bagian keras memanjang
c) Leoplod III: bagian bawah teraba keras, bulat dan melenting. Kepala
belum masuk PAP.
d) Leopold IV : Disvergen (bagian terendah sudah masuk PAP)
3) TFU : 32 cm
4) TBJ : 3100 gr
5) Auskultasi
DJJ : 139x/menit Frekuensi : Teratur
6) Pemeriksaan panggul : tidak dilakukan
7) KSPR dan kartu sudarto: belum dilakukan
d. Pemeriksaan penunjang :
Tidak dilakukan
Diagnosa : G1P0A0 26 tahun hamil 35-36 minggu janin tunggal hidup

Masalah : Nyeri punggung

No PERENCANAAN RASIONALISASI
1. Lakukan informed concent - Dengan melakukan
informed concent, dapat
diartikan bahwa pasien sudah
menyetujui dengan tindakan
2. yang akan dilakukan
Lakukan anamnesa
- Dengan melakukan
anamnesa, dapat mengetahui
identitas dan pola hidup pasien
3. Beritahukan hasil pemeriksaan kepada ibu
- hasil pemeriksaan
untuk ibu ketahui sebagai
sarana agar ketika ibu
mengalami kejadian patologis
ibu bisa langsung mempunyai
gambaran dan keputusan guna
4. Anjurkan ibu untuk bangun tidur perlahan, segala sesuatu yang terbaik

beristirahat sejenak saat bangun tidur agar buat dirinya sendiri dan

tubuh terasa nyaman. keluarga.


- agar sirkulasi darah di

5. Ajurkan ibu untuk menjaga postur tubuh dalam tubuh dapat beradaptasi.

disertai senam hamil.

Anjurkan ibu untuk banyak istirahat dan - agar keluarga tetap


6. mengurangi kerja berat. memberikan perhatian pada
pasien (Nanda, 2015)
- Senam hamil dapat
meringankan keluhan nyeri
Anjurkan ibu untuk mengontrol punggung yang dirasakan oleh
7. kehamilannya ke tenaga kesehatan 1 ibu hamil karena di dalam
minggu lagi atau apabila ibu ada keluhan senam hamil terdapat gerakan
terhadap kehamilannya. yang dapat memperkuat otot
abdomen.
- Pemeriksaan antenatal
care dilakukan minimal
sebanyak 4 kali selama
kehamilan yaitu 1 kali pada
triwulan pertama, 1 kali pada
triwulan kedua, 2 kali pada
triwulan ketiga. Kunjungan
dianjurkan tiap 4 minggu sekali
Ingatkan Ibu untuk teratur meminum obat sampai usia kehamilan 28
yang telah diberikan minggu, tiap 2 minggu sekali
8.
sampai usia 36 minggu, dan
tiap 1 minggu sekali setelah
kehamilan 36 minggu.
- Tablet Fe sangat
penting bagi kesehatan ibu
Lakukan pendokumentasian pada buku hamil, diantaranya: mencegah
kunjungan dan KMS ibu hamil terjadinya anemia defisiensi
besi, mencegah terjadinya
9.
perdarahan pada saat
persalinan dan dapat
meningkatkan asupan nutrisi
bagi janin (Rukiyah dkk,
2009).
- Sebagai bukti tertulis
telah dilakukan tindakan dan
untuk memantau kesejahteraan
janin.
No PELAKSANAAN RASIONALISASI
1. Melakukan informed concent - Dengan melakukan informed concent, dapat
diartikan bahwa pasien sudah menyetujui
dengan tindakan yang akan dilakukan
2. - Dengan melakukan anamnesa, dapat
Melakukan anamnesa
mengetahui identitas dan pola hidup pasien

- hasil pemeriksaan untuk ibu ketahui sebagai


3. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada
sarana agar ketika ibu mengalami kejadian
ibu
patologis ibu bisa langsung mempunyai
gambaran dan keputusan guna segala
sesuatu yang terbaik buat dirinya sendiri
dan keluarga.

4. Menganjurkan ibu untuk bangun tidur - Agar sirkulasi darah di dalam tubuh dapat
perlahan, beristirahat sejenak saat bangun beradaptasi.
tidur agar tubuh terasa nyaman.

Menganjurkan ibu untuk menjaga postur - Senam hamil dapat meringankan keluhan
5. tubuh disertai senam hamil. nyeri punggung yang dirasakan oleh ibu
hamil karena di dalam senam hamil terdapat
gerakan yang dapat memperkuat otot
abdomen.
6. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat - karena pada saat hamil ibu lebih mudah
dan mengurangi kerja berat. mengalami kelelahan akibat perubahan yang
terjadi selama kehamilan.
- Pemeriksaan antenatal care dilakukan
Menganjurkan ibu untuk mengontrol minimal sebanyak 4 kali selama kehamilan
7.
kehamilannya ke tenaga kesehatan 1 yaitu 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali
minggu lagi atau apabila ibu ada keluhan pada triwulan kedua, 2 kali pada triwulan
terhadap kehamilannya. ketiga. Kunjungan dianjurkan tiap 4 minggu
sekali sampai usia kehamilan 28 minggu,
tiap 2 minggu sekali sampai usia 36
minggu, dan tiap 1 minggu sekali setelah
kehamilan 36 minggu.
- Tablet Fe sangat penting bagi kesehatan ibu
8. Ingatkan Ibu untuk teratur meminum obat hamil, diantaranya: mencegah terjadinya
yang telah diberikan anemia defisiensi besi, mencegah terjadinya
perdarahan pada saat persalinan dan dapat
meningkatkan asupan nutrisi bagi janin
(Rukiyah dkk, 2009).

- Sebagai bukti tertulis telah dilakukan


Lakukan pendokumentasian pada buku tindakan dan untuk memantau kesejahteraan
9.
kunjungan dan KMS ibu hamil janin.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini penulis akan menguraikan mengenai pengelolaan kasus pada Ny. A
G1P0A0 Usia Kehamilan 35-36 minggu di Wilayah Kerja Puskesmas Rawasari tanggal 03
Februari 2020 dengan nyeri punggung menggunakan asuhan Varney, rasionalisasi pada
penatalaksanaan dan telaah jurnal yang berkaitan dengan asuhan yang diberikan. Pembahasan
ini bertujuan agar nantinya dapat diambil suatu kesimpulan, pemecahan masalah,
kesenjangan yang ada dan ketepatan pemberian asuhan sesuai dengan telaah jurnal yang ada,
sehinggga tindak lanjut dalam penerapan asuhan kehamilan dapat dilakukan dengan tepat,
efektif dan efisien.
Dalam menentukan prioritas masalah kami lakukan dengan menggunakan metode USG
(Urgency, Seriousness, Growth). Metode USG merupakan salah satu cara menetapkan
urutan prioritas masalah dengan metode teknik scoring 1-5 dan dengan
mempertimbangkan tiga komponen dalam metode USG.
1. Urgency Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang
tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang
menyebabkan isu tadi.
2. Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang
timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau
akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak
dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang
dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu
masalah lain yang berdiri sendiri.
3. Growth Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang
dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin memburuk kalau
dibiarkan.Dalam menentukan prioritas masalah dengan metode USG ini, penulis
lakukan bersama suami dalam diskusi penentuan prioritas masalah di Puskesmas
Mojogedang I. Dimana, suami yang hadir memberikan skornya terhadap tiap masalah
yang ada.

USG
NO. PRIORITAS MASALAH RANKING
U S G

1. Nyeri punggung 5 5 4 I

Ket :
5 = Sangat Besar
4 = Besar
3 = Sedang
2 = Kecil
1 = sangat kecil
Dari matriks di atas, dapat mengambil kesimpulan bahwa, masalah kesehatan yang
akan diselesaikan yaitu nyeri punggung pada ibu hamil.
Pada pengkajian ini data yang dikumpulkan adalah data subjektif dari pasien dan data
objektif dari hasil pemeriksaan bidan. Bidan dapat mencatat hasil penemuan data dalam
catatan harian sebelum didokumentasikan (Wildan dkk, 2009). Hasil data pengkajian
sebagian besar sesuai dengan teori asuhan kebidanan. Masalah yang dialami ibu yaitu nyeri
punggung. Keluhan tersebut dapat menjadi penanda terjadinya penambahan usia kehamilan
karena pembesaran uterus (Tiran, 2008).
Nyeri punggung merupakan nyeri yang terjadi pada area lumbosakral. Nyeri punggung
biasanya akan meningkat intensitasnya seiring dengan pertambahan usia kehamilan karena
nyeri ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi dan perubahan postur tubuhnya
(Varney, 2008). Perubahan ini disebabkan oleh berat uterus yang membesar, membungkuk
yang berlebihan, berjalan tanpa istirahat, dan angkat beban. Gejala nyeri punggung ini juga
disebabkan oleh hormon estrogen dan progesteron yang mengendurkan sendi, ikatan tulang
dan otot dipinggul (Tiran, 2008). Selain zat yang mampu merangsang kepekaan nyeri, tubuh
juga memiliki zat yang mampu menghambat (inhibitor) nyeri yaitu endorfin dan enkefalin
yang mampu meredakan nyeri (Brunner & Suddart, 2004).
Nyeri punggung yang dirasakan oleh ibu hamil dapat diatasi dengan cara memberikan
kompres panas pada area tersebut atau memberikan gosok punggung (Bobak, 2004). Hal
tersebut dapat meningkatkan kenyamanan ibu hamil, dimana sesuai dengan teori Comfort dari
Kolcaba (2011). Comfort merupakan sebuah konsep yang mempunyai hubungan yang kuat
dalam keperawatan. Comfort diartikan sebagai suatu keadaan yang dialami oleh penerima
yang dapat didefinisikan sebagai suatu pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah
kekuatan melalui kebutuhan akan keringanan (relief), ketenangan (ease), and (transcedence)
yang dapat terpenuhi dalam empat konteks pengalaman yang meliputi aspek fisik,
psikospiritual, sosial dan lingkungan. Menurut Kolcaba (2011), tindakan kenyamanan
diartikan sebagai suatu intervensi keperawatan yang didesain untuk memenuhi kebutuhan
kenyamanan yang spesifik dibutuhkan oleh penerima jasa, seperti fisiologis, sosial, financial,
psikologis, spiritual, lingkungan, dan intervensi fisik.
Nyeri pada punggung selama kehamilan bervariasi antara 35–60 %. Hasil penelitian
oleh Meyer dan rekan (2014) ditemukan wanita hamil mengalami nyeri punggung 45% dan
meningkat sampai 69% pada minggu ke-28. Berdasarkan hasil penelitian Ariyanti (2012)
didapatkan bahwa 68% ibu hamil mengalami nyeri punggung dengan intensitas sedang, dan
32% ibu hamil mengalami nyeri punggung dengan intensitas ringan. Diantara semua wanita
ini, 47–60 % melaporkan bahwa nyeri punggung terjadi pada kehamilan 5–7 bulan (Renata,
2009).
Seiring dengan pertambahan usia kehamilan, postur wanita berubah untuk
mengkompensasi berat uterus yang sedang tumbuh. Bahu tertarik ke belakang sebagai akibat
pembesaran abdomen yang menonjol, dan untuk mempertahankan keseimbangan tubuh,
kelengkungan tulang belakang ke arah dalam menjadi berlebihan. Relaksasi sendi sakroiliaka,
yang mengiringi perubahan postur, menyebabkan berbagai tingkat nyeri punggung setelah
ketegangan yang berlebihan, keletihan, postur membungkuk, atau mengangkat sesuatu. Jika
tidak segera diatasi rasa nyeri dapat mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari misalnya
tidur, nafsu makan, konsentrasi, interaksi dengan orang lain gerakan fisik, bekerja, aktivitas-
aktivitas santai. Walaupun ketidaknyamanan tidak serius, hal ini menurunkan perasaan
kenyamanan dan kesejahteraan wanita (Martin, 2002). Gejala nyeri punggung ini juga
disebabkan oleh hormon estrogen dan progesteron yang mengendurkan sendi, ikatan tulang
dan otot dipinggul (Tiran, 2007).
Ibu hamil dapat mencegah ketidaknyamanan berupa nyeri punggung melalui postur dan
mekanika tubuh yang baik dan menghindari keletihan. Mengenakan sepatu yang tepat selama
berlangsungnya aktivitas dan korset pendukung dapat membantu. Latihan harian, seperti
berjalan, berenang, dan peregangan adalah cara pencegahan nyeri punggung yang efektif.
Ketika terjadi nyeri punggung dapat dikurangi dengan memberikan relaksasi kompres hangat
atau memberikan botol berisi air panas dan diletakkan di punggung bawah, menggosok
punggung, atau mandi air hangat (Martin, 2002). Pada asuhan kebidanan ini, asuhan yang di
berikan adalah melakukan penatalaksanaan untuk mengurangi nyeri pungung terhadap ibu
dengan menganjurkan ibu untuk memperbaiki postus dan mekanika tubuh ibu serta
mengajarkan senam hamil.
Senam hamil dapat meringankan keluhan nyeri punggung yang dirasakan oleh ibu
hamil karena didalam senam hamil terdapat gerakan yang dapat memperkuat otot abdomen.
Fungsi penting dari otot abdomen yaitu kontrol pelvis saat menengadah. Ketika ligamen
disekitar pelvis menegang dan tidak lagi memberikan topangan yang kuat kepada sendi maka
otot menjadi garis pertahanan kedua membantu mencegah tegangan yang berlebihan pada
ligamen pelvis. Harus diingat bahwa tegangan yang berlebihan pada pelvis dan melemahnya
otot abdomen inilah yang menyebabkan nyeri punggung. Untuk itu perlu dilakukan latihan
ini untuk mempertahankan tonus otot abdomen yang baik (Myles, 2009).
Selain itu pada saat melakukan senam hamil tubuh akan memproduksi endorfin lebih
banyak. Endorfin dikenal sebagai zat yang memiliki prinsip kerja seperti morfin yang
berfungsi untuk memberikan ketenangan, mengatasi stress pada saat hamil dan mampu untuk
mengurangi nyeri seperti nyeri pada daerah punggung (Emilia & Freitag, 2010). Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2013) tentang hubungan senam hamil dengan
nyeri punggung pada ibu hamil di Rumah Sakit Kendangsari Surabaya ibu hamil yang
melakukan senam hamil dengan nyeri punggung. Semakin teratur mengikuti senam hamil
maka hal ini dapat meminimalkan nyeri punggung yang dirasakan oleh ibu hamil.
BAB V
PENUTUP

Pada tahap akhir pembuatan Laporan Asuhan Kebidanan (Kehamilan) pada Ny. A


G1P0A0 Usia Kehamilan 35-36 minggu di Wilayah Kerja Puskesmas Rawasari tanggal 03
Februari 2020, penulis dapat menuliskan kesimpulan dan beberapa saran untuk lebih
meningkatkan Asuhan Kebidanan khususnya pada ibu hamil trimester III dengan nyeri
punggung yang penulis ambil khususnya di Puskesmas Rawasari Kota Jambi.
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen
kebidanan menurut Varney pada ibu hamil trimester III dengan nyeri punggung maka
penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data subjektif dan data objektif pada Ny.
A G1P0A0 Usia Kehamilan 35-36 minggu di Wilayah Kerja Puskesmas Rawasari
tanggal 03 Februari 2020
2. Mahasiswa dapat membuat analisa data yang didapatkan dari pengkajian data Ny.
A G1P0A0 Usia Kehamilan 35-36 minggu di Wilayah Kerja Puskesmas Rawasari
tanggal 03 Februari 2020
3. Mahasiswa dapat membuat analisa potensial masalah yang mungkin terjadi pada
Ny. A G1P0A0 Usia Kehamilan 35-36 minggu di Wilayah Kerja Puskesmas
Rawasari tanggal 03 Februari 2020
4. Mahasiswa dapat membuat tindakan segera yang melakukan penanganan dan
kolaborasi pada Ny. R G1P0A0  Usia Kehamilan 8+4 minggu di Puskesmas Wonogiri
I pada tanggal 02 Maret 2019.
5. Mahasiswa dapat membuat perencana asuhan yang akan diberikan kepada Ny. Ny.
A G1P0A0 Usia Kehamilan 35-36 minggu di Wilayah Kerja Puskesmas Rawasari
tanggal 03 Februari 2020
6. Mahasiswa dapat melakukan pelaksanaan asuhan yang akan diberikan kepada Ny.
Ny. A G1P0A0 Usia Kehamilan 35-36 minggu di Wilayah Kerja Puskesmas
Rawasari tanggal 03 Februari 2020
7. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi pada hasil asuhan yang diberikan kepada Ny.
Ny. A G1P0A0 Usia Kehamilan 35-36 minggu di Wilayah Kerja Puskesmas
Rawasari tanggal 03 Februari 2020

B. Saran
1. Bagi Fasilitas kesehatan
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi lahan peraktek dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pelaksanan Asuhan kebidanan pada
Ibu Hamil Trimester III sesuai standar pelayanan.
2. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan dapat bermanfaat dan bisa dijadikan sebagai sumber referensi,
sumber bahan bacaan dan bahan pengajaran terutama yang berkaitan dengan asuhan
kebidanan pada Ibu Hamil Trimester III.
3. Bagi Ibu Hamil
Diharapkan ibu hamil mengerti mengenai pentingnya kunjungan antenatal care
selama kehamilan agar ibu dan janin terpantau dan diberikan asuhan sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan ibu dan janin.
4. Bagi mahasiswa
Dapat mengaplikasikan dan melakukan asuhan kebidanan kepada ibu hamil
secara mandiri sesuai dengan teori yang didapatkan selama perkuliahan berlangsung
untuk menerapkan deteksi terhadap kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai