Disusun oleh :
SITI NURHAYATI
P3.73.24.3.15.034
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Praktik
Kebidanan Klinik Komprehensif
Disusun oleh :
SITI NURHAYATI
P3.73.24.3.15.0.34
Laporan kasus ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk
dipertahankan dihadapan penguj i
PEMBIMBING
NIP 19600225 1
T,E]I,IBAR PEII{GESAHAN
LAPORAI{ I{,{STJS
Laporan kasus ini telah di ujikan pada tanggal 06 bulan Jum tahun 20 tg
PENGUJT I PENGU.II II
l+
Shentya Fitnana, SST. M.Keb
Mengesahkan
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Jakarta III
Jurusan Kebidanan
Program Studi I) IY Kebidanan
Ketua
GAMBARAN KASUS
Bidan merupakan ujung tombak untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi,
salah satu upayanya dengan memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif.
Tujuannya adalah untuk dapat memberikan asuhan kebidanan secara
komprehensif. Kasus diambil di puskesmas kecamatan koja dari tanggal 6 Maret
2017 sampai dengan tanggal 8 April 2018.Ny. U.A G1P0A0 usia 27 tahun,
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan suami Tn. D usia 32 tahun, pekerjaan
adalah karyawan swasta. Pada pemeriksaan ANC pertama, didapatkan bahwa
TFU Ny U.A sesuai dengan masa kehamilan. Tanggal 22 Maret 2018 pukul 08.00
WIB Ny. U.A datang dengan keluhan mules-mules sejak pukul 01.00 WIB, sudah
keluar lendir darah tapi belum keluar air-air, hasil pemeriksaan Ny. U.A G1P0A0
dengan usia kehamilan 37 minggu 4 hari, inpartu kala I fase laten dengan keadaan
ibu dan janin baik. Pukul 12.00 WIB Ny. U.A G1P0A0 dengan usia kehamilan 37
minggu 4 hari, inpartu kala I fase aktif dengan keadaan ibu dan janin baik. Pukul
17.00 WIB Ny. U.A G1P0A0 dengan usia kehamilan 37 minggu 4 hari, partus
kala II dengan keadaan ibu dan janin baik. Pukul 17.15 WIB bayi lahir spontan
dengan letak belakang kepala, berat badan 3.000 gram, panjang badan 48 cm,
cacat (-), anus (+). Tanggal 22 Maret 2018 pukul 17.15 WIB Ny. U.A P1A0
partus kala III, keadaan ibu baik, tinggi fundus uteri sepusat, tidak teraba janin
kedua, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan ±100 cc,
plasenta lahir lengkap dan spontan pukul 17.20 WIB. Tanggal 22 Maret 2018
pukul 17.20 WIB Ny. U.A P1A0 partus kala IV, keadaan ibu baik dengan tekanan
darah 110/70 mmHg, nadi 78 x/menit, pernapasan 21 x/menit, suhu 36,8oC, tinggi
fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong,
perdarahan ±100cc. Neonatus cukup bulan sesuai usia kehamilan umur satu jam,
keadaan bayi baik, warna kulit kemerahan, tonus otot bergerak aktif, dengan berat
badan 3.000 gram, panjang badan 48 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 32
cm, denyut jantung bayi 140 x/menit, pernapasan 53 x/menit, dan suhu 36,9 oC.
Tanggal 22 Maret 2018 pukul 23.20 WIB Ny. U.A P1A0 nifas 6 jam, keadaan ibu
baik dengan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 82 x/menit, pernapasan 20
x/menit, suhu 36,5oC. Tanggal 28 Maret 2018 dilakukan kunjungan nifas di
puskesmas, Ny. U.A P1A0 nifas 6 hari, keadaan ibu baik dengan tekanan darah
i
120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernapasan 19 x/menit, suhu 36,4oC, tinggi
fundus uteri pertengahan pusat dan simpisis, kontraksi uterus baik, kandung
kemih kosong perdarahan setengah pembalut, lochea sanguinolenta. Bayi umur 6
hari dengan keadaan bayi baik, denyut jantung bayi 138 x/menit, pernapasan 48
x/menit, suhu 36,8 oC, warna kulit kemerahan. Tanggal 8 April 2018 dilakukan
kunjungan rumah, Ny. U.A P1A0 nifas 2 minggu. Keadaan ibu baik dengan
tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, pernapasan 20 x/menit, suhu
36,0oC, tinggi fundus uteri tidak teraba, kandung kemih kosong, perdarahan ¼
pembalut, lochea serosa. Bayi umur 2 minggu dengan keadaan bayi baik. Denyut
jantung bayi 142 x/menit, pernapasan 48 x/menit, suhu 36,7 oC, warna kulit
kemerahan.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan studi kasus
komprehensif ini.yang diajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Praktik Kebidanan Klinik Komprehensif.
iii
membawa keceriaan dan menghilangankan kepenatan selama pengerjaan
laporan kasus ini.
8. Seseorang spesial, Hafiz Rasyidi yang selalu memotivasi dan menjadi
penyemangat dalam mengerjakan laporan kasus ini.
9. RofN’MAFL sahabat-sahabatku Adam Bagaskara, Lulu Yulianti, Nita
Chairunnisa, Afifa Andinar Renaldi Majid yang selama 7 tahun tak pernah
bosan bersama penulis dan selalu memberi masukan yang positif untuk
penulis.
10. Keluarga besar BEM Poltekkes Jakarta 3 tahun 2016-2017 yang selalu
mau mendengarkan keluh kesah penulis dalam menyelesaikan laporan
kasus ini.
11. Kakak Asuhku Nur Sri Afiva dan Gita Brilian Herdiana. My Twinny
saudara asuhku Celly Tria Novita. Adik asuhku Annisa Arishanti.
Terimakasih telah mendukung penulis disela-sela kegiatan kalian yang
padat.
12. Sahabat seperjuangan sekaligus team kosan Arina Nurzahrah dan Renny
Emalia Yuliska, Terimakasih telah menjadi Partner yang luar biasa, teman
tidur, teman curhat, teman yang menemani saat kunjungan rumah dan
menjadi asisten dalam menolong persalinan.
13. Ananda (angkatan dua), terimakasih telah bersama sama 3 tahun ini,
semoga kita bisa lulus bersama.
14. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu-
persatu.
iv
Penulis sadar sepenuhnya bahwa masih banyak terdapat kesalahan dalam
penyusunan laporan kasus ini, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan guna perbaikan dikemudian hari. Akhir kata semoga
laporan kasus ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya dibidang kebidanan
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
C. Bayi Baru Lahir (BBL) .................................................................................. 126
D. Postnatal Care (PNC) ..................................................................................... 130
BAB V ...................................................................................................................... 136
PENUTUP................................................................................................................. 136
A. Kesimpulan .................................................................................................... 136
B. Saran .............................................................................................................. 137
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 139
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Partograf
Lembar Informasi
Lembar Informed Consent
Lembar Konsultasi Mahasiswa
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
1
2
perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika
terjadi komplikasi, memperoleh cuti hamil dan melahirkan, serta akses terhadap
keluarga berencana. Di samping itu, pentingnya melakukan intervensi lebih ke
hulu, yakni kepada kelompok remaja dan dewasa muda dalam upaya percepatan
penurunan AKI. Upaya pelayanan kesehatan ibu meliputi: (1) Pelayanan
kesehatan ibu hamil, (2) Pelayanan kesehatan ibu bersalin, (3) Pelayanan
kesehatan ibu nifas, (4) Pelayanan/penanganan komplikasi kebidanan, dan (5)
Pelayanan kontrasepsi. (Kemenkes, 2014)
Peranan bidan yakni dengan memberikan pelayanan asuhan kebidanan yang
sesuai dengan standar. Pelayanan yang diberikan berupa pelayanan kebidanan
yang tujuannya mengatur dan memberikan pelayanan kebidanan untuk ibu hamil,
bersalin, nifas, dan bayi baru lahir yang tepat dan sesuai standar pelayanan
kebidanan serta asuhan kebidanan yang bertujuan untuk menekan angka
morbilitas dan mortalitas ibu dan anak sampai batas yang tidak dapat diturunkan
lagi. Salah satu caranya adalah dengan melakukan asuhan kebidanan
berkelanjutan atau asuhan kebidanan secara komprehensif.
Berdasarkan tinjauan diatas, penulis sebagai mahasiswi DIV Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jakarta III akan menerapkan Asuhan Kebidanan yang
komprehensif yang mencakup asuhan kehamilan, persalinan, nifas serta
penanganan bayi baru lahir pada Ny.U.A G1P0A0.
1. TUJUAN
a Tujuan Umum
Mampu melaksanakan manajemen asuhan kebidanan secara
komprehensif mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas dan
bayi baru lahir pada Ny.U.A di Puskesmas kecamatan koja sejak 6
Maret 2018 – 8 April 2018
b Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan asuhan kebidanan selama hamil, bersalin, nifas
dan bayi baru lahir pada Ny.U.A
4
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
a. Perdarahan pervaginam
Perdarahan pada kehamilan setelah 22 minggu sampai sebelum
bayi dilahirkan disebut sebagai perdarahan pada kehamilan lanjut atau
perdarahan antepartum.
1) Solusio Plasenta
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal
pada korpus uteri sebelum janin lahir. Biasanya terjadi pada
trimester ketiga, walaupun dapat pula terjadi setiap saat dalam
kehamilan. Kehamilan dapat lepas sebagian atau seluruhnya. Bila
plasenta yang terlepas seluruhnya disebut solusio plasenta totalis.
Bila hanya sebagian disebut solusio plasenta parsialis atau bisa
juga hanya sebagian kecil pinggir plasenta yang lepas disebut
rupture sinus marginalis.
Perdarahan yang terjadi karena lepasnya plasenta ini dapat
mengalir keluar yaitu pada solusio plasenta dengan perdarahan
keluar. Sedangkan pada solusio plasenta dengan perdarahan
tersembunyi dibelakang plasenta. Dapat pula terjadi kedua-duanya
atau perdarahanya menembus selaput ketuban masuk kedalam
kantung ketuban.
2) Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada
segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruhnya
7
d. Demam Tinggi
Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38° C dalam
kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat
merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Penanganan
umum: demam tinggi dapat ditangani dengan: istirahat baring,
minum banyak, kompres untuk menurunkan suhu.
Komplikasi yang ditimbulkan akibat mengalami demam tinggi
antara lain: sistitis (infeksi kandung kencing), pielonefritis Akut
(infeksi saluran kemih atas).
a. Sering berkemih
Sering berkemih dikeluhan sebanyak 60% oleh ibu selama
kehamilan akibat dari meningatnya laju Filtrasi Glomerolus
(Sandhu, dkk, 2009). Dilaporkan 59% terjadi pada trimester
pertama, 61% pada trimester kedua dan 81% pada trimester ketiga,
keluhan sering berkemih karena tertekannya kandung kemih oleh
uterus yang semakin membesar dan menyebabkan kapasitas
kandung kemih berkurang serta frekuensi berkemih meningkat.
c. Sesak nafas
Peningkatan ventilasi menit yang menyertai kehamilan sering
dianggap sebagai sesak nafas. Sesak nafas merupakan salah satu
keluhan yang paling sering dialami oleh ibu pada kehamilan
trimester III. Sesak nafas yang berlangsung pada saat istirahat atau
aktivitas ringan sering disebut sebagai sesak nafas yang normal.
Hal ini disebabkan oleh meningkatnya usaha bernafas ibu hamil.
Peningkatan dikarenakan oleh rahim yang membesar sesuai dengan
usia kehamilan sehingga menyebabkan peningkatan kerja
pernapasan.
Keluhan sesak nafas juga dapat terjadi karena adanya perubahan
volume paru yang terjadi akibat perubahan anatomi toraks selama
kehamilan. Dengan semakin bertambahnya usia kehamilan,
pembesaran akan semakin mempengaruhi keadaan diafragma ibu
11
g. Heartburn
Perasaan panas pada perut tau heartburns atau pirosis didefinisikan
sebagai rasa terbakar disaluran pencernaan bagian atas, termasuk
tenggorokan. Hal ini dapat dikaitkan dengan esofagitis infeksi
saluran esofagus. Heartburn merupakan keluhan saluran
pencernaan yang sering dikeluhkan oleh wanita hamil.
Penyebab dari keluhan ini dapat disebabkan oleh peningkatan
kadar progesteron atau meningkatnya metabolisme yang
13
1. Uterus
Uterus atau rahim yang semula besarnya sebesar buah pir akan
mengalami hipertrofi atau hiperplapsia, sehingga beratnya menjadi
1000 gram pada akhir kehamilan. Panjang fundus uteri pada usia
kehamilan 28 minggu adalah 25 cm, pada usia kehamilan 32
minggu panjangnya adalah 27 cm, dan pada usia kehamilan 36
minggu panjangnya adalah 30 cm. Regangan dinding rahim karena
besarnya pertumbuhan dan perkembangan janin menyebakan
isthmus uteri makin tertarik keatas dan menipis di segmen bawah
rahim (Prawirohardjo, 2010).
14
3. Payudara / mammae
Pembentukan lobules dan alveoli memproduksi dan mensekresi
cairan yang kental kekuningan yang disebut Kolostrum. Pada
trimester 3 aliran darah di dalamnya lambat dan payudara menjadi
semakin besar. (Manuaba, 2013).
4. Kulit
Pada bulan-bulan akhir kehamilan umumnya dapat muncul garis-
garis kemerahan, kusam pada kulit dinding abdomen dan kadang
kadang juga muncul pada daerah payudara dan paha. Perubahan
warna tersebut sering disebut sebagai striae gavidarum. Pada
wanita multipara, selain striae kemerahan itu seringkali ditemukan
garis garis mengkilat keperakan yang merupakan sikatrik dari
striae kehamilan sebelumnya. (Manuaba, 2013).
5. Sistem Kardiovaskuler
Peredaran darah wanita hamil dipengaruhi beberapa faktor, antara
lain meningkatnya kebutuhuan darah, terjadi hubungan langsung
antara arteri dan vena pada sirkulasi retroplasenter, dan pengaruh
hormon esterogen dan progesteron yang makin meningkat. Akibat
15
6. Sistem Pernafasan
Pergerakan difragma semakin terbatas seiring pertambahan ukuran
uterus dalam rongga abdomen. Setelah minggu ke 30, peningkatan
volume tidal, volume ventilasi per menit, dan pengambilan oksigen
per menit akan mencapai puncaknya pada minggu ke 37. Wanita
hamil akan bernafas lebih dalam sehingga memungkinkan
pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat
20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi
progesteron (Prawirohardjo,2010).
7. Sistem Urinaria
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas
panggul menyebabkan penekanan uterus pada vesica urinaria.
Keluhan sering berkemih pun dapat muncul kembali. Selain itu,
terjadi peningkatan sirkulasi darah di ginjal yang kemudian
berpengaruh pada peningkatan laju filtrasi glomerulus dan renal
plasma flow sehingga timbul gejala poliuria. Pada ekskresi akan
dijumpai kadar asam amino dan vitamin yang larut air lebih banyak
(Prawirohardjo, 2010).
16
8. Sistem Muskuloskeletal
Akibat pembesaran uterus ke posisi anterior, umumnya wanita
hamil memiliki bentuk punggung cenderung lordosis. Sendi
sacroiliaca, sacrococcigis, dan pubis akan meningkat mobilitasnya
diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat
mengakibatkan perubahan sikap pada wanita hamil dan
menimbulkan perasaan tidak nyaman pada bagian bawah
punggung (Prawirohardjo, 2010).
9. Sistem Pencernaan
Perubahan yang paling nyata adalah adanya penurunan motilitas
otot polos pada organ digestif dan penurunan sekresi asam
lambung. Akibatnya, tonus sphincter esofagus bagian bawah
menurun dan dapat menyebabkan refluks dari lambung ke esofagus
sehingga menimbulkan keluhan seperti heartburn. Penurunan
motilitas usus juga memungkinkan penyerapan nutrisi lebih
banyak, tetapi dapat muncul juga keluhan seperti konstipasi.
Sedangkan mual dapat terjadi akibat penurunan asam lambung
(Prawirohardjo, 2010).
akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda
apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin
mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada
waktu melahirkan.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester
ketigadan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu
ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan
perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu
memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
Trimester ketiga merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran
bagi yang akan dilahirkan dan bagaimana rupanya. Mungkin juga nama
bagi yang akan dilahirkan juga sudah dipilih. Trimester ketiga adalah saat
persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Keluarga
mulai menduga-duga tentang jenis kelamin bayinya (apakah laki- laki atau
perempuan) dan akan mirip siapa (Jannah, 2011).
1. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan
tidak menarik. Kecemasan dan ketegangan semakin meningkat
oleh karena perubahan postur tubuh atau terjadi gangguan body
image.
2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
4. Khawatir bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,
bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
Pada 6-8 minggu menjelang persalinan perasaan takut semakin
meningkat, merasa cemas terhadap kondisi bayi dan dirinya.
5. Merasa sedih akan terpisah darinya.
6. Merasa kehilangan perhatian.
7. Perasaan mudah terluka dan sensitif.
18
8. Libido menurun.
9. Merasa tidak feminin menyebabkan perasaan takut perhatian suami
berpaling atau tidak menyenangi kondisinya.
10. Sulit tidur dikarenakan kondisi fisik atau frustasi terhadap
persalinan.
4. Evidence Based
Pada setiap kali kunjungan klien perlu mendapatkan informasi yang sangat
penting. Selain itu petugas kesehatan juga harus mendapatkan informasi
penting dari klien untuk mendeteksi secara dini masalah yang ada pada
kehamilan klien.
20
Kategori IMT
<19,8
Rendah
19,8 – 26
Normal
26 – 29
Tinggi
> 29
Obesitas
-
Gemeli
Dua jenis tekanan ini memiliki arti yang sangat penting untuk mengukur
tekanan darah. Ibu hamil dinyatakan memiliki tekanan darah tinggi bila
tekanan diastolik ≥ 110mmHG pada satu kali pengukuran atau ≥ 90
mmHG pada 2 kali pengukuran setiap 4 jam. (WHO, 2013)
Selain dalam cm tinggi fundus uteri juga dapat dihitung dengan perjarian
sebagai berikut:
23
Dari pengukuran tinggi fundus uteri kita juga dapat menghitung tafsiran
berat janin dengan menggunakan rumus Johnson-Tausack = (Md – N ) x
155. Dengan Md adalah jarak simfisis ke fundus uteri dan N = 13 (apabila
janin belum masuk PAP), 12 (apabila kepala janin masih berada diatas
spina ischiadika) dan 11 (apabila kepala sudah dibawah spina ischiadika)
(Asuhan Kebidanan Antenatal, 2006).
7. Imunisasi TT
Salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk menurunkan angka
kematian bayi atau neonatus yang disebabkan oleh tetanus. Pemberian
vaksin TT sesuai jadwal:
9. Tatalaksana kasus
Dilakukan apabila ibu memiliki masalah dalam kesehatan saat hamil.
usia cukup bulan (>37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan
dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan
pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak
mengakibatkan perubahan serviks (Asuhan Persalinan Normal, 2008).
Pernyataan diatas didukung oleh pernyataan Varney yang mengatakan
bahwa persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan
pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi
persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks dan
diakhiri dengan pengeluaran plasenta (Varney, 2007).
b) Persalinan buatan
Persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar, misalnya dengan
ekstraksi vakum, forcep, ataupun sectio secarea.
c) Persalinan anjuran
Persalinan yang berlangsung dengan pemberian obat untuk merangsang
timbulnya kontraksi. Pada umumnya persalinan terjadi bila bayi sudah
cukup besar untuk hidup diluar, tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga
menimbulkan kesulitan dalam persalinan. Kadang-kadang persalinan tidak
dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan
ketuban, pemberian pitocin, atau prostaglandin.
semua, sebagian atau bahkan tidak sama sekali tanda gejala yang ada
dibawah:
a) Lightening
Ligtening yang mulai dirasakan kira –kira dua minggu sebelum persalinan,
adalah penurunan bagian presentasi bayi kedalam pelvis minor. Pada
presentasi sevalik, kepala bayi biasanya engaged setelah lightening. Saat
itu, sesak nafas yang dirasakan oleh ibu opada trimester 3 berkurang,
karena kondisi ini akan menciptakan ruang baru abdomen atas untuk
ekspansi paru. Sebaliknya ibu akan merasa menjadi sering berkemih,
perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang menyeluruh, kram
pada tungkai, dan peningkatan statis pada vena.
b) Perubahan Serviks
Perubahan serviks mendekati persalinan serviks semakin matang.
Konsistensi servik menjadi seperti pudding dan terjadi sedikit penipisan.
c) Persalinan Palsu
Semakin tua usia kehamilan, pengeluaran progesteron dan estrogen
semakin berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang
lebih sering disebut his palsu. Sifat his palsu yaitu, rasa nyeri ringan
dibagian bawah, datangnya tidak teratur, tidak ada perubahan serviks,
durasinya pendek, dan tidak bertambah jika dibawa aktifitas.
a) Faktor-faktor hormonal
Perubahan-perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak
mengungkapkan mulai dan berlangsungnya partus antara lain karena
penurunan kadar estrogen dan progesteron. Progesteron menimbulkan
relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meningkatkan kontraksi otot
rahim. Selama kehamilan, terdapat keseimbangan antar kadar progesterone
dan estrogen di dalam darah tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron
menurun sehingga timbul his.
b) Pengaruh prostaglandin
Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke-15 hingga aterm
saat persalinan yang menyebabkan kontraksi miometrium.
c) Struktur uterus
Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan
iskemia otot-otot uterus.
d) Nutrisi
Bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi segera akan
dikeluarkan (Wiknjosastro, 2007).
b) Passanger
Faktor yang juga sangat mempengaruhi persalinan adalah faktor janin.
Meliputi sikap janin, letak janin, dan bagian terendah. Sikap janin
menunjukkan hubungan bagian –bagian janin dengan sumbu tubuh
janin, misalnya bagaimana sikap fleksi kepala, kaki, dan lengan. Letak
janin dilihat berdasarkan hubungan sumbu tubuh janin dibandingkan
dengan sumbu tubuh ibu. Ini berarti seorang janin dapat dikatakan letak
longitudinal ( presentasi kepala dan presentasi bokong), letak lintang,
serta letak obliq. Bagian terbawah adalah istilah untuk menunjukkan
bagian janin apa yang paling bawah (Sumarah, 2010).
c) Passage
Merupakan faktor jalan lahir, terbagi menjadi 2 yaitu :
Bagian keras
Bagian ini terdiri dari tulang panggul ( Os coxae, Os Sacrum, Os
Coccygis ), dan Artikulasi( Simphisis pubis, Artikulasi sakro-iliaka,
artikulasi sakro-kosigiu). Dari tulang –tulang dasar dan artikulasi yng
ada, maka bagian keras janin dapat dinamakan Ruang panggul ( Pelvis
mayor dan minor), pintu panggul ( Pintu atas panggul, Ruang tengah
panggul, Pintu bawah panggul, dan ruang panggul yang sebenarnya
yaitu antara inlet dan outlet.), Sumbu panggul ( merupakan garis yang
menghubungkan titik-titik tengah ruang panggul yang melengkung ke
depan), Bidang –bidang ( Hogde I, Hodge II, Hodge III,dan Hodge IV).
Jenis- jenis panggul menurut Caldwell & Moloy, 1993 adalah Ginegoid
yang bulat 45%, Android panggul pria 15%, Antroid Lonjong seperti
telur 35%, Platipeloid pica menyempit arah muka belakang 5 %.
Bagian lunak
Jalan lunak yang berpegaruh dalam persalinan adalah Serviks Utreri,
dan vagina. Disamping itu otot –otot, jaringan ikat, dan ligament yang
31
d) Psikis Ibu
Psikis ibu dalam persalinan akan sangat mempengaruhi daya kerja otot –
otot yang dibutuhkan dalam persalinan baik itu yang otonom maupun yang
sadar. Jika seorang ibu menghadapi persalinan dengan rasa tenang dan
sabar, maka persalinan akan terasa mudah untuk ibu tersebut. Namun jika
ia merasa tidak ingin ada kehamilan dan persalinan, maka hal ini akan
menghambat proses persalinan (Sumarah, 2010).
e) Penolong
Dalam persalinan, ibu tidak mengerti apa yang dinamakan dorongan ingin
mengejan asli atau yang palsu. Untuk itu, seorang mitra yang dapat
membantunya mengenali tanda gejala persalinan sangat dibutuhkan.
Tenaga ibu akan menjadi terbuang jika saat untuk mengejan yang ibu
lakukan tidak tepat (Sumarah, 2010).
Fase Laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap, berlangsung hingga serviks
membuka kurang dari 4 cm, pada umumnya fase laten
berlangsung hampir 8 jam pada multi para dan 12-13 jam pada
primipara.
Fase aktif
Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bertahap (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi 3
kali atau lebih dalam 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik
atau lebih). Dari pembukaan 4 hingga mencapai pembukaan
10cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata perjam pada
primipara atau lebih 1 cm hingga 2 cm pada multipara dan
terjadi penurunan bagian terbawah janin ( Depkes, 2008).
Makan dan minum tidak boleh dibatasi, hal ini agar ibu memiliki
cadangan energi yang mencukupi saat harus mengejan di kala II
persalinan. Lakukan semua tindakan dengan tetap menjaga privasi
klien, agar klien merasa dihormati selayaknya manusia. Pada saat HIS
berkurang, dapat ditawarkan berbagai posisi melahirkan kala II yang
akan dirasa cukup memberinya rasa nyaman. Persilahkan ibu untuk
memilih yang sesuai dengan keadaannya serta berikan konseling
tentang kelebihan dan kekurangan berbagai metode tersebut.
b) Kala II
Kala dua adalah saat keluarnya janin. Dimulai saat serviks sudah
berdilatasi penuh dan ibu merasakan dorongan untuk mengejan untuk
mengeluarkan bayinya. Kala ini berakhir saat bayi lahir. Kala dua
persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm)
dan berakhir dengan lahirnya bayi. Proses ini biasanya berlangsung 2
34
jam pada primipara dan 1 jam pada multipara. Kala dua disebut juga
kala pengeluaran bayi. Gejala dan tanda kala dua persalinan :
Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi.
Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan
vaginanya.
Perineum menonjol.
Vulva-vagina dan spingter ani membuka.
Meningkatnya pengeluaran lendir dan nulipara umumnya
bercampur sedikit darah.
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih
lama, kira- kira 2- 3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang
panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang
secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada
rektum, ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus
terbuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka,
perineum meregang. Dengan his yang terpimpin terlahirlah kepala,
diikuti oleh seluruh badan janin. Kala 2 pada primipara : 1 ½ – 2 jam,
pada multipara ½ - 1 jam.
c) Kala III
Kala III adalah pemisahan dan keluarnya plasenta dan membran, pada
kala tiga ini, juga dilakukan pengendalian perdarahan. Kala ini
berlangsung dari lahirnya bayi sampai plasenta dan membran
dikeluarkan. Kala tiga persalinan disebut juga sebagai kala uri atau kala
pengeluaran plasenta. Kala tiga dan empat persalinan merupakan
kelanjutan dari kala satu (kala pembukaan) dan kala dua (kala
pengeluaran bayi). Kala tiga persalinan dimulai segera setelah bayi lahir
sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
(Saifuddin, 2003).
35
pusat tertarik kembali berarti plasenta belum lepas, tali pusat tetap
ditempat berarti plasenta telah lepas.
Prasat Strassman: Tali pusat dikencangkan dan rahim diketok-ketok,
bila getarannya sampai pada tali pusat berarti plasenta belum lepas.
d) Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan setelah bayi dan uri lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan pospratum
karena perdarahan post partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama.
Tujuh pokok penting didalam kala IV, antara lain:
Kontraksi rahim: baik atau tidak kontraksi rahim dapat diketahui
dengan palpasi. Bila perlu lakukan massase dan berikan uteretonika.
Perdarahan: ada perdarahan aktif atau tidak, dan jumlah dari
perdarahan.
Kandung kemih
Luka-luka jahitan baik atau tidak.
Penilaian terhadap kelengkapan plasenta.
37
2. Evidence Based
Tindakan yang
No Sebelum EBM Setelah EBM
dilakukan
Ibu bebas
Ibu bersalin dilarang
melakukan
untuk makan dan minum
1. Asuhan sayang ibu aktifitas apapun
bahkan untuk
yang mereka
membersihkan dirinya.
sukai
Ibu boleh
b. Evidence Based
TEMUAN ILMIAH
Perawatan tali pusat secara terbuka lebih cepat puput dan mengurangi kejadian infeksi TP dari
pada perawatan tertutup dengan penggunaan antiseptic
Penyebab kematian terbanyak pada anak adalah pneumonia dan diare, sedangkan penyebab
lain adalah penyakit menular atau kekurangan gizi. Salah satu upaya untuk mencegah
kematian pada anak adalah melalui pemberian nutrisi yang baik dan ASI eksklusif.
Penelitian yang dilakukan di Banglades melaporkan bahwa pemberian ASI secara eksklusif
merupakan faktor protektif terhadap infeksi saluran pernapasan akut OR (IK 95%) : 0,69
47
b) Cara Konduksi
Adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara
tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur
atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi
akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi
apabila bayi diletakkan diatas benda-benda tersebut.
c) Cara Konveksi
Kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara
sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan
di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan
49
d) Cara Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat
benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu
tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena
benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi
(walaupun tidak bersentuhan secara langsung).
5) Memberi salep mata. Setiap bayi baru lahir perlu diberi salep
mata. Pemberian obat mata eritromosin 0,5% atau tetrasiklin 1%
dianjurkan untuk pencegahan penularan infeksi (Kementrian
Kesehatan, 2014).
50
2) Evidence Based
a) Memulai Pemberian Asi Dini dan Ekslusif
Berdasarkan evidence based yang up to date, upaya untuk
peningkatan sumber daya manusia antara lain dengan jalan
memberikan ASI sedini mungkin (IMD) yang dimaksudkan untuk
meningkatkan kesehatan dan gizi bayi baru lahir yang akhirnya
bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB).
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera
setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu
ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting susu).
Pada prinsipnya IMD merupakan kontak langsung antara kulit ibu
dan kulit bayi, bayi ditengkurapkan di dada atau di perut ibu selekas
mungkin setelah seluruh badan dikeringkan (bukan dimandikan),
kecuali pada telapak tangannya. Kedua telapak tangan bayi dibiarkan
tetap terkena air ketuban karena bau dan rasa cairan ketuban ini sama
dengan bau yang dikeluarkan payudara ibu, dengan demikian ini
menuntun bayi untuk menemukan puting. Lemak (verniks) yang
menyamankan kulit bayi sebaiknya dibiarkan tetap menempel.
Kontak antar kulit ini bisa dilakukan sekitar satu jam sampai bayi
selesai menyusu. Selain mendekatkan ikatan kasih sayang (bonding)
antara ibu dan bayi pada jam-jam pertama kehidupannya, IMD juga
berfungsi menstimulasi hormon oksitosin yang dapat membuat rahim
ibu berkontraksi dalam proses pengecilan rahim kembali ke ukuran
semula. Proses ini juga membantu pengeluaran plasenta, mengurangi
perdarahan, merangsang hormon lain yang dapat meningkatkan
ambang nyeri, membuat perasaan lebih rileks, bahagia, serta lebih
mencintai bayi.
kuat dari sang suami dan keluarga, jadi akan membantu ibu
apabila saat inisiasi menyusu dini suami atau keluarga
mendampinginya.
b) Ibulah yang menentukan posisi melahirkan, karena dia yang akan
menjalaninya.
c) Setelah bayi dilahirkan, secepat mungkin keringkan bayi tanpa
menghilangkan vernix yang menyamankan kulit bayi.
d) Tengkurapkan bayi di dada ibu atau perut ibu dengan skin to skin
contact, selimuti keduanya dan andai memungkinkan dan
dianggap perlu beri si bayi topi.
e) Biarkan bayi mencari puting ibu sendiri. Ibu dapat merangsang
bayi dengan sentuhan lembut dengan tidak memaksakan bayi ke
puting ibunya.
f) Dukung dan bantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku
bayi sebelum menyusu (pre-feeding) yang dapat berlangsung
beberapa menit atau satu jam bahkan lebih, diantaranya:
g) Istirahat sebentar dalam keadaan siaga, menyesuaikan dengan
lingkungan.
h) Memasukan tangan ke mulut, gerakan mengisap, atau
mengelurkan suara.
i) Bergerak ke arah payudara.
j) Daerah areola biasanya yang menjadi sasaran.
k) Menyentuh puting susu dengan tangannya.
l) Menemukan puting susu, reflek mencari puting (rooting) melekat
dengan mulut terbuka lebar.
m) Biarkan bayi dalam posisi skin to skin contact sampai proses
menyusu pertama selesai.
n) Bagi ibu-ibu yang melahirkan dengan tindakan seperti oprasi,
berikan kesempatan skin to skin contact.
53
o) Bayi baru dipisahkan dari ibu untuk ditimbang dan diukur setelah
menyusu awal. Tunda prosedur yang invasif seperti suntikan vit
K dan menetes mata bayi.
p) Dengan rawat gabung, ibu akan mudah merespon bayi. Andaikan
bayi dipisahkan dari ibunya, yang terjadi kemudian ibu tidak bisa
merespon bayinya dengan cepat sehingga mempunyai potensi
untuk diberikan susu formula, jadi akan lebih membantu apabila
bayi tetapi bersama ibunya selama 24 jam dan selalu hindari
makanan atau minuman pre-laktal.
q) Setelah pemberian Inisiasi Menyusu Dini (IMD), selanjutnya bayi
diberikan ASI secara eksklusif. Yang dimaksud dengan
pemberian ASI secara eksklusif di sini adalah pemberian ASI
tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur 0
- 6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, bayi mulai
diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat terus
diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih. ASI eksklusif
sangat penting untuk peningkatan SDM di masa yang akan
datang, terutama dari segi kecukupan gizi sejak dini.
Memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
akan menjamin tercapainya pengembangan potensial kecerdasan
anak secara optimal. Hal ini karena ASI merupakan nutrien yang
ideal dengan komposisi yang tepat serta disesuaikan dengan
kebutuhan bayi.
B. Nifas
A. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (Puerperium) adalah mulai partus selesai dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genetalia baru
pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.
(Prawirohardjo, 2005). Masa nifas yaitu masa pulih kembali mulai
dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti
54
Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas
adalah sebagai berikut:
a. Fungsi menjadi orang tua
b. Respon dan dukungan dari keluarga
c. Riwayat dan pengalaman kehamilan serta persalinan
d. Harapan, keinginan dan aspirasi saat hamil dan melahirkan
Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas antara lain:
a. Fase Taking In
c. Fase Letting Go
Fase ini merupakan fase menerima tanggungjawab akan peran
barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu
sudah mulai dapat menyesuaikan diri dengan ketergantungan
bayinya. Terjadi peningkatan akan perawatan diri dan bayinya.
Ibu merasa percaya diri akan peran barunya, lebih mandiri dalam
memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya. Dukungan suami dan
keluarga dapat membantu merawat bayi. Kebutuhan akan
istirahat masih diperlukan ibu untuk menjaga kondisi fisiknya.
b. Ligamen-ligamen
Ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu
persalinan setelah bayi lahir secara berangsur-angsur menjadi
menciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke
belakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamentum menjadi
kendor.
c. Hemokonsentrasi.
Pada masa hamil didapat hubungan pendek yang dikenal sebagai
shunt antara sirkulasi ibu dan plasenta, setelah melahirkan shunt
akan hilang dengan tiba-tiba, volume darah pada ibu relative
akan bertambah. Keadaan ini menimbulkana beban pada jantung.
Sehingga dapat menimbulkan dekompensasi kordis pada
penderita vitium kordis. Untung keadaan ini dapat diatasi dengan
mekanisme kompensasi dengan timbulnya hemokonsentrasi
sehingga volume darah kembali pada sedia kala. Umumnya hal
ini terjadi pada hari-hari ke tiga postpartum.
Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen
dan plasma serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat.
Pada hari pertama postpartum, kadar fibrinogen dan plasma akan
sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan
peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor
pembekuan darah. Leukositosis yang meningkat dimana jumlah
sel darah putih dapat mencapai 15000 selama persalinan akan
tetap tinggi dalam beberapa hari pertama dari masa postpartum.
Jumlah sel darah putih tersebut masih bisa naik lagi sampai
25000 atau 30000 tanpa adanya kondisi patologis jika wanita
tersebut mengalami persalinan lama. Jumlah hemoglobin,
hematokrit dan erytrosyt akan sangat bervariasi pada awal-awal
64
d. Sistem pencernaan.
Dua jam setelah persalinan ibu akan merasa lapar. Ibu sangat
membutuhkan kalsium karena pada masa nifas terjadi penurunan
ion kalsium, dan kalsium dibutuhkan sangat dibutuhkan oleh ibu
terutama untuk pertumbuhan janin pada masa laktasi (Saleha,
2009). Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal
ini disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan
mendapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong,
pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan
(dehidrasi), kurang makan, haemoroid, laserasi jalan lahir.
Supaya buang air besar kembali teratur dapat diberikan
diet/makanan yang mengandung serat dan pemberian cairan yang
cukup. Bila usaha ini tidak berhasil dalam waktu 2 atau 3 hari
dapat ditolong dengan pemberian huknah atau glyserin spuit atau
diberikan obat yang lain.
2) Hormon pituitary
Prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak
menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH
meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-3, dan
LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
j. Lokhea
Lokhea adalah secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina
pada masa nifas (Sarwono, 2010). Pada masa awal nifas,
peluruhan jaringan desidua menyebabkan keluarnya discharge
vagina dalam jumlah bervariasi yang disebut lokhia. Secara
68
1) Lokhia Rubra
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,
vernik caseosa, lanugo dan mekonium, selama dua hari
pascapersalinan.
2) Lokhia Sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari ke-3 sampai
ke-7 pascapersalinan.
3) Lokhia Serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berubah, pada hari ke-7 sampai
ke-14 pascapersalinan.
4) Lokhia Alba
Cairan putih setelah 2 minggu.
5) Lokhia Purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah dan berbau busuk
(Asuhan Persalinan Normal bagi Bidan, 2014).
k. Endometrium.
Perubahan yang terjadi pada endometrium adalah timbulnya
trombosis, degenerasi, dan nekrosis di tempat implantasi
plasenta. Vagina dan lubang vagina pada awal puerperium
merupakan saluran yang luas dan berdinding tipis. Rugae timbul
kembali pada minggu ke tiga (Saleha, 2009).
69
m. Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena
sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak
maju. Pada post natal hari ke-5, perineum sudah mendapatkan
kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur
daripada keadaan sebelum melahirkan.
n. Laktasi
Mamae yang telah dipersiapkan pada masa hamil terpengaruhi
dengan akibat kelenjar-kelenjar berisi air susu. Pengaruh
oksitosin mengakibatkan mioepitelium kelenjar-kelenjar susu
berkontraksi, sehingga pengeluaran air susu dilaksanakan.
Umumnya produksi air susu baru berlangsung betul pada hari ke
2-3 postpartum. Pada hari-hari pertama air susu mengandung
kolostrum yang merupakan cairan kuning lebih kental dari pada
air susu, mengandung banyak protein albumin dan globulin.
Selain pengaruh hormon, salah satu rangsangan terbaik untuk
mengeluarkan air susu adalah dengan menyusui bayi itu sendiri.
Kadar prolaktin akan meningkat dengan perangsangan fisik pada
puting. Dengan menetekan bayi pada ibunya akan
mengakibatkan peningkatan produksi prolaktin dan hal ini akan
meningkatkan produksi Air Susu Ibu (ASI). Lebih sering ibu
70
2) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali permenit.
Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat.
71
3) Tekanan darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan
rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan
darah tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadinya
preeklampsi postpartum.
4) Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu
dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga
akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada
saluran nafas.
7. Evidence Based
Kebiasaan Keterangan
Tampon vagina menyerap darah
tetapi tidak menghentikan
Tampon Vagina perdarahan, bahkan perdarahan
tetap terjadi dan dapat
menyebabkan infeksi.
Selama 2 jam pertama atau
selanjutnya penggunaan gurita
Gurita atau sejenisnya
akan menyebabkan kesulitan
pemantauan involusio rahim.
Bayi benar-benar siaga selama 2
jam pertama setelah kelahiran. Ini
merupakan waktu yang tepat
Memisahkan ibu dan bayi untuk melakukan kontak kulit ke
kulit untuk mempererat bonding
attachment serta keberhasilan
pemberian ASI.
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS
Penulisan perkembangan kasus menggunakan pendokumentasian secara SOAP
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
KUNJUNGAN PERTAMA
Selasa, 06 Maret 2018
Subjektif
A. Identitas
Nama Klien : Ny. U.A Nama Suami : Tn. M.D.S
Umur : 27 th Umur : 32 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat Rumah : Jalan Pinang IV RT 12/ RW 05 No. 32
Nomor telepon : 0838-7226-2369
B. Anamnesa pada tanggal 6 Maret 2018 Pukul 10.00 WIB Oleh Siti
Nurhayati
Alasan kunjungan saat ini : Kunjungan ulang ke 8 (delapan)
1. Keluhan yang dirasakan : tidak ada
2. Riwayat Menstruasi
Usia pertama haid 12 tahun, Hari pertama haid terakhir tanggal 03
Juli 2017, lamanya 7 hari, ganti pembalut 3-4x/hari, konsistensi
cair ada sedikit gumpalan, tidak ada keluhan, taksiran persalinan
10 April 2018
4. Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir : > 10 kali
5. Pola nutrisi : makan : 2x/hari, nasi, lauk, sayur, minum ±2 L air putih,
ibu mengatakan sering memakan biscuit sebagai cemilan
6. Pola eliminasi
- BAB : 1x/hari, warna kuning kecoklatan, tidak ada keluhan
- BAK : 3-4x/hari, warna kuning jernih, tidak ada keluhan
7. Aktivitas sehari-hari
72
73
- Ibu mengatakan tidur malam 8 jam, siang kadang tidur 2 jam, tidak
ada keluhan pola tidur
4. Status Imunisasi TT : - Imunisasi TT 1 : tanggal 18 Desember 2018
- Imunisasi TT 2 : tanggal 15 Januari 2018
5. Kontrasepsi yang pernah digunakan : Ibu tidak pernah menggunakan
alat kontrasepsi sebelumnya
6. Riwayat Kehamilan dan Nifas yang Lalu
No. Tgl/Thn Tempat/ Usia Jenis JK BB/ Ket
persalinan penolong persalinan persalinan PB
1. 2017 Hamil ini
4. Riwayat Kesehatan : Ibu tidak memiliki atau sedang menderita
penyakit berat, menular ataupun turunan. Ibu tidak merokok, tidak
mengkonsumsi jamu, alcohol, dan obat obatan terlarang. Ibu hanya
minum obat-obatan yang diberikan oleh dokter dan bidan
5. Riwayat Psikologi : kehamilan ini diinginkan dan direncanakan oleh
ibu dan suami, keluarga mendukung ibu atas kehamilan ini
6. Riwayat sosial : - ibu hanya tinggal dengan suami
- Ibu sangat aktif di kalangan rumahnya mengikuti
arisan dan pengajian
7. Status perkawinan : Jumlah 1 kali, lama perkawinan 11 bulan
8. Pendidikan kehamilan : ibu senang membaca artikel kehamilan, tetapi
ibu belum pernah mengikuti kelas ibu hamil.
9. Persiapan Progam perencanaan persalinan dan pencegahan Komplikasi
: taksiran persalinan ibu tanggal 10 April 2018, ibu ingin ditolong
bidan di puskesmas kecamatan koja, didampingi oleh
suami,transportasi dengan motor, calon pendonor darah adalah ibunya
yang bergolongan darah O.
Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : compos mentis
Keadaan emosional : stabil
74
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Simetris, bersih, tidak ada cloasma
Muka : kelopak mata : tidak oedema
Konjungtiva : tidak anemis
Sklera : tidak ikhterik
Mulut dan gigi : Gigi : tidak ada gigi berlubang
Kelenjar thyroid : pembesaran kelenjar : tidak ada pembesaran
Kelenjar getah bening : pembesaran : tidak ada pembesaran
Dada : simetris, tidak ada retraksi
Payudara : pembesaran : tidak ada pembesaran
Putting susu : menonjol, simetris
Benjolan/tumor : tidak ada benjolan
Pengeluaran : belum ada pengeluaran
Rasa nyeri : tidak ada nyeri tekan
Abdomen : Bekas luka operasi : tidak ada bekas operasi
Ekstremitas atas dan bawah :
Atas : Simetris, tidak sindaktili, tidak polidaktili, tidak oedema
Bawah : Simetris, tidak sindaktili, tidak polidaktili, tidak oedema, reflek
patella +/+
75
Anogenital (inspeksi)
Genetalia : Tidak oedema, tidak ada varises, tidak ada pembengkakan
kelenjar bartholini, tidak ada pembengkakan kelenjar skene, tidak ada
keputihan
Anus : Terdapat lubang anus, tidak ada hemoroid.
Pemeriksaan Obstetrik
Palpasi uterus : TFU : 30 cm
Leopold I : Di fundus teraba agak bulat, lunak, tidak melenting
Leopold II : Dikanan ibu teraba panjang, keras seperti papan
Dikiri ibu teraba bagian bagian kecil
Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting
Leopold IV : Konvergen
Taksiran berat janin : (30 – 11) x 155 = 2.945 gram
DJJ : 127x/mnt, teratur
3. Pemeriksaan Laboratorium
Darah : Hb : 13,2 gr/dL pada 27 Februari 2018
Golongan darah :O
Urine : Protein : negatif
Glukosa : negative
HIV : non reaktif
HbsAg : non reaktif
Assesment
Diagnosa ibu : G1P0A0 hamil 35 minggu 2 hari
Diagnosa janin: janin tunggal hidup intrauterine
Masalah : tidak ada
Kebutuan : tidak ada
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dan janin dalam
keadaan baik.
Ibu mengerti
76
8. Memberi ibu tablet SF 1x1, Kalk 1x1, Vit C 1x1, B12 1x1 . Memberitahu
ibu bahwa SF atau tablet tambah darah dan Vit C diminum malam hari
dengan air mineral, sedangkan Kalk dan B12 minum pagi hari.
Memberitahu ibu efek samping dari vitamin SF yaitu mual dan BAB
berwarna kehitaman.
Ibu mengerti dan akan minum vitamin sesuai yang dianjurkan.
9. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan ulang pada tanggal 20
Maret 2018 atau bila ibu ada keluhan ke puskesmas dan membawa buku
periksanya ke puskesmas.
Ibu akan datang ke puskesmas untuk pemeriksaan ulang.
78
Subjektif
Alasan kunjungan : Ibu ingin memeriksakan kehamilannya dan ini merupakan
kunjungan ulang ibu.
Keluhan saat ini : Nyeri perut bawah dan nyeri pinggang
Objektif
Pemeriksaan Umum :
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda – tanda vital :
TD : 110/70 mmHg N : 80x/menit
R : 21x/menit S : 37,1oC
Berat badan : 61 kg
Pemeriksaan Obstetri
TFU : 32 cm
Leopold I : Di fundus teraba agak bulat, lunak, tidak melenting.
Leopold II : Disebelah kanan ibu teraba keras, panjang seperti papan.
Disebelah kiri ibu teraba bagian-bagian kecil.
Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat, keras, melenting .
Leopold IV : Konvergen
DJJ : 148 x/menit, teratur
Taksiran berat janin : (32-11) x 155 = 3.255 gram
Pemeriksaan Laboratorium : Tidak dilakukan
Assesment
Diagnosa ibu : G1P0A0 hamil 36 minggu 2 hari
Diagnosa janin : Tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala
Masalah : Nyeri perut bawah dan nyeri pinggang
Kebutuhan : KIE teknik relaksasi
79
Penatalaksanaan
1. Memberitahu kepada ibu bahwa keadaan umum ibu dalam keadaan baik.
Ibu mengetahui keadaan umumnya dan merasa senang mendengarnya.
2. Menjelaskan bahwa nyeri bawah perut dan nyeri pinggang adalah hal yang
fisiologis karena kepala bayi sudah mulai masuk ke pintu atas panggul dan
mengajarkan ibu teknik relaksasi pijat lumbal dengan cara memijat-pijat
dengan lembut pada daerah lumbal agar mengurangi rasa pegal-pegal.
Ibu mengerti dan akan mencoba dirumah.
3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga asupan nutrisinya dengan baik dan
sebisa mungkin makan sering walau dalam porsi sedikit.
Ibu mengerti dan mengikuti anjuran bidan dengan menjaga asupan
nutrisinya.
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan menyarankan ibu untuk
tidak terlalu lelah dalam melakukan pekerjaan rumah.
Ibu mengatakan akan menjaga pola istirahatnya dan akan beristirahat jika
sudah terasa lelah saat melakukan pekerjaan rumahnya.
5. Menganjurkan ibu agar tetap menjaga kebersihan diri dengan tetap mandi 2
kali sehari, mengeringkan daerah kemaluan setiap habis BAB dan BAK
dengan tisu dan mengganti pakaian dalamnya minimal 4 kali sehari atau jika
terasa lembab.
Ibu mengatakan akan mengikuti saran yang dikatakan bidan.
6. Memberitahu dan menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda persalinan
seperti keluar lendir darah, mulas yang semakin sering dan teratur dan
meminta ibu untuk datang ke tenaga kesehatan bila mengalami hal-hal
tersebut.
Ibu mengerti dan mengatakan akan datang ketenaga kesehatan jika
mengalami hal tersebut.
7. Menganjurkan ibu untuk memeriksa kembali perlengkapan bayi dan ibu
untuk persalinan nanti.
Ibu mengerti dan akan memeriksa kembali perlengkapannya.
8. Mengingatkan kembali ibu tentang P4K.
80
Subjektif
Alasan kunjungan : ini merupakan jadwal kunjungan ulang ibu untuk pemeriksaan
kehamilannya.
Keluhan : Ibu mengatakan sering terbangun di malam hari untuk berkemih dan
merasa nyeri perut bagian bawah.
Objektif
Pemeriksaan Umum :
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital :
TD : 110/70 mmHg N : 80 x/menit
R : 20 x/menit S : 36,8 oC
Berat badan : 62,5 kg
Pemeriksaan Obstetri
TFU : 31 cm
Leopold I : Bagian teratas janin teraba bulat, lunak, tidak melenting.
Leopold II : Disebelah kanan ibu teraba keras, panjang seperti papan.
Disebelah kiri ibu teraba bagian-bagian kecil.
Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat, keras, melenting
Leopold IV : Divergen 4/5
DJJ : 153 x/menit, teratur
Taksiran berat janin : (31-12) x 155 = 2.945 gram
Pemeriksaan Laboratorium : Tidak dilakukan
Assesment
Diagnosa : G2P1A0 hamil 37 minggu 2 hari
Diagnosa janin : Tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala
Masalah : keluhan fisiologis trimester 3
82
Tabel 1.1 evaluasi tanda – tanda vital ibu selama persalinan kala I
Kebutuhan : -
Penatalaksaan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin dalam keadaan baik ,
Ibu sudah pembukaan 5 cm.
Ibu mengerti
2. Mengajarkan teknik relaksasi yaitu menarik nafas dalam lewat hidup dan
mengeluarkan secara perlahan lewat mulut.
Ibu mengerti dan dapat melakukan dengan baik.
3. Mengajarkan suami ibu masase punggung untuk mengurangi nyeri .
Suami atau pendamping dapat melakukan dengan baik .
4. Mengajarkan ibu teknik meneran yang baik, yaitu menarik nafas dalam
lewat hidung lalu mengedan seperti BAB yang keras, kepala diangkat dan
kedua mata melihat ke perut.
Ibu mengerti dan dapat melakukannya dengan baik.
5. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum .
Ibu makan roti dan minum teh manis.
6. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi sekitar ruangan untuk mempercepat
persalinan.
Ibu mengerti dan berjalan jalan sekitar ruangan.
7. Memberitahu ibu untuk tidur miring kiri untuk melancakan asupan
oksigen ke bayi.
Ibu mengerti dan tidur miring kiri.
8. Memberitahu ibu untuk tidak mengedan sebelum pembukaan lengkap
karena akan membuat jalan lahir membengkak.
Ibu mengerti
9. Menyiapkan Set Partus , Set Hecting , Baju bayi dan kebutuhan persalinan
lainnya. Sudah siap
10. Melakukan observasi kemajuan persalinan dan mendokumentasikan di
partograf . Partograf terlampir .
89
Kebutuhan : -
Penatalaksaan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin dalam keadaan baik ,
Ibu sudah pembukaan 9 cm.
Ibu mengerti
2. Mengajarkan teknik relaksasi yaitu menarik nafas dalam lewat hidup dan
mengeluarkan secara perlahan lewat mulut.
Ibu mengerti dan dapat melakukan dengan baik.
3. Mengajarkan suami ibu masase punggung untuk mengurangi nyeri .
Suami atau pendamping dapat melakukan dengan baik .
4. Mengajarkan ibu teknik meneran yang baik, yaitu menarik nafas dalam
lewat hidung lalu mengedan seperti BAB yang keras, kepala diangkat dan
kedua mata melihat ke perut.
Ibu mengerti dan dapat melakukannya dengan baik.
5. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum .
Ibu makan roti dan minum teh manis.
6. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi sekitar ruangan untuk mempercepat
persalinan.
Ibu mengerti dan berjalan jalan sekitar ruangan.
7. Memberitahu ibu untuk tidur miring kiri untuk melancakan asupan
oksigen ke bayi.
Ibu mengerti dan tidur miring kiri.
8. Memberitahu ibu untuk tidak mengedan sebelum pembukaan lengkap
karena akan membuat jalan lahir membengkak.
Ibu mengerti
9. Mengecek kelengkapan Set Partus , Set Hecting , Baju bayi dan kebutuhan
persalinan lainnya.
Sudah lengkap
10. Melakukan observasi kemajuan persalinan dan mendokumentasikan di
partograf . Partograf terlampir .
91
Ibu nampak sangat bahagia dan bersyukur karena telah melewati proses
persalinan ini dengan selamat.
2. Meberitahu ibu bahwa terdapat robekan pada jalan lahir, maka luka
robekan harus dijahit.
Ibu merasa sedikit khawatir dan setuju jika akan dilakukan penjahitan.
3. Menyiapkan alat hecting dan melakukan penjahitan.
Alat telah disiapkan, luka robekan telah dijahit.
4. Melakukan massase uterus uterus ulang searah jarum jam dan melihat
pengeluaran darah pada jalan lahir.
Tidak terdapat pengeluaran darah yang serius, darah yang keluar terjadi
karna kontraksi normal dari rahim.
5. Merapihkan dan membersihkan ibu.
Ibu sudah di rapihkan dan di bersihkan
6. Merendam alat di air klorin 0,5% selama 10 menit.
Alat sudah direndam air klorin 5% selama 10 menit
7. Menganjurkan ibu makan & minum.
Ibu mau makan & minum.
8. Memberitahu ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK.
Ibu mengerti dan tidak akan menahan BAB dan BAK.
9. Memberi ibu terapi oral SF 1x1 , Vit A 1x1 & Vit C 1x1 .
Ibu meminum obat setelah makan.
10. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya.
Ibu mengerti dan akan menyusui bayinya.
11. Memberitahukan ibu tanda-tanda bahaya nifas.
Ibu mengerti dan dapat mengulanginya
12. Melakukan pemantauan/observasi setiap 15 menit selama 1 jam pertama
postpartum dan setiap 30 menit selama 1 jam kedua postpartum, untuk
melakukan observasi terhadap, tekanan darah, nadi, TFU, kontraksi uterus,
kandung kemih dan perdarahan.
Observasi dilakukan sesuai dengan jam, dan dicatat pada lembar
patograf.
96
2. Membersihkan dan mengganti kain yang sudah kotor dengan kain yang
kering dan bersih.
Kain telah diganti.
3. Memberi injeksi Vit-K 1 mg secara IM untuk mencegah terjadinya
perdarahan intrakranial pada bayi baru lahir.
Vitamin K telah diberikan.
4. Memberikan salep mata tetrasiklin 1 % untuk mencegah infeksi pada mata.
Salep mata telah diberikan.
5. Melakukan perawatan tali pusat, menjaga kebersihannya, dan menjaga agar
tali pusat tetap dalam kondisi kering.
Perawatan tali pusat telah diberikan.
6. Mencegah hipotermi pada bayi dengan memakaikan pakaian kering,
bedong, topi, sarung tangan dan sarung kaki.
Bayi telah dipakaikan baju dan topi serta telah dibedong.
7. Melakukan rawat gabung antara ibu dan bayi.
Ibu dan bayi telah dirawat gabung.
8. Mengajarkan kepada ibu mengenai teknik menyusui yang benar dan
bagaimana perlekatan mulut bayi dengan puting susu yang benar.
Ibu dapat menyusui dengan baik dan nyaman.
9. Memberi imunisasi HB0 secara IM sebelum ibu dan bayi pulang kerumah.
HB0 telah diberikan.
10. Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda bahaya bayi baru lahir, dan
menganjurkan ibu memanggil petugas kesehatan bila menemukan tanda-
tanda sebagai berikut:
1) Bayi tampak lemah, tidak mau menyusu.
2) Pernapasan cepat, bayi tampak gelisah.
3) Berat badan bayi cepat menurun.
4) Demam pada bayi hingga kejang.
5) Mata atau ekstremitas bayi berubah menjadi sedikit kekuningan.
6) Talipusat membengkak, berdarah, bernanah atau berbau.
99
7) Muntah terus menerus, BAB berlendir atau berdarah atau tidak BAB 3
hari. Ibu mengerti dan mengatakan akan memanggil petugas jika
menemui tanda tanda bahaya pada bayinya.
Assesment
Neonatus cukup bulan sesuai usia kehamilan usia 6 hari.
Penatalaksaan
1. Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam keadaan
baik. Ibu mengerti
2. Memotivasi ibu agar tetap memberikan ASI saja kepada bayi, tidak
memberikan makanan atau minuman tambahan.
Ibu mengerti dan termotivasi untuk memberikan ASI Eksklusif kepada
bayinya.
100
Assesment
Neonatus cukup bulan sesuai usia kehamilan umur 2 minggu.
Penatalaksaan
1. Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa
bayi dalam keadaan baik.
Ibu mengerti dan senang dengan keadaan bayinya.
2. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga suhu tubuh bayi, menjaga bayi
tetap bersih, hangat, dan kering. Dengan cara setiap bayi BAB dan BAK,
langsung mengganti pakaian bayi.
Memakaikan pakaian yang bersih dan kering. Ibu mengerti dan dapat
mempraktikkannya.
3. Memberikan apresiasi kepada ibu karena hanya memberikan ASI saja
hingga hari ini. Serta menganjurkan kepada ibu agar tetap memberikan
ASI saja kepada bayi selama enam bulan, tanpa makanan atau minuman
tambahan. Serta memberikan ASI setiap satu atau dua jam sekali.
Ibu mengerti dan bersedia untuk hanya memberikan ASI saja kepada
bayinya.
4. Mengingatkan kepada ibu tanda bahaya yang dapat terjadi pada bayi baru
lahir, yaitu:
a. Bayi tampak lemah, tidak mau menyusu.
b. Pernapasan cepat, bayi tampak gelisah.
c. Berat badan bayi cepat menurun.
d. Demam pada bayi hingga kejang.
e. Mata atau ekstremitas bayi berubah menjadi sedikit kekuningan.
f. Muntah terus menerus, BAB berlendir atau berdarah atau tidak BAB
selama 3 hari. Dan membawa bayi ke fasilitas kesehatan segera
setelah terdapat tanda bahaya yang disebutkan.
Ibu mengerti dan bersedia untuk ke fasilitas kesehatan jika terdapat
tanda bahaya pada bayi baru lahir.
102
5. Mengingatkan ibu pada saat bayi berusia satu bulan atau pada tanggal 22
April 2017 agar bayi dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan
vaksin BCG dan Polio 1 serta tidak lupa untuk membawa buku KIA.
Ibu mengerti dan akan membawa bayi ke Puskesmas Pademangan untuk
imunisasi dan membawa buku KIA.
6. Mengingatkan kembali kepada ibu agar setiap ingin memegang bayi
selalu mencuci tangan di air mengalir, dan jika suami ingin merokok
diharapkan diluar rumah.
Ibu mengerti dan bersedia.
103
Objektif
a. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan emosional: Stabil
b. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 120/80 mmHg
2) Nadi : 80 x/menit
3) Pernapasan : 19 x/menit
4) Suhu : 36,4 oC
c. Pemeriksaan fisik
1) Mata : Konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterik.
2) Payudara : Tidak ada benjolan, tidak ada pembengkakan,
puting susu menonjol dan ASI keluar banyak.
3) Abdomen
TFU : Pertengahan pusat simpisis
Kontraksi uterus : Baik, teraba keras
Kandung kemih : Kosong
Vagina
Perdarahan : Normal, setengah pembalut
Warna : Lochea Sanguinolenta, warna kecoklatan.
Luka jahitan : Luka jahitan baik, tidak ada tanda-tanda infeksi dan
sudah mulai kering.
4) Ekstremitas : Tidak ada oedema, varises dan homan sign negatif.
Analisa
Ibu : P1A0 nifas 6 hari
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu bahwa ibu dalam kondisi baik.
Ibu mengerti.
2. Mengingatkan kembali ibu untuk makan-makanan yang mengandung
serat seperti sayuran, buah-buahan, dan makanan yang mengandung
protein untuk penyembuhan luka jalan lahir.
107
Ibu mengerti dan sudah makan makanan berserat dan berprotein tinggi.
3. Mengingatkan kembali mengenai tanda bahaya masa nifas.
Ibu dapat mengulangi beberapa tanda bahaya masa nifas.
4. Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukup untuk mengurangi
kelelahan yang berlebihan karena akan mempengaruhi produksi ASI.
Ibu mengerti mengenai penjelasan yang diberikan.
5. Mengingatkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin,
maksimal 2 jam sekali dengan posisi yang nyaman dan perlekatan yang
benar.
Ibu mengerti dan dapat melakukannya.
6. Merencanakan kunjungan nifas ketiga yaitu 2 minggu setelah
persalinan, pada tanggal 8 April 2018.
Ibu mengetahui dan bersedia untuk kunjungan nifas
sangat penting karena hal tersebut menjadi alat bukti kesepahaman klien-penolong
(Saifudin, 2008).
Kecamatan Koja, klien menyatakan bahwa usianya sekarang 27 tahun. Usia ini
merupakan usia yang baik untuk bereproduksi. Dan usia yang aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah antara 20-35 tahun (Saifudin, 2010). Karena
mulai umur 20 tahun, rahim dan bagian tubuh lainnya sudah benar-benar siap
untuk menerima kehamilan dan pada umur tersebut biasanya wanita sudah siap
teratur 8 kali kunjungan (2 kali pada trimester pertama, 3 kali pada trimester ke
110
111
dua dan 3 kali pada trimester ke tiga). Hal ini sesuai dengan kebijakan (Depkes,
2009 yang dikutip oleh Sarwono, 2010) yang menyatakan bahwa setiap wanita
satu kali kunjungan selama trimester pertama (0-12 minggu), satu kali kunjungan
selama trimester kedua (12-28 minggu), dua kali kunjungan selama trimester
Ini adalah kehamilan pertama bagi ibu dengan HPHT 03 Juli 2017,
berdasarkan HPHT pada saat kunjungan pertama dengan klien usia kehamilan ibu
adalah 35 minggu. HPHT klien juga dapat digunakan guna mengetahui taksiran
persalinan. Untuk menentukan taksiran partus rumus yang dipakai adalah rumus
Neagle perkiraan partus menurut rumus ini hari +7 bulan – 3 dan tahun +1. Jika
masih berkisar antara bulan januari, februari, maret, bulan + 9. Sesuai dengan
teori dalam buku Winkjoksastro (2009). Maka dari hasil perhitungan menurut
rumus Naegle didapatkan taksiran persalinan klien yaitu pada tanggal 10 April
2018.
sangat penting bagi proses dan output persalinan. Peningkatan berat badan yang
adekuat akan memperkecil terjadinya risiko persalinan small gestational age atau
preterm. Penambahan berat badan ibu dapat digunakan sebagai alat pengawasan
kecukupan gizi dalam kehamilan. Seperti yang diketahui, kebutuhan gizi pada ibu
dengan tinggi badan, berat badan sebelum kehamilan, ukuran bayi dan plasenta.
Kategori IMT
Rendah <19,8
Normal 19,8 – 26
Tinggi 26 – 29
Obesitas > 29
Gemeli -
Sumber : (Prawirohardjo, 2013)
Berat badan Ny. U.A sebelum hamil adalah 49 kg dengan tinggi badan 156
cm. Berdasarkan hasil pengukuran terakhir berat badan Ny. U.A adalah 61 kg dan
kenaikan berat badan selama kehamilan adalah 12 kg. Dari data yang didapatkan
diatas dapat dihitung dengan rumus, IMT = Berat badan (kg)/Tinggi badan (m)2.
IMT = 61 /(1,56)2 = 25,06 kg/m2, maka ibu kenaikan berat badan ibu tergolong
normal.
Kenaikan berat badan Ny U.A berada diantara rata rata kenaikan berat
badan ibu hamil yaitu 9 – 13,5 kg (Pantiawati, Ika, 2010: 90). Sehingga penulis
melakukan penkes untuk tetap menjaga nutrisi yaitu tentang porsi makan, jenis
makanan dan frekuensi makan, karena terdapat hubungan antara kenaikan berat
ditemukannya tekanan darah yang diatas dari normal pada klien. Pada kunjungan
pertama 100/70 mmHg, kunjungan kedua 110/70 mmHg dan kunjungan ketiga
110/70 mmHg. Mengukur tekanan darah pada ibu hamil guna mendeteksi adanya
faktor risiko berupa hipertensi dalam kehamilan. Tekanan darah yang normal
adalah 120/80 mmHg. Ibu hamil dinyatakan memiliki tekanan darah tinggi bila
tekanan diastolik ≥ 110mmHg pada satu kali pengukuran atau ≥ 90 mmHg pada 2
kali pengukuran setiap 4 jam (WHO, 2013). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
didapatkan Lila ibu adalah 26 cm. Apabila ukuran kurang dari 23,5 cm atau
dibagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK, dan
diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah (Arisman, 2007). Sehingga
hasil tersebut menunjukkan bahwa ibu tidak termasuk ke dalam klasifikasi KEK.
Namun, hal ini dapat mempengaruhi berat janin karena berdasarkan hasil
penelitian (E. Damayanti 2009), terdapat hubungan lingkar lengan atas dengan
berat janin.
fundus uteri dan dengan mengetahui tinggi fundus uteri maka dapat pula
mengetahui usia kehamilan dan disesuaikan dengan HPHT yang telah didapatkan.
Menurut (Saifudin, 2010) tinggi fundus uteri berdasarkan usia kehamilan yaitu ± 2
114
cm yang berarti TFU ibu sesuai dengan usia kehamilannya. TFU Ny U.A pada
usia kehamilan 35 minggu didapatkan 30 cm. Hal ini bertentangan dengan teori
Dari pengukuran tinggi fundus uteri dapat menghitung taksiran berat janin
simfisi – tinggi fundus uteri) dan N = 13 ( apabila janin belum masuk PAP ), 12
(apabila kepala masih berada diatas spina ischiadika), 11 (apabila kepala sudah
dibawah spina ischiadika). Taksiran berat janin yang didapatkan saat usia
(Sarwono, 2010).
Selama pemeriksaan kehamilan denyut jantung janin dalam kondisi normal. Pada
pemeriksaan pertama 127 x/menit, pemeriksaan kehamilan kedua 148 x/menit dan
pemeriksaan kehamilan ketiga 153 x/menit. Hasil pemeriksaan ini masih sesuai
dengan teori yang menyatakan denyut jantung janin normal ialah 120-160 x/menit
pada usia kehamilan 28 minggu, hal ini sesuai dengan Buku Kesehatan Ibu dan
Anak 2016.
pada tanggal 27 Februari 2017. Dari hasil pemeriksaan Hb klien, klien dapat
dikatakan tidak mengalami anemia. Karena batasan anemia pada ibu hamil yaitu
115
menurut WHO adalah 11 gr/dl normal, 8-11 gr/dl anemia ringan, dan < 8 gr/dl
ibu hamil mengonsumsi suplementasi Fe 60 mg per hari selama 6 bulan. Jika tidak
yaitu sering berkemih, hal ini merupakan hal yang fisiologis pada kehamilan
trimester ke III. Sering berkemih dikeluhan sebanyak 60% oleh ibu selama
berkemih karena tertekannya kandung kemih oleh uterus yang semakin membesar
pinggang bagian bawah. Hal ini sesuai dengan teori (Sarwono, 2009) hal yang
biasa terjadi pada saat kehamilan, karena semakin membesarnya perut ibu
sehingga kondisi otot dan sendi di sekitar pinggang menjadi melunak, seakan
tidak kuat menahan berat tubuh, menganjurkan ibu bila pegel – pegel dibagian
pinggang untuk melakukan relaksasi seperti ibu baring dimatras atau dikasur yang
rata dan memijat-pijat dengan lembut pada daerah lumbal. Pada kunjungan
116
selanjutnya dilakukan evaluasi tentang teknik relaksasi yang diberikan dan ibu
Keluhan yang ibu rasakan selain sering berkemih ialah nyeri perut bagian
bawah yang juga merupakan hal yang fisiologis pada kehamilan trimester III.
Nyeri ligamentum, torsi uterus yang parah dan adanya kontraksi Braxton-Hicks
juga mempengaruhi keluhan ibu terkait dengan nyeri pada perut bagian bawah (Ai
Nurasiah, 2014).
pada kehamilan seperti perdarahan dari jalan lahir, gerakan janin tidak terasa,
nyeri perut hebat, demam tinggi (>380C), sakit kepala, pandangan berkunang-
kunang, bengkak dibagian wajah dan tangan, nyeri ulu hati (Kementrian
mengurangi AKI dan AKB di Indonesia yang menggunakan perantara stiker P4K
memilih untuk menggunakan KB suntik 3 bulan sampai bayi berusia 6 bulan lalu
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika terjadi pada kehamilan usia
cukup bulan (>37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai
(membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.
Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks
Kala I
Pada tanggal 22 Maret 2018, pukul 08.00 WIB Ny. U.A datang ke
mules sejak jam 01.00 WIB, teratur dan sudah keluar lendir darah tapi belum
keluar air air. Saat ini gerakan janin masih dirasakan aktif. Berdasarkan keluhan
yang dirasakan ibu pada saat inpartu sesuai dengan teori (JNPK-KR, 2009) salah
satu tanda-tanda inpartu adalah rasa sakit dikarenakan adanya his yang lebih kuat,
sering, teratur dan keluar lendir bercampur darah (blody show) yang disebabkan
pecah dengan sendirinya (spontan) dan pada pemeriksaan dalam dapat dijumpai
pembukaan serviks.
118
kelainan. Hasil yang didapatkan adalah tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 78 kali
per menit, pernapasan 19 kali per menit, dan suhu 36,9oC. Kemudian dilakukan
terendah 4/5 bagian, DJJ positif (+) frekuensi 141 kali per menit. Pada
vagina tidak ada kelainan, portio tebal lunak, pembukaan 1 cm, ketuban belum
dilakukan terhadap Ny. U.A maka disimpulkan diagnosa yaitu G1P0A0 hamil 37
minggu 4 hari inpartu kala 1 fase laten, janin tunggal hidup intrauterin dengan
minggu 4 hari minggu telah masuk dalam kala 1 fase laten persalinan karena
berdasarkan teori, pada kala 1 fase laten frekuensi dan lama kontraksi uterus akan
kali atau lebih dalam 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih). Dari
multipara dan terjadi penurunan bagian terbawah janin ( Depkes, 2008). Ny. U.A
119
masuk ke dalam kala 1 fase aktif dimana fase aktif terbagi lagi menjadi tiga fase
yaitu, fase akselerasi yaitu dalam waktu 5 jam pembukaan 5 cm menjadi 10 cm,
mulai digunakan saat persalinan memasuki fase aktif yaitu pada saat pembukaan
serviks mencapai 4 cm. Partograf adalah alat bantu untuk membuat keputusan
persalinan, mendeteksi apakah proses persalinan berjalan dalam batas normal, dan
merupakan data pelengkap yang terkait dengan kondisi ibu, kondisi janin, grafik
kemajuan proses persalinan, dan asuhan yang diberikan pada saat itu. (Asuhan
menit, pemeriksaan dalam untuk menilai kemajuan persalinan dan tekanan darah
dinilai setiap 4 jam akan tetapi jika ada indikasi tertentu seperti ibu ingin meneran
atau ketuban pecah spontan maka penolong dapat melakukan pemeriksaan dalam
seperti menganjurkan ibu untuk didampingi oleh pendamping persalinan dan ibu
memilih untuk didampingi oleh suami. Membibing ibu untuk rileks dan dapat
Menganjurkan ibu untuk makan dan minum agar tetap memiliki tenaga
yang akan digunakan saat ibu memasuki kala 2. Serta mempersilahkan ibu untuk
tidak menahan BAK dan BAB demi lancarnya proses kala 1 fase aktif. Asuhan
120
kebidanan yang penulis lakukan sesuai dengan asuhan kebidanan kala 1 yang
Total lama kala 1 Ny U.A adalah 11 jam, dihitung sejak pukul 01.00 WIB
karena Ny U.A mengatakan mulas yang sudah teratur. Hal ini sesuai dengan teori
(Manuaba, 2010).
Kala II
Pukul 17.00 WIB klien mengatakan keluar air air yang tidak tertahankan
dan sudah ingin meneran. Klien menunjukkan gejala kala II yaitu adanya
dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol dan vulva
membuka. Penulis memeriksa DJJ didapatkan hasil DJJ 140 kali per menit,
didapatkan vulva vagina tidak ada kelainan, portio tidak teraba, pembukaan 10
cm, ketuban sudah pecah dan ketuban berwarna jernih, presentasi belakang
kepala, denominator ubun-ubun kecil kanan depan, penurunan Hodge III+, dan
penyusupan tidak ada. His sebanyak 4 kali dalam 10 dengan durasi 40 detik. Dari
hamil 37 minggu 4 hari partus kala II, janin tunggal hidup intrauterin dan
datang dengan merangkul kedua paha dan menarik kearah ibu. Saat kontraksi
tidak muncul penolong tetap menilai kesejahteraan janin dengan memantau DJJ,
ibu. Penolong juga memberikan dorongan semangat kepada klien. Kontraksi yang
dirasakanpun semakin adekuat dan klien spontan meneran dengan teknik yang
kain steril dan tangan lainnya melakukan sedikit penekanan diatas kepala bayi
memeriksa adanya lilitan talipusat, dan tidak terdapat lilitan talipusat. Setelah
keseluruhan badan bayi. Pukul 17.15 WIB bayi lahir spontan pervaginam segera
menangis kuat, kulit kemerahan, tonus otot aktif, jenis kelamin laki-laki. Tubuh
bayi segera dikeringkan dengan kain bersih yang kering sebagai upaya
halus, hal ini bertujuan sebagai rangsangan taktil yang dapat mengaktifkan
berbagai refleks pada tubuh bayi baru lahir serta mampu menjadi stimulasi bagi
bayi.
122
dengan bayi dengan dua buah arteri klem sekitar ±3-5 cm dari perut bayi, setelah
dijepit tali pusat dijepit dengan umbilical cord disposible lalu memotongnya
dengan gunting tali pusat. Setelah itu bayi segera diletakkan diatas dada ibu
dengan posisi tengkurap, hal tersebut guna kontak kulit ibu dan bayi dalam rangka
penerapan Inisasi Menyusu Dini (IMD) agar bayi dapat terstimulasi mencari
puting susu ibu. IMD sangat penting dilakukan bagi bayi agar bayi tetap hangat
didekapan ibu, selain mendekatkan ikatan kasih sayang (bonding) antara ibu dan
hormon oksitosin yang dapat membuat rahim ibu berkontraksi dalam proses
dapat meningkatkan ambang nyeri, membuat perasaan lebih rileks, bahagia, serta
Total kala II dari Ny U.A adalah 15 menit hal ini tidak sesuai dengan teori
berlangsung selama 30 menit – 1 jam (Yeyeh, 2009 b; h.6). Hal ini bisa jadi
mengikuti saran penulis untuk makan dan minum sehingga kontraksi menjadi
Kala III
Kala tiga persalinan dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya
plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit (Saifuddin, 2003). Sesaat
123
manajemen aktif kala III. Tujuan manajemen aktif kala III adalah untuk
waktu, mecegah perdarahan, dan mengurangi kehilangan darah pada kala III
persalinan. Manajemen aktif kala tiga terdiri dari 3 langkah yaitu pemberian
Kesehatan, 2007).
memastikan terlebih dahulu tidak adanya janin kedua dengan cara palpasi
abdomen. Didapatkan hasil TFU setinggi pusat, kontraksi uterus baik, perdarahan
±100 cc, maka penulis menyimpulkan diagnosa yaitu P1A0 partus kala III.
Setelah memastikan tidak adanya janin kedua maka tindakan selanjutnya yaitu
melakukan PTT dengan frasat Kustner yaitu dengan cara tali pusat dikencangkan,
tangan menekan atas simfisis, bila tali pusat masuk kembali berarti plasenta belum
lepas. Pukul 17.20 WIB plasenta lahir spontan, segera setelah plasenta lahir
penulis langsung melanjutkan manajemen aktif kala III yaitu massase fundus uteri
selama 15 detik searah jarum jam untuk merangsang kontraksi tetap baik. Plasenta
lahir dalam waktu 5 menit, lamanya kala III dikatakan normal karena sesuai
dengan teori lama kala III tidak melebihi dari 30 menit (Saifuddin, 2002). Setelah
plasenta dengan hasil selaput ketuban utuh, panjang tali pusat 20 cm, diameter 20
Total lama persalinan kala III Ny U.A adalah 5 menit, hal ini sesuai
dengan teori yaitu kala 3 berlangsung tidak lebih dari 30 menit (Saifuddin,2008).
Kala IV
uteri, didapatkan TFU dua jari dibawah pusat, kontraksi uterus teraba keras,
perineum ditemukan tampak robekan pada mukosa vagina, mukosa perineum, dan
otot perineum. Berdasarkan robekan jalan lahir, ibu mengalami robekan jalan lahir
grade II. Menurut teori, klasifikasi robekan jalan lahir terbagi atas derajat 1 terdiri
dari mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum. Tidak perlu dijahit jika
tidak ada perdarahan dan posisi luka baik, derajat 2 terdiri dari mukosa vagina,
komisura posterior, kulit perineum, dan otot perineum, derajat 3 terdiri dari
mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, dan otot perineum ditambah
dengan otot sfingter ani eksterna dan derajat 4 yang terdiri dari mukosa vagina,
komisura posterior, kulit perineum, dan otot perineum, otot sfingter ani eksterna
heacting set untuk persiapan penjahitan pada robekan jalan lahir. Teknik heacting
Dilakukan penjahitan pada luka jalan lahir ibu untuk mencegah terjadinya
perbedaan antara pemakaian anastesi lokal pada penjahitan luka jalan lahir. Yaitu
lebih efektif tanpa menggunakan anastesi lokal (lidokain). Hal ini tidak sesuai
dengan teori menurut Lusa (2009), penggunaan anastesi lokal yaitu bertujuan
sebagai asuhan sayang ibu, memperhatikan kenyamanan ibu, lebih cepat dalam
menjahit karena ibu tidak merasakan sakit serta trauma pada jaringan lebih
sedikit.
dan membersihkan klien dan mengganti pakaian klien dengan pakaian bersih dan
kering.
tanda-tanda vital, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan stiap 15
menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada satu jam kedua
ibu dan keluarga untuk menilai kontraksi uterus dan jumlah darh yang keluar,
serta bagaimana teknik massase uterus bila uterus teraba lembek (Asuhan
kemih dan anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih setiap kali terasa
bayinya agar klien dapat segera menyusui bayinya. Rawat gabung adalah rencana
Setelah bayi Ny. U.A lahir, langsung dilakukan IMD (Inisiasi Menyusu
Dini) bersama ibu dengan meletakkan bayi diatas ibu dengan posisi telungkup
tanpa menggunakan baju agar terjadi kontak kulit antara ibu dan bayi, bayi
diselimuti badan dan ujung kaki bayi sebagai upaya pencegahan kehilangan
panas, selama satu jam pertama dan IMD telah berhasil terbukti dengan bayi
tampak mencari puting susu ibu (Asuhan Persalinan Normal, 2008). Adapun
tujuan dari IMD adalah menciptakan keterikatan dan keterkaitan antara ibu dan
bayi. Penulis menjelaskan kepada ibu tentang manfaat IMD, IMD sangat penting
dilakukan bagi bayi agar bayi tetap hangat didekapan ibu, selain mendekatkan
ikatan kasih sayang (bonding) antara ibu dan bayi pada jam-jam pertama
membuat perasaan lebih rileks, bahagia, serta lebih mencintai bayi. (Ai Nurasiah,
2014).
Selain dilakukan IMD, bayi baru lahir juga dijaga kehangatannya. Agar
tidak terjadi kehilangan panas, penulis melakukan asuhan seperti meletakkan bayi
dibawah lampu penghangat, mengganti kain yang telah basah menjadi kain yang
127
kering, menimbang menggunakan alas, dan tidak meletakkan bayi ditempat yang
dapat terpapar angin atau pendingin ruangan. Asuhan tersebut sesuai dengan teori
pentingnya asuhan kepada bayi baru lahir, yaitu menjaga agar bayi tetap kering
dan hangat serta mengusahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu
(Prawirohardjo, 2008).
melakukan antropometri dan pemeriksaan fisik secara lengkap terhadap bayi baru
lahir. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap bayi Ny. U.A didapatkan
bahwa berat badan bayi Ny. U.A sebesar 3.000 gram, hal tersebut menunjukkan
bahwa berat badan bayi Ny. U.A termasuk normal. Sesuai dengan ciri-ciri bayi
baru lahir normal menurut Vivian Nanny (2010) bahwa berat badan bayi baru
lahir normal ialah berkisar dari 2500 gram – 4000 gram. Panjang badan bayi Ny.
U.A ialah 48 cm, sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Vivian Nanny
(2010) bahwa panjang badan bayi baru lahir normal ialah 48 cm – 52 cm. Selain
berat badan dan panjang badan, pemeriksaan antropometri lain yang diperiksa
adalah lingkar kepala dan lingkar dada, dari pemeriksaan dihasilkan bayi Ny. U.A
menunjukkan bahwa bayi Ny. U.A termasuk normal dikarenakan menurut teori
bahwa lingkar kepala dan lingkar dada bayi baru lahir normal ialah 33-35 cm, dan
fisik pada bayi Ny. U.A berdasarkan pemeriksaan didapatkan hasil bahwa bayi
Ny. U.A dalam keadaan normal, hal ini sesuai dengan teori bahwa bunyi jantung
128
normal 120-160 x/menit, pernapasan pada menit pertama sekitar 40-60 kali/menit,
kulit kemerah-merahan, licin dan diliputi verniks caseosa, rambut lanugo telah
tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna, kuku telah agak panjang
dan lemas, pada alat genetalia testis sudah turun dan berbagai refleks telah terlihat
Bayi Ny. U.A diberikan salep mata tetrasiklin 1% pada kedua mata, yang
berguna untuk mencegah penularan infeksi dari ibu ke bayi. Sesuai dengan teori,
setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata. Pemberian obat mata eritromosin
jam persalinan pada 1/3 paha luar kiri. Menurut teori, semua bayi baru lahir harus
diberikan vitamin K untuk mcegah perdarahan pada otak akibat defisiensi vitamin
K yang dapat dialami oleh sebagian BBL (Asuhan Persalinan Normal, 2008).
Penulis juga melakukan perawatan tali pusat seperti membungkus tali pusat
dengan kassa steril yang kering dan bersih, hal ini sesuai dengan asuhan
kebidanan yang diberikan pada bayi baru lahir (Asuhan Persalinan Normal bagi
Bidan, 2014).
Bayi Ny. U.A juga diberikan imunisasi HB-0 yang pertama kali pada paha
1/3 paha kanan secara I.M dengan dosis 0,5 cc sebelum pulang kerumah.
terutama jalur penularan ibu-bayi. Dalam buku kesehatan Ibu dan Anak (2016)
yang menyatakan bahwa pemberian imunisasi HB-0 adalah saat bayi berusia 0-7
hari.
129
berusia 1 jam. Pada pemeriksaan ditemukan hasil yang baik, seperti suhu 36,9 oC,
pernapasan 53 kali permenit, dan detak jantung bayi 140 kali permenit. Tidak
terdapat infeksi pada kedua mata, kulit berwarna kemerahan dan tidak terdapat
pustul pada kulit, serta tidak terdapat infeksi pada tali pusat. Dasar dari
pemeriksaan yang penulis lakukan ialah merujuk pada buku yang di terbitkan oleh
Kementrian Kesehatan RI tahun 2016 dan Manajemen Terpadu Bayi Muda ( bayi
berusia <2 bulan). Pada usia 30 menit bayi sudah BAB dan BAK.
Pada kunjungan neonatus kedua yaitu pada usia 6 hari ( 28 Maret 2018),
penulis melakukan kunjungan rumah. Pada kunjungan ini ibu mengatakan bahwa
tali pusat bayi belum puput. Hal ini sesuai dengan teori bahwa tali pusat biasanya
lepas 7-10 hari setelah lahir (Vivian Nanny). Penulis memberikan asuhan sesuai
dengan kebutuhan bayi baru lahir normal pada umumnya seperti memeriksa
tanda-tanda vital bayi, pemeriksaan berat badan, mengamati tanda bahaya pada
bayi, mengamati cara bayi menyusu, dan konseling pemberian ASI ekslusif
dimana ASI merupakan terbaik yang dibutuhkan bayi untuk pertumbuhan bayi.
Selain itu penulis juga menjadwalkan untuk kunjungan neonatus ketiga saat bayi
berusia 2 minggu. Pada pemeriksaan berat badan didapatkan hasil 3300 gram, hal
tersebut menunjukkan terjadinya kenaikan berat badan sebanyak 300 gram pada
bayi Ny U.A. Sesuai dengan teori berat badan bayi baru lahir: dalam tiga hari
130
mekonium, kemudian pada hari ke-4 berat badan akan naik lagi dalam 10 hari
berat badan kembali normal (Vivian Nanny, 2010). Pada kunjungan ini ibu
mengatakan bahwa tali pusat bayi sudah puput. Hal ini sesuai dengan teori bahwa
tali pusat biasanya lepas 7-10 hari setelah lahir (Vivian Nanny). Pada pemeriksaan
tanda vital didapatkan hasil normal yaitu, pernapasan 48 kali per menit, detak
ditemukannya tanda bahaya bayi baru lahir seperti, sulit bernapas atau lebih dari
60 kali/menit, suhu terlalu tinggi (>38oC) atau terlalu dingin (< 36oC), kulit bayi
kuning (terutama 24 jam pertama), biru, pucat atau memar, hisapan saat menyusui
lemah, rewel, sering muntah, tali pusat memerah, bengkak, keluar cairan dan
berdarah, tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat, merah, bengkak, bau
busuk, keluar cairan dan pernapasan sulit, tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK
dalam 24 jam, tinja lembek/encer, berwarna hijau tua ada lendir atau darah,
(Saifuddin, 2006).
dan 6 minggu. Dengan tujuan memonitor masa nifas klien, dan mendeteksi
apakah adanya gangguan yang dirasakan oleh klien pada masa nifas serta
menginformasikan tentang KB. Sesuai dengan teori bahwa kunjungan masa nifas
131
kunjungan nifas dilakukan sebanyak minimal 4 kali, yaitu kunjunga nifas pertama
pada usia 6 jam, kunjungan nifas kedua pada usia 6 hari, kunjungan nifas ke tiga
pada usia dua minggu dan kunjungan nifas keempat pada usia 6 minggu
pemeriksaan nifas, yaitu pada nifas usia 6 jam, 6 hari, 2 minggu setelah persalinan
vital dalam batas normal. Proses involusi uteri pada Ny. U.A berlangsung normal
pada 2 jam postpartum TFU setinggi 2 jari dibawah pusat, pada 6 jam postpartum
TFU setinggi 2 jari dibawah pusat, pada hari ke 6 post partum TFU teraba
pertengahan pusat simpisis, pada hari ke 14 atau 2 minggu postpartum TFU sudah
tidak teraba. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Prawirohardjo
(2010), bahwa:
dinyatakan bahwa Ny. U.A tidak merasa nyeri saat dilakukan pemeriksaan tanda
Homan. Berdasarkan hasil dapat dinyatakan bahwa tanda Homan pada Ny. U.A
negatif (-). Pemeriksaan tanda homan bertujuan untuk melihat ada tidaknya
thrombosis yang mengancam dari vena ekstremitas inferior. Nyeri yang terasa
menandakan tanda Homan positif (+), yang berarti terdapat thrombosis vena
Lokhea adalah secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina pada masa
pengeluaran lokhea pada Ny. U.A adalah lokhea rubra dengan warna kemerahan.
Pada pemeriksaan nifas kedua yaitu 6 hari post partum, pengeluaran lokhea pada
Ny.U.A adalah lokhea Sanguinolenta dengan warna merah kuning berisi darah
dan lendir, pada pemeriksaan nifas ketiga yaitu 2 minggu postpartum, pengeluaran
memiliki pengeluaran lokhea yang fisiologis. Hal ini sesuai teori (Ai Nurasiah,
2014) yang menyatakan bahwa hari pertama postpartum sampai hari ketiga
133
berwarna merah kuning berisi darah dan lendir (lokhea sanguinolenta), pada hari
kecokelatan (lokhea serosa), dan setelah hari ke 14 berwarna putih (lokhea alba),
Proses adaptasi psikologi ibu berjalan dengan baik, pada nifas hari pertama
ibu hanya mengalami periode taking in, yaitu Ny.U.A selalu menceritakan
persalinannya. Hal ini sesuai dengan teori bahwa masa taking in adalah ibu akan
ingin istirahat. Pada saat ibu sudah berada dirumah Ny.U.A mendapat banyak
dukungan khususnya suami, untuk merawat bayinya secara bergantian bila ibu
merasa capek. Setelah melewati fase taking in, ibu akan menjalani fase taking
hold pada hari ke 3 – 10 postpartum (Prawirohardjo, 2010) dimana pada fase ini
ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam
dorongan semangat kepada Ny.U.A agar mampu mengurus bayinya secara efisien,
selain mengurus bayi ibu juga harus merasa cukup dengan pola istirahatnya serta
Setelah berhasil melewati fase taking hold, ibu memasuki fase ketiga yaitu
fase letting go. Dimana difase inilah ibu mulai menerima tanggungjawab akan
peran barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai
akan perawatan diri dan bayinya. Ibu merasa percaya diri akan peran barunya,
lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya. Dukungan suami
dan keluarga dapat membantu merawat bayi. Ny.U.A selalu dibantu oleh
Selama masa nifas, proses laktasi berjalan dengan baik dan tidak terjadi
agar ibu memberikan hanya ASI saja tanpa makanan atau minuman tambahan
apapun. Penulis juga memberikan pujian kepada ibu karena hingga pada
kunjungan nifas ke 14 hari ibu masih tetap memberikan ASI kepada bayinya dan
bertekad akan memberikan ASI Ekslusif hingga bayi berusia 6 bulan. Penulis juga
memberikan manfaat dari pemberian ASI, sesuai dengan teori yang dikemukakan,
Air Susu Ibu (ASI) mempunyai sifat melindungi bayi terhadap infeksi seperti
gastro enteritis, radang jalan pernafasan dan paru-paru, otitis media, karena air
(Prawirohardjo, 2010).
berencana menggunakan IUD, Ny. U.A memilih KB IUD karena sesuai dengan
136
137
4. Asuhan kebidanan pada ibu nifas sebanyak tiga kali yaitu 6 jam, 6 hari, 2
minggu. Dari hasil pemeriksaan atau kunjungan, semua hasil dalam
keadaan normal. Ibu memberikan ASI ekslusif pada bayinya, tidak
terdapat tanda bahaya masa nifas pada ibu dan involusi uterus berlangsung
normal.
5. Dari seluruh rangkaian asuhan yang diberikan penulis pada klien dapat
dievaluasi bahwa ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang
diberikan dari masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir
sehingga pengetahuan ibu dan keluarga semakin bertambah.
6. Dokumentasi asuhan kebidanan pada Ny. U.A sejak hamil, bersalin, nifas
dan bayi baru lahir dalam bentuk laporan kasus studi kasus.
A. SARAN
1. Saran Untuk Puskesmas Kecamatan Koja
a. Sebagai Puskesmas Kecamatan Koja yang mengabdi pada kesehatan
ibu dan anak, dapat terus ditingkatkan kualitas sumber daya manusia
seperti yang telah dilakukan pada saat ini.
2. Saran Untuk Pendidikan
a. Poltekkes Kemenkes Jakarta III sebagai pencetak lulusan yang
bermutu dan kompeten dibidangnya, diharapkan dapat terus
meningkatkan mutu pendidikannya, baik dimasa sekarang maupun
masa yang akan datang.
3. Saran Untuk Mahasiswa
a. Mahasiswa harus lebih meningkatkan pengetahuan dan wawasannya
dengan banyak membaca dan mencari informasi baru dari berbagai
media sehingga bukan hanya pandai dalam hal teknis, tapi juga dalam
hal non teknis.
b. Sebagai calon Bidan yang berperan dalam penurunan angka kesakitan
dan kematian ibu dan bayi, mahasiswa diharapkan dapat terus
meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam pemberian asuhan
138
Dewi, Vivian Nanny Lia, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta:
Salemba Medika
Nurasiah, Ai, dkk. 2014. Asuhan Persalinan Normal bagi Bidan. Bandung: PT
Refika Aditama
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Medika.
Sulistyawati, Ari. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba
Medika.
139
140
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan
keluarga berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta : EGC
Irianti, Bayu, dkk. 2014. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta: Sagung Seto
Depkes RI.2007. Buku Acuan & Panduan Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi
Menyusu Dini. JNPK-KR: Jakarta
Dinas DKI Jakarta, Profil Kesehatan DKI Jakarta Tahun 2012 (Jakarta : Dinas
DKI Jakarta, 2013)
?00
190
18C
IM
160
Denytn r50
Jantung Janin
1{0
( /menit)
i30
'i20
110
100
€0
8!
I'ir Ketuban u
Pe*yusr.4an c) f)
x
'oc
l=
lt
t^
IE
lo
la
IE
idi
T*
leo
l.
iX
,t
A
I;E
I EE
1'
Waklu
(Jar't)
Kor*raki El"eo
riap WzO*
10nrn& nr*
i,i"iir$
Otsiiosin U/l-
mlgr/menit ;
Obat dan
,@
150
140
130
120
110
Jekanan
100
@ah 'go
oC
suhu 5e,s 9t,6136,d
f Protein
Urin Aseton I
i 23. Penegangan tali pusa', tcrkendali ?
i carnrn* PrtR5ALINAN
I
\il4t
1. Tanggal t1 /tg/zPit i )Tidak, alasan ..."......
2. Narna Bidan :'1t , Ea, !"r!1*1\c^ 24. l',lasase fundus uteri ?
a,
b.
5. Catatan O rujuk, kala l lV
/ tt l ltl l , 26. Plasenta tidak lahir > 30 rnenit : Ya /
5. Alasanrneruiuk....-'.........--... I ( )Ya, tlndakan :
7. Tempat ruiukan.....'.. ..'.. - -
8. Pendarnping Pada saat merujuk
:-.,;,:; /
i ) Bidan { } Teman
{ } Suami
{ ) Keluarga
i ) Dukun
{ } Tldak ada
" -lffi:;l*.n,
27- :
Laserasi .,'
11. Penatalaksanaan ma salah terse but "', """ -' 29. Atoni uteri
{ ) Ya, tindakan ;
a* iillr";ii;!ii.i.i'
1?r Hasilnya :i!-..i....ii":';"i'i";""ri'ri""r'|r';
l b. .................
*(AtAlt
iE. rpisiotomt
30"
31.' Masalah lain, sebutkan """"""';
flaidak 32, Penatalaftsanaan rnasalah ters€but "'
14. Pendampingpada saat persalinan :
lJduami {}'Eukun
t ) l(eluarga t )Tidak ada
{ }Teman BAYI BARU TAHIR
15. Gawat ianio: ie. s*ot uaaan-.?.99.--cr--'.- Eram
35. Fanjarg .....fIS....,- ..n
36. Jenls kelamir(lJP
ada penyulit
-- - Penilaian bayi baru lahir : baik /
37.
#utnt"rian lst, waktu -..)'.-" Jarn setelah lahir
Dirtosia.behu
38. Bayi lahir:
iiir; tilaarro. Yans dilakuka n :
\-f{tormal, tindakan:
.{/mcngeringkan
tiiitrieaetrangptksn $#a*gsar$ gaktit
' *lbungkusbayl dan terapatkan di sisi ibu
LE}{8.1.R I}FOR}T.{SI
i/ror1r,. wzine{ antl s1tiri{), tidak han1,a lugils serta tanggung jari.ab sriami rllauprin
kehiarga, tetapi bidan nlelnpunvai peran utama dalarn hai ini. Bagi biclan sebagl
pen.l*mping persalinan. pl'oses -1ang alauri. lancar, nvaflan dan penuh dengan
keleurbutal. tentu saja rneniadi sesuatu yang didambakan setiap insan.
Poltekkes Kemenkes Jakana III berkomitmen menghasrlkan lulusan hitlan
protrsional. Seliingga dibutuhkan proses pernbelajaran ]ang dapat meruberikan
pengalaman kepa,ll mahasis*,a untuk mencapai kompetensi bidan prof-esiontrl,
S*lah satu strategi lting dilakukan adalah mahasisrva kandidar bidan ditirsilitasi
rurfitk rnendapatkan pengalamain. rindr dalar:r mendampingi pasien sejak hamil.
persalinan. masa nifhs 1,ang bernriuan memberikan pela.vtrnan krbiilanan png
sesuai dengan kebutuhan pasien dan keluarqan.va.
Dalam kegiatan ini tidak ad:r paksaan aplipun telhadap pasien vang
berkenan untuk ditiarnpingi m;rhasisrva selam;r hamil bersalir: dan satri bulan
pert;]ma nif*s. Kealllanan dan kepuasan pasien uenjadi prit-iritas utama dalarn
kegiatan ini. Inlirnnasi keseiratafl tentang pa"rien akan diaga kerahasiaannla. dan
pengggunaan data akan digunakan unruk kepentingan pasien.
Jakarta. 06 l\,Iaret 20 I I
Umur ?? trrhun
Alamat
-5\. frvrang F glowlooS \aqrn
Menyatakan bersedia un&k didampingi selama hamil, bersalin dan satu bulan
masa nifas oleh mahasiswa Tingkat III Jurusan Kebidanan Poltekkes Jakarta Itr
yang bernama Siti Nurhayati di Puskesmas Kecamatan Koja
Poltekkes
fpkarta
I Suami
,,*f;*,, i , ** Yr:!:,, Mi ,
LEMBAR KONSULTASI
NAMAMAHASISWA : SffiI{URIIAYATI
NAMA PEMBIMBING : \MA ODE HA.TRAII, SST, M.Keb
krborf.an pnataan
&nuLtq.an
L, 3o ur,^ zot8