Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I

EMESIS GRAVIDARUM DENGAN PEPPERMINT


AROMATHERAPY DI PUSKESMAS
X TAHUN 2020

CASE STUDY RESEARCH

Disusun Oleh :

LULU ANNISA
1910104054

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


TERAPAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I
EMESIS GRAVIDARUM DENGAN PEPPERMINT
AROMATHERAPY DI PUSKESMAS X
TAHUN 2020

CASE STUDY RESEARCH


Diajukan Untuk Menyusun Case Study Research
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh :

LULU ANNISA

1910104054

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020
HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I


EMESIS GRAVIDARUM DENGAN PEPPERMINT
AROMATHERAPY DI PUSKESMAS X
TAHUN 2020

CASE STUDY RESEARCH

Disusun oleh :

LULU ANNISA
1910104054

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Untuk Mengikuti Ujian


Case Study Research pada Program Studi Kebidanan
Jenjang Program Sarjana Terapan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Oleh :

Pembimbing : Istri Utami., S.ST., M.Keb


Tanggal :

Tanda Tangan :
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I


EMESIS GRAVIDARUM DENGAN PEPPERMINT
AROMATHERAPY DI PUSKESMAS X
TAHUN 2020

CASE STUDY RESEARCH

Disusun oleh :

Lulu Annisa
1910104054

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima


Sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Terapan
Program Studi Kebidanan program sarjana terapan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta

Pada tanggal

Penguji Pembimbing

Istri Utami., S.ST., M.Keb


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
Case Study Research (CSR) dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil
Trimester I Emesis Gravidarum Dengan Peppermint Aromatherapy Di Puskesmas X
”.CSR ini merupakan syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi
Kebidanan program sarjana Terapan Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta.
Telah banyak bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan Case Study
Research ini, oleh karena itu dalam kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati
dan penuh rasa hormat, penulis haturkan ucapan terimakasih yang setulusnya kepada:
1. Warsiti, S.Kep.,M.Kep., Sp.Mat selaku rektor Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
yang telah memberikan ilmu, bimbingan dan kesempatan untuk pelaksanaan
pendidikan di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
2. Moh. Ali Imron, S.Sos., M.Fis selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3. Fitria Siswi Utami, S.SiT., MNS selaku ketua Program Studi Kebidanan
program sarjana Terapan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta yang telah memberikan ilmu, bimbingan dan inspirasi kepada
penulis.
4. selaku penguji ujian Case Study Research.
5. Istri Utami., S.ST., M.Keb selaku dosen pembimbing Case Study Research yang
telah memberikan ilmu, saran dan masukkan dalam proses bimbingan Case
Study Research.
6. Kedua orang tua serta saudara-saudara yang tak henti-hentinya memberikan
do’a, dukungan dan motivasi.
7. Semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan Case Study Research
yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Semoga Allah SWT membalas segala bentuk bantuan dan kerjasama kalian
dengan balasan kebaikan dan kebahagiaan, aamiin. Penulis membutuhkan saran dan
masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan dalam penulisan Case Study
Research ini.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Yogyakarta, Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...........................................................................................


HALAMAN PERSETUJUAN ...............................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
DAFTAR TABEL ..................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................


A. LATAR BELAKANG ..................................................................................
B. BATASAN MASALAH...............................................................................
C. RUMUSAN MASALAH .............................................................................
D. TUJUAN ......................................................................................................
E. MANFAAT ..................................................................................................
F. RUANG LINGKUP .....................................................................................
G. KEASLIAN STUDI KASUS ........................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI ..................................................................................


A. TINJAUAN TEORI .....................................................................................
B. PATHWAY .................................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................


A. JENIS PENELITIAN ....................................................................................
B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN ........................................................
C. SUBYEK STUDI KASUS ............................................................................
D. PENGUMPULAN DATA .............................................................................
E. UJI KEABSAHAN DATA ............................................................................
F. ANALISIS DATA.........................................................................................
G. REVIEW JURNAL .......................................................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................


A. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN .........................................
B. GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN .........................................
C. IMPLEMENTASI ........................................................................................
D. PEMBAHASAN ..........................................................................................
E. KETERBATASAN PENELITIAN ...............................................................

BAB V SIMPULAN DAN SARAN.........................................................................


A. SIMPULAN ..................................................................................................
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Review Jurnal Ibu Hamil Penatalaksanaan Emesis Gravidarum....


Tabel 4.1 Identitas Pasien................................................................................
Tabel 4.2 Pengkajian Pada Ibu Hamil dengan Emesis Gravidarum
(Kunjungan Awal)...........................................................................
Tabel 4.3 Kunjungan I (Follow Up I)..............................................................
Tabel 4.4 Kunjungan II (Follow Up II)...........................................................
Tabel 4.5 Kunjungan III (Follow Up III).........................................................
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1Pathway Emesis Gravidarum.........................................................


DAFTAR LAMPiRAN
Lampiran 1. Time Schedule
Lampiran 2. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester I Dengan Emesis
Gravidarum
Lampiran 3. Rasionalisasi Asuhan
Lampiran 4. Surat Permohonan Kesediaan Menjadi Responden
Lampiran 5. Informed Consent Sebagai Responden
Lampiran 6. Lembar Bimbingan
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu dari 17 program Sustainable Development Goals (SDGs)

dibidang kesehatan adalah menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong

kesejahteraan bagi semua orang di segala usia, dimana salah satu target dari

tujuan ini yaitu pada tahun 2030 mengurangi rasio angka kematian ibu hingga

kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.

Kehamilan merupakan suatu kejadian yang selalu diinginkan oleh setiap

pasangan suami istri, mulai awal kehamilan sudah dilakukan persiapan

menyambut kelahiran bayi. Pada setiap kehamilan terdapat perubahan pada

seluruh tubuh wanita khususnya pada alat genetalia eksterna dan interna, serta

pada payudara. Hal ini dipengaruhi oleh hormon somatomammotropine,

estrogen, dan progesteron. Perubahan karena hormon estrogen akan

mengakibatkan pengeluaran asam lambung yang berlebih sehingga

menimbulkan efek mual dan muntah. Human Chorionic Gonadotropine (HCG)

juga merupakan faktor pencetus ibu hamil mengalami mual muntah. Faktor lain

yang mempengaruhi ibu hamil mengalami Hiperemesis Gravidarum adalah

faktor psikologis seperti tekanan pekerjaan, keretakan rumah tangga, serta

tekanan dari pihak luar (Riska, 2019).

Angka kejadian mual pada ibu hamil sekitar 51,4% dan yang mengalami

muntah 9,2% di Indonesia. Mual dan muntah pada kehamilan merupakan suatu

kondisi melemahkan, yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, dan

menurunkan stamina pada wanita hamil. Umumnya, mulai muncul pada minggu
ke 4 – 9, mencapai puncak pada minggu ke 7 – 12, dan menurun pada minggu ke

16 dari usia kehamilan (Masruroh 2016).

Keluhan mual dan muntah ini dapat menghilang setelah usia 20 minggu

kehamilan. Emesis Gravidarum yang tidak ditangani dengan tepat, dapat

berlanjut ke tahap yang lebih serius. Muntah yang lebih dari sepuluh kali sehari

atau mual terus menerus yang terjadi selama 20 minggu terakhir kehamilan ini

akan berlanjut menjadi Hiperemesis Gravidarum. Hiperemesis Gravidarum,

biasanya terjadi pada 0,5 – 3% dari semua kehamilan. Hiperemesis Gravidarum

merupakan kondisi yang dapat menyebabkan penurunan berat badan, dehidrasi,

asidosis, alkalosis karena hilangnya asam klorida, dan hipokalemia pada wanita

hamil,sehingga tubuh ibu menjadi lemah, muka pucat, dan frekuensi buang air

kecil menurun drastis. Mual dan muntah yang berlebihan juga menyebabkan

cairan tubuh semakin berkurang dan terjadi hemokonsentrasi yang dapat

memperlambat peredaran darah sehingga dapat mempengaruhi tumbuh kembang

janin. Trimester pertama adalah fase organ-organ janin dibentuk (Hidayati,

2009). Hiperemesis Gravidarum sering menjadi salah satu penyebab wanita

hamil dirawat di rumah sakit, dan jika tidak diobati dapat membahayakan

kehidupan ibu maupun janin yang dikandungnya (Masruroh 2016).

Penatalaksanaan mual dan muntah pada kehamilan tergantung pada

beratnya gejala. Pengobatan dapat dilakukan dengan cara farmakologi maupun

nonfarmakologi. Terapi farmakologi dilakukan dengan pemberian antiemetik,

antihistamin, antikolinergik, dan kortikosteroid. Terapi nonfarmakologi

dilakukan dengan cara konseling tentang pengaturan diet, dukungan emosional,

akupuntur, pemberian permen jahe serta pemberian peppermint (Rinata V,

2017).
Berdasarkan beberapa fakta tersebut, upaya pelayanan program kesehatan

difokuskan pada peningkatan aksesibilitas serta kualitas pelayanan terkait

dengan berbagai faktor resiko yang menjadi penyebab utama kematian ibu

maternal (Depkes, 2009). Kebijakan pemerintah tentang kunjungan Antenatal

sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan, satu kali pada

trimester I, satu kali pada trimester II, dua kali pada trimester III. Antenatal Care

merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk memonitor,

mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu normal atau

bermasalah (Rukiah, 2010).

Dalam hal ini seorang bidan adalah salah satu tenaga kesehatan yang

memberikan pelayanan obstetrik, salah satunya dengan melakukan pelayanan

antenatal care terhadap ibu hamil dengan memeriksa keadaan ibu dan janin

secara berkala dengantujuan agar ibu hamil dapat melewati masa kehamilan,

persalinan, dannifas dengan baik dan selamat serta melahirkan bayi yang sehat

(Tiran,2009). Umumnya para bidan di setiap puskesmas akan memberikan

asuhan farmakologi berupa asam folat dan B6. Sedangkan untuk penatalaksaan

nonfarmakologi diberikan KIE berupa pola nutrisi, dan anjuran untuk menjauhi

makanan yang berbau menyengat yang bisa memicu timbulnya mual dan

muntah.

Selain KIE sebagai bentuk penatalaksanaan nonfarmakologi, salah satu

terapi yang telah banyak direkomendasikan yaitu herbal supplement dalam

bentuk aromaterapi. Ginger, Cinnamon bark, peppermint, chamomile, fennel,

dan rosewood merupakan bahan-bahan yang biasa digunakan karena memiliki

aktivitas antiemetik, antispasmodik, dan meningkatkan kesehatan sistem digestif

(pencernaan) (Susanti, 2016). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Susanti


tahun 2016, terdapat pengaruh yang signifikan terhadap penurunan skala mual

muntah terhadap ibu hamil dengan pemberian peppermint.

Dari hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Puskesmas X pada

bulan (...) selama 1 minggu didapatkan hasil bahwa (...) ibu hamil dari jumlah

(...) ibu hamil yang memeriksakan kandungannya di Puskesmas X mengalami

Emesis Gravidarum. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

Emesis Gravidarum di Puskesmas X Tahun 2020.

B. BATASAN MASALAH

Pada studi kasus ini berfokus pada penanganan Emesis Gravidarum

pada ibu hamil Trimester I di Puskesmas X Tahun 2020.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan masalah studi kasus

sebagai berikut “Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester I

dengan Emesis Gravidarum di Puskesmas X Tahun 2020 ?”

D. TUJUAN

1. Tujuan umum

Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester I dengan

Emesis Gravidarum secara komprehensif di Puskesmas X

2. Tujuan khusus

a. Mampu menganalisa kasus ibu hamil dengan Emesis Gravidarum pada

satu ibu hamil

b. Mampu melakukan penatalaksanaan untuk kasus ibu hamil dengan

Emesis Gravidarum

c. Mampu melakukan penatalaksanaan berdasarkan Evidence Based.


E. MANFAAT

1. Bagi tenaga kesehatan

Dapat menjadi pengetahuan baru ataupun tambahan dan menambah wawasan

tentang penatalaksanaan ibu hamil dengan Emesis Gravidarum.

2. Bagi ibu hamil

Dapat menjadi motivasi untuk tetap menjalani kehamilannya dengan tenang

dan menjadi tambahan informasi tentang kehamilan.

3. Bagi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu sebagai

sumber informasi mengenai asuhan kebidanan Emesis Gravidarum.

F. RUANG LINGKUP

1. Ruang Lingkup Materi

Materi penelitian ini dibatasi pada penanganan Emesis Gravidarum pada ibu

hamil trimester I dengan pemberian Peppermint Aromatherapy.

2. Ruang lingkup Responden

Responden yang akan diambil dari penelitian ini adalah dua orang ibu hamil

trimester I yang mengalami mual muntah di Puskesmas X Tahun 2020.

3. Ruang Lingkup Waktu

Waktu yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dimulai dari penulisan

kasus hingga seminar CSR(Case Study Research) yaitu pada bulan (...)

sampai (...) 2020.

4. Ruang lingkup tempat

Penelitian dilakukan di Puskesmas X.


F. KEASLIAN STUDI KASUS

1. Lubis tahun 2019 dengan judul Pemberian Aromaterapi Minyak Peppermint

Secara Inhalasi Berpengaruh Terhadap Penurunan Mual Muntah Pada Ibu

Hamil Di Pmb Linda Silalahi Pancur Batu. Jenis penelitian ini adalah

kuantitatif dengan desain Pra Eksperimental.Subyek penelitian adalah ibu

hamil di PMB Linda Silalahi Pancur Batu. Sampel berjumlah 15 orang ibu

hamil yang diambil dengan teknik Purposive Sampling. Analisis data

menggunakan Uji Wilcoxon Sign Rank Test. Hasil penelitian menunjukkan

sebelum diberikan aromaterapi minyak peppermint secara inhalasi mayoritas

ibu hamil mengalami mual muntah sedang sebanyak 12 orang (80%) dan

setelah diberikan aromaterapi minyak peppermint secara inhalasi mayoritas

ibu hamil tidak mengalami mual muntah sebanyak 12 orang (80%). Ada

perbedaan nilai rata-rata skor mual muntah ibu hamil sebelum dan sesudah

pemberian aromaterapi minyak peppermint secara inhalasi sebesar 6,13. Hasil

uji Wilcoxon Sign Rank Test diperoleh nilai p value 0,001 yang artinya ada

pengaruh pemberian aromaterapi minyak peppermint secara inhalasi terhadap

penurunan mual muntah pada ibu hamil di PMB Linda Silalahi Pancur Batu.

2. Amilia tahun 2018 dengan judul Efektifitas Aromaterapi Pepermint Inhalasi

Terhadap Mual Dan Muntah Ibu Hamil Trimester I Di Puskesmas

Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental dengan non

equivalent pre dan post test control group design. 70 ibu hamil trimester I

yang mual muntah dipilih dengan teknik purposive sampling. 35 responden

diberikan aromaterapi pepermint inhalasi diteteskan 2 tetes di tissue dihirup

3x sehari 10 menit selama 4 hari dan 35 responden sebagai kelompok kontrol

diberikan perawatan standar. Data diukur dengan Indeks Rhodes dan


dianalisis menggunakan uji paired t-test dan regresi linier untuk analisis

multivariabel. Penurunan mual muntah pada kelompok yang diberikan

aromaterapi pepermint inhalasi lebih tinggi 8,63 dibandingkan dengan

kelompok kontrol 5,11. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,001 <

0,05 maka dapat disimpulkan ada perbedaan signifikan antara mual muntah

sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi pepermint inhalasi. Variabel luar

yang berpengaruh terhadap mual dan muntah adalah pekerjaan, pengetahuan,

paritas dan pendidikan dengan nilai p<0,25.

3. Joulaeerad, et al tahun 2018 dengan judul Effect of Aromatherapy with

Peppermint Oil on the Severity of Nausea and Vomiting in Pregnancy: A

Single-blind, Randomized, Placebo-controlled trial. Penelitian ini adalah

quasi-eksperimental terdiri dari kelompok eksperimen dan kontrol. Hasil

yang didapatkan adalah meskipun tingkat keparahan NVP di masing-masing

kelompok intervensi menurun secara signifikan (P <0,001), perbandingan

tingkat keparahan NVP selama masa studi dan pada akhir itu tidak signifikan

secara statistik antara plasebo dan intervensi kelompok.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. TINJAUAN TEORI

1. Kehamilan

a. Definisi Kehamilan

Kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum,dan di lanjutkan dengan nidasi atau

implantasi.bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya

bayi,kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau

10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional

(Prawirohardjo,2012).

Kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi sampai

lahirnya janin. Lama hamil normal adalah 280 hari atau 40 minggu atau 9

bulan 7 hari yang dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saiffudin,

2009). Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin

intrauterine mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan

persalinan (Manuaba, 2010).

b. Proses Kehamilan

Kehamilan terjadi berawal dari peristiwa fertilisasi yaitu saat

spermatozoa membuahi ovum dituba fallopi, kemudian terjadilah zigot,

zigot membelah secara mitosis menjadi dua, empat, delapan, enambelas,

dan seterusnya. Pada saat 32 sel disebut morula, didalam morula terdapat

rongga yang disebut blastosel yang berisi cairan yang dikeluarkan oleh

tuba fallopi, bentuk ini kemudian disebut blastosit. Lapisan terluar

blastosit disebut trofoblas yang merupakan dinding blastosit yang


berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon atau ari-ari

atau placenta, sedangkan masa didalamnya disebut simpul embrio yang

merupakan calon janin. Blastosit ini bergerak menuju uterus untuk

mengadakan implantasi.

Pada hari ke-4 atau ke-5 sesudah ovulasi , blastosit sampai

dirongga uterus, dindingnya tebal, lunak, banyak mengandung pembuluh

darah, serta mengeluarkan secret seperti air susu (uterin milk) sebagai

makanan embrio. Enam hari setelah fertilisasi, trofoblas menempel pada

dinding uterus. Hormon ini melindungi kehamilan dengan cara

menstimulasi hormone estrogen dan progesterone sehingga mencegah

terjadinya menstruasi. Trofoblas kemudian menebal beberapa lapis.

Permukaanya berjonjot dengan tujuan memperluas daerah penyerapan

makanan. Embrio telah kuat menempel setelah hari ke-12 dari fertilisasi

(Prawirohardjo, 2009).

c. Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil

Perubahan Psikologis Ibu Hamil (Bartini, 2012)

1) Trimester I

a) Merasa tidak sehat dan benci kehamilannya.

b) Selalu memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada

tubuhnya.

c) Mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya

sedang hamil.

d) Mengalami gairah seks yang lebih tinggi tapi libido turun.

e) Khawatir kehilangan bentuk tubuh.

f) Membutuhkan penerimaan kehamilannya oleh keluarga.


g) Ketidakstabilan emosi dan suasana hati.

2) Trimester II

a) Ibu sudah mulai merasa sehat dan mulai bisa menerima

kehamilannya.

b) Mulai merasakan gerakan bayi dan merasakan kehadiran bayi

sebagai seseorang di luar dirinya.

c) Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasa beban.

d) Libido dan gairah seks meningkat.

3) Trimester III

a) Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.

b) Ibu khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan dalam

kondisi yang tidak normal.

c) Semakin ingin menyudahi kehamilannya.

d) Tidak sabaran dan resah.

e) Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya.

f) Aktif mempersiapkan kelahiran bayinya.

d. Ketidaknyamanan kehamilan

Menurut Wiknjosastro (2007), ketidaknyamanan yang biasanya terjadi

pada ibu hamil adalah :

1) Nausea (enek) dan emesis (mual), enek terjadi pada umumnya pada

bulan-bulan pertama kehamilan disertai kadang-kadang oleh emesis

sering terjadi pada pagi hari.

2) Sering buang air kecil

3) Nyeri tekan, pembengkakan pada payudara

4) Kontraksi sebentar-sebentar terasa nyeri.


2. Emesis Gravidarum

a. Pengertian Emesis Gravidarum

Emesis Gravidarum adalah gejala yang sering terjadi pada

kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi di pagi hari, tetapi dapat

pula terjadi setiap saat dan malam hari (Wiknjosastro, 2007). Emesis

Gravidarum gejala yang wajar dan sering didapatkan pada pagi hari

tetapi dapat pula timbul setiap saat pada malam hari. Emesis Gravidarum

kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan

berlangsung kurang lebih 10 minggu (Prawiroharjo, 2010).

b. Etiologi Emesis Gravidarum

Kadar hormon esterogen yang tinggi saat hamil, mungkin

merupakan penyebabnya, wanita yang hamil untuk pertama kalinya dan

wanita yang bertubuh besar, memiliki hormon esterogen yang

bersirkulasi lebih tinggi dan lebih cenderung mengalami gangguan

kehamilan. Dalam kehamilan terjadi kekenduran relatif jaringan otot

dalam sistem pencernaan sehingga pencernaan menjadi kurang efisien,

dan kelebihan asam dalam lambung. Tetapi pencetus fisik belum dapat

menjelaskan secara pasti penyebab terjadinya mual dan muntah pada

kehamilan, namun tidak semua ibu mengalaminya (Yuni, 2009 dalam

Fadhila 2014).

Pola makan calon ibu sebelum maupun pada minggu-minggu awal

kehamilan, serta gaya hidup juga berpengaruh terhadap terjadinya Emesis

Gravidarum ini. Studi membuktikan bahwa calon ibu yang makan

makanan yang berprotein tinggi namun berkarbohidrat dan bervitamin

B6 rendah lebih berpeluang menderita mual hebat. Keparahan mual pun


berkaitan dengan gaya hdup calon ibu. Kurang makan, kurang tidur atau

istirahat dan strees dapat memperburuk rasa mual (Neil, 2010).

c. Tanda dan Gejala Emesis Gravidarum

Tanda-tanda Emesis Gravidarum menurut Manuaba (2010) yaitu :

1) Rasa mual, bahkan sampai muntah. Mual dan muntah ini terjadi 1-2

kali sehari, biasanya terjadi dipagi hari tetapi dapat juga terjadi setiap

saat.

2) Nafsu makan berkurang

3) Mudah lelah

4) Emosi yang cenderung tidak stabil , biasanya semakin tua kehamilan

akan semakin berkurang kejadiaannya

d. Pengaruh Emesis Gravidarum pada ibu

Keadaan ini merupakan suatu yang normal, tetapi dapat berubah

menjadi tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus menerus,

mengganggu keseimbangan gizi cairan dan elektrolit tubuh

Pengaruh Emesis Gravidarum bagi ibu :

1) Mual dan muntah yang berlebihan menyebabkan cairan tubuh

berkurang, sehingga darah menjadi kental (hemokonsentrasi)

2) Sirkulasi darah ke jaringan terhambat. Jika hal ini terjadi, maka

konsumsi O2 dan makanan ke jaringan juga ikut berkurang.

Kekurangan makanan dan O2 ke jaringan akan menimbulkan

kerusakan jaringan yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan

perkembangan janin yang dikandungnya (Admin, 2010).

3) Akan lemas, apatis, kulit mulai jelek, lidah kotor dan kering
4) Dapat terkena dehidrasi sehingga akan menimbulkan gangguan pada

kehamilannya

5) Kekurangan cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat

pula terjadi robekan kecil pada selaput lendir esophagus dan

lambung atau Syndrome Mallary Weiss akibat perdarahan

gastrointestinal (Wiknjosastro, 2007).

e. Penanganan Emesis Gravidarum

Menurut Yuni (2009 dalam Fadhila 2014), penanganan Emesis

Gravidarum adalah sebagai berikut :

1) Hal-hal yang harus dilakukan dalam mengatasi Emesis Gravidarum

a) Makanlah sesering mungkin dalam porsi kecil. Siang hari untuk

porsi besar, malam hari cukup porsi kecil

b) Lebih banyak istirahat, hal ini akan membantu mengurangi

keletihan yang dapat menimbulkan rasa mual

c) Simpanlah beberapa makanan kecil seperti coklat atau cracker

untuk dimakan sebelum turun dari tempat tidur di pagi hari

d) Bangun tidur perlahan-lahan., luangkan waktu untuk bangkit

dari tempat tidur secara perlahan-lahan

e) Berolahraga dan hiruplah udara segar dengan melakukan

olahraga ringan, berjalan kaki atau berllari-lari kecil akan

membentu menguruangi rasa mual dan muntah dipagi hari

f) Beberapa kali ahli nutrisi juga manyarankan suplemen vitamin

B6 mencegah dan mengurangi rasa mual, tetapi tidak diminum

dengan dosis tinggi atau harus menururt aturan dokter. Hasil

penelitian Santi (2013) yang mengemukakan bahwa terdapat


penurunan mual muntah pada kehamilan yang signifikan yaitu

dengan nilai p-value 0.0001 (p<0.05) setelah menggunakan

Aromatherapy Lemon.

2) Hal-hal yang harus dihindari

a) Hindari mengkonsumsi makanan yang berminyak atau digoreng

karena akan lebih sulit untuk dicerna

b) Hindarilah minuman yang mengandung kafein seperti kopi

c) Hindari menyikat gigi begitu selesai makan

d) Hindari bau-bau yang tidak enek atau sangat menyengat seperti

tempat sampah , asap rokok biasanya dapat menimbulkan rasa

mual dan muntah

e) Hindari mengenakan pakaian ketat yang dapat memberikan

tekanan yang tidak nyaman pada perut dan dapat memperburuk

rasa mual (Yuni, 2009 dalam Fadhila, 2014).

3. Peppermint Aromatherapy pada Emesis Gravidarum

a. Pengertian Aromatherapy

Kata Aromatherapy berarti terapi dengan memakai minyak esensial

yangekstrak dan unsur kimianya diambil dengan utuh. Aromaterapi

adalah bagiandari ilmu herbal (herbalism) (Poerwadi, 2006). Sedangkan

menurut Sharma (2009) aromaterapi berarti ‘pengobatan menggunakan

wangiwangian’.Istilah mual muntah juga merujuk pada penggunaan

minyak esensial dalam penyembuhan holistik untuk memperbaiki

kesehatan dan kenyamanan emosional dan dalam mengembalikan

keseimbangan badan. Terapi komplementer (pelengkap), seperti


homoeopati, aromaterapi dan akupunturharus dilakukanseiring dengan

pengobatan konvensional.

Tumbuhan aromatik menghasilkan minyak aromatik. Apabila

disuling,senyawa yang manjur ini perlu ditangani secara hati-hati.

Sebagian besarsenyawa ini akan menimbulkan reaksi kulit, tetapi jika

digunakan secaratepat, senyawa ini memilki nilai teraupetik. Senyawa ini

dapat dihirup ataupun digunakan dalam kompres, dalam air mandi, atau

dalam minyak pijat. Manusia dan tumbuhan mempunyai hubungan yang

sangat eratkarena setiap organisme hidup terangkai oleh susunan sel yang

hampirserupa. Secara kimiawi, komposisi DNA pada tumbuhan dan

manusia padadasarnya mempunyai kemiripan. Hasil penelitian dari

neurobiology, DonaldKennedy, menyimpulkan bahwa perbedaan antara

tumbuhan dan manusiasangatlah sedikit. Sel tubuh keduanya mempunyai

dinding sel yang berisiorgan kecil yang disebut organela serta masing-

masing mempunyai intisel yang bermuatan materi genetic (DNA). Ikatan

kimiawi yang disebut hem pada manusia mengangkut oksigen yang

dilepaskan oleh tanaman menuju aliran darah. Pada tumbuhan, ikatan

kimia ini dikenal senagai klorofil dan mempunyai fungsi yang sama yaitu

mengangkut karbondioksida yang dilepaskan manusia ke seluruh

jaringan tanaman.

Minyak esensial, alam memberikan manusia yaitu sutau jaringan

pengobatan dengan tingkat penyembuhan yang tinggi dan sangat aman.

Minyak esensial dengan konsentrasi yang tinggi merupakan bahan ideal

untuk mengobati gangguan fisik, mental dan emosional. Karenanya,

perawatan aromaterapi sangat diperlukan untuk membantu


mempertahankan kesehatan dan menjaga kesehatan.Aromaterapi bekerja

pada tubuh secara alami dan menyeluruh sehingga dapat mengaktifkan

kekuatan penyembuhan yang dimiliki oleh tubuh tersebut selain

membantu menyeimbangkan tubuh dan pikiran. Perawatan aromaterapi

merupakan upaya peningkatan kualitas tubuh dengan cara meningkatkan

daya tahan tubuh atau meminimalisasi gangguan atau masalah yang

timbul sehingga proses penyembuhan akan berlangsung lebih cepat.

Aromaterapi memiliki prinsip yang sama dengan pengobatan

alamiah lainnya seperti homeopati dan pengobatan dengan jejamuan.

Secara universal, ada tiga prinsip dasar pada tindakan pengobatan atau

perawatan alamiah yaitu prisnip life force, yin dan yang, serta makanan

organik. Masing-masing prinsip ini bersifat sangat individualistik, yaitu

sangat tergantung pada masing-masing sifat individu yang membutuhkan

perawatan alamiah ini. Oleh karenanya, pada keadaan tertentu tindakan

perawatan yang dilakukan orang ke orang dan dari tindakan ke tindakan

lainnya sangatlah bervariasi.

b. Cara Kerja Aromatherapy

Secara farmakologi, aromaterapi bekerja di dalam tubuh manusia

melalui dua sistem, yaitu melalui sitem saraf dan sistem sirkulasi.

Melalui jaringan saraf yang mengantarnya, sistem saraf akanmengenali

bahan aromatik sehingga sistem saraf vegetative yaitu sistem saraf yang

berfungsi mengatur fungsi organ seperti mengatur denyut jantung,

pembuluh darah, pergerakan saluran cerna akan terangsang.

Proses melalui penciuman merupakan jalur yang sangat cepat dan

efektif untuk menanggulangi masalah gangguan emosional seperti stres


atau depresi. Hal ini disebabkan rongga hidung mempunyai hubungan

langsung dengan sistem susunan saraf pusat yang bertanggung jawab

terhadap kerja minyak esensial. Hidung sendiri bukan merupakan organ

penciuman, hanya merupakan tempat untuk mengatur suhu dan

kelebapan udara yang masuk dan sebagai penangkal masuknya benda

asing melalui pernafasan. Bila minyak esensial dihirup molekul yang

mudah menguap akan membawa unsur aromatik yang terdapat dalam

kandungan minyak tersebut ke puncak hidung. Ramnut geotar yang

terdapat didalamnya, yang berfungsi sebagai reseptor, akan

mengantarkan pesan elektrokimia ke susunan saraf pusat. Pesan ini akan

mengaktifkan pusat emosi dan daya ingat seseorang yang selanjutnya

akan mengantarkan pesan balik ke seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi.

Pesan yang diantar ke seluruh tubuh akan dikonversikan menjadi suatu

aksi dengan pelepasan substannsi neurokimia berupa perasaan senang,

rileks, tenang atau terangsang. Melalui penghirupan, sebagian molekul

akan masuk ke dalam paru-paru. Cara ini sangat dianjurkan untuk

digunakan pada mereka yang memiliki gangguan pernafasan. Molekul

aromatik akan diserap oleh lapisna mukosa pada saluran pernafasan, baik

pada bronkus maupun pada cabang halusnya (bronkeoli) secara mudah.

Pada saa tterjadi pertukaran gas di dalam alveoli, molekul kecil

tersebut akan di angkut oleh sirkulasi darah di dalam paru-paru.

Pernapasan yang dalam akan meningkatkan jumlah bahan aromatik ke

tubuh. Dr. Alam Huch, seorang ahli neurologi, ahli psikiatri dan juga

direktur smell and taste research centre di chicago mengatakan “bau

berpengaruh secara langsung pada otak seperti obat” hidung mempunyai


kapasitas untuk membedakan 100.000 bau yang berbeda (banyak

diantaranya) yang mempengaruhi tanpa diketahui. Ketika minyak

essensialdihirup, memasuki hidung dan berhubungan dengan cilia

(rambut-rambut halus di dalam hidung) Reseptor di cilia berhubungan

dengan tonjolan olfaktorius yang berada di ujung saluran penciuman.

Ujung dari saluran penciuman itu berhubungan dengan otak.Bau

diubah oleh cilia menjadi impuls listrik yang diteruskan ke otak lewat

sistem olfaktorius, semua impuls mencapai sistem limbik, sistem limbik

sendiri adalah bagian dari otak yang dikaitkan dengan suasana hati,

emosi, memori dan belajar tubuh kita.Semua bau yang mencapai sistem

limbik memiliki pengaruh kimia langsung pada suasana hati (Sharma,

2009).

Minyak aromaterapi bekerjasebagai sihir untuk penyakit yang

berkaitan dengan stress, gangguan psikosomatik, infeksi kulit, rambut

rontok, peradangan, rasa sakit yang muncul dari otot atau gangguan

kerangka, untuk menyebutkan bebrapa diantaranya, minyak essensial

memiliki aplikasi yang tak terhitung. Tanaman teraupetik yang beraroma

mengandung minyak esensial di tubuhnya.Struktur minyak esensial

sangatlah rumit, terdiri dari berbagai unsur senyawa kimia yang masing-

masing mempunyai khasiat teraupetik serta unsur aroma tersendiri dari

setiap tanaman. Berdasarkan pengalamanlah, para ahli aromaterapi

menentukan secara tepat bagian tanaman yang terbaik (Sharma, 2009).


4. Kajian Al-Qur’an

Menurutpandangan Islam dalam QS.Luqmanayat14 :

Artinya :

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.Bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.

Maksud dari ayat diatas adalah di ayat 14 tidak menyebutkan jasa

bapak, tetapi lebih menekankan jasa ibu.Ini disebabkan karena ibu

berpotensi untuk tidak dihiraukan oleh anak karena kelemahan ibu berbeda

dengan bapak. Di sisi lain, “peranan bapak” dalam konteks kelahiran anak

lebih ringan dibanding dengan peranan ibu. Setelah pembuahan, semua

proses kelahiran anak dipikul sendirian oleh ibu. Bukan hanya sampai masa

kelahirannya, tetapi berlanjut dengan penyusuan, bahkan lebih dari

itu.Memang ayah pun bertanggung jawab menyiapkan dan membantu ibu

agar beban yang dipikulnya tidak terlalu berat, tetapi ini tidak langsung

menyentuh anak, berbeda dengan peranan ibu. Kaitannnya dalam penelitian

ini adalah dalam proses mengandung ibu harus melalui banyak sekali

ketidaknyamanan bahkan sampai menyebabkan dia merasa lelah. Perasaan

lelah dan tidak nyaman tersebut dirasakan mulai dari trimester I hinggga

trimester III. Setiap ibu hamil memiliki keluhan masing-masing yang

kadang sama maupun berbeda dengan ibu hamil lainnya. Keluhan dan
ketidaknyamanan yang biasa ibu rasakan pada trimester awal adalah

perasaan mual dan muntah.


B. CLINICAL PATHWAY
Hormon esterogen meningkat

Emesis Gravidarum
Pola Makan

Tanda dan Gejala Gaya Hidup


1. Mual
2. Nafsu makan
berkurang hemokonsentrasi Lemas, Apatis
3. Mudah lelah
4. Emosi yang tidak
stabil Sirkulasi darah Dehidrasi
ke jaringan
terhambat

Non Farmakologi Farmakologi

1. Makan dengan porsi


Konsumsi Vit B6
kecil tapi sering
2. Istirahat cukup
3. berolahraga
4. Minuman olahan
Jahe
Gambar 2.1 Pathhway Emesis Gravidarum
5. PepperMint
Neil (2010), Manuaba (2010), Wiknjosastro (2007)
Aromatherapy
Emesis Gravidarum dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah :

peningkatan hormon esterogen, pola hidup dan gaya hidup seseorang. Tanda dan

gejala dari Emesis Gravidarumdiantaranya adalah mual, Nafsu makan berkurang,

mudah lelah, emosi yang tidak stabil sehingga menimbulkan ketidaknyamanan pada

ibu hamil. Efek yang ditimbulkan oleh Emesis Gravidarumapabila tidak dilakukan

perawatan bisa terjadi hemokonsentrasi sebagai akibat dari kekurangan cairan,

dehidrasi yaitu kekurangan cairan setalah mual dan muntah, sirkulasi jaringan juga

ikut berkurang yang berakibat pada kesehatan ibu maupun janinnya, ibu merasa

lemas, apatis, lidah kotor dan lain sebagainya.

Penatalaksaan Emesis Gravidarum sendiri bisa menggunakan farmakologi

maupun non farmakologi, pengobatan dengan farmakologi dengan mengonsumsi

vitamin B6 1x1 sehari, sedangkan pengobatan non farmakologi bisa dengan cara

mengatur pola makan, gaya hidup contohnya seperti berolahraga, dan dengan terapi

lain yaitu dengan pemberian minuman atau permen olahan jahe dan pemberian

aromaterapi.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan desain

studi kasus berbasis asuhan. Metode yang digunakan adalah studi kasus untuk

mengeksplorasi masalah Asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester I dengan

Emesis Gravidarum di Puskesmas X Tahun 2020.

B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Lokasi adalah tempat dilakukannya penelitian (Notoatmodjo, 2010),

tempat dalam penelitian ini yaitu di Puskesmas X. Waktu adalah rentan atau

jarak dilakukannya suatu penelitian dari hasil studi pendahuluan sampai

terbentuk laporan hasil (Notoatmodjo, 2012) dan waktu dimulai dari bulan (...)

sampai bulan (...) 2020 dan melakukan kunjungan ulang 3 kali.

C. SUBYEK STUDI KASUS

Dalam penelitian ini subjek merupakan orang yang di jadikan sebagai

responden untuk pengambilan kasus (Notoatmodjo, 2010). Subyek pengambilan

kasus ini adalah Ny. X usia (...) tahun GPA usia kehamilan (...) dengan Emesis

Gravidarum dan Ny. X usia (...) tahun GPA usia kehamilan (...) dengan Emesis

Gravidarum.

D. PENGUMPULAN DATA

1. Alat pengumpulan data

Alat yang digunakan dalam pengambilan data ini adalah :

a. Format pengkajian ibu hamil

b. Alat tulis

c. Termometer
d. Tensimeter

e. Steteskop

f. Jam tangan dengan penunjuk detik

g. Peppermint Aromatherapy

h. Kapas secukupnya.

2. Metode pengumpulan data

Untuk memperoleh atau mengumpulkan data, yang digunakan oleh peneliti

yaitu :

a. Wawancara mendalam

Wawancara mendalam dilakukan dengan bertanya dan

mendengarkan langsung jawaban dari pasien dan suami. Jadi wawancara

dapat berfungsi deskriptif yaitu melukiskan dunia nyata yang dialami

langsung oleh pasien dan keluarga sekitar. Dalam wawancara peneliti

menulis pokok penting yang akan dibicarakan sebagai pegangan untuk

mencapai tujuan wawancara, dan pasien bebas menjawab sesuai isi hati

dan pikiran tentang keluhan-keluhan yang dirasakan.

b. Observasi

Observasi dilakukan peneliti dengan mengamati keadaan umum

responden dan pada saat responden menghirup aromaterapi.

c. Dokumentasi

Data yang diperoleh atau yang dikumpulkan dengan mengambil data

dari rekam medis pasien dan melihat status pasien.

E. UJI KEABSAHAN DATA

Keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tehnik triangulasi.

Menurut Sugiyono (2016),triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data


yang bersifat menggabungkan data dari berbagai teknik pengumpulan data dan

sumber data yang telah ada.

.Menurut Moleong (2013), ada 4 macam triangulasi Sebagai teknik

pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu:

1. Triangulasi data

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara.

2. Triangulasi sumber

Peneliti membandingkan hasil wawancara yang diperoleh dari beberapa

sumber sebagai pembanding untuk mengecek kebenaran informasi yang

didapatkan.

3. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data

yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori

telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya

data tersebut.

4. Triangulasi metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode

wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan

metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat

wawancara dilakukan.

F. ANALISIS DATA

Analisis data menurut Bogden dalam Sugiyono (2015) adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah

dipahami terutama dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dalam
penelitian ini dilakukan sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum

terjun ke lapangan dan berlangsung terus samapi penyelesaian dalam penyusunan

penelitian.

Analisis data dilakukan sejak peneliti berada di lapangan melakukan

pengumpulan data sampai asuhan selesai. Analisa data dilakukan dengan metode

PICOT (Patient-Intervensi-Comparison-Outcome-Theory) (Glasgiou, 2012).

1. Patient : Merupakan keadaan atau hasil pengkajian pada subyek penelitian

yang menjadikan dasar penelitian dalam memberikan penatalaksanaan

kepada responden.

2. Intervensi : Merupakan asuhan atau penatalaksanaan yang diberikan kepada

pasien. Intervensi yang diberikan berdasarkan pada evidence based.

3. Comparison : Merupakan perbedaan penatalaksanaan antara pasien satu

dengan pasien yang lainnya.

4. Outcome : Merupakan hasil ataupun perubahan yang diharapkan terjadi

setelah pasien diberikan asuhan atau penatalaksanaan atas masalah.

5. Teory : Merupakan dasar dalam memberikan penatalaksanaan atau masalah

yang dihadapi oleh pasien. Teori diperoleh melalui studi pustaka buku atau

jurnal.
G. REVIEW JURNAL

1. Analisis Jurnal (PICOT)

Tabel 3.1 Review Jurnal Ibu Hamil Penatalaksanaan Emesis Gravidarum

No Patient Intervention Comparasion Outcome Teori/Jurnal


1 Jumlah responden Kelompok Plasebo yang Hasil dari penelitian ini menunjukkan perbedaan Iran Red Cresent Med
adalah 100 wanita ekperimen dibuat dengan yang signifikan dimana Pvalue pada kelompok Journal volume 16 nomor
hamil yang diberikan lemon buah wortel intervensi adalah 0,028 sedangkan pada kelompok 3, Maret 2014
mengalami mual inhalasi dikombinasika kontrol adalah 0,049 sehingga mual dan muntah The Effect Of Lemon
muntah ringan aromaterapi dalam n dengan mengalami penurunan dihari kedua dan keempat Inhalation Aromaterapy
sampai sedang. wadah 10 cc. minyak On Nausea And Vomiting
Dengan usia Ketika pasien almond pada Of Pregnancy : A
kehamilan 6 merasa mual maka kelompok Double-Blinded,
minggu – 16 mereka harus kontrol untuk Randomized, Controlled
minggu. Dengan meneteskan minyak menyamai Clinical Trial
membagi tersebut sebanyak 3 minyak lemon
kelompok tetes pada kapas
eksperimen dan dan menghirupnya
kelompok 3 cm dari hidung.
kontrol. Dan jika perlu
diulangi 5 menit
berikutnya
2 Jumlah responden Bahan penelitian - Kesimpulan Berdasarkan hasil uji statistik dengan Istiqomah, dkk. Jurnal
adalah 30 ibu adalah daun menggunakan uji Paired EDUMidwiferyy, Vol. 1,
hamil kategori peppermint yang T-Test dengan program SPSS 16.0 No. 2, September 2017.
primi, multi, pada dikeringkan diperoleh Sig. (2-tailed): Nilai probabilitas/p value Pengaruh Efektifitas
trimester dan kemudian disedu uji T Paired: Hasil = 0,000 Artinya ada perbedaan Pemberian Seduhan
mengalami dan dikonsumsi ibu signifikan frekuensi mual muntah antara sebelum Daun Peppermint Pada
keluhan emasis. hamil dua kali dan sesudah perlakuan pemberian seduhan daun Ibu Hamil Terhadap
dalam sehari, pagi peppermint pada ibu hamil. Sebab nilai p value < Penurunan Frekuensi
dan siang. 0,05 (95% kepercayaan). Emesis
Gravidarum.
3 Jumlah responden 35 responden diberi 35 responden Hasol penelitian ini ialah penurunan mua muntah Amilia ,(2018).
adalah 71 ibu aromaterapi sebagai pada kelompok yang diberikan aromaterapi Efektivitas Aromaterapi
hamil trimester 1 pepermint inhalasi kelompok pepermint inhasi lebih tinggi 8,63 dibandingan pepermint inhasi
yang mengalami diteteskan 2 tetes di kontrol dengan kelompok kontrol 5,11. Hasil uji statistik terhadap Mual dan
mual muntah. tissue dihirupkan 3 diberikan didapatkan nilai p value 0,001<0,05, maka ada Muntah ibu hamil
Dengan membagi kali sehari 10 menit prawatan perbedaan yang signifikan antara mual muntah trimester 1 di Puskesmas
kelompok selama 4 hari standar sebelum da sesudah diberikan aromaterapi Yogyakarta. Naskah
eksperimen dan pepermint inhasi. Publikasi. Uiversitas
kelompok ‘Aisyiyah Yohyakarta.
kontrol.
Analisis: Dari ketiga jurnal tersebut, bahwa jurnal pertama diberikan intervensi lemon inhalasi aromaterapi dan hasilnya mengalami penurunan
mual dan muntah, jurnal kedua diberikan intervensi daun pappermint yang dikeringkan kemudian diseduh dan hasilnya ada perbedaan sebelum
dan sesudah diberikan intervensi, pada jurnal ketiga diberikan intervensi berupa pemberian Peppermint Aromatherapy. Dari ketiga jurnal
tersebut ada penurunan mual dan muntah setelah diberikan intervensi, namun berdasarkan kelengkapan jurnal dalam pemberian intervensi,
waktu dan media pemberian intervensi, peneliti memilih jurnal yang berjudul “Efektivitas Aromaterapi pepermint inhasi terhadap Mual dan
Muntah ibu hamil trimester 1 di Puskesmas Yogyakarta.”.

Anda mungkin juga menyukai