Anda di halaman 1dari 21

Laporan Asuhan kebidanan Ibu bersalin

dengan partus presipitatus

BAB III

TINJAUAN KASUS

1. A. PENGKAJIAN DATA, (Tanggal/Pukul: 15 November 2010/17.30 WIB)


1. 1. Data Subjektif
1. Identitas Ibu Suami

Nama : Ny Ngatiyem Tn Yadi

Umur : 29 Tahun 30 Tahun

Agama : Islam Islam

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia

Pendidikan : SMP SMA

Pekerjaan : IRT Tani

Alamat : Karang, Padangan, Nglegi, Patuk, Gunung Kidul

1. Keluhan utama

Ibu GIIPIA0AhI hamil 40minggu, sudah merasakan kenceng-kenceng sejak pukul 18.30
WIB.Dari vagina keluar lendir bercampur darah dan mengeluarkan air sedikit-dikit.

1. Riwayat menstruasi

Menarche : 14 tahun Bau : amis

Lama : 5-6 hari Teratur/tidak : teratur

Siklus : 30 hari Keluhan : tidak ada


Warna : merah Konsistensi : cair

HPHT : 09.02.2010 HPL : 16.11.2010

1. Riwayat perkawinan

Menikah : 1 kali

Status pernikahan : sah

Lama menikah : 8 tahun

Usia menikah : 20 tahun

1. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

GII PI A0 AhI

Hamil Persalinan Nifas


ke Tahun UK Jenis Penolong Komplikasi Jenis BB Laktasi komplikasi
persalinan kelamin lahir
I 2003 Aterm Normal Bidan Tidak ada Laki-laki 3000 menyusui Tidak ada
gr
Hamil Ini

1. Riwayat KB

No Jenis Pasang Lepas


kontrasepsi tanggal Oleh Tempat Keluhan Tanggal Oleh tempat alasan
1 Suntik 12 Bidan BPS Tidak ada 26 Bidan BPS Ingin
februari januari punya
2004 2008 anak

1. Riwayat kesehatan

1) Riwayat kesehatan ibu

Ibu mengatakan belumpernah dan tidak sedang menderita penyakit menular seperti:Hepatitis,
TBC, HIV/AIDS, PMS, penyakit kronis seperti:Jantung, Ginjal, Hipertensi, penyakit menurun
seperti: DM, Asma.
2) Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu dan suami belumpernah dan tidak sedang menderita
penyakit menular seperti:Hepatitis, TBC, HIV/AIDS, PMS, penyakit kronis seperti:Jantung,
Ginjal, Hipertensi, penyakit menurun seperti: DM, Asma.

3) Riwayat keturunan kembardan gangguan jiwa

Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat kembar baik dari pihak ibu maupun suami dan ibu
tidak ada riwayat gangguan jiwa baik dari pihak ibu maupun suami.

4) Riwayatoperasi

Ibu mengatakan belum pernah menjalani operasi apapun seperti: SC, miomektomi, mastektomi,
dan kista.

5) Riwayat alergi obat

Ibu mengatakan tidak pernah alergi terhadap obat apapun seperti jenis obat Antibiotik, Anti
piretik, antalgin dan lainnya.

1. Riwayat kehamilan sekarang

HPHT: 09-02-2010 HPL: 16-11-2010 UK: 40 minggu

1) Selama hamil ibu periksa di bidan

2) Mulai periksa sejak umur kehamilan 8 minggu

3) Ibu merasakan pergerakan janin sangat kuat dan aktif lebih dari 15x/hari

4) Tempat pemeriksaan kehamilan di BPS Tatik Suryanti

5) Banyak kunjungan ANC

a) Trimester I

ANC : 2 kali di bidan

Keluhan : Tidak ada

Anjuran : Banyak istirahat

Terapi : Berikan ibu tablet Fe 11 tab/haritab/hari


b) Trimester II

ANC : 3 kali di bidan

Keluhan : ibu sering merasa pusing

Anjuran : ANC secara teratur

Terapi : Berikan ibu tablet Fe 11 tab/hari, kalk 11 tab/hari, Vit B6 11 tab/hari

c) Trimester III

ANC : 2 kali di bidan

Keluhan : ibu sering BAK

Anjuran : ANC secara teratur

Terapi : Berikan ibu tablet Fe 11 tab/hari, Vit C 11 tab/hari

6) Riwayat imunisasi

TT 1 : Usia kehamilan 5 bulan = 20 minggu di bidan

TT 2 : Usia kehamilan 5 bulan = 24 minggu di bidan

7) Konsumsi tablet Fe: ibu mengatakan selalu minum tablet Fe setiap hari 1 tablet.

1. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

1) Pola pemenuhan nutrisi

Sebelum hamil Selama Hamil

Makan

Frekuensi : 3x sehari 3x sehari

Jumlah : 1 piring 1piring

Jenis : Nasi, lauk, sayur Nasi, sayur, lauk Pantangan : Tidak


ada Tidak ada

Keluhan : Tidak ada Tidak ada

Minum
Frekuensi : 6-7 gelas sehari 7-8 gelas sehari

Porsi : 1 gelas 1 gelas

Jenis : Air putih, teh Air putih, teh, susu

Pantangan : Tidak ada Tidak ada

Keluhan : Tidak ada Tidak ada

Terakhir makan/minum: Pukul 18.00 WIB/19.30 WIB

2) Pola eliminasi

BAB

Frekuensi : 1x / hari 1x / hari

Konsistensi : lunak lunak

Warna : khas feses khas feses

Bau : Khas feses Khas feses

Keluhan : Tidak ada Tidak ada

BAK

Frekuensi : 3-4 x / hari 4-5 x/ hari

Warna : Kuning jernih Kuning jernih

Bau : Khas urine khas urine

Konsistensi : cair cair

Keluhan : Tidak ada tidak ada

Terakhir BAB/BAK :pukul 14.30 WIB/17.00 WIB

3) Pola istirahat

Tidur Siang : 1 jam 1 jam

Tidur Malam : 7-8 jam 7-8 jam


Keluhan : tidak ada tidak ada

4) Personal higiene

Mandi : 2x /hari 2x /hari

Keramas : 3x /minggu 3x /minggu

Ganti pakaian : 2x /hari 2x /hari

Gosok gigi : 3x /hari 2x /hari

5) Hubungan seksual

Frekuensi : 3x/minggu 1x/minggu

Keluhan : tidak ada tidak ada

1. Data psikososial spiritual, budaya, ekonomi

1) Ibu dan suami sangat senang dengan kehamilan dan sangat menantikan kelahiran bayi
mereka, namun ibu mengatakan takut dan cemas menghadapi persalinannya karena merasakan
nyeri yang amat sangat pada daerah punggung.

2) Keluarga ibu dan suami sangat senang dengan kehamilan dan sangat menantikan
kelahiran bayi

3) Ibu mengikuti kegiatan PKK secara rutin di masyarakat

4) Ibu rutin melaksanakan sholat 5 waktu

5) Kondisi tempat tinggal ibu lingkungannya bersih dan ibu tidak memiliki binatang
peliharaan

1. Data pengetahuan

Pengetahuan ibu tentang persalinan

Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang tanda-tanda persalinan seperti timbulnya kenceng-
kenceng yang sering dan teratur, keluar lendir darah dari kemaluan.

1. 2. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum

1) Keadaan umum : baik

2) kesadaran : composmentis

3) BB sebelum hamil : 53 kg

4) BB sekarang : 65 kg

5) Tinggi badan : 157 cm

6) LILA : 26 cm

7) Vital sign

Tekanan darah : 120/70 Mmhg

Suhu : 36,5oC

Nadi : 88x/menit

Respirasi : 24 x/meni

1. Pemeriksaan fisik

1) Inspeksi

Kepala : Bentuk Mesocephal, tidak ada bekas luka operasi, tidak


ada nyeri, rambut tidak rontok, rambut lurus
Muka : Bentuk simetris, tidak berjerawat, tidak ada bekasluka
operasi, tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran serumen, tidak
ada benjolan, pendengaran baik
Mata : Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merahmuda,
sklera putih, kelopak mata tidak oedema, penglihatan
baik
Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip
Mulut : Bibir tidak kering, tidak sianosis, tidak ada stomatitis,
tidak epulis, tidak ada karies gigi, lidah tidak kotor
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe,
vena jugularis, tidak ada pembengkakan kelenjar parotis
Dada : Gerakan nafas teratur, tidak ada retraksi dinding dada,
tidak wheezing
Payudara Simetris, tidak ada bekas luka operasi, puting
susumenonjol, terdapat hiperpigmentasi pada areola dan
puting susu, tidak ada benjolan, sudah ada pengeluaran
kolostrum
Abdomen : Membesar, bulat, tidak ada luka bekas operasi, tidakada
linea dan striae gravidarum
Genetalia : Keluar lendir darah, tidak ada varises, tidak
adapembesaran kelenjar bartolini dan skene
Ekstremitas : Simetris, bentuk normal, tidak polidaktili, tidak oedem,
Atas kuku bersih dan tidak pucat, pergerakan aktif
Ekstremitas : Simetris, bentuk normal, tidak polidaktili, tidak oedem
Bawah dan varices, kuku bersih dan tidak pucat, pergerakan
aktif
Anus : tidak hemoroid

2) Palpasi

Menurut Mc. Donald

TFU : 32 cm TBJ : 32-11155 = 3255 gr

DJJ : (+) 150x/menit His : 4x/10 menit lama 45 dtk (kuat)

Palpasi leopold

Leopold I : TFU 3 jari di bawah px, bagian fundus teraba lunak,tidak melenting (bokong)

Leopold II : Di bagian kanan perut ibu teraba bagian kecil-kecil, tahanan


lemah (ekstremitas). Di bagian kiri perut ibu teraba bagian datar seperti papan, tahanan
kuat(punggung).

Leopold III : Bagian terbawah janin teraba bulat, melenting, keras

(kepala)

Leopold IV :Kedua tangan pemeriksa divergen (kepala sudah

masuk PAP), penurunan kepala 4/5

3) Auskultasi

DJJ terdengar jelas di bawah pusat sebelah kanan dengan frekuensi 136x/menit

4) Perkusi

Reflek patella (+) ada

Pemeriksaan Dalam Tanggal 15-11-2010/ pukul 17.30 WIB


Atas indikasi : pasien baru, kenceng-kenceng yang sangat kuat dan teratur, keluar lendir
darah

Tujuan : menilai pasien apakah sudah dalam persalinan.

Hasil : v/u tenang, portio tipis, lunak, pembukaan 3 cm, selaput ketuban (+), air
ketuban (-), presbelkep, UUK belum teraba, penurunan kepala di Hodge 1 , stld (+) stak (-).

Pengawasan kala I

Kondisi Ibu Kondisi janin


Pembukaan
Tanggal Waktu Kontraksi Penurunan
seviks TD N RR S Urin DJJ Ketuban/Penyusupan
uterus Kepala
15.11.2010 17.30 3 cm 110/70 80 24 370C 100 Kontraksi 136x/Menit 4/5 j/0
cc uterus
kuat,(4x/10
menit )
lama 45
detik
15.11.2010 18.00 84 20 Kontraksi 136x/Menit
uterus
kuat,(4x/10
menit )
lama 45
detik
15.11.2010 18.30 82 24 Kontraksi 138x/Menit
uterus
sangat
kuat,
(5x/10
menit)
lama 50
detik
15.11.2010 19.00 80 22 Kontraksi 140x/Menit
uterus
sangat
kuat,
(5x/10
menit)
lama 50
detik
0
15.11.2010 19.30 10 cm 110/70 80 20 37 C 120 Kontraksi 148x/Menit 1/5 j/0
cc uterus
sangat
kuat,
(5x/10
menit)
lama 50
detik

1. B. INTERPRETASI DATA
1. Diagnosa kebidanan

Seorang ibu G2P1Ab0Ah2 umur 29 tahun hamil 40 minggu, janin tunggal, hidup, intra uterin
letak memanjang, presentasi belakang kepala, punggung kiri, kepala sudah masuk panggul,
penurunan kepala 4/5 bagian, dalam persalinan kala I fase laten

Data dasar :

Data subjektif:

1. Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua


2. Ibu mengatakan berumur 29 tahun
3. Ibu mengatakan pernah melahirkan 1 kali
4. Ibu mengatakan belum pernah keguguran
5. Ibu mengatakan sekarang ini anak nya 1
6. Ibu mengatakan HPHT 09-02-2010, HPL : 16-11-2010
7. Ibu mengatakan kenceng teratur setiap 5 menit, sejak pukul 18.30 WIB dan
mengeluarkan lendir darah dari jalan lahir
8. Ibu mengatakan nyeri yang amat sangat

Data objektif:

1. Kontraksi uterus sangat kuat, (5x/10 menit) lama 50 detik


2. Pembukaan 3 cm, penurunan kepala pada hodge 4/5, ketuban masih utuh
3. Leopold I: TFU 3 jari di bawah px, bagian fundus teraba lunak, tidak melenting (bokong)
4. Leopold II: Dibagian kanan perut ibu teraba bagian kecil-kecil,tahanan
lemah (ekstremitas). Dibagian kiri perut ibu teraba bagian datar seperti papan, tahanan
kuat (punggung)
5. Leopold III : Bagian terbawah janin teraba bulat, melenting, keras (kepala)
6. Leopold IV : Kedua tangan pemeriksa divergen (kepala sudah masuk PAP), penurunan
kepala 4/5
7. DJJ :136x/menit
8. Hasil pemeriksaan dalam (PD) pada tanggal 15.11.2010 Pkl 17.30 WIB

Vulva uretra tenang, portio tipis, lunak, pembukaan 3 cm, selaput ketuban (+), air ketuban (-),
presentasi belakang kepala, UUK belum teraba, penurunan kepala di hodge 1 , sarung tangan
tendir darah (+) sarung tangan air ketuban (-).Ibu mengatakan mengeluh terasa penuh bagian
perut atasnya.

1. Masalah

Cemas

Dasar: ibu mengatakan takut dan cemas menghadapi persalinannya karena merasakan nyeri yang
amat sangat pada daerah punggung.

1. Kebutuhan
1. KIE cara mengurangi rasa nyeri dan relaksasi
2. Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi
3. Persiapan haeting jika terjadi robekan

1. C. DIAGNOSAMASALAH POTENSIAL

Potensial terjadinya ruptur uteri

Dasar: kontraksi uterus yang hebat

1. D. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA


1. Persiapan heating set jika terjadi laserasi dan robekan jalan lahir
2. Kolaborasi dengan dokter Obsgynbila ada komplikasi dalam proses persalinan
seperti ruptur uteri dengan mempersiapkan rujukan bila sewaktu-waktu terjadi
kegawat daruratan.
2. E. PERENCANAAN Tanggal/Pukul: 15.11.2010/jam17.40 WIB
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini
2. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis
3. Observasi keadaan umum, vital sign, DJJ, His, nadi dengan partograf
4. Segera siapkan ruangan bersalin, kebutuhan fisik dan psikologis ibu
5. Ajarkan ibu cara mengedan yang efektif
6. Ajarkan cara mengatasi nyeri
7. Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi
3. F. PELAKSANAAN Tanggal/Pukul: 15.11.2010/jam17.42 WIB
1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini

Keadaan ibu baik, ibu tampak gelisah dan cemas menghadapi persalinan.

1. Memberi ibu dukungan psikologis

Menjelaskan bahwa ibu bisa melewati persalinan ini dengan lancar, memberikan support kepada
ibu, dan mendampingi ibu dalam persalinan, serta menghadirkan keluarga yang paling dekat
dengan ibu sebagai pendamping ibu dalam bersalin.

1. Mengobservasi keadaan umum, vital sign (tekanan darah, suhu, nadi), DJJ, His setiap 30
menit pada fase aktif dengan partograf.
2. Mempersiapkan ruangan untuk bersalin, alat, kebutuhan fisik, dan psikologis ibu serta
persiapan bidan/penolong
1. Memastikan kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan yang diperlukan serta
dalam keadaan siap pakai pada setiap persalinan dan kelahiran bayi. Siapkan
ruangan bersalin yang hangat dan bersih. Memiliki sirkulasi udara yang baikdan
terlindung dari tiupan angin.
2. Periksa semua peralatan sebelum dan setelah memberikan asuhan. Segera ganti
peralatan yang hilang atau rusak.
3. Menganjurkan ibu untuk mendapat asupan (makanan ringan dan minuman air)
selama persalinan dan proses kelahiran bayi.
4. Memberi dukungan pada ibu, pada proses persalinan.
5. Mengajarkan ibu mengenai cara mengedan yang efektif
1. Menganjurkan ibu untuk meneran mengikuti dorongan alamiahnya selama
kontraksi
2. Memberitahukan untuk tidak menahan nafas saat meneran
3. Meminta ibu untuk berhenti meneran dan beristirahat di antara kontraksi
4. Menjelaskan pada ibu bahwa berbaring miring atau setengah duduk ia
akan lebih mudah untuk meneran jika lutut ditarik ke arah dada dan dagu
ditempelkan ke dada.
5. Meminta ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran
6. Tidak diperbolehkan untuk mendorong fundus untuk membantu kelahiran
bayi
7. Menanyakan pada ibu apakah sudah mengerti dengan penjelasan cara
mengedan efektif.
8. Mengajarkan ibu untuk mengatasi rasa nyeri
1. Menganjurkan ibu untuk miring

Menganjurkan ibu untuk mencoba posisi-posisi yang nyaman selama persalinan dan melahirkan
bayi serta menganjurkan suami dan pendamping lainnya untuk membantu ibu berganti posisi.Ibu
boleh berjalan, berdiri, duduk, jongkok, berbaring miring dan merangkak.Posisi tegak seperti
berjalan, berdiri atau jongkok dapat membantu turunnya kepala bayi dan sering kali
memperpendek waktu persalinan.Membantu ibu untuk sering berganti posisi selama persalinan.

1. Mengajarkan ibu teknik relaksasi


Menganjurkan ibu untuk duduk santai, menarik nafas, berendam, mendengarkan musik.

1. Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi ibu seperti memberikan makanan dan minuman
yang hangat (anti kembung), manis untuk menambah kalori atau tenaga selama proses
persalinan.
2. G. EVALUASI Tanggal/Pukul: 15.11.2010/pukul 19.30 WIB
1. Ibu dan keluarga mengerti dengan kondisi ibu saat ini bahwa ibu akan segera
memasuki proses persalinan
2. Keluarga terus memberikan dukungan psikologi sehingga ibu merasa lebih tenang
3. Semua hasil temuan dalam persalinan kala I telah didokumentasikan dalam
partograf
4. Persiapan ruangan bersalin, alat, kebutuhan fisik, psikologis ibu dan persiapan
penolong telah disiapkan.
5. Ibu telah mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan seperti: cara mengedan ektif
dan mengurangi rasa nyeri.
6. Kebutuhan nutrisi telah terpenuhi

MANAJEMEN KALA II

1. A. Subjektif

Ibu mengatakan ingin mengedan dan BAB serta keluar lendir bercampur darah dari jalan
lahirnya

1. B. Objektif
1. Keadaan umum : Baik

Kesadaran : composmentis

1. Tanda-tanda vital

TD : 110/70 Mmhg

Nadi : 80x/Menit

Respirasi : 20x/Menit

Suhu : 370C

1. DJJ : 148x/Menit
2. His : 510 Menit, lamanya 50 detik
3. Perineum menonjol, vulva dan anus membuka, palpasi abdomen penurunan kepala 1/5
4. Hasil pemeriksaan dalam

Vulva uretra tenang, portio tidak teraba, pembukaan lengkap, selaput ketuban (), air ketuban
(+), presentasi kepala, penurunan kepala di hodge 4, UUK di jam 12, stld (+).

1. C. Assesement
2. Diagnosa

Seorang ibu GIIPIA0AhI umur 29 tahun hamil aterm, janin tunggal, hidup intra uterin, inpartu
kala II dengan presipitatus

1. Masalah

Ibu cemas menghadapi persalinan karena rasa sakit yang dirasakan

1. D. Planning
1. Jelaskan pada ibu dan suami atau keluarga yang mendampingi bahwa pembukaan
sudah lengkap dan bayi akan segera lahir
2. Menawarkan pendampingan persalinan kepada orang terdekat suami/ ibu
3. Memakai APD (celemek, kacamata, penutup kepala) sebagai alat perlindungan
diri
4. Menyiapkan pertolongan persalinan

a) Melepaskan perhiasan dan mencuci tangan

b) Mematahkan ampul oksitosin dan menempatkan spuit 3 cc dalam partus set

c) Memakai sarung tangan dan menghisap oksitosin

1. Atur posisi ibu senyaman mungkin

Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman.Ibu dapat mengubah-ubah posisi secara
teratur selama kala dua, karena hal ini dapat membantu kemajuan persalinan.Mencari posisi
meneran yang paling efektif dan menjaga sirkulasi oksigen untuk ibu.Posisi duduk atau setengah
duduk dapat memberikan rasa nyaman bagi ibu dan memberi kemudahan baginya untuk
beristirahat diantara kontraksi. Keuntungan dari kedua posisi ini adalah gaya grafitasi untuk
membantu ibu meahirkan bayinya. Selain itu mengubah posisi juga dapat mengurangi nyeri

1. Penuhi kebutuhan cairan dan nutrisi

Anjurkan ibu untuk mendapatkan asupan (makanan dan minum yang hangat dan manis) selama
persalinan dan proses kelahiran bayi. Anjurkan anggota keluarga agar sesering mungkin
menawarkan makanan ringan dan minuman yang hangat dan manis diantara his selama proses
persalinan.

1. Anjurkan ibu meneran jika ada his


a) Mengajari ibu cara meneran yang benar seperti BAB dan lebih kuat, serta berhenti jika
tidak ada His

b) Memberi dukungan dan semangat kepada ibu

c) Menganjurakan ibu minum disela-sela His

d) Menilai DJJ setiap 5 menit/setiap setelah His

1. Menyiapkan pertolongan kelahiran bayi

a) Meletakan handuk bersih, diatas perut ibu

b) Meletakan duk steril dibawah bokong ibu

c) Membuka partus set

d) Memakai sarung tangan steril

1. Memimpin persalinan sampai bayi lahir

a) Bayi lahir dengan partus presipitatus tanggal 15 November 2010 pukul 19.45 WIB

b) Jenis kelamin perempuan, BB:2900 gram, PB: 47 cm

c) Apgar score: 8/9

1. Palpasi bayi tunggal

MANAJEMEN KALA III

1. A. Subjektif
1. Ibu merasa bahagia, karena bayi sudah lahir dengan selamat
2. Ibu mengatakan perutnya masih mules
2. B. Objektif
1. Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

1. Tanda-tanda vital

TD : 110/70 Mmhg

Nadi : 80x/Menit
Respirasi : 20x/Menit

Suhu : 370C

1. Pada palpasi didapatkan uterus teraba bulat dan keras


2. TFU setinggi pusat, kontraksi uterus baik, tidak ada bayi kedua
3. Pasenta belum lahir
4. Tali pusat bertambah panjang
5. Terjadi semburan darah secara tiba-tiba dari jalan lahir
6. C. Assesement
1. Diagnosa Kebidanan

Seorang ibu PIIA0AhII dalam persalinan kala III

Dasar: ibu melahirkan anak ke-2, bayi lahir tanggal 15 November 2010 pukul 19.45 WIB, BB:
2900 Gram, PB: 48 cm, jenis kelamin: perempuan.

1. Masalah

Potensial terjadi retensio plasenta

Dasar: pasenta belum lahir

1. Kebutuhan

Manajemen aktif kala III

1. D. Planning
1. Memberitahu informasi kepada ibu dan keluarga bahwa ibu sudah masuk kala III,
plasenta akan segera lahir dan ibu akan merasa perutnya sedikit mulas
2. Lakukan pengawasan kala III

Otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah
lahirnya bayi.Hal ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat plasenta. Karena tempat
perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan
terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus

1. Lakukan manajemen aktif kala III

a) Palpasi fundus untuk memeriksa janin tunggal

b) Memberitahu ibu bahwa akan menyuntikan oksitosin 10 unit di 1/3 paha luar

c) Melakukan masase uterus


d) Melakukan peregangan tali pusat terkenadli dengan memindahkan klem hingga 5-10 cm
dari vulva

e) Meletakan tangan kiri diatas simpisis untuk melakukan dorsokranial saat ada kontraksi
dan tangan kanan menegakan tali pusat menggunakan klem

f) Saat uterus berkontrasi, tangan kanan menegangkan tali pusat dan tangan kiri menahan
uterus kearah dorsokranial

g) Setelah plasenta terlepas yang diikuti dengan semburan darah tiba-tiba, meminta ibu
untuk sambil menarik dan melakukan berlawanan arah pada fundus

h) Jika plasenta terlihat di introitus vagina, menangkap plasenta dengan kedua tangan,
memutar plasenta searah dengan jarum jam sehingga selaput ketuban terpilin

i) Setelah plasenta lahir, segera melakukan masase uterus untuk mengurangi pedarahan dan
mempercepat kontraksi uterus

j) Plasenta lahir lengkap, spontan, lahir pada tanggal 15 November 2010 pukul 20.00WIB

k) Tali pusat paracentralis, jumlah koteledon 12 buah, selaput plasenta utuh, diameter 25 cm,
panajang tali pusat 47 cm, tebalnya 2,5 cm, berat 450 gram

l) TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, konsistensi keras, kandung kemih
kosong

m) Lama kala III 15 menit

1. Awasi perdarahan dan tanda-tanda vital, kontraksi uterus

a) Pantau nadi dan tekanan darah ibu setiap 30 menit

b) Pantau frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit

c) Masase fundus selama 15 detik

d) Jumlah perdarahan 120 cc

1. Periksa robekan jalan lahir dan perdarahan


2. Terjadi robekan jalan lahir derajat 2
3. Lakukan masase fundus kembali pastikan kontraksi uterus baik

Mempersiapkan Penjahitan
1. Bantu ibu mengambil posisi litotomi sehingga bokongnya berada di tepi tempat
tidur/meja ginekologi. Topang kakinya dengan alat penopang atau minta anggota
keluarga untuk memegang kaki ibu sehingga ibu tetap berada dalam posisi litotomi
2. Tempatkan handuk/kain bersih di bawah bokong ibu
3. Jika mungkin, tempatkan lampu sedemikian rupa sehingga perineum bisa dilihat dengan
jelas
4. Gunakan tehnik aseptik pada pemeriksaan robekan/episiotomi
5. Cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir
6. Pakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril
7. Dengan menggunakan tehnik aseptik, persipkan peraatan dan bahan-bahan desinfeksi
tingkat tinggi atau penjahitan.
8. Duduk dengan posisi santai dan nyaman sehingga luka bisa dengan mudah diihat dan
penjahitan bisa dilakukan tanpa kesulitan
9. Gunakan kain/kasa desinfeksi tingkat tinggi atau bersih untuk menyeka vulva, vagina dan
perineum ibu dengan lembut, bersihkan darah atau bekuan darah yang ada sambil meniai
dalam dan luasnya luka
10. Periksa vagina, serviks dan perineum secara lengkap. Hanya merupakan ruptur derajat I
atau II
11. Ganti sarung tangan dengan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril yang baru
seteah meakukan pemeriksaan rektum.

Memberikan Anastesi Lokal

1. Jelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan anastesi lokal dan bantu ibu merasa santai
2. Hisap 10 ml arutan lidokain 1% ke dalam alat suntik sekali pakai ukuran 10 ml. Jika
lidokain 1% tidak tersedia, larutkan 1 bagian 2% dengan 1 bagian normal salin atau air
steril yang sudah disuling
3. Tempelkan jarum ukuran 22 sepanjang 4 cm ke tabung suntik tersebut
4. Tusukkan jarum ke ujung atau popok laserasi atau sayatan luka tarik jarum sepanjang tepi
luka (ke arah bawah di antara mukosa dan kulit perineum).
5. Aspirasi (tarik pendorong tabung suntik) untuk memastikan bahwa jarum tidak berada di
dalam pembuluh darah. Jika darah masuk ke dalam tabung suntik, jangan suntikkan
lodokain dan tarik jarum seluruhnya. Pindahkan posisi jarum dan suntikkan kembali.
Aasan: ibu bisa mengalami kejang dan kematian bisa terjadi jika lidokain disuntikkan ke
pembuluh darah.
6. Suntikkan anastesi sejajar dengan permukaan luka pada saat jarum suntik di tarik
perlahan-lahan.
7. Tarik jarum hingga sampai ke bawah dimana jarum tersebut disuntikkan
8. Arahkan lagi jarum ke daerah di atas tengah luka dan ulangi langkah ke-4 sehingga tiga
garis di satu sisi luka mendapatkan anastesi lokal. Ulangi proses ini di sisi laindari uka
tersebut. Setiap sisi luka akan memerlukan kurang lebih 5 ml lidokain 1% untuk
mendapatkan anastesi yang cukup
9. Tunggu selama dua menit dan biarkan anastesi tersebut bekerja, kemudian uji daerah
yang dianastesi dengan cara dicubiti dengan forseps/disentuh dengan jarum yang tajam.
Jika ibu merasakan jarum atau cubitan tersebut, tunggu dua menit agi dan kemudian uji
kembali sebelum mulai menjahit luka.
Penjahitan laserasi pada perineum

1. Cuci tangan secara seksama dan gunakan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau
steril. Ganti sarung tangan jika sudah terkontaminasi atau jika tertusuk jarum maupun
peralatan tajam lainnya.
2. Pastikan peraatan dan bahan-bahan yang digunakan untuk melakukan penjahitan sudah
didesinfeksi tingkat tinggi atau steril
3. Setelah memberikan anastesi lokal dan memastikan bahwa daerah tersebut sudah
dianastesi, telusuru dengan hati-hati menggunakan satu jari untuk secara jelas
menentukan batas-batas luka. Nilai kedalaman luka dan lapisan jaringan mana yang
terluka. Dekatkan tepi laserasi untuk menentukan bagaimana cara menjahitnya menjadi
satu dengan mudah.
4. Buat jahitan pertama kurang lebih 1 cm di atas ujung laserasi di bagian dalam vagina.
Setelah membuat tusukan pertama, buat ikatan dan potong pendek benang yang lebih
pendek dari ikatan
5. Tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, jahit ke bawah ke arah cincin himen
6. Tepat sebelum cincin himen, masukkan jarum ke dalam mukosa vagina lalu ke bawah
cincin himen sampai jarum ada di bawah laserasi. Periksa bagian antara jarum di
perineum di bagian atas laserasi. Perhatikan seberapa dekat jarum ke puncak luka
7. Teruskan ke arah bawah tapi tetap pada luka, menggunakan jahitan jelujur, hingga
mencapai bagian bawah laserasi. Pastikan bahwa jarak setiap jahitan sama dan otot yang
terluka telah dijahit. Jika laserasi meluas ke dalam otot, mungkin perlu untuk melakukan
satu atau dua lapis jahitan terputus-putus untuk menghentikan perdarahan dan/atau
mendekatkan jaringan tubuh secara efektif.
8. Setelah mencapai ujung laserasi, arahkan jarum ke atas dan teruskan penjahitan
menggunakan jahitan jelujur untuk menutup lapisan subkuticular. Jahitan ini akan
menjadi jahitan apis kedua. Periksa lubang bekas jarum tetap terbuka berukuran 0,5 cm
atau kurang. Luka ini akan menutup dengan sendirinya pada saat penyembuhan luka.
9. Tusukkan jarum dari robekan perineum ke dalam vagina, jarum harus keluar dari
belakang cincing himen
10. Ikat benang dengan membuat simpul di dalam vagina. Potong ujung benang dan sisakan
sekitar 1,5 cm jika ujung benang dipotong terlalu pendek, simpul akan longgar dan
laserasi akan membuka.
11. Ulangi pemeriksaan vagina dengan lembut untuk memastikan bahwa tidak ada kasa atau
peralatan yang tertinggal di dalam
12. Dengan lembut masukkan jari palingkecil ke dalam anus. Raba apakah ada jahitan pada
rektum. Jika ada jahitan yang teraba, ulangi pemeriksaan rektum enam minggu pasca
persalinan. Jika penyembuhan belum sempurna ibu segera dirujuk ke fasilitas kesehatan
rujukan
13. Cuci daerah genital dengan lembut dengan sabun dan air desinfeksi tingkat tinggi,
kemudian keringkan. Bantu ibu mencari posisi yang lebih nyaman.
14. Nasihati ibu untuk:

a) Menjaga perineumnya selalu bersih dan kering

b) Hindari penggunaan obat-obatan tradisional pada perineum


c) Cuci perineumnya dengan sabun dan air bersih yang mengalir tiga sampai empat kali
perhari

d) Kembali dalam seminggu untuk memeriksa penyembuhan lukanya, ibu harus kembali
lebih awal jika ia mengalami demam atau mengeluarkan cairan yang berbau busuk dari daerah
lukanya atau jika daerah tersebut menjadi lebih nyeri.

MANAJEMEN KALA IV

1. A. Subjek
1. Ibu bahagia karena bayinya sudah lahir dengan selamat
2. Ibu merasa lebih tenang, karena plasenta sudah lahir
3. Ibu mengatakan lelah dan perutnya terasa mules, ibu mengatakan nyeri pada jalan
lahir
2. B. Objektif
1. Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

1. Tanda-tanda vital

TD : 110/70 Mmhg

Nadi : 80x/Menit

Respirasi: 20x/Menit

Suhu : 370C

1. TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik


2. Pengeluaran pervaginam, lochea rubra, dan ASI keluar lancar
3. Perdarahan 120 cc
4. Perineum laserasi derajat 2 di otot perineum
5. C. Assesement
1. Diagnosa Kebidanan

Seorang ibu PIIA0Ah1 dalam persalinan kala IV dengan ruptur perineum derajat 2

1. Masalah

Gangguan rasa nyaman dengan adanya nyeri pada jalan lahir

1. Kebutuhan

Personal hygiene ibu dalam pemenuhan nutrisi dan cairan


1. D. Planning
1. Memberitahu ibu dan keluarganya bahwa kondisinya saat ini baik, mulas yang ibu
rasakan adalah kondisi yang fisiologis karena uterus berkontraksi
2. Mengajarkan ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus, yaitu letakkan
telapak tangan pada perut ibu dan gunakan 4 jari untuk melakukan gerakan
melingkar atau secara sirkuler dan ibu sudah bisa masase uterus sendiri
3. Melakukan penjahitan luka perineum dengan anastesi lidokain 1%, menggunakan
teknik jelujur dan subkutis
4. Membersihkan badan ibu dengan air bersih kemudian mengeringkan dan
memakaikan baju pengganti
5. Melakukan dekontaminasi alat dan membersihkan ruangan bersalin

a) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi

b) Menempatkan semua alat dalam larutan klorin 0,5 % sampai 10 menit kemudian mencuci
dan membilasnya

c) Membersihkan daerah yang digunakan untuk bersalin

1. Memberikan ibu makanan dan minuman yang sehat dan bergizi


2. Mengobservasi vital sign, kontraksi uterus, kandung kemih, TFU, perdarahan, selama 2
jam (tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada 1 jam kedua). Hasil: TFU 2 jari
di bawah pusat, kontraksi uterus baik, konsistensi keras
3. Mengajari ibu cara menyusui yang benar agar bayi maksimal memperoleh ASI
4. Menganjurkan pada ibu untuk mobilisasi secara bertahap, miring, duduk, kemudian
berdiri dan berjalan-jalan.

Anda mungkin juga menyukai