BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Keluhan utama
Ibu GIIPIA0AhI hamil 40minggu, sudah merasakan kenceng-kenceng sejak pukul 18.30
WIB.Dari vagina keluar lendir bercampur darah dan mengeluarkan air sedikit-dikit.
1. Riwayat menstruasi
1. Riwayat perkawinan
Menikah : 1 kali
GII PI A0 AhI
1. Riwayat KB
1. Riwayat kesehatan
Ibu mengatakan belumpernah dan tidak sedang menderita penyakit menular seperti:Hepatitis,
TBC, HIV/AIDS, PMS, penyakit kronis seperti:Jantung, Ginjal, Hipertensi, penyakit menurun
seperti: DM, Asma.
2) Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu dan suami belumpernah dan tidak sedang menderita
penyakit menular seperti:Hepatitis, TBC, HIV/AIDS, PMS, penyakit kronis seperti:Jantung,
Ginjal, Hipertensi, penyakit menurun seperti: DM, Asma.
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat kembar baik dari pihak ibu maupun suami dan ibu
tidak ada riwayat gangguan jiwa baik dari pihak ibu maupun suami.
4) Riwayatoperasi
Ibu mengatakan belum pernah menjalani operasi apapun seperti: SC, miomektomi, mastektomi,
dan kista.
Ibu mengatakan tidak pernah alergi terhadap obat apapun seperti jenis obat Antibiotik, Anti
piretik, antalgin dan lainnya.
3) Ibu merasakan pergerakan janin sangat kuat dan aktif lebih dari 15x/hari
a) Trimester I
c) Trimester III
6) Riwayat imunisasi
7) Konsumsi tablet Fe: ibu mengatakan selalu minum tablet Fe setiap hari 1 tablet.
Makan
Minum
Frekuensi : 6-7 gelas sehari 7-8 gelas sehari
2) Pola eliminasi
BAB
BAK
3) Pola istirahat
4) Personal higiene
5) Hubungan seksual
1) Ibu dan suami sangat senang dengan kehamilan dan sangat menantikan kelahiran bayi
mereka, namun ibu mengatakan takut dan cemas menghadapi persalinannya karena merasakan
nyeri yang amat sangat pada daerah punggung.
2) Keluarga ibu dan suami sangat senang dengan kehamilan dan sangat menantikan
kelahiran bayi
5) Kondisi tempat tinggal ibu lingkungannya bersih dan ibu tidak memiliki binatang
peliharaan
1. Data pengetahuan
Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang tanda-tanda persalinan seperti timbulnya kenceng-
kenceng yang sering dan teratur, keluar lendir darah dari kemaluan.
1. 2. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
2) kesadaran : composmentis
3) BB sebelum hamil : 53 kg
4) BB sekarang : 65 kg
6) LILA : 26 cm
7) Vital sign
Suhu : 36,5oC
Nadi : 88x/menit
Respirasi : 24 x/meni
1. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
2) Palpasi
Palpasi leopold
Leopold I : TFU 3 jari di bawah px, bagian fundus teraba lunak,tidak melenting (bokong)
(kepala)
3) Auskultasi
DJJ terdengar jelas di bawah pusat sebelah kanan dengan frekuensi 136x/menit
4) Perkusi
Hasil : v/u tenang, portio tipis, lunak, pembukaan 3 cm, selaput ketuban (+), air
ketuban (-), presbelkep, UUK belum teraba, penurunan kepala di Hodge 1 , stld (+) stak (-).
Pengawasan kala I
1. B. INTERPRETASI DATA
1. Diagnosa kebidanan
Seorang ibu G2P1Ab0Ah2 umur 29 tahun hamil 40 minggu, janin tunggal, hidup, intra uterin
letak memanjang, presentasi belakang kepala, punggung kiri, kepala sudah masuk panggul,
penurunan kepala 4/5 bagian, dalam persalinan kala I fase laten
Data dasar :
Data subjektif:
Data objektif:
Vulva uretra tenang, portio tipis, lunak, pembukaan 3 cm, selaput ketuban (+), air ketuban (-),
presentasi belakang kepala, UUK belum teraba, penurunan kepala di hodge 1 , sarung tangan
tendir darah (+) sarung tangan air ketuban (-).Ibu mengatakan mengeluh terasa penuh bagian
perut atasnya.
1. Masalah
Cemas
Dasar: ibu mengatakan takut dan cemas menghadapi persalinannya karena merasakan nyeri yang
amat sangat pada daerah punggung.
1. Kebutuhan
1. KIE cara mengurangi rasa nyeri dan relaksasi
2. Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi
3. Persiapan haeting jika terjadi robekan
1. C. DIAGNOSAMASALAH POTENSIAL
Keadaan ibu baik, ibu tampak gelisah dan cemas menghadapi persalinan.
Menjelaskan bahwa ibu bisa melewati persalinan ini dengan lancar, memberikan support kepada
ibu, dan mendampingi ibu dalam persalinan, serta menghadirkan keluarga yang paling dekat
dengan ibu sebagai pendamping ibu dalam bersalin.
1. Mengobservasi keadaan umum, vital sign (tekanan darah, suhu, nadi), DJJ, His setiap 30
menit pada fase aktif dengan partograf.
2. Mempersiapkan ruangan untuk bersalin, alat, kebutuhan fisik, dan psikologis ibu serta
persiapan bidan/penolong
1. Memastikan kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan yang diperlukan serta
dalam keadaan siap pakai pada setiap persalinan dan kelahiran bayi. Siapkan
ruangan bersalin yang hangat dan bersih. Memiliki sirkulasi udara yang baikdan
terlindung dari tiupan angin.
2. Periksa semua peralatan sebelum dan setelah memberikan asuhan. Segera ganti
peralatan yang hilang atau rusak.
3. Menganjurkan ibu untuk mendapat asupan (makanan ringan dan minuman air)
selama persalinan dan proses kelahiran bayi.
4. Memberi dukungan pada ibu, pada proses persalinan.
5. Mengajarkan ibu mengenai cara mengedan yang efektif
1. Menganjurkan ibu untuk meneran mengikuti dorongan alamiahnya selama
kontraksi
2. Memberitahukan untuk tidak menahan nafas saat meneran
3. Meminta ibu untuk berhenti meneran dan beristirahat di antara kontraksi
4. Menjelaskan pada ibu bahwa berbaring miring atau setengah duduk ia
akan lebih mudah untuk meneran jika lutut ditarik ke arah dada dan dagu
ditempelkan ke dada.
5. Meminta ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran
6. Tidak diperbolehkan untuk mendorong fundus untuk membantu kelahiran
bayi
7. Menanyakan pada ibu apakah sudah mengerti dengan penjelasan cara
mengedan efektif.
8. Mengajarkan ibu untuk mengatasi rasa nyeri
1. Menganjurkan ibu untuk miring
Menganjurkan ibu untuk mencoba posisi-posisi yang nyaman selama persalinan dan melahirkan
bayi serta menganjurkan suami dan pendamping lainnya untuk membantu ibu berganti posisi.Ibu
boleh berjalan, berdiri, duduk, jongkok, berbaring miring dan merangkak.Posisi tegak seperti
berjalan, berdiri atau jongkok dapat membantu turunnya kepala bayi dan sering kali
memperpendek waktu persalinan.Membantu ibu untuk sering berganti posisi selama persalinan.
1. Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi ibu seperti memberikan makanan dan minuman
yang hangat (anti kembung), manis untuk menambah kalori atau tenaga selama proses
persalinan.
2. G. EVALUASI Tanggal/Pukul: 15.11.2010/pukul 19.30 WIB
1. Ibu dan keluarga mengerti dengan kondisi ibu saat ini bahwa ibu akan segera
memasuki proses persalinan
2. Keluarga terus memberikan dukungan psikologi sehingga ibu merasa lebih tenang
3. Semua hasil temuan dalam persalinan kala I telah didokumentasikan dalam
partograf
4. Persiapan ruangan bersalin, alat, kebutuhan fisik, psikologis ibu dan persiapan
penolong telah disiapkan.
5. Ibu telah mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan seperti: cara mengedan ektif
dan mengurangi rasa nyeri.
6. Kebutuhan nutrisi telah terpenuhi
MANAJEMEN KALA II
1. A. Subjektif
Ibu mengatakan ingin mengedan dan BAB serta keluar lendir bercampur darah dari jalan
lahirnya
1. B. Objektif
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
1. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 Mmhg
Nadi : 80x/Menit
Respirasi : 20x/Menit
Suhu : 370C
1. DJJ : 148x/Menit
2. His : 510 Menit, lamanya 50 detik
3. Perineum menonjol, vulva dan anus membuka, palpasi abdomen penurunan kepala 1/5
4. Hasil pemeriksaan dalam
Vulva uretra tenang, portio tidak teraba, pembukaan lengkap, selaput ketuban (), air ketuban
(+), presentasi kepala, penurunan kepala di hodge 4, UUK di jam 12, stld (+).
1. C. Assesement
2. Diagnosa
Seorang ibu GIIPIA0AhI umur 29 tahun hamil aterm, janin tunggal, hidup intra uterin, inpartu
kala II dengan presipitatus
1. Masalah
1. D. Planning
1. Jelaskan pada ibu dan suami atau keluarga yang mendampingi bahwa pembukaan
sudah lengkap dan bayi akan segera lahir
2. Menawarkan pendampingan persalinan kepada orang terdekat suami/ ibu
3. Memakai APD (celemek, kacamata, penutup kepala) sebagai alat perlindungan
diri
4. Menyiapkan pertolongan persalinan
Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman.Ibu dapat mengubah-ubah posisi secara
teratur selama kala dua, karena hal ini dapat membantu kemajuan persalinan.Mencari posisi
meneran yang paling efektif dan menjaga sirkulasi oksigen untuk ibu.Posisi duduk atau setengah
duduk dapat memberikan rasa nyaman bagi ibu dan memberi kemudahan baginya untuk
beristirahat diantara kontraksi. Keuntungan dari kedua posisi ini adalah gaya grafitasi untuk
membantu ibu meahirkan bayinya. Selain itu mengubah posisi juga dapat mengurangi nyeri
Anjurkan ibu untuk mendapatkan asupan (makanan dan minum yang hangat dan manis) selama
persalinan dan proses kelahiran bayi. Anjurkan anggota keluarga agar sesering mungkin
menawarkan makanan ringan dan minuman yang hangat dan manis diantara his selama proses
persalinan.
a) Bayi lahir dengan partus presipitatus tanggal 15 November 2010 pukul 19.45 WIB
1. A. Subjektif
1. Ibu merasa bahagia, karena bayi sudah lahir dengan selamat
2. Ibu mengatakan perutnya masih mules
2. B. Objektif
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
1. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 Mmhg
Nadi : 80x/Menit
Respirasi : 20x/Menit
Suhu : 370C
Dasar: ibu melahirkan anak ke-2, bayi lahir tanggal 15 November 2010 pukul 19.45 WIB, BB:
2900 Gram, PB: 48 cm, jenis kelamin: perempuan.
1. Masalah
1. Kebutuhan
1. D. Planning
1. Memberitahu informasi kepada ibu dan keluarga bahwa ibu sudah masuk kala III,
plasenta akan segera lahir dan ibu akan merasa perutnya sedikit mulas
2. Lakukan pengawasan kala III
Otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah
lahirnya bayi.Hal ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat plasenta. Karena tempat
perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan
terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus
b) Memberitahu ibu bahwa akan menyuntikan oksitosin 10 unit di 1/3 paha luar
e) Meletakan tangan kiri diatas simpisis untuk melakukan dorsokranial saat ada kontraksi
dan tangan kanan menegakan tali pusat menggunakan klem
f) Saat uterus berkontrasi, tangan kanan menegangkan tali pusat dan tangan kiri menahan
uterus kearah dorsokranial
g) Setelah plasenta terlepas yang diikuti dengan semburan darah tiba-tiba, meminta ibu
untuk sambil menarik dan melakukan berlawanan arah pada fundus
h) Jika plasenta terlihat di introitus vagina, menangkap plasenta dengan kedua tangan,
memutar plasenta searah dengan jarum jam sehingga selaput ketuban terpilin
i) Setelah plasenta lahir, segera melakukan masase uterus untuk mengurangi pedarahan dan
mempercepat kontraksi uterus
j) Plasenta lahir lengkap, spontan, lahir pada tanggal 15 November 2010 pukul 20.00WIB
k) Tali pusat paracentralis, jumlah koteledon 12 buah, selaput plasenta utuh, diameter 25 cm,
panajang tali pusat 47 cm, tebalnya 2,5 cm, berat 450 gram
l) TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, konsistensi keras, kandung kemih
kosong
Mempersiapkan Penjahitan
1. Bantu ibu mengambil posisi litotomi sehingga bokongnya berada di tepi tempat
tidur/meja ginekologi. Topang kakinya dengan alat penopang atau minta anggota
keluarga untuk memegang kaki ibu sehingga ibu tetap berada dalam posisi litotomi
2. Tempatkan handuk/kain bersih di bawah bokong ibu
3. Jika mungkin, tempatkan lampu sedemikian rupa sehingga perineum bisa dilihat dengan
jelas
4. Gunakan tehnik aseptik pada pemeriksaan robekan/episiotomi
5. Cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir
6. Pakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril
7. Dengan menggunakan tehnik aseptik, persipkan peraatan dan bahan-bahan desinfeksi
tingkat tinggi atau penjahitan.
8. Duduk dengan posisi santai dan nyaman sehingga luka bisa dengan mudah diihat dan
penjahitan bisa dilakukan tanpa kesulitan
9. Gunakan kain/kasa desinfeksi tingkat tinggi atau bersih untuk menyeka vulva, vagina dan
perineum ibu dengan lembut, bersihkan darah atau bekuan darah yang ada sambil meniai
dalam dan luasnya luka
10. Periksa vagina, serviks dan perineum secara lengkap. Hanya merupakan ruptur derajat I
atau II
11. Ganti sarung tangan dengan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril yang baru
seteah meakukan pemeriksaan rektum.
1. Jelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan anastesi lokal dan bantu ibu merasa santai
2. Hisap 10 ml arutan lidokain 1% ke dalam alat suntik sekali pakai ukuran 10 ml. Jika
lidokain 1% tidak tersedia, larutkan 1 bagian 2% dengan 1 bagian normal salin atau air
steril yang sudah disuling
3. Tempelkan jarum ukuran 22 sepanjang 4 cm ke tabung suntik tersebut
4. Tusukkan jarum ke ujung atau popok laserasi atau sayatan luka tarik jarum sepanjang tepi
luka (ke arah bawah di antara mukosa dan kulit perineum).
5. Aspirasi (tarik pendorong tabung suntik) untuk memastikan bahwa jarum tidak berada di
dalam pembuluh darah. Jika darah masuk ke dalam tabung suntik, jangan suntikkan
lodokain dan tarik jarum seluruhnya. Pindahkan posisi jarum dan suntikkan kembali.
Aasan: ibu bisa mengalami kejang dan kematian bisa terjadi jika lidokain disuntikkan ke
pembuluh darah.
6. Suntikkan anastesi sejajar dengan permukaan luka pada saat jarum suntik di tarik
perlahan-lahan.
7. Tarik jarum hingga sampai ke bawah dimana jarum tersebut disuntikkan
8. Arahkan lagi jarum ke daerah di atas tengah luka dan ulangi langkah ke-4 sehingga tiga
garis di satu sisi luka mendapatkan anastesi lokal. Ulangi proses ini di sisi laindari uka
tersebut. Setiap sisi luka akan memerlukan kurang lebih 5 ml lidokain 1% untuk
mendapatkan anastesi yang cukup
9. Tunggu selama dua menit dan biarkan anastesi tersebut bekerja, kemudian uji daerah
yang dianastesi dengan cara dicubiti dengan forseps/disentuh dengan jarum yang tajam.
Jika ibu merasakan jarum atau cubitan tersebut, tunggu dua menit agi dan kemudian uji
kembali sebelum mulai menjahit luka.
Penjahitan laserasi pada perineum
1. Cuci tangan secara seksama dan gunakan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau
steril. Ganti sarung tangan jika sudah terkontaminasi atau jika tertusuk jarum maupun
peralatan tajam lainnya.
2. Pastikan peraatan dan bahan-bahan yang digunakan untuk melakukan penjahitan sudah
didesinfeksi tingkat tinggi atau steril
3. Setelah memberikan anastesi lokal dan memastikan bahwa daerah tersebut sudah
dianastesi, telusuru dengan hati-hati menggunakan satu jari untuk secara jelas
menentukan batas-batas luka. Nilai kedalaman luka dan lapisan jaringan mana yang
terluka. Dekatkan tepi laserasi untuk menentukan bagaimana cara menjahitnya menjadi
satu dengan mudah.
4. Buat jahitan pertama kurang lebih 1 cm di atas ujung laserasi di bagian dalam vagina.
Setelah membuat tusukan pertama, buat ikatan dan potong pendek benang yang lebih
pendek dari ikatan
5. Tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, jahit ke bawah ke arah cincin himen
6. Tepat sebelum cincin himen, masukkan jarum ke dalam mukosa vagina lalu ke bawah
cincin himen sampai jarum ada di bawah laserasi. Periksa bagian antara jarum di
perineum di bagian atas laserasi. Perhatikan seberapa dekat jarum ke puncak luka
7. Teruskan ke arah bawah tapi tetap pada luka, menggunakan jahitan jelujur, hingga
mencapai bagian bawah laserasi. Pastikan bahwa jarak setiap jahitan sama dan otot yang
terluka telah dijahit. Jika laserasi meluas ke dalam otot, mungkin perlu untuk melakukan
satu atau dua lapis jahitan terputus-putus untuk menghentikan perdarahan dan/atau
mendekatkan jaringan tubuh secara efektif.
8. Setelah mencapai ujung laserasi, arahkan jarum ke atas dan teruskan penjahitan
menggunakan jahitan jelujur untuk menutup lapisan subkuticular. Jahitan ini akan
menjadi jahitan apis kedua. Periksa lubang bekas jarum tetap terbuka berukuran 0,5 cm
atau kurang. Luka ini akan menutup dengan sendirinya pada saat penyembuhan luka.
9. Tusukkan jarum dari robekan perineum ke dalam vagina, jarum harus keluar dari
belakang cincing himen
10. Ikat benang dengan membuat simpul di dalam vagina. Potong ujung benang dan sisakan
sekitar 1,5 cm jika ujung benang dipotong terlalu pendek, simpul akan longgar dan
laserasi akan membuka.
11. Ulangi pemeriksaan vagina dengan lembut untuk memastikan bahwa tidak ada kasa atau
peralatan yang tertinggal di dalam
12. Dengan lembut masukkan jari palingkecil ke dalam anus. Raba apakah ada jahitan pada
rektum. Jika ada jahitan yang teraba, ulangi pemeriksaan rektum enam minggu pasca
persalinan. Jika penyembuhan belum sempurna ibu segera dirujuk ke fasilitas kesehatan
rujukan
13. Cuci daerah genital dengan lembut dengan sabun dan air desinfeksi tingkat tinggi,
kemudian keringkan. Bantu ibu mencari posisi yang lebih nyaman.
14. Nasihati ibu untuk:
d) Kembali dalam seminggu untuk memeriksa penyembuhan lukanya, ibu harus kembali
lebih awal jika ia mengalami demam atau mengeluarkan cairan yang berbau busuk dari daerah
lukanya atau jika daerah tersebut menjadi lebih nyeri.
MANAJEMEN KALA IV
1. A. Subjek
1. Ibu bahagia karena bayinya sudah lahir dengan selamat
2. Ibu merasa lebih tenang, karena plasenta sudah lahir
3. Ibu mengatakan lelah dan perutnya terasa mules, ibu mengatakan nyeri pada jalan
lahir
2. B. Objektif
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
1. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 Mmhg
Nadi : 80x/Menit
Respirasi: 20x/Menit
Suhu : 370C
Seorang ibu PIIA0Ah1 dalam persalinan kala IV dengan ruptur perineum derajat 2
1. Masalah
1. Kebutuhan
b) Menempatkan semua alat dalam larutan klorin 0,5 % sampai 10 menit kemudian mencuci
dan membilasnya