Anda di halaman 1dari 24

Laporan Ilmiah Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Normal

Ny. P Umur 20 Tahun G1P0A0 Usia Kehamilan 41 Minggu


Di Puskesmas Japah

Disusun oleh :

Nama : Sakhowatur Rofiqah


NIM : P1337424617043

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI D III KEBIDANAN BLORA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur atas kehadirat Alllah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ilmiah yang
berjudul “Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana pada Ny K Umur 25 Tahun,
Akseptor KB Pil Di Puskesmas Japah”. Dalam menyusun laporan tulis ilmiah ini
penulis banyak mendapatkan bantuan bimbingan dan dukungan dari banyak
pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Marsum, BE, S.Pd, MHP selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Semarang
2. Ibu Sri Rahayu, S.Kep, Ns, Mkes selaku ketua jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Semarang
3. Ibu Krisdiana Wijayanti, M.Mid selaku ketua prodi DIII Kebidanan Blora
4. Ibu Murti Ani, S.ST,M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik
5. Bapak dan Ibu dosen prodi DIII Kebidanan Blora
6. Ibu Sri Purwati, S.Tr.Keb selaku pembimbing lahan praktik yang telah
bersedia memberikan saran dalam menyusun laporan ilmiah
7. Keluarga dan rekan yang telah memberikan motivasi semangat dalam
menyusun laporan ilmiah
8. Teman – teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat
agar laporan ilmiah ini dapat terselesaikan
Penulis menyadari bahwa kekurangan pada laporan tulis ilmiah ini sehingga
kritik dan saran sangat diharapkan penulis. Semoga laporan tulis karya ilmiah ini
bermanfaat untuk para pembaca pada umumnya dan untuk tenaga kesehatan lain
pada khususnya.

Wassalamualaikum Wr.Wb
Blora, 2019

ii
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................................1
1.2 TUJUAN.........................................................................................................4
1.3 MANFAAT ....................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI ....................................................................................6
2.1 DEFINISI PERSALINAN..............................................................................6
2.2 TANDA-TANDA PERSALINAN ................................................................6
2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN ...............7
2.4 TAHAPAN PROSES PERSALINAN ..........................................................8
2.5 MEKANISME PERSALINAN ....................................................................10
2.6 58 LANGKAH APN ....................................................................................11
BAB III PEMBAHASAN ......................................................................................16
BAB III PENUTUP ...............................................................................................18
4.1 KESIMPULAN ............................................................................................18
4.2 SARAN.........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar yang terjadi pada
kehamilan yang cukup bulan (37–42 minggu) dengan ditandai adanya
kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya penipisan, dilatasi serviks, dan
mendorong janin keluar melalui jalan lahir dengan presentase belakang
kepala tanpa alat atau bantuan (lahir spontan) serta tidak ada komplikasi pada
ibu dan janin ( Eka Puspita, 2014).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
hingga turun ke jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban
didorong oleh kekuatan alami hingga keluar melalui jalan lahir (Sarwono,
2009).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi
baik pada ibu maupun pada janin (Sarwono, 2014).
Adapun beberapa komplikasi yang terjadi pada saat persalinan di
antaranya Ketuban pecah dini (KPD), persalinan preterm, kehamilan
postmatur, malposisi dan malpresentasi, pre-eklampsia dan eklampsia,
kehamilan kembar (gemelli), dan distosia bahu. Hal ini dapat menyebabkan
tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada
saat persalinan.
Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2014 bahwa
Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia mencapai 289.000 jiwa. Dimana terbagi
atas beberapa Negara, antara lain Amerika Serikat 9.300 jiwa, Afrika Utara
179.000 jiwa dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di Negara-
Negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 190 jiwa, Vietnam 49 jiwa, Thailand
26 jiwa, Brunei 27 jiwa, Malaysia 29 jiwa. Sebagian besar kematian ibu
terjadi di negara berkembang karena kurang mendapat akses pelayanan
kesehatan, kekurangan fasilitas, terlambatnya pertolongan persalinan disertai

1
keadaaan social ekonomi dan pendidikan masyarakat yang masih tergolong
rendah (WHO, 2014).
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
merupakan salah satu indikator untuk mencerminkan derajat kesehatan ibu
dan anak, serta cerminan dari status kesehatan suatu negara. Hasil survey
demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015, AKI yaitu 305 per
100.000 kelahiran hidup yang mengalami penurunan dari tahun 2012 yaitu
359 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB sendiri menurut survey
penduduk antar sensus (SUPAS) pada tahun 2015 yaitu 22,23 per 100.000
kelahiran hidup, yang artinya sudah mencapai target MDG 2015 sebesar 23
per 1.000 kelahiran hidup (KemenKes, 2016)
Indonesia masih tergolong tinggi pada Negara-negara di ASEAN
(Association South East Asian Nation) dan menjadi salah satu Negara yang
menjalankan program Milleneum Development Goals (MDG’s), memiliki 3
target menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000
kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 20 per 1000
kelahiran hidup pada tahun 2015. Berdasarkan data yang di peroleh dari
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2016, AKI mencapai
153 orang per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB terbanyak (48%)
terjadi pada bulan pertama atau masa neonatus, dan penyebab terbanyak
(44%) kematian neonatus adalah prematuritas. Demikian juga dengan Dinas
Kesehatan Kabupaten Gowa, AKI yang didapatkan sebanyak 14 orang atau
111 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB yang dilaporkan sebanyak 87
kematian Neonatal (7 per 1000 kelahiran), 16 kematian Bayi (1 per 1000
kelahiran) terjadi pada tahun 2015 (DinKese, 2016).
Penyebab terjadinya kematian bayi dan balita serta berbagai komplikasi
yang tinggi pada masa neonatus, sebagian besar disebabkan karena gangguan
pernapasan dan prematuritas. Prematuritas atau persalinan preterm adalah
persalinan yang terjadi pada kehamilan 20 sampai 36 minggu. Mekanisme
terjadinya persalinan preterm dimulai dengan adanya kontraksi uterus dan
dilatasi serviks serta ketuban pecah, kejadian ini sebagai keadaan patologis
(Nur Mukmin, 2016).

2
Angka kejadian persalinan preterm pada umumnya adalah sekitar 6-
10%. Hanya 1,5% persalinan terjadi pada umur kehamilan kurang dari 32
minggu dan 0,5% pada kehamilan kurang dari 28 minggu. Secara biologis,
mekanisme persalinan preterm disebabkan oleh hipoksia, stress oksidatif, dan
4 infeksi maternal. Badan Kesehatan Dunia (Word Health Organization)
menyatakan bahwa bayi premature dalah bayi yang lahir pada usia kehamilan
37 minggu atau kurang. Adapun faktor penyebab langsung kematian ibu
adalah perdarahan 40-60%, preeklampsia 20-30%, infeksi 20-30% serta
kejadian ketuban pecah dini (KPD) yang tidak segera mendapatkan
penanganan sehingga KPD menjadi masalah yang serius yang dapat
meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal serta menyebabkan infeksi
pada ibu (Zainal Alim,Yeni Agus Safitri, 2016)
Kematian ibu dan bayi (AKI/AKB) di Indonesia masih tergolong
tinggi, kasus ini masih menjadi fokus perhatian utama dibidang kesehatan,
seperti dalam dunia kebidanan. Sehingga masalah ini selalu diupayakan
pemecahan masalahnya dalam asuhan pelayanan kebidanan.
Persalinan sebaiknya dikaji mulai dari ibu merasakan adanya tanda-
tanda persalinan yang semakin kuat dan dekat. Pengkajian tersebut termasuk
dalam pemantauan ibu bersalin sesuai dengan lembar partograf (JNPK-KR,
2014).
Pemantauan persalinan dapat dimulai keika ibu memasuki kala I fase
aktif persalinan, karena dalam fase ini kemajuan persalinan akan lebih mudah
diprediksi dibanding ketika masih dalam fase laten.
Latar belakang diatas penulis jadikan acuan untuk memberikan asuhan
kebidanan persalinan pada Ny. P umur 20 tahun G1P0A0 usia kehamilan 41
minggu, di Puskesmas Japah pada tanggal 19 September 2019.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan persalinan pada ibu
bersalin normal.

3
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subyektif pada Ny. P
umur 20 tahun G1P0A0 usia kehamilan 41 minggu kala I fase aktif
dilatasi maksimal.
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data obyektif pada Ny. P
umur 20 tahun G1P0A0 usia kehamilan 41 minggu
c. Mahasiswa mampu merumuskan analisa berdasarkan data subyektif dan
data obyektif pada Ny. P umur 20 tahun G1P0A0 usia kehamilan 41
minggu
d. Mahasiswa mampu melakukan perencanaan yang sesuai berdasarkan
kebutuhan pada Ny. P umur 20 tahun G1P0A0 usia kehamilan 41
minggu
e. Membandingkan teori dengan kasus yang ada di lapangan/ lahan
praktik.

1.3 Manfaat Penulisan


Hasil dalam laporan ilmiah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pelayanan kesehatan, institusi pendidikan dan penulis.
1. Tenaga Kesehatan
a. Mengembangkan pelayanan yang sesuai dengan evidanced based.
b. Memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien sehingga
mencegah adanya intervensi berlebihan.
2. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan khususnya puskesmas sebagai salah satu media
pemasukan ilmu bagi institusi dalam meningkatkan pelayanan kesehatan
yang akan datang demi menciptakan kenyamanan pasien sesuai dengan
kebutuhannya.

3. Institusi pendidikan
a. Laporan ilmiah ini dijadikan sebagai sumber bacaan untuk menambah
bagi mahasiswa.
b. Laporan ilmiah ini dijadikan sebagai salah satu media dalam kegiatan
belajar mengajar .

4
4. Pasien
a. Mengetahui kondisi kesehatan terutama kondisi menjelang persalinan.
b. Mendapatkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhannya.
5. Penulis
a. Untuk memperoleh ilmu pengetahuan bagi penulis selama melakukan
pengkajian sehingga dapat mengaplikasikannya di lapangan.
b. Untuk menambah pengalaman, pengetahuan dan wawasan yang lebih
luas dalam melakukan proses penelitian.

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Persalinan


Persalinan adalah bagian dari proses melahirkan sebagai respons
terhadap kontraksi uterus, segmen bawah uterus teregang dan menipis,
serviks berdilatasi, jalan lahir terbentuk dan bayi bergerak turun ke bawah
melalui rongga panggul. (Hanretty, 2014).
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan (37-42 minggu) atau hampir cukup
bulan disusul dengan pengeluaran plasenta selaput janin dari tubuh ibu
atau proses pengeluaran produk konsepsi yang viable melalui jalan lahir
(Dewi Setiawati, 2013).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus ke dunia luar. Persalinan dan kelahiran normal
merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam waktu 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun
janin. (Jannah, 2015).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
(janin+uri) yang dapat hidup ke dunia luar dari dalam rahim melalui jalan
lahir dengan LBK atau dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat,
serta tidak melukai ibu dan bayi, yang umumnya berlangsung kurang dari
24 jam. (Mochtar, 2013)

2.2 Tanda-Tanda Persalinan


1) Tanda pendahuluan menurut (Mochtar, 2013) adalah
a) Ligtening atau setting atau dropping, yaitu kepala turun memasuki pintu
atas panggul.
b) Perut kelihatan lebih melebar dan fundus uteri turun.

6
c) Sering buang air kecil atau sulit berkemih (polakisuria) karena kandung
kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
d) Perasaan nyeri di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-
kontraksi lemah uterus, kadang-kadang disebut “false labor pains”.
e) Serviks menjadi lembek; mulai mendatar; dan sekresinya bertambah,
mungkin bercampur darah (bloody show)
2) Tanda Pasti Persalinan meliputi:
a) Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat,sering, dan teratur.
b) Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-
robekan kecil pada serviks.
c) Kadang-kadang, ketuban pecah dengan sendirinya.
d) Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah ada pembukaan

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan


Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan menurut Menurut Rukiyah
(2009) yaitu faktor power, faktor passenger, faktor passage, dan faktor
psyche
1) Faktor Power (Kekuatan)
Power adalah kekuatan janin yang mendorong janin keluar. Kekuatan yang
mendorong janin keluar dalam persalinan ialah his, kontraksi otot-otot
perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligament, dengan kerja sama yang
baik dan sempurna. (Oxorn, 2010.
2) Faktor Passanger (Bayi)
Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin,yang
meliputi sikap janin, letak janin, presentasi janin, bagian terbawah janin,
dan posisi janin. (Rohani, 2011)
3) Faktor Passage (Jalan Lahir)
Passage atau faktor jalan lahir dibagi atas :
a) Bagian keras : tulang-tulang panggul (rangka panggul).
b) Bagian lunak : otot-otot, jaringan-jaringan, dan ligamentligament.
(Asrinah, 2010)
4) Faktor psyche (Psikis)

7
Psikis ibu bersalin sangat berpengaruh dari dukungan suami dan anggota
keluarga yang lain untuk mendampingi ibu selama bersalin dan kelahiran
anjurkan merreka berperan aktif dalam mendukung dan mendampingi
langkah-langkah yang mungkin akan sangat membantu kenyamanan ibu,
hargai keinginan ibu untuk didampingi, dapat membantu kenyamanan ibu,
hargai keinginan ibu untuk didampingi. (Rukiyah, 2009)
5) Posisi Ibu (Positioning)
Posisi ibu dapat memengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan.
Perubahan posisi yang diberikan pada ibu bertujuan untuk menghilangkan
rasa letih, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi. (Sondakh,
2013)

2.4 Tahapan Proses Persalinan


Tahapan persalinan dibagi menjadi 4 kala, yaitu:
1) Kala I
Pada kala I persalinan dimulainya proses persalinan yang ditandai
dengan adanya kontraksi yang teratur, adekuat, dan menyebakan
perubahan pada serviks hingga mencapai pembukaan lengkap, fase Kala I
Persalinan terdiri dari Fase Laten yaitu dimulai dari awal kontraksi hingga
pembukaan mendekati 4cm, kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih
diantara 20-30 detik, tidak terlalu mules,
Fase aktif dengan tanda-tanda kontraksi diatas 3 kali dalam 10
menit, lamanya 40 detik atau lebih dan mules, pembukaan 4cm hingga
lengkap, penurunan bagian terbawah janin, waktu pembukaan serviks
sampai pembukaan lengkap 10 cm, fase pembukaan dibagi menjadi 2
fase, yaitu fase laten : berlangsung selama 8 jam, pembukaan terjadi
sangat lambat sampai mencapai pembukaan 3 cm.
Fase aktif : dibagi dalam 3 fase yaitu fase akselerasi lamanya 2 jam
dengan pembukaan 3 menjadi 4 cm, fase dilatasi 9 maksimal lamanya 2
jam dengan pembukaan 4 menjadi 9 cm, fase deselerasi lamanya 2 jam
pembukaan dari 9 sampai pembukaan lengkap. Lama kala I untuk
primigravida berlangsung 12 jam dengan pembukaan 1 cm per jam, pada
multigravida 8 jam dengan pembukaan 2 cm per jam. Komplikasi yang

8
dapat timbul pada kala I yaitu : ketuban pecah dini, tali pusat
menumbung, obstrupsi plasenta, gawat janin, inersia uteri. (Rukiyah,
2009)
2) Kala II
Gejala dan tanda kala II, telah terjadi pembukaan lengkap tampak
bagian kepala janin melalui pembukaan introitus vagina, ada rasa ingin
meneran saat kontraksi, ada dorongan pada rektum atau vagina, perinium
terlihat menonjol, vulva dan springter ani membuka, peningkatan
pengeluaran lendir dan darah. (Asrinah, 2010)
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses
ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. Pada
kala pengeluaran janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris
menimbulkan rasa mengedan, karena tekanan pada rectum ibu merasa
seperti mau buang air besar dengan tanda anus membuka. Pada waktu his
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, perinium membuka,
perinium 10 meregang. Dengan adanya his ibu dan dipimpin untuk
mengedan, maka lahir kepala diikuti oleh seluruh badan janin. (Rukiyah,
2009)
Komplikasi yang dapat timbul pada kala II yaitu : eklamsi,
kegawatdaruratan janin, tali pusat menumbung, penurunan kepala
terhenti, kelelahan ibu, persalinan lama, ruptur uteri, distocia karena
kelainan letak, infeksi intra partum, inersia uteri, tanda-tanda lilitan tali
pusat. (Rukiyah, 2009)
3) Kala III
Batasan kala III, masa setelah lahirnya bayi dan berlangsungnya
proses pengeluaran plasenta. Tanda-tanda pelepasan plasenta : terjadi
perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri, tali pusat memanjang
atau menjulur keluar melalui vagina atau vulva, adanya semburan darah
secara tiba-tiba kala III, berlangsung tidak lebih dari 30 menit. (Asrinah,
2010)
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi
pusat beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi lagi untuk

9
melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6
menit-15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan
pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta, disertai pengeluaran darah.
Komplikasi yang dapat timbul pada kala III adalah perdarahan akibat
atonia uteri, retensio plasenta, perlukaan jalan lahir, tanda gejala tali 11
pusat. (Rukiyah, 2009)
4) Kala IV
Dimulainya dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.
Komplikasi yang dapat timbul pada kala IV adalah sub involusi
dikarenakan oleh uterus tidak berkontraksi, perdarahan yang disebabkan
oleh atonia uteri, laserasi jalan lahir, sisa plasenta. (Sondakh, 2013)

2.5 Mekanisme Persalinan


Mekanisme persalinan merupakan gerakan-gerakan janin pada proses
persalinan yang meliputi langkah sbb :
1. Turunnya kepala, meliputi :
a. Masuknya kepala dalam PAP
b. Dimana sutura sagitalis terdapat ditengah – tengah jalan lahir tepat
diantara symfisis dan promontorium ,disebut synclitismus.Kalau pada
synclitismus os.parietal depan dan belakang sam tingginya jika sutura
sagitalis agak kedepan mendekati symfisis atau agak kebelakang
mendekati promontorium disebut Asynclitismus.
c. Jika sutura sagitalis mendekati symfisis disebut asynclitismus posterior
jika sebaliknya disebut asynclitismus anterior.
2. Fleksi
Fleksi disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat
tahanan dari pinggir PAP serviks, dinding panggul atau dasar panggul.
3. Putaran paksi dalam
Yaitu putaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah
dari bagian depan memutar ke depan ke bawah symfisis.

10
4. Ekstensi
Setelah kepala di dasar panggul terjadilah distensi dari kepala hal ini
disebabkan karena lahir pada intu bawah panggul mengarah ke depan dan
keatas sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya.
5. Putaran paksi luar
Setelah kepala lahir maka kepala anak memutar kembali kearah punggung
anak torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam.
6. Ekspulsi
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar sesuai arah punggung
dilakukan pengeluaran anak dengan gerakan biparietal sampai tampak ¼
bahu kearah anterior dan posterior dan badan bayi keluar dengan sangga
susur.

2.6 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal


1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk
mematahkan ampul oksitosin dan memasukkan 1 buah alat suntik sekali
pakai 3 cc ke dalam wadah partus set.
3. Memakai celemek plastic
4. Memastikan lengan / tangan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan
dengan sabun di air mengalir
5. Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang di gunakan untuk
periksa dalam
6. Mengambil alat suntik sekali pakai dengan tangan kanan, isi dengan
oksitosin dan letakkan kembali kedalam wadah partus set. Bila ketuban
belum pecah, pinggirkan ½ kocher pada partus set
7. Membersihkan vulva dan perineum menggunakan kapas DTT (basah)
dengan gerakan dari vulva ke perineum (bila daerah perineum dan
sekitarnya kotor karena kotoran ibu yang keluar, bersihkan daerah
tersebut dari kotoran),
8. Melakukan pemeriksaan dalam dan pastikan pembukaan sudah lengkap
dan selaput ketuban sudah pecah

11
9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan kedalam larutan
klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai pastikan
DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit)
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,
meminta ibu untuk meneran saat ada his, bila ia sudah merasa ingin
meneran
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran,
(pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setelah duduk dan pastikan ia
merasa nyaman)
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran
14. Saat kepala janin terlihat di vulva dengan diameter 5-6 cm, memasang
handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu
15. Mengambil kain bersih, melipat 1/3 bagian dan meletakkannya dibawah
bokong ibu
16. Membuka tutup partus set
17. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
18. Saat sub-occiput tampak dibawah simfisis, tangan kanan melindungi
perineum dengan dialas lipatan kain di bawah bokong, sementara tangan
kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat
saat kepala lahir. (minta ibu untuk tidak meneran dengan nafas pendek-
pendek) Bila didapatkan mekonium pada air ketuban, segera setelah
kepala lahir lakukan penghisapan pada mulut dan hidung janin
menggunakan penghisap lendir De Lee
19. Menggunakan kasa/kain bersih untuk membersihkan muka janin dari
lendir dan darah
20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar
secara spontan
22. Setelah janin menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan
biparietal kepala janin, tarik secara hati-hati ke arah bawah sampai bahu

12
anterior / depan lahir, kemudian tarik secara hati-hati ke atas sampai bahu
posterior/belakang lahir. Bila terdapat lipatan tali pusat yang terlalu erat
hingga menghambat putaran paksi luar atau lahirnya bahu, minta ibu
berhenti meneran, dengan perlindungan tangan kiri, pasang klem di dua
tempat pada tali pusat dan potong tali pusat di antara dua klem tersebut.
23. Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu janin
bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher (bagian bawah kepala)
dan ke empat jari pada bahu dan dada / punggung janin, sementara
tangan kiri memegang lengan dan bahu janin bagian anterior saat badan
dan lengan lahir
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri pinggang ke arah
bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah
(selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara kedua lutut janin)
25. Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan
kanan sedemikian rupa sehingga bayi menghadap ke arah penolong.nilai
bayi, kemudian letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala
lebih rendah dari badan (bila tali pusat terlalu pendek, letakkan bayi di
tempat yang memungkinkan)
26. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali
bagian tali pusat
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilicus
bayi.Melakukan urutan tali pusat ke arah ibu dan memasang klem
diantara kedua 2 cm dari klem pertama.
28. Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri, dengan
perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat di antara kedua
klem.Bila bayi tidak bernafas spontan lihat penanganan khusus bayi baru
lahir
29. Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih,
membungkus bayi hingga kepala
30. Memberikan bayi pada ibu untuk disusui bila ibu menghendaki.
31. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal
32. Memberi tahu ibu akan disuntik

13
33. Menyutikan Oksitosin 10 unit secara intra muskuler pada bagian luar
paha kanan 1/3 atas setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu untuk
memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh darah
34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35. Meletakkan tangan kiri di atas simpisis menahan bagian bawah uterus,
sementara tangan kanan memegang tali pusat menggunakan klem atau
kain kasa dengan jarak antara 5-10 cm dari vulva
36. Saat kontraksi, memegang tali pusat dengan tangan kanan sementara
tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah dorso kranial.Bila
uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu atau keluarga untuk
melakukan stimulasi putting susu
37. Jika dengan peregangan tali pusat terkendali tali pusat terlihat bertambah
panjang dan terasa adanya pelepasan plasenta , minta ibu untuk meneran
sedikit sementara tangan kanan menarik tali pusat ke arah bawah
kemudian ke atas sesuai dengan kurva jalan lahir hingga plasenta tampak
pada vulva.
38. Setelah plasenta tampak di vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan
hati-hati.Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua
tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta
dan mencegah robeknya selaput ketuban.
39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri
dengan menggosok fundus secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4
jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)
40. Sambil tangan kiri melakukan masase pada fundus uteri, periksa bagian
maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk
memastikan bahwa seluruh kotelidon dan selaput ketuban sudah lahir
lengkap, dan memasukkan ke dalam kantong plastik yang tersedia
41. Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan perenium yang
menimbulkan perdarahan aktif.Bila ada robekan yang menimbulkan
perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan
42. Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan
pervaginam, pastikan kontraksi uterus baik

14
43. Membersihkan sarung tangan dari lendir dan darah di dalam larutan
klorin 0,5 %, kemudian bilas tangan yang masih mengenakan sarung
tangan dengan air yang sudah di desinfeksi tingkat tinggi dan
mengeringkannya
44. Mengikat tali pusat kurang lebih 1 cm dari umbilicus dengan sampul mati
45. Mengikat balik tali pusat dengan simpul mati untuk kedua kalinya
46. Melepaskan klem pada tali pusat dan memasukkannya dalam wadah
berisi larutan klorin 0, 5%
47. Membungkus kembali bayi
48. Berikan bayi pada ibu untuk disusui
49. Lanjutkan pemantauan terhadap kontraksi uterus, tanda perdarahan
pervaginam dan tanda vital ibu.
50. Mengajarkan ibu/keluarga untuk memeriksa uterus yang memiliki
kontraksi baik dan mengajarkan masase uterus apabila kontraksi uterus
tidak baik.
51. Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi
52. Memeriksa nadi ibu
53. Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 %
54. Membuang barang-barang yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
di sediakan
55. Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah dan
menggantikan pakaiannya dengan pakaian bersih/kering
56. Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk
membantu apabila ibu ingin minum
57. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%
58. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan
sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan
klorin 0,5%
59. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
60. Melengkapi partograf dan memeriksa tekanan darah.

15
16
BAB III
PEMBAHASAN

Dalam sub bab ini penulis membahas mengenai asuhan persalinan


fisiologis pada Ny. P umur 20 tahun G1P0A0 usia kehamilan 41 minggu secara
terperinci mulai data subyektif sampai penatalaksanaan.
Setelah dilakukan anamnesa pada ibu hamil didapatkan informasi ibu
mengatakan hamil 9 bulan lebih, hpht: 10-12-2018, dengan hpl : 17-9-2019. Ibu
mengatakan kenceng” yang terus menerus dan semakin sakit serta keluar lendir
darah hal ini menunjukan tanda” persalinan (Mochtar, 2013). Hal tersebut
membuktikan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik di lahan.
Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan TFU 28 cm, leopold 1 teraba
satu bagian bulat, lunak dan tidak melenting, leopold 2 teraba bagian kecil-kecil
janin (kanan) dan teraba bagian keras, memanjang seperti papan (kiri), leopold 3
teraba bulat keras dan tidak dapat digoyangkan, leopold 4 tangan divergen, DJJ
132x/menit, his 2x.10’.35’’, kontraksi his lama-lama dengan durasi panjang. Hal
ini menunjukkan keadaan normal pada masa mendekati persalinan, (Henretty,
2014).
Pemeriksaan dalam pertama menunjukan pembukaan 2 cm, pemeriksaan
dalam dalam pengawasan perkembangan menunjukan pembukaan 10 cm, ketuban
pecah, vulva membuka, perineum menonjol, ada tekanan pada anus ini
menunjukan tanda” persalinan, (Rukiyah, 2009). Jadi, tidak ada kesenjangan atara
teori dengan praktik di lahan.
Analisa yang ditegakkan dari kasus ini adalah Ny. P umur 20 tahun
G1P0A0 usia kehamilan 41 minggu janin tunggal hidup intrauteri puki letak
membujur sudah masuk panggul inpartu kala 1 fase Laten. Hal ini didukung oleh
data subyektif : ibu mengatakan hpht: 10-12-2018, ibu mengatakan kenceng” yang
terus menerus dan semakin sakit serta mengeluarkan lendir bercampur darah, dan
dari data obyektif TFU 28 cm, leopold 1 teraba satu bagian bulat, lunak dan tidak
melenting, leopold 2 teraba bagian kecil-kecil janin (kanan) dan teraba bagian
keras, memanjang seperti papan (kiri), leopold 3 teraba bulat keras dan tidak dapat
digoyangkan, leopold 4 tangan divergen, DJJ 132x/menit, pemeriksaan dalam
pertama menunjukan pembukaan 2 cm. Berdasarkan data-data tersebut dapat

17
dikatakan Ny. P dalam keadaan normal/fisiologis. Hal ini sudah tepat dan sesuai
dengan teori (Mochtar, 2013).
Penatalaksanaan yang diberikan pada ibu bersalin kala 1 adalah
mengajarkan ibu cara relaksasi saat ada kontraksi, memberi ibu makan/minum
disela kontraksi. Penatalaksanaan kala 2, 3 adalah 60 langkah asuhan persalinan
normal sesuai dengan teori APN. Hal ini menunjukkan tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktik.

18
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan (37-42 minggu) atau hampir cukup bulan
disusul dengan pengeluaran plasenta selaput janin dari tubuh ibu atau proses
pengeluaran produk konsepsi yang viable melalui jalan lahir (Dewi Setiawati,
2013).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus ke dunia luar. Persalinan dan kelahiran normal merupakan
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42
minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam waktu 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin. (Jannah,
2015).
Pembagian waktu persalinan ada 4 yaitu kala I atau kala pembukaan,
kala II atau kala pengeluaran bayi, kala III atau kala pengeluaran plasenta,
kala IV atau kala pengasawasan.

4.2 Saran
1. Untuk pasien :
a. ANC yang teratur dapat membantu mendeteksi setiap hal sehingga
memudahkan dalam proses persalinan.
b. Segera periksa ke tenaga kesehatan apabila mengalami gangguan dalam
kehamilan
2. Untuk mahasiswa :
a. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk
itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
b. Mahasiswa bisa mengkaji dan melakukan asuhan kebidanan pada ibu
bersalin normal.

19
3. Untuk lahan :
Dengan adanya presentasi kasus ini lebih banyak perhatian dan bimbingan
kepada mahasiswa dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan dan
pendidikan.
4. Untuk institusi :
Semoga dengan adanya presentasi kasus di lahan dapat dijadikan
klarifikasi antara teori dikampus dengan di lahan.

20
DAFTAR PUSTAKA

APN, 2014. Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK- KR


Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan. Yogyakarta : Graha
Ilmu
Dewi, S. 2014. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2016. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah. Angka Kematian Ibu.
Henretty Kevin, 2014. Ilustrasi Obstetri. Indonesia : CV Pentasada Medika
Edukasi
Jannah, Nurul. 2011. Konsep Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Ar’ruz
Media
Kemenkes. Profil Kesehatan Indonesia 2016. Jakarta: Kemenkes
Muchtar, Rustam. 2013. Sinopsis Obstetric Fisiologi dan Patofisiologi Jilid 1.
Jakarta : EGC

Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan Edisi 3. Cet 4. Jakarta : PT Bina


Pustaka
. 2014. Ilmu Kebidanan Edisi 3. Cet 2. Jakarta : PT Bina
Pustaka
Rohani. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba
Medika
Sondakh, Jenny. 2012. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta : Erlangga
Oxom, H. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta
: Yayasan Essentia Medica (Yem)
WHO. World Health Statistic Report 2014. Geneva: World Health Organization;
2014.

21

Anda mungkin juga menyukai