Anda di halaman 1dari 22

Laporan Ilmiah Asuhan Kebidanan Balita Fisiologis

Pada An. A Usia 18 Bulan Jenis Kelamin Laki-Laki


Di Puskesmas Japah

Disusun oleh :

Nama : Sakhowatur Rofiqah


NIM : P1337424617043

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI D III KEBIDANAN BLORA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Alllah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ilmiah yang
berjudul “Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana pada An. A Usia 18 Bulan
dengan Tumbuh Kembang Normal Di Puskesmas Japah”. Dalam menyusun
laporan tulis ilmiah ini penulis banyak mendapatkan bantuan bimbingan dan
dukungan dari banyak pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Bapak Marsum, BE, S.Pd, MHP selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Semarang
2. Ibu Sri Rahayu, S.Kep, Ns, Mkes selaku ketua jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Semarang
3. Ibu Krisdiana Wijayanti, M.Mid selaku ketua prodi DIII Kebidanan Blora
4. Ibu Murti Ani, S.ST,M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik
5. Bapak dan Ibu dosen prodi DIII Kebidanan Blora
6. Ibu Sri Purwati, S.Tr.Keb selaku pembimbing lahan praktik yang telah
bersedia memberikan saran dalam menyusun laporan ilmiah
7. Keluarga dan rekan yang telah memberikan motivasi semangat dalam
menyusun laporan ilmiah
8. Teman – teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat
agar laporan ilmiah ini dapat terselesaikan
Penulis menyadari bahwa kekurangan pada laporan tulis ilmiah ini sehingga
kritik dan saran sangat diharapkan penulis. Semoga laporan tulis karya ilmiah ini
bermanfaat untuk para pembaca pada umumnya dan untuk tenaga kesehatan lain
pada khususnya.

Blora, 2019

ii
DAFTAR ISI

COVER i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 2
C. TUJUAN2
D. MANFAAT 3
BAB II TINJAUAN TEORI 4
A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN 4
B. PENGERTIAN PERKEMBANGAN 4
C. TAHAPAN TUMBUH KEMBANG 4
D. TAHAPAN TUMBUH KEMBANG USIA 0-6 TAHUN 5
E. IMUNISASI 9
F. KUISIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN 11
BAB III PEMBAHASAN 14
BAB III PENUTUP 16
A. KESIMPULAN 16
B. SARAN 16
DAFTAR PUSTAKA 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap orang tua tentu berkeinginan agar anaknya dapat tumbuh
kembang optimal, yaitu agar anaknya dapat mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang terbaik sesuai dengan potensi genetik yang ada pada
anak tersebut. Hal ini dapat tercapai apabila kebutuhan dasar anak (asah, asih,
dan asuh) terpenuhi. Kebutuhan dasar anak harus dipenuhi yang
mencakup  perhatian, kasih sayang, gizi, kesehatan, penghargaan,
pengasuhan, rasa aman / perlindungan, partisipasi, stimulasi dan pendidikan
(asah, asih dan asuh). Kebutuhan dasar tersebut harus dipenuhi sejak dini,
bahkan sejak bayi berada dalam kandungan.
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran-ukuran tubuh yang meliputi
BB, TB, LK, lingkar dada dan lain-lain, atau bertambahnya jumlah dan
ukuran sel-sel pada semua sistem organ tubuh (Vivian, 2010).
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau fungsi semua
sistem organ tubuh sebagai akibat bertambahnya kematangan fungsi-fungsi
sistem organ tubuh (Vivian, 2010).
Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh
seorang anak karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal
menyangkut keterbatasan ekonomi keluarga sehingga uang yang tersedia
tidak cukup untuk membeli makanan. Sedangkan faktor internal adalah faktor
yang terdapat didalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai
problema makan pada anak.
Anak balita memang sudah bisa makan apa saja seperti halnya orang
dewasa. Tetapi merekapun bisa menolak bila makanan yang disajikan tidak
memenuhi selera mereka. Oleh karena itu sebagai orang tua juga harus
berlaku demokratis untuk sekali-kali menghidangkan makanan yang memang
menjadi kegemaran anak.

4
Intake gizi yang baik berperan penting di dalam mencapai pertumbuhan
badan yang optimal. Pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula
pertumbuhan otak yang sangat menentukan kecerdasan seseorang.
Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah
kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak
pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan makanan yang enak
kepada anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi
yang cukup atau tidak, dan tidak mengimbanginya dengan makanan sehat
yang mengandung banyak gizi.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana aplikasi Asuhan Kebidanan Balita Fisiologis pada An. A Usia 18
Bulan di Puskesmas Japah?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada Balita sesuai
standar kebidanan dengan dokumentasi dalam bentuk SOAP.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan ini diharapkan mahasiswa mampu:

1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subyektif


(anamnesa) pada An. A Usia 18 bulan, balita sehat dengan benar
2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data obyektif
(pemeriksaan fisik) pada An. A Usia 18 bulan, balita sehat dengan
benar
3. Mahasiswa mampu menentukan analisa, diagnosa aktual, dan
masalah yang mungkin dapat terjadi pada An. A Usia 18 bulan,
balita sehat dan menentukan kebutuhan yang sesuai.
4. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan pada An. A Usia
18 bulan, balita sehat dengan tepat.
5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada An. A Usia 18 bulan,
balita sehat setelah dilakukan asuhan.

5
D. Manfaat
1. Mengetahui praktek di lapangan tentang asuhan kebidanan pada
anak pra-sekolah
2. Memahami kebutuhan apa yang paling penting pada anak pra-
sekolah
3. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan normal anak pra-
sekolah
4. Mengetahui stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak pra-
sekolah sesuai usia
5. Melatih jiwa kepedulian dan kasih sayang dengan berinteraksi
dengan anak pra-sekolah
6. Menjadikan pembelajaran tentang pemberian asuhan kebidanan
pada anak usia pra sekolah.

6
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan fisik dan pertambahan jumlah dan ukuran
sel secara kuantitatif, dimana sel-sel tersebut mensintesis protein baru yang
nantinya akan menunjukkan pertambahan seperti umur, tinggi badan, berat
badan dan pertumbuhan gigi.
Perkembangan adalah peningkatan kompleksitas fungsi dan keahlian
(kualitas) dan merupakan aspek tingkah laku pertumbuhan. Contohnya :
Kemampuan berjalan, berbicara dan berlari. (Marni dan Kukuh
Rahardjo.2012)
Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan
berat (gram, kilogram), satuan panjang (cm,m), umur tulang dan
keseimbangan metabolik (retensi kalsium, dan nitrogen dalam tubuh).
B. Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah peningkatan kompleksitas fungsi dan keahlian
(kualitas) dan merupakan aspek tingkah laku pertumbuhan. Contohnya :
Kemampuan berjalan, berbicara dan berlari.(Marni dan Kukuh
Rahardjo.2012)
Secara umum bahwa perkembangan berjalan dengan prinsip
orthogenetis, perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang
berdiferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan
integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan sebagai
prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambant laun
bagian- bagiannya akan menjadi semakin nyata dan tambah jelas dalam
rangka keseluruhan.
C. Tahapan Tumbuh Kembang
       Tahap tumbuh kembang anak secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu

1. Tahap tumbuh kembang usia 0-6 tahun, terbagi atas :


a. Masa Pranatal mulai masa embrio (mulai konsepsi-8 minggu), masa
fetus (9 minggu sampai lahir),

7
b. Masa Pascanatal mulai dari masa neonatus (0-28 hari), masa bayi (29
hari-1 tahun), masa anak (1-2 tahun), dan masa prasekolah (3-6 tahun).
2. Tahap tumbuh kembang usia 6 tahun keatas, terdiri atas
a. Masa Sekolah (6-12 tahun)
b. Masa Remaja (12-18 tahun)
D. Tahap Tumbuh Kembang Usia 0-6 Tahun
1. Masa Pranatal
Masa pranatal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak
antara masa pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini terjadi
pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang
lengkap dengan otak dan kemampuan berperilaku, dihasilkan dalam
waktu Iebih kurang sembilan bulan.
2. Masa Pascanatal
Tumbuh kembang pada masa pascanatal dibagi ke dalam beberapa
fase berikut :
a. Masa Neonatus (0-28 hari)
Tumbuh kembang masa pascanatal diawali dengan masa neonatus,
yaitu dimana terjadinya kehidupan yang baru. Pada masa ini terjadi
proses adaptasi semua sistem organ tubuh, dimulai dari aktifitas
pernafasan, pertukaran gas dengan frekuensi pernapasan antara 35-
50 kali permenit, penyesuaian denyut jantung antara 120-160 kali
permenit, perubahan ukuran jantung menjadi lebih besar di
bandingkan dengan rongga dada, kemudian gerakan bayi mulai
meningkat untuk memenuhi kebutuhan gizi.
b. Masa Bayi (29 hari – 1 tahun)
Pada masa bayi, tahap tumbuh kembang dapat dikelompokkan
menjadi 3 tahap yaitu :
1) Usia 1-4 bulan, tumbuh kembang pada tahap ini diawali dengan
perubahan berat badan. Bila gizi anak baik, maka perkiraan berat
badan akan mencapai 700-1000 g/bulan. Pertumbuhan tinggi
badan agak stabil, tidak mengalami kecepatan dalam
pertumbuhan tinggi badan.

8
2) Usia 4-8 bulan, pertumbuhan pada usia ini ditandai dengan
perubahan berat benda pada waktu lahir. Rata-rata kenaikan berat
benda adalah 500-600 g/bulan, apabila mendapatkan gizi yang
baik. Sedangkan pertumbuhan tinggi badan tidak
mengalamikecepatan dan stabil berdasarkan pertambahan umur.
3) Usia 8-12 bulan, pada usia ini pertumbuhan berat badan dapat
mencapai tiga kali berat badan lahir, pertambahan berat badan
perbulan sekitar 350-450 gram pada usia 7-9 bulan, 250-350
gram pada usia 10-12 bulan, bila memperoleh gizi baik.
Pertumbuhan tinggi badan sekitar 1,5 kali tinggi badan pada saat
lahir. Pada usia 1 tahun, pertambahan tinggi badan masih stabil
dan diperkirakan mencapai 75 cm.
c. Masa Anak (1-5 tahun)
Pada masa ini, anak akan mengalami beberapa perlambatan
dalam pertumbuhan fisik. Pada tahun kedua, anak hanya
mengalami kenaikan berat badan sekitar 1,5 – 2,5 kg dan
penambahan tinggi badan 6-10 cm. Pertumbuhan otak juga akan
mengalami perlambatan, kenaikan lingkar kepala hanya 2 cm.
untuk pertumbuhan gigi, terdapat tambahan 8 buah gigi susu,
termasuk gigi geraham pertama dan gigi taring, sehingga
seluruhnya berjumlah 14-16 buah. Pada usia 2 tahun, pertumbuhan
fisik berat badan sudah mencapai 4x berat badan lahir dan tinggi
badan sudah mencapai 50 persen tinggi badan orang dewasa.
Menginjak usia 3 tahun, rata-rata berat badan naik menjadi 2-3
kg/tahun, tinggi badan naik 6-8 cm/tahun, dan lingkar kepala
menjadi sekitar 50 cm
Pada masa prasekolah, berat badan mengalami kenaikan rata-
rata 2kg/tahun. Tubuh anak terlihat kurus, akan tetapi aktivitas
motorik tinggi dan sistem tubuh mencapai kematangan dalam hal
berjalan, melompat, dan lain-lain. Tinggi badan bertambah rata-rata
6,75 – 7,5 cm setiap tahun.

9
Pada masa ini anak mengalami proses perubahan pola bakan,
umumnya mengalami kesulitan untuk makan. Anak juga mulai
menunjukkan kemandirian pada proses eliminasi.
3. Pertumbuhan dan perkembangan setelah lahir
a. Pertumbuhan dan Perkembangan Balita
1) Ciri-ciri fisik
Usia Pertumbuhan Perkembangan
Tinggi Berat Motorik Kognitif
Badan Badan
0–3 45–65 3–5 kg Menggerakkan Mulai mengenal suara, bentuk
bulan cm beberapa bagian benda dan warna.
tubuh seperti
tangan, kepala,
dan mulai belajar
memiringkan
tubuh.
6–9 64- 70 7–9 kg Dapat Mengoceh, sudah mengenal wajah
bulan cm menegakkan seseorang, bisa membedakan
kepala, belajar suara, belajar makan dan
tengkurap mengunyah
sampai dengan
duduk (pada usia
8 – 9 bulan), dan
memainkan ibu
jari kaki.
12– 74–81 10–11 Belajar berjalan Mulai belajar berbicara,
18 cm kg dan berlari, mempunyai
bulan  mulai bermain, ketertarikan terhadap jenis-jenis
dan koordinasi benda, dan mulai muncul rasa
mata semakin ingin tahu.
baik.
2–3 86–96 12–15 Sudah pandai Keterampilan tangan mulai
tahun cm kg berlari, membaik,
berolahraga, dan pada usia 3 tahun belajar

10
dapat meloncat menggunting kertas, belajar
menyanyi, dan membuat coretan
sederhana.
4–5 100– 16–22 Dapat berdiri Mulai belajar membaca,
tahun 120 cm kg pada satu kaki, berhitung,
mulai dapat menggambar, mewarnai, dan
menari, merangkai
melakukan kalimat dengan baik.
gerakan olah
tubuh,
keseimbangan
tubuh mulai
membaik.

2) Ciri-ciri Psikologis
Usia Ciri-ciri Psikologis Balita (bawah lima tahun)
0-5 Mulai mengenal lingkungan. Membutuhkan perhatian khusus dari orang
tahun tua. Senang bermain. Bersifat kekanak-kanakan (manja). Cenderung
keras kepala. Suka menolak perintah. Membutuhkan zat gizi yang
banyak. Hormon pertumbuhan dihasilkan secara meningkat.
b. Pertumbuhan dan Perkembangan masa anak-anak
1) Ciri-ciri fisik
Usia Pertumbuhan Perkembangan
Tinggi Berat Motorik Kognitif
Badan Badan
6–8 120–130 21–27 Mampu Menggambar dengan bentuk proporsional,
tahun cm kg meloncati tali memakai dan mengancingkan
setinggi 25 cm, baju, menulis, lancar
belajar naik membaca, tangkas dalam berhitung,
sepeda. belajar bahasa asing, belajar memainkan
alat musik.
9–10 131–145 28–33 Melakukan olah Pandai menyanyi, mampu membuat
tahun cm kg raga permainan sebuah karangan, Menyerap
seperti pelajaran dengan optimal, mulai belajar

11
bulutangkis, berdiskusi dan mengemukakan
sepak bola, pendapat.
tangkas
bersepeda.
11– 145–152 33–39 Melompat tali Konsentrasi belajar meningkat, mulai
12 cm kg sampai di atas 50 belajar bertanggung jawab, senang
tahun cm, meloncat berpetualang dan mempunyai rasa ingin
sejauh lebih dari tahu yang besar.
1 meter,
 terampil dalam
menggunakan
peralatan.

2) Ciri-ciri Psikologis
Usia Ciri-ciri Psikologis
6 – 12 Gigi susu mulai tanggal dan gigi permanen mulai tumbuh. Pertumbuhan
tahun jiwanya relatif stabil. Daya ingat kuat, mematuhi segala perintah gurunya.
Mudah menghafal tetapi juga mudah melupakan. Sifat keras kepala mulai
berkurang dan lebih dapat menerima, pengertian karena kemampuan
logikanya mulai berkembang.

E. Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata “Imun” yang berarti kebal atau
resisten.Anak diimunisasikan berarti memberi kekebalan terhadap suatu
penyakit tertentu (Notoatmojo.S, 2011). Imunisasi merupakan usaha
memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin
kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap
penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan
yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan
kedalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak,dan
melalui mulut seperti vaksin polio. (A. Azis Alimul Hidayat, 2009).

12
Jenis-jenis imunisasi berdasarkan vaksin yang diberikan ada beberapa
jenis imunisasi yaitu ;
1. Imunisasi BCG
Imunisasi BCG adalah prosedur memasukkan vaksin BCG yang
bertujuan memberi kekebalan tubuh terhadap kuman mycobakterium
tuberculosis dengan cara menghambat penyebaran kuman.
2. Imunisasi hepatitis B
Imunisasi hepatitis B adalah tindakan imunisasi dengan pemberian
vaksin hepatitis B ke tubuh bertujuan memberi kekebalan dari penyakit
hepatitis.
3. Imunisasi polio
Imunisasi polio adalah tindakan memberi vaksin poli (dalam bentuk oral)
atau di kenal dengan nama oral polio vaccine (OPV) bertujuan memberi
kekebalan dari penyakit poliomelitis. Imunisasi dapat di berikan empat
kali dengan 4-6 minggu.
4. Imunisasi DPT
Imunisasi DPT adalah merupakan tindakan imunisasi dengan memberi
vaksin DPT (difteri pertusis tetanus) /DT (difteri tetanus) pada anak yang
bertujuan memberi kekebalan dari kuman penyakit difteri,pertusis,dan
tetanus. Pemberian vaksin pertama pada usia 2 bulan dan berikutnya
dengan interval 4-6 minggu.
5. Imunisasi campak
Imunisasi campak adalah tindakan imunisasi dengan memberi vaksin
campak pada anak yang bertujuan memberi kekebalan dari penyakit
campak. Imunisasi dapat di berikan pada usia 9 bulan secara
subkutan,kemudian ulang dapat diberikan dalam waktu interval 6 bulan
atau lebih setelah suntikan pertama.
Daftar imunisasi yang diharuskan dan dianjurkan di Indonesia yaitu :
a. Yang diharuskan
1. BCG (Bacillus Calmette-Guerin)
2. Hepatitis B
3. DPT (Difetri,Pertusis, dan Tetanus)

13
4. Polio
5. Campak
b. Yang dianjurkan
1. MMR (measles/campak, mumps/parotitis, rubella/campak jerman)
2. Hib (Haemophilus influenzae b)
3. Demam tifoid
4. Hepatitis A

F. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)


Formulir KPSP adalah alat/instrumen yang digunakan untuk
mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
Cara menggunakan KPSP :
1. Link KPSP usia : 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, 72
bulan
Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah
yang lebih kecil dari usia anak. Contoh : bayi umur umur 7 bulan maka yang
digunakan adalah KPSP 6 bulan. Bila anak ini kemudian sudah berumur 9
bulan yang diberikan adalah KPSP 9 bulan.
2. Tentukan umur anak dengan menjadikannya dalam bulan.
Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan Contoh
: bayi umur 3 bulan 16 hari dibulatkan menjadi 4 bulan bila umur bayi 3
bulan 15 hari dibulatkan menjadi 3 bulan.
3. Setelah menentukan umur anak pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.
KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu : Pertanyaan yang dijawab
oleh ibu/pengasuh anak. Contoh : “dapatkah bayi makan kue sendiri?”
Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas
yang tertulis pada KPSP. Contoh : “pada posisi bayi anda terlentang,
tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi
duduk” Baca dulu dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang ada. Bila tidak
jelas atau ragu-ragu tanyakan lebih lanjut agar mengerti sebelum
melaksanakan. Pertanyaan dijawab berurutan satu persatu. Setiap

14
pertanyaan hanya mempunyai satu jawaban YA atau TIDAK. Teliti kembali
semua pertanyaan dan jawaban.
4. Interpretasi Hasil KPSP Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering
atau kadang-kadang) Hitung jawabab Tidak (bila jawaban belum pernah
atau tidak pernah) Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai
dengan tahapan perkembangan (S) Bila jawaban YA = 7 atau 8,
perkembangan anak meragukan (M) Bila jawaban YA = 6 atau kurang,
kemungkinan ada penyimpangan (P). Rincilah jawaban TIDAK pada nomer
berapa saja.
Untuk Anak dengan Perkembangan SESUAI (S) Orangtua/pengasuh
anak sudah mengasuh anak dengan baik. Pola asuh anak selanjutnya terus
lakukan sesuai dengan bagan stimulasi sesuaikan dengan umur dan kesiapan
anak. Keterlibatan orangtua sangat baik dalam tiap kesempatan stimulasi.
Tidak usah mengambil momen khusus. Laksanakan stimulasi sebagai
kegiatan sehari-hari yang terarah. Ikutkan anak setiap ada kegiatan
Posyandu.
Untuk Anak dengan Perkembangan MERAGUKAN (M)
Konsultasikan nomer jawaban tidak, mintalah jenis stimulasi apa yang
diberikan lebih sering . Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu untuk
mengejar ketertinggalan anak. Bila anak sakit lakukan pemeriksaan
kesehatan pada dokter/dokter anak. Tanyakan adakah penyakit pada anak
tersebut yang menghambat perkembangannya. Lakukan KPSP ulang setelah
2 minggu menggunakan daftar KPSP yang sama pada saat anak pertama
dinilai. Bila usia anak sudah berpindah golongan dan KPSP yang pertama
sudah bisa semua dilakukan. Lakukan lagi untuk KPSP yang sesuai umur
anak.
Misalnya umur anak sekarang adalah 8 bulan 2 minggu, dan ia
hanya bisa 7-8 YA. Lakukan stimulasi selama 2 minggu. Pada saat menilai
KPSP kembali gunakan dulu KPSP 6 bulan. Bila semua bisa, karena anak
sudah berusia 9 bulan, bisa dilaksanakan KPSP 9 bulan.
Lakukan skrining rutin, pastikan anak tidak mengalami
ketertinggalan lagi. Bila setelah 2 minggu intensif stimulasi, jawaban masih

15
(M) = 7-8 jawaban YA. Konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau ke
rumah sakit dengan fasilitas klinik tumbuh kembang.
 

BAB IV
PEMBAHASAN

16
Setelah penulis melakukan pengkajian dan memberikan asuhan pada An.
An. A Usia 18 Bulan dengan Tumbuh Kembang Normal di Puskesmas Japah,
maka penulis mendapatkan data sebagai berikut :
1. Pengkajian
Berdasarkan teori, jadwal imunisasi dasar lengkap yakni :
a. Hb 0 saat lahir sampai 1 minggu
b. BCG dan Polio I saat usia 1 bulan
c. DPT I/HB I dan Polio II saat usia 2 bulan
d. DPT II/ HB II dan polio III saat usia 3 bulan
e. DPT III/ HB III dan polio IV saat usia 4 bulan
f. Campak saat usia 9 bulan
Dalam kasus, setelah dilakukan anamnesa didapat bahwa An. A sudah
mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
2. Analisa ( Diagnosa )
Dalam teori, balita dapat dikatakan memiliki tumbuh kembang normal jika
pertumbuhannya sesuai arah garis pertumbuhan dan perkembangannya sesuai
dengan umurnya.
Dalam teori, hasil KPSP 9-10 menunjukkan perkembangan anak sesuai, 7-
8 meragukan, dan dibawah 7 kemungkinan ada penyimpangan.
Dalam kasus, An. A pertumbuhannya sesuai arah garis pertumbuhan dan
perkembangannya sesuai dengan umurnya.
Dalam kasus, hasil KPSP An. A yaitu 10 yang artinya perkembangannya
sesuai dengan umurnya.
3. Implementasi
Dalam teori Implementasi adalah merencanakan asuhan kebidanan secara
komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidance based kepada
klien/ pasien dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
Dalam kasus, implementasi atau penatalaksanaan yang dilakukan kepada An.
A, yakni:
a. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan.

17
b. Melakukan KPSP pada anak, dan evaluasi hasil dengan ibu.
c. Menganjurkan ibu untuk tetap menstimulasi perkembangan anaknya.
d. Menganjurkan ibu untuk memantau perkembangan anaknya di posyandu
atau fasilitas kesehatan terdekat.
e. Meganjurkan Ibu untuk memberikan gizi seimbang pada anaknya.
4. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan melihat
keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan sesuai perubahan
perkembangan kondisi klien
Dalam kasus, evaluasi dilaksanakan segera setelah selesai melaksanakan
asuhan sesuai kondisi klien, yakni berupa :
a. Ibu mengetahui keadaan anaknya.
b. Hasil KPSP 10 (S), Ibu merasa senang (Lembar KPSP terlampir).
c. Ibu bersedia untuk menstimulasi perkembangan anaknya.
d. Ibu bersedia memantau perkembangan anaknya di posyandu atau fasilitas
kesehatan terdekat.
e. Ibu bersedia untuk menjaga dan memberikan gizi seimbang pada anaknya.

BAB V
PENUTUP

18
A. Kesimpulan
Pembahasan yang telah didapatkan dari pengkajian pada An. An. A
Usia 18 bulan dengan tumbuh kembang normal, yang membahas mulai dari
pengkajian data subyektif, obyektif, penegakkan diagnosa, perencanaan dan
implementasi serta evaluasi maka pada pembahasan asuhan kebidanan
keluarga berencana pada An. An. A Usia 18 bulan dengan tumbuh kembang
normal dapat disimpulkan yaitu:
1. Pengkajian data subyektif telah dilakukan An. An. A Usia 18 bulan
dengan tumbuh kembang normal
2. Pengkajian data obyektif bahwa keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, tanda-tanda vital normal, status present dalam batas
normal, status obtetrik normal, tumbuh kembang normal.
3. Analisa berdasarkan pengkajian data subyektif dan obyektif dapat
ditegakkan diagnosa bahwa An. A Usia 18 bulan dengan tumbuh
kembang normal.
4. Penalataksanaan yang telah dilakukan pada An. A diantaranya yaitu
memberitahu hasil pemeriksaan fisik dan status present, menjelaskan
hasil pemeriksaan KPSP.
5. Berdasarkan pembahasan diatas dapat diperoleh pengkajian pada kasus,
An. A pertumbuhannya sesuai arah garis pertumbuhan dan
perkembangannya sesuai dengan umurnya.
B. Saran

Berdasarkan pelaksanaan asuhan kebidanan keluarga berencana agar


dapat dilakukan perbaikan kemudian hari sebaiknya:
1. Tenaga kesehatan
Sebaiknya selalu memberikan pelayanan kesehatan berdasarkan standar
operasional prosedur serta sesuai dengan kebutuhan pasien secara aman
dan memperhatikan kenyamanan pasien agar dapat mencegah intervensi
yang berlebihan.
2. Pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas

19
Kualitas pelayanan kesehatan profesional dan komprehensif selalu
dipertahankan untuk diberikan kepada pasien dalam memberikan asuhan
kebidanan.
3. Institusi pendidikan
Mutu pelayanan pendidikan yang berkualitas dan profesional diharapkan
dapat meningkatkan kualitas pengetahuan dan ketrampilan serta
komunikasi mahasiswa lebih baik lagi. Sehingga dapat tercipta tenaga
kesehatan yang inovatif, terampil dan bermutu yang mampu memberikan
asuhan secara komprehensif sesuai dengan kode etik.
4. Penulis atau mahasiswa praktikan
Sebaiknya lebih memperdalam ilmu pengetahuan tentang keluarga
berencana sehingga dapat meningkatkan ketrampilan mahasiswa dalam
memberikan asuhan kebidanan keluarga berencana.

DAFTAR PUSTAKA

20
.

Nanny, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika.

21
22

Anda mungkin juga menyukai