Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap orang tua tentu berkeinginan agar anaknya dapat tumbuh kembang
optimal, yaitu agar anaknya dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang
terbaik sesuai dengan potensi genetik yang ada pada anak tersebut. Hal ini dapat
tercapai apabila kebutuhan dasar anak (asah, asih, dan asuh) terpenuhi. Kebutuhan
dasar anak harus dipenuhi yang mencakup perhatian, kasih sayang, gizi, kesehatan,
penghargaan, pengasuhan, rasa aman / perlindungan, partisipasi, stimulasi dan
pendidikan (asah, asih dan asuh). Kebutuhan dasar tersebut harus dipenuhi sejak
dini, bahkan sejak bayi berada dalam kandungan (Syaifudin, 2002).
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran-ukuran tubuh yang meliputi BB, TB,
LK, lingkar dada dan lain-lain, atau bertambahnya jumlah dan ukuran sel-sel pada
semua sistem organ tubuh (Vivian, 2010).
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau fungsi semua sistem
organ tubuh sebagai akibat bertambahnya kematangan fungsi-fungsi sistem organ
tubuh (Vivian, 2010).
Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang
anak karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal menyangkut
keterbatasan ekonomi keluarga sehingga uang yang tersedia tidak cukup untuk
membeli makanan. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat didalam diri
anak yang secara psikologis muncul sebagai problema makan pada anak (Syaifudin,
2002).
Anak balita memang sudah bisa makan apa saja seperti halnya orang dewasa.
Tetapi merekapun bisa menolak bila makanan yang disajikan tidak memenuhi selera
mereka. Oleh karena itu sebagai orang tua juga harus berlaku demokratis untuk
sekali-kali menghidangkan makanan yang memang menjadi kegemaran anak
(Syaifudin, 2002).
Intake gizi yang baik berperan penting di dalam mencapai pertumbuhan badan
yang optimal. Pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula pertumbuhan otak
yang sangat menentukan kecerdasan seseorang (Mochtar, 2002).

1
Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya
pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa
pertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan makanan yang enak kepada anaknya
tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak,
dan tidak mengimbanginya dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana aplikasi Asuhan Kebidanan Balita Fisiologis pada An. SL Umur 18 Bulan
di Puskesmas Godong 1?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada Balita sesuai standar
kebidanan dengan dokumentasi dalam bentuk SOAP.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan ini diharapkan mahasiswa mampu:

1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subyektif (anamnesa)


pada balita dengan benar
2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data obyektif (pemeriksaan
fisik) pada balita dengan benar
3. Mahasiswa mampu menentukan analisa, diagnosa aktual, dan masalah
yang mungkin dapat terjadi pada balita dan menentukan kebutuhan yang
sesuai.
4. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan pada balita dengan
tepat.
5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada balita setelah dilakukan
asuhan.
D. Manfaat
1. Mengetahui praktek di lapangan tentang asuhan kebidanan pada anak
pra-sekolah
2. Memahami kebutuhan apa yang paling penting pada anak pra-sekolah
3. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan normal anak pra-sekolah
4. Mengetahui stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak pra-sekolah
sesuai usia

2
5. Melatih jiwa kepedulian dan kasih sayang dengan berinteraksi dengan
anak pra-sekolah
6. Menjadikan pembelajaran tentang pemberian asuhan kebidanan pada
anak usia pra sekolah.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan fisik dan pertambahan jumlah dan ukuran sel
secara kuantitatif, dimana sel-sel tersebut mensintesis protein baru yang nantinya
akan menunjukkan pertambahan seperti umur, tinggi badan, berat badan dan
pertumbuhan gigi.
Perkembangan adalah peningkatan kompleksitas fungsi dan keahlian (kualitas)
dan merupakan aspek tingkah laku pertumbuhan. Contohnya : Kemampuan berjalan,
berbicara dan berlari. (Marni dan Kukuh Rahardjo.2012)
Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan berat
(gram, kilogram), satuan panjang (cm,m), umur tulang dan keseimbangan metabolik
(retensi kalsium, dan nitrogen dalam tubuh).
B. Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah peningkatan kompleksitas fungsi dan keahlian (kualitas)
dan merupakan aspek tingkah laku pertumbuhan. Contohnya : Kemampuan berjalan,
berbicara dan berlari.(Marni dan Kukuh Rahardjo.2012)
Perkembangan (development), adalah perubahan secara berangsur-angsur
dan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkat dan meluasnya kapasitas
seseorang melalui pertumbuhan, kematangan, atau kedewasaan, dan pembelajaran.
(wong, 2000).
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957) bahwa
perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari
keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi,
artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan
sebagai prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambant laun
bagian- bagiannya akan menjadi semakin nyata dan tambah jelas dalam rangka
keseluruhan.

4
C. Tahapan Tumbuh Kembang
Tahap tumbuh kembang anak secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu

1. Tahap tumbuh kembang usia 0-6 tahun, terbagi atas :


a. Masa Pranatal mulai masa embrio (mulai konsepsi-8 minggu), masa fetus (9
minggu sampai lahir),
b. Masa Pascanatal mulai dari masa neonatus (0-28 hari), masa bayi (29 hari-1
tahun), masa anak (1-2 tahun), dan masa prasekolah (3-6 tahun).
2. Tahap tumbuh kembang usia 6 tahun keatas, terdiri atas
a. Masa Sekolah (6-12 tahun)
b. Masa Remaja (12-18 tahun)

D. TAHAP TUMBUH KEMBANG USIA 0-6 TAHUN


1. Masa Pranatal
Masa pranatal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara
masa pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang
luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan
kemampuan berperilaku, dihasilkan dalam waktu Iebih kurang sembilan bulan.
2. Masa Pascanatal
Tumbuh kembang pada masa pascanatal dibagi ke dalam beberapa fase
berikut :
a. Masa Neonatus (0-28 hari)
Tumbuh kembang masa pascanatal diawali dengan masa neonatus, yaitu
dimana terjadinya kehidupan yang baru. Pada masa ini terjadi proses
adaptasi semua sistem organ tubuh, dimulai dari aktifitas pernafasan,
pertukaran gas dengan frekuensi pernapasan antara 35-50 kali permenit,
penyesuaian denyut jantung antara 120-160 kali permenit, perubahan
ukuran jantung menjadi lebih besar di bandingkan dengan rongga dada,
kemudian gerakan bayi mulai meningkat untuk memenuhi kebutuhan gizi.
b. Masa Bayi (29 hari – 1 tahun)
Pada masa bayi, tahap tumbuh kembang dapat dikelompokkan menjadi 3
tahap yaitu :

5
1) Usia 1-4 bulan, tumbuh kembang pada tahap ini diawali dengan
perubahan berat badan. Bila gizi anak baik, maka perkiraan berat badan
akan mencapai 700-1000 g/bulan. Pertumbuhan tinggi badan agak
stabil, tidak mengalami kecepatan dalam pertumbuhan tinggi badan.
2) Usia 4-8 bulan, pertumbuhan pada usia ini ditandai dengan perubahan
berat benda pada waktu lahir. Rata-rata kenaikan berat benda adalah
500-600 g/bulan, apabila mendapatkan gizi yang baik. Sedangkan
pertumbuhan tinggi badan tidak mengalamikecepatan dan stabil
berdasarkan pertambahan umur.
3) Usia 8-12 bulan, pada usia ini pertumbuhan berat badan dapat
mencapai tiga kali berat badan lahir, pertambahan berat badan perbulan
sekitar 350-450 gram pada usia 7-9 bulan, 250-350 gram pada usia 10-
12 bulan, bila memperoleh gizi baik. Pertumbuhan tinggi badan sekitar
1,5 kali tinggi badan pada saat lahir. Pada usia 1 tahun, pertambahan
tinggi badan masih stabil dan diperkirakan mencapai 75 cm.
c. Masa Anak (1-5 tahun)
Pada masa ini, anak akan mengalami beberapa perlambatan dalam
pertumbuhan fisik. Pada tahun kedua, anak hanya mengalami kenaikan
berat badan sekitar 1,5 – 2,5 kg dan penambahan tinggi badan 6-10 cm.
Pertumbuhan otak juga akan mengalami perlambatan, kenaikan lingkar
kepala hanya 2 cm. untuk pertumbuhan gigi, terdapat tambahan 8 buah
gigi susu, termasuk gigi geraham pertama dan gigi taring, sehingga
seluruhnya berjumlah 14-16 buah. Pada usia 2 tahun, pertumbuhan fisik
berat badan sudah mencapai 4x berat badan lahir dan tinggi badan sudah
mencapai 50 persen tinggi badan orang dewasa. Menginjak usia 3 tahun,
rata-rata berat badan naik menjadi 2-3 kg/tahun, tinggi badan naik 6-8
cm/tahun, dan lingkar kepala menjadi sekitar 50 cm
Pada masa prasekolah, berat badan mengalami kenaikan rata-rata
2kg/tahun. Tubuh anak terlihat kurus, akan tetapi aktivitas motorik tinggi
dan sistem tubuh mencapai kematangan dalam hal berjalan, melompat,
dan lain-lain. Tinggi badan bertambah rata-rata 6,75 – 7,5 cm setiap
tahun.

6
Pada masa ini anak mengalami proses perubahan pola bakan,
umumnya mengalami kesulitan untuk makan. Anak juga mulai
menunjukkan kemandirian pada proses eliminasi.
3. Pertumbuhan dan perkembangan setelah lahir
a. Pertumbuhan dan Perkembangan Balita
1) Ciri-ciri fisik
Usia Pertumbuhan Perkembangan
Tinggi Berat Motorik Kognitif
Badan Badan
0–3 45–65 3–5 kg Menggerakkan Mulai mengenal suara, bentuk benda
bulan cm beberapa bagian dan warna.
tubuh seperti
tangan, kepala,
dan mulai belajar
memiringkan
tubuh.
6–9 64- 70 7–9 kg Dapat Mengoceh, sudah mengenal wajah
bulan cm menegakkan seseorang, bisa membedakan
kepala, belajar suara, belajar makan dan mengunyah
tengkurap sampai
dengan duduk
(pada usia 8 – 9
bulan), dan
memainkan ibu jari
kaki.
12–18 74–81 10–11 Belajar berjalan Mulai belajar berbicara, mempunyai
bulan cm kg dan berlari, ketertarikan terhadap jenis-jenis
mulai bermain, benda, dan mulai muncul rasa ingin
dan koordinasi tahu.
mata semakin
baik.
2–3 86–96 12–15 Sudah pandai Keterampilan tangan mulai membaik,

7
tahun cm kg berlari, pada usia 3 tahun belajar
berolahraga, dan menggunting kertas, belajar
dapat meloncat menyanyi, dan membuat coretan
sederhana.
4–5 100–120 16–22 Dapat berdiri pada Mulai belajar membaca, berhitung,
tahun cm kg satu kaki, menggambar, mewarnai, dan
mulai dapat merangkai
menari, melakukan kalimat dengan baik.
gerakan olah
tubuh,
keseimbangan
tubuh mulai
membaik.

2) Ciri-ciri Psikologis
Usia Ciri-ciri Psikologis Balita (bawah lima tahun)
0-5 Mulai mengenal lingkungan. Membutuhkan perhatian khusus dari orang tua.
tahun Senang bermain. Bersifat kekanak-kanakan (manja). Cenderung keras kepala.
Suka menolak perintah. Membutuhkan zat gizi yang banyak. Hormon
pertumbuhan dihasilkan secara meningkat.

b. Pertumbuhan dan Perkembangan masa anak-anak


1) Ciri-ciri fisik
Usia Pertumbuhan Perkembangan
Tinggi Berat Motorik Kognitif
Badan Badan
6–8 120–130 21–27 Mampu meloncati Menggambar dengan bentuk proporsional,
tahun cm kg tali setinggi 25 cm, memakai dan mengancingkan
belajar naik baju, menulis, lancar
sepeda. membaca, tangkas dalam berhitung, belajar
bahasa asing, belajar memainkan alat musik.

8
9–10 131–145 28–33 Melakukan olah Pandai menyanyi, mampu membuat sebuah
tahun cm kg raga permainan karangan, Menyerap
seperti bulutangkis, pelajaran dengan optimal, mulai belajar
sepak bola, berdiskusi dan mengemukakan
tangkas pendapat.
bersepeda.
11– 145–152 33–39 Melompat tali Konsentrasi belajar meningkat, mulai belajar
12 cm kg sampai di atas 50 bertanggung jawab, senang berpetualang dan
tahun cm, meloncat mempunyai rasa ingin tahu yang besar.
sejauh lebih dari 1
meter,
terampil dalam
menggunakan
peralatan.

2) Ciri-ciri Psikologis
Usia Ciri-ciri Psikologis
6 – 12 Gigi susu mulai tanggal dan gigi permanen mulai tumbuh. Pertumbuhan jiwanya
tahun relatif stabil. Daya ingat kuat, mematuhi segala perintah gurunya. Mudah
menghafal tetapi juga mudah melupakan. Sifat keras kepala mulai berkurang dan
lebih dapat menerima, pengertian karena kemampuan logikanya mulai
berkembang.

E. Imunisasi
Imunisasi adalah suatu prosese untuk membuat sistem pertahanan tubuh kebal
terhadap infasi mikroorganisme (bakteri dan virus). Yang dapat menyebabkan infeksi
sebelum mikroorganisme tersebut memiliki kesempatan untuk menyerang tubuh kita.
Dengan imunisasi tubuh kita akan terlindungi dari infeksi begitu pula orang lain,
karena tidak tertular dari kita (Aziz, 2008).
Jenis-jenis imunisasi berdasarkan vaksin yang diberikan ada beberapa jenis
imunisasi (Aziz, 2008) yaitu ;
1. Imunisasi BCG

9
Imunisasi BCG adalah prosedur memasukkan vaksin BCG yang bertujuan
memberi kekebalan tubuh terhadap kuman mycobakterium tuberculosis dengan
cara menghambat penyebaran kuman.
2. Imunisasi hepatitis B
Imunisasi hepatitis B adalah tindakan imunisasi dengan pemberian vaksin
hepatitis B ke tubuh bertujuan memberi kekebalan dari penyakit hepatitis.
3. Imunisasi polio
Imunisasi polio adalah tindakan memberi vaksin poli (dalam bentuk oral) atau di
kenal dengan nama oral polio vaccine (OPV) bertujuan memberi kekebalan dari
penyakit poliomelitis. Imunisasi dapat di berikan empat kali dengan 4-6 minggu.
4. Imunisasi DPT
Imunisasi DPT adalah merupakan tindakan imunisasi dengan memberi vaksin
DPT (difteri pertusis tetanus) /DT (difteri tetanus) pada anak yang bertujuan
memberi kekebalan dari kuman penyakit difteri,pertusis,dan tetanus. Pemberian
vaksin pertama pada usia 2 bulan dan berikutnya dengan interval 4-6 minggu.
5. Imunisasi campak
Imunisasi campak adalah tindakan imunisasi dengan memberi vaksin campak
pada anak yang bertujuan memberi kekebalan dari penyakit campak. Imunisasi
dapat di berikan pada usia 9 bulan secara subkutan,kemudian ulang dapat
diberikan dalam waktu interval 6 bulan atau lebih setelah suntikan pertama.
Daftar imunisasi yang diharuskan dan dianjurkan di Indonesia (Aziz, 2008) yaitu :
a. Yang diharuskan
1. BCG (Bacillus Calmette-Guerin)
2. Hepatitis B
3. DPT (Difetri,Pertusis, dan Tetanus)
4. Polio
5. Campak
b. Yang dianjurkan
1. MMR (measles/campak, mumps/parotitis, rubella/campak jerman)
2. Hib (Haemophilus influenzae b)
3. Demam tifoid
4. Hepatitis A

10
F. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
Formulir KPSP adalah alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui
perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
Cara menggunakan KPSP :
1. Link KPSP usia : 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, 72 bulan
Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah yang
lebih kecil dari usia anak. Contoh : bayi umur umur 7 bulan maka yang digunakan
adalah KPSP 6 bulan. Bila anak ini kemudian sudah berumur 9 bulan yang diberikan
adalah KPSP 9 bulan.
2. Tentukan umur anak dengan menjadikannya dalam bulan.
Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan Contoh : bayi
umur 3 bulan 16 hari dibulatkan menjadi 4 bulan bila umur bayi 3 bulan 15 hari
dibulatkan menjadi 3 bulan.
3. Setelah menentukan umur anak pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak. KPSP
terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu : Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh
anak. Contoh : “dapatkah bayi makan kue sendiri?” Perintah kepada ibu/pengasuh
anak atau petugas untuk melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh :
“pada posisi bayi anda terlentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara
perlahan-lahan ke posisi duduk” Baca dulu dengan baik pertanyaan-pertanyaan
yang ada. Bila tidak jelas atau ragu-ragu tanyakan lebih lanjut agar mengerti
sebelum melaksanakan. Pertanyaan dijawab berurutan satu persatu. Setiap
pertanyaan hanya mempunyai satu jawaban YA atau TIDAK. Teliti kembali semua
pertanyaan dan jawaban.
4. Interpretasi Hasil KPSP Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau
kadang-kadang) Hitung jawabab Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak
pernah) Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan
perkembangan (S) Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P). Rincilah
jawaban TIDAK pada nomer berapa saja.
Untuk Anak dengan Perkembangan SESUAI (S) Orangtua/pengasuh anak
sudah mengasuh anak dengan baik. Pola asuh anak selanjutnya terus lakukan

11
sesuai dengan bagan stimulasi sesuaikan dengan umur dan kesiapan anak.
Keterlibatan orangtua sangat baik dalam tiap kesempatan stimulasi. Tidak usah
mengambil momen khusus. Laksanakan stimulasi sebagai kegiatan sehari-hari yang
terarah. Ikutkan anak setiap ada kegiatan Posyandu.
Untuk Anak dengan Perkembangan MERAGUKAN (M) Konsultasikan
nomer jawaban tidak, mintalah jenis stimulasi apa yang diberikan lebih sering .
Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu untuk mengejar ketertinggalan anak.
Bila anak sakit lakukan pemeriksaan kesehatan pada dokter/dokter anak. Tanyakan
adakah penyakit pada anak tersebut yang menghambat perkembangannya.
Lakukan KPSP ulang setelah 2 minggu menggunakan daftar KPSP yang sama pada
saat anak pertama dinilai. Bila usia anak sudah berpindah golongan dan KPSP yang
pertama sudah bisa semua dilakukan. Lakukan lagi untuk KPSP yang sesuai umur
anak.
Misalnya umur anak sekarang adalah 8 bulan 2 minggu, dan ia hanya bisa
7-8 YA. Lakukan stimulasi selama 2 minggu. Pada saat menilai KPSP kembali
gunakan dulu KPSP 6 bulan. Bila semua bisa, karena anak sudah berusia 9 bulan,
bisa dilaksanakan KPSP 9 bulan.
Lakukan skrining rutin, pastikan anak tidak mengalami ketertinggalan lagi.
Bila setelah 2 minggu intensif stimulasi, jawaban masih (M) = 7-8 jawaban YA.
Konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau ke rumah sakit dengan fasilitas
klinik tumbuh kembang.

12
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA FISIOLOGIS
An. SL UMUR 18 BULAN, LAKI-LAKI, BALITA SEHAT
DI PUSKESMAS GODONG 1

I. PENGKAJIAN

Tanggal : 22 November 2017

Waktu : 10.30 WIB

Tempat : Posyandu Desa Klampok, Godong

II. IDENTITAS

a. Identitas Balita
Nama : An. SL

Tanggal/Jam lahir : 10 Juni 2016 / 21.00 WIB

Jenis kelamin : Laki-laki

b. Identitas Orang tua


Nama ibu : Ny. N Nama suami : Tn. SP

Umur : 24 th Umur : 24 th

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta

Alamat : Klampok Alamat : Klampok

III. DATA SUBYEKTIF


1. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin mengimunisasika dan memeriksakan tumbuh kembang
anaknya.

13
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
3. Riwayat Kesehatan:
Dahulu : Ibu mengatakan anaknya tidak pernah mengalami penyakit menular
(TBC, Hepatitis, Campak, cacar), menurun (Jantung, Paru-paru, epilepsi), tidak
pernah menderita penyakit serius yang butuh perawatan di Rumah Sakit
Sekarang : Ibu mengatakan anakanya tidak sedang menderita penyakit
menular dan menurun serta tidak dalam kondisi demam maupun diare.
Keluarga : Ibu mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada riwayat
penyakit menular (TBC, Hepatitis B, Campak), menurun (DM, Paru-paru, Epilepsi)
4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
Dahulu : tidak ada
Sekarang : Ibu mengatakan An. SL anak pertama, lahir spontan, di Bidan,
Perempuan, Berat badan 3200gr, tidak memiliki kelainan bawaan, sehat, IMD
dilakukan, Nifas normal.
5. Riwayat tumbang
Pertumbuhan BB : BB lahir 3,2 kg, kenaikan BB normal sesuai dengan
garis pertumbuhan, BB sekarang adalah 11kg.
Perkembangan anak : Perkembangan anak normal, sesuai dengan umur anak.
Kelainan bawaan : Tidak ada
6. Riwayat Imunisasi
 Hb 0 : 10 Juni 2016,
 BCG + Polio 1 : 18 Juli 2016
 Penta 1 + Polio 2 : 18 Agustus 2016
 Penta 2 + Polio 3 : 18 September 2016
 Penta 3 + Polio 4 : 18 November 2016
 Campak : 18 Desember 2016
7. Pola kebiasaan sehari- hari
 Pola nutrisi
Makan 3-4x/hari (Nasi, lauk, sayur)
Minum 4-6 gelas air putih dan 4 botol susu

14
 Pola eliminasi
BAB 1-2x/hari, konsitensi lembek
BAK 6-8x/hari, kuning jernih
 Pola istirahat
Tidur siang 2-4 jam
Tidur malam 8- 10 jam
 Pola aktifitas : Anak bergerak aktif
 Personal hygiene
Mandi + gosok gigi 2x/hari
Keramas 3x/minggu
Ganti pakaian 2-3x/hari
 Pola Sosial Ekonomi : anak diasuh langsung oleh orang tua dan
keluarga serta kebutuhan sehari-hari tercukupi.

IV. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Komposmentis
Vital signs : N =80x/mnt
RR =28x/mnt
T = 36,5 x/mnt
2. Pengukuran antropometri:
BB : 11 Kg
LK : 40 cm
PB : 81 cm
LILA : 15 cm

3. Status Present
Kepala : Mesocephal, rambut tidak rontok, kulit kepala bersih
Muka : Tidak pucat, tidak ada oedema, tidak ada iritasi
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret

15
Mulut : Mulut simetris, bibir sedikit kering, tidak labiosisis, tidak
labipalatosisis.
Telinga : Simetris, tidak ada penumpukan serumen
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe, dan vena jugularis
Dada : Simetris, pernapasan dada teratur, tidak ada retraksi dinding
dada
Pulmo/COR : Tidak ada wheezing, ronkhi, dan stridor
Abdomen : Bulat, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada benjolan abnormal
Genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan
Punggung : Tidak ada benjolan atau kelainan tulang belakang
Anus : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : Simetris, tungkai bergerak aktif, tidak ada kelainan
Kulit : Lembab, tugor kulit baik
IV. ANALISA
Diagnosa : An. SL umur 18 Bulan, Laki-laki, dengan tumbuh kembang
normal.
Masalah :-
Kebutuhan : Imunisasi Pentabio Ulang dan Skrinning Perkembangan anak
menggunanakan KPSP sesuai dengan usianya.
V. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 8 Juni 2017 Jam : 11.45 WIB
1. Memberitahu Ibu tentang hasil pemeriksaan Anaknya, BB 11 kg, Nadi
80x/menit, RR 20x/menit, Suhu 36,5 0C
Hasil : Ibu mengetahui bahwa kondisi anaknya baik dan sehat
2. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang imunisasi DPT/Hb 3
dan polio 4 yang berfungsi untuk :
 DPT (Pentabio) untuk mencegah penyakit Difteri (penyumbatan
jalan napas), Pertusis (batuk .100 hari), dan Tetanus (yang dapat
berakibat kejang)
 Vaksin DPT/Hb (Pentabio) Ulang diberikan sebanyak 0,5 ml secara
IM di lengan kanan atas sebelah kanan

16
 Efek samping yang ditimbulkan dari vaksin DPT (Pentabio) ulang
adalah demam
Hasil: Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
3. Menyuntikkan vaksin DPT/Hb (Pentabio) Ulang secara IM pada lengan
kanan atas dengan dosis 0,5 ml
Hasil : vaksin DPT/Hb 3 sudah disuntikkan pada lengan kanan atas
dengan dosis 0,5 ml
4. Memberikan obat penurun demam (paracetamol 3x1 dosis 1/6 500 mg)
yang diminumkan sesampainya dirumah
Hasil : Ibu paham dan bersedia memberikan obat penurun demam
5. Melakukan deteksi dini tumbuh kembang menggunakan KPSP
Hasil : Hasil KPSP 10, Ibu merasa senang anaknya tumbuh dengan
sehat.
6. Menganjurkan Ibu untuk memberikan stimulasi perkembangan sesuai usia
anak
Hasil : ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan dan akan
meningkatkan pola asuhannya agar anak dapat berkembang dan tumbuh
dengan baik.
7. Menganjurkan Ibu kunjungan ulang ketika anak berumur 21 bulan untuk
memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya di posyandu atau
fasilitas kesehatan terdekat.
Hasil : Ibu bersedia datang kunjungan ulang untuk memantau
perkembangan anaknya di posyandu atau fasilitas kesehatan terdekat.

17
8. Menganjurkan ibu untuk menjaga dan memenuhi kebutuhan nutrisi anak
dengan gizi seimbang. Contohnya nasi, 1 potong kecil daging/ayam/telur,
1 potong kecil tahu/tempe, ¼ gelas sayur, 1 potong buah dan ½ gelas
bubur / 1 potong kue.
Hasil : Ibu bersedia menjaga dan memenuhi kebutuhan gizi anaknya.

Grobogan, November 2017


Pembimbing Klinik Praktikan

Eka Sri Hariati, SKM, S.ST.Keb Harisatul Qoyyimah


NIP. 19721113 199302 2 002 NIM.P1337424415040
Pembimbing Institusi

Nur Khafidhoh, S.SiT, M.Kes


NIP. 19801026 200604 2 003

18
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan pengkajian dan memberikan asuhan pada An. SL


umur 18 bulan dengan Tumbuh Kembang Normal di Posyandu Desa Klampok, maka
penulis mendapatkan data sebagai berikut :
1. Pengkajian
Berdasarkan teori, jadwal imunisasi dasar lengkap yakni :
a. Hb 0 saat lahir sampai 1 minggu
b. BCG dan Polio I saat usia 1 bulan
c. DPT I/HB I dan Polio II saat usia 2 bulan
d. DPT II/ HB II dan polio III saat usia 3 bulan
e. DPT III/ HB III dan polio IV saat usia 4 bulan
f. Campak saat usia 9 bulan
Dalam kasus, setelah dilakukan anamnesa didapat bahwa An. SL sudah
mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
2. Analisa ( Diagnosa )
Dalam teori, balita dapat dikatakan memiliki tumbuh kembang normal jika
pertumbuhannya sesuai arah garis pertumbuhan dan perkembangannya sesuai
dengan umurnya.
Dalam teori, hasil KPSP 9-10 menunjukkan perkembangan anak sesuai, 7-8
meragukan, dan dibawah 7 kemungkinan ada penyimpangan.
Dalam kasus, An. SL pertumbuhannya sesuai arah garis pertumbuhan dan
perkembangannya sesuai dengan umurnya.
Dalam kasus, hasil KPSP An. SL yaitu 10 yang artinya perkembangannya sesuai
dengan umurnya.
3. Implementasi
Dalam teori Implementasi adalah merencanakan asuhan kebidanan secara
komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidance based kepada klien/
pasien dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan
secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.

19
Dalam kasus, implementasi atau penatalaksanaan yang dilakukan kepada An. SL,
yakni:
a. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan.
b. Melakukan KPSP pada anak, dan evaluasi hasil dengan ibu.
c. Menganjurkan ibu untuk tetap menstimulasi perkembangan anaknya.
d. Menganjurkan ibu untuk memantau perkembangan anaknya di posyandu atau
fasilitas kesehatan terdekat.
e. Meganjurkan Ibu untuk memberikan gizi seimbang pada anaknya.
4. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan melihat keefektifan
dari asuhan yang sudah diberikan sesuai perubahan perkembangan kondisi klien
Dalam kasus, evaluasi dilaksanakan segera setelah selesai melaksanakan asuhan
sesuai kondisi klien, yakni berupa :
a. Ibu mengetahui keadaan anaknya.
b. Hasil KPSP 10 (S), Ibu merasa senang (Lembar KPSP terlampir).
c. Ibu bersedia untuk menstimulasi perkembangan anaknya.
d. Ibu bersedia memantau perkembangan anaknya di posyandu atau fasilitas
kesehatan terdekat.
e. Ibu bersedia untuk menjaga dan memberikan gizi seimbang pada anaknya.
5. Dokumentasi
Pencatatan dilakukan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai keadaan
atau kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan.
Dalam kasus, dokumentasi telah dilakukan segera setelah asuhan dilakukan yang
terdiri dari :
S : Ibu mengatakan ingin memeriksa perkembangan tumbuh kembang anaknya
O : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Vital Signs : N =80x/mnt
RR =20x/mnt
T = 36,5 x/mnt
Pengukuran antropometri:
BB : 11 Kg

20
LK : 40 cm
PB : 81 cm
LILA : 15 cm

A : Diagnosa :
An. SL dari Ny. N, umur 18 bulan, jenis kelamin laki-laki, balita sehat.
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : imunisasi Pentabio Ulang dan skrinning tumbuh kembang
dengan KPSP
P:
1. Memberitahu Ibu tentang hasil pemeriksaan Anaknya, BB 11 kg, Nadi
80x/menit, RR 20x/menit, Suhu 36,5 0C
Hasil : Ibu mengetahui bahwa kondisi anaknya baik dan sehat
2. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang imunisasi DPT/Hb 3
dan polio 4 yang berfungsi untuk :
 DPT (Pentabio) untuk mencegah penyakit Difteri (penyumbatan
jalan napas), Pertusis (batuk .100 hari), dan Tetanus (yang dapat
berakibat kejang)
 Vaksin DPT/Hb (Pentabio) Ulang diberikan sebanyak 0,5 ml secara
IM di lengan kanan atas sebelah kanan
 Efek samping yang ditimbulkan dari vaksin DPT (Pentabio) ulang
adalah demam
Hasil: Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
3. Menyuntikkan vaksin DPT/Hb (Pentabio) Ulang secara IM pada lengan
kanan atas dengan dosis 0,5 ml
Hasil : vaksin DPT/Hb 3 sudah disuntikkan pada lengan kanan atas
dengan dosis 0,5 ml
4. Memberikan obat penurun demam (paracetamol 3x1 dosis 1/6 500 mg)
yang diminumkan sesampainya dirumah
Hasil : Ibu paham dan bersedia memberikan obat penurun demam
5. Melakukan deteksi dini tumbuh kembang menggunakan KPSP
Hasil : Hasil KPSP 10, Ibu merasa senang anaknya tumbuh dengan
sehat.

21
6. Menganjurkan Ibu untuk memberikan stimulasi perkembangan sesuai usia
anak
Hasil : ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan dan akan
meningkatkan pola asuhannya agar anak dapat berkembang dan tumbuh
dengan baik.
7. Menganjurkan Ibu kunjungan ulang ketika anak berumur 21 bulan untuk
memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya di posyandu atau
fasilitas kesehatan terdekat.
Hasil : Ibu bersedia datang kunjungan ulang untuk memantau
perkembangan anaknya di posyandu atau fasilitas kesehatan terdekat.
8. Menganjurkan ibu untuk menjaga dan memenuhi kebutuhan nutrisi anak
dengan gizi seimbang. Contohnya nasi, 1 potong kecil daging/ayam/telur,
1 potong kecil tahu/tempe, ¼ gelas sayur, 1 potong buah dan ½ gelas
bubur / 1 potong kue.
Hasil : Ibu bersedia menjaga dan memenuhi kebutuhan gizi anaknya.

22
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Balita adalah singkatan bawah lima tahun atau bayi dan anak yang berusia lima
tahun kebawah. Masa bayi sering dianggap sebagai keadaan tidak berdaya
dimana bayi setiap hari belajar untuk semakin mandiri, sehingga diakhir masa
bayi dikenal sebagai anak yang baru belajar berjalan. Sedangkan anak biasa
diasosiasikan dengan keadaan anak yang sudah dapat berjalan dan menguasai
beberapa ketrampilan mandiri.
2. Setelah dilakukan beberapa asuhan kebidanan pada bayi atau balita , dapat
disimpulkan bahwa dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi atau
balita, tidak ada kesenjangan antara teori dan aplikasi, semua dikerjakan sesuai
apa yang ada dalam teori yaitu mengenai hal-hal yang perlu dilakukan selama
masa perkembangannya.
3. Dokumentasi dituliskan sesuai dengan teori, dilakukan segera setelah asuhan
bayi balita diberikan kepada An. SL yakni dengan menuliskan data subjektif, data
objektif, analisa dan penatalaksanaan (SOAP).
B. Saran
1. Asuhan kebidanan yang diberikan bidan kepada bayi hendaknya sesuai dengan
standard pelayanan kebidanan.
2. Dalam memberikan pelayanan kebidanan sebaiknya pengkajian dilakukan
secara menyeluruh sehingga kebutuhan balita dapat terpenuhi.

23
DAFTAR PUSTAKA

Bari, Syaifuddin, Abdul, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal, Jakarta:YBP-SP.

Mochtar, Rustam, 2002. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.

Nanny, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika.

Prawihardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP – SP.

Varney, Helen Dkk. 2001. Dokumentasi Kebidanan. Jakarata : EGC.

24
ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA FISIOLOGIS
An. SL UMUR 18 BULAN, LAKI-LAKI, BALITA SEHAT
DI PUSKESMAS GODONG 1

LAPORAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kuliah
Praktik Klinik Kebidanan Fisiologi dan
Praktik Kegawatdaruratan Maternal Neonatal Semester V

Oleh
Harisatul Qoyyimah
P1337424415040

PRODI S1 TERAPAN KEBIDANAN SEMARANG


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2017

i
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan Ilmiah : ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA FISIOLOGIS An. SL


UMUR 18 BULAN, LAKI-LAKI, BALITA SEHAT DI PUSKESMAS GODONG 1
Nama Penulis : Harisatul Qoyyimah
NIM : P1337424415040
Program Studi : S1 Terapan Kebidanan Semarang
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang

Grobogan, November 2017


Pembimbing Klinik Praktikan

Eka Sri Hariati, SKM, S.ST.Keb Harisatul Qoyyimah


NIP. 19721113 199302 2 002 NIM.P1337424415040
Pembimbing Institusi

Nur Khafidhoh, S.SiT, M.Kes


NIP. 19801026 200604 2 003

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penulisan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil fisiologis.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Praktik Kegawatdaruratan Maternal Neonatal dan Praktik Klinik Fisiologi
di Prodi S1 Terapan Kebidanan Semarang Poltekkes Kemenkes Semarang.
Dalam penulisan makalah ini, tidak lepas dari adanya bantuan dari berbagai pihak,
untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bidan pembimbing klinik pada Praktik Kegawatdaruratan Maternal Neonatal dan
Praktik Klinik Fisiologi
2. Ibu Nur Khafidhoh, S.SiT, M.Kes selaku dosen pembimbing pada Mata Kuliah
Praktik Kegawatdaruratan Maternal Neonatal dan Praktik Klinik Fisiologi
3. Rekan-rekan yang mengikuti Mata Kuliah Praktik Klinik Kebidanan.
4. Keluarga yang selalu mendukung penulis.
5. Semua pihak yang ikut membantu penulisan makalah yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Semarang, November 2017

Penulis

iii

Anda mungkin juga menyukai