Anda di halaman 1dari 15

Makalah Tumbuh Kembang Anak

MAKALAH TENTANG KEPERAWATAN ANAK


( TUMBUH KEMBANG ANAK )

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang yang menggunakan istilah
pertumbuhan dan perkembangan secara bergantian. Kedua proses ini berlangsung
secara interdependensi, artinya saling bergantung satu sama lain.

Kedua proses ini tidak bisa dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang secara pilah berdiri
sendiri-sendiri; akan tetapi bias dibedakan untuk maksud lebih memperjelas
penggunaannya. Dalam hal ini kedua proses tersebut memiliki tahapan-tahapan
diantaranya tahap secara moral dan spiritual. Karena pertumbuhan dan perkembangan
peserta didik dilihat dari tahapan tersebut memiliki kesinambungan yang begitu erat dan
penting untuk dibahas maka kita meguraikannya dalam bentuk struktur yang jelas baik
dari segi teori sampai kaitannya dengan pengaruh yang ditimbulkan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
:

- Mengapa pertumbuhan dan perkembangan pada anak perlu di awasi ?

- Apa saja pertumbuhan dan perkembangan masa konsepsi sampai remaja?

C. Tujuan
- Untuk memenuhi tugas Ilmu Keperawatan Anak tentang Pertumbuhan dan
perkembangan masa konsepsi sampai remaja.

- Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan masa konsepsi sampai remaja.

D. Manfaat

o Bagi Penulis

Menambah wawasan pengetahuan Ilmu Keperawatan Anak tentang Pertumbuhan dan


perkembangan masa konsepsi sampai remaja.

o Bagi Pembaca

Memberikan wawasan tentang Pertumbuhan dan perkembangan masa konsepsi sampai


remaja. Serta dapat menambah dan meningkatkan wawasan pengetahuan khususnya di
bidang Ilmu Keperawatan Anak.

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

1) Pengertian Pertumbuhan

Pertumbuhan (growth) merupakan peningkatan jumlah dan besar sel diseluruh bagian
tubuh selama sel-sel tersebut membelah diri dan menyintesis protein-protein baru.
Menghasilkan penambahan jumlah berat secara keseluruhan atau sebagian.

Pertumbuhan adalah bertambah jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang
secara kuantitatif dapat diukur ( Whalley dan Wong, 2000)

Pertumbuhan adalah adanya perubahan dalam jumlah akibat pertambahan sel dan
pembentukan protein baru sehingga meningkatkan jumlah dan ukuran sel diseluruh
bagian tubuh (Sutjiningsih, 1998 )
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang
normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik
(keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara
berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang
menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.

2) Pengertian Perkembangan

Perkembangan (development), adalah perubahan secara berangsur-angsur dan


bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkat dan meluasnya kapasitas seseorang
melalui pertumbuhan, kematangan, atau kedewasaan, dan pembelajaran. (wong, 2000).

Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957) bahwa


perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari
keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi,
artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan sebagai
prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambant laun bagian-
bagiannya akan menjadi semakin nyata dan tambah jelas dalam rangka keseluruhan.

B. TAHAP PENCAPAIAN TUMBUH KEMBANG ANAK

1. Masa Pranatal

Masa pranatal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara masa
pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari
satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan kemampuan berperilaku,
dihasilkan dalam waktu Iebih kurang sembilan bulan.

Masa pranatal terdiri atas dua fase yaitu :

- Fase Embrio.

- Fase Fetus.

2. Masa Pascanatal
Tumbuh kembang pada masa pascanatal dibagi ke dalam beberapa fase berikut :

2.1 Masa Neonatus (0-28 hari)

Tumbuh kembang masa pascanatal diawali dengan masa neonatus, yaitu dimana
terjadinya kehidupan yang baru. Pada masa ini terjadi proses adaptasi semua sistem organ
tubuh, dimulai dari aktifitas pernafasan, pertukaran gas dengan frekuensi pernapasan
antara 35-50 kali permenit, penyesuaian denyut jantung antara 120-160 kali permenit,
perubahan ukuran jantung menjadi lebih besar di bandingkan dengan rongga dada,
kemudian gerakan bayi mulai meningkat untuk memenuhi kebutuhan gizi.

2.2 Masa Bayi (29 hari 1 tahun)

Pada masa bayi, tahap tumbuh kembang dapat dikelompokkan menjadi 3 tahap yaitu :

Usia 1-4 bulan, tumbuh kembang pada tahap ini diawali dengan perubahan berat badan.
Bila gizi anak baik, maka perkiraan berat badan akan mencapai 700-1000 g/bulan.
Pertumbuhan tinggi badan agak stabil, tidak mengalami kecepatan dalam pertumbuhan
tinggi badan.

Usia 4-8 bulan, pertumbuhan pada usia ini ditandai dengan perubahan berat benda pada
waktu lahir. Rata-rata kenaikan berat benda adalah 500-600 g/bulan, apabila
mendapatkan gizi yang baik. Sedangkan pertumbuhan tinggi badan tidak
mengalamikecepatan dan stabil berdasarkan pertambahan umur.

Usia 8-12 bulan, pada usia ini pertumbuhan berat badan dapat mencapai tiga kali berat
badan lahir, pertambahan berat badan perbulan sekitar 350-450 gram pada usia 7-9 bulan,
250-350 gram pada usia 10-12 bulan, bila memperoleh gizi baik. Pertumbuhan tinggi
badan sekitar 1,5 kali tinggi badan pada saat lahir. Pada usia 1 tahun, pertambahan tinggi
badan masih stabil dan diperkirakan mencapai 75 cm.

2.3 Masa Anak (1-2 tahun)

Pada masa ini, anak akan mengalami beberapa perlambatan dalam pertumbuhan
fisik. Pada tahun kedua, anak hanya mengalami kenaikan berat badan sekitar 1,5 2,5 kg
dan penambahan tinggi badan 6-10 cm. Pertumbuhan otak juga akan mengalami
perlambatan, kenaikan lingkar kepala hanya 2 cm. untuk pertumbuhan gigi, terdapat
tambahan 8 buah gigi susu, termasuk gigi geraham pertama dan gigi taring, sehingga
seluruhnya berjumlah 14-16 buah. Pada usia 2 tahun, pertumbuhan fisik berat badan
sudah mencapai 4x berat badan lahir dan tinggi badan sudah mencapai 50 persen tinggi
badan orang dewasa. Menginjak usia 3 tahun, rata-rata berat badan naik menjadi 2-3
kg/tahun, tinggi badan naik 6-8 cm/tahun, dan lingkar kepala menjadi sekitar 50 cm.

2.4 Masa Prasekolah (3-6 tahun)

Pada masa prasekolah, berat badan mengalami kenaikan rata-rata 2kg/tahun. Tubuh
anak terlihat kurus, akan tetapi aktivitas motorik tinggi dan sistem tubuh mencapai
kematangan dalam hal berjalan, melompat, dan lain-lain. Tinggi badan bertambah rata-
rata 6,75 7,5 cm setiap tahun.

Pada masa ini anak mengalami proses perubahan pola bakan, umumnya mengalami
kesulitan untuk makan. Anak juga mulai menunjukkan kemandirian pada proses
eliminasi.

2.5 Masa Sekolah (6-12 tahun)

Fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira umur 6 sampai 12 tahun, sama
dengan masa usia Sekolah Dasar. Anak-anak menguasai keterampilan-keterampilan dasar
membaca, menulis dan berhitung. Secara formal mereka mulai memastiki dunia yang
lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia
anak, dan pengendalian diri sendiri bertambah pula.

2.6 Masa Remaja (12-18 tahun)

Pada masa remaja ini banyak dijumpai masalah, karena masa ini merupakan proses
menuju kedewasaan dan anak ingin mencoba mandiri. Masalah yang sering dijumpai
adalah perubahan bentuk tubuh.

Perkembangan khusus yang terjadi pada masa ini adalah kematangan identitas seksual
yang ditandai dengan perkembangan organ reproduksi. Masa ini merupakan masa krisis
identitas dimana anak memasuki proses pendewasaan dan meninggalkan masa anak-anak,
sehingga membutuhkan bantuan dari orang tua.

C. TEORI-TEORI PERKEMBANGAN
1. Perkembangan kognitif (Piaget)

1.1 Tahap sensori motor (0-2 tahun)

Anak mempunyai kemampuan dalam mengasimilasi dan mengakomodasi informasi


dengan cara melihat, mendengar, menyentuh dan kativitas motorik. Semua gerakan akan
diarahkan ke mulut dengan merasakan keingintahuan sesuatu dari apa yang dilihat,
didengar, disentuh dll.

1.2 Tahap praoperasional ( 2-7 tahun)

Anak belum mampu mengoperasionalkan apa yang dipikirkan melalui tindakan dalam
pikiran anak, perkembangan anak masih bersifat egosentris. Pada masa ini pikiran
bersifat transduktif menganggap semuanya sama. Seperti semua pria dikeluarga adalah
ayah maka semua pria adalah ayah. Selain itu ada pikiran animisme, yaitu selalu
memperhatikan adanya benda mati. Seperti anak jatuh dan terbentur batu, dia akan
menyalahkan batu tersebut dan memukulnya.

1.3 Tahap kongret (7-11 tahun)

Anak sudah memandang realistis dari dunianya dan mempunyai anggapan yang sama
dengan orang lain, sifat egosentrik sudah hilang, karena anak sudah mengerti tentang
keterbatasan diri sendiri. Anak sudah mengenal konsep tentang waktu dan mengingat
kejadian yang lalu. Pemahaman belum mendalam dan akan berkembang di akhir usia
sekolah (masa remaja).

1.4 Tahap formal operasional ( > 11 tahun)

Anak remaja dapat berpikir dengan pola yang abstrak menggunakan tanda atau
simbol dan menggambarkan kesimpulan yang logis. Mereka dapat membuat dugaan dan
mengujinya dengan pemikirannya yang abstrak, teoritis dan filosofis. Pola berfikir logis
membuat mereka mampu berpikir tentang apa yang orang lain juga memikirkannya dan
berpikir untuk memecahkan masalah.
2. Perkembangan psikoseksual anak (Freud)

2.1 Tahap oral (0-1 tahun)

Pada masa ini kepuasan dan kesenangan, kenikmatan dapat melalui dengan cara
menghisap, menggigit, mengunyah atau bersuara, ketergantungan sangat tinggi dan selalu
minta dilindungi untuk mendapatkan rasa aman. Masalah yang diperoleh pada tahap ini
adalah menyapih dan makanan.

2.2 Tahap anal (1-3 tahun)

Kepuasan pada fase ini adalah pada pengeluaran tinja.Anak akan menunjukkan
keakuannya dan sikapnya sangat narsistik yaitu cinta terhadap dirinya sendiri dan sangat
egosentrik, mulai mempelajari struktur tubuhnya. Masalah pada saat ini adalah obesitas,
introvet, kurang pengendalian diri dan tidak rapi.

2.3 Tahap oedipal/phalik ( 3-5 tahun)

Kepuasan pada anak terletak pada rangsangan autoerotik yaitu meraba-raba,


merasakan kenikmatan dari beberapa daerah erogennya, suka pada lain jenis. Anak laki-
laki cenderung suka pada ibunya dan anak perempuan cenderung suka pada ayahnya.

2.4 Tahap laten ( 5-12 tahun)

Kepuasan anak mulai terintegrasi, anak masuk dalam fase pubertas dan berhadapan
langsng pada tuntutan sosial seperti suka hubungan dengan kelompoknya atau sebaya,
dorongan libido mulai mereda.

2.5 Tahap Genital ( > 12 tahun)

Kepuasan anak pada fase ini kembali bangkit dan mengarah pada perasaan cinta
matang terhadap lawan jenis.

3. Perkembangan psikososial (Erikson)

3.1 Tahap percaya tidak percaya (0-1 th)


Bayi sudah terbentuk rasa percaya kepada seseorang baik orang tua maupun orang
yang mengasuhnya ataupun tenaga kesehatan yang merawatnya. Kegagalan pada tahap ini
apabila terjadi kesalahan dalam mengasuh atau merawat maka akan timbul rasa tidak
percaya.

3.2 Tahap kemandirian, rasa malu dan ragu (1-3 tahun)

Anak sudah mulai mencoba dan mandiri dalam tugas tumbuh kembang seperti
kemampuan motorik dan bahasa. Pada tahap ini jika anak tidak diberikan kebebasan
anak akanmerasa malu.

3.4 Tahap inisiatif, rasa bersalah (4-6 tahun)

Anak akan mulai inisiatif dalam belajar mencari pengalaman baru secara aktif dalam
aktivitasnya. Apabila pada tahap ini anak dilarang akan timbul rasa bersalah.

3.5 Tahap rajin dan rendah diri (6-12 tahun)

Anak selalu berusaha untuk mencapai sesuatu yang diinginkan atau prestasinya
sehingga anak pada usia ini adalah rajin dalam melakukan sesuatu. Apabila pada tahap ini
gagal anak akan rendah diri.

Tahap identitas dan kebingungan peran pada masa adolesence.anak mengalami


perubahan diri, perubahan hormonal.

Tahap keintiman dan pemisahan terjadi pada masa dewasa yaitu anak mencoba
melakukan hubungan dengan teman sebaya ata kelompok masyarakat dalam kehidupan
sosial.

Tahap generasi dan penghentian terjadi pada dewasa pertengahan yaitu seseorang
ingin mencoba memperhatikan generasi berikutnya dalam kegiatan aktivitasnya.

Tahap integritas dan keutusasaan terjadi pada dewasa lanjut yaitu seseorang
memikirkan tugas-tugas dalam mengakhiri kehidupan.

D. CARA PENILAIAN TUMBUH KEMBANG ANAK

1. Pengukuran antropometrik
Pengukuran antropometrik meliputi :

1.1 Berat badan

Untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh
(tulang, otot, lemak, cairan tubuh ) sehingga akan diketahui status gizi anak atau tumbuh
kembang anak. BB dapat juga sebagai menghitung dosis obat. Penilaian berat badan
berdasarkan umur menurut WHO dengan baku NCHS, berdasarkan tinggi badan
menurut WHO, dan NCHS yaitu; persentil ke 75 -25 dikatakan normal, persentil 10-5
malnutrisi sedang dan < >

- Kenaikan berat badan pada bayi cukup bulan kembali pada hari ke-10.

Umur 10 hari : BBL

Umur 5 balan : 2 x BBL

Umur 1 tahun : 3 x BBL

Umur 2 tahun : 4 x BBL

Pra sekolah : meningkat 2 kg/tahun

Adolecent : meningkat 3-3,5 kg/tahun

- Kenaikan BB pada tahun pertama kehidupan

Trimester I : 700-1000 gram/bulan

Trimester II : 500-600 gram/bulan

Trimester III : 350-450 gram/bulan

Trimester IV : 250-350 gram/bulan

- Perkiraan BB dalam kilogram

Usia 3-12 bulan : umur (bulan) + 92

Usia 1-6 tahun : umur (tahun) x 2 + 8

Usia 6-12 tahun : umur (tahun) x 7 52


2.2 Tinggi Badan

Pengukuran tinggi badan untuk menilai status perbaikan gizi disamping faktor genetik.
Penilaian TB dapat dilakukan dengan sangat mudah dalam menilai gangguan
pertumbuhan dan perkembangan anak. Penilaian TB daat berdasarkan umur menurut
WHO dengan baku NCHS yaitu dengan cara presentase dari median dengan penilaian ;
90& adalah normal, <>

TB meningkat sampai tinggi maksimaldicapai, meningkat pesat pada usia bayi dan
adolecent dan berhenti pada usia 18 20 tahun.

TB dapat diperkirakan sebagai berikut :

Umur 1 tahun = 1,5 x TB lahir

Umur 4 tahn = 2 x TB lahir

Umur 6 tahun = 1,5 x TB setahun

Umur 13 tahun = 3 x TB lahir

Dewasa = 3,5 x TB lahir atau 2 x TB umur 2 tahun)

Atau dengan rumus Behrman,

Lahir = 50 cm

Umur 1 tahun = 75 cm

Umur 2 12 tahun = umur (tahun) x 6 + 77

Atau berdasarkan potensi genetik TB akhir :

Wanita = (TB ayah 13 cm) +TB ibu 8,5 cm2

Pria = (TB ibu + 13 cm) + TB ayah 8,5 cm2

2.3 Lingkar kepala

Dapat digunakan untuk menilai pertumbuhan otak. Penilaian ini dapat dilihat apabila
pertumbuhan otak kecil (mikrosefali) maka menunjukkan adanya retardasi mental,
sebaliknya apabila otaknya besar (volume kepala meningkat) akibat penyumbatan pada
aliran cairan cerebrospinalis.

- Peningkatan volume
6 -9 bulan kehamila = 3 gram/24 jam

Lahir-6 bulan = 2 gram/24 jam

6 bulan- 3 tahun = 0,35 gram/24 jam

3-6 tahun = 0,15 gram/24 jam

- Pengukuran lingkar lengan atas

Digunakan untuk menilai jaringan lemak dan otot, tetapi penilaian ini banyak
berpengaruh pada keadaan jaringan tubuh apabila dibanding dengan BB. Penilaian ini
juga dapat dipakai untuk menilai status gizi pada anak usia pra sekolah.

2.4 Pemeriksaan Fisik

Untuk menilai pertumbuhan dan perkembangan dengan cara melakukan pemeriksaan


fisik, dengan melihat bentuk tubuh, perbandingan bagian tubuh dan anggota gerak
lainnya, menentukan jaringan otot dengan memeriksa lengan atas, pantat dan paha,
menentukan jaringan lemak dilakukan pada triseps, rambut dan geligi

2.5 Pemeriksaan Laboratorium

Dilakukan untuk menilai keadaan pertumbuhan dan perkembangan dengan status


keadaan penyakit, adapun pemeriksaan yang dapat dilakukan ; pemeriksaan Hb, serum
protein (albumun, globulin), hormonal, dll.

2.6 Pemeriksaan radiologi

Dilakukan untuk menilai umur pertumbuhan dan perkembangan seperti tulang


(apabila dicurigai adanya gangguan pertumbuhan )

E. PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK

Tujuan

- Mengetahui kelainan perkembangan anak dan hal-hal lain yang merupakan isiko
terjadinya perkembangan tersebut

- Mengetahui berbagai masalah perkembangan yang memerlukan pengobatan atau


konseling genetik
Mengetahui anak perlu dirujuk

Cara deteksi perkembangan

a. DDST (Denver development screnning test)

b. KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)

c. KPAP (Kuesioner Perilaku Anak Pra Sekolah)

d. Tes Daya Lihat dan tes Kesehataan Mata Anak Pra Sekolah

e. Tes Daya Dengar Anak (TDD)

F. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBANG ANAK

1. Faktor herediter

Merupakan faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan yaitu suku, ras, dan jenis
kelamin (Marlow, 1988 dalam Supartini, 2004). Jenis kelamin ditentukan sejak dalam
kandungan. Anak laki-laki setelah lahir cenderung lebih besar dan tinggi dari pada anak
perempuan, hal ini akan nampak saat anak sudah mengalami masa pra-pubertas. Ras dan
suku bangsa juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya suku bangsa
Asia memiliki tubuh yang lebih pendek dari pada orang Eropa atau suku Asmat dari Irian
berkulit hitam.

2. Faktor lingkungan

- Lingkungan pra-natal

Kondisi lingkungan yang mempengaruhi fetus dalam uterus yang dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan janin antara lain gangguan nutrisi karena ibu kurang
mendapat asupan gizi yang baik, gangguan endokrin pada ibu (diabetes mellitus), ibu yang
mendapatkan terapi sitostatika atau mengalami infeksi rubela, toxoplasmosis, sifilis dan
herpes. Faktor lingkungan yang lain adalah radiasi yang dapat menyebabkan kerusakan
pada organ otak janin.
- Lingkungan pos-natal

Lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan setelah bayi


lahir adalah:

a. Nutrisi

Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang keberlangsungan
proses pertumbuhan dan perkembangan. Terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan
seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air.Apabila kebutuhan tersebut
tidak atau kurang terpenuhi maka dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan
anak. Asupan nutrisi yang berlebihan juga berdampak buruk bagi kesehatan anak, yaitu
terjadi penumpukan kadar lemak yang berlebihan dalam sel/jaringan bahkan pada
pembuluh darah.

Penyebab status nutrisi kurang pada anak :

- Asupan nutrisi yang tidak adekuat, baik secara kuantitatif maupun kualitatif

- Hiperaktivitas fisik/ istirahat yang kurang

- Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi

- Sters emosi yang dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau absorbsi makanan
tidak adekuat

b. Budaya lingkungan

Budaya keluarga atau masyarakat akan mempengaruhi bagaimana mereka dalam


mempersepsikan dan memahami kesehatan dan perilaku hidup sehat. Pola perilaku ibu
hamil dipengaruhi oleh budaya yang dianutnya, misalnya larangan untuk makan makanan
tertentu padahal zat gizi tersebut dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin. Keyakinan untuk melahirkan d dukun beranak dari pada di tenaga kesehatan.
Setelah anak lahir dibesarkan di lingkungan atau berdasarkan lingkungan budaya
masyarakat setempat.

c. Status sosial dan ekonomi keluarga

Anak yang dibesarkan di keluarga yang nerekonomi tinggi untuk pemenuhan


kebutuhan gizi akan tercukupi dengan baik dibandingkan dengan anak yang dibesarkan di
keluarga yang berekonomi sedang atau kurang. Demikian juga dengan status pendidikan
orang tua, keluarga dengan pendidikan tinggi akan lebih mudah menerima arahan
terutama tentang peningkatan pertumbuhan dan perkembangan anak, penggunaan
fasilitas kesehatan dll dibandingka dengan keluarga dengan latar belakang pendidikan
rendah.

d. Iklim/cuaca

Iklim tertentu akan mempengaruhi status kesehatan anak misalnya musim penghujan
akan dapat menimbulkan banjir sehingga menyebabkan sulitnya transportasi untuk
mendapatkan bahan makanan, timbul penyakit menular,dan penyakit kulit yang dapat
menyerang bayi dan anak-anak. Anak yang tinggal di daerah endemik misalnya endemik
demam berdarah, jika terjadi perubahan cuaca wabah demam berdarah akan meningkat.

e. Olahraga/latihan fisik

Manfaat olah raga atau latihan fisikyang teratur akan meningkatkan sirkulasi darah
sehingga meningkatkan suplai oksigen ke seluruh tubuh, meningkatkan aktivitas fisik dan
menstimulasi perkembangan otot dan jaringan sel

f. Posisi anak dalam keluarga

Posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah atau anak bungsu akan
mempengaruhi poa perkembangan anak tersebut diasuh dan dididik dalam keluarga.

g. Status kesehatan

Status kesehatan anak dapat berpengaruh pada pencapaian pertumbuhan dan


perkembangan. Hal ini dapat terlihat apabila anak dalm kondisi sehat dan sejahtera maka
percepatan pertumbuhan dan perkembangan akan lebih mudah dibandingkan dengan
anak dalam kondisi sakit.

h. Faktor Hormonal

Faktor hormonal yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak adalah
somatotropon yang berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan, hormon
tiroid dengan mestimulasi metabolisme tubuh, glukokortiroid yang berfungsi menstimulasi
pertumbuhan sel interstisial dari testis untuk memproduksi testosteron dan ovarium untuk
memproduksi estrogen selanjutnya hormon tersebut akan menstimulasi perkembangan
seks baik pada anak laki-laki maupun perempuan sesuai dengan peran hormonnya.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Pertumbuhan (growth)


merupakan peningkatan jumlah dan besar sel diseluruh bagian tubuh selama sel-sel
tersebut membelah diri dan menyintesis protein-protein baru. Menghasilkan penambahan
jumlah berat secara keseluruhan atau sebagian. Dan Perkembangan (development), adalah
perubahan secara berangsur-angsur dan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh,
meningkat dan meluasnya kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, kematangan, atau
kedewasaan, dan pembelajaran. (wong, 2000).

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.Aziz Alimul, 2006, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.
Pertumbuhan-dan-perkembangan-manusia.html
Soetjiningsih, SpAk, 1995, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai