Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR KOMPETENSI PERAWAT GIGI 3) Kemampuan menjalin dan memelihara hubung

KOMPETENSI dengan para sejawat anggota tim kesehatan lain.


Manajemen 4) Kemampuan mendorong peran anggota tim
a. Administrasi dan Manajemen kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
1) Kemampuan menunjukkan kepemimpinan dalam
permasalahan keperawatan gigi.
2) Kemampuan merencanakan pengelolaan rencana 2Pengawasan Penularan Penyakit (Cross Infection Contr
kerja harian,
bulanan dan tahunan serta pencatatan kegiatan dan a)
keluarannya.
Kemampuan berbuat untuk setiap saat m
3) keamanan
Kemampuan melaksanakan pekerjaan perkantoran, perorangan dan kelompok.
administrasi dan tugas-tugas akuntansi yang diharapkan
b) secara teliti
Kemampuan menerapkan secara berhati-hati
dan efisien dengan menggunakan komputer atau peralatan lainnya.
penggunaan peralatan sterilisasi (autoclave, dry heat,ds
4) Kemampuan membuat dokumen secara teliti c) dan memelihara
Kemampuan menggunakan secara tepat zat de
kerahasiaannya. dekontaminasi.
5) Kemampuan mengontrol persediaan peralatan d) dan bahan-
Kemampuan membersihkan, mensterilkan dan
bahan dan mencatat persediaan obat. fasilitas dan instrument kesehatan gigi yang steril.
6) Kemampuan memelihara kebersihan dan pengaturan e) klinik.
Kemampuan menunjukkan dan menerapkan ste
aman danasuhan
7) Tanggung jawaab dan tanggung gugat dalam pelayanan prosedur, pengawasan penularan penyakit
kesehatan gigi dan mulut. dalam perawatan rutin pasien.
8) f)
Kemampuan mengelola pelayanan asuhan kesehatan Kemampuan
gigi dan untuk melindungi diri terhada
mulut. penyakit.
b. Komunikasi g) Kemampuan membuang sampah termasuk benda
1) Kemampuan menunjukkan komunikasi dan dan berbahaya
hubungan antardengan cara aman.
manusia yang efektif dan berembuk dengan pasien dan tim
kesehatan gigi baik secara perorangan dan 3dalam tim atau
.Pemeliharaan dan Penggunaan Peralatan
pertemuan. a. Kemampuan mengawasi persediaan peralatan dan
2) Kemampuan melaksanakan komunikasi yang b. efektif dan
Kemampuan memelihara dan merawat berb
proses pendidikan kesehatan gigi dan mulut termasuk saran pre/post
peralatan dan mampu mengasah berbagai instrument
operation (chair side talk ). dan menerapkan secara efisien cara-cara pengasahan.
3) Kemampuan menilai kebersihan mulut dan memotivasi
c. pasien
Kemampuan mempersiapkan dan mengguna
untuk berperilaku yang menunjang kesehatan gigi dan mulut. elektrik, alat berputar (hand piece, contra
kedokteran
4) Kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan hati-hati saluran-
dan efektif.
saluran komunikasi formal maupun informal.
5) Kemampuan berkomunikasi dalam taraf international.
6) Kemampuan melakukan informasi concern dengan 4.Peningkatan
pasien. kesehatan dan pencegahan penyakit gigi d
7) Kemampuan melakukan komunikasi terapeutika.dengan pasien.
Kemampuan melakukan studi tentang penilaia
c. Kerjasama Tim pelayanan kesehatan gigi masyarakat dan menyiapkan
1) Kemampuan mengembangkan proses kepemimpinannya yang kerja strategis.
menyusun rencana
diperlukan untuk menciptakan kerjasama yang baik dalam
b. tim.
Kemampuan untuk melakukan pemeriksaan OH
2) Kemampuan berkerjasama dalam tim kesehatan lainnyaPTI.
DMF-T, dalam
membuat keputusan baik individu maupun tim.
c. 4) masyarakat
Kemampuan mengidentifikasi resiko kelompok Kemampuan membersihkan dan memoles gigi da
beresiko dan menyusun strategi untuk menghadapinya,
5) bekerjasama
Kemampuan menggunakan rubber dam.
dengan kebutuhan khusus kelompok masyarakat. c. Pertolongan pertama (first aid/relief pain)
d. Kemampuan untuk mengenali lesi dini dari kanker
1) Kemampuan
mulut dan mengelola dan membantu tindakan d
manifestasi HIV/AIDS di mulut. dan dental.
e. Kemampuan bekerja melalui kerjasama dengan 2) komisikomisi
Kemampuan melakukan pertolongan per
mengurangi
pembangunan di kabupaten /kota dan lintas sector dengan rasa sakit pada penyakit gigi akut.
program
lain yang berorientasi pada masyarakat untuk3) meningkatkan
Kemampuan mengidentifikasi dan mengelola ke
kesehatan dan kesehatan gigi dan pembangunan masyarakat dengan
yang terjadi selama dan sesudah pengobatan gigi.
menggunakan pendekatan PHC. 4) Kemampuan memberikan pertolongan pertama
maxillo-facial, absces, periodontitis.
5) Bila gigi gangraen dengan periapikal absces ma
trepanasi dengan cara membuka kavum pulpa dengan
5Perlindungan Khusus kapas jangan diberi tumpatan sementara.
a. Kemampuan mencatat pemeriksaan, mengidentifikasi dan
rencana asuhan keperawatan gigi.
b. Kecakapan melaksanakan profilaksis mulut (skaling supra
gingival, polis) secara benar,efektif, dan aman.
c. Kemampuan melakukan scalling. 7Rujukan
d. Kemampuan melakukan fissure sealant, fluoride a. gel,Mengenal
varnish pengetahuan dasar / bidang kemampua
dan topical application. b. Kemampuan mengenal kasus-kasus ya
kewenangannya dan melaksanakan rujukan.
6Tindakan Asuhan Keperawatan di Klinik c. Kemampuan mengenal berbagai penyakit
a. Pencabutan Gigi manifestasi beberapa penyakit infeksi yang harus diruju
a) Melakukan riwayat, pemeriksaan, identifikasi dan perencanaan
untuk pasien dengan berbagai kondisi kesehatan gigi dan mulut.
8Peneliti
b) Kemampuan untuk melaksanakan pencabutan a. gigi sulung
Kemampuan melakukan penelitian untuk meni
dengan topikal anaesthesi dan infiltrasi anaesthesi. memberikan masukan dalam pengembangan keperaw
c) Kemampuan untuk melaksanakan pencabutanmeningkatkan
gigi tetap akarstandar dan kegiatan-kegiatan gigi p
tunggal dengan infiltrasi anaesthesi. preventif.
d) Kemampuan melakukan perawatan pasca pencabutanb. Kemampuan
dan menyusun instrument untuk pengu
komplikasi. kuantitatif dan kualitatif.
b. Konservasi Gigi c. Kemampuan mengumpulkan data mengenai k
1) Kemampuan mengidentifikasi karies gigi dan menyeleksi gigi perorangan dan masyarakat.
status kesehatan
kasus-kasus untuk dilakukan perawatan konservasid. sesuai Kemampuan
dengan memproses, menganalisa
kemampuannya / kewenangannya. menginterpretasikannya secara tepat.
2) Kemampuan melakukan preparasi kavitas dan e. penumpatan
Kemampuan bekerjasama dalam menyiapkan pe
(gigi sulung dan gigi tetap pada satu/dua permukaan penelitian untuk dipublikasikan.
menggunakan
amalgam, silikat,dsb).
3) Kemampuan melakukan preparasi kavitas dengan excavator
dan penumpatan dengan ART.
9Hukum dan perundang – undangan c. Menghargai nilai-nilai, adat istiadat, kepercayaa
a. Kemampuan menunjukkan berperilaku praktik
sesuai secara
denganindividu dan kelompok.
peraturan dan undang-undang yang berkaitan dengan
d. praktikmemelihara martabat dan integritas pe
Bertindak
keperawatan gigi. kelompok.
b. Kemampuan melakukan praktik sesuai dengan e. kode etik sikap kesehatan gigi promotif dan p
Memelihara
profesi. melakukan praktik kesehatan gigi sesuai dengan ap
diajarkan.
10Asisten dokter gigi f. Mewujudkan tanggung jawab dan resiko sehubu
a. Kemampuan membantu operator dalam perawatan perawatan
rutingigi
padadan mulut.
klinik gigi (sebagai chair side assistant). g. Kemauan untuk berpartisipasi dalam kegiatan p
b. Kemampuan membantu prosedur restorasi gigi profesi
dan untuk menjamin keterampilan dan pengetahuan.
prosedur
bedah mulut dan periodontal. h. Penghargaan terhadap pengetahuan baru dan
c. Kemampuan menyiapkan dan menerapkan penggunaankemampuan bahan-untuk mempelajari karir profesiona
bahan pada pengobatan gigi pasien. menyeluruh.
d. Kemampuan membantu dokter gigi atau dokter i. gigiBekerja dalam struktur sistem kesehatan.
spesialis
dalam pengobatan pasien. j. Selalu bertindak untuk meningkatkan keselama
e. kelompok
Kemampuan manipulasi bahan cetakan dan mengecor cetakan dan diri sendiri.
untuk studi. k. Menjadi panutan di dalam penampilan dan
f. Kemampuan menyiapkan dan melakukan personal. topica
treatment/solution yang ditetapkan oleh dokter gigi l.atau dokter
Bekerja di semua bidang sesuai metode, sistema
gigi
spesialis. sungguh dan akurat.
g. Kemampuan melakukan irigasi mulut. m. Menjaga kerahasiaan orang sesuai dengan profesio
n. Kreatif, inisiatif dan cermat.
o. Berpikir kritis dan analitis.
p. Mengindentifikasi dan memecahkan masalah.
11Asisten Dokter Gigi Spesialis q. Berhati-hati, penuh dedikasi dan tanggung jawab.
a. Kemampuan melepas jahitan, periodontal packes, ligatures,
arch wire fixation pin dan arch wires.
b. Kemampuan memilih bands dan pengetahuan tentang
perawatan penyimpanan dan pemeliharaan removable Kemampuan Kolaboratif:
dental
appliance dan orthodontic bands. 1. Pencabutan Gigi
c. a.
Mampu membantu dokter gigi dalam melaksanakan Kemampuan
operasi mencabut gigi, drainase abscess d
kecil. infeksi dalam mulut.
b. Kemampuan melaksanakan pencatatan riw
12Sikap pemeriksaan, mengidentifikasi dan merencanakan peraw
a. Melaksanakan perawatan pasien dengan aman,c.efektif,
Kemampuan
etis dan merawat komplikasi pasca operas
sensitif, menunjukan perilaku sesuai dengan budaya socket
dan pemahaman
dan pendarahan.
tentang budaya, etnik dan perbedaan social d.ekonomi yang
Kemampuan memberikan gambaran tentang
mempengaruhi pasien dan dirinya. lokal dan memberikan anastesi lokal yang tepat dan
b. dan memberikan
Merawat pasien dengan respek dan empati serta aman (baik blok maupun lokal).
pelayanan dengan standar yang tinggi. e. Kecakapan dalam pencabutan gigi-gigi tetap
sulung. PERAWAT GIGI DAPAT PRAKTEK SESUAI DENGAN

f. Kemampuan menggunakan berbagai prosedur pencabutan KOMPETENSI


gigi
dalam perawatan sesuai dengan tingkat kompetensinya.
MENURUT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
g. Kemampuan untuk memberikan petunjuk pasien pasca operasi
dan komplikasi. NOMOR 36 TAHUN 2009

TENTANG KESEHATAN
2.Konservasi Gigi
a. Kemampuan mengidentifikasi karies gigi
Pasal dan
93 menyeleksi
kasus-kasus untuk dilakukan perawatan.
Menyatakan bahwa :
b. Kemampuan melakukan preparasi kavitas dan penumpatan gigi
(gigi sulung dan gigi tetap pada semua kelas kavitas kecuali kelas IV
(1) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan
menggunakan almagam, silikat, dsb) menggunakan untuk
high speed atau
low speed.
c. memelihara dan meningkatkan
Kemampuan untuk memahami dan menggunakan bahan derajat kesehatan

tumpatan.
masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan
d. Kemampuan untuk membersihkan dan memoles
gigi, gigi tumpatan.
e. Terampil menggunakan rubber dam.
pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit
gigi, dan

pemulihan kesehatan gigi oleh Pemerintah,


pemerintah

daerah, dan/atau masyarakat yang dilakukan secara

terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan.

(2) Kesehatan gigi dan mulut sebagaimana


dimaksud pada

ayat (1) dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan


gigi

perseorangan, pelayanan kesehatan gigi


masyarakat,

usaha kesehatan gigi sekolah.

Pasal 94

Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin

ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan


obatkesehatan gigi dan mulut dalam rangka
memberikanpelayanan kesehatan gigi dan mulut
yang aman, bermutu, dan terjangkau oleh
masyarakat
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK 5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
INDONESIA 1392/Menkes/SK/ XII/2001 tentang Registrasi dan
Izin Kerja Perawat Gigi;
NOMOR 161/MENKES/PER/I/2010
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
TENTANG REGRISTASI TENAGA KESEHATA 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan
Tata Kerja DepartemenKesehatan;

MEMUTUSKAN :
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA Menetapkan :

NOMOR 284/MENKES/SK/IV/2006 Kesatu : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN


TENTANG STANDARPELAYANAN ASUHAN
TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT.

STANDAR PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI Kedua : Standar Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi
DAN MULUT dan Mulut dimaksud dalam Diktum Kesatu
sebagaimana terlampir dalam Lampiran
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Keputusan ini.

Menimbang : a. bahwa pelayanan asuhan kesehatan Ketiga : Standar sebagaimana dimaksud dalam
gigi dan mulut adalah merupakan pelayanan diktum Kedua digunakan sebagai acuan oleh
profesional yang diberikan oleh perawat gigi perawat Gigi dalam melakukan pekerjaan pelayanan
kepada perorangan dan masyarakat; kesehatan gigi dan mulut.

b. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu Keempat : Menteri, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi
pelayanan kekesehatan gigi dan mulut diperlukan dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
adanya suatu Standar Pelayanan Asuhan Kesehatan melakukan pembinaan dan pengawasan
Gigi dan Mulut yang ditetapkan dengan Keputusan pelaksanaan standar pelayanan asuhan kesehatan
Menteri Kesehatan; gigi dan mulut ini dengan mengikutsertakan
Organisasi Profesi sesuai dengan fungsi dan
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun tugasnya masing-masing.
1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun
1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Kelima : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal
Nomor 3495); ditetapkan.

2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Ditetapkan di Jakarta


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun
2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara pada tanggal 21 April 2006
Nomor 4437);
MENTERI KESEHATAN,
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Dr. dr. SITI FADILAH SUPARI, Sp. JP (K)
Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3637); Standar asuhan kesehatan gigi dan mulut oleh
perawat gigi meliputi:
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1035/Menkes/SK/ IX/1998 tentang Perawat Gigi; 1. Standar Administrasi dan Tata Laksana :
a. Standar Administrasi. e. Standar Pencabutan Gigi Permanen Akar Tunggal
Dengan Infiltrasi Anestesi.
b. Standar Tata Laksana Pelayanan Asuhan
Kesehatan Gigi dan Mulut. f. Standar Rujukan.

2. Standar Pengumpulan Data Kesehatan Gigi : g. Standar Pencatatan dan Pelaporan.

a. Standar Penjaringan Data Kesehatan Gigi dan 6. Standar Hygiene Kesehatan Gigi :
Mulut.
a. Standar Higiene Petugas Kesehatan Gigi dan
b. Standar Pemeriksaan OHIS. Mulut.

c. Standar Pemeriksaan DMF-T/def-t. b. Standar Sterilisasi dan Pemeliharaan alat-alat


Kesehatan Gigi.
d. Standar Pemeriksaan CPITN.
c. Standar Lingkungan Kerja.
3. Standar Promotif :
7. Standar Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut
a. Standar Penyusunan Rencana Kerja Penyuluhan Pasien Umum Rawat
Kesehatan Gigi dan Mulut.
Inap.
b. Standar Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut.
8. Standar Peralatan dan Bahan Asuhan Kesehatan
c. Standar Pelatihan Kader. Gigi dan Mulut. Setiap standar diuraikan ke dalam
pernyataan dan rasional, kriteria input, kriteria
4. Standar Preventif : proses dan kriteria output kecuali untuk peralatan
dan bahan.
a. Standar Sikat Gigi Massal.

b. Standar Kumur-kumur Dengan Larutan Fluor.


1. Pernyataan
c. Standar Pembersihan Karang Gigi.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI
d. Standar Pengolesan fluor. Nomor : 1392/ Menkes/SK/XII/2001 tentang
Registrasi dan Izin Kerja Perawat Gigi, perawat gigi
e. Standar Penumpatan Pit dan Fissure Sealant. yang menjalankan pelayanan asuhan kesehatan gigi
dan mulut harus memiliki Surat Izin Perawat Gigi
5. Standar Kuratif :
(SIPG) sebagai bukti tertulis pemberian kewenangan
untuk menjalankan pekerjaan keperawatan gigi di
a. Standar Pencabutan Gigi Sulung Goyang Derajat 2
seluruh wilayah Indonesia dan Surat Izin Kerja (SIK)
atau Lebih
sebagai bukti tertulis yang diberikan kepada
perawat gigi untuk melakukan pelayanan asuhan
b. Standar Atraumatic Restorative Treatment (ART).
kesehatan gigi dan mulut di sarana kesehatan.

c. Standar Penumpatan Gigi 1 – 2 Bidang Dengan


2. Rasional
Bahan Amalgam.

SIPG dan SIK wajib dimiliki oleh perawat gigi dalam


d. Standar Penumpatan Gigi 1 – 2 Bidang Dengan
menjalankan pekerjaannya dimaksudkan untuk
Bahan Sewarna Gigi.
meningkatkan mutu pelayanan asuhan kesehatan
gigi dan mulut serta perlindungan tenaga BAB I
kesehatan dan masyarakat penerima pelayanan.
KEWAJIBAN UMUM
3. Kriteria input
Pasal 1
a. Adanya perawat gigi
Setiap Perawat Gigi Indonesia harus senantiasa
b. Adanya laporan pimpinan penyelenggara menjalankan profesinya secara optimal.
pendidikan perawat gigi yang meliputi :
Pasal 2
1) Daftar nama lulusan perawat gigi;
Setiap Perawat Gigi Indonesia wajib menjunjung
2) Jenis kelamin; tinggi norma-norma hidup yang luhur.

3) Tempat dan tanggal lahir; Pasal 3

4) Lulus tahun; Dalam menjalankan profesi, setiap Perawat Gigi


Indonesia tidak dibenarkan melakukan perbuatan
5) Alamat;
yang bertentangan dengan Kode Etik.
6) Keterangan.
Pasal 4
c. Adanya kelengkapan registrasi perawat gigi.
Setiap Perawat Gigi Indonesia harus memberikan
KODE ETIK kesan dan keterangan atau pendapat yang dapat

PERAWAT GIGI INDONESIA dipertanggung jawabkan.

MUKADIMAH Pasal 5

Mengingat profesi perawat gigi merupakan tugas Setiap Perawat Gigi Indonesia agar menjalin kerja
mulia yang tidak terlepas dari fungsi kemanusiaan sama yang baik dengan tenaga kesehatan
dalam bidang kesehatan, maka perlu memiliki
suatu kode etik yang dijiwai oleh nilainilai Pancasila lainnya.
dan Undang-undang Dasar 1945. Seorang perawat
gigi dalam menjalankan profesinya perlu membawa Pasal 6
diri dalam sikap dan tindakan yang terpuji. Baik
dalam hubungannya terhadap penderita, Setiap Perawat Gigi Indonesia wajib bertindak
masyarakat, teman sejawat, maupun profesinya. sebagai motivator dan pendidik masyarakat.
Dengan Rachmat Tuhan Yang Maha Esa serta
didorong keinginan luhur untuk mewujudkan Pasal 7
martabat, wibawa dan kehormatan profesi perawat
Setiap Perawat Gigi Indonesia wajib berupaya
gigi, maka Perawat Gigi yang bergabung dalam
wadah Persatuan Perawat Gigi Indonesia ( PPGI ) meningkatkan kesehatan gigi dan mulut

dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab masyarakat

merumuskan Kode Etik Perawat Gigi Indonesia yang


dalam bidang promotif, preventive dan kuratif
wajib dihayati, ditaati dan diamalkan oleh setiap
sederhana.
Perawat Gigi yang menjalankan profesinya di
wilayah hukum Indonesia.
BAB II
KEWAJIBAN PERAWAT GIGI TERHADAP MASYARAKAT

Pasal 8

Dalam menjalankan profesinya, setiap Perawat Gigi


Indonesia wajib memberikan pelayanan yang

sebaik mungkin kepada individu masyarakat.

Pasal 9

Dalam hal ini ketidakmampuan dan diluar


kewenangan Perawat Gigi Indonesia berkewajiban

merujuk kasus yang ditemukan kepada tenanga


yang lebih ahli.

Pasal 10

Setiap Perawat Gigi Indonesia wajib merahasiakan


segala sesuatu yang ia ketahui tentang kliennya.

Pasal 11

Setiap Perawat gigi indonesia wajib memberikan


pertolongan darurat dalam batas-batas

kemampuan, sebagai suatu tugas perikemanusiaan,


kecuali pada waktu itu ada orang lain yang lebih

mampu memberikan pertolongan.

Anda mungkin juga menyukai