Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Universitas Muslim Indonesia merupakan salah satu perguruan tinggi di Indonesia
yang senantiasa diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang terampil,
profesional dan tentunya mengedepankan kemaslahatan ummat. Oleh karena itu,
Universitas Muslim Indonesia dituntut agar selalu menyelesaikan program
pendidikan sesuai dengan kondisi kekinian, sehingga mahasiswa dapat
mempergunakan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh sebagai pegangan
dalam menghadapi berbagai kendala yang mungkin akan terjadi pada lingkungan
kerjanya dikemudian hari.

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Profesi mengharuskan mahasiswa terjun langsung ke


grass root untuk kemudian menyaksikan realita yang ada di masyarakat. Seluruh
kegiatan kerja nyata harus disesuaikan dengan pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh dari proses pembelajaran dalam perkuliahan untuk diterapkan melalui
praktek kerja yang nyata sehingga mahasiswa diharapkan dapat bekerja dengan
cermat, terampil, disiplin, kreatif dan jujur sesuai dengan berbagai masalah yang
hadir ditengah masyarakat. Adanya Kuliah Kerja Nyata ini diharapkan dapat
mengarahkan mahasiswa untuk menerapkan, mengembangkan dan menyebar
luaskan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mengupayakan penggunaannya
sebaik mungkin untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Profesi ini dilaksanakan di Kabupaten Maros,


Sulawesi Selatan.

1
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
KKN Profesi FK UMI bertujuan untuk melakukan observasi dan pengenalan
lebih awal mengenai masalah-masalah kesehatan yang ada di masyarakat,
melatih dan mengembangkan softskill, dan karakter mahasiswa, serta melatih
mahasiswa dalam meningkatkan dan menambah kompetensinya sebagai dokter
layanan primer berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia dan
Undang-Undang Pendidikan Dokter.

2. Tujuan Khusus :
1. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan promosi kesehatan pada
individu, keluarga, dan masyarakat berbagai umur, agama, jenis
kelamin, etnis, dan budaya sesuai kebutuhan perubahan pola pikir,
sikap, dan perilaku serta modifikasi gaya hidup.
2. Mahasiswa diharapkan mampu merencanakan dan melaksanakan
pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan di tingkat
individu, keluarga, ataupun masyarakat.
3. Mahasiswa mampu bekerjasama dalam melakukan
advokasi/komunikasi dengan pihak terkait dalam rangka pemecahan
masalah kesehatan baik individu, keluarga, ataupun masyarakat.
4. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan kegiatan penapisan faktor
risiko terjadinya penyakit untuk mencegah dan memperlambat
timbulnya penyakit.
5. Mahasiswa diharpkan mampu bertukar informasi secara verbal dan non
verbal dengan masyarakat setempat pada semua usia dan profesi dalam
rangka mengidentifikasi masalah kesehatan dan memecahkannya
bersama-sama.
6. Mahasiswa diharapkan mampu menginterpretasi data kesehatan dalam
rangka mengidentifikasi masalah kesehatan yang terjadi saat itu.

2
7. Mahasiswa diharapkan mampu menunjukkan karakter profesional
sesuai dengan nilai dan prinsip Islam, memiliki moral luhur etika,
disiplin, sadar, dan taat hukum serta berwawasan sosial budaya.
8. Mahasiswa diharapkan mampu menghargai perbedaan persepsi yang
dipengaruhi oleh agama, usia, jenis kelamin, etnis, dan sosial-budaya-
ekonomi.
9. Mahasiswa diharpkan mampi menghargai upaya kesehatan
komplementer dan alternatif yang berkembang di masyarakat.
10. Mahasiswa diharpkan mampu bekerjasama dan berperan aktif baik intra
maupun interprofesional dalam tim pelayanan kesehatan.
11. Mahasiswa diharapkan mampu berkolaborasi dnegan masyarakat dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan.

C. LANDASAN
A. Tri Dharma Perguruan Tinggi : Pengabdian Kepada Masyarakat.
B. Mata Kuliah Semester 7 Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia.
C. Hasil Rapat Peserta Angkatan 2 Tahun 2016 Kuliah Kerja Nyata Profesi
Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

D. HASIL YANG DIHARAPKAN


Demi kelancaran kegiatan yang dilaksanakan kurang lebih satu bulan ini,
Universitas Muslim Indonesia berterima kasih atas ruang proses yang diberikan
kepada mahasiswa dari berbagai pihak terutama pemerintahan dan seluruh
masyarakat kabupaten Maros. Tentunya kita mengharapkan mahasiswa dalam hal
ini menjadi unsur terpelajar dalam generasi muda mampu memberikan sumbangsih
positif bagi kemaslahatan ummat khususnya di daerah Kabupaten Maros.

Setelah melalui seluruh proses dari kegiatan KKN ini mahasiswa diharapkan siap
secara mental untuk menghadapi realitas sosial yang sesungguhnya dengan

3
bermodalkan teori dan pengalaman yang didapatkan, dan mahasiswa dapat
memiliki kompetensi yang sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM POTENSI LOKASI
Desa Purnakarya
A. Keadaan Geografis

Kabupaten Maros memiliki sebuah Desa yang bernama Desa

Purnakarya yang masuk dalam ruang lingkup Kecamatan Tanralili.

Desa ini merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan

Kabupaten Gowa dan Kota Makassar dan letaknya sangat strategis.

Batas-batas wilayah Desa Purnakarya antara lain :

Sebelah Utara : Lekopaccing

Sebelah Selatan : Moncongloe

Sebelah Timur : Moncongloe

Sebelah Barat : Benteng Gajah

B. Kondisi Demografis

Desa Purnakarya berpotensi dalam sektor peternakan dan

pertanian, sebab daerah ini mempunyai lahan pertanian yang luas.

Sumber daya yang dihasilkan oleh dari sektor pertanian yaitu jagung

dan sayur- sayuran. Sedangkan di sektor peternakan yaitu sapi, ayam

dan kambing. Penyusunan program kerja, mutlak dilakukan sebagai

aplikasi dari bidang ilmu dalam rangka Kuliah Kerja Nyata yang

didasarkan atas kebutuhan dan kondisi objektif yang ada di lokasi

5
KKN. Berangkat dari hal tersebut kami dari mahasiswa Kuliah Kerja

Nyata Reguler UMI Gelombang 57 Tahun 2016 Desa Purnakarya

Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros sebagai wujud pengabdian

kepada masyarakat, memberikan gagasan dan solusi menanggapi

persoalan yang muncul ditengah masyarakat melalui sebuah kegiatan

berbasis kemasyarakatan dan pembangunan/penataan lingkungan. Hal

tesebut kemudian tertuang dalam beberapa program yang kemudian

kami realisasikan sebagai wujud pengabdian pada masyarakat.

Program kerja yang kami susun yang didasarkan dari seminar

kelurahan, seluruhnya terlaksana selama pelaksanaan kegiatan KKN

yang berjalan 30 hari. Dalam kurun waktu pelaksanaan program

kerja tersebut banyak hal dan tantangan yang kami temukan, mulai

dari hal finansial, sampai kurang responnya sebagian masyarakat

terhadap kehadiran kami dilokasi KKN. Tentunya hal ini sangat

mempengaruhi akselerasi adaptasi dan sosialisasi kami terhadap

lingkungan dan masyarakat sekitar. Namun, hal ini tidak menjadi

penghalang bagi kami untuk melaksanakan program kerja yang telah

kami susun, bahkan hal ini kami jadikan motivasi agar kami dapat

berbuat hal yang lebih baik dan bermanfaat.

6
1. Perkembangan Kependudukan

a. Jumlah Penduduk

Jenis Kelamin
Nama Desa Jumlah
Laki-Laki Perempuan

Desa Purnakarya 900 orang 968 orang 1868

Sumber : Data Sekunder Desa Purnakarya, 2015-2016

b. Jumlah Keluarga

Nama Desa Jumlah

Desa Purnakarya 544 KK

Sumber : Data Sekunder Desa Purnakarya, 2015-2016

2. Ekonomi Masyarakat

a. Mata Pencaharian

Jenis Pekerjaan Jumlah

Petani 256 orang

Peternak 40 orang

7
Pedagang 153 orang

PNS/ ABRI 97 orang

Wiraswasta 25 orang

Sumber : Data Sekunder Desa Purnakarya, 2015-2016

b. Kesejahteraan Keluarga

1 Jumlah keluarga prasejahtera 111 keluarga

2 Jumlah keluarga sejahtera I 86 keluarga

3 Jumlah keluarga sejahtera II 187 keluarga

4 Jumlah keluarga sejahtera III 66 keluarga

5 Total jumlah kepala keluarga 450 keluarga

Sumber : Data Sekunder Desa Purnakarya, 2015-2016

C. Sarana dan Prasarana

1. Sarana Ibadah

Sarana peribadatan yang tersedia di Desa Purnakarya berjumlah 7

Unit Mesjid dan 1 gereja yang berlokasi di tiap-tiap Dusun yang

berada di Desa Purnakarya.

8
2. Sarana Pendidikan

Sarana Pendidikan yang terdapat di Desa Purnakarya, yaitu terdiri

dari 1 PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan 3 SD (Sekolah

Dasar).

3. Tempat Pemakaman

Tempat Pemakaman Umum yang berada di Desa Purnakarya

hanya 1.

4. Sarana Kesehatan

Sarana penunjang kesehatan yang terdapat di Desa Purnakarya

sebanyak 4 buah posyandu.

9
BAB III
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi Angkatan 3 Universitas Muslim


Indonesia yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Tanralili, Kecamatan
Tanralili, Kabupaten Maros, dan dimulai pada tanggal 10 November 10 Desember
2016 ini memiliki program kerja yang bertujuan untuk melakukan observasi dan
pengenalan lebih awal mengenai masalah-masalah kesehatan yang ada di
masyarakat, melatih dan mengembangkan soft skill dan karakter mahasiswa, serta
melatih mahasiswa dalam meningkatkan dan menambah kompetensinya sebagai
dokter layanan primer.
Pelaksanaan KKN Profesi memberikan pengetahuan dan pengalaman yang
tidak didapatkan di kampus. Dalam KKN Profesi ini, mahasiswa diberikan
kesempatan untuk turun langsung ke masyarakat untuk mengaplikasikan ilmu yang
didapatkan di bangku kuliah dan melihat gambaran situasi masalah-masalah
kemsyarakatan yang terjadi, khususnya masalah kesehatan. Berikut merupakan
kegiatan-kegiatan yang kami laksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanralili,
Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros.

A. Persiapan Observasi
Sebelum melakukan observasi lapangan, kami melakukan persiapan
dengan melakukan pertemuan dengan Kepala Puskesmas, dan pihak-pihak yang
terkait untuk menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan kami. Hal ini
dimaksudkan sebagai perkenalan awal agar nantinya masyarakat tidak terkejut
dan menyalah artikan maksud kedatangan kami. Selain itu, kami juga
mengadakan koordinasi dengan Kepala Desa dan Kepala Dusun mengenai
rencana kegiatan yang akan dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang
diperlukan.

10
B. Observasi Lapangan
Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai masalah-
masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tanralili sehingga
dapat disusun program kerja berdasarkan masalah kesehatan yang ditemukan di
lapangan.
Observasi lapangan ini dilakukan pada tanggal 10 November - 8 Desember
2016 yang dirangkaikan dengan kegiatan sosialisasi kepada perangkat desa dan
tokoh masyarakat. Observasi lapangan ini dilakukan dengan berkeliling desa
untuk mengamati kondisi lingkungan sekitar wilayah kerja Puskesmas
Tanralili.
Observasi lapangan juga dilakukan dengan wawancara langsung kepada
masyarakat Desa Purnakarya dan Dusun Tangnga, serta diskusi singkat ketika
sosialisasi bersama Kepala Desa, Tokoh Masyarakat, dan kader-kader
Posyandu yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tanralili tentang status
kesehatan dan kebiasaan masyarakatnya.
Berdasarkan hasil observasi lapangan yang telah dilakukan, kemudian
dilakukan identifikasi masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Tanralili. Identifikasi masalah merupakan salah satu kegiatan yang harus
dilakukan dalam proses membuat perencanaan program kerja kegiatan.
Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran tentang program - program
kerja yang sesuai dan dapat dilaksanakan selama masa KKN.

C. Program Kerja
Program kerja KKN Profesi merupakan perpaduan yang proporsional
antara program kerja yang berasal dari mahasiswa sendiri yang merupakan hasil
observasi terhadap masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja yang
dikoordinasikan dengan puskesmas dan pemerintah setempat. Keterlibatan
mahasiswa KKN Profesi terhadap program kerja puskesmas.
Dari hasil observasi lapangan yang telah dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Tanralili, Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros diperoleh

11
beberapa rumusan program kerja. Rumusan program kerja ini terdiri dari
intervensi fisik dan intervensi non fisik.
Namun sebelum melaksanakan kegiatan (program kerja) tersebut, terlebih
dahulu diadakan pertemuan (Seminar Program Kerja) dengan pemerintah
daerah setempat, puskesmas, pustu, kader, tokoh masyarakat, dan masyarakat
pada tanggal 14 November 2016 untuk memaparkan dan mensosialisasikan
program kerja mahasiswa KKN Profesi untuk wilayah kerja Puskesmas
Tanralili, dengan tujuan mendapatkan dukungan dan kerjasamanya serta
membangun komitmen bersama dalam rangka menyukseskan program kerja
tersebut.
Adapun program kerja non fisik yang telah disepakati bersama dalam
seminar program kerja tersebut adalah sebagai berikut :
1. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada anak Sekolah
Dasar
2. Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) pada anak Sekolah Dasar
3. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Pencegahan
Diare di Lingkungan Rumah Tangga
4. Penyuluhan Program Prolanis DM
5. Penyuluhan Program Prolanis Hipertensi
6. Penyuluhan Program Prolanis Osteoporosis

Selanjutnya program kerja fisik terbagi atas :


1. Mengikuti BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)
2. Jumat Bersih
3. Senam Lansia
4. Pemeriksaaan Kesehatan Posyandu Lansia

12
1. Intervensi Non Fisik
1.1 Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada anak
Sekolah Dasar
1.1.1 Latar Belakang
Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 pasal 79 tentang Kesehatan,
ditegaskan bahwa "Kesehatan Sekolah" diselenggarakan untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan
hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan
berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya sehingga
diharapkan dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Dan
didalam peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
2269/Menkes/Per/X/2011 telah diatur tentang pedoman
penyelenggaraan PHBS di berbagai tatanan termasuk di Institusi
pendidikan.
Masa sekolah dasar adalah masa keemasan untuk rnenanamkan nilai-
nilai PHBS dan berpotensi sebagai agen of change untuk
mempromosikan PHBS baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun
masyarakat sehingga tercipta sumber daya manusia yang berkualitas
nantinya. Data mengenai jumlah anak sekolah bahwa, Tahun 2010
jumiah anak-anak di Indonesia diestimasikan mencapai 64,85 juta jiwa.
Dan diperkirakan mencapai 65,31 juta padatahun 2015. Porsi jumiah
penduduk anak-anakIndonesia dengan kategori usia 0-14 tahun sekitar
28%-34% terhadap jumiah penduduk Indonesia yang pada tahun lalu
mencapai 235 juta jiwa. Saluran yang cocok untuk memberikan
sosialisasi dan praktik kesehatan sejak dini pada anak-anak adalah
melalui sekolah. Jumiah institusi pendidikan di Indonesia khususnya
sekolah dasar adalah338.729 sekolah per 27 Juli 2011. Angka itu
berdasarkan Nomor Pokok Sekolah Nasional, Kementerian Pendidikan
Nasional, dari semua tingkatan mulai TK sampai Perguruan Tinggi,
baik negeri maupun swasta. Munculnya berbagai penyakit yang sering
menyerang anak usia sekolah (6-10 tahun), ternyata

13
umumnyaberkaitandenganPHBS. Berdasarkan data Susenas (survey
sosial ekonomi nasional) tahun 2007 menyebutkan bahwa sekitar 3%
anak-anak mulai merokok sejak kurangdari usia 10 tahun. Persentase
orang merokok tertinggi (64%) berada pada kelompok usia remaja (10
19tahun) .Dansebagianbesar (82%),penduduk yang berusia 10 tahun ke
atas kurang melakukan aktivitas fisik, dengan kategori (73%) kurang
bergerak dan (9%) tidak terbiasa melakukan aktifitas fisik. Belum lagi
persoalan keamanan makanan yang dijual di sekitar sekolah yang belum
menerapkan prinsip-prinsip Hygiene. Bila perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) ini tidak dilakukan dengan baik maka akan menimbulkan
dampak yangtidak diinginkan yairu munculnya berbagaipenyakit. Hal
ini dapat diiihat melalui hasil survey Subdit diare tahun 2C02 dan 2003
pada 40 SD di 10 propinsi menunjukkan prevalensi kecacingan berkisar
antara 2,2 % - 6,3 % . Berdasarkan hasil pengamatan tahun 2008,
ditemukan kasus diare sebanyak 12.253 (38,11 %) . Oleh karena itu,
penanaman nilai-nilai PHBS di sekolah merupakankebutuhan mutlak
dan dapat dilakukan melalui penyuluhan.
1.1.2 Tujuan Kegiatan
a. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan kepada siswa(i) desa Purna Karya
mengenai pentingnya menjaga pola hidup bersih dan sehat untuk
anak-anak di lingkungan sekolah.
b. Tujuan Khusus
Setelah kegiatan penyuluhan, sasaran mampu :
a. Mengetahui pengertian pola hidup bersih dan sehat
b. Mengetahui indikator pola hidup bersih dan sehat di sekolah
c. Melaksanakan indicator pola hidup bersih dan sehat di
sekolah

14
1.1.3 Sasaran
Siswa-siswi SD Inpres 181 Kampung Tangnga, SD Inpres 98 Kaluku,
dan SD Inpres 115 Benteng Gajah, Desa Purnakarya, Kec. Tanralili,
Kab. Maros.

1.1.4 Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan ini dilaksanakan seminggu sekali yaitu setiap hari Rabu pada
tanggal 16 November 2016 di SD Inpres 181 Kampung Tangnga,
tanggal 23 November 2016 di SD Inpres 115 Benteng Gajah, dan
tanggal 30 November 2016 di SD Inpres 98 Kaluku, Kec. Tanralili.
Kegiatan ini berupa pemberian materi tentang Pola Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) di Lingkup Sekolah.

1.1.5 Hasil Pelaksanaan Kegiatan


Indikator keberhasilan dari penyuluhan ini adalah terlaksananya
kegiatan, hadirnya target dan peningkatan pengetahuan peserta
penyuluhan dengan alat ukur tanya-jawab antara penyuluh dan anak
Sekolah Dasar.

15
1.2 Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) pada anak
Sekolah Dasar
1.2.1 Latar Belakang
Cuci tangan pakai sabun (CTPS) merupakan perilaku sehat yang
telah terbukti secara ilmiah dapat mencegah penyebaran penyakit
menular seperti diare, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan flu
burung, bahkan disarankan untuk mencegah penularan influenza.
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi
dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan
sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai
kuman. Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan pathogen
berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung
ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan
lain seperti handuk, gelas).
Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang, ataupun cairan tubuh lain seperti ingus, dan
makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun
dapat memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada orang lain yang
tidak sadar bahwa dirinya sedang ditularkan. Pada lingkungan
pemukiman yang padat dan kumuh, kebiasaan mencuci tangan dengan
sabun dengan benar dapat menurunkan 50% dari penderita diare.
1.2.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari kegiatan ini adalah agar para siswa dapat menjadi
penggerak untuk menjalankan Cuci Tangan Pakai Sabun di sekolah,
di rumah, dan lingkungannya.

b. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun.

16
b. Agar siswa dapat mengetahui manfaat cuci tangan pakai sabun
c. Agar siswa dapat mengetahui waktu untuk melakukan cuci
tangan pakai sabun.
d. Agar siswa dapat mengetahui cara melakukan cuci tangan pakai
sabun yang baik dan benar, menerapkan dan mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
1.2.3 Sasaran
Siswa-siswi SD Inpres 181 Kampung Tangnga, SD Inpres 98 Kaluku,
dan SD Inpres 115 Benteng Gajah, Desa Purnakarya, Kec. Tanralili,
Kab. Maros.
1.2.4 Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan seminggu sekali yaitu setiap hari Rabu pada
tanggal 16 November 2016 di SD Inpres 181 Kampung Tangnga,
tanggal 23 November 2016 di SD Inpres 115 Benteng Gajah, dan
tanggal 30 November 2016 di SD Inpres 98 Kaluku, Kec. Tanralili.
Kegiatan ini diawali oleh tanya jawab tentang cuci tangan pakai sabun
untuk melihat interaksi dan pengetahuan para siswa tentang cuci tangan
pakai sabun. Lalu, dilakukan penjelasan singkat tentang pengertian cuci
tangan pakai sabun, manfaat, dan waktu-waktu kapan saja melakukan
cuci tangan pakai sabun. Selanjutnya dilakukan penjelasan langkah-
langkah cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar dengan
menggunakan lagu agar lebih mudah diingat. Untuk memudahkan para
siswa mengingat cara cuci tangan, nyanyian dilakukan berulang-ulang
dan dilanjutkan dengan tanya jawab kembali tentang cuci tangan pakai
sabun. Setelah itu, dilakukan praktik cuci tangan pakai sabun secara
langsung yang dilakukan oleh seluruh siswa.
1.2.5 Hasil
Indikator keberhasilan : 90% dari siswa-siswi SD Inpres 181 Kampung
Tangnga, SD Inpres 98 Kaluku, dan SD Inpres 115 Benteng Gajah
mampu mengingat cara cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar,
serta lebih dari 50% siswa dapat melakukannya dengan benar pada

17
praktik tanpa dinyanyikan dan/atau dibantu dengan kata kunci langkah-
langkah cuci tangan pakai sabun.
Hasil kegiatan : target 100% tercapai, dimana seluruh siswa-siswi SD
Inpres 181 Kampung Tangnga, SD Inpres 98 Kaluku, dan SD Inpres 115
Benteng Gajah, Desa Purnakarya, Kec. Tanralili, Kab. Maros mengikuti
seluruh rangkaian penyuluhan cuci tangan pakai sabun.
Target yang telah tercapai : seluruh rangkaian kegiatan terlaksana dan
jumlah peserta kegiatan mencapai target.

18
1.3 Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan
Pencegahan Diare di Lingkungan Rumah Tangga
1.3.1 Latar Belakang
Masalah kesehatan yang ada dimasyarakat sangatlah banyak dan
beragam macamnya. Penelusuran dari rumah ke rumah merupakan cara
yang paling efektif untuk mengetahui secara nyata masalah kesehatan
yang sebenarnya sedang dihadapi oleh masyarakat. Sebagian masyarakat
ada yang menyadari bahwa ada masalah kesehatan yang sedang dialami
dan sebagian masyarakat juga ada yang tidak menyadari bahwa terdapat
masalah kesehatan yang dialami. Hidup sehat merupakan suatu hal yang
seharusnya memang diterapkan oleh setiap orang, mengingat manfaat
kesehatan yang sangat penting bagi setiap manusia, mulai dari
konsentrasidalam bekerja dan beraktivitas dalamkehidupan sehari-hari
tentu memerlukan kesahatan, baik kesehatan pribadi maupun kesehatan
anak serta keluarga untuk mencapai keharmonisan keluarga.
Menciptakan hidup sehat sebenarnya sangatlah mudah serta murah,
dibandingkan biaya yang harus kita keluarkan untuk pengobatan apabila
mengalami gangguan kesehatan. Akan tetapi yang kebanyakan yang
terjadi sudah mengidap penyakit baru mengobati sehingga akan membuat
kerugian tersendiri bagi yang mengalaminya. Menteri Kesehatan
Republik Indonesia telah membuat Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia
Nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011 yang mengatur upaya
peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat atau disingkat PHBS di
seluruh Indonesia dengan mengacu kepada pola manajemen PHBS,
mulai dari tahap pengkajian, perencanaan, dan pelaksanaan serta
pemantauan dan penilaian. Upaya tersebut dilakukan untuk
memberdayakan masyarakat dalam memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatannya sehingga masyarakat sadar, mau, dan mampu
secara mandiri ikut aktif dalam meningkatkan status kesehatannya.

19
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat
berperan aktif dalam kegiatan kegiatan kesehatan dan berperan aktif
dalam kegiatankegiatan kesehatan di masyarakat (Depkes RI, 2007).
Pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari rumah tangga atau
keluarga, karena rumah tangga yang sehat merupakan asset atau modal
pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan
dilindungi kesehatannya. Beberapa anggota rumah tangga mempunyai
masa rawan terkena penyakit menular dan penyakit tidak menular, oleh
karena itu untuk mencegah penyakit tersebut, anggota rumah tangga
perlu diberdayakan untuk melaksanakan PHBS (Depkes, 2013). Dengan
demikian dalam pelaksanaan program PHBS di seluruh kawasan
Indonesia juga menggunakan 10 indikator PHBS yang harus
diperaktikan dirumah tangga karena dianggap mewakili atau dapat
mencerminkan keseluruhan perilaku hidup bersih dan sehat. PHBS
merupakan salah satu indikator untuk menilai kinerja pemerintah daerah
kabupaten/kota di bidang kesehatan, yaitu pencapaian 70% rumah tangga
sehat. Menurut laporan Akuntanbilitas Kinerja Kementrian Kesehatan RI
tahun 2014 bahwa target rumah tangga ber-PBHS adalah 70%.

1.3.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan kepada Masyarakat desa Purna Karya
mengenai pentingnya menjaga pola hidup bersih dan sehat untuk
ibu-ibu rumah tangga dan mencegah diare di lingkungan rumah
tangga.
b. Tujuan Khusus
Setelah kegiatan penyuluhan, sasaran mampu :
a. Mengetahui pengertian pola hidup bersih dan sehat di
lingkungan rumah tangga

20
b. Mengetahui indikator pola hidup bersih dan sehat di
lingkungan rumah tangga
c. Melaksanakan indicator pola hidup bersih dan sehat di
lingkungan rumah tangga
d. Mencegah terjadinya diare di lingkungan rumah tangga

1.3.3 Sasaran
Ibu-ibu Rumah Tangga Desa Purnakarya Kecamatan Tanralili Kab.
Maros

1.3.4 Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan dilakukan pada hari Kamis tanggal 01 Desember 2016 di Desa
Purnakarya Kecamatan Tanralili Kab.Maros. Kegiatan ini berupa
pemberian penyuluhan mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
dan Pencegahan Diare dengan metode pemberian materi dan sesi tanya
jawab.

1.3.5 Hasil
Indikator keberhasilan dari penyuluhan ini adalah terlaksananya
kegiatan, hadirnya target dan peningkatan pengetahuan peserta
penyuluhan dengan alat ukur tanya-jawab antara penyuluh dan warga.

1.4 Penyuluhan Program Prolanis DM


1.4.1 Latar Belakang
Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai dengan terjadinya
hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein yang dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau
relatif dari kerja dan atau sekresi insulin. Gejala yang dikeluhkan pada
penderita Diabetes Melitus yaitu polidipsia, poliuria, polifagia,
penurunan berat badan, kesemutan. International Diabetes
Federation(IDF) menyebutkan bahwa prevalensi Diabetes Melitus di

21
dunia adalah 1,9% dan telah menjadikan DM sebagai penyebab
kematian urutan ke tujuh di dunia sedangkan tahun 2012 angka kejadian
diabetes me litus didunia adalah sebanyak 371 juta jiwa dimana
proporsi kejadian diabetes melitus tipe 2 adalah 95% dari populasi
dunia yang menderita diabetes mellitus. Hasil Riset Kesehatan Dasar
pada tahun 2008, menunjukan prevalensi DM di Indonesia membesar
sampai 57%. Tingginya prevalensi Diabetes Melitus tipe 2disebabkan
oleh faktor risiko yang tidak dapat berubah misalnya jenis kelamin,
umur, dan faktor genetik yang kedua adalah faktor risiko yang dapat
diubah misalnya kebiasaan merokok tingkat pendidikan, pekerjaan,
aktivitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, Indeks Masa
Tubuh, lingkar pinggang dan umur.Diabetes Mellitus disebut dengan
the silent killer karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh
dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Penyakit yang akan
ditimbulkan antara lain gangguan penglihatan mata, katarak, penyakit
jantung, sakit ginjal, impotensi seksual, lukasulit sembuh dan
membusuk/gangren, infeksi paru-paru, gangguan pembuluh darah,
stroke dan sebagainya. Tidak jarang, penderita DM yang sudah parah
menjalani amputasi anggota tubuh karena terjad pembusukan.Untuk
menurunkan kejadian dan keparahan dari Diabetes Melitus tipe 2 maka
dilakukan pencegahan seperti modifikasi gaya hidup dan pengobatan
seperti obat oral hiperglikemik dan insulin.

1.4.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat kec. Tanralili
mengenai bahaya, pencegahan serta penanggulangan non
farmakologi diabetes melitus
b. Tujuan khusus

22
Setelah kegiatan penyuluhan, sasaran mampu :
a. Mengetahui pengertian diabetes melitus
b. Mengenal tanda dan gejala diabetes melitus
c. Mengetahui pencegahan diabetes melitus
d. Mengetahui penanggulangan non farmakologi diabetes melitus

1.4.3 Sasaran
Masyarakat Kecamatan Tanralili Kab.Maros

1.4.4 Pelaksanaan kegiatan


Kegiatan ini dilaksanakan di Puskesmas Tanralili Kecamatan Tanralili
Kabupaten Maros pada hari Jumat tanggal 25 November 2016.
Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan setelah melakukan senam
prolanis dengan metode pemberian materi dan sesi tanya jawab. Materi-
materi penyuluhan yang diberikan merupakan materi-materi
pemahaman mengenai diabetes mellitus dan pencegahannya.

1.4.5 Hasil
Indikator keberhasilan dari penyuluhan ini adalah terlaksananya
kegiatan, hadirnya target, serta memotivasi masyarakat untuk
mengontrol diabetes mellitus setiap bulannya dan ikut serta senam
lansia setiap minggunya.

23
1.5 Penyuluhan Hipertensi
1.5.1 Latar Belakang
Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di
Indonesia. Betapatidak, hipertensi merupakan kondisi yang sering
ditemukan pada pelayanan kesehatanprimer kesehatan. Hal itu
merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yangtinggi, yaitu
sebesar 25,8%, sesuai dengan data Riskesdas 2013. Di samping itu,
pengontrolan hipertensi belum adekuat meskipun obat-obatan yang
efektif banyak

tersedia.

Sementara itu, angka kejadian hipertensi yang rawat inap pada


puskesmas tanralili termasuk sebagai penyakit terbanyak pada tahun
2015 karena menempati peringkat ke enam.
Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
lebih dari 90 mmHg pada dua kalipengukuran dengan selang waktu lima
menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah
yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat
menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit
jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi

24
secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Banyak pasien
hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus
meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari
berbagai bidang peminatan hipertensi, pemerintah, swasta maupun
masyarakat diperlukan agar hipertensi dapat dikendalikan.

1.5.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat kec. Tanralili dan
desa Purna Karya mengenai bahaya, pencegahan serta
penanggulangan non farmakologi hipertensi

b. Tujuan Khusus
Setelah kegiatan penyuluhan, sasaran mampu :
a. Mengetahui pengertian hipertensi
b. Mengenal tanda dan gejala hipertensi
c. Mengetahui pencegahan hipertensi
d. Mengetahui penanggulangan non farmakologi hipertensi

1.5.3 Sasaran
Warga Desa Purnakarya dan Masyarakat Kecamatan Tanralili
Kab.Maros

1.5.4 Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 25 November 2016
di Puskesmas Tanralili dan hari Rabu tanggal 07 Desember 2016 di
Aula Kantor Desa Purnakarya Kec. Tanralili, Kab. Maros, pada pukul
08.00 WITA. Kegiatan ini diawali dengan senama prolanis dan
dilanjutkan pemberian penyuluhan mengenai hipertensi dengan metode
pemberian materi dan sesi tanya jawab.

25
1.5.5 Hasil
Indikator keberhasilan dari penyuluhan ini adalah terlaksananya
kegiatan, hadirnya target dan masyarakat untuk mengontorl tekanan
darahnya.

1.6 Penyuluhan Osteoporosis


1.6.1 Latar Belakang
Osteoporosis atau keropos tulang adalah penyakit kronik yang ditandai
dengan pengurangan massa tulang yang disertai kemunduran
mikroarsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang
dapat menimbulkan kerapuhan tulang. Keadaan ini berisiko tinggi
karena tulang menjadi rapuh dan mudah retak bahkan patah.
Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria. Hal ini
disebabkan pengaruh hormon estrogen yang mulai menurun kadarnya
dalam tubuh sejak usia 35 tahun sedangkan pada pria hormon testoteron
turun pada usia 65 tahun. Menurut statistik dunia 1 dari 3 wanita rentan
terkena penyakit osteoporosis. Insiden osteoporosis meningkat sejalan
dengan meningkatnya populasi usia lanjut. Pada tahun 2005 terdapat 18
juta lanjut usia di Indonesia, jumlah ini akan bertambah hingga 33 juta
pada tahun 2020 dengan usia harapan hidup mencapai 70 tahun.
Menurut data statistik Itali tahun 2004 lebih dari 44 juta orang Amerika
mengalami osteopenia dan osteoporosis.
Di Indonesia 19,7% dari jumlah lansia atau sekitar 3,6 juta orang
diantaranya menderita osteoporosis. Lima provinsi dengan risiko
osteoporosis lebih tinggi adalah Sumatra Selatan (27,75%), Jawa
Tengah (24,02%), Yogyakarta (23,5%), Sumatra Utara (22,82%), Jawa
Timur (21,42%), Kalimantan Timur (10,5%). Prevalensi wanita yang
menderita osteoporosis di Indonesia pada golongan umur 50-59 tahun
yaitu 24% sedang pada pria usia 60-70 tahun sebesar 62%. Osteoporosis
tidak hanya berhubungan dengan menopause tetapi juga berhubungan
dengan faktor-faktor lain seperti merokok, postur tubuh kecil, kurang

26
aktifitas tubuh, kurangnya paparan sinar matahari, obat-obatan yang
menurunkan massa tulang, asupan kalsium yang rendah, konsumsi
kafein, alkohol, penyakit diabetes mellitus tipe I dan II. Pencegahan
osteoporosis harus dilakukan sejak dini sampai usia dewasa muda agar
mencapai kondisi puncak massa tulang (peak bone mass) dengan
membudayakan perilaku hidup sehat yang intinya mengkonsumsi
makanan dengan gizi seimbang yang memenuhi kebutuhan nutrisi
dengan unsur kaya serat, rendah lemak dan kaya kalsium (1000-1200
mg kalsium per hari), berolahraga secara teratur, tidak merokok dan
tidak mengkonsumsi alkohol.

1.6.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan kepada Masyarakat Desa Purnakarya
mengenai pentingnya mencegah osteoporosis khususnya pada warga
lansia di Desa Purnakarya.
b. Tujuan Khusus
Memberikan pengetahuan kepada Masyarakat Desa Purna Karya
mengenai pentingnya mencegah osteoporosis khususnya pada
warga lansia di Desa Purnakarya.

1.6.3 Sasaran
Warga Lansia Desa Purnakarya Kec. Tanralili Kab. Maros

1.6.4 Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 07 Desember
2016 di Aula Kantor Desa Purnakarya Kec. Tanralili, Kab. Maros,
pada pukul 09.00 WITA. Kegiatan ini diawali dengan senama

27
prolanis dan dilanjutkan pemberian penyuluhan mengenai
osteoporosis dengan metode pemberian materi dan sesi tanya jawab.
1.6.5 Hasil
Indikator keberhasilan adalaha meningkatnya pemahaman tentang
osteoporosis serta pelaksanaan terhadap hal-hal untuk
memperlambat dan mencegah komplikasi osteoporosis

28
2. Intervensi Fisik
2.1 Mengikuti Bulan Imunisasi Anak Sekolah
2.1.1 Latar Belakang
Bulan Imunisasi Anak Sekolah merupakan kegiatan imunisasi yang
dilakukan oleh pihak puskesmas kepada siswa-siswa Sekolah Dasar
untuk mencegah atau memberikan kekebalan terhadap berbagai
penyakit sepeti tetanus neonatorum, difteri dan campak.
Dasar hukum pelaksanaan BIAS antara lain UU No.36 Tahun 2009
tentang Kesehatan pasal 130 dan 132(a), UU No. 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak dan Permenkes
RI No.560/Menkes/Per/VIII/189 Tentang jenis penyakit tertentu yang
dapat menimbulkan wabah. Oleh karena itu, wajib adanya Dinas
Kesehatan Kabupaten Kebumen untuk menyelenggarakan BIAS
Campak di wilayahnya.

2.1.2 Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mempertahankan eliminasi tetanus neonatorum, pengendalian
penyakit difteri dan campak dalam jangka panjang melalui imunisasi
DT, TT, dan campak
Tujuan Khusus
1. Mempertahankan eliminasi tetanus neonatorum. Melalui imunisasi
TT dan DT
2. Pengendalian penyakit difteri dalam jangka panjang melalui
imunisasi DT
3. Mencegak campak dalam jangka panjang melalui imunisasi campak

2.1.3 Sasaran
Kegiatan Bulan imunisasi anak sekolah ditargetkan pada anak sekolah
dasar kelas I, II, III Desa Purnakarya.

29
2.1.4 Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 25 November 2016 di SD Inpres
98 Kaluku, pada tanggal 26 November 2016 di SD Inpres 181 Kampung
Tangnga , dan 28 November 2016 SD Inpres 115 Benteng Gajah Desa
Purnakarya. Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan imunisasi
pada siswa(i) SD serta pemberian obat cacing.

2.1.5 Hasil
Indikator keberhasilan kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan ini.

30
2.2 Jumat Bersih
2.2.1 Latar Belakang
Jumat bersih merupakan kegiatan yang dilaksanakan setiap hari Jumat di
desa Purnakarya, Kecamatan Tanralili. Kegiatan ini merupakan salah
satu kegiatan yang dilaksanakan masyarakat.
2.2.2 Tujuan Kegiatan
Tujuan Umum
Menjaga kebersihan lingkungan dan menjalin tali silaturahmi antara
warga di desa Purnakarya, Kecamatan Tanralili.
Tujuan Khusus
Untuk menambah kepedulian masyarakat terhadap kebersihan
lingkungan yang ada di lingkungan sekitarnya.
Untuk menjalin serta mempererat silahturahmi antar masyarakat melalui
kegiatan ini.
2.2.3 Sasaran
Kegiatan Jumat bersih yang dilakukan berpusat pada pembersihan
kantor desa serta tempat-tempat umum di desa purnakarya kecamatan
tanralili.
2.2.4 Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan di laksanakan pada hari Jumat setiap minggunya di halaman
kantor desa Desa Purnakarya kecamatan tanralili.
2.2.5 Hasil
Indikator keberhasilan dari kegiatan ini adalah meningkatnya kesadaran
masyarakat Kecamatan tanralili khususnya Desa Purnakarya akan
pentingnya kebersihan lingkungan.

31
2.3 Senam Prolanis
2.3.1 Latar Belakang
Pada usia lanjut terjadi penurunan masa otot serta kakuatannya, laju denyut
jantung maksimal, toleransi latihan dan terjadi peningkatan lemak tubuh.
Olah raga dengan intensitas sedang dapat memberikan keuntungan bagi
para usia lanjut. Terjadi penurunan keseimbangan pada usia lanjut, yang
bukan hanya sebagai akibat menurunnya masa otot atau akibat penyakit
yang diderita. Penurunan keseimbangan ini dapat diperbaiki dengan
berbagai latihan keseimbangan.
Olahraga atau aktivitas fisik merupakan suatu bentuk kegiatan fisik yang
memberikan pengaruh baik terhadap tingkat kemampuan fisik manusia
bila dilaksanakan dengan tepat dan terarah. Olahraga sangat penting untuk
setiap orang, karena dengan berolahraga tubuh menjadi sehat dan terhindar
dari berbagai penyakit.
Olah raga senam dapat memperkuat otot yang lemah, memperbaiki
persendian yang kaku. Keadaan otot yang lemah dan persendian yang kaku
merupakan keluhan atau ciri dari usia lanjut, tetapi usia lanjut memerlukan
olah raga yang teratur, tidak berat, serta mudah dikuasai dan sesuai dengan
kondisi serta kemampuannya. Waktu olah raga yang baik untuk bersenam
adalah pagi hari karena udara masih sejuk, menyegarkan, bersih, belum
tercemar dengan debu, bising, dan lain-lain. Lokasi yang baik untuk
berolah raga adalah ditempat terbuka.
Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak
memberatkan yang diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan
membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang
tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal dan membantu
menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh. Senam
lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi
organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh
manusia setelah latihan teratur. Tingkat kebugaran dievaluasi dengan
mengawasi kecepatan denyup jantung waktu istirahat yaitu kecepatan

32
denyut nadi sewaktu istirahat. Jadi supaya lebih bugar, kecepatan denyut
jantung sewaktu istirahat harus menurun. Dengan mengikuti senam lansia
efek minimalya adalah lansia merasa berbahagia, senantiasa bergembira,
bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap segar.
2.3.2 Tujuan
Tujuan umum
Menjaga tubuh agar tetap dalam keadaan sehat serta aktif baik secara
jasmani maupun rohani.
Tujuan khusus
1. Memperbaiki proses metabolisme dan pasokan oksigen dalam
tubuh.
2. Membangun daya tahan serta kekuatan tubuh
3. Menghilangkan lemak
4. Meningkatkan kondisi sendi dan otot
2.3.3 Sasaran
Warga-warga khususnya warga lanjut usia di desa purnakarya, kecamatan
tanralili kab. Maros.
2.3.4 Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 07 Desember 2016, hari minggu
pukul 08.30 WITA di Halaman kantor desa Purnakarya. Pemandu senam
adalah Instruktur dari Puskesmas Tanralili. Pertama-tama pemandu
memperkenalkan diri lalu memimpin senam yang diikuti oleh Warga desa
pucak. Senam prolanis terdiri dari tiga bagian utama, yaitu: pemanasan,
gerakan inti, dan pendinginan.
2.3.5 Hasil
Indikator keberhasilan dari kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan,
hadirnya target, dan meningkatnya derajat kesehatan peserta melalui
senam prolanis. Dapat dilihat dari antusiasnya peserta dalam mengikuti
seluruh gerakan senam hingga berakhirnya kegiatan.

33
2.4 Pemeriksaan Kesehatan Posyandu Lansia
2.4.1 Latar Belakang
Kewaspadaan orang untuk menghindari atau mencegah penyakit, sangat
sulit untuk dilawan. Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan secara rutin
merupakan langkah pencegahan agar masyarakat tidak terkena penyakit
kronik seperti hipertensi, diabetes militus dll. Selain itu pemeriksaan
kesehatan yang sebaiknya dilakukan secara rutin seseorang dapat
mengetahui bagaimana cara pengobatan ataupun pencegahan yang harus
dilakukan agar kemungkinan penyakit yang diderita dapat terobati.
Kegiatan ini juga sangat bermanfaat bagi tenaga kesehatan dalam
menentukan langkah pencegahan untuk penyakit tersebut atau
memutuskan rantai perjalanan penyakit sampai dilakukannya suatu
pengobatan.
2.4.2 Tujuan Kegiatan
Tujuan Umum
Untuk mendeteksi secara dini ataupun mencegah penyakit yang akan
diderita seseorang.
Tujuan Khusus
1. Mencegah berkembangnya suatu kelainan atau penyakit-penyakit
seperti diabetes, hipertensi, gout, dan penyakit-penyakit
aterosklerosis
2. Melakukan pemeriksaan darah berupa cek GDS, Kolesterol
3. Edukasi untuk mencegah atau menunda terjadinya komplikasi
penyakit
4. Edukasi untuk penatalaksanaan non farmakologik yang dapat
dilakukan oleh warga terhadap penyakit yang diderita.
5. Meningkatkan kualitas hidup.

34
2.4.3 Sasaran
Kegiatan pemeriksaan kesehatan ditujukan kepada masyarakat di Desa
Purnakarya Kecamatan Tanralili.

2.4.4 Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan dilaksanakan di Kantor Desa dengan melakukan anamnesis/
tanya jawab mengenai gejala-gejala penyakit hipertensi, DM, asam urat,
dan penyakit aterosklerosis. Kemudian, dilanjutkan dengan pemeriksaan
tekanan darah lalu mengukur kadar GDS dan kolesterol pasien serta
edukasi dari hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada warga lanjut usia.

2.4.5 Hasil
Indikator keberhasilan dari kegiatan ini adalah meningkatnya kesadaran
masyarakat Kecamatan tanralili khususnya Desa Purnakarya akan
pentingnya mengontrol kesehatannya setiap saat, mencegah penyakit,
melakukan penatalaksanaan non farmakologis dengan baik serta
mencegah terjadinya komplikasi bagi warga yang sudah terkena
penyakit.

35
D. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1. Faktor Pendukung
Selama pelaksanaan kegiatan KKN di Puskesmas Tanralili ini, terdapat
beberapa faktor yang dianggap mendukung terlaksananya semua kegiatan
yang telah direncanakan. Faktor pendukung tersebut antara lain :
a. Adanya dukungan penuh dari pemerintah setempat yaitu aparat
pemerintah Kecamatan Tanralili, Puskesmas Tanralili, tokoh
masyarakat, kader dan warga setempat.
b. Adanya dukungan dari pihak Tuan Rumah yang membantu dalam
memberi masukan masukan, kritik, saran dan dukungan moril, serta
dalam hal tempat tinggal dan konsumsi kepada peserta KKN.
c. Adanya kerja sama kelompok yang baik diantara sesama peserta KKN,
sehingga program kerja dapat terlaksana dengan baik.

2. Faktor Penghambat
Selain faktor pendukung juga terdapat beberapa faktor penghambat
selama pelaksanaan kegiatan KKN di Puskesmas Tanralili. Faktor-faktor
tersebut antara lain:
a. Peran Serta Aktif dan Kesadaran Masyarakat
Adanya beberapa kelurahan yang masih kurang memiliki
kesadaran akan pentingnya kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari kurang
antusiasnya masyarakat di beberapa kelurahan tertentu di Kecamatan
Tanralili untuk mengikuti kegiatan penyuluhan.

36
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Mahasiswa KKN
Reguler UMI Angkatan 57 di Desa Purnakarya, Kecamatan Tanralili,
Kabupaten Maros yang dilaksanakan pada tanggal 10 November 10
Desember 2016 terbagi atas dua bentuk intervensi, yaitu 6 Intervensi Non Fisik
dan 4 Intervensi Fisik. Dan dalam pelaksanaannya kami jadikan 10 program
kerja yang kemudian disepakati saat Seminar Program Kerja demi efektivitas
dan efisiensi.
Seluruh program kerja ini dapat terlaksana dengan baik, walaupun
terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaannya. Namun demikian,
hambatan-hambatan ini dapat diatasi dengan baik berkat kerja sama Mahasiswa
KKN Reguler angkatan 57 Fakultas Kedokteran UMI di Desa Purnakarya,
Kecamatan Tanralili.

B. Saran
1. Untuk pemerintah setempat dan institusi terkait seperti pihak Puskesmas
Tanralili. Agar dapat mengadakan penyuluhan-penyuluhan lebih lanjut
mengenai kesehatan kepada masyarakat.
2. Untuk perangkat desa dan tokoh masyarakat sebaiknya lebih aktif dalam
memotivasi dan bekerjasama dengan pemerintah setempat dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
3. Untuk seluruh masyarakat agar lebih memperhatikan kesehatan, baik
kesehatan diri, keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekitar.
4. Untuk pihak universitas, kami harapkan disediakan dana yang memadai
sebagai bekal untuk melaksanakan program intervensi di lapangan,
sehingga semua program intervensi dapat optimal dilaksanakan.

37

Anda mungkin juga menyukai