LABORATORIUM
DALAM DIAGNOSIS
HEMOFILIA
Muhammad Nazarudin
Pendahuluan
Hemofilia
• Kelainan herediter berupa gangguan pembekuan
darah, ditandai dengan manifestasi perdarahan,
disebabkan oleh kelainan atau defisiensi faktor
koagulasi.
• Macam-macam hemofilia :
- hemofilia A : def. FVIII
- hemofilia B : def. FIX
- hemofilia C : def. FXI
-acquired hemophilia : karena adanya antibodi
terhadap FVIII (tanpa ada defisiensi FVIII) 2
Pola pewarisan hemofilia (A dan
B)
Gambar . Skema transfer gen hemofilia dari ibu karier dan bapak menderita
hemofilia (Mansouritorghabeh, 2015).
Gambar. Skema pewarisan gen hemofilia dari bapak hemofilia dengan ibu karier
(Mansouritorghabeh, 2015).
Faktor koagulasi VIII
(FVIII)
• Merupakan glikoprotein
• Dikode oleh gen 186.000 bp
• Protein faktor VIII dibagi menjadi:
• Rantai berat (A1-A2-B)
• Rantai ringan (A3-C1-C2)
• Bentuk aktif FVIII mengandung glycosylated sites-free
domain B as. Amino Arg740 untuk Glu1649.
• FVIII: C membentuk kompleks dengan von
Willebrand (vWF).
• Waktu paruh F VIII:
• Dengan vWF: 12 jam
• Tanpa vWF: 2 jam
Perbandingan Faktor VIII dengan
vWF
Rentang normal F VIII yaitu berkisar 50%-150%
dari nilai normal (bervariasi sesuai umur)
Inversi (± 50%)
delesi
Hemofilia
B
• Defisiensi FIX
• Abnormalitas dari gen FIX pada kromosom X:
• Delesi (besar atau kecil)
• Mutasi titik
• Mutasi missense
Differential
diagnosis
• Hemofilia:
• Hemofilia B
• Kelainan koagulasi kongeninal lainnya: defisiensi FXI dan FXII
• Von Willebrand disease
• Aquired inhibitor FVIII
• Kombinasi defisiensi kongenital FVIII dan FV
• Hemofilia B:
• Hemofilia A
• Defisiensi faktor koagulasi tergantung vit. K (didapat/
diturunkan)
• Penyakit hati
• Overdosis warfarin
Tabel. Klasifikasi klinis hemofilia A dan hemofilia B berdasarkan
faktor
kadar
Klasifikasi
koagulasi. Hemofilia A Hermofilia B Gambaran klinis
Kadar faktor Kadar faktor
VIII IX
Severe ≤ 1% dari ≤ 1% dari 1. Spontaneous hemorrhage
(berat) normal normal from early infancy
(≤0.01 U/ml) (≤0.01 U/ml) 2. Frequent spontaneous
hemarthroses and other
hemorrhages requiring
clotting factor
replacement.
Moderat 1-5% dari 1-5% dari 1. Hemorrhage secondary to
(sedang) normal normal trauma or surgery
(0.01-0.05 (0.01-0.05 2. Occasional spontaneous
U/ml) U/ml) hemarthroses
Mild 6-30% dari 6-30% dari 1. Hemorrhage secondary to
(ringan) normal normal trauma or surgery
(0.06-0.30 (0.06-0.40 2. Rare spontaneous
U/ml) U/ml) hemorrhage
Dikutip dari: Williams Manual of Hematology, sixth edition. 2003 (Lichtman et al., 2003).
Diagnosis dan pemeriksaan laboratorium
pada hemofilia
Pemeriksaan laboratorium terhadap kecurigaan
hemofilia dilakukan pada (Kitchen and McCraw,
2000):
• Bayi laki-laki, riwayat keluarga (+), dengan atau tanpa
gejala
• Remaja atau dewasa asimtomatik perdarahan yang
berlebihan pada saat trauma atau tindakan.
• Individu asimtomatik pemanjangan APTT.
Terkoreksi Tidak
terkoreksi
Asai faktor
Pemeriksaan yang mendukung diagnosis
hemofilia:
Mixing test
Differential APTT
Masing-masing
dilakukan
pemeriksaan APTT
One-stage Chromogenic
Two-stage
substrate
-Fase I
-Berdasarkan reagen (FV, CaCl₂, -Prinsip mirip fase I
kemampuan plasma fosfolipid, serum) + two-stage method.
pasien dalam plasma standar/plasma Setelah terbentuk
mengoreksi penderita (FVIII) Fxa Fxa, Fxa diukur
perpanjangan APTT - Fase II menggunakan
dari plasma ditambahkan plasma substrat
def.FVIII substrat (FII & kromogenik
fibrinogen) terbentuk spesifik.
bekuan
Kecepatan terbentuknya
bekuan tergantung
jumlah Fxa, Fxa
tergantung FVIII.
21
Metode One-Stage Assay
22
Pemeriksaan FVIII
1. Plasma kontrol dan plasma pasien dibuat
pengenceran 1:10, 1:20, 1:40 dengan lar.dapar
2. Ambil 100 µL plasma yg telah diencerkan + 100
µL plasma defisien FVIII + 100 µL reagen APTT
inkubasi pada 37⁰C selama 5’
3. Tambahkan 100 µL CaCl₂ yang telah diinkubasi
pada 37⁰C
4. Catat lama waktu terbentuk bekuan
5. Hasil dari plasma pasien maupun kontrol diplot
pada kurva standar.
23
24
Interpretasi pengukuran kadar FVIII²⁰
5. Pengukuran kadar inhibitor FVIII atau
FIX
Inhibitor FVIII diperiksa dengan mencampur
plasma pasien dengan plasma normal dengan
perbandingan yang sama + FVIII inkubasi. Bila
plasma sampel mengandung inhibitor, FVIII akan
cepat dinetralkan.
Satuan: BU inhibitor FVIII yang menginaktifkan
setengah dari jumlah awal kadar FVIII dalam normal
pooled plasma
Metode yang sering dipakai:
metode Bethesda
modifikasi Nijmegen.
• Metode pemeriksan inhibitor FIX sama dengan inhibitor
FVIII
Bethesda vs Nijmegen
Classical Assays
Bethesda Assay Nijmegen-Bethesda Assay
Normal Buffered
Patient Imidazole Patient FVIII
Normal
Buffer Deficient
Pooled Plasma Plasma Plasma
Plasma pH 7,4
pH 7.4
Plasm
Tes 5
a0/50 Mix Control Tes 50/50 Mix Control
t t
Mixture Incubate Mixture mixture Incubate
2hr 37o C mixture
2hr 37o C
Slide concept courtesy of Drs HW Verbruggen and Piet Meijer, ECAT Foundation
26
100 2 BU = amount of
75
70 2 BU = amount
75 70 61 inhibitor that
of inhibitor
6 inactivates
that
61
1 5 75%
of FVIII in
50 0
50
4 NPP
40 0
1 BU of FVIII in NPP32 28 2
32 28
amount of
= 40
32 25 5
inhibitor 28
1 BU =
that
inactivates 25
amount
50% of of
FVIII
inhibitor
in NPP
that
inactivates
50% of
FVIII
in NPP
Grafik semilogaritmik untuk menghitung Bethesda Unit
Ringkasa
n
• Hemofilia: kelainan perdarahan kongenital yang terjadi oleh
karena adanya penurunan atau tidak adanya faktor VIII atau
faktor IX secara fungsional.
• Pemeriksaan laboratorium terhadap kecurigaan hemofilia
pada:
• Bayi laki-laki riwayat hemofilia (+) gejala (-) atau gejala (+)
• Remaja atau dewasa asimtomatik yang mengalami perdarahan
yang berlebihan pada saat trauma
• Individu asimtomatik yang mengalami pemanjangan APTT.
• Diagnosis lab penderita hemofilia:
• pemeriksaan penyaring: (clotting time (CT), PT, APTT)
• Mixing test
• Differential APTT
• Pemeriksaan FVIII, FIX,
• Pemeriksaan inhibitor FVIII dan inhibitor FIX.