PENDAHULUAN
1.1 DASAR TEORI
A. Albumin
Albumin adalah protein terbanyak dalam serum. Lebih dari separuh, tepatnya
55,2% dari protein serum adalah albumin. Ini berarti, konsentrasi albumin serum
adalah antara 3,86 g/dL – 4,14 g/dL. Albumin serum adalah suatu protein dengan
berat molekul sekitar 6,5 kD. Protein ini suatu monomer, artinya protein yang terdiri
atas satu rantai polipeptida saja. Keadaan seperti ini tidak sering dijumpai. (Purba,
kebocoran cairan dari dalam pembuluh darah ke jaringan sekitar sehingga dapat
menyebabkan pembengkakan. Albumin akan mendorong cairan masuk ke dalam sel dan
mendorong cairan di dalam sel untuk keluar ketika kadarnya sudah berlebihan. Peranan
albumin dalam menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh sangat penting, oleh sebab
itu, di dalam menjaga kadar normal albumin menjadi keharusan supaya tidak
mengganggu kinerja sel di dalam tubuh. Kadar albumin yang rendah dapat
malnutrisi, sindrom nefritis, penyakit crohn (radang usus), penyakit cellac (gangguan
biasanya harus tersedia dalam laboratorium kegawat daruratan dengan hasil yang
mempunyai keakurasian dan presisi tinggi. (Wijaya, Nugraha, & Herawati, 2020)
B. Globulin
Globulin merupakan unsur dari protein tubuh yang terdiri dari globulin alpha,
beta, dan gama. Globulin berfungsi sebagai pengangkut beberapa hormon, lipid, logam,
dan antibodi. Pada sirosis, sel hati mengalami kerusakan arsitektur hati, penimbunan
jaringan ikat, dan terdapat nodul pada jaringan hati, dapat dijumpai rasio albumin :
sintesis antibodi, sedangkan penurunan kadar globulin dapat dijumpai pada penurunan
imunitas tubuh, malnutrisi, malababsorbsi, penyakit hati, atau penyakit ginjal (Rosida,
2016)
Komposisi globulin dalam plasma darah sekitar 35% dan diproduksi di hati
dan sistem kekebalan antara lain kelenjar getah bening, limfa dan sumsum tulang.
Globulin terbagi menjadi tiga yaitu alfa globulin, beta globulin, gamma globulin,
hormon, dan asam lemak pada sistem kekebalan, selain itu juga sebagai antibody.
Globulin berikatan dengan hormon 60% hormon testosteron dan 38% hormon
infeksi bakterial, virus, maupun dehidrasi (Iskandar, Pujianingsih, & Widiyanto, 2020)
C. Protein Total
Protein (akar kata proteios dari bahasa Yunani yang berarti “pertama atau utama”)
adalah senyawa organik kompleks berbobot tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida. Protein merupakan makromolekul yang menyusun lebih dari separuh bagian sel.
Protein menentukan ukuran dan struktur sel, sebagai komponen utama dari sistem
komunikasi antar sel, serta sebagai katalis berbagai reaksi biokimia di dalam sel.
Sebagian besar aktivitas penelitian biokimia tertuju pada protein khususnya hormon,
tubuh. Penurunan konsentrasi protein total dapat terdeteksi pada penurunan sintesa
protein dari hati, kehilangan protein karena fungsi ginjal terganggu, dan malabsorbsi
atau defisiensi gizi. Peningkatan kadar protein juga terjadi pada gangguan inflamasi
METODE KERJA
2.1 Albumin
1. Prinsip
Dalam suasana asam, bromocresol green yang berwarna kuning kehijauan akan
diubah menjadi hijau biru oleh albumin. Warna hijau biru yang terbentuk sebanding
Alat Bahan
Larutan standar - 10 ul -
Sampel serum - - 10 ul
Aquadest 10 ul - -
Campur hingga homogen, inkubasi selama 10 menit. Baca absorbansi standar dan
2.2 Globulin
1. Prinsip
Globulin di dalam sampel akan bereaksi dengan cuprum (Cu ++) pada medium
spektrofotometer.
Alat Bahan
Serum plasma ( EDTA, heparin)
Alat Sampling
Larutan Standar globulin
Mikro Pipet
Reagen globulin
Sentrifuge
Fotometer
Yellow tip
Blue tip
Tisue
Timer
3. Prosedur Kerja
Larutan standar - 10 ul -
Sampel - - 10 ul
Campur inkubasi selama 3 menit. Baca Abs standar terhadap blanko dengan panjang
gelombang 578 nm
1. Prinsip
Kupri sulfat bereaksi dengan protein dalam suasana basa/alkali membentuk senyawa
kompleks berwarna ungu. Absorben senyawa ini sebanding dengan kadar protein
dalam sampel
Alat
Bahan
Alat Sampling Serum plasma ( EDTA, heparin)
Mikro Pipet Larutan Standar protein total
Sentrifuge Reagen protein total
Fotometer
Yellow tip
Blue tip
Tisue
Timer
3. Prosedur Kerja
Larutan standar - 20 ul -
Sampel serum - - 20 ul
Campur hingga homogen, inkubasi selama 10 menit (20-25 derajat celcius). Ukur