Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM
TOTAL PROTEIN
dan
ALBUMIN
( KIMIA KLINIK II )

NAMA : DEA FATIKA NURHAYATI

NIM : 1193081

KELAS : C-13

PRODI DIII ANALIS KESEHATAN

STIKES NASIONAL SURAKARTA


Korektor 1 Korektor 2
Probandus PEMERIKSAAN
Nama : Ny. Nabila Aisyah TOTAL PROTEIN
Umur : 30 thn Metode: Biuret
Jenis Kelamin : Perempuan

1. Tujuan : Untuk mengetahui kadar Total Protein dari sampel yang di periksa dalam gr/dl

2. Reaksi : Bersama dengan ion tembaga, protein membentuk kompleks warna biru violet
dalam larutan alkali. Absorbansi warna berbanding lurus dengan konsentrasi.

3. Alat dan bahan : *Kuvet * Tissue


* Micropipet 500 µl dan 20 µl * Fotometer CLIMA MC-15
* Yellow tip * Reagen Total Protein
*Blue tip * Serum
*Aquadest *stopwatch

4. Cara kerja : 1) Persiapan fotometer


Panjang gelombang : 540 nm, Hg 546 nm
Program : c/f
Diameter kuvet : 1 cm
Suhu : 20-25ᵒC atau 37ᵒC
Faktor : 19,0
Pengukuran : Terhadap blangko Reagen
2) Persiapan Reagen
Untuk pengukuran sampel campurkan 4 bagian R1 + 1 bagian R2
Contoh: 20 mL R1 + 5 mL R2 = Mono Reagen
Stabilitas setelah pencampuran : 1 tahun pada suhu 2 - 25ºC
3) Pengukuran Substrat
BLANKO SAMPEL
Aquabidest (µl) 20 -
Sampel (µl) - 20
Reagen 1 (µl ) 1000 1000
Campurkan, inkubasi 5 menit pada suhu 20 – 25 ºC / 37°C.
Baca absorbansi A1, lalu tambahkan :
Reagen 2 (µl) 250 250
Campurkan, inkubasi 5 menit pada 20-25ᵒC atau 37ᵒC. Baca absorbansi
A2 dalam 60 menit.
4) Pengukuran Sampel
BL SPL
Aquabidest (l) 20 -
Sampel (l) - 20
Monoreagen (l) 1000 1000
Campurkan, inkubasi 5 menit pada 20-25ᵒC atau 37ᵒC. Baca
absorbansi terhadap blanko reagen dalam 60 menit.

5. Harga Normal : Dewasa : 6,6 – 8,8 g/dL


Gangguan Metabolisme
6. Hasil : 5,3 gr/dL
7. Kesimpulan : Kadar Total Protein dalam sampel Probandus yang diperiksa kurang dari normal
5,3 gr/dL

8. Pembahasan

• Total protein merupakan semua jenis protein yang terdapat dalam serum atau plasma yang terdiri dari
albumin (60%) dan globulin (40%). Protein dalam tubuh yang berbentuk globular disebut protein
globular. Protein globular diklasifikasikan berdasarkan sifat kimiawi yaitu albumin dan globulin.
Albumin merupakan protein utama yang memiliki struktur sederhana dengan jumlah sedikit di dalam
sel, sedangkan globulin merupakan protein sederhana dengan jumlah banyak di dalam plasma dan sel.

• Pemeriksaan total protein dapat menggunakan darah vena yang dibuat plasma atau serum. Pembuatan
plasma dari darah vena akan memberikan efek osmotik karena penambahan antikoagulan yang
menyebabkan air meninggalkan sel dan memasuki plasma, sehingga menipiskan plasma dan menurunkan
konsentrasi. Pengaruh efek ini tergantung dari jenis dan konsentrasi antikoagulan, sehingga penggunaan
serum lebih dianjurkan karena konsentrasi serum dari lipoprotein akan didapatkan hasil yang lebih akurat
sesuai dengan kondisi pasien saat pengambilan spesimen darah.

• Total protein dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mengakibatkan peningkatan atau penurunan hasil
pemeriksaan. Faktor tersebut adalah persiapan pasien dan persiapan sampel saat pemeriksaan kadar total
protein. Kadar total protein yang dipengaruhi oleh persiapan pasien yaitu pola makan.
1. Kelebihan protein dalam tubuh karena sering mengonsumsi makanan yang mengandung protein
hewani maupun nabati dapat meningkatkan kadar total protein.
2. kekurangan protein dalam tubuh karena kurang mengonsumsi makanan yang mengandung protein
juga dapat menurunkan kadar total protein.

• Faktor persiapan sampel juga mempengaruhi kadar total protein :


1. pemeriksaan menggunakan sampel plasma dapat menyebabkan kadar total protein menjadi lebih
tinggi 3–5% karena pengaruh fibrinogen dalam plasma.
2. Penggunaan tourniquet juga meningkatkan kadar total protein dalam darah karena pembendungan
terlalu lama dengan tekanan yang keras saat pengambilan sampel darah vena akan menyebabkan
hemokonsentrasi dan infiltrasi darah ke dalam jaringan.
3. Faktor lain yang mempengaruhi kadar total protein yaitu berat badan, umur, pertumbuhan,
hormonal, jenis kelamin, kehamilan, laktasi, nutrisi, stres, dan kehilangan cairan.

• Salah satu pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium klinik adalah pemeriksaan kadar protein total.
Pemeriksaan ini diperlukan untuk pemantauan resiko penyakit hati dan ginjal. Salah satu metode
pemeriksaan ini adalah metode Biuret yang menggunakan prinsip pengukuran dengan spektrofotometri,
sehingga jika sampel yang diperiksa adalah serum lipemik akan mempengaruhi hasil pemeriksaan dan
menyebabkan kesalahan diagnosis.

• Penyakit yang ditimbulkan apabila terjadi kenaikan (kelebihan) kadar protein adalah :
1. Kelebihan kadar protein tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi
Gangguan Metabolisme
lemak, sehingga dapat menyebabkan obesitas.
2. Kelebihan protein juga dapat memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan
mengeluarkan kelebihan nitrogen

• Penyakit yang ditimbulkan apabila terjadi penurunan (kekurangan) kadar protein adalah :
1. Hipoproteinemia disebabkan oleh ekskresi protein darah yang berlebihan melalui air seni.
Pembentukan albumin yang terganggu seperti pada penderita penyakit hati, absorpsi protein yang
berkurang akibat kelaparan atau penyakit usus dan juga pada penyakit ginjal.
2. Kwashiorkor adalah bentuk malnutrisi energi protein yang disebabkan oleh defisiensi protein yang
berat; asupan kalori biasanya juga mengalami defisiensi. Gejala dari penyakit ini adalah:
perubahan pigmen rambut dan kulit, edema, defisiensi imun, dan perubahan patologis dalam hati.
3. Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang disebabkan karena terlambat diberi
makanan tambahan.gejalanya adalah pertumbuhan lambat, lemak di bawah kulit berkurang, serta
otot-otot berkurang dan melemah.

Daftar Pustaka
http://repository.unimus.ac.id/2296/3/BAB%20II.pdf diakses pada kamis 15 april 2021 pada pukul
22.00
http://www.atlm.web.id/2016/11/makalah-protein.html diakses pada kamis 15 april 2021 pada
pukul 22.00

Gangguan Metabolisme

Anda mungkin juga menyukai