Rujukan
DEWASA : protein total : 6.0 - 8.0 g/dl; albumin : 3.5 - 5.0 g/dl
ANAK : protein total : 6.2 - 8.0 g/dl; albumin : 4.0 - 5.8 g/dl
BAYI : protein total : 6.0 - 6.7 g/dl; albumin : 4.4 - 5.4 g/dl
NEONATUS : protein total : 4.6 - 7.4 g/dl; albumin : 2.9 - 5.4 g/dl
Frances K. Widmann, alih bahasa : S. Boedina Kresno, dkk.,Tinjauan Klinis Atas Hasil
Pemeriksaan Laboratorium, EGC, Jakarta, 1992.
Joyce LeFever Kee, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik, edisi 6, EGC,
Jakarta, 2007.
Kratz, Alexander et. al., The Plasma Proteins, dalam : Lewandrofwski, Kent (ed.), Clinical
Chemistry : Laboratory Management and Clinical Correlations, Lippincott William &
Wlkins, Philadelphia, USA, 2002.
Ronald A. Sacher & Richard A. McPherson, alih bahasa : Brahm U. Pendit & Dewi
Wulandari, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 11, EGC, Jakarta,
2004.
Membuat sediaan
Menyiapkan 3 tabung reaksi masing masing diisi menggunakan mikropipet
10mikroliter serum, 10 mikroliter aquades, dan 1 0mikroliter standar.
Kemuadian masing-masing tabung tadi diisi 1000 mikroliter reagen BCG.
Diinkubasi 3 tabung tersebut pada suhu 37 celsiun selama lebih dari 10 menit kurang
dari 60 menit.
Menggunakan alat fotometer untuk pemeriksaan
Nyalakan Fotometer, atur panjang gelombang 546 nanometer, faktor 005,0, program
c/ST. Jika salah hasil akan fatal.
Memasukkan blanko ke dalam corong, lalu tekan zero jika muncul angka lalu buang
blanko pada corong, Kembali masukkan standar dan tekan tombol standar jika keluar
angka maka standar dibuang. Angka yang muncul diabaikan. Terakhir memasukkan
sempel dan tekan result, keluar angkanya catat sebagai hasil dan Buang sampel pada
corong. Matikan fotometer.
2.
Metode Biuret
Prinsip penetapan kadar albumin dalam serum dengan metode Biuret adalah pengukuran
serapan cahaya kompleks berwarna ungu dari albumin yang bereaksi dengan pereaksi biuret
dimana, yang membentuk kompleks adalah protein dengan ion Cu2+ yang terdapat dalam
pereaksi biuret dalam suasana basa. Semakin tinggi intensitas cahaya yang diserap oleh alat
maka semakin tinggi pula kandungan protein yang terdapat di dalam serum tersebut.
Pemeriksaan albumin menggunakan metode ini dibutuhkan alat yaituTabung reaksi, Rak
tabung reaksi, Pipet tetes, Pipet mikro,Sentrifugator, Spektrofotometer UV-Vis. Diperlukan
pula
bahan yaituLarutan
Natrium
Sulfit
Biuret,
danAquadest.
Dalam pereaksi biuret terkandung 3 macam reagen yaitu reagen yang pertama adalah
CuSO4 dalam aquadest dimana reagen ini berfungsi sebagai penyedia ion Cu2+ yang
nantinya akan membentuk kompleks dengan protein. Reagen yang kedua adalah K-Na-Tartrat
yang berfungsi untuk mencegah terjadinya reduksi pada Cu2+ sehingga tidak mengendap.
Reagen yang ketiga adalah NaOH dimana fungsinya adalah membuat suasana basa. Suasana
basa akan membantu pembentukan Cu(OH)2yang nantinya akan menjadi Cu2+ dan
2OH-.Penambahan natrium sulfit dan ether ini adalah berguna untuk memisahkan antara
albumin dengan protein plasma lainnya seperti globulin, fibrinogen dan lain-lain. Selanjutnya
didiamkan hingga terbentuk 2 lapisan cairan, lapisan atas terdiri dari ether dan protein plasma
lainnya. Sedangkan bagian bawah mengandung albumin sehingga lapisan bagian atas
dibuang dan lapisan bagian bawah kemudian ditambahkan dengan pereaksi biuret dan
dikocok.
Cara Kerja
1.
2.
3.
4.
8. Pada tabung test dimasukkan pereaksi biuret dan larutan albumin masing-masing 1,0
ml. Pada tabung larutan standar dimasukan pereaksi biuret dan larutan standar
masing-masing sebanyak 1,0 ml. Pada tabung blanko dimasukkan pereaksi biuret dan
aquadest masing-masing sebanyak 1,0 ml.
9. Campuran tersebut ditangguhkan selama 14-30 menit, lalu dibaca dalam
spektrofotometer pada panjang gelombang 540-546.
10. Rentang normal untuk kadar albumin dalam serum adalah 0,5-1,2 gram/dL
I. Interpretasi Hasil
Nilai normal albumin dalam darah yaitu :
1.
3,5 5,0 g / dl
2.
Anak-anak
4 - 5,9 g / dl
3.
Bayi
4.
Neonatus
2.
Anak-anak
< 4 - 5,9 g / dl
3.
Bayi
4.
Neonatus
Hiperalbuminemia
1.
2.
Anak-anak
> 4 - 5,9 g / dl
3.
Bayi
4.
Neonatus