Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PEMERIKSAAN KADAR ASAM URAT

DISUSUN OLEH :
SITI ZULAIKHAH
J310190165
GIZI D
SHIFT G

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN
Untuk menghitung kadar asam urat pada darah seseorang dengan metode
spektrofotometer

1.2 PRINSIP
Asam urat dioksidasi enzim uricase membentuk allantoin, CO2 dan peroksida,
dengan bantuan enzim peroksidase, peroksida yang terbentuk akan bereaksi dengan 4-
aminoantipyrine dan 3,5-diclorosulphonate membentuk senyawa yang berwarna
merah muda.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Asam urat adalah hasil akhir dari katabolisme (pemecahan) suatu zat yang
bernama purin. Zat purin adalah zat alami yang merupakan salah satu kelompok
struktur kimia pembentuk DNA dan RNA. Ada dua sumber utama purin yaitu purin
yang diproduksi sendiri oleh tubuh dan purin yang didapatkan dari asupan makanan
seperti tanaman atau hewan. Asam urat sebenarnya memiliki fungsi dalam tubuh yaitu
sebagai antioksidan dan bermanfaat dalam regenerasi sel. Metabolisme tubuh secara
alami menghasilkan asam urat. Asam urat menjadi masalah ketika kadar di dalam
tubuh melewati batas normal (Noviyanti, 2015).

Asam urat terutama disintesis dalam hati yang dikatalisis oleh enzim xantin
oksidase. Asam urat diangkut ke ginjal oleh darah untuk filtrasi, direabsorbsi
sebagian, dan diekskresi sebagian sebelum akhirnya diekskresikan melalui urin.
Peningkatan kadar asam urat dalam urin dan serum bergantung pada fungsi ginjal,
kecepatan metabolisme purin, dan asupan diet makanan yang mengandung purin
(Hamdani, 2012). Kadar asam urat dapat diketahui melalui hasilpemeriksaan darah.
Nilai rujukan kadar darah asam urat normal pada laki-laki yaitu 3.6 - 8.2 mg/dL
sedangkan pada perempuan yaitu 2.3 – 6.1 mg/dL (Iswanto, 2018).

Chemistry analyzer merupakan salah satu alat pemeriksaan laboratorium dengan


menggunakan metode fotometer yang memiliki prinsip kerja dengan melakukan
penyerapan cahaya pada panjang gelombang tertentu oleh sampel yang
diperiksa.Prinsip pemeriksaan asam urat dengan chemistry analyzer yaitu asam urat
dioksidasi dengan bantuan enzim uricase menjadi allantoin dan hydrogen peroksida.
Selain itu terdapat juga enzim peroksidase yang akan membantu H2O2 bereaksi
dengan 4-Aminoantipirin dan menghasilkan senyawa yang berwarna. Warna yang
dihasilkan intensitasnnya sebanding dengan kadar asam urat dan diukur pada panjang
gelombang 546 nm secara fotometri (Iswanto, 2018).

Adapun terkait kadar asam urat dalam darah kapiler dan vena sebenarnya tidak
ada perbedaan karena setelah asam urat diproduksi, asam urat akan didistribusikan ke
berbagai organ tubuh terutama dalam plasma darah dan cairan sinovial. Karena asam
urat secara langsung terdistribusi dalam plasma darah maka sampel pemeriksaan yang
diambil dari darah vena (pada chemistry analyzer dengan metode fotometer) ataupun
dari darah kapiler (pada point of care testing dengan metode biosensor) tidak
berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan asam urat serum karena yang diambil sebagai
sampel pemeriksaanadalah bagian serum saja.

BAB III
ALAT dan BAHAN
3.1 ALAT
3.1.1 Alat (sumber : video)
‐ Chemistry analyzer
3.1.2 Alat (modul)
‐ Tabung reaksi
‐ Rak tabung
‐ Mikropipet
‐ Spektrofotometer

3.2 BAHAN
3.2.1 Bahan (video)
‐ Serum darah
‐ Reagen
 Larutan standar glukosa
 Reagen enzim
3.2.2 Bahan (modul)
‐ 1000 mikron monoreagen
‐ 20 mikron serum sampel
3.3 CARA KERJA
3.3.1 Video
1. Pipet 1000 mikron monoreagen dan 20 mikron serum sampel, lalu
homogenkan. Inkubasi selama 5 menit dengan 37℃
2. Lakukan pemeriksaan asam urat
3. Memasukkan reagen blanko
4. Periksa sampel dan tunggu hasilnya keluar

3.3.2 Modul
1. Pipet darah kurang lebih 2 mili masukkan tabung reaksi
2. Sentrifuge dengan kecepatan 1500 rpm selama 5 menit
3. Pipet serum sebanyak 10 micron (0,01 ml)
4. Tambah dengan memipet reagen warna asam urat 1000 mikron / 1 ml
5. Inkubasi 10 menit dengan temperatur 37℃
6. Baca pada fotometer dengan panjang gelombang 546. F 52,3
7. Buatlah laporan hasil pengamatan praktikum

BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN

4.1 HASIL
Hasil kadar asam urat pada video dengan adalah 4,29 mg/dL. Menurut WHO nilai
kadar normal pria 3,5 - 7 ml/dL. Karena pemilik sampel pria jika dilihat dari batas
kadar Hb menurut WHO termasuk dalam golongan normal.

4.2 PEMBAHASAN
Perbandingan praktikum pada video dengan pada modul dari bahan, cara kerja,
dan metode semuanya sama. Tidak ada perbedaan cara kerja dalam penentuan kadar
hematokrit. Sehingga hasil yang akan ditemukan jika metode modul dipraktikan
harusnya akan sama. Tetapi ada perbedaan alat yang digunakan dalam video dan
modul. Di video menggunakan alat Chemistry analyzer, sedangkan pada modul
menggunakan spektofotometer.
Perbedaan alat ini jika dilihat dari fungsinya sama saja, yaitu sama-sama alat yang
digunakan untuk fotometer. Chemistry analyzer memiliki prinsip kerja dengan
melakukan penyerapan cahaya pada panjang gelombang tertentu oleh sampel yang
diperiksa. Sedangkan spektofotometer untuk mengukur intensitas cahaya.
Spektrofotometer dapat mengukur intensitas sebagai fungsi dari warna, atau secara
lebih khusus, fungsi panjang gelombang.
Asam urat rendah bisa dijabarkan sebagai kondisi kadar urat dalam tubuh di
bawah normal. Biasanya, orang dewasa pria normalnya akan memiliki kadar asam
urat sekitar 6,8 mg/dl darah. Sementara itu, untuk orang dewasa wanita normalnya
akan memiliki kadar asam urat sekitar 6 mg/dl darah. Penyebab dari kadar asam urat
yang di bawah kadar normal tersebut juga cukup beragam, bisa karena pola diet
harian yang cenderung jarang mengkonsumsi makanan yang kaya akan purin,
mengkonsumsi obat penurun kadar asam urat, kondisi hipertiroidisme, defisiensi
mineral, keracunan tembaga, hingga karena faktor genetik. Hanya saja, penyebab
paling sering dari kasus asam urat rendah ini sebenarnya adalah idiopatik atau yang
disebabkan tanpa alasan yang jelas.
Jika ingin mengembalikan kadar asam urat menjadi normal, ada baiknya
segera memperbanyak asupan makanan yang kaya akan purin seperti makanan laut,
telur, daging, dan berbagai macam sayuran hijau. Hanya saja, jika penyebab kadar
asam urat ini adalah karena beberapa kondisi tertentu seperti hipertiroidisme, ada
baiknya berkonsultasi pada dokter terlebih dahulu tentang hal ini agar bisa
mendapatkan saran terbaik untuk mengatasinya.
Jika kadar asam urat tinggi dapat membuat seseorang merasakan rasa sakit
pada sendi, yang disebut hiperurisemia atau penyakit asam urat. Hal ini juga dapat
membuat darah dan urine menjadi sangat asam. Biasanya disebabkan oleh kesalahan
pola makan, genetik, obesitas, dan stres. Jika tidak segera ditangani, asam urat dapat
menyebabkan batu ginjal, diabetes mellitus, hipotiroidisme, psoriasis, dan beberapa
jenis kanker.
Cara menurunkannya dapat dilakukan dengan mengomsumsi sayuran tinggi
antioksidan. Sayuran ini sangat dianjurkan bagi penderita asam urat daripada sayuran
yang mengandung purin. Sayuran anti oksidan dapat ditemukan pada paprika dan
wortel yang memiliki tinggi antioksidan. Selain sayuran dapat mengomsumsi buah
tinggi vitamin C, salah satu contohnya adalah buah ceri hitam, jeruk, pepaya, dan
nanas untuk mencukupi asupan vitamin C harian. Ada juga kacang-kacangan yang
dapat menurunkan kadar asam urat seperti kacang kedelai yang tidak memicu
kekambuhan gejala asam urat, juga bisa kacang almond, walnuts, dan pistachio.

BAB V
KESIMPULAN
Jadi, kesimpulan dari praktikum ini mahasiswa menghitung kadar asam urat pada
darah seseorang dengan metode spektrofotometer yaitu 4,29 mg/dL, dimana menurut
WHO termasuk dalam kategori yang nilai kadar asam urat normal.
DAFTAR PUSTAKA

Hamdani, S 2012, Diktat Praktikum Kimia Analisis, Sekolah Tinggi Farmasi


Indonesia : Bandung.
Noviyanti. (2015). Hipertensi : Kenali,Cegah, dan Obati. Yogyakarta : Notebook
Iswanto, R. (2018). Perbandingan Hasil Pemeriksaan Kadar Asam Urat
MenggunakancMetode Spektofotometri dan Metode POCT (Point Of Care
Testing) pada Pasien Puskesmas Poasia Kendari Sulawesi Tenggara
(SULTRA). Jurnal MediLab Mandala Waluya, 2(02), 9-13.
Akhzami, D. R., Rizki, M., & Setyorini, R. H. (2016). Perbandingan Hasil Point of
Care Testing (POCT) Asam Urat dengan Chemistry Analyzer. Jurnal
Kedokteran, 5(4).

Anda mungkin juga menyukai