Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PEMERIKSAAN KREATININ DARAH (TAUSKY)

Disusun Oleh:
Kelompok 13
1. Afinsa Kumalasari Azzahro NIM : P1337431218006
2. Alya Rani Fatini NIM : P1337431218016
3. Alvi Margiyanti NIM : P1337431218029

DOSEN PENGAMPU :

Arintina Rahayuni, STP, MPd

PROGRAM DIV GIZI SEMARANG

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Jalan Wolter Monginsidi Nomor 115, Pedurungan Tengah, Pedurungan, Semarang

Nomor Telp/fax : 024-6710378

Website : www.poltekkes-smg.ac.id email : @poltekkes-smg.ac.id

TAHUN AJARAN 2019/2020


Pemeriksaan Kreatinin Darah (Tausky)
A. LANDASAN TEORI
Kreatinin merupakan produk penguraian keratin. Kreatin disintesis di hati dan
terdapat dalam hampir semua otot rangka yang berikatan dengan dalam bentuk kreatin
fosfat (creatin phosphate, CP), suatu senyawa penyimpan energi. Dalam sintesis ATP
(adenosine triphosphate) dari ADP (adenosine diphosphate), kreatin fosfat diubah
menjadi kreatin dengan katalisasi enzim kreatin kinase (creatin kinase, CK). Seiring
dengan pemakaian energi, sejumlah kecil diubah secara ireversibel menjadi kreatinin,
yang selanjutnya difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan dalam urin (Riswanto,
2010).
Banyaknya kreatinin yang dikeluarkan seseorang setiap hari lebih bergantung
pada massa otot total daripada aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein,
walaupun keduanya juga menimbulkan efek. Pembentukan kreatinin harian umumnya
tetap, kecuali jika terjadi cedera fisik yang berat atau penyakit degeneratif yang
menyebabkan kerusakan masif pada otot (Riswanto, 2010). Ginjal mempertahankan
kreatinin darah dalam kisaran normal. Kreatinin telah ditemukan untuk menjadi
indikator yang baik untuk menguji fungsi ginjal (Siamak, 2009).
Pada orang yang mengalami kerusakan ginjal, tingkat kreatinin dalam darah
akan naik karena clearance/ pembersihan kratinin oleh ginjal rendah. Tingginya
kreatinin memperingatkan kemungkinan malfungsi atau kegagalan ginjal. Ini adalah
alasan memeriksa standar tes darah secara rutin untuk melihat jumlah kreatinin dalam
darah. Hal ini penting untuk mengenali apakah proses menuju ke disfungsi ginjal
(gagal ginjal, azotemia) akut atau kronik. Sebuah ukuran yang lebih tepat dari fungsi
ginjal dapat diestimasi dengan menghitung berapa banyak kreatinin dibersihkan dari
tubuh oleh ginjal, dan ini disebut kreatinin clearance (Siamak, 2009).
Klirens kreatinin adalah laju bersihan kreatinin menggambarkan volume
plasma darah yang dibersihkan dari kreatinin melalui filtrasi ginjal per menit.
Bersihan kreatinin biasanya dinyatakan dalam mililiter per menit. Karena kreatinin
dieliminasi dari tubuh terutama melalui filtrasi ginjal, maka menurunnya kinerja
ginjal akan menyebabkan peningkatan kreatinin serum akibat berkurangnya laju
bersihan kreatinin.

B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar kreatinin dalam darah.
2. Mahasiswa dapat mengetahui kadar kreatinin dalam darah.

C. PRINSIP
Darah diendapkan menggunakan larutan folin wu agar protein dan zat-zat tereduksi
lain tidak mengganggu penentuan. Kreatinin dalam suasana alkali kuat dengan asam
pikrat akan membentuk warna kompleks. Warna yang terbentuk dapat dibaca pada
spektrofotometer. Absorbansi maksimal terjadi pada λ = 540nm.

D. ALAT DAN BAHAN


 Alat :
1. Buret
2. Pipet gondok 1 ml
3. Pipet gondok 1 ml
4. Mikropipet
5. Centrifuge
6. Corong
7. Kertas saring
8. Pipet tetes
9. Gelas bekker
10. Spektrofotometer
 Bahan :
1. Asam pikrat jenuh
2. H2SO4 2N
3. Natrium Tungsat (wolframat) 10%
4. NaOH 0,75 N
5. Standar kreatinin 1 mg% (bila perlu diencerkan).
6. Aquadest

E. CARA KERJA
1. Persiapan Sampel :
Buat darah bebas menurut folin wu : campur 7 ml aquadest dengan menggunakan
buret, 1 ml plasma/serum, 1 ml H2SO4, dan 1 ml Na tungstat. Centrifuge 3 menit
kemudian disaring, ambil filtratnya untuk penentuan (sample sudah jadi tinggal
pakai bila perlu gunakan pengenceran).
2. Siapkan 3 tabung reaksi untuk membuat sampel, standar, dan blanko :
a. Tabung reaksi I (sampel) :
Masukkan 5,0 ml filtrat, tambahkan 1,0 ml Asam pikrat dan 1,0 ml NaOH ke
dalam tabung reaksi dengan menggunakan pipet gondok 5 ml dan 1 ml.
b. Tabung reaksi II (Standar) :
Masukkan larutan standar 0,5 ml dengan menggunakan mikropipet,
tambahkan 4,5 ml Aquadest dengan menggunakan buret, lalu tambahkan 1,0
ml Asam pikrat dan 1,0 ml NaOH ke dalam tabung reaksi dengan
menggunakan pipet gondok 1 ml.

c. Tabung reaksi III (Blanko) :


Masukkan 5,0 ml aquadest dengan menggunakan buret, lalu tambahkan 1,0 ml
Asam pikrat ke dalam tabung reaksi dan 1,0 ml NaOH ke dalam tabung reaksi
dengan menggunakan pipet gondok 1 ml.
3. Homogenkan larutan dengan menggunakan vortex.
4. Setelah semua tabung reaksi terisi oleh masing-masing larutan lalu letakkan pada
rak tabung reaksi dan didiamkan selama 20 menit di ruangan tanpa cahaya.
5. Kemudian masing-masing tabung reaksi yang berisi larutan dapat dibaca
menggunakan alat spektrofotometer dengan panjang gelombang 540 nm.

F. HASIL
Absorbansi standar dari panjang gelombang 540 nm :
No Tabung Filtrat Standar Aquadest Asam NaOH Absorbansi
. pikrat
1. Sample 5,0 ml - - 1,0 ml 1,0 ml -0,019
2. Standar - 0,5 ml 4,5 ml 1,0 ml 1,0 ml 0,0240
3. Blanko - - 5,0 ml 1,0 ml 1,0 ml 0

 Kadar standar = 0,005 mg/0,5 ml


 Nilai normal = 0,5 – 1,5 mg/dl

G. PEMBAHASAN

Pada praktikum ini, kelompok kami melakukan pemeriksaan kadar kreatinin


dalam darah. Langkah pertama yang kami lakukan yaitu, menyiapkan terlebih dahulu
alat dan bahan yang dibutuhkan untuk melakukan praktikum ini. Lalu melakukan
prosedur persiapan sampel yaitu, membuat darah bebas protein menurut folin wu
dengan cara mencampur 7 ml aquades, 1 ml serum oxalat, 1 ml Na Tungstat, dan 1 ml
H2SO4 ke dalam tabung reaksi. Kemudian sentrifuge selama 3 menit dan saring
menggunakan kertas saring. Larutan yang dapat lolos melewati kertas saring
dinamakan filtrat. Kemudian, menyiapkan tiga tabung reaksi yang masing-masing
diisi dengan larutan sesuai dengan prosedur, yaitu: Tabung I (sampel): 5 ml filtrat, 1
ml asam pikrat, dan 1 ml NaOH; Tabung II (standar): 0,5 ml larutan standar kreatinin
1 mg%, 1 ml asam pikrat, 1 ml NaOH, dan 4,5 ml aquadest; Tabung III (blanko): 1 ml
asam pikrat, 1 ml NaOH, dan 5 ml aquadest,. Setelah masing-masing tabung terisi
larutan sesuai prosedur, tabung tersebut dihomogenkan menggunakan vortex lalu
didiamkan selama 20 menit. Setelah 20 menit, campuran larutan yang ada dalam
masing-masing tabung dibaca menggunakan spektrofotometer pada λ=540 nm.
Pembacaan blanko pada spektrofotometer untuk men-zerokan spektrofotometer.
Perhitungan kadar protein dalam serum dilakukan dengan menggunakan rumus :

Kadar standar = 0,005 mg/0,5 ml

𝒂𝒃𝒔.𝒔𝒂𝒎𝒑𝒍𝒆
𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐤𝐫𝐞𝐚𝐭𝐢𝐧𝐢𝐧 𝐝𝐚𝐫𝐚𝐡 = × 𝒌𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓
𝐚𝐛𝐬.𝐬𝐭𝐚𝐧𝐝𝐚𝐫𝐭

0,019 Abs
= × 0,005
0,0240 Abs

= 0,003958 gr/dl

= 3,958 mg/dl

Setelah dilakukan pengukuran terhadap standar dan sample didapatkan


absorbansi larutan sample adalah 0,019Abs pada pembacaan spektrofotometer,
nilai absorban standar sebesar 0,0240Abs, dan kadar standar sebesar 0,005 mg/0,5
ml. Dari data yang diperoleh maka kami dapat menghitung kadar kreatinin darah
pada sampel darah sebesar 3,958 mg/dl. Kadar ini berada di atas kadar normal
yaitu 0,5 – 1,5 mg/dl.

H. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh Sampel darah memiliki kadar
kreatinin sebesar 3,958 mg/dl. sehingga dapat disimpulkan bahwa pemilik plasma
darah tersebut kelebihan protein. Hal ini karena kadar kreatinin dalam darah yang
diuji memiliki kadar kreatinin darah di atas normal, yaitu 0,5 – 1,5 mg/dl

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai