Anda di halaman 1dari 2

Sejarah Lahirnya Pancasila Sebagai Dasar Negara

Dasar negara sangat penting bagi suatu bangsa. Dasar negara menjadi suatu acuan dan
tujuan yang jelas apa yang akan dicapai setelah negara tersebut didirikan. Tanpa dasar negara,
suatu negara akan goyah. Dengan adanya dasar negara, suatu negara tidak akan terombang-
ambing dalam menghadapi berbagai permasalahan. Suatu negara tanpa dasar negara bagaikan
bangunan tanpa pondasi, tentu saja bangunan akan hancur.
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia. Istilah pancasila terdapat dalam Kitan
Sutasoma yang ditulis Mpu Tantular. Sejarah kelahiran pancasila tidak dapat lepas dari proses
kemerdekaan Indonesia.

Pembentukan BPUPKI (29 April 1945) dan Usulan Dasar Negara


Pada tanggal 9 September 1944, Perdana Menteri Kuniaki Koiso memberi janji
kemerdekaan kepada Bangsa Indonesia. Untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia, perlu
ditentukan dasar negara terlebih dahulu. Kemudian Jepang membentuk BPUPKI (Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 1 Maret 1945. Dalam
bahasa Jepang BPUPKI disebut Dokuritsu Zjunbi Cosakai. BPUPKI diketuai oleh Dr. Radjiman
Wdyodiningrat.
Pada tanggal 28 Mei 1945 Jepang secara resmi melantik anggot BPUPKI. Sidang pertama
BPUPKI dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 1945 sampai tanggal 1 Juni 1945. Sidang pertama
membahas mengenai dasar negara. Tokoh –tokoh yang menyumbangkan pikiran tentang dsar
negara pada sidang tersebut antara lain:
1. Mohammad Yamin (29 Mei 1945)
 Peri Kebangsaan
 Peri Kemanusiaan
 Peri Kehutaan
 Peri Kerakyatan
 Kesejahteraan Rakyat
Moh. Yamin juga mengusulkan gagasan tertulis naskah rancangan UUD RI yang
tertuang rumusan 5 dasar, yaitu :
 Ketuhanan yang Masa Esa
 Kebangsaan Persatuan Indonesia
 Rasa Kemanusian yang Adil dan Beradab.
 Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.
 Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

2. Dr. Soepomo (31 Mei 1945)


 Negara individualistik, yaitu negara yang disusun atas dasar kontrak sosial dari
warganya dengan mengutamakan kepentingan individu sebagaimana diajarkan
oleh Thomas Hobbes, John Locke, Jean Jacques Rousseau, Hebert Spencer, dan
H. J. Laski.
 Negara golongan (class theori) yang diajarkan Marx, Engels, dan Lenin.
 Negara Integralistik, yaitu negara tidak boleh memihak pada salah satu golongan,
tetapi berdiri di atas semua kepentingan sebagaimana diajarkan oleh Spinoza,
Adam Muller, dan Hegel.
Dasar negara yang digagaskan Dr. Soepomo antara lain :
 Paham Persatuan.
 Perhubungan Negara dan Agama.
 Sistem Badan Permusyawaratan.
 Sosialisasi Negara.
 Hubungan antar Bangsa yang Besifat Asia Timar Raya.

3. Ir. Soekarno (1 Juni 1945)


Soekarno mengagaskan 5 poin dasar negara yang disebut Pancasila, yaitu :
 Kebangsaan Indonesia.
 Internasionalisme atau Perikemanusiaan.
 Mufakat atau Demokrasi.
 Kesejahteraan Sosial.
 Ketuhanan yang Berkebudayaan.

Setelah dimusyawarahkan, persidangan BPUPKI mengambil kesepakatan Pancasila


sebagai nama dasar negara Indonesia. Pada tanggal 1 Juni 1945 inilah diperingati sebagai hari
lahirnya Pancasila. Selanjutnya dibentuklah panitia kecil yang bertugas membahas lebih lanjut
usulan-usulan tersebut. Panitia kecil tersebut beranggotakan Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta,
Sutardjo, A. Wachid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Oto Iskandardinata, Mr. Moh. Yamin, dan
Mr. A. A. Maramis. Diketahui terdapat perbedaan pebdapat mengenai usulan dasar negara.
Golongan Islam menghendaki negara dengan dasar syariat Islam, sementara golongan
nasionalis tidak menghendaki usulan tersebut.
Karena adanya perbedaan pendapat, dibentuklah panitia beranggotakan sembilan orang
yang berasal dari golongan Islam dan golongan nasionalis untuk mengantisipasi adanya
perbedaan pendapat. Anggotanya yaitu : Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Yamin, Mr.
A.A. Maramis, Ahmad Soebardjo, Abikusno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakkir, A. Wachid
Hasyim, dan H. Agus Salim. Panitia Sembilan ini diketuai oleh Ir. Soekarno.
Panitia Sembilan melakukan sidang pertama pada 22 Juni 1945. Dalam sidang tersebut
menghasilkan Piagam Jakarta yang di dalamnya tercantum rumusan dasar negara :
 Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
 Kemanusiaan yang adil dan beradab.
 Persatuan Indonesia.
 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sidang kedua BPUPKI dilaksanakan pada 10-16 Juli 1945 dengan pembahasan berupa
lanjutan hasil kerja Panitia Sembilan dan hasil sidang kedua:
 Kesepakatan dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila seperti yang tertuang dalam
Piagam Jakarta.
 Negara Indonesia berbentuk negara Republik. Ini merupakan hasil kesepakatan
atas 55 suara dari 64 orang yang hadir.
 Kesepakatan mengengai wilayah Indonesia yang meliputi wilayah Hindia
Belanda, Timor Timur, sampai Malaka (Hasil kesepakatan 39 suara).
 Pembentukan tiga panitia kecil sebagai: Panitia Perancang UUD, Panitia Ekonomi
dan Keuangan, Panitia Pembela Tanah Air.

Anda mungkin juga menyukai