Anda di halaman 1dari 79

Bab 1

Peristiwa – Peristiwa Penting


Dibalik Lahirnya Negara Indonesia

Standar Kompetensi
1. Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia sejak Proklamasi hingga lahirnya Orde Baru
Kompetensi Dasar
1.1 Menganalisis peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan pembentukan pemerintahan Indonesia.

Pada tahun 1943, Jepang mulai banyak mengalami kekalahan dalam Perang Pasifik melawan
pasukan Sekutu. Terbacanya kode sandi Angkatan Laut Jepang
berdampak besar terhadap pertahanan Jepang. Kekalahan dalam
Perang Karang di Laut Koral melululantahkan moral tentara Jepang.
Hal inilah yang menyebabkan Perdana Menteri Koiso memberikan
pernyataan berupa pemberian kemerdekaan kepada negara jajahan.
Janji tersebut kemudian direalisasikan dengan pembentukan badan
persiapan kemerdekaan, di Indonesia dikenal dengan BPUPKI
(Dokuritsu Junbi Cosakai). Kemerdekaan Indonesia yang seharusnya
diberikan oleh pemerintahan Jepang ternyata meleset dari dugaan.
Pemuda Indonesia yang mendengar menyerahnya Jepang kepada Sekutu merubah rencana
kemerdekaan tersebut, dan dilaksanakan lebih cepat dari jadwal yang seharusnya, yaitu pada tanggal 17
Agustus 1945. Kemudian, pada tanggal 17 Agustus 1945 dijadikan sebagai hari lahirnya Negara
Indonesia.
A. Janji September Perdana Menteri Koiso dan Akhir Pendudukan Jepang
Kode sandi Angkatan Laut Jepang yang sudah terbaca oleh pasukan Sekutu menjadi titik awal
kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik. Hal tersebut terbukti dalam Perang Karang di Laut Koral
pada bulan Mei 1942. Kekalahan dalam Perang tersebut merupakan awal rentetan kekalahan Jepang
dalam Perang Dunia II. Pada bulan Juni 1944, Sekutu berhasil menguasai Pulau Saipan yang
menyebabkan Perdana Menteri Tojo mengundurkan diri dan digantikan oleh Perdana Menteri Koiso
Kuniaki. Jatuhnya Pulau Saipan ke tangan Sekutu menjadi pukulan berat bagi pasukan Jepang
karena pulau tersebut adalah pertahanan strategis Jepang yang ada di Asia.
Agar dapat membalikkan situasi, pada tanggal 7 September 1944 Perdana Menteri Koiso
memberikan “Janji Kemerdekaan” kepada negara – negara jajahan asalkan membantu memenangkan
Perang Asia Raya. Janji tersebut sering disebut dengan Janji September. Bentuk janji tersebut
diwujudkan dengan rencana pembentukan semacam panitia persiapan kemerdekaan. Janji tersebut
direalisasikan oleh Koiso setelah pasukan Sekutu berhasil merebut Kota Iwojima, Maret 1945.
Kota Iwojima yang berhasil dikuasai oleh Sekutu membuat Perdana Menteri Koiso diganti oleh
Perdana Menteri Suzuki Kantaro. Pada bulan Juni 1945, giliran Kota Okinawa berhasil dikuasai oleh
Sekutu. Walaupun demikian, Jepang tidak mau menyerah sehingga pada tanggal 6 Agustus 1945,
bom atom “Little Boy” dijatuhkan ke Kota Hiroshima dan tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua
yang bernama “Fat Man” dijatuhkan di Kota Nagasaki. Jatuhnya kedua bom atom tersebut membuat
Kaisar Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat pada tanggal 14 Agustus 1945.
B. BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai) dan PPKI (Dokuritsu Junbi Inkai)
Janji September yang diberikan oleh Perdana Menteri Koiso diwujudkan dalam bentuk sebuah
badan yang bertugas untuk mempersiapkan segala hal tentang kemerdekaan dan pembentukan
negara. Di Indonesia badan tersebut bernama Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI). Setelah badan ini bekerja, BPUPKI akan dibubarkan dan diganti oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang akan menindaklanjuti segala perkara yang
diputuskan oleh BPUPKI. Pemerintah Jepang sendiri akan memberikan kemerdekaan kepada
Indonesia, tetapi setelah segala urusan antara Jepang dengan sekutu di daerah jajahan selesai.
1. Keputusan – Keputusan Dalam Sidang BPUPKI
BPUPKI atau dalam bahasa Jepang Dokuritsu Junbi Cosakai dibentuk pada tanggal 1 Maret
1945. Pengumuman tentang pembentukan BPUPKI dilakukan oleh Panglima Tentara XVI, Letnan
Jenderal Kumakichi Harada. BPUPKI ini kelak akan bertugas mempelajari, mempersiapkan, dan
melengkapi Indonesia yang akan menjadi negara merdeka. Anggota BPUPKI sebanyak 67 orang
yang terdiri dari 60 orang Indonesia, dan 7 orang Jepang. Ketujuh orang Jepang tersebut tidak
mempunyai suara hanya berfungsi sebagai pengawas.
Pada sidang pertama yang dilakukan pada tanggal 28 Mei 1945 di Gedung Cuo Sangi In di
Jalan Pejambon Jakarta (sekarang Gedung Kementerian Luar Negeri), ditetapkan sebagai Ketua
adalah dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat, Ketua Muda BPUPKI, Ichibangase (orang Jepang),
dan sebagai sekretaris adalah R.P. Soeroso. Dalam menjalankan tugasnya BPUPKI melakukan
sidang sebanyak dua kali, yakni Sidang Pertama tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945, dan Sidang
Kedua tanggal 10 – 17 Juli 1945.
a. Sidang Pertama (29 Mei – 1 Juni 1945)
Pada sidang pertama, BPUPKI sepakat hanya akan membahas tentang dasar
negara yang akan dipakai oleh Indonesia. Ada tiga tokoh yang mengajukan
pandangannya tentang dasar negara Indonesia pada sidang pertama ini, yakni Mr. Muh.
Yamin, Dr. Mr. Soepomo, S.H, dan Ir. Soekarno.
1) Muh. Yamin (29 Mei 1945)
Gagasan tentang dasar negara yang disampaikan oleh Muhammad Yamin ada
lima asas, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kebangsaan Persatuan Indonesia, Rasa
kemanusiaan yang adil dan beradab, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Apabila dilihat dengan seksama, lima asas yang disampaikan oleh
Muh Yamin sama dengan Pancasila. Akan tetapi, jika dilihat secara hierarkis bahwa
urutan Pancasila yang lebih tinggi meliputi dan menjiwai urutan yang berikutnya,
perbedaan urutan antara rumusan dasar negara Mr. Muh. Yamin dengan Pancasila
sekarang menjadi cukup prinsipil.
2) Dr. Mr. Soepomo, S.H (30 Mei 1945)
Dr. Soepomo menyampaikan gagasannya tentang dasar negara Indonesia ada
lima dasar, yakni Persatuan/nasionalisme, Kekeluargaan, Takluk kepada Tuhan,
Musyawarah, dan Keadilan rakyat. Dr. Soepomo juga memberikan penjelasan tentang
kelima dasar gagasannya tersebut, sebagai berikut.
a) Persatuan Indonesia artinya negara bersatu secara totaliter atau integralistik
tanpa mempertimbangkan kepentingan individual.
b) Kekeluargaan adalah semacam kebudayaan Indonesia yang murni dan
bersifat ketimuran.
c) Takluk kepada Tuhan artinya urusan Tuhan diserahkan kepada pihak yang
bersangkutan dengan agama masing-masing dan agar selalu ingat Tuhan
setiap waktu. Urusan Tuhan harus terpisah dari urusan negara.
d) Musyawarah dalam arti pemerintahan dilaksanakan melalui badan-badan
permusyawaratan (menggunakan asas-asas musyawarah untuk mendapatkan
mufakat)
e) Keadilan rakyat menghendaki arti keadilan yang tercipta harus
mengutamakan kepentingan rakyat sesuai dengan sifat ketimuran
3) Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
Ir. Soekarno menjadi orang terakhir yang memberikan gagasannya tentang dasar
negara Indonesia. Seperti halnya Muh. Yamin dan Soepomo, ada lima asas yang
disampaikan oleh Ir. Soekarno, yakni Kebangsaan Indonesia; Internasionalisme atau
Peri kemanusiaan; Mufakat atau demokrasi; Kesejahteraan sosial; Ketuhanan Yang
Maha Esa. Atas saran dari ahli bahasa, kelima asas tersebut kemudian dinamai
Pancasila. Menurut Soekarno, apabila kelima sila tersebut dijadikan tiga sila (trisila)
maka akan didapati Sosionasionalisme; Sosiodemokrasi; dan Ketuhanan yang
Berkebudayaan. Apabila dirangkum menjadi satu sila (ekasila) maka sila tersebut
adalah sila gotong royong.
Sidang pertama BPUPKI belum mendapatkan hasil yang pasti sehingga rapat
memutuskan membentuk semacam panitia kecil yang bertugas untuk menampung saran-
saran, usul-usul, dan konsepsi-konsepsi dari para anggota BPUPKI tentang dasar negara
Indonesia. Panitia ini diketuai oleh Ir. Soekarno dengan anggota Mohammad Hatta, Mr.
Mohammad Yamin, Mr. Achmad Subardjo, Mr. A.A. Maramis, Abdulkahar Muzakar, K.H.
Wachid Hasyim, H. Agus Salim, dan Abikusno Tjokrosujoso. Karena jumlah
keanggotaannya sebanyak sembilan orang maka panitia ini disebut Panitia Sembilan.
Panitia Sembilan berhasil membuat rancangan dasar negara yang kemudian
disebut dengan istilah Jakarta Charter atau Piagam Jakarta. Isi dari Jakarta Charter
antara lain Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan Syari’at Islam bagi pemeluk-
pemeluknya; (menurut) dasar kemanusiaan yang adil dan beradab; Persatuan Indonesia;
(dan) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan; dan (serta dengan mewujudkan suatu) Keadilan sosial bagi selaruh rakyat
Indonesia. Isi dari Piagam Jakarta dituangkan dalam Mukadimah UUD 1945.
b. Sidang Kedua (10 – 17 Juli 1945)
Pada sidang yang kedua, BPUPKI membahas tentang berbagai hal, seperti
wilayah negara, kewarganegaraan, rancangan undang-undang dasar, ekonomi dan
keuangan, dan pembelaan negara.
1) Rancangan Undang – Undang Dasar
Pada tanggal 10 Juli 1945, BPUPKI membentuk panitia yang diketuai oleh Ir.
Soekarno yang beranggotakan A.A. Maramis, Otto Iskandardinata, Poeroebojo, H.
Agus Salim, Ahmad Soebardjo, Soepomo, Maria Ulfah, Santoso, K.H. Wachid Hasjim,
Parada Harahap, Latuharhary, Susanto Tirtoprodjo, Sartono, Wongsonegoro,
Wuryaningrat, R.P. Singgih, Tan Eng Hoat, P.A. Husein Djajadiningrat, dan Soekiman.
Panitia ini didampingi seorang anggota istimewa dari Jepang yang bernama Myano.
Tugas panitia ini adalah untuk membuat rancangan undang – undang dasar.
Pada tanggal 11 Juli 1945, panitia perancang undang – undang dasar
membentuk paniti kecil yang berjumlah tujuh orang untuk memperjelas rancangan
undang – undang dasar. Panitia tersebut terdiri dari Prof. Dr. Mr. Soepomo, S.H. dan
beranggotakan Wongsonegoro, Ahmad Soebardjo, A.A. Maramis, R.P. Singgih, H.
Agus Salim, dan Soekiman. Pada tanggal 13 Agustus 1945, hasil sidang dari ketujuh
orang tersebut disampaikan kepada Panitia Perancang Undang – Undang Dasar.
Adapun rincian bentuk Rancangan Undang – Undang Dasar yang disampaikan oleh
Ir. Soekarno pada sidang pleno BPUPKI, sebagai berikut.
a) Pernyataan Indonesia merdeka;
b) Mukadimah Undang – Undang Dasar;
c) Batang Tubuh Undang – Undang Dasar.
2) Batas Wilayah Negara
Pada sidang BPUPKI tanggal 11 Juli 1945 dibahas mengenai batas wilayah
negara Indonesia. Ada berbagai macam usulan tentang batas wilayah Indonesia,
antara lain :
a) Wilayah Indonesia merupakan bekas wilayaj Hindia Belanda dahulu.
b) Wilayah Indonesia merupakan bekas wilayah Hindia Belanda dahulu ditambah
dengan Malaya, Borneo Utara (sekarang Kalimantan Utara), Irian Timur, dan
Timor Portugis (sekarang negara Timor Leste).
c) Wilayah Indonesia merupakan bekas wilayah Hindia Belanda dahulu ditambah
dengan Malaya, tetapi tanpa Irian Barat.
3) Ekonomi dan Keuangan Negara
Panitia untuk menyelidiki soal-soal keuangan dan ekonomi. Panitia ini diketuai
oleh Mohammad Hatta. Seorang anggota istimewa yang mendampingi panitia ini
adalah Tokonami Kakka.
4) Pembelaan Negara
Panitia ini diketuai oleh Abikoesno Tjokrosoejoso. Anggota panitia ada 23 orang,
didampingi dua anggota istimewa, yaitu Tanaka Kakka dan Matuura.
2. Pembubaran BPUPKI dan Pembentukan PPKI
Hasil sidang yang dilakukan oleh BPUPKI kemudian dilaporkan dan diserahkan kepada
Panglima Tertinggi Tentara Jepang di Jawa (Saiko Shikikan). Menurut hierarki, Panglima Tertinggi
Tentara Jepang di Jawa berada di bawah Panglima Tertinggi Tentara Jepang untuk Daerah
Selatan (Saiko Shikikan Nanpo Gun) yang bermarkas di Dalath, Vietnam. Pada tanggal 7 Agustus
1945 laporan hasil sidang BPUPKI diterima oleh Jenderal Terauchi sebagai Panglima Tertinggi
Tentara Jepang di Dalath. Pada hari itu juga BPUPKI dibubarkan dan dibentuk PPKI (Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia/Dokuritsu Junbi Inkai).
Pembentukan PPKI tersebut menandakan bahwa BPUPKI secara resmi dibubarkan oleh
pemerintah Jepang. Tugas PPKI sendiri melanjutkan pekerjaan dari BPUPKI dan mempersiapkan
segala sesuatu yang diperlukan karena akan diadakannya pemindahan kekuasaan dari Jepang
kepada bangsa Indonesia atau kata lain adalah melanjutkan kerja dari BPUPKI. Anggota PPKI
berjumlah 21 orang yang mewakili seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Mereka adalah 12 orang
wakil dari Jawa, tiga wakil dari Sumatra, dua wakil dari Sulawesi, seorang dari Kalimantan,
seorang Sunda kecil, seorang dari Maluku, dan seorang lagi penduduk Tionghoa. Selanjutnya,
oleh pemimpin Indonesia keanggotaan PPKI ditambah enam orang lagi tanpa sepengetahuan
Jepang. Enam orang anggota tambahan itu adalah Wiranata Kusuma, Ki Hajar Dewantara, Mr.
Kasman Singodimejo, Sajoeti Melik, Iwa Kusumasumantri, dan Ahmad Soebardjo. Ditunjuk
sebagai Ketua PPKI adalah Ir. Soekarno dan wakilnya adalah Drs. Moh. Hatta. Tokoh Ahmad
Soebardjo dipercaya sebagai penasehatnya.
Anggota PPKI diizinkan melakukan kegiatannya menurut pendapat dan kesanggupan
bangsa Indonesia sendiri, tetapi dengan syarat harus memerhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Menyelesaikan perang yang sekarang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Oleh
karena itu, bangsa Indonesia harus mengerahkan tenaga sebesar-besarnya dan
bersama-sama dengan pemerintah Jepang dalam meneruskan perjuangan untuk
memperoleh kemenangan dalam Perang Asia Timur Raya.
b. Negara Indonesia itu merupakan anggota lingkungan kemakmuran bersama Asia Timur
Raya.
C. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Jatuhnya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki menyentak pemerintah Jepang. Hantaman keras
dari Sekutu membuat pemerintah pusat Jepang menjadi kebingungan. Pemerintah pusat Jepang
memberikan perintah kepada Pemerintah Militer Jepang yang ada di negara jajahan agar segera
mungkin untuk memberikan memberikan kemerdekaan kepada negara jajahan. Hal tersebut dilakukan
untuk menjaga keamanan warga negaranya yang ada di negara jajahan. Pada tanggal 11 Agustus
1945, Ir. Soekarno (Ketua PPKI), Drs. Mohammad Hatta (Wakil Ketua PPKI), dan dr. Radjiman
Wedjodiningrat (mantan Ketua BPUPKI) berangkat ke Dalath untuk menemui Jenderal Terauchi untuk
membicarakan tentang persiapan kemerdekaan Indonesia dan luas wilayah negara Indonesia yang
meliputi semua bekas jajahan Hindia Belanda.
Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II ternyata didengar oleh sebagian pemuda Indonesia.
Kekalahan tersebut dijadikan pertanda bahwa Jepang sudah tidak mempunyai kekuasaan terhadap
Indonesia sehingga Indonesia dianggap dalam kondisi vacuum of Power (kekosongan kekuasaan).
Pada tanggal 14 Agustus 1945, rombongan petinggi Indonesia yang berada di Vietnam kembali ke
Indonesia. Kedatangan mereka disambut oleh para pemuda untuk segera mungkin memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia. Akan tetapi, gagasan tersebut ditolak sehingga terjadi penculikan yang
kemudian hari disebut dengan Peristiwa Rengasdengklok.
1. Penculikan Dwi – Tunggal oleh Pemuda Indonesia
Pada tanggal 14 Agustus 1945 secara mengejutkan Kaisar Hirohito secara resmi
menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Berita tersebut sebenarnya disembunyikan
secara diam – diam oleh pemerintah Jepang agar kondisi politik yang ada di negara jajahan tetap
stabil sambil menunggu kedatangan pihak Sekutu. Akan tetapi, berita tersebut didengar oleh para
pemuda Indonesia, seperti Sutan Sjahrir mendengar melalui Radio British Broadcasting Center
(BBC) London, dan orang-orang Menteng Raya 31, seperti Chaerul Saleh, Abubakar Lubis, Aidit,
Darwis, Djohar Nur, Wikana, Soekarni dan sebagainya.
Pada tanggal 15 Agustus 1945, Sutan Sjahrir secara inisiatif segera mungkin menemui
Mohammad Hatta untuk membicarakan tentang kekosongan kekuasaan dan kemerdekaan
Indonesia secepat mungkin, namun Hatta menolak secara halus. Moh. Hatta kemudian mengajak
Sjahrir untuk menemui Soekarno, namun Soekarno menolak ajakan Sjahrir tersebut. Soekarno dan
Hatta sepakat bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia tetap akan dilaksanakan sesuai jadwal
dan melibatkan PPKI. Selain itu, Soekarno melihat bahwa Indonesia masih berada di bawah
kekuasaan pemerintah militer Jepang dengan bukti masih ada tentara Jepang yang ada di
Indonesia.
Sjahrir yang kecewa kemudian pergi ke Menteng Raya (markas pemuda kelompok Menteng
31) untuk menemui para pemuda seperti B.M. Diah, Sajoeti Melik, Chaerul Saleh dll.. Pada pukul
20.30 di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan Timur, Jakarta para pemuda
yang terdiri dari Chaerul Saleh, Djohar Nur, Kusnandar, Soebardio, Soebianto, Margono, Wikana,
dan Alamsyah. Rapat itu dipimpin oleh Chaerul Saleh, dengan menghasilkan keputusan tuntutan-
tuntutan golongan pemuda yang menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak dan soal
rakyat Indonesia sendiri. Segala ikatan, hubungan, dan janji kemerdekaan harus diputus dan
sebaliknya perlu mengadakan rundingan dengan Sukarno dan Hatta agar kelompok pemuda
diikutsertakan dalam menyatakan proklamasi. Pada pukul 22.30, Darwis dan Wikana (utusan
pemuda Menteng 31) datang ke kediaman Soekarno membahas tentang putusan hasil rapat para
pemuda. Perbedaan sifat, karakter, cara bergerak, dan mempunyai dunia sendiri membuat
seakan-akan perdebatan tersebut menjurus pemaksaan terhadap Ir. Soekarno.
Pada pukul 00.30 WIB atau 24.00 waktu Jepang 16 Agustus 1945 para pemuda sepakat
untuk menculik Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta. Penculikan sendiri terjadi pada pukul 04.00
WIB. Tujuan dari penculikan tersebut untuk menjauhkan dwi tunggal dari segala macam pengaruh
Jepang. Tempat yang dipilih oleh para pemuda adalah Rengasdengklok. Pemilihan tempat
didasarkan pada beberapa alasan, antara lain Rengasdengklok letaknya terpencil sejauh 15 km ke
arah jalan raya Jakarta-Cirebon sehingga dapat dilakukan deteksi dengan mudah terhadap setiap
gerakan tentara Jepang yang hendak datang, dan perhitungan militer antara anggota Peta Daidan
Purwakarta dan Daidan Jakarta terdapat hubungan erat. Oleh sebab itu, peristiwa penculikan dwi
tunggal disebut juga Peristiwa Rengasdengklok.
Setibanya di Rengasdengklok, Soekarno – Hatta tetap kokoh pada pendiriannya. Ada
perbedaan prinsip pandangan tentang kemerdekaan Indonesia antara Soekarno – Hatta dengan
para pemuda. Soekarno – Hatta tetap teguh untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia
harus dengan PPKI karena PPKI merupakan wakil seluruh wilayah di Indonesia, dan untuk
menghindari konflik berdarah dengan pemerintah Jepang yang masih menguasai bangsa
Indonesia. Sedangkan pandangan pemuda, kemerdekaan Indonesia tidak boleh melibatkan
pemerintah Jepang sedang PPKI adalah badan bentukan Jepang, dan pemuda siap melawan
pemerintah Jepang apabila terjadi konflik.
Pada tanggal 16 Agustus 1945 akan diadakan sidang pertama PPKI, namun karena Ir.
Soekarno dan Mohammad Hatta tidak datang membuat kecurigaan Ahmad Soebardjo. Pada
malam hari sebelumnya, Ahmad Soebardjo mendengar bahwa telah terjadi perdebatan hebat
antara Wikana dengan Soekarno. Dirinya kemudian menemui Wikana untuk mencari tahu
keberadaan Ir. Sokerano dan Mohammad Hatta. Pada mulanya Wikana tutup mulut, namun karena
ada kesepatan dengan Laksamana Muda Maeda yang berjanji akan menjamin keamanan
Soekarno dan Hatta saat di rumahnya waktu menyusun teks proklamasi kemerdekaan. Alasan
tersebut dapat diterima oleh Wikana dan menyuruh Joesoef Koento untuk membawa Ahmad
Soebardjo dan Soediro (seketaris pribadi Ahmad Soebardjo) ke Rengasdengklok. Setibanya di
Rengasdengklok, Ahmad Soebardjo meminta agar Soekarno dan Hatta segera dibebaskan dan
apabila proklamasi kemerdekaan tidak dilakukan secepatnya maka jaminannya adalah nyawanya.
Atas usulan tersebut para pemuda akhirnya mau melepaskan Soekarno – Hatta.
2. Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Rombongan Soekarno – Hatta tiba kembali di Jakarta sekitar pukul 22.30 WIB. Sebelum
menuju ke rumah Laksamana Muda Maeda, Soekarno – Hatta berusaha untuk mengkonfirmasi
tentang menyerahnya Jepang kepada Sekutu kepada Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto, Kepala
Staf Tentara ke XVI (Angkatan Darat) yang menjadi Kepala Pemerintahan Militer Jepang
(Gunseikan) di Hindia Belanda. Kedatangan mereka ditolak dan hanya ditemui oleh Mayor
Jenderal Otoshi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum Pemerintahan Militer Jepang.
Mayor Jenderal Nishimura kemudian membenarkan berita tersebut, dan ada perintah dari Tokyo
bahwa Jepang harus menjaga status quo, tidak dapat memberi izin untuk mempersiapkan
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagaimana telah dijanjikan. Penjelasan tersebut mengubah
sikap dan cara pandang Soekarno – Hatta.
Soekarno–Hatta kemudian kembali ke rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda untuk
merumuskan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sebagai tuan rumah, Maeda hanya
menyediakan fasilitas rumahnya sebagai tempat penyusunan teks Proklamasi. Sementara itu, ia
sendiri tidak turut campur di dalamnya. Di ruang makan, naskah Proklamasi dirumuskan oleh tiga
tokoh, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Ahmad Soebardjo. Peristiwa itu disaksikan oleh
Miyoshi bersama dengan tiga orang tokoh pemuda lainnya, yaitu Soekarni, B.M. Diah, dan Sajoeti
Melik.
Penulisan teks proklamasi tidak langsung jadi, melainkan ada beberapa kata yang harus
dirubah. Para aktivis muda menginginkan agar bahasa yang digunakan dramatis dan berapi-api,
tetapi untuk menjaga supaya tidak melukai perasaan pihak Jepang atau mendorong terjadinya
kekerasan maka disetujuilah suatu pernyataan yang tenang dan bersahaja yang dirancang oleh
Soekarno. Menjelang pukul 3.00 WIB dini hari tanggal 17 Agustus 1945, teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia selesai disusun. Di ruang depan konsep teks tersebut dibacakan dan
dimusyawarahkan dengan semua yang hadir. Ir Soekarno dengan diperkuat Drs. Moh. Hatta
mengusulkan agar naskah Proklamasi itu ditandatangani oleh semua yang hadir dengan meniru
model teks kemerdekaan bangsa Amerika (Declaration of Independence). Namun, usulan itu
ditolak. Justru Soekarni mengusulkan agar naskah tersebut ditandatangani oleh Soekarno–Hatta
saja atas nama bangsa Indonesia. Usul tersebut disetujui oleh semua yang hadir. Ir. Soekarno
kemudian meminta Sajoeti Melik untuk mengetik teks tersebut. Ia menggunakan mesin ketik yang
diambil dari Kantor Perwakilan AL Jerman, milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler. Ketika
melakukan pengetikan Sajoeti Melik mengadakan perubahan sebagai berikut.
a. kata “tempoh” diganti menjadi “tempo”;
b. kata “wakil-wakil bangsa Indonesia”, diganti menjadi “atas nama bangsa Indonesia”;
c. rumusan “Djakarta, 17–8–05”, diganti menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahun 05”.
Rancangan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang telah diketik Sajoeti Melik
kemudian ditandatangani Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia. Naskah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia tersebut kemudian dikenal dengan istilah teks Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia yang autentik.
3. Pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Atas rencana Soekarno pembacaan teks proklamasi akan dilaksanakan di Lapangan Ikada,
tetapi dialihkan di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Pengalihan tempat
ini disebabkan di Lapangan Ikada sudah berkumpul pasukan Jepang bersenjata lengkap. Upacara
dimulai pada pukul 10.00 WIB dengan tata urutan sebagai berikut.
a. Pemberian sambutan oleh dua anggota panitia.
b. Pemberian sambutan oleh Mohammad Hatta.
c. Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan oleh Soekarno.
d. Pengibaran bendera Merah Putih oleh Latief Hendraningrat dan Suhud, yang secara
spontan para hadirin menyanyikan lagu “Indonesia Raya”.
Seputar pengumuman proklamasi kemerdekaan Indonesia, di antaranya tiang bendera
terbuat dari bambu yang diberi tali dan ditanam di teras rumah Soekarno. Bendera dijahit oleh
Fatmawati Soekarno, dengan bentuk dan ukuran yang tidak standar. Mikrofon dan pengeras suara
dipinjam dari suatu toko elektronik.
D. Penyebaran Berita Kemerdekaan Indonesia
Berita tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Soekarno – Hatta tidak
langsung bisa didengar oleh seluruh rakyat Indonesia. Ada banyak faktor yang mempengaruhi hal
tersebut, diantaranya adalah keinginan pemerintah militer Jepang untuk menutupi berita tersebut.
Oleh sebab itu, para pemuda terutama dalam kelompok Menteng 31 berusaha untuk menyebarkan
berita bahagia ini. Ada beberapa media yang digunakan untuk menyebarkan berita kemerdekaan
bangsa Indonesia, antara lain sebagai berikut.
1. Media Radio dan Cetak
Tokoh-tokoh yang menyebarluaskan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, antara lain
M. Yusuf Ronodipuro, Syahruddin, Bachtiar Lubis, dan Suprapto. Melalui kantor berita Jepang
Domei, berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia mulai disebarluaskan. Syahruddin seorang
wartawan Domei juga berhasil menyiarkan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia melalui
siaran radio Hoso Kanri Kyoku.
Untuk daerah Jakarta khususnya, berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal
17 Agustus 1945 segera menyebar secara luas. Pada hari itu juga, teks proklamasi telah sampai di
tangan kepala bagian radio kantor berita Domei, Waidan B. Palenewen. Ia menerima kopian teks
Proklamasi dari seorang wartawan Domei yang bernama Syahruddin. Ia pun memerintahkan F.
Wuz seorang markonis untuk mengutarakan. Tercatat naskah Proklamasi berhasil dibaca dan
diudarakan sampai disiarkan tiga kali berturut-turut. Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
diulangi setiap setengah jam sampai pukul 16.00 WIB saat siaran berhenti. Akibat dari penyiaran
tersebut, pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita dan menyatakan
sebagai kekeliruan. Pada tanggal 20 Agustus 1945, pemancar tersebut disegel oleh Jepang dan
para pegawainya dilarang masuk.
Sekalipun pemancar radio disegel, para pemuda ternyata membuat pemancar baru dengan
bantuan teknisi radio, di antaranya Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan Suhandar. Mereka
mendirikan pemancar baru di Menteng 31 dengan kode panggilan DJK 1. Beberapa tokoh pemuda
yang berjuang melalui media pers, antara lain B.M. Diah, Sajoeti Melik, dan Sumanang. Surat
kabar yang pertama kali memuat berita proklamasi adalah surat kabar Tjahaja yang terbit di
Bandung dan surat kabar Soeara Asia yang terbit di Surabaya.
2. Pemimpin Daerah
Upacara Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dihadiri juga oleh perwakilan-
perwakilan dari berbagai daerah yang akan menghadiri sidang PPKI. Para perwakilan daerah
tersebut, di antaranya Teuku Muhammad Hassan utusan dari Sumatra; Sutarjo Kartohadikusumo
utusan dari Jawa Barat; R.A. Soerjo utusan dari Jawa Timur; R. Pandji Soeroso utusan dari Jawa
Tengah; Mr. I Gusti Ketut Pudja utusan dari Sunda Kecil; Mr. J. Latuharhary utusan dari Maluku;
Dr. G.S.S.J. Ratulangi utusan dari Sulawesi; dan A.A. Hamidhan utusan dari Kalimantan.
3. Sarana Lainnya
Selain mengggunakan media radio dan tokoh – tokoh daerah, penyebaran berita
kemerdekaan Indonesia juga dilakukan dengan penyebaran pamflet dan spanduk. Bahklan
pemuda – pemuda di Jakarta melakukan coretan di beberapa gedung dan trem, seperti we fight for
democracy, Indonesia never again the life blood of any nation, serta for the right of self
determination.
E. Pembentukan Perangkat Negara
Sidang pertama PPPKI yang seharusnya dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 1945 harus
diganti pada tanggal 18 Agustus 1945. Pada sidang pertama PPKI harus mengejar waktu untuk
membuat perangkat – perangkat negara agar Indonesia dapat diakui secara de jure dan de facto oleh
negara lain terutama Sekutu. Selain itu, Indonesia juga mendapatkan informasi bahwa Inggris yang
bertugas untuk memulangkan tentara Jepang dari Indonesia telah diboncengi oleh Belanda. Dengan
segala kekurangannya, PPKI melakukan sidang sebanyak tiga kali, yakni pada tanggal 18, 19, dan 22
Agustus 1945. Adapaun perangkat negara yang berhasil dirumuskan oleh PPKI pada ketiga sidang
tersebut antara lain pengesahan UUD, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, pembentukan provinsi
dan gubernurnya, pembentukan KNIP, pembentukan PNI, dan pembentukan BKR.
1. Pengesahan Undang – Undang Dasar
Seperti keterangan diatas, rancangan Undang – Undang Dasar 1945 sudah dirancang pada
sidang kedua BPUPKI. Pada sidang pertama PPKI tanggal 18 Agustus 1945 hanya menegaskan
dan meresmikan Undang – Undang Dasar 1945. Ada beberapa perubahan dalam pengesahan
Undang – Undang Dasar 1945, antara lain sebagai berikut.
a. Kata ”Mukadimah” diganti dengan “Pembukaan”; kata ”Hukum Dasar” diganti dengan
“Undang-Undang Dasar”; kata ”menurut dasar” dalam kalimat “Berdasarkan kepada
Ketuhanan menurut dasar kemanusiaan yang adal dan beradab” dihapus; kalimat ”....
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dihapus.
b. Pasal 6 Ayat (1) semula berbunyi ”Presiden ialah orang Indonesia asli yang beragama
Islam”. Kata “beragama Islam” dihilangkan. Selanjutnya, Pasal 29 Ayat (1), kalimat di
belakang kata, “....Ketuhanan” yang berbunyi “...dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dihapus.
Perubahan tersebut adalah usulan dari wakil dari luar Jawa, di antaranya oleh Mr.
Latuharhary (Maluku), Dr. Sam Ratulangi (Sulawesi), Mr. Tadjudin Noor, Ir. Pangeran Noor
(Kalimantan), dan Mr. I Gusti Ketut Pudja (Nusa Tenggara) yang menyampaikan keresahan
penduduk non-Islam mengenai kalimat dalam Piagam Jakarta yang nantinya akan dijadikan
rancangan pembukaan dan Undang Undang Dasar Negara Indonesia.
Pembukaan UUD Republik Indonesia mengandung sila-sila dasar negara yang dikenal
dengan nama ”Pancasila.” Dengan begitu, jelaslah bahwa Pancasila sebagai dasar negara
rumusannya autentik terdapat di dalam Pembukaan Undang-UUD Republik Indonesia.
Berdasarkan suara bulat, konstitusi itu diterima dan disahkan oleh PPKI menjadi konstitusi negara
Republik Indonesia. Konstitusi itu disebut Undang-Undang Dasar 1945. Pengesahan itu kemudian
dimuat dalam Berita Republik Indonesia Tahun ke-2 No. 7 Tahun 1946 halaman 45–48.
Sistematika UUD Republik Indonesia yang disahkan itu sebagai berikut.
a. Pembukaaan terdiri atas empat alinea.
b. Batang tubuh terdiri atas 16 bab, 27 pasal, 4 pasal aturan peralihan, dan 4 pasal aturan
tambahan.
c. Penjelasan terdiri atas penjelasan umum dan penjelasan khusus.
2. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia
Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI juga melatik Presiden dan Wakil Presiden Republik
Indonesia. Berdasarkan usul dari Otto Iskandardinata, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
Republik Indonesia dilakukan secara aklamasi. Pada saat itu Otto Iskandardinata secara spontan
mengajukan Ir. Sokerno sebagai Presiden Indonesia, sedang Mohammad Hatta sebagai Wakli
Presiden. Anggota PPKI yang mengikuti sidang secara serentak menyetujui usulan tersebut,
kemudian secara spontan pula semua anggota langsung berdiri dan menyanyikan lagu Indonesia
Raya. Dengan demikian, pada tanggal 18 Agustus 1945 Indonesia mempunyai Presiden dan Wakil
Presiden sendiri yang langsung dilantik oleh PPKI karena MPR saat itu belum terbentuk.
3. Pembentukan KNIP (Komite Nasioanl Indonesia Pusat)
Sidang pertama pada tanggal 18 Agustus 1945 juga menyepakati tentang dibentuknya
semacam lembaga yang bertugas untuk membantu tugas Presiden. Lembaga tersebut kemudian
dinamakan dengan Komite Nasionai Indonesia. Pada tanggal 19 Agustus 1945, PPKI membentuk
panitia kecil yang terdiri dari Presiden Soekarno, Wakil Presiden Hatta, Sartono, Suwirjo, Otto
Iskandardinata, Sukardjo Wirjopranoto, dr. Buntaran, A.G. Pringgodigdo, Soetarjo
Kartohadikoesoemo, dan dr. Tadjaluddin. Panitia ini bertugas untuk menentukan anggota yang
duduk di Komite Nasional Indoneia. PPKI juga menyetujui bahwa anggota PPKI sebanyak 60
orang. Pada tanggal 22 Agustus 1945, Komite Nasional Indonesia dibagi menjadi dua bagian,
yakni untuk pusat akan dibentukm Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), sedangkan daerah
akan dibentuk Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID). KNIP sendiri diketuai oleh Mr. Kasman
Singodimejo.
Wewenang KNIP sebagai DPR ditetapkan dalam Maklumat Pemerintah RI No. X tahun 1945
yang isinya meliputi hal-hal berikut.
a. KNIP sebelum DPR/MPR terbentuk diserahi kekuasaan legislatif untuk membuat undang-
undang dan ikut menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).
b. Berhubung gentingnya keadaan maka pekerjaan sehari-hari KNIP dijalankan oleh sebuah
Badan Pekerja KNIP yang diketuai oleh Sutan Sjahrir.
4. Pelantikan Kementerian dan Lembaga Negara Indonesia
Pada sidang kedua (19 Agustus 1945) Soekarno menunjuk Ahmad Soebardjo, Soetardjo
Kartohadikusumo, dan Mr. Kasman untuk membentuk semacam panitia kecil untuk merancang
Kementerian Indonesia dan Lembaga Negara, dan membahas tentang pembentukan Provinsi.
Pada tanggal 2 September 1945, Presiden Soekarno menindaklanjuti dari panitia kecil tersebut
dengan membentuk kabinet pertama Indonesia. Ada dua belas Kementerian dan empat Lembaga
Tinggi Negara, antara lain sebagai berikut.
Sekilas Info
a. Menteri Dalam Negeri : R.A.A. Wiranatakoesoema Para pejabat Indonesia
b. Menteri Luar Negeri : Ahmad Soebardjo yang dipilih pada awal
c. Menteri Keuangan : A.A. Maramis pemerintahan dijabat oleh para
d. Menteri Kehakiman : Prof. Mr. Dr. Soepomo, S.H. penasihat pemerintah (sanyo)
dan wakil residen. Hal tersebut
e. Menteri Kemakmuran : Ir. Surachman Cokro Adisuryo dilakukan karena pihak Jepang
f. Menteri Keamanan Rakyat : Supriyadi dapat menyerahkan
g. Menteri Kesehatan : dr. Buntaran Martoatmojo pemerintahan secara damai dan
h. Menteri Pengajaran : Ki Hajar Dewantoro hati-hati kepada mereka
sehingga tidak melanggar
i. Menteri Penerangan : Mr. Amir Syarifuddin, wakilnya syarat-syarat penyerahan
Mr. Ali Sastroamijoyo Jepang atas sekutu.
j. Menteri Sosial : Iwa Koesoemasoemantri
k. Menteri Pekerjaan Umum : Abikusno Cokro Suyoso
l. Menteri Perhubungan : ad interm; Abikusno Cokro Suyoso
m. Menteri Negara : Wachid Hasjim, dr. M. Amir, Mr. R.M. Sartono, R. Otto
Iskandardinata
Terdapat pejabat negara yang diangkat setara menteri, seperti berikut ini.
a. Ketua Mahkamah Agung : Dr. Mr. Kusumaatmadja
b. Jaksa Agung : Gatot Tarunamihardja
c. Sekretaris Negara : A.G. Pringgodigdo
d. Juru Bicara Negara : Soekarjo Wirjopranoto
5. Pembentukan Provinsi Serta Pemimpin Daerah
Selain pelantikan Kementerian dan Lembaga Tinggi Negara, Presiden Soekarno juga
membentuk tujuh provinsi beserta pemimpin daerahnya. Hasil pembagian provinsi ini juga
diumumkan pada tanggal 2 September 1945 yang merupakan rekomendasi dari panitia kecil
pimpinan Otta Iskandardinata. Adapun ketujuh provinsi tersebut sebagai berikut.
a. Gubernur Provinsi Sumatra : Teuku Muhammad Hassan
b. Gubernur Provinsi Jawa Barat : Soetardjo Kartohadikoesoemo
c. Gubernur Provinsi Jawa Timur : R.A. Soerjo
d. Gubernur Provinsi Jawa Tengah : R. Panji Soeroso
e. Gubernur Provinsi Sunda Kecil : I Gusti Ketut Pudja
f. Gubernur Provinsi Maluku : Mr. J. Latuharhary
g. Gubernur Provinsi Sulawesi : Dr. G.S.S.J. Ratulangi
h. Gubernur Provinsi Kalimantan : Ir. Pangeran Muhammad Noor
6. Pembentukan Partai Nasional Indonesia (PNI) Sebagai Partai Tunggal
Rencana pembentukan Partai Nasional Indonesia waktu itu dimaksudkan sebagai satu
satunya partai politik di Indonesia. Namun, dengan dikeluarkannya Maklumat Pemerintah tanggal
31 Agustus 1945, gerakan PNI ditunda dan segala kegiatan dicurahkan ke dalam komite nasional.
7. Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR)
BKR adalah organisasi yang ditujukan untuk memelihara keselamatan rakyat. Pembentukan
BKR mendapat sambutan dari masyarakat luas. Dalam BKR terhimpun bekas anggota PETA, Heiho,
Keisatsutai (Polisi), Seinendan, Keibodan.
Kebijaksanaan pemerintah menunda pembentukan tentara nasional menyebabkan situasi
menjadi rawan. Kondisi yang demikian, maka pemerintah memanggil Mayor KNIL Oerip
Soemohardjo dari Yogyakarta ke Jakarta untuk menyusun tentara nasional. Untuk mewujudkan
pembentukan tentara nasional, pemerintah mengeluarkan maklumat pada tanggal 5 Oktober 1945.
Maklumat itu menyatakan berdirinya tentara nasional yang disebut Tentara Keamanan Rakyat
(TKR). Maklumat pembentukan Tentara Keamanan Rakyat ini dikeluarkan oleh Presiden
Soekarno, dengan menunjuk Supriyadi sebagai Panglima TKR.
Karena Supriyadi tidak pernah menduduki jabatannya, Kolonel Sudirman terpilih sebagai
Panglima TKR. Kolonel Sudirman dilantik sebagai Panglima Besar TKR pada tanggal 18
Desember 1945, dengan pangkat Letnan Jenderal. TKR diubah menjadi TRI (Tentara Republik
Indonesia). Hal tersebut terjadi pada 1 Januari 1946. Tanggal 5 Mei 1957 dikeluarkan dekret
Presiden untuk membentuk panitia pembentukan organisasi tentara nasional Indonesia. Tanggal 3
Juni 1947 ditetapkan perubahan TRI menjadi TNI (Tentara Nasional Indonesia).
F. Aksi Dukungan Terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
1. Rapat Raksasa Ikada
Pada tanggal 19 September 1945, para pemuda Jakarta dipelopori oleh Komite Van Aksi
Menteng 31 merencanakan menggerakkan massa dalam suatu rapat raksasa di Lapangan Ikada
(Ikatan Atletik Djakarta) dengan tujuan agar Presiden Soekarno berbicara langsung di hadapan
rakyat. Pada rapat tersebut Presiden Soekarno berpidato di hadapan massa tidak kurang dari lima
menit. Inti dari pidato Presiden Soekarno sebagai berikut.
a. Meminta dukungan dan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah Republik Indonesia;
b. Menuntut rakyat untuk mematuhi kebijakan-kebijakan pemerintah dengan disiplin;
c. Memerintahkan rakyat untuk bubar dan meninggalkan lapangan dengan tenang.
Makna dari rapat raksasa di Lapangan Ikada, sebagai berikut.
a. Berhasil mempertemukan pemerintah RI dengan rakyatnya.
b. Perwujudan kewibawaan pemerintah RI di hadapan rakyat.
c. Berhasil menggugah kepercayaan rakyat akan kekuatan bangsa Indonesia sendiri.
2. Dukungan dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Pada tanggal 29 Agustus 1945 Sultan Hamengkubuwono IX mengirimkan telegram ke
Jakarta yang isinya menyatakan bahwa Kasultanan Yogyakarta sanggup berdiri di belakang
pimpinan Soekarno–Hatta. Pada tanggal 5 September 1945 Sultan Hamengkubuwono IX
mempertegas lagi dukungan tersebut dengan mengeluarkan pernyataan sebagai berikut.
a. Kasultanan Yogyakarta adalah kerajaan yang merupakan daerah istimewa di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Sebagai kepala daerah, Sri Sultan Hamengkubuwono IX memegang kekuasaan
pemerintahan di wilayah Kasultanan Yogyakarta.
c. Kasultanan Yogyakarta mempunyai hubungan langsung dengan pemerintah pusat
negara Republik Indonesia. Untuk mengatur pemerintahan daerah Yogyakarta, Sri Sultan
Hamengkubuwono IX bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia.
3. Aksi Rakyat Indonesia di berbagai Daerah
Berita kemerdekaan yang dikumandangkan ternyata memicu ketegangan politik antara
rakyat Indonesia dengan pemerintah Jepang yang ada di Indonesia. Rakyat mulai memberanikan
diri melawan Jepang dengan merampas senjata tentara Jepang. Ada sebagian tentara Jepang
yang sukarela menyerahkan senjatanya kepada rakyat Indonesia, namun ada sebagian lagi yang
tidak mau menyerahkan senjatanya sehingga muncul percikan konflik.
Di Semarang terjadi pertempuran antara tanggal 15–20 Oktober 1945, peristiwa tersebut
dikenal dengan Pertempuran Lima Hari di Semarang. Tanggal 26 September 1945 di Yogyakarta
terjadi pertempuran. Para pemuda dan BKR berusaha mengepung dan merebut senjata Jepang.
Dalam pengepungan tersebut seorang pemuda bernama Arifin gugur. Para pemuda mantan Peta
menyerbu pasukan Panser Jepang di Cisadas dan berhasil merampas senjata di gudang lapangan
terbang Andir. Pada tanggal 19 September 1945 terjadi pengibaran bendera Belanda di Hotel
Yamato. Pemuda yang marah menyerbu hotel tersebut dan merobek warna biru, lalu dikibarkan
kembali.
Uji Pemahaman Materi
Tugas Mandiri
Kerjakan sesuai perintahnya!
Para pemuda tetap memilih Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta sebagai orang yang harus
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, padahal jelas – jelas mereka menolak pandangan para
pemuda. Cari tahu alasan para pemuda masih memilih Soekarno – Hatta untuk memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia. Tulis jawaban Anda dalam buku tugas kumpulkan kepada guru untuk dinilai.
Tugas Kelompok
Diskusikan bersama kelompok Anda!
Buatlah kelompok yang terdiri dari empat siswa. Buat makalah dan pilih salah satu tema di bawah ini.
1. Akhir Kekuasaan Jepang di Indonesia
2. Pancasila dan Piagam Jakarta
3. Latar Belakang Pemuda Indonesia Memilih Merdeka 100%
Presentasikan hasil makalah kelompok Anda di depan kelas. Hidupkan diskusi dengan tanya jawab
dengan kelompok lain.
Kata – Kata Penting
Daidan : Battalion / kesatuan tentara yg merupakan bagian dr resimen (300—1.000
orang)
Proklamasi : Pemberitahuan resmi kepada seluruh rakyat; permakluman; pengumuman
Resimen : Pasukan tentara yg terdiri atas beberapa batalion yg biasanya dikepalai oleh
seorang perwira menengah
Uji Pemahaman Materi
Lakukanlah kegiatan berikut ini !
Buatlah teks proklamasi semirip mungkin dalam sebuah kertas folio dari bentuk yang belum disadur atau
diedit dan sesudah disadur atau diedit. Bacakan teks yang kalian buat di depan kelas, dan kumpulkan
tugas tersebut kepada guru pembimbing.
Uji Kompetensi
A. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang paling benar !
1. BPUPKI diresmikan oleh Jepang sebagai b. 14 Agustus 1945
badan persiapan kemerdekaan pada c. 1 Maret 1945
tanggal …. d. 29 Mei 1945
a. 9 Agustus 1945 e. 30 Juni 1945
2. Perdana Menteri Kuniaki Toiso memberi a. pasukan Jepang telah bersiaga di
janji kemerdekaan kepada Indonesia lapangan ikada
pada tanggal …. b. digunakan untuk mengecoh perhatian
a. 16 September 1944 Jepang
b. 18 September 1944 c. menghindari bentrokan dengan tentara
c. 22 September 1944 Jepang
d. 7 September 1944 d. kedatangan tentara sekutu di
e. 14 Agustus 1945 Indonesia
3. Ketua panitia ekonomi dan keuangan e. Ir. Soekarno dan Moh. Hatta
yang dibentuk pada sidang BPUPKI tahap 9. Naskah teks proklamasi kemerdekaan
II adalah …. Indonesia ditandatangani oleh Soekarno-
a. Ahmad Soebardjo Hatta asal usulan …..
b. Amir Syarifudin a. Soetan Sjahrir
c. Drs. Moh. Hatta b. Wikana
d. Otto Iskandardinata c. Sajoeti Malik
e. Ir. Soekarno d. Soekarni
4. Di bawah ini yang bukan merupakan e. Achmad Soebardjo
anggota tambahan dari PPKI adalah …. 10. Pada saat pembacaan teks proklamasi
a. Achmad Soebardjo kemerdekaan Indonesia, Barisan Pelopor
b. Sajoeti Malik bertugas untuk ….
c. Ki Hajar Dewantara a. mengahalau semuan orang yang akan
d. Iwa Kusumasumantri melihat peristiwa tersebut
e. Moh. Hatta b. berjaga-jaga kalau tentara Jepang
5. Janji kemerdekaan oleh Jenderal Terauci di datang
mana wilayah Indonesia meliputi …. c. member keamanan bagi para peserta
a. Jawa dan Sumatra undangan
b. Jawa dan Bali d. bersiap untuk menyerang markas
c. seluruh wilayah bekas Hindia Belanda Jepang bila diperintah
d. wilayah bekas jajahan Jepang e. menunjukkan kekuatan militer
e. wilayah Indonesia saat ini sampai Indonesia kepada Soekarno-Hatta
Malaysia 11. Menyerahnya Jepang pada sekutu
6. Berdasarkan Ir. Soekarno, pemimpin dipandang sebagai waktu yang tepat
peristiwa Rengasdengklok adalah …. untuk memproklamirkan kemerdekaan
a. Mohammad Hatta karena .....
b. Soekarni a. sekutu akan datang dan mendukung
c. Sutan Sjahrir proklamasi kemerdekaan
d. Sajoeti Mallik b. tentara Jepang di Indonesia bersedia
e. Wikana membantu
7. Laksamana Muda Maeda memberikan c. Indonesia dalam kondisi vacuum of
bantuan untuk merumuskan teks power
proklamasi kemerdekaan di rumahnya d. bangsa Indonesia sudah siap lahir dan
karena ….. batin
a. dipastikan bahwa rumahnya tidak akan e. mengetahui Belanda akan datang
digeledah oleh Jepang kembali ke Indonesia
b. perasaan kasihan kepada pejuang 12. Soekarno Hatta menolak usulan golongan
bangsa Indonesia pemuda dalam penggunaan bahasa yang
c. Maeda merupakan teman dekat berapi-api karena ….
Soekarno dan Hatta a. menjaga perasaan tentara Jepang dan
d. rumah Maeda sangat dekat dengan menghindari bentrokan
rumah Jenderal Jepang b. memprovokasi rakyat Indonesia untuk
e. rumah Maeda dijaga ketat oleh tentara bertindak anarkis
Jepang c. menghindari suasana yang tidak
8. Pelaksanaan upacara pembacaan teks kondusif
proklamasi kemerdekaan Indonesia di d. tidak sesuai dengan adat ketimuran
lapangan Ikada dibatalkan karena ...... yang sopan dan santun
e. menghindari anggapan bahwa d. pengalihan kekuasaan
proklamasi kemerdekaan dibuat-buat e. kemauan kekuasaan
13. Golongan pemuda Indonesia menolak 18. Salah satu hasil dari keputusan
proklamasi kemerdekaan Indonesia pertemuan PPKI adalah dibentuknya
dilakukan oleh PPKI karena .... suatu komite nasional yang berfungsi
a. PPKI merupakan boneka buatan dari untuk ….
Jepang sehingga keputusannya tidak a. membuat Undang-Undang Dasar
sah b. membantu presiden sebelum
b. kemerdekaan Indonesia akan terbentuknya MPR dan DPR
dianggap sebagai pemberian dari c. mengawasi dan memantau kerja dari
Jepang presiden dan wakil presiden
c. PPKI mencerminkan kepentingan d. membuat dan mengawasi penggunaan
pemerintahan Jepang Anggaran Dasar Negara
d. PPKI terlalu lambat dalam bekerja e. merubah dan mengangkat Presiden
mempersiapkan kemerdekaan 19. Maksud dikeluarkannya maklumat tanggal
e. PPKI beranggotakan orang yang pro 5 Oktober 1945 adalah ….
dengan Jepang a. berdirinya tentara nasional yang
14. Wakil dari daerah Jawa Timur yang disebut Tentara Keamanan Rakyat
menghadiri upacara Proklamasi (TKR)
Kemerdekaan Indonesia adalah …. b. pembentukan Badan Keamanan
a. Teuku Muhammad Hassan Rakyat (BKR)
c. TKR diubah menjadi TRI (Tentara
b. Sutarjo Kartohadikusumo
Republik Indonesia)
c. A.A. Hamidhan d. pembentukan Komite Nasional
d. R.A. Soerjo Indonesia Pusat (KNIP)
e. Mr. J. Latuharhary e. terbentuknya delapan provinsi
15. Secara politik, kemerdekaan Indonesia 20. Di bawah ini yang merupakan hasil sidang
merupakan wujud dari .... PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945
a. kerja sama bangsa Indonesia dengan adalah ….
negara-negara lainnya a. pembentukan komite nasional
b. kebebasan bangsa Indonesia dari b. pembentukan wilayah Indonesia
segala bentuk penjajahan c. pembentukan Partai Nasional
c. bangsa Indonesia memiliki peme- Indonesia
rintahan sendiri d. pembentukan Badan Pekerja Komite
d. kebebasan hak asasi bangsa Nasional Indonesia Pusat
Indonesia e. pembentukan 12 departemen dan 4
e. bangsa Indonesia bebas berhu-bungan kementerian negara
dengan bangsa mana pun 21. Latar belakang pembentukan tentara
16. Perdebatan antara golongan tua dengan rakyat adalah, kecuali …..
golongan muda disebabkan karena ..... a. menghadapi ancaman dari luar yang
a. perbedaan sah dan tidaknya menghendaki Indonesia runtuh
proklamasi dalam pandangan Jepang b. kesadaran pemerintah sejak awal
b. waktu dan tata cara pelaksanaan untuk membentuk tentara nasional
proklamasi c. desakan dari anggota BKR tentang
c. tokoh yang menandatangani teks pentingnya tentara kebangsaan
proklamsi kemerdekaan d. keamanan rakyat yang semakin
d. tokoh yang menyusun terancam karena kedatangan sekutu
e. tempat pembacaan teks proklamasi e. tindakan provokastif dari tentara
kemerdekaan Jepang
17. Kalimat pertama pada alinea teks 22. Menteri Pertahanan pertama Indonesia
proklamasi kemerdekaan bermakna ...... dipegang oleh ….
a. kemauan bangsa Indonesia untuk a. A.H. Nasution
menentukan nasibnya sendiri b. Supriyadi
b. perjuangan kemerdekaan bangsa c. Jenderal Soedirman
Indonesia d. Mayjen Gatot Soebroto
c. penyerahan kekuasaan e. Amir Sjafiruddin
23. Pembukaan UUD 1945 merupakan hasil b. 19 Agustus 1945
rapat oleh …. c. 20 Agustus 1945
a. anggota DPR d. 21 Agustus 1945
b. para menteri e. 22 Agustus 1945
c. Panitia Sembilan 25. Tokoh yang ikut ke Dalath, Vietnam selain
d. BPUPKI Soekarno-Hatta adalah ….
e. PPKI a. Radjiman Wedjodiningrat
24. Pengesahan UUD 1945 sebagai dasar b. Achmad Soebardjo
negara Indonesia merupakan hasil dari c. Agus Salim
sidang PPKI tanggal …. d. Maramis
a. 18 Agustus 1945 e. AdamMalik
B. Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang benar !
1. Tokoh yang pertama kali mengusulkan tentang dasar negara Indonesia bernama ….Moh. Yamin
2. Nama lain dari PPKI dalam bahasa Jepang adalah ….. Dokuritsu Junbi Inkai
3. Ir. Soekarno dalam pidatonya mengusulkan lima azas sebagai dasar negara yang diberi nama
Pancasila
4. Soekarno dan Hatta diculik kemudian ditempatkan di …..Rengasdengklok
5. Naskah proklamasi kemerdekaan diketik oleh …..Sajoeti Malik
6. Golongan tua yang mendesak agar Soekarno-Hatta segera mungkin dikeluarkan dari
Rengasdengklok adalah …..Achmad Soebardjo
7. Harian surat kabar pertama yang menyiarkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah Soeara
Asia
8. Pada sidang pertama PPKI berhasil mengubah kata mukadimah menjadi ….pembukaan
9. Menurut UUD 1945, sistem kabinet Indonesia adalah ….sistem presidensial
10. Tanggal 3 Juni 1947 ditetapkan perubahan dari TRI menjadi TNI (Tentara Nasional Indonesia)
C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Sebutkan lima asas dasar negara Indonesia yang disampaikan oleh Dr. Soepomo !
Jawab : ………………………………………………………..
persatuan/nasionalisme, kekeluargaan, takluk kepada Tuhan, musyawarah, dan keadilan rakyat
2. Apa alasan golongan tua menolak pendapat golongan muda yang ingin segera melaksanakan
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia?
Jawab : …………………………………………………………….
Golongan tua tidak berani melanggar ketentuan Jepang karena khawatir akan adanya
pertumpahan darah. Meskipun Jepang telah kalah, kekuatan militernya yang ada di Indonesia
masih amat kuat.
3. Apa yang menjadi alasan pemuda Indonesia memilih Rengasdengklok sebagai tempat untuk
mengamankan Soekarno Hatta ?
Jawab : …………………………………………………………..
Didasarkan pada perhitungan militer. Antara anggota PETA Daidan Purwakarta dan Daidan
Jakarta terdapat hubungan erat sejak mereka mengadakan latihan bersama. Secara geografis,
Rengasdengklok letaknya terpencil. Dengan demikian, akan dapat dilakukan deteksi dengan
mudah terhadap setiap gerakan tentara Jepang yang hendak datang ke Rengasdengklok, baik
yang datang dari arah Jakarta, maupun dari arah Bandung atau Jawa Tengah.
4. Sebutkan perubahan-perubahan yang terjadi pada naskah proklamasi kemerdekaan !
Jawab : …………………………………………………………………
Perubahan-perubahan kalimat dalam teks proklamasi terletak pada kalimat pertama yang
berbunyi “ kami rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan kami” kemudian diubah
menjadi “kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia” yang berasal
dari perkataan Achmad Soebardjo. Pada kalimat kedua yang berbunyi “hal-hal yang mengenai
pemindahan kekuasaan dan lain-lain akan diselenggarakan dengan cara yang secermat-
cermatnya serta dalam tempo yang sesingkat-singkatnya” kalimat ini kemudian digabung dan
disempurnakan sehingga menjadi “hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan, dll.,
diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”.
5. Sebutkan tiga perubahan dalam UUD 1945 yang dihasilkan dalam sidang pertama PPKI !
Jawab : ……………………………………………………………….
1) Kata Mukadimah diganti dengan kata Pembukaan
2) Pada pembukaan di alenia keempat dalam kata “Ketuhanan dengan menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya” diganti dengan “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
3) Pada alinea keempat dalam kalimat Menurut “kemanusiaan yang adil dan beradab” diganti
menjadi “Kemanusian yang adil dan beradab”.
4) Pada pasal 6 ayat (1) yang semula berbunyi “Presiden ialah orang Indonesia asli dan beragama
Islam” diganti menjadi “Presiden ialah orang Indonesia asli”.
Uji Kreativitasmu
Lakukan sesuai perintahnya!
Buatlah kelompok yang terdiri dari lima siswa. Cari tahu tentang peristiwa yang terjadi sekitar Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia di lingkunganmu. Tulis dalam bentuk makalah dan kumpulkan kepada guru
untuk dinilai.
Perbaikan
A. Isilah titik-titik berikut dengan jawaban yang benar !
1. Bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal ….. 17 Agustus 1945
2. Pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dilakukan di …..Jl. Pegangsaan Timur No.
56, Jakarta
3. Orang Jepang yang mau membantu perjuangan Indonesia dalam perumusan teks proklamasi
kemerdekaan bernama …..Laksamana Madya Maeda
4. Berdasarkan dekret Panglima Tentara Jepang Asia Tenggara Marsekal Terauchi, pada 7 Agustus
1945 Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi
Inkai
5. Organisasi yang ditujukan untuk memelihara keselamatan rakyat adalah BKR
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Apa tujuan Jepang memberi janji kemerdekaan kepada Indonesia?
Jawab : ……………………………………………………….
Maksud dari janji itu bertujuan untuk menarik hati rakyat Indonesia agar membantu Jepang dalam
perangnya melawan Sekutu.
2. Sebutkan sedikitnya empat tokoh utusan daerah yang berperan dalam menyebarluaskan
proklamasi kemerdekaan !
Jawab : ………………………………………………………
Para utusan yang bertugas menyebarkan berita proklamasi kemerdekaan RI, yaitu Teuku
Mohammad Hassan Utusan dari Sumatra; Sutarjo Kartohadikusumo Utusan dari Jawa Barat; R. A.
Soerjo Utusan dari Jawa Timur; R. Panji Soeroso Utusan dari Jawa Tengah; Mr. I Gusti Ketut
Pudja Utusan dari Sunda Kecil (Bali dan Nusa Tenggara); Mr. J. Latuharhary Utusan dari Maluku;
Dr. G.S.S.J. Ratulangi Utusan dari Sulawesi; A.A. Hamidhan Utusan dari Kalimantan
3. Apa tujuan Komite Van Aksi Menteng 31 menggerakkan massa dalam rapat raksasa di Lapangan
Ikada pada tanggal 19 September 1945?
Jawab : …………………………………………………………
Pada tanggal 19 September 1945, para pemuda Jakarta dipelopori oleh Komite Van Aksi Menteng
31 merencanakan menggerakkan massa dalam suatu rapat raksasa di Lapangan Ikada (Ikatan
Atletik Djakarta) dengan tujuan agar Presiden Soekarno berbicara langsung di hadapan rakyat.
4. Apa tugas dibentuknya PPKI sebagai pengganti BPUPKI ?
Jawab : ………………………………………………….
menyusun rencana kemerdekaan Indonesia; meneliti, dan menyempurnakan hasil kerja BPUPKI.
5. Sebutkan sedikitnya lima anggota dari panitia sembilan !
Jawab : ……………………………………………….
Ir.Soekarno sebagai ketua, anggota Mohammad Hatta, Mr. Mohammad Yamin, Mr. Achmad
Subardjo, Mr. A.A. Maramis, Abdulkahar Muzakar, K.H. Wachid Hasyim, H. Agus Salim, dan
Abikusno Tjokrosujoso
Pengayaan Ilmu
Soekarni
Soekarni Kartodiwirjo adalah pahlawan nasional yang lahir di Blitar pada tanggal 14 Juli 1916. Ia
berada pada keluarga yang dianggap mampu pada masa itu. Pada masa kecil dirinya pernah sekolah di
Mardisiswo (sekolah dirian dari Moh. Anwar) di Blitar. Pada masa mudanya, dirinya ikut dalam
pergerakan nasional dengan masuk perhimpunan Indonesia muda tahun 1930. Pada masa pendudukan
Jepang, Soekarni pernah bekerja di kantor berita Antara (Domei). Pada saat itulah dirinya pernah
bertemu dengan Tan Malaka (pahlwan revolusioner). Bertemunya dengan Tan Malaka membuat
pemikrannya terhadap imperialisme semakin radikal. Pada tahun 1943 bersama Chaerul Salih memimpin
Asrama Pemuda di Menteng 31 yang kemudian dikenal dengan kelompok Menteng 31. Pada tahun 1948
Partai Murba (didirikan oleh Tan Malaka) Soekarni terpilih menjadi ketua umum. Sejak tahun 1961 dirinya
ditunjuk oleh Presiden Soekarno untuk menjadi duta besar RRT, dan kembali pada tahun 1964. Pada
masa Orde Lama dirinya pernah memperingatkan tentang sikap PKI. Pada masa Orba partai Murba
dihapus oleh pemerintah dan dirinya ditunjuk sebagai ketua DPA (Dewan Pertimbangan Agung). Dirinya
mendapat penghargaan Bintang Mahaputra Bintang Empat. Pada tanggal 7 Mei 1971 Soekarni
meninggal dan dimakamkan di Taman Pahlawan Kalibata.
Insan Berkepribadian
Proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945 dilalui
dengan perjuangan yang sangat panjang. Proklamasi kemerdekaan tersebut merupakan titik awal
perjuangan selanjutnya untuk menjadi bangsa yang besar. Kita sebagai generasi muda jangan pernah
menyianyiakan kemerdekaan yang sudah dicapai dengan menggantungkan kepada bangsa lain.
Temukan inovasi dan kreasi bawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar.
Bab 2
Masa Revolusi Mempertahankan Kemerdekaan 1945 - 1950

Standar Kompetensi
1. Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia sejak Proklamasi sampai dengan lahirnya Orde Baru.
Kompetensi Dasar
1.2 Menganalisis perkembangan ekonomi-keuangan dan politik pada masa awal kemerdekaan sampai dengan tahun 1950.

Masa revolusi mempertahankan kemerdekaan merupakan masa terpenting bagi perjalanan


bangsa Indonesia. Pada masa ini seluruh rakyat Indonesia dihadapkan oleh
rencana Belanda untuk kembali menanamkan imperiumnya di Indonesia.
Rakyat Indonesia yang tenggelam dalam suka cita proklamasi kemerdekaan
harus kembali lagi menghadapi kekuatan lama, yakni Belanda. Akan tetapi,
hal yang membedakan masa ini dengan masa sebelumnya adalah pada
masa ini rakyat sudah siap menghadapi imperium Belanda. Dengan bekal
pengetahuan militer yang didapat di masa pendudukan Jepang, dan rasa pengorbanan untuk tetap
menjadi negara merdeka menjadi modal utama. Berbagai siasat dan strategi Belanda untuk
melumpuhkan perlawanan Indonesia baik dalam bidang ekonomi atau politik dilawan sepenuh tenaga
oleh bangsa Indonesia. Semboyan “merdeka atau mati” mengakar dalam sanubari rakyat Indonesia pada
masa ini.
A. Kedatangan Belanda di Indonesia
Kemenangan sekutu yang dipimpin oleh Amerika Serikat dalam Perang Pasifik membawa
dampak besar bagi pemerintahan militer Jepang di Indonesia. Amerika Serikat melalui Komando
Pasifik Barat Daya Amerika menyerahkan Indonesia kepada Komando Asia Tenggara atau SEAC
(South East Asia Command). SEAC dikomando oleh Inggris di bawah pimpinan Lord Louis
Mountbatten. Tugas utama SEAC, antara lain menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang;
membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu; melucuti dan mengumpulkan pasukan
Jepang untuk dipulangkan ke negaranya; menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk
kemudian diserahkan kepada pemerintah; menghimpun keterangan tentang penjahat perang dan
menuntut penjahat perang.
Wilayah Indonesia berada dalam pengawasan SEAC di bawah komando Letnan Jenderal Sir
Philip Christison. Sebelum Inggris mendaratkan pasukannya, SEAC meminta kepada pasukan
Australia dibantu oleh Belanda untuk mengambil alih di Indonesia Timur, kecuali Bali dan Lombok.
Dengan sekejap, Australia dapat menguasai keadaan di Indonesia Timur dengan cara menangkap
demonstarn dan pejabat yang pro – Republik. Untuk daerah Jawa dan Sumatra yang mayoritas
rakyatnya fanatik terhadap revolusi, Letnan Jenderal Sir Philip Christison membentuk AFNEI (Allied
Forces Nederlands East Indies). AFNEI terdiri dari pasukan – pasukan dari Belanda yang sudah
mengetahui seluk beluk kondisi Indonesia. AFNEI di komandani oleh Mayor A.G. Greenhalgh.
Misi AFNEI adalah sebagai divisi pendahuluan mengadakan pembicaraan dengan pimpinan
tertinggi di Jakarta serta mempelajari dan melaporkan keadaan Indonesia menjelang masuknya
pasukan Sekutu. Tugas tersebut dilakukan oleh Van der Plas yang merupakan mantan pegawai tinggi
Belanda di masa Hindia Belanda. Hal tersebut harus dilakukan oleh Letnan Jenderal Sir Philip
Christison untuk menghindari bentrokan dengan rakyat Indonesia. Pada tanggal 26 September 1945,
pasukan Sekutu tiba di Sumatra dan Jawa dengan tiga divisi, yakni Divisi India ke-23 dipimpin Mayjen
D.C Hawthorn bertugas di Jawa Timur, Divisi India ke-5 dipimpin Mayjen E.C Marsergh bertugas di
Jawa Barat, dan Divisi India ke-26 dipimpin Mayjen H.M Chambers bertugas di Sumatra.
Pada awalnya kedatangan pasukan Sekutu disambut dengan tangan terbuka oleh Indonesia.
Akan tetapi, setelah mengetahui kedatangan Sekutu bersama dengan Belanda yang membawa
bendera NICA (Netherlands Indies Civil Adminitration) membuka kecurigaan pemerintah Indonesia.
Konflik antara Indonesia dan Belanda semakin menjadi – jadi setelah para tahanan Jepang yang
kebanyakan bekas tentara KNIL, dan tentara NICA melakukan kerusuhan di Indonesia. Seakan –
akan mereka masih menganggap bahwa Indonesia masih merupakan tanah jajahannya. Hal inilah
yang memicu peperangan kecil di berbagai daerah dan menjadi perang terbuka di kemudian hari.
B. Kondisi Politik Indonesia Masa Revolusi Mempertahankan Kemerdekaan
Inggris yang merupakan koalisi terdekat Belanda tidak mau ikut dalam konflik antara Indonesia
dengan Belanda. Akan tetapi, sikap Inggris tersebut mendua. Inggris hanya akan mendaratkan
Belanda di tempat – tempat yang sudah dikuasai oleh Sekutu. Indonesia Timur yang sudah berhasil
dikuasai oleh pasukan Australia, sedikit demi sedikit mengalihkan kekuasaannya kepada Belanda.
Pada bulan Juli 1946, secara resmi Inggris memberikan Indonesia kepada Belanda kecuali Jawa dan
Sumatra. Untuk daerah Jawa dan Sumatra, pasukan Belanda hanya bisa masuk secara bertahap.
Walaupun demikian, Belanda yang didukung oleh Inggris mampu menggoyahkan pemerintah
Indonesia.
1. Polemik Politik Dalam Negeri Indonesia Awal Kemerdekaan
a. Pergantian Sistem Presidensial ke Sistem Parlementer
Sistem Presidensial yang digunakan oleh pemerintah Indonesia di awal kemerdekaan
ternyata mendatangkan polemik tersendiri. Sutan Sjahrir dan Amir Sjafiruddin memandang
bahwa kekuasaan Presiden dan Wakil Presiden terlalu luas dan tanpa batas. Kekuasaan
eksekutif dan legaslatif dipegang secara bersamaan. Pada saat itu badan tertinggi hanyalah
Presiden dan Wakil Presiden, sedangkan KNIP hanya bertugas untuk membantu kinerja
Presiden dan Wakil Presiden. Dengan alasan tersebut, Sjahrir meminta kepada KNIP untuk
membuat petisi kepada Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta untuk
menindaklanjuti gagasannya.
Akibat petisi tersebut, KNIP mengadakan rapat pleno pada tanggal 16 Oktober 1945.
Akhirnya, Drs. Moh Hatta mengeluarkan Maklumat Nomor X Tanggal 16 Oktober 1945 yang
menetapkan bahwa Komite Nasional Indonesia Pusat sebelum terbentuk MPR dan DPR
diserahi kekuasaan legislatif, ikut menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara, serta
menyetujui bahwa pekerjaan KNIP sehari-hari sehubungan dengan gentingnya keadaan
dijalankan oleh sebuah badan pekerja yang dipilih di antara mereka dan bertanggung jawab
kepada Komite Nasional Indonesia Pusat. Badan pekerja KNIP (BP-KNIP) akhirnya dibentuk
dan diketuai oleh Sutan Sjahrir dan wakilnya Amir Sjarifuddin.
Pada tanggal 11 November 1945 BP-KNIP mengusulkan agar menteri-menteri
bertanggung jawab kepada BP-KNIP. Usulan itu dituangkan dalam Pengumuman BP-KNIP No.
5 Tahun 1945. Ternyata usulan ini disetujui Presiden Soekarno dengan mengeluarkan
Maklumat Pemerintah Tanggal 14 November 1945. Keluarnya maklumat tersebut menjadikan
Presiden Soekarno hanya sebagai kepala negara saja, sedangkan kepala pemerintahan
dipegang oleh Perdana Menteri Sutan Sjahrir.
b. Pembentukan Partai – Partai Politik
Pada tanggal 3 November 1945 pemerintah mengeluarkan maklumat tentang
pembentukan partai politik. Partai-partai politik yang terbentuk akibat maklumat pemerintah
pada tanggal 3 November 1945 sebagai berikut.
1) Majelis Syuro Muslimin Indonesia (7 November 1945) diketuai oleh Dr. Soekiman
Wiryosanjoyo.
2) Partai Komunis Indonesia (7 November 1945) diketuai oleh Mr. Muh. Yusuf.
3) Partai Buruh Indonesia (8 November 1945) diketuai oleh Nyoto.
4) Partai Rakyat Jelata (8 November 1945) diketuai oleh Sutan Dewanis.
5) Partai Kristen Indonesia (10 November 1945) diketuai oleh Dr. Probowinoto.
6) Partai Rakyat Sosialis (20 November 1945) diketuai oleh Sutan Syahrir.
7) Partai Katolik Republik Indonesia (8 November 1945) diketuai oleh I.J. Kasimo.
8) Persatuan Rakyat Marhein Indonesia (Permai) dipimpin oleh J.B. Assa.
9) Partai Nasional Indonesia (29 Januari 1946) diketuai oleh Sidik Djojosukarto.
c. Penculikan Perdana Menteri Sutan Sjahrir
Perdana Menteri Sjahrir diculik oleh pihak oposisi saat dirinya kembali dari Jawa Timur
dan menginap di Solo, Jawa Tengah. Penculikan terjadi pada tanggal 27 Juni 1946. Penculikan
terjadi karena pemimpin Barisan Banteng, Dr. Moewardi diculik oleh kelompok tak dikenal yang
menyebabkan keadaan Solo mencekam. Selain itu, pidato Mohammad Hatta tanggal 25 Juni
1946 saat perayaan Isra’ Miraj di Alun – Alun Yogyakarta tentang permintaan pemerintah
kepada Belanda agar mengakui de facto atas Jawa dan Sumatra juga menjadi pemicu
penculikan Sjahrir.
Persatuan Perjuangan organisasi politik yang dipimpin oleh Tan Malaka sangat kecewa
terhadap tindakan Perdana Menteri Sjahrir. Saat Sjahrir menginap di Solo selepas
kunjungannya dari Jawa Timur untuk menghadiri rapat kabinet di Yogyakarta, terjadilah
penculikan. Penculikan bukan hanya ditujukan kepada Sutan Sjahrir saja, melainkan juga
ditujukan pada dr. Sudarsono dan Abdulmajid. Penculikan sendiri dilakukan oleh Mayor Abdul
Kadir Yusuf (anak Iwa Kusuma Sumantri) anak buah Mayor Jenderal Sudarsono. Atas desakan
dari Presiden Soekarno, pada tanggal 30 Juni menjelang 1 Juli 1946 para tahanan tersebut
dibebaskan dan diantar ke Yogyakarta.
2. Perpindahan Ibukota Dari Jakarta ke Yogyakarta
Pada akhir bulan September 1945, sebagian tentara NICA berhasil berlabuh di Pelabuhan
Tanjung Priok, Jakarta. Tentara NICA tersebut melakukan berbagai macam provokasi dengan
melakukan tindakan kerusuhan dan penggeledahan rumah – rumah penduduk. Mobil – mobil yang
dikendarai oleh orang Indonesia diambil secara paksa oleh tentara NICA, sebagaimana yang
dialami oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta. Belanda mengklaim bahwa mobil – mobil tersebut
adalah milik Belanda yang dirampas oleh tentara Jepang. Selain itu, pemimpin – pemimpin negara
tidak luput menjadi sasaran tembak dari tentara Belanda, seperti yang dialami oleh Sutan Sjahrir
dan Amir Sjarifuddin.
Majalah Pantja Jaya edisi tanggal 15 Januari 1946 melaporkan bahwa sampai akhir
Desember 1945, korban Indonesia yang meninggal sejak kedatangan Belanda di Jakarta sebanyak
8.000 jiwa. Keamanan yang tidak terjamin inilah yang menyebabkan Presiden Soekarno dan Wakil
Presiden Mohammad Hatta mempunyai gagasan untuk memindahkan ibukota Indonesia. Syarat
utama daerah yang akan dipilih sebagai pengganti Jakarta adalah daerah yang aman dan dikuasai
sepenuhnya oleh kaum republik sehingga kekuatan rakyat bisa dikoordinasikan dengan efektif.
Pilihan jatuh ke Yogyakarta karena Sultan Hamengkubuwono IX merupakan pendukung
terkuat republik di luar Jakarta. Pada tanggal 3 Januari 1946, Ibukota Indonesia secara resmi
dipindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Perpindahan tersebut dilakukan secara diam – diam.
Perpindahan ibukota bukan berarti menyerahkan Jakarta kepada Belanda. Sutan Sjahrir tetap
tinggal di Jakarta menjalankan fungsinya sebagai Perdana Menteri dan melakukan kontak dengan
Inggris dan Belanda. Berpindahnya pusat pemerintahan Indonesia juga diikuti oleh oposisi, dan
kota Solo dijadikan ibukota kaum oposisi.
3. Konflik Terbuka Antara Indonesia dengan Belanda
Ketegangan antara Indonesia dengan Belanda sudah terjadi sejak Inggris dan Belanda tiba
di Indonesia. Di berberapa daerah terjadi perang terbuka antara pejuang Indonesia dengan
Sekutu. Pemerintah Indonesia yang lebih lunak dalam menghadapi Belanda berusaha mencari
jalan dengan jalur diplomasi. Akan tetapi, tentara nasional dan badan – badan pejuang lainnya
lebih suka dengan cara konfrontasi untuk mencapai Indonesia merdeka 100%. Walaupun
demikian, kedua cara menjadi sangat ampuh dalam menghadapi agresi Belanda yang ingin
menanamkan imperiumnya di Indonesia.
a. Jalur Diplomasi
Jalur diplomasi menjadi pilihan utama pemerintah Indonesia karena keinginan
Indonesia untuk mendapatkan simpati dari dunia internasional. Melalui jalur ini,
pemerintah mengharapkan agar dunia internasional menekan Belanda agar segera
mengakui kemerdekaan Indonesia dan tindakan imperialisme yang dilakukan adalah
melanggar hak asasi manusia.
1) Pertemuan Antara Soekarno – van Mook
Pertemuan antara kedua tokoh ini terjadi pada tanggal 25 Oktober 1945. Dalam
pertemuan tersebut pihak Indonesia diwakili oleh Soekarno, Mohammad Hatta,
Ahmad Soebarjo, dan H. Agus Salim, sedangkan pihak Belanda diwakili van Mook
dan van Der Plas. Pertemuan tersebut merupakan inisiatif dari Letnan Jenderal Sir
Philip Christison.
2) Pertemuan Sutan Sjahrir – van Mook
Pada tanggal 10 Febuari 1946, diadakan pertemuan antara Indonesia diwakili
oleh Sutan Sjahrir dengan Belanda diwakili oleh van Mook, dan sebagai penengah Sir
Archibald Clark Kerr wakil Inggris. Pada pertemuan tersebut tidak terjalin sebuah
kesepakatan. Van Mook kemudian mengajukan usul untuk mengakui Republik
Indonesia sebagai wakil Jawa untuk mengadakan kerja sama dalam rangka
pembentukan negara federal dalam lingkungan Kerajaan Belanda. Usulan tersebut
kemudian dibalas oleh Sutan Sjahrir pada tanggal 17 Maret 1946 dengan usulan
pemerintah Belanda mengakui kedaulatan de facto Rl atas Jawa dan Sumatra; RI dan
Belanda bekerja sama membentuk Republik Indonesia Serikat (RIS); RIS bersama-
sama dengan Nederland, Suriname, dan Curacao, menjadi peserta dalam ikatan
Negeri Belanda. Usulan dari Sjahrir kemudian disampaikan oleh van Mook kepada
pemerintah pusat Belanda. Saat itu van Mook akan dipecat karena mensetujui usulan
republik, namun karena tidak ada sehebat van Mook di Belanda maka dirinya tetap
dipertahankan.
3) Perjanjian Linggajati
Sebagai tindak lanjut dari perundingan yang dilakukan sebelumnya (Perundingan
Hoge Veluwe). Pada tanggal 10 November 1946, dilaksanakan perundingan antara
pemerintah Republik Indonesia dengan Komisi Umum Belanda. Perundingan tersebut
dilakukan di Linggajati dekat Cirebon. Perun dingan di Linggajati sebagai pihak
penengah diwakili oleh Lord Killearn (Inggris); delegasi Indonesia dipimpin Sutan
Sjahrir; delegasi Belanda dipimpin oleh Prof. Schermerhorn. Hasil perundingan
menghasilkan kesepakatan yang disebut Perjanjian Linggarjati yang berisi hal berikut.
a) Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia meliputi Jawa, Madura,
dan Sumatra.
b) Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama membentuk negara
serikat dengan nama Republik Indonesia Serikat yang salah satu negar
bagiannya adalah Republik Indonesia.
c) Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia–
Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.
4) Perundingan Renville
Perjanjian Linggajati ternyata merugikan perjuangan bangsa Indonesia. Oleh
karena itu, kedua belah pihak tidak mampu menjalankan isi perjanjian itu.
Pertempuran terus menerus terjadi antara Indonesia dan Belanda. Dalam upaya
mengawasi pemberhentian tembak-menembak pasukan Belanda dengan TNI, Dewan
Keamanan PBB membentuk suatu komisi jasa-jasa baik yang dikenal dengan nama
Komisi Tiga Negara (KTN).
KTN mengadakan perundingan untuk menyelesaikan masalah Agresi Milter
Belanda I. KTN menggelar perundingan di tempat yang netral, yaitu di atas geladak
Kapal USS Renville milik Amerika Serikat yang berlabuh di Teluk Jakarta. Itu
sebabnya perundingan itu lebih dikenal sebagai Perundingan Renville. Perundingan
Renville dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 1948. Perundingan ini dihadiri oleh
delegasi Indonesia dipimpin Perdana Menteri Amir Sjarifuddin dan delegasi Belanda
dipimpin oleh R. Abdulkadir Wijoyoatmojo. KTN sebagai mediator diwakili oleh Frank
Graham (ketua), Paul van Zeeland (anggota), dan Richard Kirby (anggota). Adapun
pokok-pokok isi hasil perundingan Renville yang disetujui sebagai berikut.
a) Belanda tetap berdaulat atas seluruh wilayah Indonesia, sampai
kedaulatannya diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) yang
segera dibentuk.
b) RIS mempunyai kedudukan yang sejajar dengan negara Belanda dalam Uni
Indonesia–Belanda.
c) Republik Indonesia merupakan bagian dari RIS.
d) Sebelum RIS terbentuk, Belanda dapat menyerahkan sebagian kekuasaannya
kepada pemerintah federal sementara.
e) Pasukan RI yang berada di daerah kantong harus ditarik ke daerah RI.
5) Perundingan Roem – Royen
Dalam perundingan ini pihak Indonesia diwakili oleh Mr. Moh. Roem, sedangkan
Belanda oleh Dr. van Royen. Dari usulan Mr. Moh. Roem dan Dr. van Royen akhirnya
diperoleh kesepakatan yang ditandatangani tanggal 7 Mei 1949. Adapun isi dari
kesepakatan tersebut sebagai berikut.
a) Pemerintah RI dan Belanda sepakat untuk menghentikan tembak-menembak
dan bekerja sama untuk menciptakan keamanan.
b) Pemerintah Belanda akan segera mengembalikan pemerintahan Indonesia ke
Yogyakarta.
c) Kedua belah pihak sepakat untuk menyelenggarakan Konferensi Meja Bundar
(KMB) di Den Haag, Belanda.
6) Konferensi Inter - Indonesia
Sebelum dilaksanakan KMB, terlebih dahulu dilakukan perundingan dengan
pihak Bijeenkomst Federal Overleg (BFO). Oleh karena itu, pada tanggal 9–22 Juli
1949 dan tanggal 2 Agustus 1949 di Jakarta diadakan konferensi Inter-Indonesia.
Salah satu keputusan penting adalah BFO mendukung tuntutan RI atas penyerahan
kedaulatan tanpa ikatan-ikatan politik dan ekonomi.
7) Konferensi Meja Bundar
Selain berhasil menggelar perundingan yang menghasilkan Persetujuan Roem–
Royen, UNCI juga berhasil menggelar konferensi Meja Bundar (KMB) di Denhaag,
Belanda. Konferensi Meja bundar (KMB) digelar pada tanggal 23 Agustus 1949 di Den
Haag, Belanda. Delegasi-delegasi yang hadir dalam Konferensi Meja Bundar terdiri
atas delegasi Indonesia dipimpin oleh Drs. Moh. Hatta; delegasi BFO dipimpin oleh
Sultan Hamid II; delegasi Belanda dipimpin oleh J.H. van Maarseven; UNCI diketuai
oleh Chritchley.
Dalam konferensi ini, terjadi perdebatan yang seru antara Indonesia dan Belanda
mengenai berbagai hal, antara lain menyangkut pembahasan mengenai Irian Barat
dan masalah utang. Belanda menuntut agar Indonesia mengakui utangnya kepadanya
yang dilakukan sampai tahun 1949. Meskipun KMB mengalami berbagai kesulitan,
tetapi KMB akhirnya dapat menghasilkan beberapa keputusan, seperti Belanda
mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat; penyelesaian Irian Barat
ditangguhkan sampai satu tahun berikutnya; RIS akan bekerja sama dengan Belanda
dalam suatu perserikatan dan dikepalai oleh Ratu Belanda dengan kedudukan dan
hak yang sama; RIS mengembalikan hak milik Belanda, memberikan konsesi, dan izin
baru perusahaan; semua utang bekas Hindia Belanda harus dibayar oleh RIS.
b. Jalur Fisik (Konfrontasi)
Konflik terbuka antara pasukan Sekutu dengan pejuang – pejuang Indonesia tidak
dapat dielakkan lagi. Pasukan sekutu yang menginginkan agar persenjataan tentara
Jepang yang ada di Indonesia untuk diserahkan kepada Sekutu ternyata mendapat
penolakan secara keras oleh pejuang – pejuang Indonesia. Pejuang Indonesia sudah
mengetahui bahwa Belanda mempunyai niat untuk kembali menjajah Indonesia melalui
tangan Sekutu. Konflik terbuka semakin menjadi setalah bekas tentara KNIL melakukan
gangguan keamanan terhadap Indonesia. Hal inilah yang menimbulkan perang di
berbagai daerah di Indonesia.
1) Peristiwa Hotel Yamato
Pada tangga; 19 September 1945, orang – orang Belanda bekas tentara KNIL
melakukan aksi pengibaran bendera Belanda (merah putih biru) di atas Hotel Yamato
di Jalan Tunjungan, Jawa Timur. Aksi tersebut membuat pemuda Surabaya marah
dan melakukan penurunan bendera Belanda secara paksa. Bendera Belanda bagian
biru dirobek dan mengibarkan bendera merah putih.
2) Pertempuran Medan Area
Pertempuran Medan Area disebabkan oleh peristiwa penginjakan lencana
bendera merah putih oleh tentara Belanda. Para pemuda Medan yang mengetahui hal
tersebut marah dan menyerbu markas Belanda sehingga 96 orang Belanda
mengalami luka. Insiden tersebut kemudian menyebar ke berbagai daerah seperti di
Pematang Siantar dan Brastagi. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 13 Oktober 1945.
Akibat bentrokan tersebut, pada tanggal 18 Oktober 1945 Brigadir Jenderal
T.E.D. Kelly (pemimpin Pasukan Sekutu di wilyah Medan) meminta agar para pemuda
dan pejuang menyerahkan senjata kepada sekutu. Tindakan sekutu tersebut
membawa angin segar kepada bekas tentara KNIL untuk melakukan teror kepada
rakyat Medan. Pada tanggal 1 Desember 1945, pasukan sekutu dengan sepihak
memasang patok batas wilayah di sekitar medan. Patok – patok tersebut berbunyi
“”Fixed Boun daries Medan Area”. Tindakan tersebut membuat pemuda Medan marah
besar. Pemuda Medan melakukan pengepungan terhadap pos – pos sekutu, dan
dibalas oleh sekutu dengan cara menangkap orang yang dianggap mendukung
republik.
Konflik kedua belah pihak semakin memanas setelah Sekutu melakukan serang
besar – besaran di Kota Medan pada tanggal 10 Desember 1945. Kota Medan
diserang dari darat dan udara. Walikota dan TKR tidak bisa membendung serangan
tersebut sehingga sementara waktu berpindah ke Pematang Siantar.
3) Palagan Ambarawa
Pada tanggal 20 Oktober 1945 pasukan Sekutu berhasil mendarat di Pelabuhan
Tanjung Emas di Semarang. Pasukan Sekutu dipimpin oleh Brigjen Bethel yang
diboncengi oleh pasukan NICA yang mempunyai berbagai kepentingan salah satunya
adalah melepaskan bekas tentara KNIL yang dipenjara di Magelang. Tujuan inilah
yang menjadi pemicu peperangan antara TKR dengan sekutu, karena secara diam –
diam pasukan NICA membebaskan tentara KNIL dari penjara di Magelang.
TKR yang mentahui tindakan tersebut melakukan penghadangan terhadap
pasukan NICA sehingga terjadi tertempurang sengit pada tanggal 26 Oktober 1945.
Pertempuran terhenti setelah Presiden Soekarno dan Brigadir Jenderal Bethel datang
ke Magelang melakukan perundingan gencatan senjata pada tanggal 2 November
1945.
Pada tanggal 20 November 1945 terjadi pertempuran antara TKR dengan
pasukan Sekutu di sepanjang rel kereta api yang membelah Kota Ambarawa. TKR
membuat pertahanan sepanjang rel bagian utara, sedangkan pasukan Sekutu di
bagian selatan. Pasukan Sekutu yang ada di Ambarawa meminta bantuan pasukan.
Akan tetapi, bantuan pasukan mengalami penghadangan di Desa Jambu, Magelang
oleh Angkatan Muda di bawah pimpinan Sastrodiharjo yang diperkuat oleh pasukan
gabungan dari Ambarawa, Suruh, dan Solo, pada tanggal 21 November 1945. Dan
TKR pimpinan Letkol Isdiman di desa sekitar Ambarawa. Pertempuran yang terjadi
pada tanggal 26 November 1945 tersebut menyebabkan Letkol Isdiman gugur. Letkol
Isdiman kemudian digantikan oleh Kolonel Soedirman, Panglima Divisi V/Banyumas.
Kolonel Soedirman.
Pasukan TKR yang berada di Ambarawa akhirnya dapat dipukul mundur oleh
pasukan Sekutu. Kolonel Soedirman tidak mau menyerah begitu saja. Dirinya
kemudian menyusun rencana untuk kembali merebut Ambarawa dari tangan Sekutu.
Pada tanggal 12 Desember 1945, pasukan TKR melancarkan serangan serentak
dengan mengepung pusat kekuatan musuh di Benteng Willem di tengah Kota
Ambarawa. Setelah bertempur selama empat hari, pada tanggal 15 Desember 1945
pasukan Sekutu berhasil dipukul mundur dari Ambarawa dan mengundurkan diri ke
Semarang. Keberhasilan tersebut kemudian membawa nama Kolonel Soedirman
menjadi kandidat terkuat Panglima Besar TNI. tanggal 15 Desember oleh pemerintah
RI ditetapkan sebagai hari Juang Kartika dan diperingati setiap tahunnya oleh pihak
TNI-AD.
4) Pertempuran 10 November di Surabaya
Pada tanggal 25 Oktober 1945, pasukan Sekutu tiba di Surabaya dengan
menempatkan Brigade 49, yaitu bagian dari Divisi ke-23 Sekutu. Brigade 49 dipimpin
Brigjen A.W.S. Mallaby. Untuk memudahkan kerja pasukan Sekutu selama di Jawa
Timur, Gubernur Jawa Timur R.M.T.A. Soerjo dengan Brigjen A.W.S. Mallaby
melakukan perjanjian, antara lain Inggris berjanji tidak mengikutsertakan angkatan
perang Belanda; keduanya berjanji akan menjalin kerja sama untuk menciptakan
keamanan dan ketenteraman; keduanya berjanji akan dibentuk Kontrak Biro; Inggris
akan melucuti senjata Jepang.
Perjanjian yang seharusnya ditaati oleh kedua belah pihak ternyata dilanggar
oleh Inggris. Pasukan Inggris melanggar perjanjian dengan melakukan berbagai
tindakan secara sepihak, seperti penyerbuannya ke Penjara Kalisosok 26 Oktober
1945. Inggris menduduki Tanjung Perak tanggal 27 Oktober 1945, serta menyebarkan
pamflet yang berisi perintah agar rakyat Surabaya dan Jawa Timur menyerahkan
senjata-senjata mereka.
Tindakan Inggris tersebut memicu kemarahan warga Surabaya. Untuk
meredakan ketegangan Ir. Soekarno terbang ke Surabaya untuk melakukan
perundingan dengan Brigjen A.W.S. Mallaby. Pada tanggal 29 Oktober 1945,
Soekarno dan Mallaby sepakat untuk melakukan genjatan senjata. Keesokan harinya
perjanjian tersebut diperkuat dengan perjanjian damai antara Soekarno, Mallaby, dan
D.C Hawthorn.
Selang beberapa jam dari perundingan damai
tersebut, mobil yang dikendarai oleh Brigjen Sekilas Info:
Pembunuhan Mallaby dikatakan
A.W.S. Mallaby meledak persis di sekitar oleh Inggris sebagai “foul murder”
Jembatan Merah. Entah siapa pelakunya, peristiwa sehingga Inggris mengeluarkan kata
tersebut memicu kemarahan Inggris. Inggris – kata “a new turn to the situation in
mengultimatum penduduk Surabaya untuk Java” (suatu kejadian yang akan
membawa perubahan keadaan di
meminta pertanggungjawaban, apabila tidak Jawa)
dilakukan maka Inggris akan menyerang
Surabaya. Ultimatum Inggris tersebut tidak
ditanggapi oleh Gubernur Soerjo.
Penolakan Gubernur Soerjo mendapat dukungan para kyai yang menyatakan
bahwa perang membela tanah air adalah perang jihad (perang di jalan Tuhan).
Ditambah lagi pidato dari Bung Tomo yang berapi – api menambah semangat
revolusioner arek – arek Surabaya. Gemburan dari laut, muntahan bom dari perut
pesawat tempur Inggris telah memporak – porandakan Kota Surabaya. Ribuan
pejuang gugur dalam peristiwa tersebut. Pertempuran tersebut terjadi pada tanggal 10
November 1945. Oleh sebab itu, tanggal 10 November dijadikan sebagai Hari
Pahlawan.
5) Bandung Lautan Api
Peristiwa Bandung Lautan Api disebabkan karena keberhasilan TKR dan rakyat
Bandung menguasai gudang senjata milik Jepang yang berada di Kiaracondong.
Pada tanggal 21 Oktober 1945, pasukan Sekutu dan NICA tiba di Bandung, dan
berhasil membebaskan pasukan KNIL yang menjadi tahanan Jepang. KNIL dan
tentara NICA melakukan tindakan agresif kepada rakyat Bandung sehingga terjadi
berbagai pertempuran kecil.
Pasukan Belanda yang sering mengganggu keamanan terdesak mundur, dan
meminta bantuan kepada Sekutu (Inggris). Sekutu kemudian memberikan ultimatum
agar seluruh rakyat Bandung paling lambat tanggal 29 November 1945, pukul 12.00
WIB untuk meninggalkan Bandung Utara. Akan tetapi, sampai batas waktu yang
ditentukan, rakyat Bandung tidak mematuhinya.
Pada tanggal 23 Maret 1956 untuk kedua kalianya Inggris mengekuarkan
ultimatum kepada rakyat Bandung. Kali ini Inggris meminta kepada pemerintah
Indonesia yang di Jakarta agar Bandung bisa diberikan kepada Sekutu yang akan
dijadikan markas. Permintaan tersebut disetujui oleh pemerintah, namun Markas
Tertinggi TRI di Yogyakarta meminta TRI agar Bandung tetap dipertahankan. Dua
putusan yang berbeda tersebut memunculkan ide untuk membumihanguskan
Bandung.
Pada tanggal 24 Maret 1946, Majelis Persatuan Perjuangan Priangan (MP3)
mengadakan musyawarah dengan warga dan badan perjuangan lainya untuk
membahas “Politik Bumihangus” Bandung. Rakyat dan TRI tidak rela Kota Bandung
dimanfaatkan oleh musuh. Kesepakatan bersama bahwa rakyat akan mengungsi dan
Kota Bandung akan dibumihanguskan. Kolonel Abdul Haris Nasution selaku
Komandan Divisi III mengumumkan rencana tersebut kepada rakyat Bandung. Malam
hari pukul 21.00 WIB tanggal yang sama, penduduk Bandung dan TRI secara
berbondong - bondong meninggalkan Bandung sambil membakar kota tersebut.
Bandung sengaja dibakar oleh TRI dan rakyat dengan maksud agar Sekutu tidak
dapat menggunakannya lagi.
Untuk mengalihkan perhatian Sekutu , TRI mengutus pemuda Muhammad Toha
dan Ramdan untuk menghancurkan gedung mesiu milik Sekutu yang berada di Desa
Dayeuhkolot. Kedua pemuda tersebut berhasil menjalankan tugasnya, walaupun
mereka harus mengorbankan jiwa yang ikut terbakar dalam gudang tersebut.
Pembumihangusan Kota Bandung sudah tepat karena TRI tidak sanggup melawan
Sekutu dengan persenjataanya yang canggih. Untuk itu TRI melakukan gerilya untuk
melawan Sekutu.
6) Agresi Militer Belanda I
Pada bulan Desember 1946, Inggris melapas Indonesia secara sepenuhnya
kepada Belanda. Tindakan tersebut membuat Belanda dengan leluasa untuk dapat
menguasai Jawa dan Sumatra. Pada bulan Mei 1947 Belanda memutuskan untuk
menyerang secara langsung terhadap republik. Belanda sadar bahwa biaya perang
yang tinggi akan bisa ditutupi oleh komoditas yang ada di Jawa (gula) dan Sumatra
(karet dan minyak). Belanda yakin bahwa kota – kota yang dikuasai oleh republik
akan dapat ditaklukkan dalam waktu dua minggu.
Untuk menyiasati tujuan tersebut, Belanda mengajukan tuntutan kepada
Indonesia yang tidak akan bisa dilaksanakan. Tuntutan itu antara lain sebagai berikut.
a) Supaya dibentuk pemerintahan federal sementara yang akan berkuasa di
seluruh Indonesia sampai pembentukan Republik Indonesia Serikat. Hal ini
berarti Republik Indonesia ditiadakan.
b) Pembentukan gendermeri (pasukan Keamanan) bersama yang akan masuk
ke daerah Republik Indonesia.
c) Republik Indonesia menolak usul itu karena berarti menghancurkan dirinya
sendiri.
Penolakan itu menyebabkan Belanda melakukan agresi militer terhadap wilayah
Republik Indonesia. Serangan Belanda dimulai tanggal 21 Juli 1947 dengan sasaran
kota-kota besar di Pulau Jawa dan Sumatra. Menghadapi militer Belanda yang
bersenjata lengkap dan modern menyebabkan satuan-satuan tentara Indonesia
terdesak ke luar kota. Selanjutnya, TNI dan laskar rakyat melakukan serangan
balasan dan taktik perang gerilya.
7) Agresi Militer Belanda II
Pada tanggal 13 Desember 1948 Mohammad Hatta meminta kepada KTN untuk
menjadi fasilitor kembali antara Indonesia dengan Belanda. Pada tanggal 18
Desember 1948, Belanda melalui Dr. Beel mengeluarkan pernyataan bahwa Belanda
tidak terikat dengan perjanjian Renville. Pernyataan tersebut membuat pemerintah
dan TNI curiga akan ada lagi tindakan politan yang kedua.
Pada tanggal 19 Desember 1948 kecurigaan pemerintah Indonesia dan TNI
menjadi kenyataan. Belanda melakukan serang secara besar – besaran di Yogyakarta
(Ibukota Indonesia). Lapangan Udara Maguwoharjo menjadi sasaran pertama
Belanda. Melalui pasukan terjun payung, Belanda secara cepat berhasil menaklukkan
Lapangan Udara Maguwoharjo. Pasukan Belanda kemudian merangsek masuk ke
kota.
Panglima Soedirman sengaja memerintahkan agar sebagian besar kekuatan TNI
untuk meninggalkan Yogyakarta dan melakukan perlawanan dengan cara bergerilya.
Oleh sebab itu, Belanda dengan mudah menaklukkan Yogyakarta. Pemimpin bangsa,
seperti Soekarno, Mohammad Hatta, dan H. Agus Salim (menteri Luar Negeri)
sengaja tidak melarikan diri dan ditangkap oleh Belanda. Tindakan itu dilakukan untuk
mencari dukungan dan simpati dunia internasional.
Agresi Militer Belanda II berdampak negatif bagi Belanda. PBB, India, dan
Amerika Serikat secara terang – terangan mengacam tindakan polinial Belanda
tersebut. Bahkan, Amerika Serikat secara sepihak menghentikan bantuan financial
kepada Belanda. PBB kemudian mendesak Belanda untuk melakukan perundingan
dan melepaskan para petinggi Indonesia. Agresi Militer Belanda II menjadi titik awal
kekalahan Belanda dalam upayanya mendirikan imperiumnya di Indonesia.
8) Serangan Umum 1 Maret 1949
Tentara Indonesia yang dipimpin oleh Jenderal Soedirman bersama dengan
Sultan Hamengkubowono IX membuat suatu rencana untuk merebut kembali Kota
Yogyakarta, walaupun hanya beberapa jam saja. Hal tersebut bertujuan untuk
memberitahukan kepada Belanda dan dunia bahwa Indonesia masih mempunyai
kekuatan untuk melawan Belanda. Dengan demikian, saat terjadi perundingan di PBB,
Indonesia masih mempunyai kekuatan diplomasi untuk menyatakan sebagai negara
yang merdeka.
Peristiwa penyerangan di Yoyakarta itu dikenal dengan istilah Serangan Umum 1
Maret 1919 yang dilakukan pada tanggal 1 Maret 1949. Serangan tersebut dipimpin
oleh Letnan Kolonel Soeharto (Komando dan Brigade 10 daerah wehrkreise III yang
membawahi Yogyakarta) atas perintah dari Kolonel Bambang Soegeng. Serangan
umum sendir terdiri dari tiga tahapan.
a) Tahap pertama dilakukan pada tanggal 16 Januari 1949. Pada tahapan ini
bertujuan untuk menyusupkan Lettu Marsoedi dan Lettu Amir masuk ke dalam
kota Yogyakarta.
b) Tahap kedua dilakukan pada tanggal 14 Febuari 1949. Pada serangan ini
tentara Indonesia hanya menggunakan perang gerilya untuk menguji
kekuatan militer Belanda di Yogyakarta.
c) Tahap ketiga merupakan puncak serangan yang dilakukan pada tanggal 1
Maret 1949. Target utama dari serangan umum ini adalah menguasai kota
Yogyakarta dan mengambil alih stasiun radio di Wonosari.
C. “Perang Kebijakan” Indonesia – Belanda di Bidang Ekonomi
Belanda mengetahui bahwa untuk melunturkan semangat perjuangan rakyat Indonesia, maka
ekonomi bangsa Indonesia harus digoyahkan. Keadaan ekonomi yang buruk akan membuat
kepercayaan rakyat Indonesia kepada pemerintah padam. Dengan demikian, Belanda akan dengan
mudah mengambil alih kekuasaan dari tangan pemerintahan Indonesia. Pandangan semacam inilah
yang kemudian dilawan oleh pemerintah sehingga perang kebijakan ekonomi antara Indonesia
dengan Belanda tidak dapat dielakkan.
1. Menembus Blokade Ekonomi Belanda
a. Penyelesaian Kebutuhan Pangan Rakyat Indonesia
Penguasaan Belanda di daerah – daerah terutama di Indonesia Timur menyebabkan
pendistribusian bahan makanan untuk rakyat tidak dapat berjalan lancar. Akibat blokade
ekonomi yang diterapkan oleh Belanda membuat pemerintah Indonesia kesulitan untuk
memeratakan pangan ke seluruh penjuru Indonesia. Untuk menjaga kepercayaan rakyat,
pemerintah Indonesia berusaha menjaga kedaulatan pangannya. Oleh sebab itu, pada bulan
Febuari 1946 Menteri Kemakmuran mengadakan konferensi ekonomi. Pada konferensi
ekonomi pertama tersebut disepakati dibentuknya Badan Persediaan dan Pembagian Bahan
Makanan, dan masalah produksi dan distribusi makanan dilakukan secara terpusat. Pada
tanggal 6 Mei 1946 di Solo diadakan konferensi ekonomi kedua yang membahas tentang
masalah program ekonomi pemerintah, masalah keuangan negara, pengendalian harga
distribusi, dan alokasi tenaga kerja.
Menteri Urusan Bahan Makanan, I.J. Kasimo, merencanakan kegiatan ekonomi selama
lima tahun yang dikenal dengan sebutan Kasimo Plan. Program Kasimo (Kasimo Plan) berisi
anjuran untuk memperbanyak kebun bibit padi unggul, penyembelihan hewan pertanian harus
dibatasi, tanah-tanah kosong harus ditanami, terutama di Sumatra Timur. Direncanakan pula
program transmigrasi dengan target memindahkan 20 juta penduduk Jawa ke Sumatra dalam
jangka waktu 10–15 tahun.
b. Diplomasi Beras Indonesia
Belanda sengaja memblokade perdagangan Indonesia agar perekonomian bangsa
Indonesia terpuruk. Ekspor dan impor yang dilakukan oleh Indonesia diawasi dengan ketat oleh
Belanda. Blokade ekonomi dilakukan dengan cara menutup akses pelabuhan – pelabuhan
penting di Indonesia. Untuk menutupi aksinya, Belanda berdalih melindungi Indonesia dari
berbagai serangan dari luar. Hal ini tentu saja membuat pemerintah Indonesia gusar. Pada
tanggal 20 Agustus 1946, Sutan Sjahrir melakukan hubungan dengan India untuk melakukan
pertukaran barang. Indonesia akan memberikan 500.000 ton beras kepada India dan sebagai
gantinya, India mengirim barang-barang, seperti tekstil dan produk teksil serta berbagai macam
obat-obatan. Aktivitas yang dilakukan pemerintah Indonesia itu pun dikenal sebagai Diplomasi
Beras.
Usaha untuk menembus blokade ekonomi Belanda terus dilakukan Indonesia guna
memenuhi kebutuhan ekonomi rakyat. Dr. Soemitro Djojohadikoesumo dan Ong Eng Die
berhasil melakukan kerja sama dengan perusahaan swasta milik Amerika Serikat. Perusahaan
Amerika Serikat bernama Branton Inc membeli hasil bumi Indonesia berupa karet, gula, dan
teh. Untuk melakukan perdagangan, dibentuk badan perdagangan semi pemerintah yang
bernama Banking and Trading Corporation (BTC).
2. Perang Mata Uang
Pada awal masa kemerdekaan, Indonesia belum mempunyai mata uang sehingga penduduk
Indonesia masih menggunakan mata uang Jepang sebagai alat pembayaran. Sebenarnya,
pemerintah sudah mempunyai gagasan untuk mencetak mata uang Indonesia. Pada tanggal 24
Oktober 1945 Menteri Keuangan A.A.Maramis mempunyai gagasan untuk mencetak mata uang
Indonesia saat diadakan pertemuan di Kementerian Keuangan. Untuk tempat percetakan ditunjuk
Surabaya. Akan tetapi, setalah terjadi Pertempuran 10 November maka tempat percetakan mata
uang dipindah ke Jakarta. Keadaan yang tidak kondusif di Jakarta membuat percetakan mata uang
Indonesia sekali lagi dipindah ke Yogyakarta.
Belanda yang mengetahui bahwa penduduk Indonesia masih menggunakan mata uang
Jepang sebagai alat pembayaran, langsung bertindak dengan mengeluarkan mata uang NICA.
Mata uang Jepang masih dapat digunakan, tapi nilainya sangat rendah dibanding dengan mata
uang NICA. Keadaan semacam ini membuat rakyat Indonesia semakin miskin, dan bencana
kelaparan menghantui rakyat Indonesia yang berada di daerah kekuasaan Belanda.
Pemerintah Indonesia merasa kecolongan dengan tindakan Belanda tersebut. Pada tanggal
25 Oktober 1946, pemerintah mengeluarkan uang kertas yang dikenal dengan sebuta ORI(Oeang
Republik Indonesia). Pengeluaran ORI tersebut disahkan dengan Undang-Undang No. 17 Tahun
1946. Penduduk Indonesia mengenal ORI dengan sebutan “uang putih” sedang uang NICA
dengan istilah “uang merah”.
Keluarnya dua mata uang yang berbeda di Indonesia membuat rakyat Indonesia semakin
resah. Selain sebagai alat pembayaran, kedua mata uang tersebut juga dijadikan sebagai alat
identitas. Di daerah kekuasaan republik, mata uang resmi adalah ORI, dan di daerah kekuasaan
Belanda, mata uang resmi adalah uang NICA. Rakyat yang menggunakan mata uang NICA di
daerah kawasan republik akan dianggap sebagai pengkhianat, begitu juga sebaliknya. Keadaan
ruyam semacam ini menjadi semakin parah di daerah perbatasan republik dengan Belanda.
3. Nasionalisasi Perusahaan Asing
Atas inisiatif Menteri Kemakmuran dr. A.K. Gani, pada tanggal 19 Januari 1947 dibentuk
Planning Board (Badan Perancang Ekonomi). Langkah-langkah yang dilakukan Badan Perancang
Ekonomi sebagai berikut.
a Menyatakan bahwa semua bangunan umum, perkebunan, dan industri yang sebelum
perang menjadi milik negara sekarang menjadi milik pemerintah.
b Bangunan umum vital milik asing akan dinasionalisasikan dengan pembayaran ganti rugi.
c Perusahaan modal asing akan dikembalikan kepada yang berhak sesudah diadakan
perjanjian RI-Belanda.
d Perusahaan milik Jepang akan disita sebagai ganti rugi terhadap RI.
4. Program Pinjaman Nasional
Menteri Keuangan Ir. Surachman melaksanakan pinjaman keuangan berdasarkan UU No.
4/1946 dengan besar pinjaman direncanakan Rp1.000.000.000,00 yang akan dibayar kembali
dalam waktu 40 tahun. Selain itu, juga diupayakan pengumpulan dana dari masyarakat dengan
penyetoran uang ke bank berupa tabungan, POS, dan Rumah Pegadaian.
Uji Pemahaman materi
Tugas Mandiri
Lakukanlah kegiatan berikut ini !
Ada perbedaan pendapat antara pihak militer dengan pihak sipil dalam menghadapi Agresi Militer
Belanda. Buatlah kelompok dengan teman sebangku kalian, kemudian diskusikanlah apa untung rugi
dari pendapat militer dan sipil dalam menghadapi agresi Belanda. Bacakan hasil diskusi kalian di depan
kelas, dan minta pendapatmu kepada guru pembimbing.
Tugas Kelompok
Bangsa Indonesia dalam menghadapai kekuatan militer Belanda memanfaatkan rakyat sebagai
komponen utamanya. Buatlah kelompok yang terdiri dari empat atau lima orang anggota, kemudian
buatlah makalah tentang cara menghadapi agresi militer Belanda dengan kesenian. Diskusikanlah
makalah kalian di depan kelas.
Kata – Kata Penting
Diplomasi : kecakapan menggunakan pilihan kata yg tepat bagi keuntungan pihak yg bersangkutan
(dl perundingan, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, dsb);
Inflasi : kemerosotan nilai uang (kertas) krn banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar
sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang
Serikat : perkumpulan (perhimpunan, gabungan, dsb)
Uji Kompetensi
A. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang paling benar !
1. Agresi militer Belanda II berdampak c pembentukan Partai Nasional
negative bagi bangsa Indonesia, kecuali Indonesia
….. d pembentukan Badan Pekerja Komite
a wilayah kekuasaan Indonesia hanya Nasional Indonesia Pusat
terdiri dari daerah Yogyakarta saja e pembentukan 12 departemen dan 4
b hijrahnya divisi Siliwangi dari Jawa kementerian negara
Barat ke Jawa Tengah 6. Ada dua macam mode dalam revolusi
c memberikan bantuan dana bagi pada fase mempertahankan yakni ….
pelajar Indonesia a kooperatif dan fisik
d diberhentikannya Amir Syafiruddin dari b nonkooperatif dan diplomasi
jabatan sebagai perdana menteri c kooperatif dan nonkooperatif
e munculnya pemberontakan DI/TII di d diplomasi dan fisik
Jawa Barat e nonkooperatif dan fisik
2. Bertambahnya keanggotaan dalam PPKI 7. Kabinet parlementer yang pertama kali
tanpa sepengatahuan Jepang terbentuk dipimpin oleh ….
menandakan bahwa ….. a Soetan Sjahrir
a PPKI bukan semata-mata badan b Mohammad Hatta
bentukan Jepang c M. Natsir
b keberadaan PPKI tidak lagi diperlukan d Ir. Soekarno
c Jepang tidak berkuasa lagi di e Amir Sjafiruddin
Indonesia 8. Tujuan Belanda melakukan blokade
d PPKI adalah badan bentukan Jepang ekonomi terhadap Indonesia adalah
e Jepang sudah menyerah dan kalah a memperrsiapkan bantuan pasukan dari
perang kerajaan Belanda
3. Menteri Pertahanan pertama Indonesia b menghentikan pasokan senjata dari
dipegang oleh luar
a A.H. Nasution c mempersempit gerak para gerilyawan
b Supriyadi d menghancurkan mental para pejuang
c Jenderal Soedirman e mengkucilkan Indonesia dari dunia
d Mayjen Gatot Soebroto 9. Latar belakang pembentukan tentara
e Amir Sjafiruddin rakyat adalah, kecuali …..
4. Salah satu hasil dari keputusan a menghadapi ancaman dari luar yang
pertemuan PPKI adalah dibentuknya menghendaki Indonesia runtuh
suatu komite nasional yang berfungsi b kesadaran pemerintah sejak awal
untuk …. untuk membentuk tentara nasional
a membuat Undang-Undang Dasar c desakan dari anggota BKR tentang
b membantu presiden sebelum pentingnya tentara kebangsaan
terbentuknya MPR d keamanan rakyat yang semakin
c mengawasi dan memantau kerja dari terancam karena kedatangan sekutu
presiden dan wakil presiden e tindakan provokastif dari tentara
d membuat dan mengawasi penggunaan Jepang
Anggaran Dasar Negara 10. Ada berapakah anggota tambahan PPKI
e merubah dan mengangkat Presiden yang dimasukkan tanpa sepengetahuan
5. Di bawah ini yang merupakan hasil sidang dari pemerintah militer Jepang …..
PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 a empat orang
adalah …. b lima orang
a pembentukan komite nasional c enam orang
b pembentukan wilayah Indonesia d tujuh orang
e delapan orang a Renville
11. Agar perekonomian bangsa Indonesia b Linggarjati
semakin maju maka perlu dilakukan c Room-Royen
penembusan blockade ekonomi dengan d KMB
cara ….. e Tuntang
a menggempur kapal Belanda 16. Berikut upaya pemerintah untuk
b melakukan impor dari Eropa memecahkan masalah ekonomi secara
c melakukan perjanjian dengan Belanda konseptual adalah dengan membentuk ....
d mencari kontak dengan perusahaan a Badan Usaha Milik Negara
asing b Badan Pengawas Makanan Rakyat
e melakukan nasionalisasi perusahaan c Badan Pembagian Bahan Makanan
milik Belanda d Badan Persediaan Bahan Makanan
12. Inflasi yang terjadi di masa awal e Badan Perencanaan Perekonomian
kemerdekaan disebabkan karena …. 17. Serangan umum sebelas Maret
a hilangnya sebagian barang kebutuhan merupakan serangan yang bertujuan
pokok masyarakat untuk …..
b jatuhnya nilai mata uang rupiah a melemahkan mental berjuang pasukan
terhadap dollar Belanda
c adanya blockade ekonomi Belanda b memperlihatkan kepada dunia bahwa
d banyaknya mata uang yang beredar di kekuatan Indonesia masih ada
Indonesia c merebut kembali ibukota Indonesia
e semua harga bahan pangan naik d merampas persenjataan Belanda yang
13. Menteri Persediaan Makanan Rakyat, I.J. ada di Yogyakarta
Kasimo mempunyai rencana untuk e menunjukkan kepada Belanda bahwa
meningkatkan perekonomian bangsa tentara Indonesia mampu melawan
dengan cara …. 18. Perjanjian antara Indonesia dengan
a memelihara ternak dan Belanda yang terjadi pada masa Kabinet
mengoptimalkan pemanfaatan pupuk Amir Syariffudin adalah perjanjian ….
kandang a Roem-Royen
b memperbanyak kebun bibit padi b Linggarjati
unggul c Den Haag
c memanfaatkan sungai sebagai irigasi d Renville
d menggalakkan transmigrasi e KMB
e menanam tumpangsari 19. Adanya Badan Perancang Ekonomian
14. Pihak militer tidak sepaham dengan cara merupakan inisiatif dari ……
yang dilakukan oleh sipil karena ….. a Ir. Surachman
a kemerdekaan harus diraih dengan b Soetan Sjahrir
tangan sendiri c Moh. Hatta
b kekuatan militer Indonesia sudah d I.J. Kasimo
mampu melawan Belanda e A.K. Gani
c menghancurkan semua bentuk 20. Berikut isi dari Kasimo Plan, kecuali …..
kolonialisme yang ada di Indonesia a melakukan transmigrasi
d kebijakan sipil sangat lunak terhadap b memajukan pendidikan nasional
militer Belanda c penanaman kembali tanah-tanah
e untuk member pelajaran kepada kosong
Belanda agar tidak kembali ke d memajukan pendidikan nasional
Indonesia e pencegahan penyembelihan hewan
15. Agresi militer Belanda I merupakan pertaniani
serangan Belanda setelah melanggar
perjanjian …..
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar !
1. Pada sidang pertama PPKI berhasil mengubah kata mukadimah menjadi ….pembukaan
2. Tokoh yang mengajukan petisi kepada Soekarno dan Hatta agar memberi status MPR kepada
KNIP adalah …..Soetan Sjahrir
3. Untuk memenuhi kebutuhan barang dalam negeri, Indonesia bekerja sama dengan negara ….India
4. Otto Iskandardinata mengusulkan agar dalam memilih Presiden dan Wakil Presiden Rl dilakukan
secara ….pemilu
5. Berdasarkan KMB, Indonesia harus masuk ke dalam struktur …Republik.Indonesia Serikat
6. Selain perjuangan bersenjata, para pemimpin bangsa berupaya mempertahankan kemerdekaan
dengan jalan ….diplomasi
7. Gubernur Jawa Timur pada awal kemerdekaan Indonesia adalah ….Soerjo
8. Sebagai pengganti uang Jepang pemerintah mengeluarkan ORI tanggal ….17 Agustus 1946
9. Ibukota Jakarta dipindah oleh pemerintah Republik Indonesia ke …..Yogyakarta
10. Menurut UUD 1945, sistem kabinet Indonesia adalah ….sistem presidensial
C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar dan tepat !
1. Sebutkan tiga perubahan dalam UUD 1945 yang dihasilkan dalam sidang PPKI !
Jawab : ……………………………………………………………….
5) Kata Mukadimah diganti dengan kata Pembukaan
6) Pada pembukaan di alenia keempat dalam kata “Ketuhanan dengan menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya” diganti dengan “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
7) Pada alinea keempat dalam kalimat Menurut “kemanusiaan yang adil dan beradab” diganti
menjadi “Kemanusian yang adil dan beradab”.
8) Pada pasal 6 ayat (1) yang semula berbunyi “Presiden ialah orang Indonesia asli dan beragama
Islam” diganti menjadi “Presiden ialah orang Indonesia asli”.
2. Sebutkan tiga partai yang berhaluan sosialis-komunis yang pernah hidup di Indonesia pada awal
kemerdekaan !
Jawab : ……………………………………………………………
Partai Rakyat Sosialis; Partai Rakyat Jelata; Partai Buruh Indonesia; Persatuan Rakyat Marhein
Indonesia; dan Partai Komunis Indonesia (PKI).
3. Sebutkan isi perjanjian Linggarjati yang dilakukan oleh Indonesia dengan Belanda !
Jawab : ………………………………………………………………………
a) Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa, Sumatra dan
Madura.
b) Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
c) Pihak Belanda dan Indonesia Sepakat membentuk negara RIS.
4. Sebut dan jelaskan tahapan-tahapan dalam Serangan Umum Sebelas Maret !
Jawab : ………………………………………………………………..
a) Tahap pertama dilakukan pada tanggal 16 januari 1949. Pada tahapan ini bertujuan untuk
menyusupkan Lettu Marsoedi dan Lettu Amir masuk ke dalam kota Yogyakarta. Mereka berdua
bertugas untuk memberitahukan informasi keadaan di Yogyakarta dan berhubungan dengan
Sultan Hamengkubuwono IX.
b) Tahap kedua dilakukan pada tanggal 14 Febuari 1949. Pada serangan ini tentara Indonesia
hanya menggunakan perang gerilya untuk menguji kekuatan militer Belanda di Yogyakarta.
c) Tahap ketiga merupakan puncak serangan yang dilakukan pada tanggal 1 Maret 1949.
Serangan ini dilaksanakan hampir 2000 personel tentara. Target utama dari serangan umum ini
adalah menguasai kota Yogyakarta dan mengambil alih stasiun radio di Wonosari. Keberhasilan
tentara Indonesia menguasai Yogyakarta kemudian disiarkan melalui radiogram ke Bukittinggi
kepada R. Sumardi yang kemudian disampaikan kepada Maramis yang ada di New York.
5. Apa hasil konferensi ekonomi pertama yang diselenggarakan pada bulan Februari 1946 ?
Jawab : ………………………………………………………………………………..
Hasilnya adalah masalah produksi dan distribusi makanan dilakukan secara terpusat dan dibentuk
Badan Persediaan dan Pembagian Bahan Makanan di bawah Kementerian Kemakmuran.
Uji Kreativitasmu
Perbaikan
A. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar !
1. Menteri Pengajaran dan Pendidikan pertama kali dipimpin oleh ….Ki Hajar Dewantara
2. Belanda datang ke Indonesia dengan cara ikut bersama dengan ….pihak sekutu
3. Badan Keamanan Rakyat merupakan tempat penampungan ….Peta dan Heiho
4. Badam yang bertugas untuk membantu presiden disebut dengan istilah ….KNI
5. Militer lebih menginginkan menggunakan konfrontasi, yang berarti …..revolusi fisik
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar dan tepat !
1. Apa kepanjangan dari PPKI ?
Jawab : …………………………………….
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
2. Apa yang membuat Soetan Sjahrir harus melakukan kerja sama dengan India ?
Jawab : …………………………………………………………………
India membutuhkan beras sedangkan Indonesia membutuhkan barang-barang yang dibutuhkan
dalam negari, seperti obat-obatan, pakaian, dsb.
3. Apa kepanjangan dari KNI dan BKR ?
Jawab : ……………………………………………………………..
KNI (Komite Nasional Indonesia), dan BKR (Badan Keamanan Rakyat)
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan KTN !
Jawab : ………………………………………………………….
KTN (Konferensi Tiga Negara) merupakan konferensi yang dibentuk oleh PBB dengan melibatkan
tiga negara, yakni Belgia, Australia, dan Amerika Serikat. KTN bertugas untuk menyelesaikan
masalah antara Indonesia dengan Belanda.
5. Apa dampak dari perjanjian Renville bagi Republik Indonesia ?
Jawab : …………………………………………….
Ibukota Indonesia dipindah dari Jakarta ke Yogyakarta, hijrahnya pasukan Siliwangi ke Jawa
Tengah, dan berkurangnya wilayah Republik Indonesia.
Pengayaan Ilmu
Persatuan Perjuangan (PP)
Berprestasi dan Berkarakter
Pejuang-pejuang bangsa Indonesia dengan rela mengorbankan harta dan jiwanya agar bangsa
ini menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat. Kita sebagai penerus harusnya malu terhadap para
pejuang, karena kehidupan mereka didikasikan untuk berjuang agar bangsa ini menjadi bangsa merdeka.
Mari tanyakan pada diri masing-masing, apa yang sudah kita lakukan buat negara bukan apa yang telah
negara lakukan bagi kita.
Bab 3
Gerakan Sparatis Dalam Negeri Indonesia
Dari Tahun 1948 Sampai 1965

Standar kompetensi
1. Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia sejak Proklamasi hingga lahirnya Orde Baru
Kompetensi Dasar
1.3 Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman disintegrasi bangsa terutama
dalam bentuk pergolakan dan pemberontakan-pemberontakan (antara lain PKI Madiun 1948, DI/TII, Andi Azis, RMS, PRRI,
Permesta, G-30-S/PKI).
Perbedaan pandangan dan gagasan tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
adalah hal yang biasa. Akan tetapi, apabila perbedaan tersebut ditumpangi
oleh berbagai macam kepentingan pribadi atau golongan akan dapat
menenggelamkan cita – cita bangsa. Keadaan semacam itu pernah dialami
oleh bangsa Indonesia di awal kelahirannya. Pada saat bangsa Indonesia
sedang berjuang untuk memperjuangkan cita – cita bangsa, muncul kelompok
– kelompok yang menyatakan diri untuk lepas dari NKRI. Perbedaan ideologi dan ekonomi menjadi
alasan utama mereka. Pemerintah Indonesia melakukan segala daya dan upaya untuk tetap menjaga
keutuhan NKRI, walaupun harus menggunakan kekuatan militer.
A. Pemberontakan Pada Tahun 1948 - 1960
Pada saat bangsa Indonesia berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan muncul gerakan
makar dari beberapa golongan. Mereka ingin mengganti ideologi bangsa Indonesia dengan ideologi
mereka. Pada saat itulah bangsa Indonesia mempunyai dua musuh, yakni dari luar (Belanda) dan dari
dalam.
1. Peristiwa Madiun 1948
Perjanjian Renville yang ditandatangani oleh Perdana Menteri Amir Sjarifuddin berdampak
diberhentikannya dirinya dari jabatannya. Amir Sjarifuddin kemudian menjadi pihak oposisi dengan
mendirikan FDR (Front Demokrasi Rakyat). FDR sendiri merupakan gabungan dari Partai Sosialis
Indonesia, Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo), Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia
(SOBSI), Barisan Tani Indonesia, PKI dan Partai Buruh Indonesia.
Keberadaan FDR sebagai bertambah kuat setelah Perdana Menteri Mohammad Hatta
mengeluarkan kebijakan Re-Ra (rekontruksi dan rasionalisasi tentara Indonesia) dan
bergabungnya Muso ke dalam tubuh FDR. Re-Ra membuat badan – badan perjuangan yang tidak
masuk ke dalam tubuh TNI lebih memihak kepada FDR. Sedangkan Muso yang telah kembali dari
Rusia, membuat partai kiri lebih tertarik masuk ke dalam FDR. Muso membawa paham baru “Jalan
Baru”, yakni dalam satu negara hanya ada satu partai yang berlandaskan Marxisme-Leninisme
sehingga FDR dan partai kiri lainnya harus dilebur menjadi satu bagian menjadi Partai Komunis
Indonesia. PKI kemudian membentuk Front Persatuan Nasional yang dipimpin oleh Muso.
PKI kemudian memfitnah pemerintah dengan menuding pemerintah tidak mampu menjaga
keamanan negerinya dengan cara membuat kerusuhan di Kota Surakarta. Selain itu, PKI menculik
dan membunuh Gubernur R.M. Ario Soerjo saat melintas di Ngawi. Tindakan tersebut membuat
pemerintah marah besar. Pada tanggal 18 September 1948 terdengar kabar bahwa PKI akan
melakukan coup d’etat di Madiun. Hal yang disampaikan oleh Harian Murba ternyata menjadi
kenyataan. Pada tanggal 18 September 1948, PKI berhasil menguasai Madiun dan
memproklamirkan Republik Soviet Indonesia. PKI kemudian mengangkat Kol. Djoko Suyono
sebagai Gubernur Militer Madiun dan Letkol. Dahlan, Komandan Brigade 29 sebagai Komandan
Komando Pertempuran Madiun.
Pemerintah Indonesia melakukan operasi militer untuk menguasai kembali Madiun.
Kekuatan PKI Muso digempur dari dua arah. Dari barat oleh pasukan Divisi II di bawah pimpinan
Kolonel Gatot Subroto pada tanggal 15 September 1948 dan dibantu pasukan dari Divisi Siliwangi.
Adapun dari timur, pasukan Divisi I di bawah pimpinan Kolonel Sungkono pada tanggal 19
September 1948 dengan dibantu pasukan Mobile Brigade Besar (MBB) Jawa Timur di bawah
pimpinan M. Jasin.
Pada tanggal 30 September 1948, Kota Madiun dapat dikuasai seluruhnya. Pasukan
Republik yang datang dari arah timur dan pasukan yang datang dari arah barat bertemu di Hotel
Merdeka di Madiun. Namun, pimpinan Kelompok Kiri beserta beberapa pasukan pendukungnya
lolos dan melarikan diri ke beberapa arah sehingga tidak dapat segera ditangkap. Pada tanggal 30
Oktober 1948, Muso meninggal dalam pertempuran kecil di daerah Purwodadi. Sebelas pimpinan
Kelompok Kiri, termasuk Amir Sjarifuddin dieksekusi pada 20 Desember 1948 di Karanganyar,
Jawa Tengah. Walaupun banyak yang tertangkap, Aidit dan Lukman dapat lolos melarikan diri ke
Vietnam dan Tiongkok
2. Darul Islam (DI/TII)
Pada tanggal 21 Juli 1947, Belanda melakukan tindakan polonial pertamanya yang
kemudian dikenal dengan Agresi Militer I. Akibat tindakan tersebut, Perdana Menteri Amir
Sjarifuddin dengan terpaksa harus menandatangani Perjanjian Renville. Akibat perjanjian tersebut,
Indonesia harus kehilangan Sumatra, Jawa Barat, dan Jakarta sehingga semua pasukan yang
berada di kantong – kantong republik harus meninggalkan daerah tersebut. Pasukan Siliwangi
yang merupakan salah satu pasukan TNI harus meninggalkan Jawa Barat. Hal inilah yang
kemudian di salah artikan oleh Kartosoewirjo.
Sekarmadji Maridjan kartosoewirjo adalah pemimpin gerakan Negara Islam Indonesia
(dikenal dengan nama Darul Islam atau DI). NII berarti “Rumah Islam” yang didirikan pada tanggal
7 Agustus 1949 di Desa Cisampah, Kecamatan Ciawiligar, Tasikmalaya Jawa Barat. Gerakan ini
bertujuan untuk mendirikan negara yang berlandaskan Islam dengan hukum tertinggi adalah Al-
Qur’an dan Hadist. Pasukannya sering disebut TII/Tentara Islam Indonesia. Gerakan ini sulit
diredakan karena DI/TII selalu bergerilya dengan medan yang sangat sulit dan banyak daerah
yang bergabung dengan gerakan ini.
a. DI/TII Jawa Barat
Hijrahnya Pasukan Divisi Siliwangi dari Jawa Barat ditengari oleh Kartosoewirjo
sebagai menyerahnya Republik Indonesia kepada Belanda. Hal tersebut kemudian
memunculkan wacana untuk mendirikan Negara Islam Indonesia. Gerakan ini sangat
sulit ditumpas, sekalipun saat Divisi Siliwangi kembali ke Jawa Barat. Ada beberapa
faktor yang menyebabkan gerakan DI/TII Jawa Barat sulit diredakan, antara lain sebagai
berikut.
1) Kondisi geografis tempat gerombolan DI/TII Kartosoewirjo berada berupa daerah
pegunungan sehingga sangat mendukung pasukan DI/TII untuk bergerilya.
2) Pasukan Kartosuwirjo dapat bergerak dengan leluasa di kalangan rakyat.
3) Pasukan DI/TII mendapat bantuan dari beberapa orang Belanda.
4) Suasana politik yang tidak stabil dan sikap beberapa kalangan partai politik telah
mempersulit usaha-usaha pemulihan keamanan.
Kontak senjata antara TNI dengan pasukan DI/TII Jawa Barat terjadi pertama kali
pada tanggal 27 Agustus 1949. Pergolakan antara TNI dan DI/TII berlangsung lama
hingga tahun 1962. Melalui Operasi Pagar Betis dan Baratayudha, DI/TII Jawa Barat
berhasil dilumpuhkan. Pada tanggal 4 Juni 1962 di Gunung Geber, Majalengka Jawa
Barat, Kartosoewirjo bersama dengan pengawalnya berhasil ditangkap dan diadili secara
militer. Dalam pengadilan tersebut, Kartosoewirjo dihukum mati.
b. DI/TII Jawa Tengah
Pada tanggal 23 Agustus 1949, Amir Fatah memproklamasikan DI/TII di Desa
Pangarasan, Tegal, Jawa Tengah, dan menyatakan diri bergabung dengan Kartosuwirjo.
Kemudian Amir Fatah menghimpun kekuatan di Brebes, Tegal, dan Pekalongan.
Sementara di wilayah Kebumen, Mohammad Mahfudh Abdulrachman (Kiai Somalangu)
membentuk Angkatan Umat Islam (AUI) untuk membantu perjuangan NII.
Pemberontakan ini semakin kuat setelah Batalion 624 pada Desember 1951 membelot
dan menggabungkan diri dengan DI/TII.
Penumpasan terhadap pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah dilakukan dengan
Operasi Guntur dan Gerakan Banteng Negara, yang tergabung dalam Pasukan Banteng
Raiders di bawah pimpinan Letnan Kolonel Ahmad Yani. Berkat operasi itu
pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah dapat ditumpas pada 1954. Sementara itu, untuk
mengatasi pembelotan Batalion 624, pemerintah melancarkan Operasi Merdeka Timur
pimpinan Letkol. Soeharto.
c. DI/TII Aceh
Pada tanggal 20 September 1953, di Aceh timbul gerakan yang dipimpin oleh
Tengku Daud Beureuh. Penyebabnya adalah kekecewaan Tengku Daud Beureuh karena
status Aceh ditetapkan sebagai karesidenan di bawah Sumatra Utara, bukan lagi sebagai
provinsi. Tengku Daud Beureuh yang semula menjabat sebagai Gubernur Militer Daerah
Istimewa Aceh, tentu saja merasa tidak puas. Ia kemudian mengeluarkan maklumat pada
tanggal 21 September 1953 yang menyatakan bahwa Aceh merupakan bagian dari
Negara Islam Indonesia di bawah pimpinan Imam Kartosoewirjo. Pada bulan Desember
1962 diadakanlah Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh yang diadakan atas prakarsa
Kolonel M. Jasin, Pangdam I Iskandar Muda serta, didukung oleh tokoh-tokoh pemerintah
daerah dan rakyat. Melalui musyawarah tersebut upaya pemberontakan Daud Beureuh
dapat diredam.
d. DI/TII Sulawesi Selatan
Di Sulawesi Selatan juga muncul gerakan DI/TII yang dipimpin oleh Kahar
Muzakar. Pada tanggal 30 April 1950 Kahar Muzakar menuntut kepada pemerintah agar
pasukannya yang tergabung dalam Komando Gerilya Sulawesi Selatan dimasukkan ke
dalam Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) dengan nama Brigade
Hasanuddin. Tuntutan ini ditolak karena untuk masuk dalam APRIS harus melalui seleksi.
Agar tidak timbul kesalahpahaman, pemerintah melakukan pendekatan kepada Kahar
Muzakar dengan memberi pangkat Letnan Kolonel. Akan tetapi, pada tanggal 17 Agustus
1951 Kahar Muzakar beserta anak buahnya melarikan diri ke hutan dan melakukan aksi
teror terhadap rakyat. Untuk menghadapi gerombolan DI/TII di Sulawesi Selatan ini
pemerintah melakukan operasi militer. Pada bulan Februari 1965 Kahar Muzakar berhasil
ditembak mati oleh pasukan dari Divisi Siliwangi sehingga gerakan DI/TII di Sulawesi
dapat dipadamkan.
e. DI/TII Kalimantan Selatan
Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan digerakkan oleh Ibnu Hajar, yaitu
seorang mantan anggota TNI berpangkat letnan dua yang merasa sakit hati pada pemerintah
pusat di Jakarta. Ibnu Hajar memimpin sebuah pasukan yang dinamakannya Kesatuan
Rakyat Yang Tertindas (KRYT) dan menyatakan Kalimantan Selatan sebagai bagian dari NII
yang diproklamasikan Kartosuwiryo. KRYT di bawah pimpinan Ibnu Hajar gencar menyerang
pos-pos TNI di berbagai wilayah.
Pemerintah mengambil tindakan tegas dengan melancarkan operasi militer besar-
besaran di seluruh Kalimantan Selatan. Dalam sebuah operasi pada bulan Juli 1963, Ibnu
Hajar berhasil ditangkap yang selanjutnya diadili dalam Mahkamah Militer. Dalam
pengadilan tersebut, ia dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati.
3. Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
Pada bulan Januari 1950 di Jawa Barat muncul gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
yang dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling mantan anggota tentara Kerajaan Belanda (KNIL).
APRA memanfaatkan kepercayaan masyarakat Jawa tentang munculnya Ratu Adil agar
mendapatkan simpati rakyat Jawa Barat. Tujuan APRA adalah menginginkan tetap berdirinya
negara Pasundan dan menghendaki APRA diakui sebagai tentara negara Pasundan. Hal tersebut
tidak dapat dikabulkan karena rakyat Indonesia menginginkan untuk menjadi bagian dari Republik
Indonesia.
Pada tanggal 23 Januari 1950, APRA menyerang Kota Bandung secara membabi buta.
Semua anggota TNI yang ditemui langsung dibunuh ditempat. APRA juga berhasil menyerang
markas Divisi Siliwangi dan berhasil menewaskan Letnan Kolonel Lembong. Tercatat ada 70
anggota TNI yang menjadi kekejaman APRA. Tindakan tersebut memicu amarah pemerintah
Indonesia, dan meminta agar Komisaris Tinggi Belanda untuk menangkap Westerling. Agar
Westerling tidak ditangkap oleh TNI, Komisaris Tinggi Belanda menyarankan agar Westerling
menyerah. Pada akhirnya Westerling dapat diselundupkan oleh Belanda melalui Singapura untuk
diterbangkan ke Belanda dengan pesawat Catalina pada tanggal 22 Febuari 1950. Westerling
sendiri merupakan buronan pemerintah Indonesia sampai akhir hayatnya.
APRA juga menargetkan untuk menangkap menteri – menteri yang duduk di dalam
pemerintahan, seperti Menteri Pertahanan Sultan Hamengkubuwono IX, Sekertaris Jenderal
Kementerian Pertahanan Mr. Ali Budiardjo, dan Pejabat Kepala Staf Angkatan Perang Kolonel T.B.
Simatupang. Dalam melakukan aksinya, Westerling dibantu oleh Sultan Hamid II. Rencana
penyerangan kabinet dapat digagalkan. Larinya Westerling dari Indonesia mengakhiri gerakan
APRA, dan pada tanggal 4 April 1950 Sultan Hamid II berhasil ditangkap.
4. Pemberontakan Andi Aziz
Gerakan ini dipicu oleh ketidakpuasan sebagian anggota APRIS dari unsur mantan KNIL
yang dipimpin oleh Kapten Andi Azis. Mereka menuntut agar hanya anggota APRIS dari unsur
mantan KNIL yang bertanggung jawab atas keamanan di Negara Indonesia Timur.
Pada tanggal 8 April 1950, Andi Azis dan pasukannya menyerang pos-pos polisi militer dan
menyandera Panglima Teritorial Indonesia Timur Letkol. Mokoginta. Selain itu, mereka juga
menduduki beberapa tempat penting lainnya, seperti lapangan terbang dan pusat-pusat
telekomunikasi.
Tiga hari kemudian, pemerintah RIS memberi ultimatum kepada pasukan Andi Azis. Dalam
ultimatum tersebut dinyatakan bahwa dalam waktu 4 × 24 jam Andi Azis harus menarik semua
pasukan, menyerahkan semua senjata, dan membebaskan seluruh tawanan. Andi Azis juga
diwajibkan datang ke Jakarta untuk melaporkan diri.
Akhirnya, Andi Azis tidak menganggap enteng ultimatum yang diberikan pemerintah. Andi Azis
pun datang ke Jakarta, namun pada saat batas waktu yang ditentukan telah lewat. Ia ditangkap dan
diadili oleh Mahkamah Militer dengan dijatuhi hukuman mati.
Mekipun Andi Azis sendiri telah menyerahkan diri pada bulan April, bukan berarti
menghentikan pemberontakan tersebut. Oleh karena itu, pemerintah RIS menggelar operasi militer
yang dipimpin oleh Kolonel Alex Kawilarang yang terdiri atas berbagai kesatuan dari ketiga
Angkatan dan kepolisian. Akhirnya, pada bulan Agustus 1950 seluruh pasukan KNIL yang
memberontak dapat dibersihkan dari kawasan Makassar dan sekitarnya.
5. Republik Maluku Selatan (RMS)
Pemberontakan Andi Aziz ternyata mendapat dukungan dari Dr. Christian Robert Steven
Soumokil (mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur). Gerakan RMS dilatarbelakangi
ketidaksetujuan Soumokil tentang penggabungan NIT dengan RIS. Saat pemberontakan Andi Aziz
dapat dipadamkan, Soumokil lari ke Maluku dan memproklamirkan berdirinya Republik Maluku
Selatan, pada tanggal 25 April 1950.
Pada mulanya pemerintah Indonesia menginginkan agar gerakan RMS dapat diselesaikan
secara damai, yakni dengan mengutus Dr. J. Leimena untuk membujuk Dr. Soumokil agar kembali
ke pangkuan RIS. Soumokil menolak ajakan tersebut, bahkan mereka meminta dukungan kepada
Belanda, Amerika Serikat, dan Komisi PBB untuk melawan Indonesia. Akibat penolakan tersebut,
pemerintah terpaksa harus menggunakan kekuatan militer untuk menangkap Soumokil.
Pemerintah memerintahkan Kolonel Alex Kawilarang untuk menumpas RMS.
Pada bulan November 1963, Ambon berhasil diambil alih oleh TNI. Akan tetapi, Dr.
Soumokil dan sebagian tentara RMS berhasil melarikan diri ke Pulau Seram. Dr. Soumokil berhasil
ditangkap pada tanggal 12 Desember 1963 dan dihadapkan ke Mahkamah Militer Luar Biasa di
Jakarta dengan mendapat hukuman mati.
6. PRRI dan Permesta
Gerakan PRRI diawali dengan berdirinya Dewan Banteng yang diketuai oleh Letkol Ahmad
Hussein. Ahmad Hussein melihat ketimpangan yang terjadi antara pusat dengan daerah. Oleh
sebab itu, dirinya menuntut kepada pemerintah tentang otonomi daerah, dan pembagian keuangan
secara adil dari pemerintah pusat kepada daerah. Hal yang serupa ternyata juga terjadi di
Sulawesi. Beberapa pimpinan militer di Sumatra dan Sulawesi yang sejalan dengan pemikiran
Ahmad Hussein kemudian membentuk dewan, antara lain:
a. Dewan Banteng di Sumatra Barat, yang dibentuk oleh Letkol. Achmad Hussein pada
tanggal 20 Desember 1956.
b. Dewan Gajah di Sumatra Utara, yang dibentuk oleh Kolonel Mauluddin Simbolon pada
tanggal 22 Desember 1956.
c. Dewan Garuda di Sumatra Selatan, yang dibentuk oleh Letkol. Barlian pada Januari
1957.
d. Dewan Manguni di Sulawesi Utara, yang dibentuk oleh Mayor Somba pada tanggal 17
Februari 1957.
Pada tanggal 9 Januari 1958, tokoh politik dan militer yang tidak puas dengan pemerintahan
Kabinet Djuanda mengadakan pertemuan rahasian di Sungai Dareh, Sumatra Barat. Para tokoh
politik yang hadir saat itu, antara lain M. Natsir, Soemitro Joyohadikusumo, Syafruddin
Prawiranegara, dan Burhanuddin Harahap. Sementara para tokoh militer yang hadir, antara lain
Kolonel Simbolon, Letkol. Ventje Sumual, Letkol. Barlian, dan Letkol. Ahmad Hussein.
Pertemuan tersebut menyepakati tentang bebeberapa hal, yakni akan didirikan gerakan
perjuangan untuk menyelematkan Republik Indonesia, meminta agar Presiden kembali ke dalam
posisinya sesuai dengan Undang – Undang Dasar, pembubaran Kabinet Djuanda untuk digantikan
oleh Mohammad Hatta dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Permintaan tersebut ditolak oleh
pemerintah. Akibat penolakan tersebut, 15 Febuari 1958 Ahmad Hussein secara tegas
menyatakan berdirinya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Padang,
sedangkan Perdana Menterinya ditunjuk Sjafruddin Prawiranegara. Dua hari setelah itu, giliran
Dewan Manguni menyatakan membentuk Piagam Perjuangan Semesta (Permesta), dan bagian
dari PRRI.
Pemerintah menjawab pemberontakan tersebut dengan menggelar operasi militer gabungan
yang melibatkan ketiga Angkatan TNI dan polisi. Secara perlahan, wilayah-wilayah yang diduduki
PRRI di Sumatra mulai diduduki kembali oleh TNI. Pada tanggal 29 Mei 1958, Letkol. Achmad
Hussein dan pasukannya menyerah. Kemudian, satu per satu tokoh PRRI pun menyerah.
Sementara itu, operasi yang digelar TNI untuk menumpas Permesta di Sulawesi mendapat
perlawanan yang lebih sengit. Untuk mengimbanginya, pemerintah menggelar operasi militer
gabungan dengan sandi Operasi Merdeka yang dipimpin oleh Letkol. Rukminto Hendraningrat.
Akhirnya pada Agustus 1958, pemberontakan Permesta dapat ditumpas. Pemerintah memberikan
kesempatan kepada para tokoh Permesta untuk menyerah dengan janji akan mendapatkan amnesti.
Para tentara Permesta pun akhirnya banyak yang menyerah.
B. Gerakan 30 September PKI
Pemberontakan PKI tahun 1948 di Madiun ternyata tidak membuat PKI menjadi partai terlarang
di Indonesia. Aidit yang berhasil lolos dalam persitiwa Madiun 1948 berusaha kembali menghidupkan
PKI. Pemilu 1955 menjadi titik balik PKI menjadi partai besar di Indonesia. Pada saat Presiden
Soekarno membentuk Demokrasi Terpimpin dengan semboyan Manipol – USDEK, menjadikan PKI
sebagai partai besar. Untuk mendapatkan perhatian dan perlindungan Soekarno, PKI mendapat
halangan besar, yakni pihak Angkatan Darat. Hal tersebut menjadi awal perseteruan antara Angkatan
Darat dengan PKI, sehingga terjadilah suatu kudeta yang diberi nama G 30/S/PKI.
1. Latar Belakang G 30/S/PKI 1965
Gerakan 30 September 1965 merupakan gerakan berdarah yang dilakukan oleh Partai
Komunis Indonesia pimpinan Aidit dengan cara menculik dan membunuh Jenderal Angkatan
Darat. PKI yang ingin merubah ideologi Pancasila dengan paham komunis mendapat halangan
dari Angkatan Darat. Pertentangan antara PKI dan Angkatan Darat dimulai sejak penolakan
Angkatan Darat terhadap Angkatan Kelima bentukan PKI.
Peristiwa Madiun 1948 ternyata tidak membuat PKI sebagai partai terlarang di Indonesia.
Hal ini kemudian dimanfaatkan oleh Aidit, Nyoto, dan Lukman untuk kembali lagi membesarkan
PKI. Titik balik PKI dalam kancah politik Indonesia saat PKI berhasil masuk empat besar
pemenang pemilu 1955. Kekuatan PKI semakin besar sejak Presiden Soekarno mengganti sistem
pemerintah parlementer ke Demokrasi Terpimpin. Pada pemilu tahun 1960, Lukman berhasil
duduk sebagai wakil ketua DPR-GR, dan Aidit sebgai wakil ketua MPRS. Kekuatan PKI dalam
kancah politik Indonesia semakin besar setelah dikeluarkannya Trikora dan Dwikora.
Saat Presiden Soekarno ingin mewujudkan cita – citanya tentang Nasakom, Nasionalis
diwakili oleh PNI; Agama diwakili oleh NU; dan Komunis diwakili oleh PKI mendapat tantangan dari
Angkatan Darat. Angkatan Darat tidak ingin orang PKI duduk di kabinet, dan hal inilah yang
menjadi awal pertentangan antara Angkatan Darat dengan PKI. Oleh sebab itu, PKI mulai merapat
dan mendekati Presiden Soekarno untuk mendapatkan perlindungan dan dukungan.
Pada saat Indonesia berseteru dengan Malaysia, Singapura, dan Inggris, PKI menginginkan
dibentuknya Angkatan Kelima. Para petinggi TNI (mayoritas adalah Jenderal Angkatan Darat) tidak
menyetujui gagasan tersebut karena Indonesia tidak dalam keadan perang. Angkatan Kelima
sendiri terdiri dari petani, buruh, dan rakyat jelata yang dipersenjatai sebagai bantuan TNI dalam
“gayang Malaysia”. Pada tahun 1965, ketegangan antara Angkatan Darat dan PKI memucak
dengan saling serang argument. Panglima Angkatan Darat berupaya untuk menekan kekuasaan
PKI dengan berbagai tindakan sebagai berikut ini.
a. Mencoba memperingatkan presiden agar tidak terlalu dekat dengan PKI.
b. Menolak pembentukan Kabinet Gotong Royong oleh Presiden Soekarno yang
diperkirakan Angkatan Darat akan memberi peluang kekuasaan lebih besar bagi PKI.
c. Menolak ide pembentukan Angkatan kelima dengan alasan tidak berguna dan hanya
merugikan revolusi Indonesia.
d. Membantah isu adanya Dewan Jenderal dengan mengemukakan bahwa lembaga yang
beranggotakan para jenderal dalam Angkatan Darat hanya Wanjakti (Dewan Jabatan
Kepangkatan Tertinggi) yang bertugas melakukan pemetaan. posisi dan kepangkatan
para perwira Angkatan Darat.
Himbauan dari Angkatan Darat tidak dihiraukan oleh presiden. Hal tersebut dikarenakan
sejak tahun 1959, Presiden Soekarno dan Angkatan Darat sering bersitegang. A.H. Nasution yang
merupakan Panglima Tertinggi Angkatan Darat dianggap terlalu berkuasa saat Presiden Soekarno
menyatakan Indonesia dalam keadaan perang, tahun 1957. Hal itu juga diperparah dengan kondisi
Presiden Soekarno yang sakit sehingga tidak mengetahui perkembangan politik Indonesia.
2. Kronologis Peristiwanya
Pertentangan antara Angkatan Darat dan PKI berimbas ke dalam tubuh Angkatan Darat
sendiri. Sebagian anggota dan perwira Angkatan Darat mulai bersimpati pada PKI dan
memercayai berbagai isu yang diembuskan PKI seperti adanya Dewan Jenderal, rencana makar,
dan bantuan dari Amerika Serikat dan Inggris. Pertentangan Angkatan Darat dan PKI mencapai
puncak dengan terjadinya peristiwa G 30 S/PKI.
Pada tanggal 30 September 1965, pasukan tentara yang menggunakan atribut dan
kendaraan berlambang Batalyon I Cakrabirawa (pasukan khusus pengawal Presiden RI)
melakukan penculikan terhadap sejumlah petinggi Angkatan Darat. Pasukan tersebut dipimpin oleh
Komandan Batalyon I Cakrabirawa, Letkol. Untung. Para perwira yang diculik, antara lain a)
Men/Pangad, Letjen. Ahmad Yani, b) Asisten I Men/Pangad, Mayjen. S. Parman, c) Deputi II
Men/Pangad, Mayjen. R. Soeprapto, d) Deputi III Men/Pangad, Mayjen. M.T. Haryono, e)
Asisten IV Men/Pangad, Brigjen. D.I. Panjaitan, dan f) Oditur Jenderal AD, Brigjen. Sutoyo
Siswomiharjo.
Salah seorang perwira TNI lain, yakni Jenderal A.H. Nasution berhasil lolos dari penculikan
setelah meloncat dari pagar rumahnya dan bersembunyi. Namun, dalam peristiwa penculikan
tersebut, putrinya yang bernama Ade Irma Suryani Nasution tewas karena tertembak peluru.
Selain itu, seorang anggota polisi Pembantu Letnan Satu Karel Satsuit Tubun yang sedang
berpatroli di dekat rumah Jenderal A.H. Nasution pun ditembak hingga tewas. Karena tidak
berhasil menculik Jenderal A.H. Nasution, pasukan penculik membawa ajudannya, Lettu. Pierre
Tendean. Para penculik tersebut membawa para perwira tinggi Angkatan Darat ke daerah Lubang
Buaya, di Jakarta Timur. Di sana, mereka menyiksa para perwira tinggi tersebut dengan keji
hingga meninggal. Keesokan harinya, pasukan yang dipimpin Letkol. Untung Sutopo bergerak dan
menduduki sejumlah sarana penting, antara lain Gedung Telekomunikasi dan Stasiun RRI Pusat.
Melalui siaran radio, pasukan PKI menyatakan bahwa negara berada dalam keadaan
genting dan mereka menekankan bahwa G 30 S/PKI merupakan gerakan intern dalam tubuh
Angkatan Darat untuk membersihkan para anggota Dewan Jenderal yang hendak melakukan
kudeta pada Presiden Soekarno. Mereka juga menyatakan bahwa Kabinet Dwikora telah
demisioner, sebagai gantinya telah dibentuk sebuah Dewan Revolusi. Selain itu, pasukan PKI
menyatakan bahwa pangkat tertinggi dalam Angkatan Darat ialah letnan kolonel dan semua
pangkat jenderal dihapuskan. Pengumuman tersebut sangat mengejutkan dan membingungkan
masyarakat.
Pemberontakan PKI juga berlangsung di Jawa Tengah dipimpin oleh Kolonel Sahirman
(Asisten I Kodam VII/Diponegoro). Setelah menguasai Markas Kodam VII/Diponegoro, mereka
merebut RRI, telekomunikasi, dan Korem-Korem di Jawa Tengah. Korem 071/Purwokerto dikuasai
Letkol Soemitro, Korem 072/Yogyakarta dikuasai Mayor Mulyono, Korem 073/ Salatiga dikuasai
Letkol Idris, dan Brigif 6 dikuasai oleh Kapten Mintarso.
Pemberontakan ini mengakibatkan Danrem 072 Kolonel Katamso dan Kasrem 072 Letkol
Sugiyono diculik dan dibunuh secara keji. PKI juga membunuh para perwira TNI AD di lingkungan
Brigade Infanteri 6/Surakarta dan merebut RRI, telekomunikasi, bank negara, dan mendukung G
30 S/PKI.
3. Penumpasan G 30/S/PKI
Segera setelah diumumkannya G 30 S/PKI, para petinggi Angkatan Darat yang masih ada
melakukan konsolidasi. Kepemimpinan Angkatan Darat diambil alih oleh Panglima Kostrad Mayjen.
Soeharto. Beliau menghimpun kekuatan dalam tubuh Angkatan Darat yang masih setia pada
pemerintah. Pasukan Kostrad di bawah pimpinan Mayjen. Soeharto mulai bergerak untuk
menandingi pasukan PKI.
Setelah berhasil menghimpun pasukan yang setia kepada pemerintah, operasi penumpasan
G 30 S/PKI segera dilakukan. Mayjen Suharto kemudian memerintahkan kepada Kolonel Sarwo Edi
Wibowo sebagai pimpinan RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat) untuk segera merebut
kembali RRI dan kantor pusat telekomunikasi yang dikuasai PKI. Operasi militer dimulai pada sore
hari tanggal 1 Oktober 1965, sekitar pukul 19.00. Akhirnya tanpa mengalami perlawanan yang berarti
kurang lebih dalam waktu 20 menit, RRI dan kantor pusat telekomunikasi berhasil direbut kembali.
Selanjutnya pada tanggal 2 Oktober pukul 15.00, pasukan RPKAD dan Batalyon 328 Para
Kujang bergerak ke Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Pangkalan udara tersebut dapat
dikuasai kembali tanpa kesulitan, kecuali suatu perlawanan kecil oleh Batalyon 454/Para
Diponegoro.
Tindakan selanjutnya adalah berusaha mencari jenazah para pimpinan TNI Angkatan Darat
yang telah diculik dan dibunuh oleh Gerakan 30 September. Atas petunjuk seorang anggota polisi
yang bernama Sukitman, yang juga ditawan tetapi berhasil meloloskan diri, jenazah para
pimpinan TNI Angkatan Darat tersebut berhasil ditemukan di lubang sumur tua di daerah
Lubang Buaya, yang bergaris tengah kurang dari satu meter dengan kedalaman 12 meter.
Pengambilan dilakukan oleh anggota-anggota RPKAD dan KKO-AL (Sekarang Korp Marinir TNI
AL) menggunakan peralatan khusus. Karena mengalami kesulitan atas tempat penemuan jenazah,
pengambilan yang dimulai tanggal 3 Oktober baru berhasil diselesaikan pada tanggal 4 Oktober
1965. Penumpasan PKI di Jawa Tengah dipimpin oleh Pangdam VII/Diponegoro Brigjen Surjo-sumpeno
dengan dibantu RPKAD. Komandan RPKAD Kolonel Sarwo Edi Wibowo membentuk Komando Operasi
Merapi dan berhasil menembak para pimpinan pemberontak.
Uji Pemahaman Materi
Tugas Mandiri
Lakukanlah kegiatan berikut ini !
PKI telah melakukan suatu kudeta kepada bangsa Indonesia sebanyak dua kali. Cari tahu dengan cara
menganalisa dan mengamati penyebab PKI masih diterima oleh pemerintahan Indonesia. Cari referensi
sebanyak mungkin, baik dari buku atau internet. bacakan hasil penelitian anda di depan kelas.
Uji Kecakapan Siswa
Tugas Kelompok
Kerjakan Sesuai dengan Perintahnya!
Buatlah kelompok yang terdiri dari empat atau lima orang, dan kemudian buat makalah tentang
1. Pemberontakan PKI Madiun 1948
2. Gerakan DI/TII
3. PRRI dan gerakan Andi Azis
4. Permesta dan RMS
5. G-30-S-PKI
Presentasikan dan diskusikanlah makalah anda di depan kelas.
Kata – Kata Penting
Gerilya : cara berperang yg tidak terikat secara resmi pd ketentuan perang (biasanya dilakukan
dng sembunyi-sembunyi dan secara tiba-tiba); perang secara kecil-kecilan dan tidak
terbuka;
Komunisme : Paham atau ideologi (dl bidang politik) yg menganut ajaran Karl Marx dan Fredrich
Engels, yg hendak menghapuskan hak milik perseorangan dan menggantikannya dng
hak milik bersama yg dikontrol oleh negara
Kudeta : perebutan kekuasaan (pemerintahan) dengan paksa
Uji Kompetensi
A. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang paling benar !
1. Salah satu cara PKI menghasut rakyat a menjelek-jelekkan kepemimpinan
ketika akan melancarkan pemberontakan Soekarno dan Hatta
di Madiun tahun 1948 adalah ….
b menyatakan bahwa kemerdekaan 7. Gerakan DI/TII juga terjadi di provinsi
Indonesia merupakan hadiah dari Aceh. Gerakan tersebut disebabkan
Jepang karena ....
c melakukan propaganda bahwa a ketidakcocokan pemerintah daerah
Revolusi Indonesia sedang menuju dengan pemerintahan pusat
arah yang salah b kecewa terhadap pemerintah
d menyatakan bahwa Indonesia belum Indonesia yang terlalu lunak pada
merdeka Belanda
e memproklamasikan Negara Soviet c setuju dengan ideologi dari gerakan
Republik Indonesia DI/TII Jawa Barat
2. Perdana Menteri yang membelot d ketidaksukaan terhadap Presiden
melakukan kudeta melawan Soekarno
pemerintahan Indonesia adalah ….. e Aceh mau dijadikan sebagai daerah
a Sultan Syahrir Karesidenan
b Amir Syafiruddin 8. PKI melakukan pemfitnahan terhadap
c Mohammad Hatta Jenderal-Jenderal Angkatan Darat akan
d Burhanuddin Harahap membentuk suatu kelompok untuk
e Kartosoewiryo melakukan kudeta, kelompok tersebut
3. Kekuatan PKI di Indonesia mendapatkan diberi nama ….
tambahan moril setelah ….. a Gubernur Jenderal
a dibentuknya Ford Demokrasi Rakyat b Direktorat Jenderal
b bergabungnya kelompok-kelompok kiri c revolusi jenderal
c Musso kembali dari Uni Soviet d dewan jenderal
d dikuasainya kota Madiun oleh PKI e dewan revolusi
e jatuhnya pemerintahan kabinet Amir 9. Salah satu tuntutan pemberontakan yang
4. Hasil Perjanjian Renville yang dianggap dipimpin Andi Aziz adalah ....
merugikan Indonesia memberikan a anggota Komando Gerilya Sulawesi
dampak pada pemerintahan Indonesia. Selatan dimasukan dalam APRIS
Dampak tersebut adalah .… b meminta perimbangan keuangan
a terjadinya pemberontakan PKI di antara pemerintah pusat dan daerah
Madiun tahun 1948 c otonomi seluas-luasnya bagi daerah
b mosi tidak percaya kalangan tentara Sulawesi Selatan
terhadap kalangan politisi sipil d pasukan APRIS bekas KNIL
c bersatunya kalangan sosialis kiri bertanggung jawab atas keamanan di
sesuai "Jalan Baru" yang ditawarkan NIT
Muso e pembubaran Kabinet Hatta
d kuatnya tuntutan menghentikan segala 10. Gerakan DI/TII Jawa Barat akhirnya dapat
bentuk perundingan dengan Belanda ditumpas oleh pemerintah Indonesia pada
e jatuhnya Kabinet Amir Sjarifuddin tanggal ....
5. Untuk dapat menumpas gerakan DI/TII di a 4 Juni 1962
Jawa tengah maka pemerintah Indonesia b 4 Juli 1963
menggunakan cara operasi militer yang c 4 Februari 1965
bernama d 4 Desember 1962
a operasi pagar betis e 4 Agustus 1964
b operasi bharatayuda 11. Sebelum menempuh cara militer untuk
c gerakan banteng negara memadamkam pemberontakan Republik
d operasi garuda sakti Maluku Selatan ditempuh dengan jalan
e operasi merdeka timur damai, yaitu dengan ….
6. Pemberontakan DI/TII untuk pertama a menawarkan amnesti jika bersedia
kalinya meletus di daerah .... mengakhiri pemberontakan
a Jawa Timur b menawarkan otonomi luas kepada
b Sulawesi Selatan masyarakat Maluku
c Jawa Barat c mengirim misi damai yang diketuai J.
d Aceh Leimena
e Jawa Tengah d menggelar musyawarah pembangunan
e mengirim pasukan di bawah komando b pemberontakan Andi Azis yang
Kolonel Alex Kawilarang semakin meluas ke beberapa daerah
12. Gerakan DI/TII di Sulawesi Selatan c kerusuhan yang disebabkan karena
dipimpin oleh …. ulah pasukan KNIL
a Daud Baureh d tidak meratanya hasil pembangunan
b Kahar Muzakar nasional di tiap daerah
c Ibnu Hajar e perselisihan antara masyarakat yang
d Kartosuwiryo profederal dengan masyarakat
e Andi Azis proIndonesi
13. Faktor ekonomi yang menyebabkan 17. Berikut yang bukan termasuk tokoh PRRI
terjadinya pergolakan dan pemberontakan adalah ….
PRRI/Permesta adalah .… a Dahlan Djambek
a nasionalisasi perusahaan Belanda b Achmad Husein
yang dipandang hanya c Zulkifli Lubis
menguntungkan pusat d Simbolon
b keinginan mengamandemen Pasal 33 e Kahar Muzakar
UUD 1945 tentang eksploitasi 18. Di bawah ini yang bukan cara PKI dalam
kekayaan alam menumbangkan pemerintahan adalah
c masih dominannya sistem ekonomi a memberikan masukan-masukan
kolonial di Indonesia kepada presiden
d masalah perimbangan keuangan b memasukkan mata-mata di tubuh
antara pusat dan daerah angkatan darat
e keinginan kaum federalis c melakukan tindakan-tindakan
mempertahankan aset ekonomi pemfitnahan
daerah d mempersenjatai kaum buruh dan
14. Tokoh yang memimpin pemberontakan petani
Republik Maluku Selatan bernama …. e menyusupkan anggotanya ke badan-
a Andi Azis badan pemerintahan
b Westerling 19. Perwira tinggi TNI AD yang lolos dari
c Kahar Muzakar penculikan G-30-S/PKI adalah ...
d Soumokil a Jenderal A.H. Nasution
e Ahmad Husien b Mayor Jenderal R. Suprapto
15. Gubernur Soerjo yang diculik oleh PKI c Letnan Jenderal Ahmad Yani
1948 merupakan Gubernur daerah …. d Mayor Jenderal Suwondo Parman
a Jawa Tengah e Mayor Jenderal Haryono Mas
b Yogyakarta Tirtodarmo
c Jawa Barat 20. Kondisi berikut ini yang memicu
d Sunda Kecil ketegangan kehidupan politik di Indonesia
e Jawa Timur pada tahun 1965, kecuali ….
16. Pada tahun 1950 di Makasar terjadi a pertentangan antara TNI AD dan PKI
kekacauan di dalam masyarakat. b perihal sakitnya Presiden Soekarno
Kekacauan tersebut disebabkan karena c ditemukannya Dokumen Gilchrist
adanya ….. d meningkatnya konflik RI dan Belanda
a masuknya pasukan Indonesia dari e adanya isu Dewan Jenderal
Brigader Jawa ke Makasar
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar !
1. Untuk dapat membedakan antara tentara republik dengan tentara PKI, maka PKI memberikan
tanda berwarna …merah
2. Pemberontakan PKI Madiun bertujuan ….. mendirikan Negara Soviet Republik Indonesia
3. Kiai Moh. Mahudz Abdurachman sering juga disebut degan nama ….Romo Pusat atau Kiai
Somalangu
4. Operasi Guntur adalah operasi penumpasan …. DI/TII Amir Fatah
5. Tokoh yang memimpin pemberantasan PKI di daerah Jawa Tengah adalah ….. Kolonel Sarwo
Edhie Wibowo
6. Pembentukan angkatan ke V adalah usulan dari ….. PKI
7. Perkumpulan wanita yang berhaluan kiri yang merupakan cabang PKI disebut dengan ….Gerwani
8. Dokumen yang digunakan untuk menjatuhkan citra TNI AD adalah dokumen …… Gilchrist
9. Gerakan PRRI yang mengproklamirkan berdirinya pemerintahan di Sumatra yang dipimpin oleh ….
Syafrudin Prawiranegara
10. Permesta ditumpas dengan …… Operasi Merdeka
C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Siapa sajakah yang menjadi korban pembunuhan dalam G.30/S di luar kota Jakarta ?
Jawab : ……………………………………………………
Kolonel Katamso, dan Kepala Staf Korem 072, Letnan Kolonel Sugiono
2. Apa saja yang dilakukan oleh Mohammad Hatta setelah dilantik menjadi perdana menteri ?
Jawab : ……………………………………………………
1) melaksanakan isi Perjanjian Renville.
2) melaksanakan rekonstruksi dan rasionalisasi (re-ra) angkatan perang
3) melaksanakan pembangunan.
3. Sebutkan tiga kelompok komando dan fungsinya dalam menjalankan kudeta G.30/S !
Jawab : …………………………………………………..
Komando Penculikan dan Penyergapan (Pasopati) dipimpin oleh Letnan Satu Dul Arif; Komando
Penguasaan Kota (Bima Sakti) dipimpin oleh Kapten Suradi; Komando Basis Gerakan (Gatotkaca)
dipimpin oleh Mayor (Udara) Gatot Sukresno
4. Sebutkan penyebab susahnya meredam gerakan DI/TII pimpinan Kartosuwiryo !
Jawab : …………………………………………………..
1) Kondisi geografis tempat gerombolan DI/TII Kartosuwirjo berada berupa daerah pegunungan
sehingga sangat mendukung pasukan DI/TII untuk bergerilya.
2) Pasukan Kartosuwirjo dapat bergerak dengan leluasa di kalangan rakyat.
3) PPasukan DI/TII mendapat bantuan dari beberapa orang Belanda, antara lain para pemilik
perkebunan dan para pendukung Negara Pasundan
4) Suasana politik yang tidak stabil dan sikap beberapa kalangan partai politik telah mempersulit
usaha-usaha pemulihan keamanan
5. Sebutkan operasi-operasi militer yang dilakukan oleh pemerintah pusat untuk menanggulangi
pemberontakan PRRI ?
Jawab : …………………………………………………..
Operasi Tegas (mengamankan Riau) dipimpin oleh Letkol Kaharudin Nasution; Operasi 17
Agustus (mengamankan Sumatra Barat) dipimpin oleh Kol. A Yani; Operasi Saptamarga
(mengamankan Sumatra Utara) dipimpin Brigjen Jatikusumo; Operasi Sadar (mengamankan
Sumatra Selatan) dipimpin oleh Letkol Ibnu Sutowo
Uji Kreativitasmu
Perbaikan
A. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar !
1. Pemberontakan yang terjadi di Madiun 1948 dilakukan oleh ....Partai Komunis Indonesia (PKI)
2. DI/TII pertama kali dicetuskan oleh .....Kartosoewiryo
3. Letkol Untung sebagai pemimpin G-30-S/PKI merupakan komando pasukan ......cakrabirawa
4. APPRI yang terjadi di Sumatra terjadi pada masa kebinet ......Djuanda
5. Tokoh yang berhasil menumpas kudeta PKI 1965 adalah .....Sarwo Edi Wibowo
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Apa kepanjangan dari Nasakom ?
Jawab : .......................................................
Nasionalis, agamis, dan komunis
2. Apa yang menyebabkan munculnya pemberontakan APPRI di Sumatra Barat ?
Jawab : ................................................................................................
Mereka menentang kebijakan ekonomi perimbangan pusat
3. Bagaimana kondisi masyarakat Sulawesi Selatan sebelum terjadi pemberontakan Andi Azis ?
Jawab : ...............................................................................................
Terjadi kerusuhan akibat pertentangan antara masyarakat anti federal dengan masyarakat pro
federal
4. Mengapa gerakan DI/TII di Jawa Barat dapat tumbuh dengan pesat ?
Jawab : ...................................................................................
Karena pasukan keamanan Indonesia di Jawa Barat hijrah atau pergi ke wilayah republik
Indonesia yang saat itu hanya bisa di Jawa Tengah dan Yogyakarta
5. Apa kepanjangan dari FDR ?
Jawab : ...........................................................
Front Demokrasi Indonesia
Pengayaan Ilmu
Insan Berkepribadian
Keadilan merupakan sesuatu yang terus dicari oleh setiap manusia, namun terkadang manusia
satu dengan manusia lainnya menganggap beda tentang keadilan. Apabila diri kita tidak mendapatkan
keadilan dan ingin meminta keadilan harus menggunakan cara yang bijak. Jangan sampai keinginan kita
untuk meminta suatu keadilan, justru merugikan orang banyak.
Evaluasi Tengah Semester
A. Berilah tanda silang huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang paling benar !
1. Pemanggilan terhadap tiga tokoh a duduk sebagai ketua panitia acara
pemimpin BPUPKI ke Saigon, Vietnam pembacaan teks proklamasi
bertujuan untuk …… b sebagai pemimpin pengamanan ketika
a pembentukan badan persiapan tokoh-tokoh berada di
kemerdekaan Indonesia Rengasdengklok
b menerima mandate dan tugas dari c mengunjungi India dan Mesir untuk
panglima tertinggi Jepang mencari dukungan atas kemerdekaan
c membuat perjanjian perdamaian RI
perang antara Indonesia dengan d menyiarkan teks proklamasi melalui
Jepang radio Hoso Kanri kyoku
d memberikan pertanggungjawaban e penyumbang ide kalimat alinea
kerja BPUPKI pertama teks proklamasi
e mengadakan kerja sama antara tokoh 6. Pada panitia perancang pembuatan UUD
Indonesia dengan panglima Jepang dikepalai oleh ….
2. Jepang memberikan janji kemerdekaan a Mohammad Hatta
kepada bangsa Indonesia karena ..... b Ir. Soekarno
a sekutu telah mendarat di Indonesia c Soetan Sjahrir
b kedudukannya dalam perang pasifik d Achmad Soebardjo
makin terdesak e Agus Salim
c rakyat Indonesia melakukan 7. Tujuan keluarnya Maklumat Pemerintah
pemberontakan besar-besaran No. X adalah .....
d sekutu menjatuhkan bom atom di Kota a menyiapkan anggota-anggotanyauntuk
Hiroshima duduk di legislatif
e sekutu menjatuhkan bom atom ke b menunjukkan bahwa Indonesia adalah
Nagasaki negara demokrasi
3. Perbedaan antara Pancasila dengan c menghindari pertikaian politik di dalam
Piagam Jakarta terletak pada sila negeri
a keempat d mengawasi gerak-gerik yang dilakukan
b kelima tokoh politik
c pertama e smenghimpun kekuatan dari berbagai
d kedua organisasi politik yang mendukung
e ketiga pemerintah
4. Setelah Perang Dunia II, maka wilayah 8. Hari lahirnya pancasila dikenang pada
Kalimantan dan Indonesia Timur dikuasai tanggal …..
pasukan dari ..... a 1 Oktober
a Prancis b 30 Mei
b Kanada c 1 Juni
c Inggris d 29 Mei
d Australia e 30 September
e Belanda 9. Tokoh pemuda yang pertama kali
5. Peran penting Achmad Soebardjo dalam mengetahui berita kekalahan Jepang
peristiwa sekitar proklamasi adalah ..... adalah ......
a Soekarni
b Wikana 16. Wakil delegasi Indonesia dalam
c Soetan Sjahrir PerundinganLinggarjati adalah ....
d Chaerul Saleh a Amir Sjarifuddin
e Jusuf kunto b Soetan Sjahrir
10. Berikut ini termasuk mata uang yang c Drs. Moh. Hatta
beredar di Indonesia pada awal d Sjafruddin Prawiranegara
kemerdekaan, kecuali e Achmad Soebardjo
a ORI 17. Para tokoh pemberontakan PKI Madiun
b NICA banyak yang lolos dari sidangpengadilan,
c dollar karena ....
d Yen a Uni Soviet ikut campur tangan
e De Javasche Bank b mereka berhasil melarikan diri
11. Pihak Republik Indonesia melakukan c Sbanyak tokoh partai lain yang
taktik bumi hangus terhadap kota melindungi
Bandung dengan tujuan .... d Indonesia harus menghadapi Agresi
a supaya lawan menjadi panik Militer Belanda II
b supaya pihak RI dapat menarik diri e PBB ikut campur tangan
makin jauh 18. Pemberotakan Republik Maluku Selatan
c menghentikan kekerasan yang yang diprakarsai oleh ….
dilakukan oleh pihak sekutu a Westerling
d supaya lawan tidak dapat mengejar b Kahar Muzakar
pihak RI c Semaun
e supaya lawan tidak dapat d Andi Azis
menggunakan fasilitas di tempat itu e Soumokil
12. Konferensi Meja Bundar yang mengakui 19. Titik kebangkitan PKI setelah
kedaulatan RI ditandatangani tanggal …. kegagalannya dalam pemberontakan di
a 21 Desember 1949 Madiun adalah ....
b 27 Desember 1949 a Dekret Presiden 5 Juli 1959
c 17 Desember 1949 b kegagalan Konstituante
d 15 Desember 1949 c Ganyang Malaysia
e 20 Desember 1949 d Trikora
13. Orang yang menemui Ir. Soekarno dan e pelaksanaaan Pemilu 1955
Hatta setelah tiba dari Vietnam adalah 20. Berikut yang merupakan isi dari Tritura
…… adalah ….
a Soekarni a turunkan harga
b Soetan Sjahrir b perkuat tentara revolusi kita
c Wikana c bersihkan kabinet dari unsur KKN
d Sajoeti Melik d perkuat tentara revolusi kita
e Chaerul Saleh e turunkan harga
14. Dalam sistem kabinet parlementer, 21. Pembacaan teks proklamasi dibacakan
menteri-menteri bertanggung jawab ke pada hari ……
pada.... a Selasa
a presidium kabinet b Rabu
b parlemen c Kamis
c perdana menteri d Jumat
d presiden e Sabtu
e MPR 22. Operasi gabungan berbagai unsur TNI
15. Perdana Menteri Pertama Republik baik darat, laut dan udara dilakukan untuk
Indonesia pada awal kemerdekaan memberantas ….
Indonesia adalah .... a Andi Azis
a Soetan Sjahrir b Permesta
b Ir. Soekarno c PRRI
c Ir. Juanda d APRA
d Amir Sjarifuddin e DI/TII
e Drs. Moh. Hatta
23. Letkol Slamet Riyadi gugur ketika ikut d keluarnya Indonesia dari anggota PBB
memadamkan pemberontakan yang e pemutusan hubungan diplomatik
dipimpin.... dengan Belanda
a Kartosoewirjo 25. Latar belakang maraknya aksi
b Ventje Sumual demonstrasi yang menyuarakan Tritura
c Soumukil pada tahun 1966 adalah ….
d Andi Azis a belum pulihnya situasi politik dan
e Westerling makin buruknya kondisi perekonomian
24. Salah satu pengaruh PKI terhadap ke b masih berkuasanya Presiden
bijakan politik luar negeri Indonesia Soekarno
adalah …. c belum dilakukannya reshuffl e kabinet
a pemilihan Uni Soviet dalam pembelian d masih belum pulihnya hubungan RI-
senjata bagi Indonesia Malaysia
b pembentukan poros Jakarta–Pnom- e terbentuknya Kabinet Dwikora yang
Penh-Hanoi-Beijing-Pyong-yang disempurnakan
c konfrontasi Indonesia dalam upaya
mengembalikan Irian Barat
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar !
1. Sidang pertama kali yang dilakukan oleh PPKI pada tanggal ….18 Agustus 1945
2. Naskah proklamasi terjadi perubahan penanggalan dari Djakarta 17-8-05 menjadi ..... Djakarta,
hari 17 bolean 8 tahun ‘05
3. Jepang membentuk PPKI dan sebagai ketuanya ditunjuklah ....... Ir. Soekarno
4. Front Demokrasi Rakyat (FDR) dibentuk oleh ........ Amir Sjarifuddin
5. Gubernur Soerjo diculik oleh PKI tahun 1948 di daerah …..Ngawi
6. Salah satu alasan Belanda melakukan blokade terhadap Indonesia adalah ....... menjatuhkah
ekonomi dan pemerintahan Indonesia
7. Pemberontakan PKI Madiun bertujuan untuk mendirikan negara ........ Soviet Republik Indonesia
8. Sebagai Komandan Pasukan G-30-S PKI adalah ....... Letkol Untung
9. Pada awal kemerdekaan pemerintahan Indonesia berbentuk ....... Presidensial
10. Isu yang disebarkan oleh PKI kepada TNI sebelum melakukan kudeta adalah ….Isu Dewan
Jenderal
C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Sebutkan perubahan-perubahan dalam Undang-Undang Dasar berdasarkan hasil sidang PPKI ?
Jawab : ……………………………………………………………………….
1) Kata Muqadimah diganti dengan kata Pembukaan
2) Pada pembukaan di alenia keempat dalam kata Ketuhanan dengan menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya diganti dengan Ketuhanan Yang Maha Esa.
3) Pada alinea keempat dalam kalimat Menurut kemanusiaan yang adil dan beradab diganti
menjadi Kemanusian yang adil dan beradab.
4) Pada pasal 6 ayat (1) yang semula berbunyi Presiden ialah orang Indonesia asli dan beragama
Islam diganti menjadi Presiden ialah orang Indonesia asli
2. Bagaimana bunyi dasar negara Indonesia menurut Piagam Jakarta?
Jawab : ...........................................................................................
Piagam Jakarta atau Jakarta Charter berbunyi sebagai berikut.
a. Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan Syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
b. (menurut) dasar kemanusiaan yang adil dan ber adab.
c. Persatuan Indonesia.
d. (dan) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat ke bijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
e. (serta dengan mewujudkan suatu) Keadilan sosialbagi selaruh rakyat Indonesia .
3. Sebutkan lima Jenderal yang diculik oleh PKI pada persitiwa G-30-S ?
Jawab : …………………………………………………………….
1) Menteri Panglima Angkatan Darat Letnan Jenderal Ahmad Yani.
2) Deputi Khusus TNI AD Mayor Jenderal Haryono.
3) Deputi Pembinaan TNI AD Mayor Jenderal Suprapto.
4) Asisten I TNI AD Mayor Jenderal S. Parman.
5) Asisten IV TNI AD Brigadir Jenderal DI Panjaitan.
6) Direktur Kehakiman/Oditur TNI AD Brigradir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo.
7) Letnan Satu Piere Tendean ajudan Jenderal TNI A.H. Nasution.
8) Pembantu Letnan Satu Polisi Karel Satsuit Tubun.
4. Sebutkan hasil dari perundingan Roem-Royen !
Jawab : …………………………………………………………
Isi dari perundingan Roem-Royen adalah pemerintah RI dan Belanda sepakat untuk menghentikan
tembak-menembak dan bekerja sama untuk menciptakan keamanan; pemerintah Belanda akan
segera mengembalikan pemerintahan Indonesia ke Yogyakarta; serta kedua belah pihak sepakat
untuk menyelenggarakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda.
5. Bagaimana dampak adanya ancaman Belanda terhadap BKR?
Jawab : ………………………………………………………..
Dampak ancaman Belanda terhadap BKR adalah perubahan struktur dan tugas BKR. BKR
dibentuk pertama kali bertujuan untuk memelihara keselamatan masyarakat serta merawat para
korban perang. Adanya ancaman Belanda di Indonesia membuat pemerintah berpikir
diperlukannya tentara reguler atau militer resmi. Untuk itu pemerintah meminta Urip Sumohardjo
menyusun Tentara Nasional Indonesia. Akhirnya, BKR dirubah menjadi TKR dengan tugas
mempertahankan kedaulatan negara Indonesia
Bab 4
Kehidupan Sosial Politik dan Ekonomi
Pada Masa Orde Lama
Standar Kompetensi
1. Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia sejak Proklamasi hingga lahirnya Orde Baru
Kompetensi Dasar
1.4 Menganalisis perkembangan politik dan ekonomi serta perubahan masyarakat di Indonesia dalam upaya mengisi kemerdekaan

Kemenangan yang didapat oleh bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan tidak
lantas membuat Indonesia menjadi bangsa yang stabil. Layaknya seorang anak
yang baru bisa berjalan, bangsa Indonesia banyak mengalami gejolak dan
goncangan politik ekonomi. Indonesia baru mencari-cari bentuk pemerintahan
yang benar-benar sesuai dengan kepribadian bangsa. Pemerintah Orde Lama
sering disebut dengan pemerintah Rezim Soekarno karena dari tahun 1950
hingga 1966, Presiden Indonesia dijabat oleh Ir. Soekarno. Pergantian kabinet
dan bergantinya sistem pemerintahan pada masa Orde Lama berdampak pada kehidupan masyarakat.
Bentuk pemerintahan yang dipakai oleh pemerintah Orde Lama berimbas kepada kehidupan ekonomi
Indonesia. Demokrasi liberal yang digunakan oleh pemerintah dari tahun 1945 hingga 1959 membuat
perekonomian Indonesia cenderung meniru perekonomian negara kapitalis. Sedangkan saat sistem
pemerintah Indonesia bersifat Demokrasi Terpimpin 1960 hingga 1966, kehidupan ekonomi Indonesia
lebih meniru perekonomian negara komunis.
A. Kehidupan Indonesia Masa Demokrasi Liberal
Bangsa Indonesia pernah menggunakan sistem demokrasi liberal pada tahun 1945 hingga 1966.
Pada dasarnya, demokrasi liberal cenderung mengutamakan kebebasan warga negara untuk
mengeluarkan gagasan dan pendapatnya dalam bidang segala bidang. Kebebasan yang seharusnya
dijadikan pijakan dan modal untuk memajukan bangsa ternyata menjadi boomerang bagi pemerintah
Indonesia saat itu. Kekuasaan/politik menjadi pandangan utama pemerintah, dan meninggalkan
kepentingan ekonomi yang berdampak pada kestabilan politik di Indonesia masa itu terganggu.
Ketidakstabilan politik negara berdampak kepada hancurnya ekonomi suatu negara.
1. Kehidupan Politik Indonesia Masa Demokrasi Liberal
Kehidupan politik Indonesia di masa Orde Lama dimulai dengan lahirnya kembali Negara
Kesatuan Republik Indonesia hingga keluarnya Dekrit Presiden 1959.
a. Lahirnya Kembali NKRI
Bentuk negara serikat ternyata mendapat tantangan dari negara – negara
bagiannya sendiri. Ada tiga faktor yang memengaruhi ketidaksenangan terhadap bentuk
Negara Indonesia Serikat, antara lain pemerintahan RIS tidak sesuai dengan cita – cita
Proklamasi kemerdekaan Indonesia, pemerintah RIS cenderung mendukung semua
kebijakan Belanda sehingga melindungi orang – orang yang pro-Belanda, dan sebagian
rakyat tidak setuju dengan hasil KMB (Konferensi Meja Bendar). Oleh karena itu, ada
gagasan untuk kembali menjadi negara kesatuan sesuai dengan cita – cita Proklamasi
Kemerdekaan.
Tanggapan diatas ternyata memunculkan dua kelompok yang saling bertentangan,
yaitu Kelompok Unitaris berhadapan dengan Kelompok Federalis. Kelompok Unitaris
adalah kelompok pendukung bentuk negara kesatuan. Sebaliknya, kelompok Federalis
adalah kelompok pendukung negara federal (serikat). Walaupun demikian, banyak warga
negara Indonesia memilih untuk kembali menjadi negara kesatuan.
Negara – negara bagian RIS satu demi satu meleburkan diri ke dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Sejak 5 April 1950 hanya tersisa tiga negara bagian RIS,
yaitu Negara Sumatra Timur, Negara Indonesia Timur, dan Republik Indonesia. Pada
tanggal 19 Mei 1950 terjadi perundingan antara pemimpin RIS dengan pemimpin RI. RIS
diwakili oleh Mohammad Hatta, dan RI diwakili oleh Abdul Halim.Pertemuan tersebut
menghasilkan Piagam Persetujuan yang berisikan tentang kesepakatan RIS dan RI
membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.
Piagam Persetujuan tersebut kemudian dibacakan oleh Presiden RIS, Ir.
Soekarno, pa tanggal 15 Agustus 1950. Pada tanggal itu juga, Presiden RI sementara
(Mr. Assaat) menyerahkan jabatannya kepada Ir. Soekarno. Pada tanggal 17 Agustus
1950, Presiden Soekarno secara resmi membubarkan RIS dan menyambut lahirnya
NKRI.
Sebelum pemerintahan RIS dibubarkan, RIS dan RI membentuk panitia Penyusun
UUD yang diketuai oleh Prof. Dr. Mr. Soepomo (wakil dari RIS) dan Abdul Halim (wakil
perdana menteri RI). Pada tanggal 21 Juli 1950, naskah rancangan UUD terbentuk dan
tanggal 14 Agustus 1950 disahkan oleh parlemen RI dan Senat RIS.Rancangan Undang
– Undang Dasar tersebut kemudian dikenal dengan UUD 1950.
b. Kabinet Parlementer
Pada tanggal 3 November 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan maklumatnya
yang berisikan tentang pembentukan partai politik. Saat itu partai politik di Indonesia
tidak hanya satu melainkan banyak partai. Pada tanggal 14 November 1945 sistem
pemerintahan Indonesia juga mengalami perubahan, dari presidensial berubah menjadi
parlementer. Perubahan tersebut mengindikasi bahwa demokrasi Indonesia sudah
meniru gaya demokrasi negara Barat yang mengandung unsur liberalis.
Sistem parlementer yang berhasil diterapkan di negara – negara Barat ternyata
tidak bisa diterapkan dengan baik di Indonesia. Benturan kepentingan antarpartai politik
mewarnai jalannya pemerintahan parlemen di Indonesia. Dengan hanya menggunakan
kata “mosi tidak percaya” membuat jalannya pemerintahan tersendat. Dalam waktu 10
tahun terjadi pergantian perdana menteri sebanyak tujuh kali. Hal tersebut menandakan
bahwa kestabilan politik di Indonesia saat itu masih jauh dari harapan. Adapun kabinet
yang pernah memimpin pemerintah Indonesia, antara lain sebagai berikut.
1) Kabinet Natsir (7 September 1950-21 Maret 1951). Kabinet ini dipimpin oleh Moh.
Natsir dari Masyumi. Program kabinet ini antara lain melaksanakan pemilu untuk
memilih konstituante, menyempurnakan struktur pemerintahan dan kelengkapan
negara, menstabilkan keamanan negara, Reorganisasi angkatan bersenjata,
menyelesaikan masalah Irian Barat. Kabinet ini jatuh karena mosi tidak percaya DPR
atas pembentukan DPRD yang dianggap menguntungkan Masyumi.
2) Kabinet Soekiman (27 April 1951-23 Februari 1952). Dipimpin oleh Sukiman dari
Masyumi. Program ini me lanjutkan dari Kabinet Natsir, tetapi sebelum melanjutkan
programnya, kabinet ini jatuh tanggal 23 Februari 1952 karena mosi tidak percaya
akibat ditandatanganinya program bantuan Militer AS Mutual Security Act.
3) Kabinet Wilopo (3 April 1952-3 Juni 1953). Kabinet ini dipimpin Wilopo dari PNI.
Program Kabinet berusaha meneruskan program kabinet Sukiman dan melaksanakan
politik bebas aktif. Sebelum melaksanakan program kerja, kabinet ini jatuh karena
mosi tidak percaya atas penyelesaian kasus tanah Tanjung Morawa dan masalah
alokasi keuangan di Sulawesi.
4) Kabinet Ali Sastroamijoyo I (1 Agustus 1953-24 Juli 1955). Kabinet ini dipimpin Ali
Sastroamijoyo dari PNI dan Wongsonegoro wakil PM. Programnya, antara lain
memberantas DI/TII, melaksanakan pemilu, mengembalikan Irian Barat,
menyelenggarakan KAA, kabinet ini jatuh karena masalah pergantian pemimpin TNI
AD (Angkatan Darat).
5) Kabinet Burhanudin Harahap (12 Agustus 1955-3 Maret 1956). Kabinet ini dipimpin
Burhanuddin Harahap dari Masyumi. Keberhasilan kabinet ini adalah
penyelenggaraan pemilu. Kabinet ini berakhir setelah menyerahkan mandat ke MPR
yang telah terbentuk hasil pemilu 1955.
6) Kabinet Ali Sastroamijoyo II (20 Maret 1956-4 Maret 1957). Banyaknya
pemberontakan di daerah dan ketidakstabilan politik menyebabkan kabinet ini jatuh.
7) Kabinet Djuanda (9 April 1957-10 Juli 1959). Dipimpin Ir. Juanda. Program kerja
kabinet ini adalah membentuk Dewan Nasional, menetapkan hukum kelautan
Indonesia, normalisasi keadaan RI, dan pembatalan KMB.
c. Pemilu 1955
Pemilu tahun 1955 merupakan pemilu pertama yang diadakan oleh pemerintah
Indonesia sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pemilu 1955 diikuti oleh banyak
partai dan dilaksanakan dengan jujur dan adil. Pemilu 1955 bertujuan untuk memilih
anggota DPR dan Badan Konstituante (badan yang bertugas membuat UUD). Oleh
sebab itu, pemilihan anggota kedua badan tersebut dilakukan selama dua tahapan, yakni
tahap pertama untuk memilih anggota DPR, dan tahap kedua memilih anggota
konstituante.
Pemilu 1955 sudah dirintis sejak Kabinet Ali Satroamidjojo I. Pada masa
pemerintahannya dibentuk panitia Pemilihan Indonesia (PPI) pada tanggal 4 November
1953 yang diketui oleh S. Hadikusumo. Pembentukan PPI dan pelaksanaan pemilu tahun
1955 diatur dalam Undang – Undang No. 7 Tahun 1953, dan Peraturan Pemerintah No.9
Tahun 1954. Sebelum pemilu diadakan, Kabinet Ali Sastroamidjojo jatuh dan digantikan
oleh Burhanuddin Harahap. Oleh karena itu, pemilu pertama kali diadakan pada masa
Kabinet Burhanuddin Harahap.
Persiapan pemilu telah dirintis sejak masa Kabinet Ali Sastroamidjojo I dengan
membentuk Panitia Pemilihan Indonesia (PPI) pada tanggal 4 November 1953 yang dipimpin
oleh S. Hadikusumo. Panitia Pemilihan Indonesia sudah menetapkan waktu, bahwa
pelaksanaan pemilu nantinya dalam dua tahap. Tahap I, diselenggarakan pada tanggal 29
September 1955 untuk memilih anggota DPR (272 orang). Tahap II, diselenggarakan pada
tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota konstituante, yaitu lembaga pembuat UUD.
Sebelum pemilu dilaksanakan, Kabinet Ali Sastroamidjojo jatuh dan digantikan Kabinet
Burhanuddin Harahap. Kabinet inilah yang bertanggungjawab melaksanakan pemilu dengan
jadwal yang sudah ditetapkan. Pelaksanaan pemilu berdasarkan Undang-Undang No. 7
Tahun 1953 dan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1954. Pemilihan Umum 1955 diikuti
banyak partai, organisasi massa, bahkan perorangan, dengan melibatkan lebih dari 39 juta
pemilih.
Pada tanggal 29 September 1955, diselenggarakan pemilihan umum untuk memilih 272
anggota DPR, dengan perhitungan satu orang anggota DPR mewakili 300.000 orang
penduduk. Pemilihan umum untuk memilih 542 anggota konstituante diselenggarakan pada
tanggal 15 Desember 1955. Hasil Pemilu 1955 yang keluar sebagai pemenang adalah empat
partai besar, yaitu Masyumi, PNI, NU, dan PKI

d. Konferensi Asia Afrika I


e. Dekrit Presiden 1959
2. Kehidupan Ekonomi Indonesia Masa Demokrasi Liberal
Keluarnya Maklumat Presiden pada tanggal 14 November 1945 mengganti sistem pemerintahan
Indonesia yang berbentuk presidensial berubah menjadi parlementer. Sistem pemerintahan
parlementer merupakan sistem pemerintahan yang diterapkan di Negara Barat berhaluan liberalis.
Salah satu ciri demokrasi liberal adalah kebebasan dalam menyampaikan gagasan dan pendapat
sehingga terdapat kebebasan dalam mendirikan partai politik. Menteri – menteri tidak lagi
bertanggung jawab kepada presiden melainkan bertanggung jawab kepada Perdana Menteri.

A. Kondisi Indonesia pada Masa Demorasi Liberal

Perbedaan pandangan tersebut melahirkan dua kekuatan besar, yaitu Kelompok


Unitaris berhadapan dengan Kelompok Federalis. Kelompok Unitaris adalah ke-lompok pendukung
bentuk negara kesatuan. Sebaliknya, kelompok Federalis adalah kelompok pendukung negara federal
(serikat). Keinginan kelompok Unitaris untuk kembali ke bentuk negara kesatuan ternyata
memperoleh
meskipun secara nyata Indonesia telah mendapat pengakuan kedaulatan secara sah oleh
pemerintah Belanda. Oleh karena itu, para ekonom menggagas untuk mengubah struktur
ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional.
Salah satu tokoh ekonom itu adalah Sumitro Djoyohadikusumo berusaha mencari
solusi dengan membentuk Program Banteng. Sumitro berpendapat bahwa bangsa
Indonesia harus secepatnya ditumbuhkan kelas pengusaha. Pengusaha yang bermodal
lemah harus diberi bantuan modal. Namun, Program Banteng mengalami kegagalan karena
banyak pengusaha yang menyalahgunakan bantuan kredit untuk mencari keuntungan
secara cepat. Dengan demikian, pihak asing masih menguasai perekonomian Indonesia
saat itu.
b. Tingkat Inflasi yang Tinggi
Utang Indonesia meningkat akibat dari Menteri Keuangan saat itu, Ir. Surachman
mencari pinjaman untuk mengatasi masalah keuangan negara. Sementara itu, tingkat inflasi
Indonesia meninggi karena saat itu barang-barang yang tersedia di pasar tidak dapat
mencukupi kebutuhan masyarakat. Akibatnya, harga barang-barang kebutuhan naik. Untuk
mengurangi inflasi, pemerintah melakukan sanering (kebijakan pemotongan uang) pada
tanggal 19 Maret 1950.
c. Defisitnya Ekspor Indonesia
Sarana dan produktivitas perkebunan saat itu telah merosot akibat berbagai kerusakan.
Oleh sebab itu, perdagangan internasional Indonesia menurun. Indonesia saat itu belum
memiliki barang-barang ekspor selain hasil perkebunan.
d. Minimnya Tenaga Ahli untuk Menuju Ekonomi Nasional
Sebagain besar rakyat Indonesia pada masa awal kemerdekaan tidak mengenyam
pendidikan. Itu sebabnya sumber daya manusia Indonesia kualitasnya sangat rendah.
Tenaga ahli didatangkan dari luar negeri untuk membantu Indonesia dalam
memproduksi sumber daya alam. Sedangkan rakyat Indonesia hanya sebagai tenaga kasar
dengan upah yang relatif kecil.
Kondisi yang demikian, oleh Mr. Iskaq Tjokroadisuryo melakukan kebijakan indonesianisasi
dengan nama Program Ali–Baba. Kebijakan ini diharapkan mendorong tumbuh dan
berkembangnya pengusaha swasta nasional. Langkahnya dengan mewajibkan perusahaan
asing memberikan latihan kepada tenaga kerja bangsa Indonesia.
e. Adanya Konflik Irian Barat dan Banyaknya Instalasi Industri yang Rusak
Masalah Irian Barat masih berlanjut sampai saat itu. Akibat konflik Irian Barat kondisi
politik tidak stabil. Indonesia sebagai negara merdeka telah menasionalisasi perusahaan-
perusahaan milik Belanda di Indonesia. Oleh karena itu, sebagai dampak nasionalisasi,
investasi asing mulai berkurang. Akibat lain dari sebuah konflik adalah banyaknya sarana
prasarana dan instalasi industri mengalami kerusakan. Hal ini mengakibatkan kemacetan
dalam bidang industri, sehingga memengaruhi perekonomian nasional.
f. Pertumbuhan Penduduk yang Meningkat
Pada tahun 1950 diperkirakan penduduk Indonesia sekitar 77,2 juta jiwa. Tahun 1955
meningkat menjadi 85,4 juta. Laju pertumbuhan penduduk yang cepat berakibat pada
peningkatan impor makanan. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk, kebutuhan akan
lapangan kerja meningkat. Penduduk yang tidak mempunyai bekal keterampilan dan
pendidikan hanya akan menjadi buruh kasar di kota-kota. Itulah yang menyebabkan
terjadinya urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota).
1) MPRS Mengukuhkan Manipol (Manifesto Politik) sebagai GBHN berdasarkan Tap.
MPRS No. I/MPRS/1960. Manipol merupakan hasil pemikiran pribadi Presiden
Soekarno yang dijadikan sebagai GBHN.
2) MPRS mengangkat Ir. Soekarno menjadi Presiden Seumur Hidup berdasarkan Tap.
MPRS No. III/MPRS/1963.
3) MPRS melakukan dua kali sidang umum yang semuanya berlangsung di Kota Bandung.

b. Kebijakan Luar Negeri


Selain kebijakan dalam negeri, Presiden Soekarno juga mengambil kebijakan-kebijakan
luar negeri. Berikut ini kebijakan luar negeri pada masa Demokrasi Terpimpin.
1) Konfrontasi dengan Malaysia (1963–1964)
Indonesia melakukan konfrontasi terhadap Malaysia bermula dari pembentukan
Federasi Malaysia yang dilontarkan oleh PM Malaysia Tengku Abdul Rahman pada
tanggal 27 Mei 1961. Indonesia menentangnya karena beranggapan pembentukan
Federasi Malaysia merupakan gagasan Inggris dan bukan gagasan rakyat Malaysia.
Di tengah-tengah perundingan untuk mencari penyelesaian Federasi Malaysia,
tiba-tiba PM Malaysia Tengku Abdul Rahman memproklamasikan berdirinya Federasi
Malaysia pada tanggal 16 September 1963. Presiden Soekarno marah dan membalas
dengan mengeluarkan Komando Dwikora pada tanggal 3 Mei 1964 untuk
menghadapinya.
Adapun isi Komando Dwikora adalah perhebat ketahanan Revolusi Indonesia serta
bantulah rakyat Malaysia, Singapura, Sabah, dan Serawak untuk menggagalkan
pembentukan negara boneka Nekolim Malaysia.
2) Indonesia Keluar dari Keanggotaan PBB
Akibat dari pertentangan Indonesia dengan Federasi Malaysia berlanjut ke forum
PBB. Karena PBB menerima Malaysia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan
PBB, Indonesia menyatakan keluar dari keanggotaan PBB yang diumumkan di Jakarta
pada tanggal 7 Januari 1965.
3) Perjuangan Merebut Kembali Irian Barat
Sebagai upaya merebut kembali Irian Barat (sekarang Papua), Indonesia telah
menempuh tiga bentuk perjuangan, yaitu diplomasi, konfrontasi politik serta ekonomi,
dan konfrontasi militer (komando Trikora).
Perjuangan Indonesia merebut kembalinya Irian Barat telah menarik perhatian
dunia internasional. Beberapa negara khawatir akan terjadi perang besar antara
Indonesia dan Belanda. Seorang Diplomat AS yang bernama Ellsworth Bunker atas
perintah Sekjen PBB membantu meredakan ketegangan Indonesia–Belanda
mengusulkan rencana penyelesaian masalah Irian Barat. Rencana itu dikenal dengan
istilah Rencana Bunker (Bunker Proposal).
Berdasarkan Rencana Bunker itu, pada tanggal 15 Agustus 1962 Indonesia–
Belanda melakukan pertemuan kembali dan menandatangani Perjanjian New York. Isi
Perjanjian New York, yakni untuk menindaklanjuti persetujuan tersebut, pemerintah
Indonesia melakukan penentuan pendapat rakyat (Pepera) Irian Barat pada tahun 1969.
Hasil Dewan Musyawarah Pepera menyatakan bahwa hasil suara bulat Irian Barat
bergabung dengan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Penerimaan hasil
Pepera diumumkan pada sidang Umum PBB pada tanggal 19 November 1969. Dengan
demikian, sejak itu secara de jure Irian Barat menjadi bagian dari wilayah NKRI.
3. Kondisi Ekonomi pada Masa Demokrasi Terpimpin
Pada masa Demokrasi Terpimpin, terdapat kebijakan-kebijakan yang diambil peme-rintah
untuk mengatasi masalah ekonomi. Berikut ini langkah yang ditempuh pemerintah untuk
menunjang pembangunan ekonomi pada masa Demokrasi Terpimpin.

1. Kabinet Pada Masa Parlementer


Pada awal kemerdekaan Indonesia, Soetan Sjahrir mengusulkan agar bentuk dan sistem
pemerintah Indonesia berbentuk parlemen. Setelah bangsa Indonesia menjadi bangsa
berdaulat, sistem parlementer masih digunakan. Untuk sementara UUDS 1950 masih tetap
diberlakukan sambil menunggu konstituabte menyelesaikan tugasnya untuk membuat UUD
yang baru. Dalam UUDS, mengatur tentang kedaulatan rakyat yang diserahkan secara
langsung kepada partai politik. Partai politik yang berada di dalam pemerintahan disebut partai
pemerintah, sedangkan partai yang tidak mempunyai wakil dalam pemerintahan disebut
dengan partai oposisi.
Partai-partai ini saling berebut kekuasaan untuk dapat memimpin Indonesia. Apabila ada
sedikit kesalahan yang dilakukan oleh kabinet maka mosi tidak percaya akan langsung
dilayangkan kepada pimpinan kabinet. Hal tersebut dapat terlihat dalam jangka waktu
sembilan tahun telah terjadi pergantian kabinet sebanyak tujuh kali.
8) Kabinet Natsir (7 September 1950-21 Maret 1951). Kabinet ini dipimpin oleh Moh.
Natsir dari Masyumi. Program kabinet ini antara lain melaksanakan pemilu untuk
memilih konstituante, menyempurnakan struktur pemerintahan dan kelengkapan
negara, menstabilkan keamanan negara, Reorganisasi angkatan bersenjata,
menyelesaikan masalah Irian Barat. Kabinet ini jatuh karena mosi tidak percaya DPR
atas pembentukan DPRD yang dianggap menguntungkan Masyumi.
9) Kabinet Soekiman (27 April 1951-23 Februari 1952). Dipimpin oleh Sukiman dari
Masyumi. Program ini me lanjutkan dari Kabinet Natsir, tetapi sebelum melanjutkan
programnya, kabinet ini jatuh tanggal 23 Februari 1952 karena mosi tidak percaya
akibat ditandatanganinya program bantuan Militer AS Mutual Security Act.
10) Kabinet Wilopo (3 April 1952-3 Juni 1953). Kabinet ini dipimpin Wilopo dari PNI.
Program Kabinet berusaha meneruskan program kabinet Sukiman dan melaksanakan
politik bebas aktif. Sebelum melaksanakan program kerja, kabinet ini jatuh karena
mosi tidak percaya atas penyelesaian kasus tanah Tanjung Morawa dan masalah
alokasi keuangan di Sulawesi.
11) Kabinet Ali Sastroamijoyo I (1 Agustus 1953-24 Juli 1955). Kabinet ini dipimpin
Ali Sastroamijoyo dari PNI dan Wongsonegoro wakil PM. Programnya, antara lain
memberantas DI/TII, melaksanakan pemilu, mengembalikan Irian Barat,
menyelenggarakan KAA, kabinet ini jatuh karena masalah pergantian pemimpin TNI
AD (Angkatan Darat).
12) Kabinet Burhanudin Harahap (12 Agustus 1955-3 Maret 1956). Kabinet ini
dipimpin Burhanuddin Harahap dari Masyumi. Keberhasilan kabinet ini adalah
penyelenggaraan pemilu. Kabinet ini berakhir setelah menyerahkan mandat ke MPR
yang telah terbentuk hasil pemilu 1955.
13) Kabinet Ali Sastroamijoyo II (20 Maret 1956-4 Maret 1957). Banyaknya
pemberontakan di daerah dan ketidakstabilan politik menyebabkan kabinet ini jatuh.
14) Kabinet Djuanda (9 April 1957-10 Juli 1959). Dipimpin Ir. Juanda. Program kerja
kabinet ini adalah membentuk Dewan Nasional, menetapkan hukum kelautan
Indonesia, normalisasi keadaan RI, dan pembatalan KMB.
2. Pemilu 1955
Persiapan pemilu telah dirintis sejak masa Kabinet Ali Sastroamidjojo I dengan
membentuk Panitia Pemilihan Indonesia (PPI) pada tanggal 4
November 1953 yang dipimpin oleh S. Hadikusumo. Panitia Teropng Ilmu
Pemilihan Indonesia sudah menetapkan waktu, bahwa Pemilu yang diadakan pada
tahun 1955 merupakan pemilu
pelaksanaan pemilu nantinya dalam dua tahap. Tahap I, yang paling adil dalam sejarah
diselenggarakan pada tanggal 29 September 1955 untuk Indonesia.
memilih anggota DPR (272 orang). Tahap II, diselenggarakan
pada tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota konstituante, yaitu lembaga pembuat
UUD.
Sebelum pemilu dilaksanakan, Kabinet Ali Sastroamidjojo jatuh dan digantikan Kabinet
Burhanuddin Harahap. Kabinet inilah yang bertanggungjawab melaksanakan pemilu dengan
jadwal yang sudah ditetapkan. Pelaksanaan pemilu berdasarkan Undang-Undang No. 7
Tahun 1953 dan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1954. Pemilihan Umum 1955 diikuti
banyak partai, organisasi massa, bahkan perorangan, dengan melibatkan lebih dari 39 juta
pemilih.
Pada tanggal 29 September 1955, diselenggarakan pemilihan umum untuk memilih 272
anggota DPR, dengan perhitungan satu orang anggota DPR mewakili 300.000 orang
penduduk. Pemilihan umum untuk memilih 542 anggota konstituante diselenggarakan pada
tanggal 15 Desember 1955. Hasil Pemilu 1955 yang keluar sebagai pemenang adalah empat
partai besar, yaitu Masyumi, PNI, NU, dan PKI
3. Konverensi Asia Afrika
Pada masa kabinet Ali Sastroamijoyo I, bangsa Indonesia mendapatkan tantangan yang
sangat berat. Pada masa itu, telah terjadi perang dingin antara blok barat dengan blok timur.
Indonesia lebih memilih tidak ikut kedalam salah satu blok atau netral. Indonesia
memprakasai sebuah pertemuan antara negara-negara Asia dan Afrika yang senasib dan
sepenanggungan untuk menghadiri konferensi yang diadakan di Bandung, pada tanggal 8-24
April 1955. Tujuan Konferensi Asia Afrika, antara lain mewujudkan kerja sama bangsa-bangsa
di Asia Afrika di bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan; memberantas ras diskriminasi dan
kolonialisme; memperbesar peran Asia Afrika untuk ikut serta mengusahakan perdamaian
dunia; serta menggalang persatuan dan rasa solidaritas bangsa-bangsa di Asia Afrika.
Keputusan yang dihasilkan dalam Konferensi Asia Afrika disebut Dasasila Bandung.
4. Dekrit Presiden
Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959, hari Minggu, di Istana Merdeka Jakarta
mengeluarkan keputusan yang dikenal dengan nama Dekret Presiden 5 Juli 1959. Isi dekret
itu adalah pembubaran Konstituante; berlakunya UUD 1945; serta akan dibentuk Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dan Dewan Pertimbangan Agung Sementara
(DPAS).
5. Kehidupan Sosial Ekonomi
Pada dasarnya kehidupan perekonomian bangsa Indonesia saat itu sangat kacau.
Banyak faktor yang mempengaruhi keadaan perekonomian bangsa Indonesia, seperti inflasi,
keadaan politik yang tidak menentu, keadaan keamanan yang buruk, utang luar negeri yang
terlalu banyak, hanya mengandalkan satu jenis barang ekspor (pertanian dan perkebunan),
dsb. Untuk dapat mengatasi hal tersebut, kabinet-kabinet penguasa melakukan kebijakan dan
tindakan sebagai berikut.
a Gunting Syafruddin. Kebijakan ini merupakan kebijakan untuk mengurangai peredaran
mata uang. Pada tanggal 20 Maret 1950, Menteri Keuangan Syafruddin mengambil
tindakan memotong nilai mata uang sebanyak setengahnya untuk nilai Rp. 2.50,
keatas.
b Nasionalisasi de Javasche Bank menjadi bank Indonesia. kabinet Sukiman berupaya
memperbaiki keadaan ekonomi nasional dengan menasinalisasi De Javasche Bank
yang kemudian dijadikan sebagai Bank Indonesia. Nasionalisasi tersebut diatur UU.
No. 24 tahun 1951 yang dikeluarkan tanggal 15 Desember 1951. Bank Indonesia (BI)
berfungsi sebagai bank sentral dan bank sirkulasi
c Gerakan Benteng. Kebijakan benteng merupakan kebijakan untuk melindungi para
pengusaha pribumi. Pemerintah memberikan bantuan kepada para pengusaha
pribumi agar tidak kalah bersaing dengan pengusaha nonpribumi. Kebijakan ini
diberlakukan pada masa kabinet Natsir.
d Sistem ekonomi Ali-Baba. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk dapat memajukan
pengusaha pribumi dengan cara kerja sama antara pengusaha pribumi dengan
pengusaha nonpribumi. Kebijakan ini dicetuskan oleh Menteri Perekonomian Iskaq
Tjokrohadisurjo pada masa kabinet Ali I.
e Pembubaran Uni Indonesia-Belanda. Pembatalan sepihak atas hasil-hasil KMB.
Akibatnya banyak para pengusaha-pengusaha Belanda yang menjual
perusahaannya. Kebijakan ini diambil pada masa kabinet Burhanuddin Harahap.
Kebijakan ini juga sering disebut dengan kebijakan Finek (financial ekonomi).
f Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT). ada bulan Mei 1956, Biro Perancang
Negara yang dipimpin Ir. Juanda berhasil menyusun Rencana Pembangunan Lima
Tahun (RPLT) yang rencanya akan dilaksanakan pada kurun waktu 1956–1961.
Namun, dalam perkembangannya RPLT ini tidak dapat dijalankan karena adanya
depresi ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat pada tahun 1958 yang mengakibatkan
ekspor turun; upaya nasionalisasi perusahaan Belanda dalam rangka pembebasan
Irian Barat menimbulkan gejolak ekonomi; serta adanya ketegangan antara pusat dan
daerah yang menyebabkan daerah melaksanakan kegiatan ekonomi sendiri-sendiri.
6. Kegagalan Demokrasi Liberal atau parlementer
Politik sosial ekonomi yang diterapkan pada masa liberal banyak mengalami kegagalan.
Setiap kali kebijakan yang diambil oleh pemerintah seakan-akan banyak mengalami
kegagalan. Ada beberapa penyebab kegagalan demokrasi liberal, antara lain :
a Dominannya politik aliran, artinya berbagai golongan politik dan partai politik sangat
mementingkan kelompok atau alirannya sendiri.
b Landasan sosial ekonomi masyarakat yang masih sangat rendah.
c Instabilats negara karena sering berganti kabinet, dan sering timbul berbagai konflik
atau masalah keamanan dalam negari.
d Praktek korupsi yang semakin meluas.
e Kesejahteraan rakyat terbengkalai karena pemerintah hanya fokus terhadap bidang
politik saja bukan pada ekonomi.
Uji Pemahaman Materi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Sebutkan tiga program kerja dari kabinet Djuanda !
Jawab : ……………………………………..
membentuk Dewan Nasional, menetapkan hukum kelautan Indonesia, normalisasi keadaan RI, dan
pembatalan KMB
2. Sebutkan empat pemenang dari pemilu 1955 !
Jawab : …………………………………….
Masyumi, PNI, NU, dan PKI
3. Apa yang menjadi tolak ukur bangsa Indonesia mau ikut dalam Konverensi Asia Afrika ?
Jawab : ……………………………………………………………………….
Ketidakinginan untuk memihak salah satu blok (blok barat dan blok timur) karena politik luar negeri
Indonesia adalah bebas aktif, dan adanya perasaan senasib dengan negara-negara Aisa Afrika
4. Apa dampak yang ditimbulkan akibat dari pemutusan sepihak hasil KMB ?
Jawab : ……………………………………………………………..
banyak para pengusaha-pengusaha Belanda yang menjual perusahaannya
5. Mengapa kabinet Natsir harus jatuh dan dibubarkan ?
Jawab : …………………………………..
Kabinet Natsir jatuh karena mosi tidak percaya DPR atas pembentukan DPRD yang dianggap
menguntungkan Masyumi
B. Kehidupan Pada Masa Demokrasi Terpimpin
Demokrasi terpimpin juga sering disebut dengan demokrasi terkelola, yakni sebuah
pemerintahan demokrasi dengan peningkatan otokrasi. Dalam demokrasi terpimpin, seluruh
keputusan serta pemikiran berpusat kepada pimpinan negara atau presiden. Demokrasi terpimpin di
Indonesia pernah diberlakukan pada tahun 1959-1966. Adapun ciri-ciri demokrasi terpimpin antara
lain : dominasi presiden, terbatasnya peran partai politik, meluasnya peran militer sebagai unsur
politik, berkembangnya pengaruh komunis dalam sistem politik.
1. Kehidupan Politik Pada Masa Demokrasi Terpimpin
ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) menjadi sebuah kekuatan sosial politik
terbesar di Indonesia. Menteri Panglima Angkatan mempunyai kedudukan langsung dibawah
presiden. Jadi, semua kekuatan militer Indonesia mampu digerakan oleh presiden untuk
segala hal. Adapun karekteristik utama dari perpolitikan era demokrasi terpimpin adalah :
a Mengaburnya sistem kepartaian. Partai politik bukan lagi menjadi sebuah partai untuk
mencapai kekuasaan dalam pemerintahan namun hanya sebagai penopang antara
presiden, angkatan darat, dan PKI.
b Peranan lembaga legilatif dalam politik nasional menjadi sangat lemah. Hampir semua
anggota DPR-GR ditentukan dan dipilih oleh Presiden Soekarno.
c Kekuatan pres tidak dapat berkembang atau tidak dapat hidup bebas sehingga tidak
alat untuk mengintrol pemerintahan.
d Sentralisasi kekuasaan semakin dominan dalam proses hubungan antara pemerintah
pusat dengan pemerintah daerah sehingga segala keputusan harus mengikuti aturan
pemerintah.
e Syarat-syarat dalam pembentukan partai politik diperketat. Partai politik yang tidak
memenuhi syarat harus dibubarkan, seperti jumlah anggota dan ideologinya.
2. Kehidupan Ekonomi Pada Masa Demokrasi Terpimpin
Berikut beberapa kebijakan ekonomi pada masa Demokrasi Liberal.
a Mengatasi Inflasi
Kekacauan politik, kurangnya sumber daya manusia di bidang ekonomi, dan
pemberontakan mengakibatkan kemunduran ekonomi. Untuk mengatasi kemunduran
ekonomi, maka pemerintah melakukan beberapa kebijakan berikut.
1) Devaluasi mata uang rupiah
Tanggal 24 Agustus 1959, pemerintah mengumumkan keputusannya
mengenai penuruan nilai uang (devaluasi), uang kertas pecahan bernilai
Rp500,00 menjadi Rp 50,00; uang kertas pecahan bernilai Rp1.000 menjadi
Rp100,00; dan pembekuan semua simpanan di bank yang melebihi
Rp25.000,00.
2) Pengurangan Uang Beredar
Tanggal 25 Agustus 1959 dikeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-undang No. 2 tahun 1959. Isi pokok peraturan ini adalah mengurangi
jumlah uang yang beredar di masyarakat.
3) Efesiensi Instansi Pemerintah
Efesiensi ini dilakukan dengan cara penghematan anggaran,
memperketat pengawasan belanja negara, dan memperbaiki manajemen dan
administarasi perusahaan serta instansi milik pemerintah.
b Merencankan Pembangunan Nasional
Tanggal 28 Maret 1963, Presiden Soekarno menyampaikan Deklarasi Ekonomi
(Dekon) di Jakarta. Tujuan utama Deklarasi Ekonomi adalah menciptakan ekonomi
nasional yang bersifat demokratis dan bebas dari unsur imperialisme untuk mencapai
kemajuan ekonomi.
Selain Deklarasi Ekonomi, pemerintah juga membentuk lembaga ekonomi.
Berdasarkan peraturan tanggal 17 April 1963, pemerintah membentuk Komando
Tertinggi Operasi Ekonomi (KOTOE) dan Kesatuan Operasi (Kesop). KOTOE dan
Kesop dibentuk untuk mengurusi bidang perdagangan. Tindakan-tindakan pemerintah
untuk memperbaiki ekonomi ternyata tidak mencapai sasaran. Penyebabnya adalah
pemerintah tidak mempunyai kemauan politik dalam memperbaiki ekonomi. Bahkan,
pemerintah melaksanakan proyek mercusuar dan bersifat politis. Proyek tersebut
adalah penyelenggaran Ganefo (Game of New Emerging Forces) dan Conefo
(Conference of New Emerging Forces). Proyek-proyek tersebut menuntut
pembangunan sarana-prasarana seperti stadion Gelora Bung Karno. Proyek tersebut
memperbesar pengeluaran kas negara.
3. Penyimpangan-Penyimpangan Pada Masa Demokrasi Terpimpin
Pemberlakuan polirik demokrasi terpimpin banyak mengalami berbagai macam
penyimpangan. Penyimpangan-penyimpangan tersebut antara lain sebagai berikut.
a Kedudukan Presiden Berdasarkan UUD 1945
Di dalam UUD di jelaskan bahwa kedudukan presiden berada di bawah
kekuasaan MPR. Namun, justru kedudukan MPR yang berada di bawah kekuasaan
presiden. Hal tersebut terlihat tindakan presiden yang mengangkat ketua MPRS dan
wakil MPRS.
b Pembentukan MPRS
Dibentuknya MPRS dilakukan dengan Penetapan Presiden No. 2 Tahun 1959.
Anggotanya akan ditunjuk oleh Presiden dengan syarat: setuju kembali pada UUD 45;
setia pada perjuangan RI; dan setuju terhadap Manifesto Politik (Manipol). Pada
sidang MPRS di Bandung, menghasilkan keputusan penetapan Manipol Presiden
menjadi GBHN.
Inti dari Manipol tersebut adalah UUD 45, Sosialisme Indonesia, Demokrasi
Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadan Indonesia (USDEK). Dewan
Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) dibentuk dengan Penpres No.3 Tahun 1959.
Selain itu, dibentuk Dewan Perancang Nasional dan Front Nasional melalui Penpres
No.13 Tahun 1959.
c Pembubaran DPR dan pembentukan DPRS
DPR hasil pemilu dibubarkan Presiden Soekarno dan diganti dengan Dewan
Perwakilan Rakyat Gotong Royong. Anggota ditunjuk oleh presiden dengan
pembagian mewakili partai/golongan masing-masing (nasionalis, agama, dan
komunis). Selain itu, ditambah golongan fungsional TNI dan Polisi.
d Pembentukan Kabinet Kerja
Dengan adanya Dekret Presiden maka kepala negara dan pemerintahan dijabat
oleh Presiden. Mengingat jabatan Wakil Presiden kosong karena Moh. Hatta
mengundurkan diri, maka Presiden membentuk Kabinet Kerja yang dilantik pada 10
Juli 1959 dengan ketuanya Ir. Djuanda.
e Penyimpangan Politik Bebas Aktif
Indonesia memiliki haluan politik bebas aktif yaitu bebas/tidak memihak Blok
Barat maupun Blok Timur dan aktif dalam menciptakan perdamaian dunia. Pada masa
ini PKI berkembang dengan cepat dan menjadi partai terbesar di Indonesia. Hal itu
juga memengaruhi Indonesia dalam pergaulan dunia. Indonesia menjadi dekat dan
erat dengan negara komunis, hal ini terlihat dalam pembentukan poros Jakarta-
Peking-Pyongyang-Phnom Penh-Hanoi yang dideklarasikan oleh Ir. Soekarno pada
bulan Agustus 1965 sebagai bentuk antiimperialisme.
Indonesia juga melakukan konfrontasi dengan Federasi Malaysia karena
dianggap sebagai neokolonial. Selanjutnya, diumumkan Dwi Komando Rakyat oleh
Soekarno tanggal 3 Mei 1964, yang isinya: gagalkan pembentukan negara boneka
Malaysia dan perkokoh revolusi kita.
Soekarno juga melakukan konfrontasi dengan Old Emerging Forces (Oldefo)
yaitu negara-negara Barat dengan New Emerging Forces (Nefo) yang didukung
negara Blok Timur. Penyimpangan politik bebas aktif mencapai puncaknya ketika
tanggal 7 Januari 1965, Indonesia keluar dari keanggotaan PBB.
4. Jatuhnya Masa Orde Lama
Pemberontakan yang dilakukan oleh PKI pada bulan September 1965 menjadi titik awal
kejatuhan orde lama. Kejatuhan orde lama dimulai saat Presiden Soekarno mengeluarkan
Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) kepada Letjen Soeharto. Namun, ada beberapa
peristiwa yang menyebabkan masa orde lama berakhir, antara lain :
a. Terjadinya Gerakan 30 September 1965.
b. Keadaan perekonomian yang semakin memburuk. Inflasi mencapai 600%
c. Reaksi keras dan meluas dari masyarakat yang mengutuk peristiwa pembunuhan
besar-besaran yang dilakukan oleh PKI.
d. Kesatuan aksi (KAMI, KAPI, KAPPI, KASI) dari mahasiswa dan masyarakat yang
bergabung membentuk Kesatuan Aksi berupa “Front Pancasila” yang kemudian akan
dikenal sebagai “Angkatan 66”.
e. Front Pancasila mendesak agar tritura segera diberlakukan
f. Upaya reshffle kabinet dwikora dan pembentukan Kabinet Seratus Menteri tidak
memuaskan rakyat.
g. Wibawa Presiden Soekarno menurun karena tidak berhasil mengadili tokoh-tokoh
yang terlibat dalam Gerakan 30 September.
h. Sidang paripurna gagal menyelesaikan masalah tentang Gerakan 30 September
sehingga harus mengeluarkan Supersemar.
Uji Pemahaman Materi
Lakukan lah penelitian berupa tinjauan pustaka mengenai kehidupan sosial politik pada masa orde lama.
Kemudian jelaskan sediteil mungkin tentang kedekatan pemerintahan Soekarno di masa demokrasi
terpimpin dengan Negara Soviet ! Tulis hasil pengamatanmu dalam bentuk makalah.
Uji Kecakapan Siswa
Tugas Kelompok
Setelah kejadian G-30-S/PKI keadaan Indonesia semakin kacau. Buatlah kelompok yang terdiri dari
empat atau lima orang anggota, kemudian buatlah makalah tentang :
1. Keadaan ekonomi mejelang berakhirnya masa orde lama
2. USDEK MANIPOL
3. Dekrit Presiden
Buatlah makalah tentang tema diatas kemudian presentasikan hasil makalah di depan kelas.
Portofolio
Pada masa orde lama telah terjadi perselisihan antara Indonesia dengan negara-negara liberal. Coba
carilah perselesihan Indonesia dengan negara luar negeri dan jelaskan ! Tulis hasil penelitian anda dalam
buku tugas. Kerjakan dengan mandiri dan penuh tanggung jawab
Istilah Penting
Devaluasi : penurunan nilai uang yg dilakukan dng sengaja thd uang luar negeri atau thd
emas (msl untuk memperbaiki perekonomian);
Demokrasi Terpimpin : corak pemerintahan yg untuk pertama kali diumumkan secara resmi di dl
pidato Presiden Soekarno pd tanggal 10 November 1956 ketika membuka
Konstituante, yaitu corak demokrasi yg mengenal satu pemimpin menuju
tujuan suatu masyarakat yg berkeadilan sosial;
Kabinet kerja : kabinet yg menterinya ahli dl urusan kenegaraan dan bidang yg diurusinya;
Evaluasi
A. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang paling benar !
1. Pada masa orde lama telah terjadi e. menjaga kestabilan perekonomian
penyimpangan terhadap kebijakan politik 4. Demokrasi yang diperkenalkan Presiden
bebas aktif karena ….. Soekarno pada masa pemerintahannya
a. Indonesia lebih condong kepada Blok disebut demokrasi ….
Timur a. liberal
b. Indonesia lebih condong untuk b. sosialis
memihak Amerika c. gotong royong
c. Indonesia ikut dalam semua kerja d. terpimpin
sama di dunia e. Pancasila
d. Indonesia sangat menentang 5. Berikut ini isi Dekret Presiden 5 Juli 1959,
pembentukan Negara Singapura kecuali .....
e. Bergabungnya Timor Timur ke a. akan dibentuk MPRS dan DPAS
Indonesia b. pemberlakuan kembali UUD 1945
2. Pelaksanaan pemilu tahun 1955 c. pembubaran konstituante
didasarkan pada aturan .... d. pencabutan UUDS 1950
a. UU No. 5 Tahun 1953 e. pengunduran diri presiden
b. UU No. 7 Tahun 1953 6. Di bawah ini yang bukan merupakan
c. UU No. 8 Tahun 1953 penyimpangan dalam pemerintahan orde
d. UU No. 9 Tahun 1953 lama adalah ….
e. UU No. 10 Tahun 1953 a. mengangkat pimpinan MPRS
3. Salah satu kebijakan dalam menekan b. pembentukan kabinet kerja secara
krisis moneter di masa orde baru dengan sepihak
cara devaluasi yang berarti ….. c. membubarkan DPR dan membentuk
a. menurunkan harga kebutuhan DPRS
makanan terutama BBM d. mengangkat presiden seumur hidup
b. menjaga daya beli rakyat Indonesia e. menjadikan TNI sebagai sarana politik
c. menurunkan nilai mata uang rupiah 7. Pada masa Demokrasi Liberal, keadaan
d. melarang investor asing masung ke pemerintah tidak stabil disebabkan ....
Indonesia a. kabinet yang berkuasa sangat lemah
b. sering terjadi pergantian kabinet e. Masyumi
c. kabinet pada waktu itu tidak mendapat 14. Alasan utama dikeluarkannya Dekret
dukungan rakyat Presiden 5 Juli 1959 adalah ....
d. para menteri yang diangkat banyak a. untuk memperlancar proses
melakukan tindakan korupsi terbentuknya konstitusi baru yang lebih
e. tidak adanya partai mayoritas sesuai dengan keadaan Indonesia
8. Misi Indonesia untuk membicarakan b. untuk mengembalikan negara
finansial–ekonomi (Finek) dengan pihak Indonesia pada bentuk kesatuan dan
Belanda di Jenewa, Swiss di pimpin oleh mempercepat pemulihan kehidupan
...... politik
a. Anak Agung Gede c. untuk memulihkan keadaan serta
b. Sjafruddin Prawiranegara menyelamatkan bangsa dan negara
c. Sumitro Djojohadikusumo d. untuk mempercepat proses pemilihan
d. Ali Sastroamijoyo umum dalam rangka memilih anggota
e. Iskaq Tjokrohadisurjo DPR
9. Pada masa Kabinet Natsir dalam upaya e. untuk memulihkan kembali
memperbaiki keadaan ekonomi nasio nal, kewibawaan Presiden Soekarno
maka Menteri Keuangan Sumitro 15. Kabinet Sukiman melakukan cara untuk
Djojohadikusumo membuat program yang mengatasi krisis moneter dengan …..
disebut .... a. manasionalisasikan de Javanesche
a. sistem Ali–Baba bank menjadi BI
b. program nasionalisasi b. menurunkan nilai mata uang rupiah
c. program Benteng c. melindungi pengusaha lokal dari
d. devaluasi pengusaha luar
e. senering d. memberikan pinjaman kredit usaha
10. Tindakan MPRS yang bertentangan kepada para pengusaha
dengan UUD 1945 pada masa Demokrasi e. mendorong kerja sama antara
Terpimpin adalah .... pengusaha lokal dengan pengusaha
a. menetapkan GBHN luar
b. melakukan sidang umum MPRS 16. Selama dinamika ketatanegaraan
c. mengangkat Ir. Soekarno sebagai Republik Indonesia berlangsung yang
presiden seumur hidup tidak mengalami perubahan adalah ....
d. membubarkan bentuk negara a. dasar negara
kesatuan Indonesia b. sistem pemerintahan
e. bersidang di Ibu Kota Jakarta c. pejabat kepala pemerintahan
11. Perlaksananya KAA di Bandung meru- d. bentuk negara
pakan prestasi gemilang dari Kabinet .... e. lembaga negara
a. Moh. Natsir 17. Ketidakstabilan politik pada tahun 1959
b. Burhanuddin Harahap mendorong Presiden Soekarno
c. Djuanda mengambil tindakan yang dikenal dengan
d. Ali Sastroamijoyo I istilah …..
e. Ali Sastroamijoyo II a. dekret presiden
12. Kabinet karya adalah nama lain kabinet b. konsepsi
yang dipimpin oleh ..... c. gagasan
a. Djuanda d. keputusan
b. Ali Sastroamijoyo I e. penetapan
c. Burhanudin Harahap 18. Faktor penyebab dibubarkannya
d. Drs. Moh. Hatta Konstituante adalah ....
e. Moh. Natsir a. Konstituante tidak menaati Presiden
13. Di bawah ini yang bukan merupakan b. Konstituante melanggar UUD 1945
partai lima besar pemenang pemilu 1955 c. banyak tokoh-tokoh PKI yang menjadi
adalah ….. anggota Konstituante
a. PNI d. Konstituante tidak dapat bekerja
b. Golkar dengan baik
c. PKI e. Konstituante tidak mewakili seluruh
d. NU rakyat
19. Menurut Presiden Soekarno sistem 20. Konstituante adalah lembaga yang
demokrasi parlementer tidak sesuai bertugas untuk ....
dengan kepribadian Indonesia maka a. menyelenggarakan keamanan rakyat
harus diganti sistem .... dan negara
a. demokrasi terpimpin b. menyusun UUD baru
b. monarki c. merancang dan menetapkan GBHN
c. komunisme d. menyelenggarakan pemilihan umum
d. demokrasi liberal e. memperjuangkan cita-cita proklamasi
e. demokrasi Pancasila
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar !
1. NASAKOM merupakan gabungan antara paham ……nasionalis, komunis, dan agamis
2. Kebijakan pemerintah pada masa Demokrasi Terpimpin lebih terpusat di lembaga …..
Kepresidenan
3. Dewan Perancang Nasional (Depernas) diketuai oleh …… Moh. Yamin
4. Penggunaan Oeang Repoeblik Indonesia terjadi pada masa kabinet ……. Sukiman
5. Konferensi Asia Afrika merupakan perwujudan dari …..politik bebas aktif
6. Penggunaan istilah “Baba” dalam sistem Ali–Baba merujuk kepada ……. pengusaha nonpribum
7. Dengan dikeluarkannya Dekret Presiden 5 Juli 1959, maka Indonesia kembali menggunakan
konstitus ….. UUD 1945
8. De Javasche Bank dinasionalisasi dan dijadikan …….. Bank Indonesia
9. Kebijakan pemotongan nilai mata uang Rp2,50,00 ke atas pada tahun 1950 dikeluarkan oleh ……
Menteri Keuangan Syafruddin Prawiranegara
10. Gabungan kesatuan aksi di masa 1966 dikenal dengan nama …..Front Pancasila
C. Jawablah Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Mengapa pada tahap II Pemilu 1955 kondisinya lebih tenang dibandingkan tahap I?
Jawab : ………………………………………………………………………..
Suasana dalam menghadapi pemilihan tahap II ini lebih tenang daripada pemilihan tahap I karena
rakyat sudah lebih berpengalaman dan ketegangan dapat diatasi.
2. Mengapa dilakukan nasionalisasi de Javanische Bank?
Jawab : …………………………………………………………..
Kabinet Sukiman melakukan nasionalisasi de Javanische Bank karena ingin memperbaiki
keadaan ekonomi Indonesia. Bank tersebut akan dijadikan bank sentral dan sirkulasi.
3. Bagaimana kekuasaan presiden pada masa demokrasi terpimpin?
Jawab : ………………………………………………………………………..
Pada masa demokrasi terpimpin kekuasaan presiden sangat besar, sehingga cenderung ke arah
otoriter.
4. Sebutkan penyebab jatuhnya kabinet Sukiman!
Jawab : ……………………………………………………………….
Kabinet Sukiman dituduh politik luar negerinya condong Blok Barat, melaui penandatanganan
Mutual Security Act dengan Amerika Serikat.
5. Sebutkan dua penyimpangan politik bebas aktif pada masa pemerintahan orde lama !
Jawab : ……………………………………………………………….
a. Memprakasi poros Jakarta-Peking-Pyongyang-Phnom Penh-Hanoi oleh Presiden Soekarno
b. Melakukan konfrontasi dengan Federasi Malaysia karena dianggap sebagai neocolonial.
c. Melakukan konfrontasi dengan Old Emerging Forces (Oldefo) yaitu negara-negara Barat
dengan New Emerging Forces (Nefo) yang didukung negara Blok Timur
Perbaikan
A. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar !
1. Politik bebas aktif berarti politik yang tidak memihak …..blok barat dan blok timur
2. Setelah kembali ke NKRI, maka konstitusi yang berlaku adalah …… UUDS 1950
3. Dalam kabinet parlementer, kekuasaan pemerintah tertinggi dipegang oleh ….. perdana menteri
4. Sebagai wujud demokrasi di Indonesia diadakan pelaksanaan …..pemilu
5. Jatuhnya masa orde lama dikarenakan adanya berakan …..G-30-S/PKI
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Jelaskan mengenai Gunting Syafruddin!
Jawab : ………………………………………….
Gunting Syafruddin adalah kebijakan Menteri Keuangan Syafruddin Prawiranegara berupa
pemotongan nilai uang (senering). Kebijakan itu berupa pemotongan semua uang yang bernilai
Rp2,50 ke atas, sehingga nilainya tinggal setengahnya
2. Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia pascapengakuan kedaulatan?
Jawab : ………………………………………………………………………..
Pascapengakuan kedaulatan, bangsa Indonesia mengalami permasalahan ekonomi yang sangat
kompleks. Misalnya inflasi tinggi, rusaknya infrastruktur, hutang negara meningkat, defisit
anggaran, rendahnya investasi, dan lain sebagainya.
3. Mengapa sistem Ali-Baba gagal dalam memperbaiki perekonomian Indonesia?
Jawab : ………………………………………………………………………………………
Hal ini disebabkan pengusaha pribumi kurang cakap dan berpengalaman dalam mengelola sumber
ekonomi. Selain itu, pengusaha pribumi juga hanya dijadikan alat oleh pengusaha nonpribumi
untuk mendapatkan bantuan kredit dari pemerintah.
4. Apa tujuan diadakan devaluasi pada masa Demokrasi Terpimpin?
Jawab : …………………………………………………………………….
Tujuan dilakukan devaluasi adalah untuk membendung inflasi yang tetap tinggi, mengurangi
jumlah uang yang beredar di masyarakat, dan meningkatkan nilai rupiah sehingga rakyat kecil
tidak dirugikan.
5. Apa tujuan dibentuk Deklarasi Ekonomi (Dekon)?
Jawab : ……………………………………………………………………
Tujuan utama dibentuk Dekon adalah untuk menciptakan ekonomi yang bersifat nasional,
demokratis, dan bebas dari sisa-sisa imperialisme untuk mencapai tahap ekonomi sosialis
Indonesia dengan cara terpimpin
Pengayaan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Mengapa pada masa demokrasi terpimpin pemerintahan cenderung ke blok komunis?
Jawab : ……………………………………………………………………………
PKI berkembang dengan cepat dan menjadi partai terbesar di Indonesia pada masa demokrasi
terpimpin. Hal itu juga mempengaruhi sikap Indonesia dalam pergaulan dunia. Indonesia menjadi
dekat dan erat dengan negara komunis atau Blok Timur
2. Mengapa Politiki Mercusuar memperburuk ekonomi?
Jawab : …………………………………………………………….
Politik Mercusuar memperburuk ekonomi dikarekan adanya politik tersebut menuntut Indonesia
membangun sarana prasarana yang membutuhkan dana yang sanagat besar. Contohnya adalah
Stadion Gelora Bung Karno dan Manahan.
3. Apakah yang dimaksud dengan Dekon?
Jawab : …………………………………………………………………………..
Deklarasi Ekonomi (Dekon) merupakan strategi dasar dalam ekonomi terpimpin. Tujuan utama
Deklarasi Ekonomi adalah menciptakan ekonomi nasional yang bersifat demokratis dan bebas dari
unsur imperialisme untuk mencapai kemajuan ekonomi.
4. Jelaskan perbedaan antara demorasi liberal dan demokrasi terpimpin!
Jawab : …………………………………………………………………..
a Demokrasi liberal adalah demokrasi yang mem-beri kebebasan yang seluasnya kepada war ga
negara. Indonesia menganut demokrasi liberal pada tahun 1950–1959. Pada masa ini ditandai
dengan pergantian kabinet yang memerintah.
b Demokrasi terpimpin adalah demokrasi yang dipimpin oleh sila keempat Pancasila. Namun,
oleh Presiden Soekarno diartikan terpimpin mutlak oleh presiden (penguasa). Berlaku di
Indonesia pada tahun 1959–1965.
5. Mengapa Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT) 1956–1961 tidak dapat dijalankan?
Jawab : ………………………………………………………………………………
RPLT ini tidak dapat dijalankan karena adanya depresi ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat
pada tahun 1958 yang mengakibatkan ekspor turun; upaya nasionalisasi perusahaan Belanda
dalam rangka pembebasan Irian Barat menimbulkan gejolak ekonomi; serta adanya ketegangan
antara pusat dan daerah yang menyebabkan daerah melaksanakan kegiatan ekonomi sendiri-
sendiri
Insan Kepribadian
Semua masa pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Manusia hanya bisa meniru yang baik
dan membuang yang buruk. Setiap pemerintah pasti menginginkan agar rakyat yang dipimpinnya mampu
hidup sejahtera dan makmur. Kita sebagai penerus estafet kepemimpinan bangsa Indonesia harus
banyak belajar dari tokoh sehingga kesalahan yang sama tidak terulang.

Bab 5
Keadaan Sosial Politik Pada Masa Orde Baru
Dan Reformasi

Standar Kompetensi
2. Menganalisis perjuangan sejak Orde Baru sampai dengan masa Reformasi.
Kompetensi Dasar
2.1 Menganalisis perkembangan pemerintahan Orde Baru.
2.2 Menganalisis proses berakhirnya pemerintahan Orde Baru dan terjadinya Reformasi.
2.3 Menganalisis perkembangan politik dan ekonomi serta perubahan masyarakat di Indonesia pada masa Reformasi.

Masa orde baru merupakan masa setelah orde lama. Masa orde baru sangat lekat dengan
pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Soeharto. Keberlangsungan orde
baru sama juga dengan masa Jenderal Soeharto menjadi presiden, dari tahun Gbr mahasiswa
1966 sampai 1998. Orde baru sendiri merupakan masa dimana tatanan menduduki gedung
DPR/MPR
kehidupan rakyat, bangsa, dan negara dikembalikan kepada UUD 1945 dan Pancasila secara murni.
Dalam menjalankan pemerintahannya, ABRI digunakan sebagai komponen utama, dan kemudian akan
dikenal dengan dwi fungsi ABRI. Tokoh-tokoh militer diberikan jabatan yang strategis agar dapat
menstabilkan keadaan politik yang sedang kacau saat itu. Tidak adanya kebebesan dalam politik menjadi
salah satu faktor yang akan menghancurkan orde baru (orba) di masa awal masa reformasi.
A. Kehidupan Sosial Politik Pada Masa Orde Baru
Setelah Orde Lama berakhir dengan tumbangnya rezim Soekar-no, maka lahirlah Orde Baru dengan
berbagai revitalisasi kebijakan oleh Soeharto. Masa Orde Baru telah memberi warna dan sejarah
panjang bagi perjalanan bangsa Indonesia. Upaya Orde Baru untuk memurnikan kembali UUD 1945
ternyata juga terdapat penyimpang-an-penyimpangan. Kondisi yang demikian telah menggugah
rakyat Indonesia untuk melakukan reformasi. Kekuatan massa yang besar akhirnya mampu
menumbangkan rezim Orde Baru yang berlangsung selama 32 tahun. Bagaimana kondisi pada masa
Orde Baru hingga lahirnya reformasi? Untuk mengetahui jawabannya, mari kita pelajari materi berikut
ini.

A. Pemerintahan Indonesia Masa Orde Baru


Transisi kekuasaan sebagai akibat peristiwa Gerakan 30 September/PKI telah dilalui dengan
tampilnya Soeharto sebagai presiden. Pelan-pelan ciri khas pemerintahan yang ia kembangkan
berbeda dengan model pendahulunya. Demi kepentingan kelangsungan kekuasaan
pemerintahannya, Soeharto mulai mengadakan langkah-langkah rehabilitasi dan stabilisasi.
1. Kebijakan Pemerintahan Orde Baru
a. Bidang ekonomi
Kondisi ekonomi pada masa Orde Lama masih belum stabil. Setelah memasuki Orde
Baru, pemerintah mulai melakukan kebijakan-kebijakan baru untuk memulihkan keadaan. Pada
permulaan Orde Baru, program pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi
nasional terutama pada usaha mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan keuangan negara,
dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Pelaksanaan pembangunan Orde Baru bertumpu
pada program yang dikenal dengan sebutan Trilogi Pembangunan, yaitu pe
merataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju terciptanya keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia; pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi; serta stabilitas nasional yang sehat
dan dinamis.
Pelaksanaan Pola Umum Pembangunan Jangka Panjang (25–30 tahun) dilakukan Orde Baru
secara periodik lima tahunan yang disebut Pelita (Pembangunan Lima Tahun).
1) Pembangunan yang dimaksud adalah Pelita I (1 April ‘69–31 Maret ‘74) menekankan
pada pembangunan bidang pertanian.
2) Pelita II (1 April ‘74–31 Maret ‘79) tersedianya pangan, sandang, perumahan, sarana dan
prasarana, menyejahterakan rakyat, dan memperluas kesempatan kerja.
3) Pelita III (1 April ‘79–31 Maret ‘84) menekankan pada Trilogi Pembangunan.
4) Pelita IV (1 April 84–31 Maret ‘89) menitikberatkan sektor pertanian menuju
swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin industri sendiri.
5) Pelita V ( 1 April ‘89–31 Maret ‘94) menitikberatkan pada sektor pertanian dan industri.
6) Pelita VI (1 April 94–31 Maret 1999) masih menitikberatkan pembangunan pada sektor
bidang ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya.
Prestasi Orde Baru yang fenomenal adalah swasembada pangan pada tahun 1980-an.
Usaha mencapai swasembada beras berlangsung selama Pelita I dan Pelita II. Usaha ini
dilaksanakan melalui rehabilitasi saluran irigasi, pembangunan jaringan irigasi baru, penyediaan
fasilitas kredit, penerapan kebijaksanaan harga, serta pemanfaatan teknologi dan penyuluhan.
Masa Orde Baru berhasil meningkatkan produksi beberapa jenis hasil pertanian. Sektor
perekonomian rakyat yang berbasis pertanian justru memegang posisi kunci dalam
perekonomian nasional. Bahkan saat krisis ekonomi mendera Indonesia, perekonomian rakyat
berdasar sektor pertanian itu tidak banyak terpengaruh.
b. Bidang Politik
Pada masa Orde Lama partai politik yang mengikuti pemilu sangat banyak (multipartai).
Oleh karena itu, pada tahun 1971 pemerintah berusaha untuk penyederhanaan parpol dengan
melakukan pengelompokan parpol. Hasilnya parpol Islam, seperti NU, Parmusi, PSII, dan Perti
tergabung dalam kelompok Persatuan Pembangunan. Partai-partai nasionalis, seperti Partai
Katolik, Parkindo, PNI, dan IPKI tergabung dalam ke-lompok Demokrasi Pembangunan. Selain
kedua kelompok tersebut, ada pula kelompok Golongan Karya (Golkar) yang semula bernama
Sekber Golkar. Pengelompokan tersebut secara formal berlaku pula di lingkungan DPR dan MPR.
Pada tahun 1973 parpol-parpol melakukan fusi. Kelompok Persatuan Pemba-ngunan
sejak 5 Januari 1973 berganti nama menjadi Partai Persatuan Pemba-ngunan (PPP). Kelompok
demokrasi pembangunan pada tanggal 10 Januari 1973 berganti nama menjadi Partai Demokrasi
Indonesia (PDI). Di samping melakukan penyederhanaan partai politik, pemerintah Orba juga
melaksanakan indoktrinasi ideologi. Penyimpangan dan penyelewengan terhadap Pancasila dan
UUD 1945 telah melahirkan tragedi G 30 S/PKI.
Upaya lain yang ditempuh oleh Orba untuk menciptakan stabilitas politik adalah dengan
menempatkan peran ganda ABRI atau yang dikenal dengan dwifungsi ABRI. Peran ganda itu
adalah peran hankam dan sosial.
2. Peran Negara pada Masa Orde Baru
Orde Baru pada awalnya dijalankan berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 secara
murni dan konsekuen, perjalanan politiknya diwarnai oleh usaha-usaha pemanfaatan Pancasila
dan UUD 1945 itu untuk kepentingan melanggengkan kekuasaan. Tindakan-tindakan
pelanggengan kekuasaan ini berbanding lurus dengan makin menguatnya lembaga kepresidenan
dalam kehidupan kenegaraan. Lembaga kepresidenan pada akhirnya menjadi center of power,
menjadi pusat segala kekuasaan yang berjalan. Presiden merupakan kepala negara, dengan
terpusatnya kekuasaan pada tangan presiden mengakibatkan peranan negara makin lama makin
kuat dan mendominasi seluruh alat-alat negara yang ada di bawahnya.

B. Tumbangnya Kekuasaan Orde Baru dan Lahirnya Reformasi di Indonesia


Reformasi adalah proses pembentukan kembali suatu tatanan kehidupan (lama) diganti
dengan tatanan yang baru. Tujuannya ke arah yang lebih baik dengan melihat keperluan masa
depan. Selain itu, juga menekankan kembali pada bentuk asal dengan menghentikan
penyimpangan-penyimpangan dan praktik-praktik yang salah dengan melakukan perombakan
menyeluruh dari suatu sistem kehidupan, baik dalam aspek politik, ekonomi, hukum, sosial,
maupun bidang pendidikan. Orang yang mendukung reformasi (menginginkan perubahan)
disebut dengan reformis.
1. Penyebab Munculnya Reformasi di Indonesia
Penyebab munculnya reformasi di Indonesia sehingga menyebabkan jatuhnya
pemerintahan Orde Baru terdiri atas faktor politik, ekonomi, dan sosial. Berikut ini kondisi yang
menyebabkan terjadinya reformasi atau penggulingan kekuasaan Orde Lama.
a. Di bidang politik berupa adanya tindakan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) dalam
pemerintahan; makin banyaknya kaum intelektual yang mengkritik kebijakan pemerintahan;
pemerintahan Orde Baru yang terkesan otoriter dan tertutup; dan makin berkembangnya keinginan
masyarakat untuk menegakkan demokrasi dan hukum.
b. Di bidang ekonomi berupa merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat
sehingga mengakibatkan krisis moneter; banyaknya bank yang bermasalah; dan naiknya harga
sembako (sembilan bahan pokok) yang tidak terkendali.
c. Di bidang sosial berupa banyaknya perusahaan ditutup sehingga menimbulkan banyak
pengangguran yang mendorong meningkatnya kriminalitas dan timbulnya kerusuhan di
beberapa daerah.
2. Jatuhnya Rezim Orde Baru
Setelah memerintah selama 32 tahun, akhirnya Presiden Soeharto harus mengakui bahwa
kekuasaannya akan segera berakhir. Hal tersebut dikarena situasi pemerintahan dari berbagai
bidang yang sudah tidak kondusif. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997
merupakan penyebab utama runtuhnya kekuasaan Orde Baru.
Sejak tahun 1997 kondisi ekonomi Indonesia terus memburuk seiring dengan krisis
keuangan yang melanda Asia. Keadaan terus memburuk, KKN makin merajalela, sementara
kemiskinan rakyat terus meningkat.
Kondisi ekonomi yang demikian buruk menyebabkan terjadinya ketimpangan sosial yang
sangat mencolok. Oleh karena itu, muncul kerusuhan sosial di berbagai daerah. Muncul
demonstrasi yang digerakkan oleh mahasiswa. Tuntutan utama kaum demonstran adalah
perbaikan ekonomi dan reformasi total. Demonstrasi besar-besaran dilakukan di Jakarta pada
tanggal 12 Mei 1998. Saat itu terjadi peristiwa Trisakti, yaitu meninggalnya empat mahasiswa
Universitas Trisakti akibat bentrok dengan aparat keamanan. Empat mahasiswa tersebut adalah
Elang Mulya Lesmana, Hery Hariyanto, Hendriawan, dan Hafi dhin Royan. Keempat mahasiswa
yang gugur tersebut kemudian diberi gelar sebagai “Pahlawan Reformasi”.
Menanggapi aksi reformasi tersebut, Presiden Soeharto berjanji akan me-reshuffle Kabinet
Pembangunan VII menjadi Kabinet Reformasi. Selain itu, juga akan membentuk Komite Reformasi
yang bertugas menyelesaikan UU Pemilu; UU Kepartaian; UU Susduk MPR, DPR, dan DPRD; UU
Antimonopoli; serta UU Antikorupsi. Dalam perkembangannya, Komite Reformasi belum bisa
terbentuk karena empat belas menteri menolak untuk diikutsertakan dalam Kabinet Reformasi.
Adanya penolakan tersebut menyebabkan Presiden Soeharto mundur dari jabatannya. Naskah
pengunduran diri Presiden Soeharto berjudul “Pernyataan Berhenti sebagai Presiden RI” yang
ditulis oleh Yusril Ihza Mahendra.
Pada tanggal 21 Mei 1998 bertempat di Credential Room, Istana Negara Jakarta,
Presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden RI dengan disaksikan
Ketua Mahkamah Agung. Soeharto kemudian menyerahkan jabatannya kepada Wakil Presiden
B.J. Habibie. Peristiwa ini menandai berakhirnya kekuasaan Orde Baru dan dimulainya Orde
Reformasi.

C. Pemerintahan Indonesia Pascareformasi


1. Kebijakan Pemerintahan B.J. Habibie
Beberapa kebijakan yang berhasil dikeluarkan B.J. Habibie dalam rangka menanggapi
tuntutan reformasi dari masyarakat sebagai berikut.
a. Bidang Politik
Sesuai tuntutan reformasi, Presiden Habibie mengeluarkan tiga undang-undang politik
yang lebih demokratis, yaitu UU No. 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik; UU No. 3 Tahun 1999
tentang Pemilihan Umum; serta UU No. 4 Tahun 1999 tentang Susunan dan Kedudukan
DPR/MPR.
b. Bidang Ekonomi
Di bidang ekonomi, pemerintah telah berupaya untuk membenahi di sektor perbankan.
Dalam sektor perbankan, pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional
(BPPN). Selanjutnya, pemerintah mengeluarkan UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik
Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat serta UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen.
c. Kebebasan Menyampaikan Pendapat dan Pers
Selama masa pemerintahan Orde Baru, kebebasan berpendapat sangat dibatasi.
Sesuai tuntutan reformasi, rakyat diberi kebebasan dalam bersuara dan berpendapat.
Masyarakat bisa menyampaikan kritik secara terbuka kepada pemerintah. Di samping kebebasan
dalam menyatakan pendapat, kebebasan juga diberikan kepada pers. Reformasi dalam pers
dilakukan dengan cara menyederhanakan permohonan Surat Izin Usaha Penerbitan (SIUP).
d. Dwifungsi ABRI
Permasalahan dwifungsi ABRI turut menjadi penyebab terjadinya reformasi. Oleh
karena itu, pada tanggal 5 Mei 1999, Presiden Habibie memisahkan Kepolisian Republik
Indonesia dari tubuh ABRI. Teknisnya, angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara
berada di bawah kendali ABRI, sedangkan kepolisian memiliki otonomi sendiri. Nama ABRI pun
diubah dikembalikan menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Keberadaan ABRI di dalam MPR
dan DPR perlahan-lahan pun dikurangi yang pada akhirnya ditiadakan.
e. Pelaksanaan Pemilu
Pelaksanaan pemilu pada masa pemerintahan Habibie diselenggarakan dengan
peserta yang multipartai, namun berlangsung damai dan demokratis. Pemilu tersebut diikuti oleh
48 partai politik. Pemilu 1999 itu diatur dengan UU No. 3 Tahun 1999. Suara terbanyak
didapatkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
2. Kondisi Sosial-Ekonomi Pascareformasi
Proyek pembenahan kondisi ekonomi dan sosial yang dicanangkan pemerintahan era
reformasi, berfokus pada hal-hal sebagai berikut.
a. Meningkatkan lapangan pekerjaan seoptimal mungkin. Metode yang diterapkan pemerintah
adalah dengan menggalakkan investasi asing sebagai potensi pembukaan lapangan pekerjaan
baru.
b. Optimalisasi fasilitas umum bagi masyarakat. Tujuannya adalah memberikan akses yang
mudah bagi masyarakat kepada pemenuhan kebutuhan dasar, seperti air minum, listrik, bahan
bakar, dan angkutan umum dengan harga yang terjangkau.

Kegagalan pemerintahan Presiden Soekarno dalam menghadapi krisis ekonomi dan politik
membuat pemerintahannya harus segera diganti. Ketidakpercayaan rakyat Indonesia terhadap
pemerintahan menggerakan komponen masyarakat (Mahasiswa dan rakayat) untuk turun ke jalan
mendesak agar Presiden Soekarno segera menandatangani dan melaksanakan tuntutan masyarakat
yang kemudian disebut dengan Tritura. Ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah ini yang
menyebabkan masa orde lama habis.
1. Latar Belakang Lahirnya Orde Baru dan Masa Transisi
Kekejaman PKI dalam melakukan aksinya mengakibatkan masyarakat Indonesia marah
kepada partai tersebut. Masyarakat menginginkan agar pemerintah segera melakukan
tindakan agar Partai Komunis Indonesia segera dibubarkan. Desekan masyarakat Indonesia
inilah yang menyebabkan munculnya Tritura.
Pada tanggal 12 Januari 1966 dengan dipelopori KAMI dan KAPPI, kesatuan-kesatuan
aksi yang tergabung dalam Front Pancasila mendatangi DPR-GR. Mereka datang untuk
mengajukan tiga tuntutan (Tritura), yaitu
1) Pembubaran PKI.
2) Pembersihan kabinet dari unsur-unsur G-30-S.
3) Penurunan harga/perbaikan ekonomi.
Menanggapi tuntutan mahasiswa, pemerintah segera membubarkan “Kabinet Dwikora”
dan dibentuk “Kabinet Dwikora yang Disempurnakan”. Para demonstran lebih senang
menyebutnya sebagai “Kabinet Seratus Menteri”. Itu karena jumlah menteri yang akan dilantik
untuk menjadi anggota kabinet sangat banyak. Tindakan pemerintah ini menyebabkan aksi
demonstrasi makin hebat. Ketika melakukan aksi-aksi demonstras tersebut gugur seorang
mahasiswa yang bernama Arif Rahman Hakim akibat ditembak pasukan Cakrabhirawa. Arif
Rahman Hakim kemudian ditetapkan sebagai Pahlawan Ampera.
Dalam menyikapi keadaan negara yang genting maka pada tanggal 11 Maret 1966,
Presiden Soekarno setuju memberikan surat perintah kepada Letjen Soeharto yang menjabat
Pangkostrad untuk memulihkan keadaan dan wibawa pemerintah. Surat perintah itu kemudian
dikenal dengan istilah Supersemar. Pengemban Supersemar kemudian mengambil beberapa
tindakan, seperti berikut. (1). pada tanggal 12 Maret 1966, PKI dan ormasnya dibubarkan dan
ditetapkan sebagai partai terlarang. (2). menahan 15 menteri yang diduga terlibat/bersimpati
terhadap G-30-S/PKI. (3). membersihkan MPRS dan lembaga negara lain dari unsur-unsur
G–30–S/PKI dan menempatkan peranan lembaga-lembaga sesuai dengan UUD 1945.
Untuk menciptakan stabilitas politik maka pada tanggal 20 Juni–5 Juli 1966 dilaksanakan
Sidang Umum MPRS IV. Hasil sidang tersebut menghasilkan beberapa ketetapan MPRS,
seperti berikut.
a) Tap. MPRS No. IX/MPRS/1966 tentang Pengesahan dan Pengukuhan Supersemar.
b) Tap. MPRS No. XII/MPRS/1966 tentang Penegasan Kembali Landasan
Kebijaksanaan Politik Luar Negeri RI.
c) Tap. MPRS No. XIII/MPRS/1966 tentang Pembentukan Kabinet Ampera.
d) Tap. MPRS No. XXV/MPRS/1966, tentang Pembubaran PKI dan Pernyataan bahwa
PKI sebagai Organisasi Terlarang di Seluruh Wilayah RI.
Melalui Ketetapan MPRS No. XIII/MPRS/1966, Letjen Soeharto ditugaskan oleh MPRS
untuk membentuk Kabinet Ampera. Berdasarkan Keputusan Presiden No. 163 tanggal 25 Juli
1966 dibentuklah Kabinet Ampera. Dalam kabinet baru tersebut Soekarno tetap sebagai
Presiden RI dan sekaligus menjabat sebagai pimpinan kabinet. Tetapi ketika kabinet Ampera
dirombak pada tanggal 11 Oktober 1966, jabatan Presiden tetap dipegang Soekarno, dan
Letjen Soeharto diangkat sebagai Perdana Menteri yang memiliki kekuasaan eksekutif dalam
Kabinet Ampera.
Sementara itu, pidato pertanggungjawaban Ir. Soekarno (Nawaksara) di depan sidang
MPRS tanggal 22 Juni 1966 ditolak. Hal itu karena dianggap tidak lengkap memuat secara
jelas kebijakan Presiden mengenai peristiwa G-30-S/PKI. Pada tanggal 10 Januari 1967
laporan itu telah dilengkapi oleh Presiden Soekarno (Pel-Nawaksara), tetapi tetap terjadi
penolakan atas pertanggungjawabannya sebagai Presiden Republik Indonesia.
Pada tanggal 27 Maret 1968 dilakukan pelantikan Jenderal Soeharto sebagai Presiden
Republik Indonesia oleh MPRS untuk lima tahun pertama. Susunan kabinet yang diumumkan
Presiden Soeharto pada tanggal 10 Juni 1968 diberi nama Kabinet Pembangunan.
2. Kebijakan Politik di Masa Orde Baru
Berakhiranya masa orde lama maka berakhir juga masa demokrasi terpimpin. Untuk
menggantikannya demokrasi terpimpin, pemerintahan orde baru menggunakan sistem
demokrasi pancasila. Demokrasi pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber pada
kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang digali dari kepribadian bangsa
Indonesia sendiri, yaitu pancasila. Untuk dapat menjalankan demokrasi pancasila maka
pemerintahan orde baru mengeluarkan beberapa kebijakan.
a. Kebijakan Politik Dalam Negeri
1) Pembentukan kabinet pembangunan.
Langkah awal pemerintahan Soeharto adalah pembentukan kabinet baru
yang bertugas menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai prasyarat
pelaksanaan pembangunan nasional. Tugas tersebut dikenal dengan Dwidarma
Kabinet Ampera. Program yang dicanangkannya adalah Catur Karya Kabinet
Ampera yang berisi: memperbaiki perikehidupan rakyat, terutama di bidang
sandang dan pangan; melaksanakan pemilhan umum dalam batas waktu seperti
tercantum dalam Tap. MPRS No. XI/MPRS/1966 (5 Juli 1968); melaksanakan
politik luar negeri yang bebas dan aktif untuk kepentingan nasional; dan
melanjutkan perjuangan antiimperialisme dan antikolonialisme dalam segala
bentuk manifestasinya.
2) Penyederhanaan Partai Politik.
Penyederhanaan partai politik berdasarkan pada UU No.3 Tahun 1975 yang
mengatur mengenai penyederhanaan jumlah partai sehingga ditetapkan hanya tiga
peserta yang dapat mengikuti pemilu yakni PPP, PDI, dan Golkar.
3) Penyelenggaraan Pemilu.
Pada pemilu tahun 1971, merupakan pemilu terakhir yang dapat diikuti oleh
banyak partai politik. Pemilu 1971 diikuti oleh sepuluh organisasi peserta pemilu,
yaitu Golongan Karya, Partai Nahdlatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia, Partai
Nasional Indonesia, Partai Kristen Indonesia, Partai Katolik, Partai Islam Perti,
Partai Murba dan Partai IPKI.
Berdasarkan hasil Pemilu 1971 maka untuk pertama kali RI mempunyai MPR
tetap, yakni bukan MPRS. Pimpinan MPR dan DPR hasil Pemilu 1971 adalah
Idham Chalid. Selanjutnya MPR ini mengadakan sidang pada bulan Maret 1973
yang menghasilkan beberapa keputusan di antaranya sebagai berikut.
1) Tap. MPR No. IV /MPR /1973 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara
sebagai pengganti Manipol.
2) Tap. MPR No. IX /MPR /1973 tentang Pemilihan Jenderal Soeharto
sebagai Presiden RI.
3) Tap. MPR No. XI /MPR /1973 tentang Pemilihan Sri Sultan
Hamengkubuwono IX sebagai Wakil Presiden RI.
4) Peran ganda (Dwi Fungsi ABRI)
Untuk menciptakan stabilitas politik, pemerintah orde baru memberikan peran
ganda kepada ABRI, yakni peran hankam dan sosial. TNI dan POLRI
mendapatakan jatah kursi di DPR dan MPR tanpa harus melalui pemilu.
Pengangkatan ABRI tersebut didasarkan pada stabilitator, dan dinamistator.
b. Kebijakan Politik Luar Negeri
1) Kembali Menjadi Anggota PBB
Ketika Orde Baru memegang pemerintahan maka DPR-GR mendesak
pemerintah supaya Indonesia kembali menjadi anggota PBB sebelum persidangan
umum tahun 1966 dilaksanakan. Indonesia akhirnya kembali aktif di PBB pada
tanggal 28 September 1966.
2) Menjalin Hubungan dengan Singapura
Pemerintah Indonesia menyampikan nota pengakuan terhadap Republik
Singapura pada tanggal 2 Juni 1966 yang disampaikan kepada Perdana Menteri
Lee Kuan Yew. Pemerintah Singapura menjawabnya dengan mengirim nota
kesediaan untuk mengadakan hubungan diplomatik dengan Indonesia.
3) Menjalin Hubungan Diplomatik Kembali dengan Malaysia
Pada tanggal 11 Agustus 1966, ditandatangani persetujuan normalisasi
hubungan Malaysia dengan Indonesia. Malaysia diwakili Menteri Luar
Negeri/Perdana Menteri Tun Abdul Razak, sedangkan Indonesia diwakili oleh
Menteri Luar Negeri Adam Malik. Persetujuan tersebut merupakan tindak lanjut
dari hasil perundingan di Bangkok pada tanggal 29 Mei–1 Juni 1966. Perundingan
di Bangkok itu dikenal sebagai “Persetujuan Bangkok”.
4) Menjadi Salah Satu Pendiri ASEAN
Indonesia dengan beberapa negara Asia Tenggara memprakarsai
pembentukan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), yaitu sebuah
organisasi kerja sama di antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara. ASEAN
dibentuk atas prakarsa lima Menteri Luar Negeri negara-negara di kawasan Asia
Tenggara. Kelima Menteri Luar Negeri tersebut adalah Narsisco Ramos dari Filipina,
Adam Malik dari Indonesia, Thanat Khoman dari Thailand, Tun Abdul Razak dari
Malaysia, dan S. Rajaratnam dari Singapura. Penandatanganan naskah
pembentukan ASEAN dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok
berdasarkan naskah “Deklarasi Bangkok”.
3. Kebijakan Ekonomi Pada Masa Orde baru
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia dari tahun 1955, membuat rakyat Indonesia
hidup dalam penderitaan. Kelaparan dan kemiskinan terjadi dimana – mana. Hal itulah yang
menjadi tantangan bagi pemerintah Indonesia yang baru, agar dapat mengurangi krisis
ekonomi yang semakin memprihatinkan. Untuk dapat mengatasi krisis ekonomi yang melanda
Indonesia maka melalui Ketetapan No. XXIII/MPRS/1966, Presiden Soeharto mengeluarkan
kebijakan – kebijakan perekonomian antara lain :
a. Stabilitas dan Rehabilitas Ekonomi
Untuk dapat menstabilitas dan rehabilitas ekonomi Indonesia maka
pemerintahan Orde baru mengeluarkan beberapa kebijakan, antara lain :
1) Dikeluarkannya beberapa peraturan pada tanggal 3 Oktober 1966, seperti:
a) Menerapkan anggaran belanja berimbang.
b) Menerapkan kebijakan untuk mengekang proses ekspansi kredit bagi
usaha-usaha sektor produktif.
c) Menerapkan kebijakan penundaan pembayaran utang luar negeri
(rescheduling).
d) Menerapkan kebijakan penanaman modal asing untuk membuka
kesempatan bagi investor luar negeri untuk turut serta dalam pasar dan
perekonomian Indonesia.
2) Dikeluarkannya Peraturan 10 Februari 1967 tentang persoalan harga dan tarif.
3) Dikeluarkannya Peraturan 28 Juli 1967 untuk memberikan stimulasi kepada
pengusaha agar mau menyerahkan sebagian dari hasil usahanya untuk pajak
dan ekspor Indonesia.
4) Menerapkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal
asing.
5) Mengesahkan dan menerapkan RUU APBN 1968.
b. Kerja Sama Luar Negeri
Presiden Soeharto juga menerapkan kebijakan ekonomi dengan mengandalkan
dana utangan dari luar negeri. Untuk itu, Indonesia bergabung ke dalam institusi
ekonomi internasional, seperti Internasional Bank for Reconstruction and
Development (IBRD), Internasional Monetary Fund (IMF), Internasional Development
Agency (IDA), dan Asian Development Bank (ADB).
c. Pembangunan Nasional
Pelaksanaan pembangunan Orde Baru bertumpu kepada program yang dikenal
dengan sebutan Trilogi Pembangunan yang meliputi : (1). pemerataan pembangunan
dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. (2). Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. (3). Stabilitas nasional yang
sehat dan dinamis.
Pelaksanaan Pola Umum Pembangunan Jangka Panjang (25–30 tahun)
dilakukan Orde Baru secara periodik lima tahunan yang disebut pelita (Pembangunan
Lima Tahun). Pembangunan yang dimaksud meliputi
1) Pelita I (1 April 1969–31 Maret 1974) dengan menekankan pembangunan
bidang pertanian.
2) Pelita II (1 April 1974–31 Maret 1979) dengan menekankan ketersediaan
pangan, sandang, perumahan, sarana dan prasarana, menyejahterakan
rakyat, dan memperluas kesempatan kerja.
3) Pelita III (1 April 1979–31 Maret 1984) dengan menekankan pada Trilogi
Pembangunan.
4) Pelita IV (1 April 1984–31 Maret 1989) dengan menitikberatkan sektor
pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat
menghasilkan mesin industri sendiri.
5) Pelita V ( 1 April 1989–31 Maret 1994); menitikberatkan pada sektor pertanian
dan industri.
6) Pelita VI (1 April 1994–31 Maret 1999); masih menitikberatkan pembangunan
pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian serta
pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai
pendukungnya
Uji Pemahaman Materi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Sebutkan partai-partai yang dapat mengikuti pemilu di masa orde baru !
Jawab : ……………………………………………………..
PPP, PDI, dan Golkar
2. Apa nama kabinet yang pertama dalam pemerintahan Soeharto ?
Jawab : …………………………………………………..
Kabinet Pembangunan
3. Pada tanggal berapakah Indonesia kembali masuk menjadi anggota PBB ?
Jawab : …………………………………………………………
28 September 1966.
4. Mengapa laporan pertanggungjawaban Presiden Soekarno ditolak oleh MPRS ?
Jawab : ………………………………………………………………………
karena dianggap tidak lengkap memuat secara jelas kebijakan Presiden mengenai peristiwa G-30-
S/PKI
5. Mengapa pemerintahan orde baru memberikan peran yang ganda kepada ABRI ?
Jawab : ……………………………………………………………………
Agar ABRI mampu untuk menstabilkan perpolitikan di Indonesia
B. Keruntuhan Orde Baru dan Munculnya Era Reformasi
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997, tidak bisa diatasi oleh pemerintah
Soeharto. Krisis ekonomi ini pula yang membawa efek domino terhadap pemerintahan. Krisis yang
bermula dari aspek ekonomi mulai merembet ke berbagai bidang dan segala aspek. Pada tanggal 21
Mei 1998, Mahasiswa Indonesia dan rakyat melakukan demonstrasi menuntut untuk menindak tegas
para pelaku pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Situasi tersebut menuntut bangsa Indonesia untuk
mengatasi kemelut sejarahnya dalam arus utama perubahan besar yang terus bergulir melalui agenda
Reformasi.
1. Hantaman Krisis Melanda Pemerintahan Orde Baru
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan efek domino bagi pemerintahan
Indonesia. Krisis – krisis selain ekonomi mulai dilanda oleh pemerintahan Soeharto. Tokoh –
tokoh, masyarakat, mahasiswa, dan Ulama menuntut agar diadakan suatu perubahan dan
dituntut diadakan suatu reformasi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan runtuhnya
kekuasaan Orde Baru, antara lain :
a. Krisis Ekonomi dan Moneter
Pada waktu krisis melanda Thailand, keadaan Indonesia masih baik. Inflasi
rendah, ekspor masih surplus sebesar 900 juta dollar Amerika Serikat dan cadangan
devisa masih besar. Banyak perusahaan besar menggunakan utang dalam bentuk
dollar Amerika Serikat. Ini merupakan cara yang menguntungkan ketika rupiah masih
kuat. Utang dan bunga tidak jadi masalah karena diimbangi dengan kekuatan
penghasilan rupiah.
Namun, setelah Thailand melepaskan kaitan Baht pada dollar Amerika Serikat
maka Indonesia sangat merasakan dampak buruknya. Hal ini disebabkan oleh
rapuhnya fondasi ekonomi Indonesia, banyaknya praktik KKN, serta adanya monopoli
ekonomi. Faktor lain yang menyebabkan krisis ekonomi di Indonesia, antara lain
sebagai berikut.
1) Utang Luar Negeri Indonesia
2) Penyimpangan Pasal 33 UUD 1945
3) Pola Pemerintahan Sentralistis
b. Krisis Politik
Mengakarnya budaya KKN dalam tubuh birokrasi pemerintahan menyebabkan
proses pengawasan dan pemberian mandataris kepemimpinan dari DPR dan MPR
kepada Presiden menjadi tidak sempura. Unsur legislative yang sejatinya
dilaksanakan oleh MPR dan DPR dalam membuat dasar-dasar hukum dan haluan
negara menjadi sepenuhnya dilakukan oleh Presiden Soeharto. Berdasarkan keadaan
tersebut maka mahasiswa yang didukung oleh dosen dan rektornya mengajukan
tuntutan untuk mengganti Presiden, reshuffle kabinet, menggelar sidang istimewa
MPR, serta melaksanakan pemilu secepatnya.
Para mahasiswa dan aktivis politik juga mengecam pelaksanaan lima paket UU
politik yang melahirkan demokrasi semu atau demokrasi rekayasa. Lima paket UU
politik yang dianggap menjadi sumber ketidakadilan, di antaranya UU No. 1 Tahun
1985 tentang Pemilihan Umum, UU No. 2 Tahun 1985 tentang Susunan, Kedudukan,
Tugas, dan Wewenang DPR/MPR, UU No. 3 Tahun 1985 tentang Partai Politik dan
Golonan Karya, UU No. 5 Tahun 1985 tentang Referendum, dan UU No. 8 Tahun
1985 tentang Organisasi Massa
Krisis politik lain sebagai penyebab mundurnya Presiden Soeharto adalah
melemahnya dukungan politik dari organisasi dan tokoh yang sebelumnya menjadi
pendukungnya. Misalnya, pernyataan politik Kosgoro yang meminta Presiden
Soeharto mundur.
c. Krisis Sosial
Ada dua jenis aspirasi dalam masyarakat, yaitu mendukung Soeharto atau
menuntut Soeharto turun dari kursi kepresidenan. Kelompok yang menuntut Presiden
Soeharto untuk mundur diwakili oleh mahasiswa. Kelompok mahasiswa ini memiliki
cita-cita reformasi terhadap Indonesia. Organisasi yang mendukung mundurnya
Presiden Soeharto di antaranya Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia
(KAMMI) dan Forum Kota (Forkot).
d. Krisis Hukum
Banyak ketidakadilan yang terjadi dalam pelaksanaan hukum pada masa
pemerintahan Orde Baru. Seperti kekuasaan kehakiman yang dinyatakan pada Pasal
24 UUD 1945 bahwa kehakiman memiliki kekuasaan yang merdeka dan terlepas dari
kekuasaan pemerintah (eksekutif). Namun pada saat itu, kekuasaan kehakiman di
bawah kekuasaan eksekutif. Hakim juga sering dijadikan sebagai alat pembenaran
atas tindakan dan kebijakan pemerintah atau sering terjadi rekayasa dalam proses
peradilan, apabila peradilan itu menyangkut diri penguasa, keluarga kerabat, atau
para pejabat negara. Reformasi menghendaki penegakan hukum secara adil bagi
semua pihak sesuai dengan prinsip negara hukum.
e. Krisis Kepercayaan
Dalam pemerintahan Orde Baru berkembang KKN yang dilaksanakan baik
secara terselubung maupun secara terang-terangan. Hal tersebut mengakibatkan
munculnya ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintahan yang ada. Pihak luar
negeri juga mulai tidak percaya kepada pemerintah Indonesia. Krisis kepercayaan
yang muncul kemudian dari kalangan masyarakat kemudian diikuti dengan maraknya
demonstrasi yang dipelopori oleh mahasiswa. Para mahasiswa semakin gencar
berdemonstrasi setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM dan ongkos
angkutan pada tanggal 4 Mei 1998. Puncaknya pada tanggal 12 Mei 1998 di
Universitas Trisakti Jakarta. Aksi mahasiswa yang semula damai berubah menjadi
aksi kekerasan setelah tertembaknya empat mahasiswa Trisakti, yaitu Elang Mulya
Lesmana, Heri Hartanto, Hendriawan Sie, dan Hafidhin Royan.
2. Lahirnya Reformasi
Keadaan Indonesia yang semakin tidak terkendali
membuat Presiden Soeharto berjanji akan melakukan Teropong Ilmu
reshuffle kabinetnya. Kabinet yang semula merupakan Pada tanggal 19 Mei 1998,
Kabinet Pembangunan VII akan diubah menjadi Kabinet Harmoko sebagai ketua
Reformasi. Untuk menyakinkan rakyat Indonesia akan MPR/DPR mengeluarkan
pernyataan berisi “anjuran agar
keseriusannya, Presiden Soeharto juga membentuk suatu Presiden Soekarto
mengundurkan diri”.
Komite Reformasi yang akan bertugas untuk menyelesaikan UU Pemilu, UU Kepartaian, UU
Susduk MPR, DPR, dan DPRD, UU Antimonopoli, serta UU Antikorupsi. Komite Reformasi
tersebut gagal terbentuk karena 14 menteri dalam kebinet menolak akan rencana Presiden.
Karena merasa kehilangan dukungan dari kabinetnya dan ditambah dengan tuntutan mundur
dari anggota MPR dan DPR mengakibatkan presiden Soeharto meletakkan jabatannya.
Pada tanggal 21 Mei 1998 bertempat di Credential Room, Istana Negara Jakarta,
Presiden Soeharto membacakan surat pengunduran diri dari jabatannya sebagai Presiden RI
disaksikan Ketua Mahkamah Agung. Surat pengunduran diri Presiden Soeharto berjudul
“Pernyataan Berhenti sebagai Presiden RI” ditulis oleh Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra.
Selanjutnya, jabatan Presiden RI, ia serahkan kepada Wakil Presiden B.J. Habibie. Peristiwa
ini menandai berakhirnya kekuasaan Orde Baru dan dimulainya Orde Reformasi.
Uji Pemahaman materi
Pada saat terjadi pergantian era dari masa orde baru ke masa reformasi terjadinya banyak kerusuhan di
Indonesia. Buatlah kliping tentang kejadian ’98 yang berkenaan dengan reformasi minimum gambar
sebanyak 5 buah. Tempelkan pada kertas gambar dengan diberikan keterangan gambar. Kumpulkan
kepada guru pembimbing dengan waktu yang telah ditentukan.
C. Kehidupan Sosial Politik Pada Awal Era Reformasi
Setelah tumbangnya rezim Orde Baru, rakyat Indonesia mulai memasuki babak baru, yaitu
reformasi. Berikut ini perkembangan dan kondisi politik pascareformasi 1998.
1. Perkembangan dan Kondisi Politik Setelah 21 Mei 1998
Sidang Umum MPR tahun 1998 mengambil keputusan mengangkat Habibie sebagai
presiden. Setelah diangkat menjadi presiden Republik Indonesia ke-3, Presiden Habibie
menanggung tugas yang berat. Tugas yang harus diselesaikan oleh Presiden B.J. Habibie,
antara lain mengatasi krisis ekonomi yang melanda Indonesia; menciptakan pemerintahan
yang bersih, berwibawa, dan bebas dari Korupsi, Kolusi, serta Nepotisme (KKN);
melaksanakan reformasi Indonesia; dan segera melaksanakan pemilu.
Untuk melaksanakan tugasnya, Presiden Habibie segera membentuk kabinet yang diberi
nama Kabinet Reformasi. Pemerintahan yang sudah terbentuk segera melaksanakan
tugasnya. Berikut merupakan upaya reformasi yang dilakukan pemerintahan Presiden
Habibie.
a. Reformasi Politik
Reformasi politik yang dilakukan, antara lain: melaksanakan pemilu yang luber
dan jurdil pada tahun 1999; mengamendemen UUD 1945; mengesahkan UU No. 9
Tahun 1998 tentang Kebebasan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum;
menghapus keberadaan ABRI di MPR dan DPR secara bertahap; dan menghapus
lima paket UU politik, yaitu UU No. 1 Tahun 1985 tentang Pemilu; UU No. 2 Tahun
1985 tentang Kedudukan, Susunan, dan Wewenang MPR/DPR; UU No. 3 Tahun
1985 tentang Parpol dan Golkar; UU No. 4 Tahun 1985 tentang Tindakan Subversi;
UU No. 5 Tahun 1985 tentang Organisasi Massa.
b. Reformasi Hukum dan Peradilan
Reformasi hukum dan peradilan yang dilakukan, antara lain melaksanakan
sistem peradilan yang jujur dan adil; mengajukan tokoh-tokoh Orba yang terlibat KKN
ke pengadilan; mengajukan tokoh-tokoh yang terlibat kasus kontroversial, seperti
kasus Marsinah, Udin wartawan Bernas, serta kasus penculikan aktivis HAM dan
demokrasi lainnya ke pengadilan; membebaskan tahanan politik yang tidak pernah
disidangkan selama Orde Baru.
c. Reformasi Pemerintahan
Reformasi pemerintahan yang dilakukan, antara lain melaksanakan
pemerintahan yang bersih dari KKN; menyelenggarakan otonomi daerah berdasarkan
UU No. 22 Tahun 1999; membatasi masa jabatan presiden hanya dua kali periode;
menjunjung tinggi HAM dan demokrasi.
d. Reformasi Militer
Guna mengatasi masalah Dwifungsi ABRI dilakukan reformasi serta
merumuskan paradigma baru. ABRI juga ditarik dari berbagai posisi sipil dibidang
pemerintahan dan politik. Peran Dwifungsi ABRI dihapus secara menyeluruh
termasuk peran dalam pengambil keputusan di DPR. Perwakilan ABRI di DPR mulai
dikurangi secara bertahap. Langkah lain adalah pemisahan kepolisian dari ABRI.
Pemisahan itu berlaku tanggal 5 Mei 1999, setelah terpisah maka muncul TNI dan
Polri.
2. Peristiwa-Peristiwa Penting pada Masa Reformasi
a. Masalah Disintegrasi
Melalui perundingan yang disponsori oleh PBB, di New York, Amerika Serikat
pada tanggal 5 Mei 1999 ditandatangani kesepakatan tripartit antara Indonesia,
Portugal, dan PBB untuk melakukan jajak pendapat mengenai status masa depan
Timor Timur. PBB kemudian membentuk misi PBB di Timor Timur atau United Nations
Assistance Mission in East Timor (UNAMET). Misi ini bertugas melakukan jajak
pendapat. Jajak pendapat diselenggarakan tanggal 30 Agustus 1999. Jajak
pendapat diikuti oleh 451.792 penduduk Timor Timur berdasarkan kriteria UNAMET.
Jajak pendapat diumumkan oleh PBB di New York dan Dili pada tanggal 4 September
1999. Hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa 78,5% penduduk Timor Timur
menolak menerima otonomi khusus dalam NKRI dan 21,5% menerima usul otonomi
khusus yang ditawarkan pemerintah RI. Ini berarti Timor Timur harus lepas dari
Indonesia.
Pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarno Putri, Aceh telah
mendapat otonomi khusus dengan nama Nanggroe Aceh Darussalam. Namun,.
Kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM) tetap pada tuntutannya, yaitu ingin Aceh
merdeka. Akibatnya, di Aceh sering terjadi gangguan keamanan, seperti
penghadangan dan perampokan truk-truk pembawa kebutuhan rakyat, serta
terjadinya penculikan dan pembunuhan pada tokoh-tokoh yang memihak Indonesia.
Pada akhirnya konflik di Aceh dapat diselesaikan melalui perundingan, pada tahun
2005 pada masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudoyono.
b. Pemilihan Umum Tahun 1999.
Pemilu tahun 1999 diharapkan dapat menghasilkan pemerintahan yang dapat
memulihkan keadaan Indonesia. Selain itu, pemilu 1999 merupakan pemilu yang lebih
demokratis, jujur, dan adil karena lepas dari kontrol politik Orde Baru. Maka sifat yang
diharapkan dalam pemilu ini adalah langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil
(Luber dan Jurdil).
Undang-undang baru mengenai partai politik telah membuka kesempatan
munculnya partai-partai politik baru. Sekitar 112 partai politik telah berdiri pada saat
itu, tetapi dari 112 partai hanya 48 partai politik yang boleh mengikuti pemilihan
umum. Setelah pelaksanaan pemilihan umum, partai politik yang meraih suara-suara
terbanyak adalah PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan,
Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Amanat Nasional.
c. Sidang Umum MPR
Setelah pelaksanaan pemilihan umum 1999, didapatkan jumlah anggota DPR
dan MPR serta jumlah wakil-wakil utusan golongan. DPR dan MPR yang terbentuk
segera melakukan Sidang Umum tanggal 1–21 Oktober 1999. Dalam Sidang Umum
tersebut, dikukuhkan Amien Rais sebagai ketua MPR dan Akbar Tanjung sebagai
ketua DPR. Selanjutnya, dilakukan pemilihan presiden berdasarkan suara anggota
MPR dan DPR. Calon presiden yang diajukan oleh fraksi-fraksi yang ada di MPR
adalah Abdurrahman Wahid, Yusril Ihza Mahendra, dan Megawati Soekarnoputri.
Menjelang pemungutan suara, tanggal 20 Oktober 1999 Yusril Ihza Mahendra
mengundurkan diri. Pada tanggal yang sama, dilakukan pemilihan presiden yang
dimenangkan oleh Abdurahman Wahid. Tanggal 21 Oktober 1999 dilakukan pemilihan
wakil presiden yang diikuti oleh Megawati Soekarnoputri dan Hamzah Haz. Megawati
Soekarno Putri muncul sebagai pemenangnya. Pada tanggal 25 Oktober, presiden
dan wakilnya membentuk kabinet yang diberi nama Kabinet Persatuan Nasional.
3. Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat masa Reformasi
a. Kondisi Sosial Masyarakat masa Reformasi
Krisis moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 menyebabkan
banyak perusahaan swasta mengalami kerugian besar. Harga-harga yang
melambung tinggi menyebabkan biaya operasional perusahaan membengkak. Selain
itu, harga-harga yang melambung tinggi menyebabkan para karyawan menuntut
kenaikan gaji. Di tengah kondisi yang serba sulit perusahaan-perusahaan melakukan
perampingan karyawan. Akibat dari perampingan karyawan terjadi Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran. Para pekerja yang diberhentikan menambah
jumlah pengangguran. Banyaknya pengangguran memunculkan berbagai masalah
sosial seperti, tin dakan kriminal, kemiskinan, dan penurunan kesejahteraan.
b. Kondisi Ekonomi Masyarakat masa Reformasi
Meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama, akhirnya ekonomi Indonesia
mulai membaik. Krisis menempa masyarakat Indonesia menjadi lebih tegar dan kuat.
Para pengangguran membuka usaha dan memunculkan Usaha Kecil Menengah baru.
Sektor Usaha Kecil Menengah ternyata mampu bertahan dari krisis dan memberikan
andil bagi pertumbuhan ekonomi. Usaha Kecil Menengah (UKM) tumbuh dan menjadi
besar. UKM-UKM tersebut dapat menyerap tenaga kerja yang cukup besar dan
mengurangi jumlah pengangguran. Usaha pemerintah yang dimulai dari Presiden
Habibie hingga Susilo Bambang Yudhoyono membuahkan hasil.
Perbaikan ekonomi yang dilakukan oleh Presiden Habibie membuahkan hasil
dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 0,93 persen. Masa presiden Abdurrahman
Wahid dan Megawati pertumbuhan ekonomi mencapai 3,32 persen pada tahun 2001.
Tahun 2006 pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
pertumbuhan ekonomi mencapai 5,7 persen. Salah satu pendorong pertumbuhan
ekonomi adalah kembalinya kepercayaan investor asing pada Indonesia. Kebijakan
pembenahan kondisi ekonomi dan sosial yang dicanangkan pemerintahan era
reformasi, berfokus pada hal-hal sebagai berikut.
1) Meningkatkan lapangan pekerjaan seoptimal mungkin, yaitu dengan meng
galakkan investasi asing sebagai potensi pembukaan lapangan pekerjaan
baru.
2) Menyediakan barang-barang kebutuhan pokok masyarakat. Tujuannya
adalah memberikan kemudahan masyarakat dalam mendapatkan akses
kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau.
3) Optimalisasi fasilitas umum bagi masyarakat.
4) Mengoptimalkan sektor pendidikan yang bertujuan untuk memberikan
akses yang mudah bagi masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang
layak.
5) Memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk akses kesehatan.
Uji Pemahaman materi
Timor Timur dulu merupakan salah satu wilayah Negara Indonesia, namun pada tahun 1998
memerdekakan diri. Lakukan penelitian tinjauan pustaka tentang lepasnya Timor Timur dari pangkuan ibu
pertiwi. Kumpulkan tugas anda pada guru dengan waktu yang telah ditentukan.
Uji Kecakapan Siswa
Tugas Kelompok
Buatlah kelompok yang terdiri dari empat atau lima orang anggota, dan kemudian buatlah makalah
tentang :
1. Peran mahasiswa sebagai penyeimbang pemerintahan dan kemajuan bangsa
2. Perbedaan sosial politik di masa orde baru dengan masa reformasi
Presentasikan hasil makalah kelompok anda di depan kelas. Mintalah bimbingan kepada guru anda.
Portofolio
Salah satu produk dari reformasi adalah KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Lakukan penelitian
dengan pengamatan tentang peran yang dijalankan oleh KPK dalam pemberantasan korupsi. Tulislah
pendapat kalian dalam kertas atau buku tugas dengan tema “apakah KPK sudah berhasil menjalankan
mandat reformasi secara maksimal”. Kumpulkan tugas kalian kepada guru terkait dengan mandiri dan
waktu yang telah ditentukan.
Istilah Penting
Krisis moneter : krisis yg berhubungan dng uang atau keuangan suatu negara
Otonomi daerah : hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri sesuai dng peraturan perundang-undangan yg berlaku
Reformasi : perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama)
dl suatu masyarakat atau negara.
Evaluasi
A. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang paling benar !
1. Supersemar dikeluarkan oleh Presiden c. melaksanakan Pancasila dan UUD
Soekarno pada tanggal ….. 1945 secara murni dan konsekuen
a. 11 Maret 1965 d. melenyapkan komunis dari bumi
b. 11 Maret 1966 Indonesia
c. 11 Maret 1967 e. melenyapkan kolonialisme dan
d. 11 Maret 1968 imperialisme
e. 11 Maret 1969 7. Pidato pertanggungjawaban Presiden
2. Pembentukan Kabinet Ampera bertujuan Soekarno dalam sidang umum MPR
untuk …. mengalami penolakan, alasan penolakan
a. menjaga stabilitas politik dan ekonomi tersebut adalah …..
negara RI a. anggota MPR merasa dikhianati oleh
b. mengembangkan perekonomian rakyat Presiden Soekarno
Indonesia b. adanya mosi tidak percaya oleh
c. mengangkat Soeharto sebagai anggota MPR terhadap Presiden
presiden Soekarno
d. memenuhi dan melaksanakan Tritura c. adanya tekanan dari para demonstran
e. membubarkan PKI dan ormasnya tentang hasil pertanggungjawaban
3. Motor utama penggerak dari perubahan presiden
ekonomi di masa pemerintahan Orde baru d. banyak anggota MPRS yang dipecat
adalah …. oleh Letjen Soeharto
a. orang-orang dalam kabinet lebih peduli e. pertanggungjawaban kurang lengkap
terhadap perekonomian tentang masalah G.30/S
b. adanya bantuan dari luar negeri bagi 8. Rencana pemerintahan Orde Baru
pengentasan inflasi di Indonesia tentang Pembangunan Jangka Panjang
c. menguatnya nilai mata uang rupiah dapat dilakukan secara periodik selama
terhadap nilai mata uang dollar …..
Amerika a. dua puluh lima tahun
d. ekspor barang-barang kebutuhan b. dua puluh tahun
Indonesia sebanyak mungkin c. lima belas tahun
e. perubahan sektor ekonomi dari d. sepuluh tahun
pertanian menjadi industri e. lima tahun
4. Pembubaran PKI secara resmi dilakukan 9. Sebagai akibat dari penyederhanaan
dengan dasar …. parpol pada masa Orde Baru, maka PNI
a. Tap. MPRS No. XIII/MPRS/1966 melakukan fusi dengan partai lain menjadi
b. Tap. MPRS No. IX/MPRS/1966 …
c. Tap. MPRS No. XIX/MPRS/1966 a. PPP
d. Tap. MPRS No. XXV/MPRS/1966 b. Golkar
e. Tap. MPRS No. XX/MPRS/1966 c. PKS
5. Lembaga dunia yang bertugas dan d. PDI
berfungsi untuk memberikan bantuan e. Marhaen
berupa dana moneter bagi negara – 10. Awal pemerintahan Presiden Soeharto,
negara ketiga adalah ….. dibentuk suatu kabinet yang diberi nama
a. IBRD …..
b. ADM a. kabinet Gotong Royong
c. IMF b. kabinet Dwikora
d. ASEAN c. kabinet Pembangunan
e. IDA d. kabinet Ampera
6. Orde Baru memiliki tekad untuk .... e. kabinet Kerja
a. memberantas korupsi, kolusi, dan 11. Salah satu sumber utama ketidakpuasan
nepotisme banyak kalangan terhadap pemerintah
b. mengamankan Proklamasi Orde Baru adalah .…
Kemerdekaan Indonesia
a. tidak dimasukkannya asas “jurdil” 16. Dampak ekonomi yang disebabkan
dalam pemilu karena kerusuhan dan pembakaran di
b. maraknya praktik korupsi, kolusi, dan awal era reformasi adalah …..
nepotisme (KKN) a. lembaga keuangan dunia tidak mau
c. pelaksanaan politik luar negeri yang memberikan bantuan ekonomi kepada
terkesan mendekati ke Blok Barat Indonesia
d. dibatasinya jumlah parpol b. nilai mata uang rupiah terhadap dolar
e. besarnya pinjaman luar negeri melemah
12. Presiden Soeharto meletakkan c. nilai mata uang rupiah melemah atas
jabatannya sebagai Presiden disebabkan nilai mata uang dollar
karena ….. d. harga – harga kebutuhan pokok naik
a. krisis ekonomi yang melanda e. Indonesia mengalami krisis ekonomi
Indonesia yang panjang
b. menteri dalam kabinet menentang 17. Reformasi ABRI salah satunya dilakukan
Presiden Soeharto dengan pemisahan ABRI dengan Polri
c. tidak mendapatkan utang dari luar yang terjadi pada masa pemerintahan
negeri Presiden ....
d. munculnya orang – orang cendikiawan a. B. J. Habibie
yang menentang pemerintah Soeharto b. Soeharto
e. kenaikan garga BBM dan pangan yang c. Gus Dur
membumbung tinggi d. Megawati Soekarnoputri
13. Lahirnya Orde Reformasi di Indonesia di e. Susilo Bambang Yudhoyono
tandai dengan .... 18. Masalah sosial yang dihadapi bangsa
a. dikeluarkanya Surat Perintah Sebelas Indonesia pascareformasi adalah ....
Maret a. muncul petualang politik
b. Dekret Presiden 5 Juli 1959 b. banyak pengangguran
c. mundurnya Soeharto sebagai presiden c. banyak tunawisma
RI d. banyak bank yang tutup
d. munculnya kelompok konglomerat e. banyak pemukiman liar
e. munculnya banyak partai politik di 19. Tewasnya tiga mahasiswa pada saat
Indonesia terjadi gerakan perubahan reformasi
14. Indonesia masuk ke dalam era reformasi dikenang sebagai tragedi ….
dimulai pada tanggal …. a. Tragedi Ampera
a. 4 Mei 1998 b. Tragedi Sembilan Delapan
b. 2 Mei 1998 c. Tragedi Trisakti
c. 11 Mei 1998 d. Tragedi Mei Sembilan Delapan
d. 21 Mei 1998 e. Tragedi Mei
e. 12 Mei 1998 20. Untuk mengatur dan melaksanakan
15. Lembaga tinggi negara yang merupakan Pemilu 1999 maka dibuat ....
produk dari era reformasi adalah ….. a. UU No. 2 Tahun 1999
a. Dewan Pertimbangan Agung b. UU No. 1 Tahun 1999
b. Majelis Permusyawaratan Rakyat c. UU No. 5 Tahun 1999
c. Makamah Agung d. UU No. 4 Tahun 1999
d. Badan Pemeriksa Keuangan e. UU No. 3 Tahun 1999
e. Komisi Pemberantasan Korupsi
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar !
1. Tritura mempunyai sebuah kepanjangan yang berarti ......Tiga Tuntutan Rakyat
2. Laporan Presiden Soekarno kepada MPRS untuk mempertanggung jawabkan masalah G-30-
S/PKI dinamakan ......nawaksara
3. ABRI merupakan gabungan antara dua kekuatan militer Indonesia yakni gabungan antara .....Polri
dan TNI
4. P4 merupakan istilah untuk selalu menaati segala peraturan dari .....pancasila
5. Pola pemerintahan sentralisasi merupakan pola pemerintahan .....terpusat
6. Demokrasi yang dianut oleh pemerintah Orde Baru adalah…….demokrasi pancasila
7. Turunnya pemerintahan Orde Baru setelah sebelumnya didahului oleh sebuah krisis ……moneter
8. Presiden Habibie membentuk kabinet bernama …..kabinet reformasi
9. Pelaksanaan pembangunan Orde Baru bertumpu pada program yang dikenal dengan sebutan
….repelita
10. Reformasi 1998 dipelopori oleh golongan …..mahasiswa
C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Jelaskan mengenai Dwidarma Kabinet Ampera !
Jawab : ……………………………………………………………..
Dwidarma Kabinet Ampera merupakan tugas dari kabinet Ampera bentukan Presiden Soharto.
Tugas tersebut adalah menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai prasyarat pelaksanaan
pem bangunan nasional
2. Apakah tujuan dari gerakan Reformasi?
Jawab : …………………………………………………..
Tujuan gerakan reformasi, yaitu memperbaiki ke hidupan masyarakat, baik politik, sosial, hukum,
maupun ekonomi sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Harapan dari masyarakat Indonesia
setelah reformasi berjalan adalah mereka akan memiliki pemerintahan yang bisa disebut clean
government
3. Apakah isi pokok dari Supersemar?
Jawab : …………………………………………………
Isi dari Supersemar adalah menunjuk Letjen Soeharto untuk mengambil segala tindakan yang
dianggap perlu untuk terciptanya keamanan dan kestabilan jalannya pemerintah RI dan Revolusi
Indonesia.
4. Bagaimana keadaan pendidikan pada masa Orde Baru?
Jawab : …………………………………………………………
Pada masa Orde Baru dibangun sekolah-sekolah dengan menggunakan program pendidikan
Wajar (Wajib Belajar 9 tahun)
5. Jelaskan mengenai krisis sosial yang terjadi pada masa Orde Baru?
Jawab : …………………………………………………………………..
Krisis politik dan ekonomi yang berkembang di Indonesia mendorong terjadinya krisis sosial.
Ketidakpercayaan pemerintah yang tak mampu menangani krisis ekonomi membuat masyarakat
berperilaku negatif. Kerusuhan terjadi di mana-mana akibat ketegangan sosial dan politik.
Ketegangan politik berlanjut hingga menjelang pemilu 1997 yang berubah menjadi konflik
antaretnik dan agama.
Perbaikan
A. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar !
1. Repelita merupakan rencana pembangunan selama .....lima tahun
2. Wilayah Timor Timur lepas dari NKRI pada masa pemerintahan Presiden ……B.J. Habibie
3. Dasar hukum pelaksanaan politik luar negeri Indonesia adalah…….Pancasila dan UUD 1945
4. Pemilu dalam masa Orde Baru selalu dimenangkan oleh …..Golkar (Golongan Karya)
5. Pada masa reformasi, presiden hanya dapat menjabat sebanyak …..dua periode
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Jelaskan tugas yang harus diselesaikan oleh Presiden Habibie!
Jawab : …………………………………………………………………
a mengatasi krisis ekonomi yang melanda Indonesia.
b menciptakan pemerintahan yang bersih, berwibawa, dan bebas dari Korupsi, Kolusi, serta
Nepotisme (KKN).
c melaksanakan reformasi Indonesia.
d segera melaksanakan pemilu
2. Apa yang Anda ketahui mengenai Sidang Istimewa bulan Maret 1967?
Jawab : ………………………………………………………………….
Sidang Istimewa bulan Maret 1967 diselenggarakan untuk meminta pertanggung jawaban
Presiden Soekarno. Hasilnya adalah Tap. MPRS No. XXXIII/MPRS Tahun 1967 tentang
pencabutan Soekarno dari jabatan presiden kemudian Tap. MPRS No. XLVI/MPRS Tahun 1967
tentang pengangkatan Soeharto menjadi Presiden RI
3. Apa kepanjangan dari KAMMI ?
Jawab : ……………………………………………..
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia
4. Apa yang menjadikan tuntutan bagi mahasiswa dalam hal reformasi hukum ?
Jawab : …………………………………………………………………………
Keinginan adanya keadilan hukum bagi setiap masyarakat Indonesia. Hakim harus bersikap
independent atau bebas dari segala tekanan dan ancaman dari luar. Pada Orde baru hakim sering
dijadikan sebagai alat pembenaran atas tindakan dan kebijakan pemerintah atau sering terjadi
rekayasa dalam proses peradilan, apabila peradilan itu menyangkut diri penguasa, keluarga
kerabat, atau para pejabat negara. Reformasi menghendaki penegakan hukum secara adil bagi
semua pihak sesuai dengan prinsip negara hukum
5. Siapa mahasiswa yang menjadi korban dalama Tragedi Trisakti?
Jawab : ……………………………………………………………………..
Mahasiswa yang menjadi korban dalam Tragedi Trisakti adalah Elang Mulia, Hari Hartanto,
Hendriawan, dan Hafiadin Royan
Pengayaan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Sebutkan isi maksud dari Trilogi pembangunan !
Jawab : ……………………………………………………………..
a. pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
b. pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
c. stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
2. Sebutkan peraturan – peraturan ekonomi yang dibuat pemerintah Indonesia pada tanggal 3
Oktober 1967 !
Jawab : …………………………………………………………………………
1) Menerapkan anggaran belanja berimbang.
2) Menerapkan kebijakan untuk mengekang proses ekspansi kredit bagi usaha-usaha sektor
produktif.
3) Menerapkan kebijakan penundaan pembayaran utang luar negeri (rescheduling).
4) Menerapkan kebijakan penanaman modal asing untuk membuka kesempatan bagi investor luar
negeri untuk turut serta dalam pasar dan perekonomian Indonesia.
3. Apa yang menjadi tujuan dari pelaksanaan dari pelita VI ?
Jawab : ………………………………………………………………………..
menitikberatkan pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian
serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya.
4. Apa saja yang menjadi hasil dari sidang umum MPR pada bulan Maret 1973 ?
Jawab : ……………………………………………………………………………………
1) Tap. MPR No. IV /MPR /1973 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara sebagai pengganti
Manipol.
2) Tap. MPR No. IX /MPR /1973 tentang Pemilihan Jenderal Soeharto sebagai Presiden RI.
3) Tap. MPR No. XI /MPR /1973 tentang Pemilihan Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai Wakil
Presiden RI
5. Sebutkan tiga hal perubahan mendasar perubahan di bidang politik dari masa orde baru ke era
reformasi !
Jawab : ………………………………………………………………………
a Presiden tidak lagi dipilih oleh MPR namun dipilih langsung oleh rakyat
b Pemimpin daerah langsung dipilih oleh rakyat
c Pemisahan Polri dari tbuh ABRI, dan TNI kembali berfungsi sebagai penjaga kedaulatan
bangsa sedangkan keamaan sipil akan dijaga oleh polisi
d TNI tidak lagi dapat mengirimkan anggota menjadi anggota DPR/MPR
e Presiden hanya boleh menjabat sebanyak dua kali periode
Insan Berkepribadian
Perubahan dari orde baru ke masa reformasi membuka kebebsan dalam segala bidang,
termasuk teknologi dan informasi. Informasi yang masuk ke Indonesia tidak mendapatkan larangan
sehingga hampir semua informasi bisa dinikmati oleh semua orang Indonesia. Melalui informasi, negara
lain bisa menghancurkan negara lainnya melalui pemudanya. Apabila pemuda Indonesia tidak bisa
menyariang informasi maka Negara Indonesia akan mengalami kehancuran.
Evaluasi Akhir Semester
A. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang paling benar !
1. Perwakilan PPKI Jawa Timur yang e. membuat perjanjian perdamaian
menyaksikan peristiwa Proklamasi Ke perang antara pemimpin Indonesia
merdekaan Indonesia adalah …. dengan Panglima Tertinggi Jepang
a. R.A. Soerjo 6. Pembuatan teks proklamasi kemerdekaan
b. Kartohadikusumo dilaksanakan di rumah ….
c. Panji Soeroso a. Ir. Soekarno
d. A..A. Hamidhan b. Moh. Hatta
e. Moh. Hassan c. Achmad Subardjo
2. Ir. Soekarno menolak permintaan dari d. Laksamana Madya Maeda Tadashi
para pemuda Indonesia tentang e. markas besar pemuda
penentuan pembacaan proklamasi
kemerdekaan dikarenakan …… 7. Pada dasarnya perkataan di dalam
a. Ir. Soekarno harus menuruti peraturan kalimat teks proklamasi tidak berapi-api,
yang diberikan oleh Jepang hal tersebut dimaksudkan karena …..
b. para pemuda belum mendapatkan a. adanya larangan dari gunseikan agar
dukungan dari para anggota BPUPKI kata-katanya sederhana tapi bersahaja
c. kemerdekaan bukanlah hal yang main- saja
main untuk diselewengkan b. pembuat teks proklamasi
d. Soekarno tidak mau didesak oleh para kemerdekaan dari golongan tua yang
pemuda cenderung lebih kalem
e. kurang jelasnya kabar menyerahnya c. waktu yang diperlukan untuk membuat
Jepang kepada sekutu teks dengan hari pembacaan terlalu
3. Di bawah ini yang bukan termasuk pendek
gagasan yang disampaikan oleh Moh. d. ketakutan akan tindakan tentara
Yamin tentang dasar negara adalah ….. Jepang bila pidato kemerdekaannya
a demokrasi atau mufakat berapi-api
b peri ketuhanan e. Ir. Soekarno tidak mau menyakiti hati
c peri kemanusiaan tentara Jepang yang berada di
d peri kebangsaan Indonesia
e peri kerakyatan 8. Dalam sidang BPUPKI terdapat
4. Di bawah ini yang merupakan salah satu pembentukan panitia Sembilan yang
hasil keputusan sidang PPKI yang ketiga bertugas untuk ……
adalah …. a. merumuskan dasar negara yang akan
a menentapkan Ir. Soekarno menjadi dipakai oleh bangsa Indonesia
Presiden Indonesia b. menentukan tanggal berapa sidang
b Piagam Jakarta akan dijadikan kedua BPUPKI akan diselenggarakan
sebagai landasan negara Indonesia c. memasukkan dan mengeluarkan
c membentuk Partai Nasional Indonesia anggota BPUPKI
d kata “muqadimah” diganti dengan kata d. membuat anggaran dasar organisasi
“Pembukaan” BPUPKI
e melantik menteri-menteri negara e. merumuskan pembagian provinsi di
sebagai pembantu Presiden Indonesia
5. Pemanggilan terhadap tiga tokoh 9. Achmad Soebardjo mampu untuk
pemimpin BPUPKI ke Saigon, Vietnam menyakinkan para pemuda untuk
bertujuan untuk ….. melepas Soekarno-Hatta dari tempat
a. memberikan pertanggungjawaban pengasingannya karena …..
ketua BPUPKI a. mengancam akan melakukan tindakan
b. kerja sama antara pemimpin Indonesia tegas kepada para penculik
dengan Panglima Tertinggi Jepang di b. memberikan janji kepada pemuda
Asia Tenggara bahwa proklamasi akan segera
c. pembentukan badan persiapan dilakukan
kemerdekaan Indonesia c. akan melapor kepada pemerintah
d. menerima mandate dan tugas dari militer Jepang bahwa Soekarno-Hatta
Panglima Tertinggi Jepang di Asia telah diculik
Tenggara
d. memberitahukan kepada rakyat bahwa 15. Terbunuhnya Letnan Kolonel Lembong
Soekarno telah diculik oleh merupakan akibat adanya peristiwa
pemberontak pemberontakan ….
e. mengancam akan membatalkan a. PRRI
semua hasil keputusan BPUPKI b. DI/TII
kepada Jepang c. Andi Aziz
10. Tokoh yang mampu mempersatukan d. APRA
pendapat golongan muda dengan e. Permesta
golongan tua dalam menentukan hari 16. Latar belakang dibentuknya dewan
kemerdekaan adalah …. revolusioner diberbagai daerah adalah ….
a. Ki Hajar Dewantara a. adanya ancaman dari pihak Belanda
b. Haji Agus Salim b. kacaunya kondisi pemerin tahan
c. K.H. Mas Manshur c. adanya kekacauan di tubuh TNI
d. Ahmad Soebardjo d. banyaknya ketidakpuasan terhadap
e. Radjiman Wedioningrat pemerintah pusat
11. Kekalahan Jepang di Saipan, pada bulan e. lemahya kekuasaan gubernur
Juni 1944 berdampak pada pemerintahan 17. Pasukan RI yang berada di daerah
Jepang yang berupa …. kantong-kantong harus ditarik ke daerah
a. kekalahan pertama militer Jepang RI merupakan salah satu isi dari
dalam Perang Dunia II Perundingan ….
b. tumbuhnya rasa nasionalisme di a. Malino
daerah-daerah pendudukan Jepang b. Inter-Indonesia
c. jatuhnya kekuasaan kaisar Hirosito c. Linggarjati
akibat dari pemberontakan d. Roem-Royen
d. hancurnya pertahanan utama Jepang e. Renville
di sekitar Pasifik 18. Berikut merupakan hasil kerja dari
e. Perdana Menteri Tojo mengundurkan Kabinet Djuanda adalah ….
diri dari jabatannya a. dilaksanakan Pemilu pada tahun 1955
12. Tugas pokok konstituante hasil Pemilu b. upaya pengembalian Irian Barat ke
1955 adalah …. wilayah Indonesia
a. menetapkan berlakunya kembali UUD c. mengatasi masalah keamanan dalam
1945 negeri
b. meredakan gangguan keamanan d. dilaksanakannya KAA
dalam negeri e. diterapkan peraturan hukum kelautan
c. membentuk DPR Indonesia
d. membuat UUDS 1950 19. Berikut merupakan fakor utama
e. membuat UUD baru yang bersifat kegagalan konstituante dalam menyusun
tetap UUD baru dan bersifat tetap adalah ….
13. Berdasarkan Maklumat X, tanggal 16 a. tidak ada kesepakatan tentang bentuk
Oktober 1945 yang isinya mengukuhkan negara
posisi KNIP, yaitu …. b. anggota konstituante lebih
a. meneruskan tugas presiden bila mementingkan kepentingan partainya
presiden mangkat c. adanya dekret presiden
b. sebagai badan Legislatif d. kegagalan Pemilu 1955
c. sebagai penasehat presiden e. tidak ada kesepakatan tentang dasar
d. menjalankan roda pemerintahan negara
e. sebagai pengganti Mahkamah Agung 20. Pada masa demokrasi terpimpin,
14. Penumpasan gangguan keamanan kekuasaan presiden sangat besar, hal ini
berikut ini dilakukan dengan jalan damai terlihat pada ….
adalah …. a. menteri ditunjuk oleh presiden
a. pemberontakan APRA b. presiden membentuk DPRGR
b. pemberontakan Andi Aziz c. seluruh menteri bertanggung jawab
c. pemberontakan PRRI/Permesta pada presiden
d. DI/TII di Aceh d. sistem pemerintahan yang dijiwai oleh
e. DI/TII di Jawa Barat Pancasila
e. pemerintah dipegang oleh seorang e. harga barang murah
Perdana Menteri 24. Pernyataan yang benar tentang Sidang
21. Berikut ini sasaran-sasaran yang ingin Umum MPR hasil Pemilu 1999 adalah …
dicapai pemerintah melalui Gunting a. menolak pertanggung jawaban
Syafruddin, kecuali …. Soeharto
a. mengurangi jumlah uang yang beredar b. Amien Rais dipilih sebagai Ketua DPR
b. menciptakan pengusaha-pengusaha c. Akbar Tanjung dipilih sebagai Ketua
nasional MPR
c. menurunkan harga barang d. berhasil memilih Abdurrahman Wahid
d. memberlakukan ORI sebagai presiden
e. mengisi kas pemerintah e. berlangsung tanggal 1–21 Oktober
22. PKI pada tahun 1965 selalu memusuhi 1998
TNI AD dikarenakan TNI AD …. 25. Di bawah ini yang merupakan pernyataan
a. menolak mempersenjatai buruh dan salah tentang masalah reformasi adalah
tani ……
b. berkhianat pada PKI a. terbukanya demokrasi yang dijalankan
c. tidak mendukung program dari PKI oleh Indonesia
d. tidak mau menjadi anggota PKI b. terbongkarnya tindak korupsi yang
e. sangat dekat dengan presiden merajalela di Indonesia
23. Berikut ini merupakan sisi negatif c. kebebasan pers dalam mencari
pemerintahan Orde Baru, yaitu… kebenaran berita dan informasi
a. demokrasi dikebiri d. reformasi merupakan produk lanjutan
b. kestabilan politik terjaga dari orde baru
c. keamanan lebih terjamin e. jatuhnya rezim Soeharto yang
d. pendidikan dan kesehatan meningkat menguasai Indonesia sejak lama
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar !
1. Dalam sidang pertama PPKI menghasilkan sedikit perubahan pada kata muqadimah diganti
dengan kata …..pembukaan
2. NICA yang datang untuk menegakkan kembali pemerintahan Belanda di Indonesia dikepalai oleh
…… Dr. H.J. van Mook
3. Ketika menghadapi APRA, Indonesia meminta pengerahan tentara Belanda yang berada di
Bandung. Tentara tersebut dikomandani oleh …….. Mayjend. Engles
4. Sistem ekonomi Ali-Baba dicetuskan oleh ……. Mr. Iskaq Tjokrohadisurjo
5. Serangan umum 1 Maret dilakukan di kota …..Yogyakarta
6. Dalam menghandapi Belanda, Presiden Soekarno dan pihak sipil lainnya lebih memilih cara
….diplomasi
7. Kabinet Hatta menerapkan prinsip pemilihan anggota berdasarkan keahlian di bidangnya yang
biasa dikenal dengan ….. Zaken Kabinet
8. Pelaksanaan pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan di ……. rumah Ir.
Soekarno Jalan Pegangsaan TImur No. 56
9. Tuntutan Mahasiswa yang tergabung dalam KAMI dikenal dengan …….. Tritura (Tri Tuntutan
Rakyat)
10. Soekarno menolak permintaan pemuda Indonesia tentang kata-kata teks proklamasi yang berapi-
api karena ….. akan terjadi konflik dengan tentara Jepang di Indonesia
C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar !
1. Bagaimanakah rincian Undang-Undang Dasar yang telah dirumuskan oleh Panitia Sembilan ?
Jawab : ………………………………………………………………………
1) Pernyataan Indonesia Merdeka
2) Pembukaan Undang-Undang Dasar
3) Batang tubuh Undang-Undang Dasar
2. Seburkan dan jelaskan makna pembacaan Proklamasi Kemerdekaan bangsa Indonesia bagi
Negara Indonesia !
Jawab : ………………………………………………………………………………………….
a. Dari aspek Ilmu Hukum, maka proklamasi atau pernyataan yang berisikan keputusan bangsa
Indonesia telah menghapuskan tata hukum kolonial dan pada saat itu juga digantikan dengan
tata hukum nasional.
b. Dari aspek politik-ideologi, maka proklamasi kemerdekaan berisikan tentang keputusan bangsa
Indonesia yang telah berhasil lepas dari belenggu penjajahan dan dapat membangun negaranya
sendiri yakni negara Republik Indonesia yang bebas, merdeka, dan berdaulat penuh.
c. Aspek hukum internasional, proklamasi kemerdekaan Indonesia menyatakan bahwa bangsa
Indonesia mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri untuk dapat menggenggam seluruh hak
kemerdekaan yang meliputi bangsa, tanah air, pemerintahan, dan kebahagian rakyat.
d. Proklamasi sebagai dasar untuk meruntuhkan segala hal yang mendukung kolonialisme,
imperialisme dan selain itu proklamasi adalah dasar untuk membangun segala hal yang
berhubungan langsung dengan kemerdekaan nasional.
e. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 juga dapat dipandang sebagai puncak perjuangan
rakyat Indonesia dalam mencapai kemerdekaannya. Perjuangan rakyat tersebut telah
mengorbankan harta benda, darah dan jiwa yang berlangsung sudah sejak berabad-abad
lamanya untuk membangun persatuan dan kesatuan serta merebut kemerdekaan bangsa dari
tangan penjajah.
f. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 bertujuan untuk kebahagiaan seluruh rakyat
Indonesia. Agar kita bahagia, antara lain harus ada kesamaan diantara kita semua meliputi
berbagai bidang misalnya bidang ideologi, bidang politik, bidang ekonomi, bidang hukum, bidang
sastra kebudayaan, pendidikan dan lain-lain
3. Sebutkan alasan pemberontakan PKI ’48 dapat dengan mudah dipatahkan oleh pemerintah pusat !
Jawab : ………………………………………………………………………………..
a. kurangnya pengetahuan Musso tentang keadaan Indonesia
b. tidak adanya dukungan rakyat Indonesia terhadap tindakan kudeta PKI 1948
c. lemahnya kekuatan militer yang dihimpun oleh PKI
d. dikuasainya daerah – daerah penyokong Madiun seperti Solo, Sukoharjo, Pacitan dll oleh tentara
republik.
e. masih berkarismanya Presiden Soekarno di mata rakyat Indonesia
f. tidak mendapat dukungan dari Jenderal Soedirman
4. Sebutkan rencana – rencana yang akan dilakukan oleh pemerintah Orde Baru dalam melakukan
pembangunan jangka panjang ?
Jawab : ……………………………………………………………………………..
a. Pelita I (1 April 1969–31 Maret 1974) dengan menekankan pembangunan bidang pertanian.
b. Pelita II (1 April 1974–31 Maret 1979) dengan menekankan ketersediaan pangan, sandang,
perumahan, sarana dan prasarana, menyejahterakan rakyat, dan memperluas kesempatan
kerja.
c. Pelita III (1 April 1979–31 Maret 1984) dengan menekankan pada Trilogi Pembangunan.
d. Pelita IV (1 April 1984–31 Maret 1989) dengan menitikberatkan sektor pertanian menuju
swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin industri
sendiri.
e. Pelita V ( 1 April 1989–31 Maret 1994); menitikberatkan pada sektor pertanian dan industri.
f. Pelita VI (1 April 1994–31 Maret 1999); masih menitikberatkan pembangunan pada sektor
ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan
kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya
5. Bagaimana kebijakan luar negeri awal pemerintahan Orde Baru?
Jawab : ………………………………………………………………………….
Beberapa kebijakan pada awal pemerintahan Orde Baru adalah melakukan normalisasi hubungan
de-ngan Malaysia, Indonesia kembali menjadi anggota PBB, pembentukan organisasi ASEAN, dan
penjadwalan kembali utang luar negeri Indonesia.

Daftar Pustaka
Antony J.S., Reid. 1996. Revolusi Nasional Indonesia. Jakarta: Sinar Harapan.
Citra Lamtorogung Persada. Depdikbud. 1980. 30 Tahun Indonesia Merdeka. Jakarta: Citra Lamtoro
Gung Persada.
Herimanto. 2010. Sejarah: Pembelajaran sejarah interaktif untuk kelas XII. Surakarta: PT Tiga Serangkai.
I Wayan Badrika. 2006. Sejarah untuk SMA Kelas IX Program Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga.
Kartodirejo, Sartono. 1975. Sejarah Nasional. Jakarta: Depdikdud.
Kuntowijoyo. 1997. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang.
Magdalia Alfi an, Nana Nurliana Soeyono, dan Sudarini Suhartono. 2002. Sejarah SMA untuk Kelas XII.
Jakarta: Esis.
Marwati Joened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. 1984. Sejarah Nasional Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Mohammad Yamin. tt. Lukisan Sejarah. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka.
Pusat Kurikulum. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Sejarah untuk
Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA). Jakarta: Pusat Kurikulum, Departemen
Pendidikan Nasional.
Ricklefs. M. C. 1998. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Rumeksa.1978. Sejarah Perkembangan Ekonomi Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.
Simanjutak, P. 2003. Kabinet-kabinet Republik Indonesia: dari Awal Kemerdekaan Sampai Reformasi.
Jakarta: Djambatan.
Sujito, Sartono. Bambang Sugeng M. Tanpa tahun. Sejarah 3 Untuk SMU Kelas 3. Surakarta: Pabelan.

Anda mungkin juga menyukai