Anda di halaman 1dari 3

a. Faktor penyebab terjadinya dua kasus tersebut.

b. Jenis pelanggaran hukum yang dilakukan.


c. Ketentuan perundang-undangan yang dilanggar.
d. Sanksi yang kemungkinan akan diterima pelaku.
e. Solusi untuk mencegah terulangnya kasus tersebut.

Kasus 1
Konsultan Bangkrut Cetak Uang Palsu
Seorang konsultan berinisial HT dan istrinya TW diamankan petugas Polsek Parung karena
kasus uang palsu. Bapak dua anak ini menjelaskan, dirinya sedang dalam kondisi bangkrut pasca
tidak lagi menjadi dosen serta serta sepinya order proyek sebagai konsultan.

a. Faktor penyebab terjadinya dua kasus tersebut.

Faktor kesulitan ekonomi

2. Faktor rendahnya kesadaran hukum


Minimnya kesadaran akan kejahatan yang merugikan banyak orang tersebut membuat
dirinya nekat untuk mencetak uang palsu ditengah kesulitan ekonomi yang tengah
dihadapinya.

b. Jenis pelanggaran hukum yang dilakukan.


Pelanggaran hukum tersebut termasuk pelanggaran hukum tindak pidana
pemalsuan uang. Hal ini sesuai dengan fakta yang mengungkap bahwa HT
mencetak, mengedarkan, dan menyimpan uang palsu hasil cetakannya sendiri.

c. Ketentuan perundang-undangan yang dilanggar.


- UU No 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang
Terutama pada Pasal 26 ayat 1-2 yang berbunyi:
“(1) Setiap orang dilarang memalsu Rupiah.
(2) Setiap orang dilarang menyimpan secara fisik dengan cara apa pun yang diketahuinya
merupakan Rupiah Palsu.
(3) Setiap orang dilarang mengedarkan dan/atau membelanjakan Rupiahh yang diketahuinya
merupakan Rupiah Palsu”

d. Sanksi yang kemungkinan akan diterima pelaku.


Mempertimbangkan pernyataan dalam Pasal 244 KUHP yang berbunyi:

Barang siapa memalsu, meniru atau memalsu mata uang atau kertas yang dikeluarkan oleh
negara dengan maksud untuk mengedarkan atau menyuruh mengedarkan mata uang atau
uang kertas itu sebagai asli dan tidak palsu diancam dengan pidana 15 tahun penjara

Maka, pelaku tersebut kemungkinan akan mendapat sanksi penjara paling lama 15 tahun.
Pun dalam pasal 34 ayat 1 UU No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang menyebutkan bahwa
pelaku dapat dikenai denda paling banyak sebesar 200 juta rupiah.
e. Solusi untuk mencegah terulangnya kasus tersebut.
- Melakukan penyuluhan akan sanksi yang besar terhadap pencucian uang
- Memberikan insentif atau bantuan pada masyarakat yang tengah mengalami kesulitan
ekonomi akibat permintaan pembeli ataupun pelangggan yang menurun
- Memberdayakan koperasi simpan pinjam dari pemerintah untuk masyarakat sebagai
solusi bagi mereka yang tengah mengalami kesulitan ekonomi
- Memperkuat pengawasan lembaga penegak hukum seperti kejaksaan dan polri akan
tindak pidana uang palsu

Kasus 2
Berniat Jual Ganja, ABK Diringkus Polisi di Penjaringan
Seorang anak buah kapal (ABK) yang berinisial R berniat menjual daun ganja kering di atas
kapal ikan, sebelum berangkat naik kapal. R membeli ganja dengan nilai Rp2,5 juta dari bandar.
Rencananya ganja akan dijual di atas kapal ikan. Adapun R mengonsumsi ganja itu karena harus
berada di laut mencari ikan selama dua bulan
a. Faktor penyebab terjadinya dua kasus tersebut.

1. Faktor lingkungan yang salah


Ketidakpandaian R dalam memilah lingkungan yang tepat membuat dirinya mengenal
ganja sekaligus mengonsumsinya dalam jumlah yang tidak sedikit.

2. Faktor ekonomi
Harga ganja yang tergolong cukup tinggi membuat dirinya tergiur untuk memeroleh
uang dari hasil penjualan ganja

3. Faktor rendahnya kesadaran hukum


Nafsu akan narkotika yang lebih kuat dibandingkan kesadaran hukum yang dia miliki,
membuat ABK tersebut nekad untuk menjual ganja di kapal

b. Jenis pelanggaran hukum yang dilakukan.


Pelanggaran hukum tersebut termasuk pelanggaran hukum tindak pidana khusus
narkotika. Hal ini sesuai dengan fakta yang mengungkap bahwa R MENJUAL
DAN mengonsumsi ganja tersebut di atas kapal

c. Ketentuan perundang-undangan yang dilanggar.


- UU Narkotika No. 35 Tahun 2009
Terutama pada Pasal 111 ayat 1 yang berbunyi:
Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menanam, memelihara, memiliki,
menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas)
tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp. 8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).
Serta pasal 112 ayat 1 yang berbunyi:
“Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau
menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp. 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 8.000.000.000,00 (delapan
miliar rupiah)”

d. Sanksi yang kemungkinan akan diterima pelaku.


Mempertimbangkan pernyataan dalam Pasal 111 dan 112 yang telah saya sebutkan
sebelumya, maka pelaku kemungkinan akan menerima hukuman penjara paling banyak 4
tahun dan denda paling sedikit 800 juta
Sementara menurut pasal 114 tentang Pengedaran Narkoba, pelaku tersebut pun dapat
diancam hukuman mati.

e. Solusi untuk mencegah terulangnya kasus tersebut.


- Melakukan penyuluhan akan bahayanya narkoba dari segi kesehatan dan hukum
- Memperkuat pengawasan lembaga penegak hukum seperti kejaksaan dan polri akan
tindak pidana narkotika
- Mempertegas adanya sanksi berat berupa ancaman hukuman mati apabila
menyalahgunakan narkotika
- Memberi edukasi pada para orang tua serta keluarga terkait agar selalu mengawasi
dan memberi perhatian kepada anak-anaknya agar tidak sampai terjangkit narkoba

Anda mungkin juga menyukai