(5)
2. Arsita Rahmaisyah (6)
3. Glory Esterica (13)
4. Meisha Andina P. W. (20)
5. Muhammad N. Ra'uf Hakim (21)
6. Sabrina Kusuma W. (29)
7. Tegar Aditia P. (31)
B. Kebijakan Ekonomi
Indonesia sempat mengalami krisis moneter (1997-1998) yang masih meninggalkan
sisa pada masa Reformasi. Untuk mengatasi masalah ini, Gus Dur membentuk Dewan
Ekonomi Nasional (DEN) yang bertugas untuk memperbaiki perekonomian Indonesia. DEN
diketuai oleh Prof. Dr. Emil Salim dengan wakilnya Subiyakto Tjakrawerdaya. Kebijakan
ekonomi pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid ini membuat kondisi ekonomi
Indonesia lebih stabil. Nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp 6.700 dan indeks harga saham
(IHSG) berada di tingkat 700. Rendahnya nilai tukar rupiah mengakibatkan naiknya ekspor
komoditas pertanian dan elektronik. Selain itu, naiknya harga minyak dan gas bumi juga
menjadi faktor penting dalam pemasukan uang negara.
Strategi perekonomian Gus Dur dilakukan dengan menaikkan gaji Pegawai Negeri
Sipil (PNS) yang masih sangat rendah pada masa itu, dan sepanjang masa kepemimpinan
Gus Dur selama 21 bulan, gaji PNS naik dua kali lipat dengan besaran hingga 125 persen.
Dengan kenaikan gaji tersebut, daya beli masyarakat pun meningkat. Bahkan, 95 persen dari
total gaji tersebut dibelanjakan, hingga akhirnya ekonomi Indonesia dapat kembali bergerak
lebih cepat.
Kebijakan-Kebijakan dalam bidang ekonomi bermaksud melawan tekanan IMF,
perekonomian tumbuh mencapai 5%, dan ketimpangan mulai menurun dengan laju
pertumbuhan PDB. Kebijakannya antara lain:
Diberlakukannya otonomi daerah dan pembagian keuangan daerah dengan pusat pada
tahun 2001
Penajaman Visit Ekonomi
Rekonsilitasi dengan Lembaga Internasional (Bank dunia, IMF, ADB, Negara Donor)
Penajaman restrukturisasi Perbankan
Penajaman restrukturisasi BUMN
Penajaman restrukturisasi sektor riil
Realokasi subsidi: prioritas pada sektor rawan