Anda di halaman 1dari 3

UNSUR – UNSUR GOLONGAN TRANSISI PERIODE EMPAT

I. Pengertian
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit terluar
dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain. Unsur transisi
periode empat meliputi unsur-unsur periode empat yang terdapat di golongan B, yaitu Sc,
Ti, V, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, dan Zn.

II. Kelimpahan
Unsur Mineral Rumus Kimia Daerah Penghasil
Sc Thortveitite Sc2Si2O -
Ti Rutil TiO2 -
Ilmenit FeTiO3 -
V Vanadit Pb3(VO4)2 -
Cr Kromit FeCr2O4 Sulawesi Tengah
Mn Pirolusit MnO2 Kalimantan Barat,
Yogyakarta
Fe Hematit Fe2O3 Kalimantan Barat
Magnetit Fe3O4 Sumatera Barat
Limonit Fe2O3H2O Sunatera Selatan
Siderit FeCO3 Sulawesi Tengah
Pirit FeS2 Sulawesi Tengah
Co Kobaltit CoAsS Sulawesi Tengah
Smaltit CoAs2 Sulawesi Tenggara
Ni Pentlandite (FeNi)S Sulawesi Tengah
Garnerit H2(NiMg)SiO42H2O Sulawesi Tenggara
Cu Kalkopirit CuFeS2 Kalimantan Barat
Malasit Cu2(OH)2CO3 Papua
Kalkosit CuS Sumatera Barat
Zn Seng ZnS Sumatera Barat
blende/Sphalerite
Calamine ZnCO3 Sulawesi Tengah

III. Sifat
a. Sifat Logam
Semua unsur transisi mempunyai sifat logam. Adanya ikatan logam ini
mengakibatkan titik leleh, titik didih, dan densitas unsur transisi cukup besar sehingga
bersifat keras dan kuat.
b. Bilangan Oksidasi
Unsur transisi mempunyai beberapa bilangan oksidasi. Unsur-unsur transisi
periode empat bersifat elektropositif (mudah melepaskan elektron) sehingga bilangan
oksidasinya bertanda positif. Bilangan oksidasi maksimum yang dicapai suatu unsur
transisi menyatakan jumlah elektron pada sub kulit 3d dan 4s.
c. Senyawa Berwarna
Senyawa yang dibentuk dari ion-ion logam transisi sebagian besar berwarna.
Warna ini disebabklan oleh tingkat energi elektron transisi hampir sama. Oleh karena
itu, elektron-elektron dapat bergerak ketingkat yang lebih tinggi dengan
mengabsorpsi sinar tampak.
d. Sifat Magnetik
1. Diamagnetik yaitu unsur transisi yang menolak medan magnetik. Sifat ini
dimiliki oleh unsur transisi yang seluruh elektron pada orbitalnya telah
berpasangan.
2. Paramagnetik yaitu unsur transisi yang sedikit dapat ditarik medan magnet.
Sifat ini dimiliki oleh unsur transisi yang memiliki elektron tidak berpasangan
pada orbitalnya. Sebagian besar unsur transisi periode empat bersifat para
magnetik.
3. Feromagnetik yaitu unsur transisi yang dapat ditarik dengan sangat kuat oleh
medan magnet. Semakin banyak elektron dari unsur transisi yang tidak
berpasangan pada orbitalnya mengakibatkan unsur tersebut bersifat
feromagnetik. Unsur Fe, Co, dan Ni termasuk unsur yang bersifat
feromagnetik.

IV. Pembuatan dan Kegunaan


1. Besi (Fe)

Adapun langkah-langkah proses pengolahan besi dari bijihnya sebagai berikut.

a. Bahan-bahan dimasukan ke dalam tanur melalui puncak tanur. Bahan-bahan


tersebut sebagai berikut.
1) Bahan utama, yaitu bijih besi hematit (Fe2O3) dicampur dengan pasir
(SiO2) dan oksida-oksida asam lain. Bahan ini akan direduksi.
2) Bahan pereduksi, yaitu kokas (karbon).
3) Bahn tambahan, yaitu batu kapur (CaCO3) yang berfungsi untuk mengikat
zat-zat pengotor.
b. Udara panas ini dimasukkan dari bagian bawah tanur sehingga suhu tanur
semakin ke atas semakin rendah. Hal ini mengakibatkan kokas terbakar
menghasilkan gas Co2.
c. Gas Co2 yang terbentuk direduksi oleh kokas yang panas menjadi gas Co.
d. Gas Co yang terbentuk dan kokas akan mereduksi bijih besi (Fe2O3).
e. Besi cair yang terbentuk mengalir ke bawah dan berkumpul di dasar tanur.
f. Pada bagian tengah tanur, batu kapur terurai.
g. Selanjutnya CaO yang terbentuk akan mengikat zat pengotor dan membentuk
terak pada dasar tanur.

Besi bersifat feromagnetik. Oleh karena itu, banyak oksida besi digunakan sebagai
bahan pembuatan perangkat elektronik, memori komputer, dan pita rekaman. Kompleks
besi juga berperan penting dalam proses biologis, diantaranya untuk membentuk
hemoglobin dalam darah dan klorofil pada tanaman.

2. Tembaga (Cu)
Proses pengolahan tembaga diawali dengan pemanggangan kalkopirit (CuFeS2)
atau bijih tembaga lain. Hasil pemanggangan dioksidasi dalam oksigen. Tembaga yang
dihasilkan dimurnikan secara elektrolisis dan flotasi. Pemurnian tembaga dengan
elektrolisis dilakukan dengan menempatkan tembaga kotor di anode menggunakan
larutan elektrolit CuSO4 sehingga tembaga murni akan diperoleh di katode. Reaksinya:

CuSO4(aq)  Cu2+(aq) + SO42-(aq)

Anode : Cu(s)  Cu2+(aq) + 2e-

(Cu kotor)

Katode : Cu2+(aq) + 2e-  Cu(s)

(Cu murni)

Tembaga banyak digunakan sebagai kabel listrik. Tembaga mudah ditempa dan
bercampur dengan emas sehingga digunakan pada pembuatan kerajinan. Tembaga juga
banyak digunakan untuk membuat paduan logam seperti kuningan (tembaga dan seng),
perunggu (tembaga dan timah), monel, dan alnico.

Anda mungkin juga menyukai