Anda di halaman 1dari 64

FIQIH

Mawaris
urgensi definisi hibah-wasiat rukun syarat mencegah

urutan kerja waris laki-laki waris perempuan yang bukan waris

furudhul muqadharah ashabah hijab-mahjub cara menghitung waris

mawaris di Indonesia study kasus hikmah contoh soal


َ ‫ع ِله ُم ْوه فَإِنَّهُ يُ ْن‬
‫سى‬ َ ‫ت َ َعلَّ ُموا الفَ َرا ِئ‬
َ ‫ض َو‬
ِ‫َو ُه َو أ َ َّو ُل َما يُ ْنزَ عُ ِم ْن أ َّمت‬
ancaman neraka
Pelajarilah ilmu faraidh dan
ajarkanlah. Karena dia
setengah dari ilmu dan
perintah mempelajari dilupakan orang. Dan dia
Mengapa kita
adalah yang pertama kali
WAJIB akan dicabut dari umatku".
perintah mengajarkan (HR. Ibnu Majah, Ad-
belajar ilmu faraidh? Daruquthuny dan Al-Hakim)

URGENSI banyak dilupakan ُ‫سولَهُ َو َيت َ َع َّد ُحدُو َده‬ُ ‫ّللا َو َر‬
َ‫ص ه‬ ِ ‫َو َمن َي ْع‬
َ ُ‫َارا خَا ِلدًا فِي َها َولَه‬
ٌ ‫ع َذ‬
‫اب‬ ً ‫يُد ِْخ ْلهُ ن‬
ٌ ‫ُّم ِه‬
‫ين‬
dicabut pertama kali Dan orang yang
mendurhakai Allah dan
Rasul-Nya dan melanggar
mencegah perpecahan ketentuan-ketentuan-Nya
(hukum waris), niscaya Allah
memasukkannya ke dalam
sesungguhnya mudah api neraka kekal di
dalamnya. Baginya siksa
yang menghinakan.(QS. An-
Nisa' : 14)
berpindahnya sesuatu dari seseorang
bahasa
kepada orang lain

PENGERTIAN
berpindahnya hak kepemilikan

harta legal dan syar'i


istilah
dari orang yang meninggal

kepada ahli warisnya yang masih hidup


PERBEDAAN

WARIS HIBAH WASIAT

WAKTU
dibagi setelah wafat ditetapkan sebelum wafat
dibagi sebelum wafat
diserahkan setelah wafat
PELAKSANA
ahli waris pemilik harta pemilik harta

PENERIMA
ahli waris ahli waris + bukan bukan ahli waris

HUKUM
membagi waris = wajib menghibahkan = sunnah berwasiat = sunnah

HITUNGAN
sesuai ilmu faraidh terserah pemilik harta maksimal = 1/3
muwarrits pewaris pemilik harta yang wafat

RUKUN waris ahli waris penerima harta warisan

mauruts warisan harta yang dibagi waris


muwarrits sudah wafat

SYARAT
PEWARISAN ahli waris masih hidup

tidak adanya mawani’


pembunuhan

MENCEGAH
PEWARISAN perbedaan agama

perbudakan
harta bersama
pemilahan harta muwarrits
milik pihak lain

rumah sakit

memandikan
biaya pengurusan jenazah mengkafani

menyolatkan
URUTAN
KERJA menguburkan

pembayaran hutang/zakat

pelaksanaan wasiat maksimal 1/3

pembagian waris
1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki dan anak laki-laki dan terus ke bawah

3. Bapak
4. Kakek dari bapak dan terus ke atas
5. Saudara laki-laki sekandung
6. Saudara laki-laki sebapak

AHLI WARIS 7. Saudara laki-laki seibu


LAKI-LAKI 8. Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung
(15 orang)
9. Anak laki-laki saudara laki-laki sebapak
10. Paman yang sekandung dengan bapak
Ket: No. 1-13 11. Paman yang sebapak dengan bapak
berdasarkan pertalian
darah. Jika 15 orang itu 12. Anak laki paman yang sekandung dengan bapak
ada maka yang dapat 13. Anak laki paman yang sebapak dengan bapak
menerima hanya anak
laki-laki, suami, dan 14. Suami
bapak, yang lain terhijab.
15. Laki-laki yang memerdekakan pewaris
Keterangan no 1-8
berdasarkan pertalian
darah. Jika 10 orang itu
ada, maka yang mendapat 1. Anak perempuan
warisan hanya 5 orang,
yaitu istri, anak 2. Cucu perempuan dari anak laki-laki
perempuan, ibu, cucu
perempuan, dan saudara 3. Ibu
perempuan kandung.
4. Nenek dari ibu

AHLI WARIS 5. Nenek dari bapak


PEREMPUAN (10
6. Saudara perempuan kandung
Orang)
7. Saudara perempuan bapak
Jika 25 ahli waris ada,
maka yang bisa 8. Saudara perempuan seibu
menerimanya hanya 5
9. Istri
orang, yaitu suami atau
istri, ayah, ibu, anak laki
10. Wanita yang memerdekakan si pewaris
– laki, dan anak
perempuan.
anak angkat – anak asuh

anak tiri

mantan suami – mantan istri

keponakan perempuan

BUKAN AHLI keponakan dari saudara perempuan


WARIS
mertua – menantu
(10 Orang)
saudara ipar

cucu dari anak perempuan

paman bibi jalur ibu

saudara lain ayah lain ibu


Ahli Waris = 22 pihak (dari total 23, yang satu org, menjadi pewaris [alm])

21 8 7

‫أم أم‬ ‫أم أب‬ ‫أب أب‬


ayahnya
ibunya ibu ibunya ayah
ayah

Jalur C
6 5 15 16

‫أم‬ ‫أب‬ ‫عم شقيق‬ ‫عم ألب‬


paman paman
ibu ayah
seayah-ibu seayah

Jalur F

22 3 4 10 9 11 12 17 18

‫أخت ألم‬/‫أخ‬ ‫زوجة‬ ‫زوج‬ ‫أخت شقيقة‬ ‫أخ شقيق‬ ‫أخ ألب‬ ‫أخت شقيقة‬ ‫ابن عم شقيق‬ ‫ابن عم ألب‬
ALM sdri sdr
sdr/i seibu istri suami seayah-ibu seayah-ibu sdr seayah sdri seayah sepupu laki sepupu laki

Jalur B Jalur D Jalur G


2 1 13 14

‫بنت‬ ‫ابن‬ ‫ابن‬ ‫ابن‬


keponakan keponakan
anak pr anak laki
laki-laki laki-laki

Jalur A Jalur E
20 19

‫بنت ابن‬ ‫ابن ابن‬

cucu pr cucu laki


Ahli Waris Terdekat
21 8 7

‫أم أم‬ ‫أم أب‬ ‫أب أب‬


ayahnya
ibunya ibu ibunya ayah
ayah

Jalur C
6 5 15 16

‫أم‬ ‫أب‬ ‫عم شقيق‬ ‫عم ألب‬


paman paman
ibu ayah
seayah-ibu seayah

Jalur F
22 3 4 10 9 11 12 17 18

‫أخت ألم‬/‫أخ‬ ‫زوجة‬ ‫زوج‬ ‫أخت شقيقة‬ ‫أخ شقيق‬ ‫أخ ألب‬ ‫أخت شقيقة‬ ‫ابن عم شقيق‬ ‫ابن عم ألب‬
ALM sdri sdr
sdr/i seibu istri suami seayah-ibu seayah-ibu sdr seayah sdri seayah sepupu laki sepupu laki

Jalur B Jalur G
Jalur D
2 1 13 14

‫بنت‬ ‫ابن‬ ‫ابن‬ ‫ابن‬


keponakan keponakan
anak pr anak laki
laki-laki laki-laki
Jalur E
Jalur A
20 19

‫بنت ابن‬ ‫ابن ابن‬

cucu pr cucu laki


almarhum

anak

cucu
termasuk ahli waris

KESIMPULAN
PENERIMA tertutupnya posisi ahli waris
WARIS

tidak terhijab karena adanya ahli waris lain


(terhalangi)

sehingga tidak menerima waris


FURUDHUL MUQADDARAH
• Furudhul Muqaddarah
ialah ketentuan kadar ½
bagi masing-masing
ahli waris. 1/3

Furudhul ¼
Muqaddarah
1/6
1/8
2/3

Dzawil Furud: Ahli waris yang perolehan harta warisannya


sudah ditentukan oleh dalil Al-Quran dan hadis (lihat QS An-
Nisa [4]: 8, 11,12, 33, dan 176).
Ilmu Faraidh dalam al-Qur’an

• Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat[1], anak yatim dan orang
miskin, maka berilah mereka dari harta itu [2] (sekedarnya) dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang baik. (QS. An-Nisa [04] : 8)
• Cat:
• [1] Kerabat di sini maksudnya : kerabat yang tidak mempunyai hak warisan
dari harta benda pusaka.
• [2] Pemberian sekedarnya itu tidak boleh lebih dari sepertiga harta warisan.
• Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu
: bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua orang anak perempuan[3]; dan
jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua[4], maka bagi mereka dua pertiga
dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia
memperoleh separo harta. Dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya
seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak;
jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya
(saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai
beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian
tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar
hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa
di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah
ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
(QS. An-Nisa [04] : 11)
• Cat:
• [3] Bagian laki-laki dua kali bagian perempuan adalah karena kewajiban laki-laki
lebih berat dari perempuan, seperti kewajiban membayar maskawin dan memberi
nafkah. (Lihat surat An Nisaa ayat 34).
• [4] Lebih dari dua maksudnya : dua atau lebih sesuai dengan yang diamalkan Nabi.
• Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu,
jika mereka tidak mempunyai anak. Jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, maka
kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi
wasiat yang mereka buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. Para isteri
memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai
anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para isteri memperoleh seperdelapan dari
harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan)
sesudah dibayar hutang-hutangmu. Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun
perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi
mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan
(seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam
harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka
bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya
atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli
waris)[5]. (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at yang benar-benar
dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun. (QS. An-Nisa [04] : 12)
• Cat [5] Memberi mudharat kepada waris itu ialah tindakan-tindakan seperti:
a. Mewasiatkan lebih dari sepertiga harta pusaka.
b. Berwasiat dengan maksud mengurangi harta warisan. Sekalipun kurang dari
sepertiga bila ada niat mengurangi hak waris, juga tidak diperbolehkan.
• Bagi tiap-tiap harta peninggalan dari harta yang ditinggalkan ibu bapak dan karib kerabat,
Kami jadikan pewaris-pewarisnya. Dan (jika ada) orang-orang yang kamu telah bersumpah
setia dengan mereka, maka berilah kepada mereka bagiannya. Sesungguhnya Allah
menyaksikan segala sesuatu. (QS. An-Nisa [04] : 33)
• Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah)[387]. Katakanlah: "Allah memberi fatwa
kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai
anak dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi saudaranya yang perempuan itu
seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai
(seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara
perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh
yang meninggal. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan
perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sebanyak bagian dua orang saudara
perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. Dan Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. An-Nisa [04] : 176)
• Cat [6] Kalalah ialah: seseorang mati yang tidak meninggalkan ayah dan anak.
Anak perempuan tunggal

Cucu perempuan tunggal dari anak laki-laki

Saudara perempuan tunggal yang sekandung

1/2 Saudara perempuan tunggal yang sebapak,


apabila saudara perempuan yang
sekandung tidak ada.

Suami apabila istrinya tidak mempunyai anak,


atau cucu (laki-laki ataupun perempuan) dari
anak laki-laki.

Suami apabila istrinya mempunyai anak atau cucu dari


anak laki-laki.
1/4
Istri (seorang atau lebih) apabila suaminya tidak
mempunyai anak atau cucu dari anak laki-laki
Istri (seorang atau lebih) apabila suami
1/8 mempunyai anak atau cucu dari anak laki-
laki

Dua orang anak perempuan atau lebih apabila


tidak ada anak laki-laki.

Dua orang cucu perempuan atau lebih dari anak


laki-laki apabila anak perempuan tidak ada
(dikiaskan kepada anak perempuan)
2/3
Dua orang saudara perempuan atau lebih yang
sekandung (seibu sebapak)

Dua orang saudara perempuan atau lebih yang


sebapak
Ibu, apabila anaknya yang meninggal (muwarrits)
tidak mempunyai anak atau cucu, atau dia tidak
mempunyai saudara-saudara (laki-laki atau
perempuan) yang sekandung, yang sebapak
atau yang seibu

1/3

Dua orang saudara atau lebih (laki-laki atau


perempuan) yang seibu apabila tidak ada anak
atau cucu atau anak.
Bapak atau kakek, apabila ada anak atau cucu

Ibu, apabila ada anak atau cucu atau ada dua orang saudara
(lebih)

Nenek, seorang atau lebih, bila tidak ada ibu.

Seorang saudara seibu, baik laki-laki maupun perempuan.


1/6
Cucu perempuan, seorang atau lebih, apabila ada anak
perempuan, tetapi bila anak perempuannya lebih dari
seorang, maka cucu perempuan tidak mendapat bagian
apa-apa.

Saudara perempuan yang sebapak (seorang atau lebih) apabila


saudaranya yang meninggal itu mempunyai seorang
saudara perempuan kandung.

ITU SEMUA DISEBUT ZAWIL FURUDH. ANGKA BAGIANNYA DISEBUT FURUDHUL


MUQADHARAH.
Zawil Furudh
21 8 7

‫أم أم‬ ‫أم أب‬ ‫أب أب‬


ayahnya
ibunya ibu ibunya ayah
ayah

Jalur C
1/3 bila tdk ada
6 Ashobah jika tdk 5 15 16
anak. 1/6 jika ‫أم‬ ada anak, 1/6 jika ‫أب‬ ‫عم شقيق‬ ‫عم ألب‬
ada anak ada anak paman paman
ibu ayah
seayah-ibu seayah

¼ jika td ada anak. ½ jika tdk ada


1/8 jika ada anak anak. ¼ jika ada Jalur F
22 3 4
anak 10 9 11 12 17 18

‫أخت ألم‬/‫أخ‬ ‫زوجة‬ ‫زوج‬ ‫أخت شقيقة‬ ‫أخ شقيق‬ ‫أخ ألب‬ ‫أخت شقيقة‬ ‫ابن عم شقيق‬ ‫ابن عم ألب‬
ALM sdri sdr
sdr/i seibu istri suami seayah-ibu seayah-ibu sdr seayah sdri seayah sepupu laki sepupu laki

Jalur B Jalur G
Jalur D
2 1 13 14
½ jika tunggal. ‫بنت‬ ‫ابن‬ Ashobah‫ابن‬stlh ‫ابن‬
2/3 bila berdua dibagikeponakan
bagian keponakan
anak pr anak laki
laki-laki laki-laki
atau lebih. Bisa yang lain.
Jalur E
ashobah juga Jalur A
20 19

‫بنت ابن‬ ‫ابن ابن‬

cucu pr cucu laki


ASHOBAH
Ashabah (Sisa Harta)
• Ashabah: Ahli waris yang bagian penerimaannya tidak ditentukan,
tetapi menerima dan menghabiskan sisanya.
• Apabila yang meninggal tidak mempunyai ahli waris yang mendapat
bagian tertentu (zawil furud), maka harta peninggalan itu sepenuhnya
diserahkan kepada ashabah.
• Tetapi apabila ada diantara ahli waris ada yang mendapat bagian
tertentu, maka sisanya menjadi bagian ashabah yang dibagi menjadi
tiga macam, yaitu: a) Ashabah Binafsih (sendiri)
b) Ashabah Bilghair (dengan orang lain)
c) Ashabah Ma’alghair (bersama orang lain)
Ashobah Binafsih
21 8 7

‫أم أم‬ ‫أم أب‬ ‫أب أب‬


4
ayahnya
ibunya ibu ibunya ayah
ayah

Jalur C 10
3
6 5 15 16

‫أم‬ ‫أب‬ ‫عم شقيق‬ ‫عم ألب‬


paman paman
ibu ayah 9 seayah-ibu seayah

Jalur F
10
5 9 11
6 12 17 18
22 3 4
‫أخت ألم‬/‫أخ‬ ‫زوجة‬ ‫زوج‬ ‫أخت شقيقة‬ ‫أخ شقيق‬ ‫أخ ألب‬ ‫أخت شقيقة‬ ‫ابن عم شقيق‬ ‫ابن عم ألب‬
ALM sdri sdr
sdr/i seibu istri suami seayah-ibu seayah-ibu sdr seayah sdri seayah sepupu laki sepupu laki

Jalur B Jalur G
1 7 Jalur D 8 11 12
2 1 13 14

‫بنت‬ ‫ابن‬ ‫ابن‬ ‫ابن‬


keponakan keponakan
anak pr anak laki
laki-laki laki-laki
Jalur E
Jalur A
20 19

‫بنت ابن‬ ‫ابن ابن‬

cucu pr cucu laki 2


1. Anak laki-laki
Asabah yang
berhak mendapat 2. Cucu laki-laki dari anak laki-laki dan terus ke bawah
semua harta atau asal saja pertaliannya masih terus laki-laki
semua sisa secara
otomatis, diatur 3. Bapak
menurut susunan 4. Kakek (datuk) dari pihak bapak dan terus ke atas, asal
sebagai berikut: saja pertaliannya belum putus dari pihak bapak

5. Saudara laki-laki sekandung


ASHABAH 6. Saudara laki-laki sebapak
BINAFSHI
7. Anak saudara laki-laki kandung
8. Anak saudara laki-laki sebapak
9. Paman yang sekandung dengan bapak
10. Paman yang sebapak dengan bapak
11. Anak laki-laki paman yang sekandung dengan
bapak
12. Anak laki-laki paman yang sebapak dengan bapak
13. Laki-laki atau perempuan yang memerdekakan (budak)
Ashobah-ashobah tsb dinamakan
Ashobah Binafsihi karena langsung
menjadi ashobah tanpa disebabkan oleh
orang lain (otomatis).
Apabila semua ashobah tsb ada, maka
tidak semua dari mereka mendapat
bagian. Tetapi didahulukan ashobah yang
lebih dekat pertaliannya dengan orang
yang meninggal (muwarits).
Jika ahli waris yang ditinggalkan itu
anak laki-laki dan perempuan, maka
mereka mengambil semua harta ataupun
semua sisa. Dengan pembagian anak laki-
laki mendapat dua kali bagian anak
perempuan.
Ashobah Bilghair dan Ma’al Ghair
21 8 7

‫أم أم‬ ‫أم أب‬ ‫أب أب‬


ayahnya
ibunya ibu ibunya ayah
ayah

Jalur C
6 5 15 16

‫أم‬ ‫أب‬ ‫عم شقيق‬ ‫عم ألب‬


paman paman
ibu ayah
seayah-ibu seayah

Jalur F
22 3 4
B10 9
B B11
B12 17 18

‫أخت ألم‬/‫أخ‬ ‫زوجة‬ ‫زوج‬ ‫أخت شقيقة‬ ‫أخ شقيق‬ ‫أخ ألب‬ ‫أخت شقيقة‬ ‫ابن عم شقيق‬ ‫ابن عم ألب‬
ALM M sdri sdr
sdr/i seibu istri suami seayah-ibu seayah-ibu sdr seayah sdri seayah sepupu laki sepupu laki

Jalur B Jalur G
Jalur D M
2
B 1
B 13 14

‫بنت‬ ‫ابن‬ ‫ابن‬ ‫ابن‬


keponakan keponakan
anak pr anak laki
M laki-laki
Jalur E
laki-laki

Jalur A
B 19
B
Bilghair 20

‫بنت ابن‬ ‫ابن ابن‬

cucu laki
Ma’al Ghair M cucu pr
Ahli waris yang
menjadi Ashabah Anak laki-laki dapat menarik saudaranya
dengan sebab yang perempuan menjadi asabah
ditarik oleh ahli dengan ketentuan bahwa untuk laki-laki
waris tertentu dari mendapat bagian dua kali lipat
ashabah perempuan.
binafsihi.
Cucu laki-laki dari anak laki-laki dapat
menarik saudaranya yang perempuan
ASHABAH menjadi asabah
BILGHAIR
Saudara laki-laki sekandung juga dapat
menarik saudaranya yang perempuan
menjadi asabah

Saudara laki-laki sebapak juga dapat


menarik saudaranya yang perempuan
menjadi asabah
Ashabah bersama
Saudara perempuan sekandung apabila ahli warisnya
orang lain. Hanya
saudara perempuan sekandung (seorang atau lebih)
terdapat 2 macam,
dan anak perempuan (seorang atau lebih) atau
yaitu:
saudara perempuan sekandung dan cucu
perempuan (seorang atau lebih), maka saudara
perempuan menjadi Asabah Ma’alghair. Sesudah
ahli waris yang lain mengambil bagian masing-
masing, sisanya menjadi bagian saudara perempuan
ASHABAH tsb
MA’ALGHAIR

Saudara perempuan sebapak apabila ahli waris saudara


perempuan sebapak (seorang atau lebih), atau
saudara perempuan sebapak dan cucu perempuan
(seorang atau lebih), maka saudara perempuan
menjadi Asabah Ma’alghair.

Jadi, saudara perempuan sekandung/sebapak dapat menjadi Asabah Ma’alghair


apabila mereka tdk mempunyai saudara laki. Akan tetapi, apabila mereka mempunyai
saudara laki maka kedudukannya berubah menjadi Asabah Bilghair (saudara
perempuan menjadi asabah karena ada saudara laki-laki)
HIJAB-MAHJUB
• Hijab: Ahli waris yang lebih dekat dapat menghalangi ahli waris
yang lebih jauh sehingga ahli waris yang lebih jauh tidak dapat
menerima, atau bisa menerima, tapi bagiannya menjadi kurang.
• Hijab dibagi dua, yaitu sebagai berikut:
a) Hijab Hirman: Ahli waris yang lebih dekat dapat
menghalangi ahli waris yang lebih jauh, sehingga ahli waris almarhum
yang lebih jauh tidak mendapat sama sekali. (contoh: kakek
terhalang bapak; cucu terhalang anak)
anak
b) Hijab Nuqsan (mengurangi): ahli waris yang lebih dekat
dapat menghalangi ahli waris yang lebih jauh sehingga yang
lebih jauh bagiannya berkurang. (contoh: jika jenazah
cucu
meninggalkan anak, suami mendapat ¼, dan jika tdk
meninggalkan anak mendapat ½)
• Mahjub (terhalang): Ahli waris yang lebih jauh terhalang oleh
ahli waris yang lebih dekat sehingga sama sekali tidak dapat
menerima, atau dapat menerima tapi bagiannya berkurang.
• Mahjub dapat menerima waris, namun sekalinya menerima
hal itu dapat batal karena:
1)Tidak beragama islam.
2)Murtad dari agama islam
3)Membunuh
4)Menjadi hamba
Hijab Mahjub

21 8 7

‫أم أم‬ ‫أم أب‬ ‫أب أب‬


ayahnya
ibunya ibu ibunya ayah
ayah

Jalur C
6 5 15 16

‫أم‬ ‫أب‬ ‫عم شقيق‬ ‫عم ألب‬


paman paman
ibu ayah
seayah-ibu seayah

Jalur F
22 3 4 10 9 11 12 17 18

‫أخت ألم‬/‫أخ‬ ‫زوجة‬ ‫زوج‬ ‫أخت شقيقة‬ ‫أخ شقيق‬ ‫أخ ألب‬ ‫أخت شقيقة‬ ‫ابن عم شقيق‬ ‫ابن عم ألب‬
ALM sdri sdr
sdr/i seibu istri suami seayah-ibu seayah-ibu sdr seayah sdri seayah sepupu laki sepupu laki

Jalur B Jalur G
Jalur D
2 1 13 14

‫بنت‬ ‫ابن‬ ‫ابن‬ ‫ابن‬


keponakan keponakan
anak pr anak laki
laki-laki laki-laki
Jalur E
Jalur A
20 19

‫بنت ابن‬ ‫ابن ابن‬

cucu pr cucu laki


CARA MENGHITUNG WARISAN
• DalamIlmu Fara’id untuk
memudahkan hitungan angka-angka pecahan

Asal
tahapan pertama menentukan “

Masalah (AM)”, dalam ilmu


matematika “asal masalah” sama dengan

Kelipatan

Persekutuan Terkecil
(KPK)”
•AM hanya terbatas pada 7
macam = 2, 3, 4, 6, 8, 12,
dan 24
1. MUBAYYANAH / TABAYYUN
• Faktor penyebut yang berlainan, yang
satu tidak dapat dibagi / membagi
yang lain dan tidak mempunyai CONTOH
pembagi persekutuan. • AHLI WARIS : SUAMI, IBU
• Caranya dengan mengalikan 1.SUAMI : ½
penyebut pada pecahan pertama
dengan bilangan penyebut pada 2.IBU : 1/3
pecahan kedua. • MENGALIKAN 2 x 3 = 6
MAKA :
• 1.SUAMI : 3/6
• 2.IBU : 2/6
2. MUDAKHALAH / TADAKHUL

• AM : 4
• MAKA :
1. SUAMI :¼
2. ANAK Pr : 2/4
3. MUWAFAQAH

•Faktor penyebut • AHLI WARIS :


berlainan, tetapi 1. AYAH : 1/6
mempunyai pembagi 2. SUAMI : ¼
persekutuan 3. ANAK LK : Ashobah
•Masing-masing • MAKA : ½ x 6 x 4 = 12
penyebut pada 1. AYAH : 2/12
pecahan, habis 2. SUAMI : 3/12
dibagi 2 3. ANAK LK : 7/12
4. MUMATSALAH / TAMATSUL

• Faktor penyebut bersamaan, maka • AHLI WARIS :


diambil dari salah satu faktor yang
ada. 1. SUAMI :½
2. 1 SDR. PR SEAYAH : ½
CONTOH SOAL [1]
• AYAH ? • AM = 12
IBU = 1/3 = 4/12
• IBU ?
ISTRI =¼ = 3/12
• ISTRI ? AYAH = ASHOBAH = 5/12
JUMLAH HARTA 12/12
Rp. 960.000 IBU = 4/12 x 960.000 = 320.000
ISTRI = 3/12 x 960.000 = 240.000
AYAH = 5/12 x 960.000 = 400.000
12/12 960.000
• AYAH = ashobah
• IBU = 1/3
• ISTRI = 1/4
CONTOH SOAL [2]
• SUAMI ? • SUAMI = 1/2
• IBU ? • IBU = 1/3
• KAKEK ? • KAKEK = ashobah
JUMLAH HARTA: Rp. 2.400.000

• AM = 6
• SUAMI =½ = 3/6 x 2.400.000 = 1.200.000
• IBU = 1/3 = 2/6 x 2.400.000 = 800.000
• KAKEK = Ashabah = 1/6 x 2.400.000 = 400.000
6/6 2.400.000
CONTOH SOAL [3]
• Istri (janda) ? • Istri (janda) = 1/8
• Anak laki-laki ? • Anak laki-laki = ashobah binnafsi
• Cucu laki-laki ? • Cucu laki-laki = mahjub
• Ibu ? • Ibu = 1/6
• Ayah ? • Ayah = 1/6
JUMLAH HARTA: Rp. 50.000.000
• AM = 24
• Istri = 1/8 = 3/24 x 50juta = 6.250.000
• Ibu = 1/6 = 4/24 x 50juta = 8.333.333
• Ayah = 1/6 = 4/24 x 50juta = 8.333.333
• Anak laki-laki = ashobah = 13/24 x 50juta = 27.083.333
24/24 50.000.000
LATIHAN [1]
• Ada seorang perempuan (istri) meninggal dunia, ahli warisnya adalah
bapak, ibu, dua anak laki-laki, dan satu anak perempuan. Harta
peninggalannya sebanyak Rp18.000.000.-. Berapa bagian masing-
masing?
• Jawaban:
• Bapak 1/6
• Ibu 1/6
• Anak laki-laki (ashobah binnafsi), anak pr (ashobah bilghair)
• AM = 6
• Bapak 1/6 = 1/6 x 18jt = 3.000.000
• Ibu 1/6 = 1/6 x 18jt = 3.000.000
• 2 Anak laki-laki: Ashobah [2 ; 2 bagian) = 9.600.000
• Anak Peremuan: Ashobah Bilghair = 2.400.000
Jumlah = 18.000.000
Seorang meninggal dunia, ahli warisnya terdiri dari seorang
anak laki-laki, seorang anak pr dan seorang istri.
Meninggalkan harta warisan 100 juta siap dibagi, berapa
bagian masing-masing ahli waris?
Jawaban:
Anak laki-laki (asobah binnafsi)
Anak Perempuan (asobah bilghair)
Istri = 1/8
AM = 8
Istri 1/8 x 100juta = Rp 12.500.000
Anak laki (2 bagian) = Rp 58.333.333
Anak pr (1 bagian) = Rp 29.166.666
Rp 100.000.000
Seorang suami meninggal dunia, meninggalkan ahli waris
seorang istri (janda), 2 anak laki-lak dan 3 anak perempuan.
Harta peninggalan Rp. 50.000.000,- mempunyai utang Rp.
15.000.000,- biaya pemakaman Rp. 3.000.000,- berapa
bagian masing2 ahli waris?
Jawab: Total harta yang dibagi: Rp 32.000.000,-
Istri 1/8
2 anak laki (ashobah binnafsi)
3 anak pr (asobah bilghair)
AM = 8
Istri 1/8 x 32juta = 4.000.000
2 anak laki-laki (2;2) = 16.000.000 (untuk 2 orang)
3 anak prmpuan (1;1;1) = 12.000.000 (untuk 3 orang)
32.000.000
LATIHAN [4]
• Seorang pewaris meninggalkan harta warisan berupa sebidang tanah
seluas 4000 m2 (tinggal dibagikan kepada ahli waris). Ahli waris terdiri
dari: 4 org anak laki-laki, 2 orang saudara laki-laki sekandung, dan 3
orang paman (saudara laki-laki ayah pewaris). Berapakah bagian
masing-masing ahli waris?
• Jawaban:
• 4 anak lelaki = ashobah = 4000m2 ; 4
• 2 saudara laki-laki sekandung = mahjub = 0
• 3 orang paman = mahjub = 0
LATIHAN 5
❖ Jika seseorang meninggal dunia, meninggalkan harta berjumlah 3 buah rumah (masing-
masing seharga Rp. 150.000.000,-), sebidang tanah seluas 500 meter. (permeter
harganya Rp. 500.000,-), simpanan uang di Bank Rp. 300.000.000,- dan uang tunai Rp.
750.000.000,-. Ahli warisnya terdiri dari: isteri, 2 (dua) orang anak laki-laki, 3 (tiga) orang
anak perempuan, 3 (tiga) orang cucu laki-laki dan 5 (lima) orang cucu perempuan
(semua cucu dari anak perempuannya), seorang saudara laki-laki dan 2 (dua) orang
sauara perempuan, serta ibunya. Namun sebelum meninggal, ia berwasiat (di hadapan
para ahli warisnya) agar sebuah rumahnya diberikan kepada sebuah Yayasan, dan 2
(dua) orang pembantunya diberi masing-masing Rp. 25.000.000,-. Berapakah masing-
masing ahli waris memperoleh harta waris?
❖ Jawab:
❖ Langkah Pertama; pastikan dulu jumlah harta yang bisa dibagi:
❖ 1. dua rumah senilai 300.000.000 (yang satunya sudah diwasiatkan)
❖ 2. tanah 500m senilai 250.000.000
❖ 3. simpanan di bank senilai 300.000.000 Total harta almarhum
❖ 4. uang tunai senilai 700.000.000 (setelah dipotong wasiat untukRp 1.550.000.000
pembantunya)
• Langkah Kedua, pastikan siapa ahli • Langkah Kedua, pastikan siapa ahli
warisnya yang berhak: warisnya yang berhak:
• Isteri • Isteri dapat 1/8 karena ada anak
• 2 (dua) orang anak laki-laki • 2 (dua) orang anak laki-laki (ashobah
• 3 (tiga) orang anak perempuan binnafsi)
• 3 (tiga) orang cucu laki-laki • 3 (tiga) orang anak perempuan (ashobah
bilghair)
• 5 (lima)Mahjub
orang cucu perempuan
oleh anak laki-laki • Ibu dapat 1/6 karena ada anak
• Seorang saudara laki-laki
Bukan ahli waris
• 2 (dua) orang sauara perempuan
• AM = 24
• Ibu Mahjub oleh anak laki-laki

Mahjub oleh anak laki-laki


Penyelesaian akhir
• Isteri 1/8
• Ibu 1/6
• 2 (dua) orang anak laki-laki (ashobah binnafsi)
• 3 (tiga) orang anak perempuan (ashobah bilghair)
• AM = 24
• Total harta almarhum Rp 1.550.000.000
• Istri 1/8 x 24 = 3/24 x 1.550juta = 193.750.000
452.083.500
• Ibu 1/6 x 24 = 4/24 x 1.550juta = 258.333.500
• 1.550.000.000 – 452.083.500 = 1.097.916.500 : 7 = 156.845.500/bagian
• 2 anak lk [2:2] = 156.845.500 x 4 = 627.382.000 (untuk 2 org)
• 3 anak pr [1:1:1] = 156.845.500 x 3 = 470.536.500 (untuk 3 org)
AUL

• Jumlah bagian ahli waris lebih besar dari pada “ASAL MASALAH” (AM)
• Misal AM: 24, total bagian ahli waris: 27
• Maka “Asal Masalah” kita naikkan menjadi 27, dengan akibat bahwa bagian
ahli waris menjadi berkurang dari ketentuan semula.
Contoh Aul
• AM : 24 •Dari perhitungan
• AYAH: 1/6 + A = 4/24
tersebut, terlihat bahwa
• IBU: 1/6 = 4/24
• ISTRI: 1/8 = 3/24
AM lebih kecil yaitu 24
• 2 ANAK PR: 2/3 = 16/24 dari pada bagian ahli
• Jumlah = 27/24 waris yaitu 27, jika ada
kasus seperti ini maka
AM harus di AUL, yakni
disamakan dengan
bagian ahli waris.
Contoh Kasus Aul
• Seseorang meninggal dunia, meninggalkan harta warisan Rp 36 juta
dan ahli warisnya terdiri dari: ibu, suami (duda), dan dua saudara
seibu. Bagaimana pembagiannya?
• Jawab:
• Ibu = 1/3
• Suami ½
• 2 saudara seibu 1/3
• AM = 6
2/7 10.285.714.
• Ibu = 2/6 x 36 jt = Rp 12 juta
3/7 15.428.571
• Suami = 3/6 x 36 jt = Rp 18 juta
2/7 10.285.714.
• 2 saudara = 2/6 x 36 jt = Rp 12 juta
7/7 Rp 36.000.000
7/6 Rp 42 juta. Minus 6 juta.
Latihan Kasus Aul
Seorang istri meninggal dunia dengan ahli waris: SUAMI, AYAH, IBU, 4 ANAK PR.
Jumlah harta yang ditinggalkan Rp.60.000.000.
Jawab:
|| Suami ¼ || Ayah 1/6 || Ibu 1/6 || 3 Anak pr 2/3 ||
AM = 12
• Suami =¼ = 3/12 x 60 Jt = 15.000.000
• Ayah = 1/6 = 2/12 x 60 Jt = 10.000.000
• Ibu = 1/6 = 2/12 x 60 Jt3/15
= 10.000.000 12.000.000

• 3 anak pr = 2/3 = 8/12 x 60 Jt2/15


= 40.000.000 8.000.000

Jumlah = 15/12 =75.000.000


2/15 8.000.000

8/15 32.000.000

15/15 60.000.000
Radd
• Kebalikan dari “AUL” adalah di radd:
“RADD” • AM: 6 5
• Jumlah bagian ahli waris kurang
dari Asal Masalah, sehingga ada • Ibu: 1/6 = 1/6 = 1/5
sisa harta.
• Contoh :
• 4 Cucu pr: 2/3 = 4/6 = 4/5

• Ibu: ? 5/6 = 5/5


• 4 org cucu pr : ?
• Ada sisa harta 1/6 am di radd,
• Jadi:
• IBU: 1/5 x harta
• CUCU: 2/5 x harta
Contoh Soal Radd
• Seorang meninggal dunia dengan meninggalkan ahli waris
Ibu, Sdr pr kandung, dan Sdr lk seibu. Harta warisan 10
juta.
• Jawab:
• || Ibu 1/6 || Sdr pr kandung ½ || Sdr lk seibu 1/6 ||
• AM = 6
• Ibu 1/6 = 1/6 x 1/5
10juta = 1.666.666
2.000.000

6.000.000
• Sdr pr kandung ½ = 3/6 x 10juta = 5.000.000
3/5

1/5 2.000.000
• Sdr lk seibu 1/6 = 1/6 x 10juta = 1.666.666
5/6 5/5 = 8.333.332Rp(msh sisa)
10.000.000
Harta bersama / gono -gini
• Dalam KHI Pasal 96 ayat (1) :
• “Apabila terjadi cerai mati, maka separoh harta bersama menjadi hak
pasangan yang lebih lama hidup “
• Pembagian harta bersama
• Am = 12
• Harta = Rp. 960.000.000
• Harta = Rp.960.000.000 / 2 = Rp. 480.000.000
• •Ayah: A= 5/12 x 480 jt = 200 juta
• •Ibu: 1/3 = 4/12 x 480 jt = 160 juta
• •Istri: ¼ = 3/12 x 480 jt = 120 juta

• Maka bagian istri =


• 120.000.000 + 480.000.000 = 600.000.000
MAWARIS DI INDONESIA
• Menurut hukum adat, harta peninggalan itu terdiri dari:
▪ Harta benda yang diberikan oleh orang tua pada waktu
mereka masih hidup
▪ Harta yang diwariskan sewaktu orang tua masih hidup,
tetapi penyerahannya dilakukan setelah ayah tau ibu wafat
1. Hukum adat yang sesuai dengan hukum Islam:
a. Islam mengikut sertakan kaum wanita sebagai ahli
waris sebagaimana kaum pria.
b. Islam membagi harta warisan kepada segenap ahli waris
secara demokratis dan adil..
2. Hukum adat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam
• Apabila pembagiannya hanya berdasarkan nafsu atau
ketidakadilan, seperti halnya karena memilih – milih atau
terpaksa memberikan warisan karena adanya paksaan dari
ahli waris.
HIKMAH MAWARIS
• Memelihara kelanjutan harta benda , dari satu generasi ke generasi lain
• Menegakkan nilai-nilai perikemanusiaan, jebersamaan, dan demokratis di antara
manusia
• Menghindarkan perpecahan antar keluarga karena pembagian harta warisan yang
tidak adil
• Memelihara harta peninggalan dengan baik
• Memperhatikan anak yatim
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin.

Anda mungkin juga menyukai